Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
-
Author
leonita-budi-utami -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
1/26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar BelakangSepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau
toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses
inflamasi. Sepsis hampir diderita oleh 18 juta orang diseluruh dunia setiap
tahunnya. Insidennya diperkirakan sekitar 50 95 kasus diantara 100.000
populasi dengan peningkatan sebear 9 % tiap tahunnya.8
Syok akibat sepsis merupakan penyebab kematian tersering di unit
pelayanan intensif di Amerika Serikat (AS). Penelitian epidemiologi sepsis
di AS menyatakan insiden sepsis sebesar 3/1.000 populasi yang meningkat lebih
dari 100 kali lipat berdasarkan umur (0,2/1.000 pada anak-anak, sampai
26,2/1.000 pada kelompok umur > 85 tahun). Angka perawatan sepsis
berkisar antara 2 sampai 11% dari total kunjungan ICU. Angka kejadian sepsis di
Inggris berkisar 16% dari total kunjungan ICU. Insidens sepsis di Australia sekitar
11 tiap 1.000 populasi. Sepsis berat terdapat pada 39 % diantara pasien sepsis.
Angka kematian sepsis berkisar antara 25 - 80 % diseluruh dunia tergantung
beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, ras, penyakit penyerta, riwayat
trauma paru akut, sindrom gagal napas akut, gagal ginjal dan jenis infeksinya
yaitu nosokomial, polimikrobial atau jamur sebagai penyebabnya.
Sepsis dapat mengenai berbagai kelompok umur, pada dewasa, sepsis
umumnya terdapat pada orang yang mengalami immunocompromised yang
disebabkan karena adanya penyakit kronik maupun infeksi lainnya. Mortalitas
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
2/26
2
sepsis di negara yang sudah berkembang menurun hingga 9% namun, tingkat
mortalitas pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia masih tinggi
yaitu 50 - 70% dan apabila terdapat syok septik dan disfungsi organ multiple,
angka mortalitasnya bisa mencapai 80%. Pada satu penelitian, insiden dari sepsis
bakterimia (baik garam negatif maupun positif) meningkat dari 3,8/1000 pada
tahun 1970 menjadi 8,7/1000 pada tahun 1987. Antara tahun 1980 dan 1992,
peningkatan insiden infeksi nosokomial meningkat 6,7 kasus per 1000 menjadi
18,4/1000. Peningkatan jumlah pasien yang mengalami immunocompromised
dan peningkatan dari penggunaan diagnsosis invasif dan teraupeutik merupakan
salah satu faktor predisposisi dalam meningkatnya insiden sepsis
yang apabila telat ditangani dapat menjadi sepsis berat dan menjadi syok sepsis
yang sebagian besar berujung pada kematian.7
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
3/26
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DefinisiSepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya
respon tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme.
Ditandai dengan panas, takikardia, takipnea, hipotensi dan disfungsi organ
berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah. Sepsis sindroma klinik yang
ditandai dengan5:
- Hyperthermia/hypothermia(>38C; < 35,6C)- Tachypneu(respiratory rate >20/menit)- Tachycardia (pulse >100/menit)- 10 % > cell imature- Suspected infection
Terdapat beberapa kriteria diagnostik baru untuk sepsis, diantaranya memasukkan
pertanda biomolekuler yaituprocalcitonin(PCT) dan C-reactive protein, sebagai
langkah awal dalam diagnosis sepsis.4
Derajat Sepsis :1,4,5
1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan 2gejala sebagai berikut :
a. Hyperthermia(>100.4 F atau 38 C) atau hypothermia(20/menit), atau PaCO2 (tekanan parsial darikarbondioksida dalam arteri darah) < 32 mmHg
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
4/26
4
c. Tachycardia (pulse >100/menit)d. jumlah sel darah putih yang abnormal : leukosit darah >12000/mm3
(leukositosis), 10%
2. Sepsis : Infeksi disertai SIRS3. Sepsis Berat : Sepsis yang disertai MODS/MOF, hipotensi, hipoperfusi,
Asidosis laktat , oligouri bahkan anuria dan penurunan kesadaran.
4. Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagaihipotensi yang diinduksi sepsis dan menetap kendati telah mendapat
resusitasi cairan, dan disertai hipoperfusi jaringan.
Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang
menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu
metabolisme sel/jaringan. Syok septik merupakan keadaaan dimana terjadi
penurunan tekanan darah (sistolik < 90mmHg atau penurunan tekanan darah
sistolik > 40mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan
resusitasi secara adekuat atau perlu vasopressor untuk mempertahankan tekanan
darah dan perfusi organ.3
2. EtiologiPenyebab terbesar adalah bakteri gram negatif dengan presentase 60 70
% kasus yang menghasilkan berbagai produk yang dapat menstimulasi sel imun
yang terpacu untuk melepaskan mediator inflamasi.5 Produk yang berperan
penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS), yang merupakan
komponen terluar dari bakteri gram negatif. LPS merupakan penyebab sepsis
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
5/26
5
terbanyak, dapat langsung mengaktifkan sistem imun seluler dan humoral, yang
dapat menimbulkan gejala septikemia. LPS tidak toksik, namun merangsang
pengeluaran mediator inflamasi yang bertanggung jawab terhadap sepsis.
Makrofag mengeluarkan polipeptida, yang disebut faktor nekrosis tumor (tumor
necrosis factor/ TNF) dan interleukin 1(IL-1), IL-6, dan IL-8 yang merupakan
mediator kunci dan sering mengikat sangat tinggi pada penderita
immunocompromise(IC) yang mengalami sepsis.2,4,5
Tabel 1. Etiologi Sepsis 1
Staphylococci, pneumococci, streptococcus, dan bakteri gram negatif
lainnya menyebabakan sepsis. Selain itu jamur opoortunistik, virus (dengue dan
herpes) atau protozoa (Falcifarum malariae) dilaporkan dapat menyebabkan
sepsis, walaupun jarang.5
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
6/26
6
Bakteri gram positif, jamur, dan virus, dapat juga menyebabkan sepsis
dengan prosentase yang lebih sedikit. Peptidoglikan yang merupakan komponen
dinding sel dari semua kuman, dapat menyebabkan agregasi trombosit.
Eksotoksin yang dihasilkan oleh berbagai macam kuman , misalnya -hemolisin
(S. Aurens), E. coli hemolisin (E. coli) dapat merusak integritas membran sel
imun secara langsung.5
3. PatogenesisSepsis melibatkan berbagai mediator inflamasi termasuk berbagai sitokin.
Sitokin proinflamasi dan antiinflamasi terlibat dalam patogenesis sepsis.
Termasuk sitokin proinflamasi adalah TNF, IL-1, interferon (IFN-) yang
membantu sel menghancurkan mikroorganisme yang menginfeksi. Termasuk
sitokin antiinflamasi adalah interleukin 1 reseptor antagonis (IL-1ra), IL-4, IL-10,
yang bertugas untuk memodulasi, koordinasi atau represi terhadap respon yang
berlebihan. Apabila terjadi ketidakseimbangan kerja sitokin proinflamasi dengan
antiinflamasi, maka menimbulkan kerugian bagi tubuh.2,5
Gambar 1. Patogenesis sepsis
9
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
7/26
7
Endotoksin dapat secara langsung dengan LPS dan bersama-sama
membentuk LPSab (Lipo Poli Sakarida antibodi). LPSab dalam serum penderita
kemudian dengan perantara reseptor CD14+ akan bereaksi dengan makrofag, dan
kemudian makrofag mengekspresikan imunomodulator. Hal ini terjadi apabila
mikroba yang menginfeksi adalah bakteri gram negatif yang mempunyai LPS
pada dindingnya.5
Eksotoksin, virus dan parasit yang merupakan superantigen setelah
difagosit oleh monosit atau makrofag yang berperan sebagaiAntigen Presenting
Cell (APC), kemudian ditampilkan dalam APC. Antigen ini membawa muatan
polipeptida spesifik yang berasal dariMajor Histocompatibility Complex(MHC).
