Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

download Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

of 29

Transcript of Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    1/29

    TUTORIAL KLINIK

    Diajukan kepada :

    dr. Yossi budi Sp.An

    Tiara Tresnantia (20090310073)

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    2/29

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. n

    Usia : 70 tahun

    Alamat : Wirobrajan

    Agama : Islam

    Status : Menikah

    BB : 60 kgTB : 150 cm

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    3/29

    ANAMNESIS

    KELUHAN UTAMA:

    Nyeri seluruh lapang pandang perut

    RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:Pasien wanita umur 70 tahun dari igd datang

    dengan keluhan nyeri seluruh lapang pandang perut.Pasien rujukan dari rs rajawali dengan peritonitis ecobstruksi ileus. Pasien sudah dirawat di rs tsb selama1 minggu dan dirawat oleh dokter penyakit dalam.

    1 minggu yang lalu pasien mengeluh BABkehitaman Dan setelah dirawat 2 hari pasien tidak

    bisa BAB

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    4/29

    RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

    Riwayat sakit maag, hipertensi, asma, DM, sakit

    jantung, stroke, disangkal.

    RIWAYAT PENYAKIT KELUARGARiwayat DM, hipertensi, sakit jantung, stroke, asma,

    dan keganasan pada keluarga disangkal.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    5/29

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan umum: Tampak Sakit Berat

    Kesadaran: Somnolen,

    Tanda Vital: TD: 112/98 mmHg, N: 120kali/menit, RR 24 kali/menit, S: 40C.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    6/29

    Status generalis:

    Kepala: Normochepali

    Mata: CA -/-, SI -/-

    Leher: KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak

    teraba.Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

    Paru: SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-.

    Abdomen:

    I : Perut tampak distended,

    Pa : Nyeri pada seluruh kuadran abdomen. Distended (+)Pe : Timpani pada seluruh kuadran abdomen,

    A : Bising usus menurun.

    Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-)

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    7/29

    Hb : 11,6 g/dl

    HT : 36%

    Leukosit : 32000 /uL

    Trombosit : 208.000 /uL

    Eritrosit : 4,73 juta/uL

    Ureum : 109mg/dl

    Kreatinin : 1,2 mg/dl

    GDS : 63 mg/dl

    AGD : pH 7,315 ; PCO2 28,9 ; PO2

    63,7; HCO3 14,4 ; Saturasi O2 91% ; BE -10,2

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    8/29

    Elektrolit : Na 141 mmol/L ; K 4,74 mmol/L ; Cl 114 mmol/L

    SGOT : 41

    SGPT : 9

    Protein total : 4,30

    Albumin : 2,10

    Globulin : 2,20

    Troponin T : 4,10

    Bil. Direk 4,00

    Bil. Indirek : 0,10

    Alkali Fosfatase : 31

    AGD : pH 7,443 ; PCO2 33,3 ; PO2 125,0; HCO3 22,3 ;

    Saturasi O2 98,6% ; BE -1

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    9/29

    PREOPERATIF

    Pasien dibawa ke ruang OK cito pada tanggal 25 okt dari IGD.

    Pasien pra-bedah didiagnosis suspect peritonitis e.c ileus obstruktif dengan abdominal sepsis. Di

    IGD pasien sudah mendapatkan terapi obat ceftriaxone, metronidazole, yal. Terapi cairan di IGD

    dextrose 5%, KaEn Mg3.

    Saat ini keadaan pasien adalah:

    Keadaan umum: Tampak sakit berat, Kesadaran somnolen

    TD: 112/98 mmHg, N: 120 kali/menit, RR 24 kali/menit, S: 41C.

    Pasien tidak memiliki riwayat sesak nafas, leher tidak pendek, riw. ISPA (-), nyeri dada (-) denyut

    jantung tidak normal (-), riw. kejang (-), stroke (-). Pasien tidak obesitas.

    Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11,6 g/dl ; HT 36% ; Leukosit 32.000 /uL ; Trombosit 208.000

    /uL ; Eritrosit 4,73 juta/Ul ; Ureum 109mg/dl ; Kreatinin 1,2 mg/dl ; GDS 63 mg/dl ; AGD(pH

    7,315 ; PCO2 28,9 ; PO2 63,7 ; HCO3 14,4 ; Saturasi O2 91% ; BE -10,2) ; Elektrolit (Na 141

    mmol/L ; K 4,74 mmol/L ; Cl 114 mmol/L) ; SGOT 41 ; SGPT 9; Protein total 4,30; Albumin 2,10

    ; Globulin 2,20; Troponin T 4,10 ; Bil. Direk 4,00; Bil. Indirek 0,10; Alkali Fosfatase 31; AGD (

    pH 7,443 ; PCO2 33,3 ; PO2 125,0 ; HCO3 22,3 ; Saturasi O2 98,6% ; BE -1)

    Status fisik pasien ASA 3E dengan severe sepsis. Pasien di lakukan general anestesia. Pasien

    diberi premedikasi dengan fentanyl 150 mcg. Selanjutnya pasien diinduksi intravena dengan

    propofol 30 mg, ketamin 30 mg. pasien diintubasi dengan ETT 7,5, Cuff (+)

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    10/29

    DURANTE OPERATIFSebelum induksi TD 130/80 mmHg, nadi 100 x/menit. Setelah induksi TD

    90/70mmHg, nadi 110 x/menit. Pemantauan tekanan darah selama operasi:

    Jam TD sistolik TD diastolik MAP HR

    10.30

    130

    70

    70

    110

    10.45 130 70 77 110

    11.00 130 70 110

    11.15

    130

    80

    63

    120

    11.30 130 70 68 120

    11.45 80 50 60 120

    12.00

    110

    60

    57

    120

    12.15 110 60 47 115

    12.30 110 70 - 120

    12.45

    110

    70

    60

    115

    13.00 110 70 120

    13.15 110 70 120

    13.30 110 70 120

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    11/29

    Pembedahan selesai sekitar pukul 13.30, dan tekanan darah pasien 110/70. Pada pukul 11.45

    tekanan darah turun hingga 80/50.

    Cairan yang masuk selama operasi berlangsung:.

    Jam 10.30 : Tangan kanan : RL 500cc

    Jam 10.45 : Tangan kanan ; RL 500cc

    Jam 11.15 : Kaki kanan : HES 500cc

    Jam 11.45 : Tangan kanan : RL 500cc

    Kaki kanan : RL 500cc

    Jam 12.30 : Tangan kanan : RL 500cc

    Kaki kanan : RL 500cc

    Total input cairan : 4000cc1000cc kolod dan 3000cc kristaloid

    Perdarahan total : 500cc

    Urin total : 50cc

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    12/29

    Instruksi post operasi

    Awasi tanda vital

    IVFD RL : D5 = 2 :2/24 jam

    NGT dialirkan

    Puasa sementara

    Meropenem 3x 1 gr i.v

    Ketorolac 3x 1 amp i.v

    Albumin 20% 100cc selama 3 hari berturut-turut

    Cek DPL dan elektrolit post OP, transfusi bila Ht di

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    13/29

    POST OPERATIF

    Pasien masuk ruang pulih pukul 13.35 dengan jalan nafas

    tidak ada masalah, pernapasan spontan. Aldrette skor:

    Aktivitas 1 ; sirkulasi 2 ; pernapasan 1 ; kesadaran 1 ; warna

    kulit 2.

    Pemantauan tanda vital di ruang pulih:

    Jam 13.35 : Pasien masuk ruang pulih dengan TD 110/70

    mmHg, N: 120x/menit

    Jam 13.50 : TD 100/70 mmHg, N: 110x/menit

    Jam 14.00 : Pasien di dorong ke ICU.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    14/29

    Peritonitis e.c suspec obstruksi ileus dengan ASA III

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    15/29

    Bakteri gram positif maupun gram negatif dapatmenimbulkan sepsis

    Pada bakteri gram negatif yang berperan adalahlipopolisakarida (LPS).

