Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

of 26 /26
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi. Sepsis hampir diderita oleh 18 juta orang diseluruh dunia setiap tahunnya. Insidennya diperkirakan sekitar 50    95 kasus diantara 100.000  populasi dengan peningkatan sebear 9 % tiap tahunnya. 8  Syok akibat sepsis merupakan penyebab kematian tersering di unit  pelayanan intensif di Amerika Serikat (AS). Penelitian epidemiologi sepsis di AS menyatakan insiden sepsis sebesar 3/1.000 populasi yang meningkat lebih dari 100 kali lipat berdasarkan umur (0,2/1.000 pada anak-anak, sampai 26,2/1.000 pada kelompok umur > 85 tahun). Angka perawatan sepsis  berkisar antara 2 sampai 11% dari total kunjungan ICU. Angka keja dian s epsis di Inggris berkisar 16% dari total kunjungan ICU. Insidens sepsis di Australia sekitar 11 tiap 1.000 populasi. Sepsis berat terdapat pada 39 % diantara pasien sepsis. Angka kematian sepsis berkisar antara 25 - 80 % dise luruh dunia tergantung  beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, ras, penyakit penyerta, riwayat trauma paru akut, s indrom gagal napas akut, gagal ginjal dan jenis infeksinya yaitu nosokomial, polimikrobial atau jamur s ebagai penyebabnya. Sepsis dapat mengenai berbagai kelompok umur, pada dewasa, sepsis umumnya terdapat pada orang yang mengalami immunocompromised yang disebabkan karena adanya penyakit kronik maupun infeksi lainnya. Mortalitas

Embed Size (px)

Transcript of Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    1/26

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar BelakangSepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau

    toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses

    inflamasi. Sepsis hampir diderita oleh 18 juta orang diseluruh dunia setiap

    tahunnya. Insidennya diperkirakan sekitar 50 95 kasus diantara 100.000

    populasi dengan peningkatan sebear 9 % tiap tahunnya.8

    Syok akibat sepsis merupakan penyebab kematian tersering di unit

    pelayanan intensif di Amerika Serikat (AS). Penelitian epidemiologi sepsis

    di AS menyatakan insiden sepsis sebesar 3/1.000 populasi yang meningkat lebih

    dari 100 kali lipat berdasarkan umur (0,2/1.000 pada anak-anak, sampai

    26,2/1.000 pada kelompok umur > 85 tahun). Angka perawatan sepsis

    berkisar antara 2 sampai 11% dari total kunjungan ICU. Angka kejadian sepsis di

    Inggris berkisar 16% dari total kunjungan ICU. Insidens sepsis di Australia sekitar

    11 tiap 1.000 populasi. Sepsis berat terdapat pada 39 % diantara pasien sepsis.

    Angka kematian sepsis berkisar antara 25 - 80 % diseluruh dunia tergantung

    beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, ras, penyakit penyerta, riwayat

    trauma paru akut, sindrom gagal napas akut, gagal ginjal dan jenis infeksinya

    yaitu nosokomial, polimikrobial atau jamur sebagai penyebabnya.

    Sepsis dapat mengenai berbagai kelompok umur, pada dewasa, sepsis

    umumnya terdapat pada orang yang mengalami immunocompromised yang

    disebabkan karena adanya penyakit kronik maupun infeksi lainnya. Mortalitas

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    2/26

    2

    sepsis di negara yang sudah berkembang menurun hingga 9% namun, tingkat

    mortalitas pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia masih tinggi

    yaitu 50 - 70% dan apabila terdapat syok septik dan disfungsi organ multiple,

    angka mortalitasnya bisa mencapai 80%. Pada satu penelitian, insiden dari sepsis

    bakterimia (baik garam negatif maupun positif) meningkat dari 3,8/1000 pada

    tahun 1970 menjadi 8,7/1000 pada tahun 1987. Antara tahun 1980 dan 1992,

    peningkatan insiden infeksi nosokomial meningkat 6,7 kasus per 1000 menjadi

    18,4/1000. Peningkatan jumlah pasien yang mengalami immunocompromised

    dan peningkatan dari penggunaan diagnsosis invasif dan teraupeutik merupakan

    salah satu faktor predisposisi dalam meningkatnya insiden sepsis

    yang apabila telat ditangani dapat menjadi sepsis berat dan menjadi syok sepsis

    yang sebagian besar berujung pada kematian.7

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    3/26

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. DefinisiSepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya

    respon tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme.

