Sepsis neonatorum.doc

6
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Tentang Sepsis Neonatorum DISAHKAN OLEH DIREKTUR UTAMA Dr. Taufik Zain, Sp.OG NOMOR DOKUMEN : TANGGAL : REVISI KE : NOMOR REVISI : TANGGAL : A. Pengertian ( Definisi ) Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam aliran darah, dan timbul pada satu bulan pertama kehidupan. Dibedakan menjadi sepsis neonatorum awitan dini dan sepsis neonatorum awitan lambat. B. Anamnesis 1. Riwayat ibu mengalami infeksi intrs uterin, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini. 2. Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang higienis. 3. Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah. 4. Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium. 5. Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat. 6. Riwayat keadaan bayi lunglai, megantuk atau aktivitas berkurang atau iritabel/rewel, muntah, perut kembung, tidak sadar, kejang. C. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum - suhu tubuh tidak normal - letargi atau lunglai, mengantuk atau aktivitas berkurang - malas minum sebelumnya minum dengan baik - iritabel atau rewel - kondisi memburuk secara cepat dan dramatis

Transcript of Sepsis neonatorum.doc

RS Permata Pamulang

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

Tentang

Sepsis Neonatorum

DISAHKAN OLEH

DIREKTUR UTAMADr. Taufik Zain, Sp.OG

NOMOR DOKUMEN :TANGGAL :

REVISI KE :NOMOR REVISI :TANGGAL :

A. Pengertian

( Definisi )

Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam aliran darah, dan timbul pada satu bulan pertama kehidupan. Dibedakan menjadi sepsis neonatorum awitan dini dan sepsis neonatorum awitan lambat.

B. Anamnesis1. Riwayat ibu mengalami infeksi intrs uterin, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau ketuban pecah dini.

2. Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang higienis.

3. Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah.

4. Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium.

5. Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat.6. Riwayat keadaan bayi lunglai, megantuk atau aktivitas berkurang atau iritabel/rewel, muntah, perut kembung, tidak sadar, kejang.

C. Pemeriksaan FisikKeadaan umum- suhu tubuh tidak normal - letargi atau lunglai, mengantuk atau aktivitas berkurang- malas minum sebelumnya minum dengan baik- iritabel atau rewel- kondisi memburuk secara cepat dan dramatisGastrointestial- muntah, diare, perut kembung, hepatomegali- tanda mulai muncul sesudah hari ke empatKulit-perfusi kulit kurang, sianosis, pucat, petekie, ruam, sklerm, ikterikKardiopulmooal-takipneu, distress respiratori ( merintih, retraksi) takikardi, hipotensiNeurologis- iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun - ubun menonjol, kaku kuduk sesuai meningitis

D. Kriteria Diagnosis1. Sepsis Neonatorum Awitan Dini : terjadi pada usia < 72jam

2. Sepsis Neonatorum Awitan Lmbat : terjadi pada usia > 72 jam

E. DiagnosisSepsis Neonatorum

F. Diagnosis Banding

G. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis secara serial untuk menilai perubahan akibat infekdi, netropeni, peningkatan rasio netrofil imatur/total (I/T) lebih 0.2 Peningkatan protein fase akut ( C-reactive protein) , peningkatan IgMDitemukan kuman pada pemeriksaan kultur, pengecatan gram dari darah, urin, dan cairan serebrospinal serta dilakuksn uji kepekaan kuman. Analisa gas darah ditemnuksn hipoksia, ssidosis metabolik, asidosis laktat. Pemeriksaan cairan serebrospinal ditemuksn peningkatan jumlah lekosit terutama PMN, jumlah lekosit 20/ml ( umur kurangvdari 7 hari), meningkatnya jumlah protein , penurunan kadar glukosa serta pada pengecatan grm ditemukan kuman. Gambaran ini sesuai dengan meningitis yang sering terjadi pada sepsis. Gangguan metabolik seperti hipoglikemi atau hiperglikemi, asidosis metabolik. Peningkatan kadar bilirubin.

Radiologis:

Pada foto dada dapat ditemukan :

Pneumonia kongenitaldan infeksi intrauterin ditemukan gambaran konsolidasi bilateral atau efusi pleura

Pneumonia dan infeksi intra partum infiltrasi dan destruksi jaringan bronkopulmoner, atelektasis segmental atau lobaris, gambaran retikulogranuler difus ( seperti penyakit membran hialin) , efusi pleura.