Antigen yang bermuatan pada peptida MHC kelas II akan berikatan dengan CD4+
(limfosit Th1 dan Th2) dengan perantaraan TCR (T cell receptor).5
Limfosit T kemudian akan mengeluarkan substansi dari Th1 yang
berfungsi sebagai immunomodulator yaitu: IFN-, IL-2 dan M-CSF (Macrophage
Colony stimulating factor). Limfosit Th2 akan mengekspresikan IL-4, IL-5, IL-6,
dan IL-10. IFN- merangsang makrofag mengeluarkan IL-1 dan TNF-. IFN-,
IL-1 dan TNF- merupakan sitokin proinflamasi, pada sepsis terdapat
peningkatan kadar IL-1 dan TNF- dalam serum penderita. Sitokin IL-2 dan
TNF- selain merupakan reaksi sepsis, dapat merusakkan endotel pembuluh
darah, yang mekanismenya sampai saat ini belum jelas. IL-1 sebagai
imunoregulator utama juga mempunyai efek pada sel endotel, termasuk
pembentukan prostaglandin E2 (PG-E2) dan merangsang ekspresi intercellular
adhesion molecule-1(ICAM-1). Dengan adanya ICAM-1 menyebabkan neutrofil
yang telah tersensitisasi oleh granulocyte-macrophage colony stimulating
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
8/26
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
9/26
9
4. Patofisiologi Syok SeptikEndotoksin yang dilepaskan oleh mikroba akan menyebabkan proses
inflamasi yang melibatkan berbagai mediator inflamasi, yaitu sitokin, neutrofil,
komplemen, NO, dan berbagai mediator lain. Proses inflamasi pada sepsis
merupakan proses homeostasis dimana terjadi keseimbangan antara inflamasi dan
antiinflamasi. Bila proses inflamasi melebihi kemampuan homeostasis, maka
terjadi proses inflamasi yang maladaptif, sehingga terjadi berbagai proses
inflamasi yang destruktif, kemudian menimbulkan gangguan pada tingkat sesluler
pada berbagai organ.3
Terjadi disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO yang
menyebabkan maldistribusi volume darah sehingga terjadi hipoperfusi jaringan
dan syok. Pengaruh mediator juga menyebabkan disfungsi miokard sehingga
terjadi penurunan curah jantung.3
Lanjutan proses inflamasi menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ
yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multipel (MODS/MOF). Proses MOF
merupakan kerusakan pada tingkat seluler (termasuk difungsi endotel), gangguan
perfusi jaringan, iskemia reperfusi, dan mikrotrombus. Berbagai faktor lain yang
diperkirakan turut berperan adalah terdapatnya faktor humoral dalam sirkulasi
(myocardial depressant substance), malnutrisi kalori protein, translokasi toksin
bakteri, gangguan pada eritrosit, dan efek samping dari terapi yang diberikan .3
5. Gejala Klinis SepsisGejala klinis biasanya tidak spesifik, dengan gejala klinis berupa demam,
menggigil, gejala konstitutif seperti lelah, malaise, gelisah atau kebingungan,
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
10/26
10
takikardia, takipneu, kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya
sepsis (tersangka sepsis).1,5 Pada keadaan sepsis gejala yang nampak adalah
gambaran klinis keadaan tersangka sepsis disertai hasil pemeriksaan penunjang
berupa lekositosis atau lekopenia, trombositopenia, granulosit toksik, hitung jenis
bergeser ke kiri, CRP (+), LED meningkatdan hasil biakan kuman penyebab dapat
(+) atau (-).4
Keadaan syok sepsis ditandai dengan gambaran klinis sepsis disertai tanda
tanda syok (nadi cepat dan lemah, ekstremitas pucat dan dingin, penurunan
produksi urin, dan penurunan tekanan darah). Gejala syok sepsis yang mengalami
hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia,
vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0,5 cc/kgBB/jam, tekanan darah sistolik
turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien pasien sepsis dengan volume
intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit
hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.
Perubahan hemodinamik tanda karakteristik sepsis berat dan syok septik pada
awal adalah hipovolemia, baik relatif (oleh karena venus pooling) maupun absolut
(oleh karena transudasi cairan). Kejadian ini mengakibatkan status hipodinamik,
yaitu curah jantung rendah, sehingga apabila volume intravaskular adekuat, curah
jantung akan meningkat. Pada sepsis berat kemampuan kontraksi otot jantung
melemah, mengakibatkan fungsi jantung intrinsik (sistolik dan diastolik)
terganggu. Meskipun curah jantung meningkat (terlebih karena takikardia
daripada peningkatan volume sekuncup), tetapi aliran darah perifer tetap
berkurang. Status hemodinamika pada sepsis berat dan syok septik yang dulu
dikira hiperdinamik (vasodilatasi dan meningkatnya aliran darah), pada stadium
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
11/26
11
lanjut kenyataannya lebih mirip status hipodinamik (vasokonstriksi dan aliran
darah berkurang).1,3,4,6
Tanda karakterisik lain pada sepsis berat dan syok septik adalah gangguan
ekstraksi oksigen perifer. Hal ini disebabkan karena menurunnya aliran darah
perifer, sehingga kemampuan untuk meningkatkan ekstraksi oksigen perifer
terganggu, akibatnya VO2 (pengambilan oksigen dari mikrosirkulasi) berkurang.