    Ditandai dengan panas, takikardia, takipnea, hipotensi dan disfungsi organ

    berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah. Sepsis sindroma klinik yang

    ditandai dengan5:

    - Hyperthermia/hypothermia(>38C; < 35,6C)- Tachypneu(respiratory rate >20/menit)- Tachycardia (pulse >100/menit)- 10 % > cell imature- Suspected infection

    Terdapat beberapa kriteria diagnostik baru untuk sepsis, diantaranya memasukkan

    pertanda biomolekuler yaituprocalcitonin(PCT) dan C-reactive protein, sebagai

    langkah awal dalam diagnosis sepsis.4

    Derajat Sepsis :1,4,5

    1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan 2gejala sebagai berikut :

    a. Hyperthermia(>100.4 F atau 38 C) atau hypothermia(20/menit), atau PaCO2 (tekanan parsial darikarbondioksida dalam arteri darah) < 32 mmHg

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    4/26

    4

    c. Tachycardia (pulse >100/menit)d. jumlah sel darah putih yang abnormal : leukosit darah >12000/mm3

    (leukositosis), 10%

    2. Sepsis : Infeksi disertai SIRS3. Sepsis Berat : Sepsis yang disertai MODS/MOF, hipotensi, hipoperfusi,

    Asidosis laktat , oligouri bahkan anuria dan penurunan kesadaran.

    4. Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagaihipotensi yang diinduksi sepsis dan menetap kendati telah mendapat

    resusitasi cairan, dan disertai hipoperfusi jaringan.

    Syok merupakan keadaan dimana terjadi gangguan sirkulasi yang

    menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak adekuat sehingga mengganggu

    metabolisme sel/jaringan. Syok septik merupakan keadaaan dimana terjadi

    penurunan tekanan darah (sistolik < 90mmHg atau penurunan tekanan darah

    sistolik > 40mmHg) disertai tanda kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan

    resusitasi secara adekuat atau perlu vasopressor untuk mempertahankan tekanan

    darah dan perfusi organ.3

    2. EtiologiPenyebab terbesar adalah bakteri gram negatif dengan presentase 60 70

    % kasus yang menghasilkan berbagai produk yang dapat menstimulasi sel imun

    yang terpacu untuk melepaskan mediator inflamasi.5 Produk yang berperan

    penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS), yang merupakan

    komponen terluar dari bakteri gram negatif. LPS merupakan penyebab sepsis

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    5/26

    5

    terbanyak, dapat langsung mengaktifkan sistem imun seluler dan humoral, yang

    dapat menimbulkan gejala septikemia. LPS tidak toksik, namun merangsang

    pengeluaran mediator inflamasi yang bertanggung jawab terhadap sepsis.

    Makrofag mengeluarkan polipeptida, yang disebut faktor nekrosis tumor (tumor

    necrosis factor/ TNF) dan interleukin 1(IL-1), IL-6, dan IL-8 yang merupakan

    mediator kunci dan sering mengikat sangat tinggi pada penderita

    immunocompromise(IC) yang mengalami sepsis.2,4,5

    Tabel 1. Etiologi Sepsis 1

    Staphylococci, pneumococci, streptococcus, dan bakteri gram negatif

    lainnya menyebabakan sepsis. Selain itu jamur opoortunistik, virus (dengue dan

    herpes) atau protozoa (Falcifarum malariae) dilaporkan dapat menyebabkan

    sepsis, walaupun jarang.5

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    6/26

    6

    Bakteri gram positif, jamur, dan virus, dapat juga menyebabkan sepsis

    dengan prosentase yang lebih sedikit. Peptidoglikan yang merupakan komponen

    dinding sel dari semua kuman, dapat menyebabkan agregasi trombosit.