    LPS masuk ke dalam sirkulasi, sebagian akan diikatoleh faktor inhibitor dalam serum seperti lipoprotein,kilomikron sehingga LPS akan dimetabolisme

    Sebagian LPS akan berikatan dengan LBPsehingga mempercepat ikatan dengan CD14.

    Kompleks CD14-LPS menyebabkan transduksisinyal intraseluler melalui nuklear factor kappaB(NFkB), tyrosin kinase(TK),protein kinase C (PKC),suatu faktor transkripsi yang menyebabkandiproduksinya RNA sitokin oleh sel.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    16/29

    1. Kondisi apa yg terjadi pada kasus ini?

    2. Bagaimana terapi yang tepat pada kasus ini?

    3. Obat anastesi apa saja yg diberikan pada kasus

    ini ?4. Bagaimana kebutuhan cairan pada pasien ini ?

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    17/29

    1). Pada kasus infeksi, maka tubuh akan merespon dengan munculnya gejala-gejala systemic

    inflammatory response syndrome (SIRS),yaitu:

    - Suhu tubuh >38 C atau 90 x/menit

    - Nafas >20 x/menit

    - Leukosit >12.000 atau

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    18/29

    Keadaan pasien praoperatif semakin jelas dan memenuhi kriteria diagnostik untuk sepsis, jika

    dicocokkan dengan aloritme kriteria diagnostik berikut:

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    19/29

    Pada pasien pun sudah mulai ditemukan tanda

    yang mengarah kepada disfungsi organ, seperti

    peningkatan serum kreatinin (4,7 mg/dl) dan

    aPTT yang mulai memanjang (50,4), tekanan

    darah yang mulai turun dan tidak stabil, dan urin

    output yang berkurang. Jadi, severe sepsis harus

    mulai diwaspadai pada pasien.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    20/29

    2). Sepsis membutuhkan penanganan yang cepat, 3 prioritas terapi yang harus dilakukan adalah:

    1. Stabilisasi Pasien Langsung

    - Airway dan breathing support

    - Pemantauan hemodinamik terapi empirik gabungan yang agresif dengan cairan (kristaloid/koloid

    dengan agen inotropik atau vasopressor). Agen inotropic atau vasopressor yang dapat diberikan:

    a. Dopamine banyak digunakan dalam dosis rendah (1-5 g/kgper menit) untuk meningkatkan perfusirenal dan mesenteric. Dopamine dosis sedang (10-20g/kg per menit) bisa digunakan untuk

    menyokong tekanan darah.

    b. Dobutamine (dosis 2-20 g/kg per menit) adalah agen inotropi adrenergik yang penggunaannya

    disukai untuk meningkatkan curah jantung dan penyaluran oksigen. Dobutamine bisa

    dipertimbangkan penggunaannya pada pasien sepsis parah dengan tekanan pengisian dan tekanan

    darah yang cukup tapi cardiac index rendah.

    c. Norepinephrine adalah agen adrenergik poten (0,01-3 g/kgper menit) yang berguna pada syok

    septik untuk vasokontriksi perifer. Phenylephrine juga bisa berguna pada pasien dengan hipotensi

    yang bertahan.

    d. Epinephrine 0,1-0,5 g/kgper menit, meningkatkan curah jantung dan menyebabkan vasokontriksi

    perifer. Penggunaannya disimpan untuk pasien yang gagal merespon terapi standar.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    21/29

    Target yang harus tercapai dalam 6 jam pertama:

    - CVP 8-12mmHg namun pada pasien ini tidak dilakukan

    pemasangan CVC

    - MAP > 65 mmHg pada pasien ini MAP 0,5 mL/kg/jam pada pasien ini UO selama

    operasi 3 jam sebanyak 50cc dan tidak memenuhi target (98cc).