Kerusakan ini pada syok septic dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya
gangguan oksigenasi jaringan. Karakteristik lain sepsis berat dan syok septik
adalah terjadinya hiperlaktataemia, mungkin hal ini karena terganggunya
metabolisme piruvat, bukan karena dys-oxia jaringan (produksi energi dalam
keterbatasan oksigen).3,5,6
Gejala sepsis akan menjadi lebih berat pada penderita usia lanjut,
penderita diabetes, kanker, gagal organ utama, dan pasien dengan
granulositopenia. Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi :5
- Sindrom distress pernapasan pada dewasa- Koagulasi intravaskular- Gagal ginjal akut- Perdarahan usus- Gagal hati- Disfungsi sistem saraf pusat- Gagal jantung- Kematian
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
12/26
12
6. Diagnosisa. Riwayat
Menentukan apakah infeksi berasal dari komunitas atau nosokomial, dan
apakah pasien immunocompromise. Beberapa tanda terjadinya sepsis
meliputi :5
1. Demam atau tanda yang tidak terjelaskan disertai keganasan atauinstrumentasi
2. Hipotensi, oliguria, atau anuria3. Takipnea atau hiperpnea, hipotermia tanpa penyebab yang jelas4. Perdarahan
b. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab
infeksi dan inflamasi yang terjadi, misalnya pada dugaan infeksi pelvis,
dilakukan pemeriksaan rektum, pelvis, dan genital.5
c. LaboratoriumHitung darah lengkap, dengan hitung diferensial, urinalisis, gambaran
koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar
asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan rontgen dada. Biakan
darah, sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus dilakukan.
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
13/26
13
Temuan awal lain: Leukositosis dengan shift kiri, trombositopenia,
hiperbilirubinemia, dan proteinuria. Dapat terjadi leukopenia. Adanya
hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik. Penderita diabetes dapat
mengalami hiperglikemia. Lipida serum meningkat.
Selanjutnya, trombositopenia memburuk disertai perpanjangan waktu
trombin, penurunan fibrinogen, dan keberadaan D-dimer yang menunjukkan
DIC. Azotemia dan hiperbilirubinemia lebih dominan. Aminotransferase
meningkat. Bila otot pernapasan lelah, terjadi akumulasi laktat serum.
Asidosis metabolik terjadi setelah alkalosis respiratorik. Hiperglikemia
diabetik dapat menimbulkan ketoasidosis yang memperburuk hipotensi.5
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
14/26
14
Tabel 2. Diagnosis for Sepsis 4
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
15/26
15
7. PenatalaksanaanTiga prioritas utama dalam penatalaksanaan sepsis:5
a. Stabilisasi pasien langsungMasalah yang dihadapi pasien dengan sepsis berat adalah pemulihan
abnormalitas yang membahayakan jiwa (ABC : airway, breathing,
circulation). Perubahan status mental atau penurunan tingkat kesadaran
akibat sepsis memerlukan perlindungan langsung terhadap jalan nafas
pasien. Intubasi diperlukan juga untuk memberikan kadar oksigen lebih
tinggi.5
Pasien dengan sepsis berat harus dimasukkan dalam ICU. Tanda vital
pasien harus dipantau. Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang
memadai dengan obat. Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi
ginjal. Pertahankan tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan obat
vasoaktif, misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.5
b. Darah harus cepat dibersihkan dari mikroorganismePerlu segera perawatan empirik dengan antimikrobial, yang jika
diberikan secara dini dapat menurunkan perkembangan syok dan angka
mortalitas. Setelah sampel didapatkan dari pasien, diperlukan regimen
antimikrobial dengan spektrum aktivitas luas. Bila telah ditemukan
penyebab pasti, maka antimikrobial diganti sesuai dengan agen penyebab
sepsis tersebut.1,5
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
16/26
16
Obat yang digunakan tergantung sumber sepsis, adalah :
- Untuk pneumonia dapatan komunitas biasanya digunakan 2 regimen obat.Biasanya sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone) atau keempat
(cefepim) diberikan dengan aminoglikosida (biasanya gentamisin).