    Eksotoksin yang dihasilkan oleh berbagai macam kuman , misalnya -hemolisin

    (S. Aurens), E. coli hemolisin (E. coli) dapat merusak integritas membran sel

    imun secara langsung.5

    3. PatogenesisSepsis melibatkan berbagai mediator inflamasi termasuk berbagai sitokin.

    Sitokin proinflamasi dan antiinflamasi terlibat dalam patogenesis sepsis.

    Termasuk sitokin proinflamasi adalah TNF, IL-1, interferon (IFN-) yang

    membantu sel menghancurkan mikroorganisme yang menginfeksi. Termasuk

    sitokin antiinflamasi adalah interleukin 1 reseptor antagonis (IL-1ra), IL-4, IL-10,

    yang bertugas untuk memodulasi, koordinasi atau represi terhadap respon yang

    berlebihan. Apabila terjadi ketidakseimbangan kerja sitokin proinflamasi dengan

    antiinflamasi, maka menimbulkan kerugian bagi tubuh.2,5

    Gambar 1. Patogenesis sepsis

    9

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    7/26

    7

    Endotoksin dapat secara langsung dengan LPS dan bersama-sama

    membentuk LPSab (Lipo Poli Sakarida antibodi). LPSab dalam serum penderita

    kemudian dengan perantara reseptor CD14+ akan bereaksi dengan makrofag, dan

    kemudian makrofag mengekspresikan imunomodulator. Hal ini terjadi apabila

    mikroba yang menginfeksi adalah bakteri gram negatif yang mempunyai LPS

    pada dindingnya.5

    Eksotoksin, virus dan parasit yang merupakan superantigen setelah

    difagosit oleh monosit atau makrofag yang berperan sebagaiAntigen Presenting

    Cell (APC), kemudian ditampilkan dalam APC. Antigen ini membawa muatan

    polipeptida spesifik yang berasal dariMajor Histocompatibility Complex(MHC).

    Antigen yang bermuatan pada peptida MHC kelas II akan berikatan dengan CD4+

    (limfosit Th1 dan Th2) dengan perantaraan TCR (T cell receptor).5

    Limfosit T kemudian akan mengeluarkan substansi dari Th1 yang

    berfungsi sebagai immunomodulator yaitu: IFN-, IL-2 dan M-CSF (Macrophage

    Colony stimulating factor). Limfosit Th2 akan mengekspresikan IL-4, IL-5, IL-6,

    dan IL-10. IFN- merangsang makrofag mengeluarkan IL-1 dan TNF-. IFN-,

    IL-1 dan TNF- merupakan sitokin proinflamasi, pada sepsis terdapat

    peningkatan kadar IL-1 dan TNF- dalam serum penderita. Sitokin IL-2 dan

    TNF- selain merupakan reaksi sepsis, dapat merusakkan endotel pembuluh

    darah, yang mekanismenya sampai saat ini belum jelas. IL-1 sebagai

    imunoregulator utama juga mempunyai efek pada sel endotel, termasuk

    pembentukan prostaglandin E2 (PG-E2) dan merangsang ekspresi intercellular

    adhesion molecule-1(ICAM-1). Dengan adanya ICAM-1 menyebabkan neutrofil

    yang telah tersensitisasi oleh granulocyte-macrophage colony stimulating

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    8/26

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    9/26

    9

    4. Patofisiologi Syok SeptikEndotoksin yang dilepaskan oleh mikroba akan menyebabkan proses

    inflamasi yang melibatkan berbagai mediator inflamasi, yaitu sitokin, neutrofil,

    komplemen, NO, dan berbagai mediator lain. Proses inflamasi pada sepsis

    merupakan proses homeostasis dimana terjadi keseimbangan antara inflamasi dan

    antiinflamasi. Bila proses inflamasi melebihi kemampuan homeostasis, maka

    terjadi proses inflamasi yang maladaptif, sehingga terjadi berbagai proses

    inflamasi yang destruktif, kemudian menimbulkan gangguan pada tingkat sesluler

    pada berbagai organ.3

    Terjadi disfungsi endotel, vasodilatasi akibat pengaruh NO yang

    menyebabkan maldistribusi volume darah sehingga terjadi hipoperfusi jaringan

    dan syok. Pengaruh mediator juga menyebabkan disfungsi miokard sehingga

    terjadi penurunan curah jantung.3

    Lanjutan proses inflamasi menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ

    yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multipel (MODS/MOF). Proses MOF

    merupakan kerusakan pada tingkat seluler (termasuk difungsi endotel), gangguan

    perfusi jaringan, iskemia reperfusi, dan mikrotrombus. Berbagai faktor lain yang

    diperkirakan turut berperan adalah terdapatnya faktor humoral dalam sirkulasi

    (myocardial depressant substance), malnutrisi kalori protein, translokasi toksin

    bakteri, gangguan pada eritrosit, dan efek samping dari terapi yang diberikan .3

    5. Gejala Klinis SepsisGejala klinis biasanya tidak spesifik, dengan gejala klinis berupa demam,

    menggigil, gejala konstitutif seperti lelah, malaise, gelisah atau kebingungan,

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    10/26

    10

    takikardia, takipneu, kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya

    sepsis (tersangka sepsis).1,5 Pada keadaan sepsis gejala yang nampak adalah

    gambaran klinis keadaan tersangka sepsis disertai hasil pemeriksaan penunjang

    berupa lekositosis atau lekopenia, trombositopenia, granulosit toksik, hitung jenis

    bergeser ke kiri, CRP (+), LED meningkatdan hasil biakan kuman penyebab dapat

    (+) atau (-).4

    Keadaan syok sepsis ditandai dengan gambaran klinis sepsis disertai tanda

    tanda syok (nadi cepat dan lemah, ekstremitas pucat dan dingin, penurunan

    produksi urin, dan penurunan tekanan darah). Gejala syok sepsis yang mengalami

    hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia,

    vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0,5 cc/kgBB/jam, tekanan darah sistolik

    turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien pasien sepsis dengan volume

    intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit

    hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.

    Perubahan hemodinamik tanda karakteristik sepsis berat dan syok septik pada

    awal adalah hipovolemia, baik relatif (oleh karena venus pooling) maupun absolut

    (oleh karena transudasi cairan). Kejadian ini mengakibatkan status hipodinamik,

    yaitu curah jantung rendah, sehingga apabila volume intravaskular adekuat, curah

    jantung akan meningkat. Pada sepsis berat kemampuan kontraksi otot jantung

    melemah, mengakibatkan fungsi jantung intrinsik (sistolik dan diastolik)

    terganggu. Meskipun curah jantung meningkat (terlebih karena takikardia

    daripada peningkatan volume sekuncup), tetapi aliran darah perifer tetap

    berkurang. Status hemodinamika pada sepsis berat dan syok septik yang dulu

    dikira hiperdinamik (vasodilatasi dan meningkatnya aliran darah), pada stadium

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    11/26

    11

    lanjut kenyataannya lebih mirip status hipodinamik (vasokonstriksi dan aliran

    darah berkurang).1,3,4,6

    Tanda karakterisik lain pada sepsis berat dan syok septik adalah gangguan

    ekstraksi oksigen perifer. Hal ini disebabkan karena menurunnya aliran darah

    perifer, sehingga kemampuan untuk meningkatkan ekstraksi oksigen perifer

    terganggu, akibatnya VO2 (pengambilan oksigen dari mikrosirkulasi) berkurang.

    Kerusakan ini pada syok septic dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya

    gangguan oksigenasi jaringan. Karakteristik lain sepsis berat dan syok septik

    adalah terjadinya hiperlaktataemia, mungkin hal ini karena terganggunya

    metabolisme piruvat, bukan karena dys-oxia jaringan (produksi energi dalam

    keterbatasan oksigen).3,5,6

    Gejala sepsis akan menjadi lebih berat pada penderita usia lanjut,

    penderita diabetes, kanker, gagal organ utama, dan pasien dengan

    granulositopenia. Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi :5

    - Sindrom distress pernapasan pada dewasa- Koagulasi intravaskular- Gagal ginjal akut- Perdarahan usus- Gagal hati- Disfungsi sistem saraf pusat- Gagal jantung- Kematian