Pneumonia dan infeksi postnatal gambarannya sesuai dengan pola kuman tempat dimana bayi dirawat.

Pada pencitraan ( CT scan ) dapat ditemukan obstruksi aliran cairan serebrospinal, infark atau abses. Pada ultrasonografi dapat ditemukan vntrikulitis.

Pemeriksaan lain sesuia penyakit yang menyertainya.

H. TerapiManajemen umumDugaan sepsis

Pengobatan menggunakan daftar tabel temuan yang berhubungan dengan sepsis. Pada dugaan sepsis pengobatan pengobatan ditujukan pada temuan khusus ( misalnya kejang) serta dilakukan pemantauan.

Kecurigaan besar sepsis A. Antibiotik

Antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin, bila organisme tidak dapat ditemukan an bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam , ganti ampisislin dan beri sefotaksim disamping tetap beri gentamisin.

Jika ditemukan organisme penyebab infeksi, digunakan antibiotik sesuai uji kepekaan kuman. Antibiotik diberikan sampai 7 hari setelah ada perbaikan ( dosis lihat tabel ).

Pada sepsis dengan meningitis,pemberian antibiotik sesuai dengan pengobatan meningitis.

B. Respirasi

Menjaga patensijalan nafas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia.pada kasus tertentu membutuhkan ventilator mekanik.

C. Kardiovaskuler Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumatan serta pemantauan tensi ( bila tersedia fasilitas ) dan perfusi jaringan untuk cegah syok.

D. Hematologik

Transfusi komponen jika diperlukan. Atasi kelainan yang mendasari.

E. Tunjang Nutrisi adekuat

Manajemen Khusus

Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta serta komplikasi yang terjadi. ( misal kejang, gangguan metabolik, hematologi, respirasi, gastrointestinal, kardiorespirasi, hiperbilirubin )

Pada kasus tertentu dibutuhkan imunoterapi dengan pemberian imunoglobulin,antibodi monoklonal atau transfusi tukar ( bila fasilitas memungkinkan.

Bedah

Pada kasus tertentu misalnya hidrosefalus dan akumulasi progresif, enterokolitis nekrotikans, diperlukan tindakan bedah.

Lain-lain ( rujuakan subspesialis dll)

Pengelolaan bersama dengan subbagian neurologic anak, pediatri sosial, bagian mata, bedah syaraf dan rehabilitasi medik.

I. Edukasi

J. PrognosisAd vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Ad funsionam : dubia ad bonam

K. Tingkat EvidensI/II/III/IV

L. Tingkat RekomendasiA/B/C

M. Penelaah kritis

1. Dr. Soedjatmiko, Sp.A (K) M.Si

2. Dr. Elly Deliana Wibowo, Sp.A

3. Dr. Mulyono, Sp.A

4. Dr. Daisy Widiastuti, Sp.A

5. Dr. Cahyani Gita Ambarsari, Sp.A

6. Dr. Budi Yudono, Sp.A

7. Dr. Siti Rojanah, Sp.A

8. Dr. Prastowo Prayitno, Sp.A

9. Dr. Djunduah, Sp.A

N. Indikator Medis

O. Kepustakaan : 1. Buku ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi dan penyakit tropis, edisi pertama. Sumarmo PS, Garna H, Hadinegoro SR, penyunting. Edisi pertama. Jakarta, Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2002.

2. Red book. Report of the committee on infectious diseaseas. Pickering LK, Peter G, Baker CJ, Gerber MA, Macdonald NE, Orenstein WA, Patriarca P, penyunting. Edisi ke 25. Elk Grove Village, Philadelphia: American Academy of Pediatrix,2000.

3. Krugman Textbook of Infectious Diseases of Children. Gershon AA, Hotes PJ, Katz SL. Edisi ke 10. Philadelphia: Mosby, 2004.

4. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag SMF Ilmu Kesehatan Anak: Divisi Tropik dan Menular, edisi III. Darmawandono Widodo, Kaspan Faried. Surabaya,2006.

5. Nelson Textbook of Pediatric. Behrman RE, Vaughan III VC, Nelson WE, penyunting.Edisi ke 13. Philadelphioa: WB Saunders 2002.

Disetujui oleh :

Ketua Komite Medis

---------------------------------------------------------------Dibuat Oleh :

Ketua SMF Anak

------------------------------------------------------------