- Pneumonia nasokomial : cefipim atau iminem-silastatin dan aminoglikosid- Insfeksi abdomen : iminem-silastatin atau pipersilin-tazobaktam dan
aminoglikosid
- Insfeksi abdomen nasokomial : imipenem-silastatin dan aminoglikosidatau pipersilin-tazobaktam dan amfoterisin B.
- Kulit/jaringan lunak : vankomisin dan imipenem-silastatin atau pipersilin-tazobaktam
- Kulit/jaringan lunak nasokomial : vankomisin dan sefipim- Infeksi traktus urinarius : ciprofloksasin dan aminoglikosid- Infeksi traktus urinarius nasokomial : vankomisin dan sefipim- Infeksi SSP : vankomisin dan sefalosporin generasi ketiga atau
meropenem
- Infeksi SSP nasokomial : meropenem dan vankomisin
c. Fokus infeksi awal harus diobatiHilangkan benda asing. Salurkan eksudat purulen, khususnya untuk
infeksi anaerobik. Angkat organ yang terinfeksi, hilangkan atau potong
jaringan yang gangren.5
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
17/26
17
8. Penatalaksanaan Syok SeptikPenatalaksanaan hipotensi dan syok septik merupakan tindakan resusitasi
yang perlu dilakukan sesegera mungkin. Resusitasi dilakukan secara intensif
dalam 6 jam pertama, dimulai sejak pasien tiba di unit gawat darurat. Tindakan
mencakup airway: a) breathing; b) circulation; c) oksigenasi, terapi cairan,
vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan. Pemantauan dengan kateter
vena sentral sebaiknya dilakukan untuk mencapai tekanan vena sentral (CVP) 8
12 mmHg, tekanan arteri rata rata (MAP) > 65 mmHg dan produksi urin > 0,5
ml/kgBB/jam.1,3,4,6
a. OksigenasiHipoksemia dan hipoksia pada sepsis dapat terjadi sebagai akibat
disfungsi atau kegagalan sistem respirasi karena gangguan ventilasi maupun
perfusi. Transpor oksigen ke jaringan juga dapat terganggu akibat keadaan
hipovolemik dan disfungsi miokard menyebabkan penurunan curah jantung.
Kadar hemoglobin yang rendah akibat perdarahan menyebabkan daya
angkut oleh eritrosit menurun. Transpor oksigen ke jaringan dipengaruhi
juga oleh gangguan perfusi akibat disfungsi vaskuler, mikrotrombus dan
gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan yang mengalami iskemia.3
Oksigenasi bertujuan mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan
saturasi oksigen di darah, meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki
utilisasi oksigen di jaringan.3
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
18/26
18
b. Terapi cairanPada keadaan hipovolemia akan terjadi gangguan transpor oksigen dan
nutrisi ke jaringan dan menyebabkan terjadinya hipotensi dan rejatan.
Hipovolemia pada sepsis perlu segera diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid maupun koloid. Volume cairan yang diberikan perlu dimonitor
kecukupannya agar tidak kurang ataupun berlebih. Secara klinis respon
terhadap pemberian cairan dapat terlihat dari peningkatan tekanan darah,
penurunan ferkuensi jantung, kecukupan isi nadi, perabaan kulit dan
ekstremitas, produksi urin, dan membaiknya penurunan kesadaran. Perlu
diperhatikan tanda kelebihan cairan berupa peningkatan tekanan vena
jugular, ronki, gallop S3, dan penurunan saturasi oksigen.3
Pada keadaan serum albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan
hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu
diberikan.3,4 Transfusi eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan
perdarahan aktif, atau bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu misalnya
iskemia miokardial dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan dicapai pada
sepsis dipertahankan pada 810 g/dl.1,3,4
c. Vasopresor dan inotropikVasopresor sebaiknya diberikan setelah keadaan hipovolemik teratasi
dengan pemberian cairan secara adekuat, tetapi pasien masih mengalami
hipotensi. Terapi vasopresor diberikan mulai dosis rendah secara titrasi
untuk mencapai MAP 60 mmHg, atau tekanan sistolik 90 mmHg.1,3
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
19/26
19
- Norepinephrine adalah agen adrenergik poten (0,013 g/kg per menit)yang berguna pada syok septik untuk vasokontriksi perifer.