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    12/26

    12

    6. Diagnosisa. Riwayat

    Menentukan apakah infeksi berasal dari komunitas atau nosokomial, dan

    apakah pasien immunocompromise. Beberapa tanda terjadinya sepsis

    meliputi :5

    1. Demam atau tanda yang tidak terjelaskan disertai keganasan atauinstrumentasi

    2. Hipotensi, oliguria, atau anuria3. Takipnea atau hiperpnea, hipotermia tanpa penyebab yang jelas4. Perdarahan

    b. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab

    infeksi dan inflamasi yang terjadi, misalnya pada dugaan infeksi pelvis,

    dilakukan pemeriksaan rektum, pelvis, dan genital.5

    c. LaboratoriumHitung darah lengkap, dengan hitung diferensial, urinalisis, gambaran

    koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar

    asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan rontgen dada. Biakan

    darah, sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus dilakukan.

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    13/26

    13

    Temuan awal lain: Leukositosis dengan shift kiri, trombositopenia,

    hiperbilirubinemia, dan proteinuria. Dapat terjadi leukopenia. Adanya

    hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik. Penderita diabetes dapat

    mengalami hiperglikemia. Lipida serum meningkat.

    Selanjutnya, trombositopenia memburuk disertai perpanjangan waktu

    trombin, penurunan fibrinogen, dan keberadaan D-dimer yang menunjukkan

    DIC. Azotemia dan hiperbilirubinemia lebih dominan. Aminotransferase

    meningkat. Bila otot pernapasan lelah, terjadi akumulasi laktat serum.

    Asidosis metabolik terjadi setelah alkalosis respiratorik. Hiperglikemia

    diabetik dapat menimbulkan ketoasidosis yang memperburuk hipotensi.5

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    14/26

    14

    Tabel 2. Diagnosis for Sepsis 4

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    15/26

    15

    7. PenatalaksanaanTiga prioritas utama dalam penatalaksanaan sepsis:5

    a. Stabilisasi pasien langsungMasalah yang dihadapi pasien dengan sepsis berat adalah pemulihan

    abnormalitas yang membahayakan jiwa (ABC : airway, breathing,

    circulation). Perubahan status mental atau penurunan tingkat kesadaran

    akibat sepsis memerlukan perlindungan langsung terhadap jalan nafas

    pasien. Intubasi diperlukan juga untuk memberikan kadar oksigen lebih

    tinggi.5

    Pasien dengan sepsis berat harus dimasukkan dalam ICU. Tanda vital

    pasien harus dipantau. Pertahankan curah jantung dan ventilasi yang

    memadai dengan obat. Pertimbangkan dialisis untuk membantu fungsi

    ginjal. Pertahankan tekanan darah arteri pada pasien hipotensif dengan obat

    vasoaktif, misal dopamin, dobutamin, dan norepinefrin.5

    b. Darah harus cepat dibersihkan dari mikroorganismePerlu segera perawatan empirik dengan antimikrobial, yang jika

    diberikan secara dini dapat menurunkan perkembangan syok dan angka

    mortalitas. Setelah sampel didapatkan dari pasien, diperlukan regimen

    antimikrobial dengan spektrum aktivitas luas. Bila telah ditemukan

    penyebab pasti, maka antimikrobial diganti sesuai dengan agen penyebab

    sepsis tersebut.1,5

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    16/26

    16

    Obat yang digunakan tergantung sumber sepsis, adalah :

    - Untuk pneumonia dapatan komunitas biasanya digunakan 2 regimen obat.Biasanya sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone) atau keempat

    (cefepim) diberikan dengan aminoglikosida (biasanya gentamisin).

    - Pneumonia nasokomial : cefipim atau iminem-silastatin dan aminoglikosid- Insfeksi abdomen : iminem-silastatin atau pipersilin-tazobaktam dan

    aminoglikosid

    - Insfeksi abdomen nasokomial : imipenem-silastatin dan aminoglikosidatau pipersilin-tazobaktam dan amfoterisin B.