    - Saturasi O2 > 70%

    saturasi pasien berkisar antara 96-98 %

    2. Pemberian antibiotik yang adekuat tidak ada data yang

    menunjukkan bahwa pasien sudah mendapatkan terapi antibiotik

    3. Eliminasi fokus infeksi awaldilakukan laparotomi cito

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    22/29

    3). Ketika laparotomi cito, pasien ini dilakukan anestesi umum karena akan

    dilakukan operasi laparatomi eksplorasi. Anesthesia umum (general

    anesthesia) adalah suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang

    diikuti oleh hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat

    anestesi. Metode ini cocok untuk dilakukan pada operasi yang berlangsung

    lama. Serta dilakukan anestesi epidural di regio L3-L4 dengan jarum no

    18G. anestesi epidural adalah blockade saraf dengan menempatkan obat di

    ruang epidural. Obat anestetik lokal di ruang epidural bekerja langsung pada

    akar saraf spinal yang terletak di bagian lateral. Hal ini sesuai dengan

    indikasi anestesi epidural yakni meminimalisisr, penurunan tekanan darah

    saat pembedahan supaya tidak banyak perdarahan dan penambahan obat-

    obatan pada anestesia umum.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    23/29

    Premedikasi:

    pasien diberikan midazolam 1 mg. midazolam merupakan suatu benzodiazepine yang larut

    dalam air. Midazolam dimetabolisme secara cepat oleh enzim cytochrome P-450 hati dan

    usus halus menjadi metabolit aktif dan inaktif. Metabolit aktif dikonjugasikan secara cepat

    menjadi 1-hydroxymidazolam glucoronide dan diekskresikan melalui ginjal. Waktu

    eliminasi midazolam adalah sekitar 1 hingga 4 jam lebih pendek dari diazepam. Waktu

    paruh eliminasi ini dapat memanjang hingga dua kali lipat pada orangtua karena adanya

    penurunan aliran darah hati dan aktivitas enzim. Dosis penggunaan midazolam sebagai

    premedikasi adalah 0,07-0,15 mg/kgBB. Efek samping utama midazolam adalah depresi

    ventilasi yang disebabkan oleh penurunan rangsangan hipoksik. Depresi ventilasi yang

    diinduksi oleh midazolam dapat diperparah oleh adanya opioid dan obat depresan SSP

    lainnya. Bila kita melihat pemberian premedikasi dengan midazolam pada pasien ini kurang

    dari dosis terapetik yang hanya diberikan 1mg seharusnya dengan BB pasien 65kg pasien

    diberikan midazolam 4 mg. Pemberian dosis kecil ini kemungkinan dikarenakan oleh faktor

    usia dan faktor komorbid pasien dan pasien sudah mendapatkan anesthesia epidural

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    24/29

    Induksi:

    Pasien diberikan Propofol 70 mg. Propofol menghambat

    transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA. Propofol

    merupakan obat sedative-hipnotik yang digunakan dalam

    induksi dan pemeliharaan anestesi maupun sedasi. Injeksiintravena pd dosis terapetik memberikan efek hipnotif cepat,

    biasanya dalam waktu 40 detik dari awal pemberian injeksi.

    Propofol menyebabkan bronkodilatasi pada pasien dengan

    penyakit paru obstruktif kronik. Terdapat resiko apnea sebesar25%-35% pada pasien yang mendapat propofol. Pemberian

    agen opioid sebagai premedikasi meningkatkan resiko apnea.