Phenylephrine juga bisa berguna pada pasien dengan hipotensi yang
bertahan.
- Epinephrine 0,1 - 0,5 g/kg per menit atau inhibitor fosfodiesterase(amrinon dan milrinon), meningkatkan curah jantung dan menyebabkan
vasokontriksi perifer. Penggunaannya disimpan untuk pasien yang gagal
merespon terapi standar.
- Dopamine banyak digunakan dalam dosis rendah (1 5 g/kg per menit)untuk meningkatkan perfusi renal dan mesenteric. Dopamine dosis sedang
(10 20 g/kg per menit) bisa digunakan untuk menyokong tekanan
darah.
- Dobutamine (dosis 2 20 g/kg per menit) adalah agen inotropi adrenergik yang penggunaannya disukai untuk meningkatkan curah
jantung dan penyaluran oksigen. Dobutamine bisa dipertimbangkan
penggunaannya pada pasien sepsis parah dengan tekanan pengisian dan
tekanan darah yang cukup tapi cardiac index rendah.
Sebelum pemberian agen vasoaktif, sebaiknya dilakukan resusitasi cairan
agresif. Agen vasoaktif sebaiknya tidak digunakan untuk alternatif resusitasi
volume.
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
20/26
20
d. BikarbonatSecara empirik, bikarbonat dapat diberikan bila pH
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
21/26
21
insulin. Selain itu terjadi lipolisis, hipertrigliseridemia dan proses
katabolisme protein. Pada sepsis, kecukupan nutrisi: kalori (asam amino),
asam lemak, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin,
diutamakan pemberian secara enteral dan bila tidak memungkinkan perlu
diberikan secara parenteral.3
g. Kontrol gula darahTerdapat penelitian pada pasien ICU, menunjukkan terdapat penurunan
mortalitas sebesar 10.6 20.2% pada kelompok pasien yang diberikan
insulin untuk mencapai kadar gula darah antara 80 110 mg/dL
dibandingkan pada kelompok dimana insulin baru diberikan bila kadar gula
darah >115 mg/dL. Namun apakah pengontrolan gula darah tersebut dapat
diaplikasikan dalam praktek ICU, masih perlu dievaluasi, karena ada risiko
hipoglikemia.3,4
h. KortikosteroidSaat ini terapi kortikosteroid hanya diberikan dengan indikasi
insufisiensi adrenal. Hidrokortison dengan dosis 50 mg bolus IV 4x/hari
selama 7 hari pada pasien dengan renjatan septik menunjukkan penurunan
mortalitas dibandingkan kontrol. Keadaan tanpa syok, kortikosteroid
sebaiknya tidak diberikan dalam terapi sepsis.3
Pemberian kortikosteroid pada binatang percobaan yang dibuat sepsis
dapat menurunkan angka mortalitas. Pada suatu studi prospektif pada
manusia pemberian dosis tinggi 30 mg metil prednisolon/kgBB dan diikuti 5
mg/kgBB/jam sampai 9 jam pada ke dua studi ini tidak didapatkan
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
22/26
22
peningkatan angka mortalitas (Root, 1991). Pada penelitian yang lain juga
didapatkan hasil yang sama danhanya dapat memperbaiki keadaan shock
tetapi tidak memperbaiki angka mortalitas (Sprung,1984; Bone, 1987;
Hinshaw 1987; Cohen, 1991).