    - Kulit/jaringan lunak : vankomisin dan imipenem-silastatin atau pipersilin-tazobaktam

    - Kulit/jaringan lunak nasokomial : vankomisin dan sefipim- Infeksi traktus urinarius : ciprofloksasin dan aminoglikosid- Infeksi traktus urinarius nasokomial : vankomisin dan sefipim- Infeksi SSP : vankomisin dan sefalosporin generasi ketiga atau

    meropenem

    - Infeksi SSP nasokomial : meropenem dan vankomisin

    c. Fokus infeksi awal harus diobatiHilangkan benda asing. Salurkan eksudat purulen, khususnya untuk

    infeksi anaerobik. Angkat organ yang terinfeksi, hilangkan atau potong

    jaringan yang gangren.5

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    17/26

    17

    8. Penatalaksanaan Syok SeptikPenatalaksanaan hipotensi dan syok septik merupakan tindakan resusitasi

    yang perlu dilakukan sesegera mungkin. Resusitasi dilakukan secara intensif

    dalam 6 jam pertama, dimulai sejak pasien tiba di unit gawat darurat. Tindakan

    mencakup airway: a) breathing; b) circulation; c) oksigenasi, terapi cairan,

    vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan. Pemantauan dengan kateter

    vena sentral sebaiknya dilakukan untuk mencapai tekanan vena sentral (CVP) 8

    12 mmHg, tekanan arteri rata rata (MAP) > 65 mmHg dan produksi urin > 0,5

    ml/kgBB/jam.1,3,4,6

    a. OksigenasiHipoksemia dan hipoksia pada sepsis dapat terjadi sebagai akibat

    disfungsi atau kegagalan sistem respirasi karena gangguan ventilasi maupun

    perfusi. Transpor oksigen ke jaringan juga dapat terganggu akibat keadaan

    hipovolemik dan disfungsi miokard menyebabkan penurunan curah jantung.

    Kadar hemoglobin yang rendah akibat perdarahan menyebabkan daya

    angkut oleh eritrosit menurun. Transpor oksigen ke jaringan dipengaruhi

    juga oleh gangguan perfusi akibat disfungsi vaskuler, mikrotrombus dan

    gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan yang mengalami iskemia.3

    Oksigenasi bertujuan mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan

    saturasi oksigen di darah, meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki

    utilisasi oksigen di jaringan.3

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    18/26

    18

    b. Terapi cairanPada keadaan hipovolemia akan terjadi gangguan transpor oksigen dan

    nutrisi ke jaringan dan menyebabkan terjadinya hipotensi dan rejatan.

    Hipovolemia pada sepsis perlu segera diatasi dengan pemberian cairan baik

    kristaloid maupun koloid. Volume cairan yang diberikan perlu dimonitor

    kecukupannya agar tidak kurang ataupun berlebih. Secara klinis respon

    terhadap pemberian cairan dapat terlihat dari peningkatan tekanan darah,

    penurunan ferkuensi jantung, kecukupan isi nadi, perabaan kulit dan

    ekstremitas, produksi urin, dan membaiknya penurunan kesadaran. Perlu

    diperhatikan tanda kelebihan cairan berupa peningkatan tekanan vena

    jugular, ronki, gallop S3, dan penurunan saturasi oksigen.3

    Pada keadaan serum albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan

    hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu

    diberikan.3,4 Transfusi eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan

    perdarahan aktif, atau bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu misalnya

    iskemia miokardial dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan dicapai pada

    sepsis dipertahankan pada 810 g/dl.1,3,4

    c. Vasopresor dan inotropikVasopresor sebaiknya diberikan setelah keadaan hipovolemik teratasi

    dengan pemberian cairan secara adekuat, tetapi pasien masih mengalami

    hipotensi. Terapi vasopresor diberikan mulai dosis rendah secara titrasi

    untuk mencapai MAP 60 mmHg, atau tekanan sistolik 90 mmHg.1,3

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    19/26

    19

    - Norepinephrine adalah agen adrenergik poten (0,013 g/kg per menit)yang berguna pada syok septik untuk vasokontriksi perifer.

    Phenylephrine juga bisa berguna pada pasien dengan hipotensi yang

    bertahan.

    - Epinephrine 0,1 - 0,5 g/kg per menit atau inhibitor fosfodiesterase(amrinon dan milrinon), meningkatkan curah jantung dan menyebabkan

    vasokontriksi perifer. Penggunaannya disimpan untuk pasien yang gagal

    merespon terapi standar.