9. PrognosisPrognosis dari pasien pasien dengan sepsis dihubungkan ke keparahan
atau stadium dari sepsis serta ke keadaan kesehatan yang mendasarinya dari
pasien. Contohnya, pasien pasien dengan sepsis dan tidak ada tanda tanda
yang terus menerus dari gagal organ pada saat diagnosis mempunyai kira kira
15% - 30% kesempatan kematian. Pasien pasien dengan sepsis yang parah atau
septic shock mempunyai angka kematian dari kirakira 40% - 60%. Bayibayi
yang baru lahir dan pasienpasien anakanak dengan sepsis mempunyai kira
kira 9% - 36% angka kematian. Penyelidik penyelidik telah mengembangkan
scoring system (MEDS score) berdasarkan pada gejala gejala pasien untuk
menaksir prognosis. Ada sejumlah besar komplikasi komplikasi yang mungkin
terjadi dengan sepsis. Komplikasi komplikasi berhubungan dengan tipe dari
infeksi awal (contonya, pada infeksi paru dengan sepsis, komplikasi yang
potensial mungkin adalah keperluan untuk dukungan pernapasan) dan keparahan
dari sepsis (contohnya, septic shock yang berhubungan dengan infeksi anggota
tubuh yang dapat memerlukan amputasi anggota tubuh). Sebagai konsekwensi,
setiap pasien kemungkinan mempunyai potensi untuk komplikasi yang
berhubungan dengan sumber sepsis; pada umumnya, komplikasi komplikasi
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
23/26
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
24/26
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bila ada pasien dengan gejala klinis berupa demam, menggigil, gejala
konstitutif seperti lelah, malaise, gelisah atau kebingungan, takikardia, takipneu,
kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya sepsis (tersangka
sepsis). Sepsis adalah sindrom inflamasi sistemik yang sangat mengancam jiwa.
Permulaan dari infeksi yang berlanjut dengan SIRS lalu terjadilah sepsis yang
apabila terlambat ditangani dapat menjadi sepsis yang berat yang kemudian
berakibat syok septic yang menyebabkan komplikasi komplikasi seperti
disfungsi organ multipel yang berakhir dengan kematian.
Etiologi sepsis disebabkan oleh berbagai macam agen infeksi seperti
bakteri, virus maupun parasit. Agen infeksi yang paling sering menyebabkan
sepsis berdasarkan epidemiologi adalah bakteri gram negative dan positif dimana
mereka menghasilkan toksin toksin yang menyebabkan kerusakan sel tubuh
terutama pembuluh darah karena penyebaran mereka terutama hematogen.
Untuk mendiagnosis sepsis diperlukan pemeriksaan fisik maupun
laboratorium seperti darah lengkap, faktorfaktor pembekuan darah, konsentrasi
laktat dalam darah dan lain - lain. Penatalaksanaan penting dari sepsis ini adalah
perbaikan hemodinamik, pemberian antibiotic, focus infeksi harus diobati dan
terapi suportif seperti nutrisi, albumin dan lain-lain. Kegawatan yang paling
umum disebabkan sepsis adalah kerusakan multipel organ yang disebabkan
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
25/26
25
karena adanya kerusakan pembuluh darah akibat proses inflamasi inflamasi
sehingga perfusi pembuluh darah terganggu yang berakibat organ-organ akan
mengalami kelainan fungsinya karena saluran nutrisi mereka terganggu oleh
karena proses infeksi. Kelainan multipel organ akibat sepsis dapat mengenai otak,
paru, ginjal, hati, jantung maupun darah yang dapat menyebabkan kematian.
-
8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
26/26
Daftar Pustaka
1. Anthony S.F., Dennis L., Eugene B., Stephen L., Larry J., Joseph L.Harrisons Principles of Internal Medicine. 18thedition. US : McGraw-Hill
Companies. 2012.
2. Chandrasoma dan Taylor. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta :EGC. 2006.3.
3. Chen K dan Pohan H.T. 2007. Penatalaksanaan Syok Septik dalamSudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K,
Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp:
187-9
4. Dellinger R. P. et all. Surviving Sepsis Campaign. International Guidelinesfor Management of Severe Sepsis and Septic Shock. 2012
5. Hermawan A.G. 2007. Sepsis dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi,Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 1840-3
6. Purwadianto A dan Sampurna B. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi.Jakarta: Bina Aksara. Pp: 55-6
7. Michael R Pinsky, MD, CM, FCCP, FCCM. Shock Septic.http://emedicine.medscape.com/article/168402-overview#a0156. Diakses
Oktober 2013.
8. Larosa S. P. Sepsis. Disease Management Project. http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/infectious-disease/
sepsis/images/sepsis-fig1_large.jpg. Diakses Oktober 2013
9. Sepsis. Available from :http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/lectures/lecture/sepsis.htm.Diakses Oktober 2013
http://emedicine.medscape.com/article/168402-overview#a0156http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/168402-overview#a0156