    - Dopamine banyak digunakan dalam dosis rendah (1 5 g/kg per menit)untuk meningkatkan perfusi renal dan mesenteric. Dopamine dosis sedang

    (10 20 g/kg per menit) bisa digunakan untuk menyokong tekanan

    darah.

    - Dobutamine (dosis 2 20 g/kg per menit) adalah agen inotropi adrenergik yang penggunaannya disukai untuk meningkatkan curah

    jantung dan penyaluran oksigen. Dobutamine bisa dipertimbangkan

    penggunaannya pada pasien sepsis parah dengan tekanan pengisian dan

    tekanan darah yang cukup tapi cardiac index rendah.

    Sebelum pemberian agen vasoaktif, sebaiknya dilakukan resusitasi cairan

    agresif. Agen vasoaktif sebaiknya tidak digunakan untuk alternatif resusitasi

    volume.

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    20/26

    20

    d. BikarbonatSecara empirik, bikarbonat dapat diberikan bila pH

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    21/26

    21

    insulin. Selain itu terjadi lipolisis, hipertrigliseridemia dan proses

    katabolisme protein. Pada sepsis, kecukupan nutrisi: kalori (asam amino),

    asam lemak, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin,

    diutamakan pemberian secara enteral dan bila tidak memungkinkan perlu

    diberikan secara parenteral.3

    g. Kontrol gula darahTerdapat penelitian pada pasien ICU, menunjukkan terdapat penurunan

    mortalitas sebesar 10.6 20.2% pada kelompok pasien yang diberikan

    insulin untuk mencapai kadar gula darah antara 80 110 mg/dL

    dibandingkan pada kelompok dimana insulin baru diberikan bila kadar gula

    darah >115 mg/dL. Namun apakah pengontrolan gula darah tersebut dapat

    diaplikasikan dalam praktek ICU, masih perlu dievaluasi, karena ada risiko

    hipoglikemia.3,4

    h. KortikosteroidSaat ini terapi kortikosteroid hanya diberikan dengan indikasi

    insufisiensi adrenal. Hidrokortison dengan dosis 50 mg bolus IV 4x/hari

    selama 7 hari pada pasien dengan renjatan septik menunjukkan penurunan

    mortalitas dibandingkan kontrol. Keadaan tanpa syok, kortikosteroid

    sebaiknya tidak diberikan dalam terapi sepsis.3

    Pemberian kortikosteroid pada binatang percobaan yang dibuat sepsis

    dapat menurunkan angka mortalitas. Pada suatu studi prospektif pada

    manusia pemberian dosis tinggi 30 mg metil prednisolon/kgBB dan diikuti 5

    mg/kgBB/jam sampai 9 jam pada ke dua studi ini tidak didapatkan

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    22/26

    22

    peningkatan angka mortalitas (Root, 1991). Pada penelitian yang lain juga

    didapatkan hasil yang sama danhanya dapat memperbaiki keadaan shock

    tetapi tidak memperbaiki angka mortalitas (Sprung,1984; Bone, 1987;

    Hinshaw 1987; Cohen, 1991).

    9. PrognosisPrognosis dari pasien pasien dengan sepsis dihubungkan ke keparahan

    atau stadium dari sepsis serta ke keadaan kesehatan yang mendasarinya dari

    pasien. Contohnya, pasien pasien dengan sepsis dan tidak ada tanda tanda

    yang terus menerus dari gagal organ pada saat diagnosis mempunyai kira kira

    15% - 30% kesempatan kematian. Pasien pasien dengan sepsis yang parah atau

    septic shock mempunyai angka kematian dari kirakira 40% - 60%. Bayibayi

    yang baru lahir dan pasienpasien anakanak dengan sepsis mempunyai kira

    kira 9% - 36% angka kematian. Penyelidik penyelidik telah mengembangkan

    scoring system (MEDS score) berdasarkan pada gejala gejala pasien untuk

    menaksir prognosis. Ada sejumlah besar komplikasi komplikasi yang mungkin

    terjadi dengan sepsis. Komplikasi komplikasi berhubungan dengan tipe dari

    infeksi awal (contonya, pada infeksi paru dengan sepsis, komplikasi yang

    potensial mungkin adalah keperluan untuk dukungan pernapasan) dan keparahan

    dari sepsis (contohnya, septic shock yang berhubungan dengan infeksi anggota

    tubuh yang dapat memerlukan amputasi anggota tubuh). Sebagai konsekwensi,

    setiap pasien kemungkinan mempunyai potensi untuk komplikasi yang

    berhubungan dengan sumber sepsis; pada umumnya, komplikasi komplikasi

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    23/26

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    24/26

    24

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Bila ada pasien dengan gejala klinis berupa demam, menggigil, gejala

    konstitutif seperti lelah, malaise, gelisah atau kebingungan, takikardia, takipneu,

    kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya sepsis (tersangka

    sepsis). Sepsis adalah sindrom inflamasi sistemik yang sangat mengancam jiwa.

    Permulaan dari infeksi yang berlanjut dengan SIRS lalu terjadilah sepsis yang

    apabila terlambat ditangani dapat menjadi sepsis yang berat yang kemudian

    berakibat syok septic yang menyebabkan komplikasi komplikasi seperti

    disfungsi organ multipel yang berakhir dengan kematian.

    Etiologi sepsis disebabkan oleh berbagai macam agen infeksi seperti

    bakteri, virus maupun parasit. Agen infeksi yang paling sering menyebabkan

    sepsis berdasarkan epidemiologi adalah bakteri gram negative dan positif dimana

    mereka menghasilkan toksin toksin yang menyebabkan kerusakan sel tubuh

    terutama pembuluh darah karena penyebaran mereka terutama hematogen.

    Untuk mendiagnosis sepsis diperlukan pemeriksaan fisik maupun

    laboratorium seperti darah lengkap, faktorfaktor pembekuan darah, konsentrasi

    laktat dalam darah dan lain - lain. Penatalaksanaan penting dari sepsis ini adalah

    perbaikan hemodinamik, pemberian antibiotic, focus infeksi harus diobati dan

    terapi suportif seperti nutrisi, albumin dan lain-lain. Kegawatan yang paling

    umum disebabkan sepsis adalah kerusakan multipel organ yang disebabkan

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    25/26

    25

    karena adanya kerusakan pembuluh darah akibat proses inflamasi inflamasi

    sehingga perfusi pembuluh darah terganggu yang berakibat organ-organ akan

    mengalami kelainan fungsinya karena saluran nutrisi mereka terganggu oleh

    karena proses infeksi. Kelainan multipel organ akibat sepsis dapat mengenai otak,

    paru, ginjal, hati, jantung maupun darah yang dapat menyebabkan kematian.

  • 8/13/2019 Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis

    26/26

    Daftar Pustaka

    1. Anthony S.F., Dennis L., Eugene B., Stephen L., Larry J., Joseph L.Harrisons Principles of Internal Medicine. 18thedition. US : McGraw-Hill

    Companies. 2012.

    2. Chandrasoma dan Taylor. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta :EGC. 2006.3.

    3. Chen K dan Pohan H.T. 2007. Penatalaksanaan Syok Septik dalamSudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K,

    Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp:

    187-9

    4. Dellinger R. P. et all. Surviving Sepsis Campaign. International Guidelinesfor Management of Severe Sepsis and Septic Shock. 2012

    5. Hermawan A.G. 2007. Sepsis dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi,Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar

    Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan

    Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 1840-3

    6. Purwadianto A dan Sampurna B. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi.Jakarta: Bina Aksara. Pp: 55-6

    7. Michael R Pinsky, MD, CM, FCCP, FCCM. Shock Septic.http://emedicine.medscape.com/article/168402-overview#a0156. Diakses

    Oktober 2013.

    8. Larosa S. P. Sepsis. Disease Management Project. http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/infectious-disease/

    sepsis/images/sepsis-fig1_large.jpg. Diakses Oktober 2013

    9. Sepsis. Available from :http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/lectures/lecture/sepsis.htm.Diakses Oktober 2013

    http://emedicine.medscape.com/article/168402-overview#a0156http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/%20lectures/lecture/sepsis.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/168402-overview#a0156