    Infus propofol menurunkan volume tidal dan frekuensi

    pernapasan

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    25/29

    Propofol lebih menurunkan tekanan darah sistemik dari pada thiopental. Penurunan

    tekanan darah ini juga dipengaruhi perubahan volume kardiak dan resistensi pembuluh

    darah. Relaksasi otot polos pembuluh darah disebabkan hambatan aktivitas simpatis

    vasokontriksi. Propofol tidak mengganggu fungsi hepar dan ginjal yang dinilai dari enzim

    transamin hati dan konsentrasi kreatinin. Dosis induksi propofol pada pasien dewasa adalah

    1,5-2,5 mg/kgBB intravena dengan kadar obat 2-5 g/ml menimbulkan turunnya kesadaran

    yang bergantung pada usia pasien. Pasien lansia membutuhkan dosis induksi yang lebih

    kecil (25%-50%) sebagai akibat penurunan volume distribusi dan bersihan plasma.

    Kesadaran kembali saat kadar propofol di plasma sebesar 1,0-1,5g/ml. Dosis tipikalanestesi 100-300 g/kgBB/menit iv sering di kombinasikan dengan opioid kerja singkat.

    Efek samping penggunaan propofol yakni nyeri saat injeksi, myklonus, apneu,

    penurunan tekanan darah arterial dan yang jarang adalah trombophlebitis. Efek samping

    yang paling signifikan adalah penurunan tekanan darah sistemik.

    Bila kita melihat pemberian induksi dengan propofol pada pasien ini kurang dari dosis

    terapetik yang hanya diberikan 70 mg seharusnya dengan BB pasien 65kg pasien diberikan

    propofol 100 mg. pemberian dosis kecil ini kemungkinan dikarenakan oleh faktor usia dan

    faktor komorbid pasien dan pasien sudah mendapatkan anesthesia epidural.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    26/29

    4). Kebutuhan cairan perioperatif

    Terapi cairan perioperatif meliputi: penggantian cairan yang sudah hilang sebelumnya,

    kebutuhan maintenance, dan cairan yang hilang akibat operasi termasuk di dalamnya

    perdarahan.

    Penggantian cairan yang sudah hilang sebelumnya

    Penggantian cairan sebelum operasi dengan anggapan pasien berpuasa 8 jam dengan BB 65

    kg, maka jumlahnya adalah (40+20+45)x8 jam atau 840 ml. Pada realitanya, keadaanperkiraan ini akan meleset karena ada kompensasi ginjal dalam mempertahankan cairan

    tubuh. Namun pada pasien ini sudah terjadi gangguan fungsi ginjal, (kadar ureum sebelum

    operasi 165 mg/dL dan kreatinin 4.7 mg/dL) dan urin output setelah operasi hanya 50 cc

    dalam 3 jam. Normalnya pasien sudah memproduksi urin sekitar 100-200 cc dalam waktu 3

    jam.

    Kehilangan cairan lainnya yang abnormal juga bisa disebabkan oleh perdarahan preoperatif,

    muntah, diuresis, dan diare. Jika pasien dengan hiperventilasi, demam, dan berkeringat juga

    sering dapat meningkatkan pengeluaran cairan.

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    27/29

    Surgical fluid loss

    Penggantian darah yang hilang

    Pada pasien dengan hematocrit normal, baru diindikasikan transfuse jika kehilangan darah

    lebih dari 10-20%. Pada pasien ini, hematocrit awal tidak mencapai 30% (asumsi volume

    darah normal termaintain). Jadi perhitungan perdarahan yang diizinkan (allowable blood

    loss) tidak dapat dihitung. Karena pasien ini cito, pasien harus tetap dioperasi demi

    menyelamatkan nyawanya akibat severe sepsis.

    1. Estimasi volume darah pada pasien ini adalah 65x65=4225 ml

    2. Estimasi volume sel darah merah (RBCV) adalah 4225x26%=1098.50 ml

    3. Estimasi volume sel darah merah dengan hematocrit 30% adalah 4225x30%=1267.50 ml

    4. 1098.50-1267.5=-169

    5. ABL=3x-169=-507

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    28/29

    Replacing Redistributive & Evaporative Losses

  • 8/11/2019 Pasien Operasi Laparotomi Eksplorasi Dengan Tanda-tanda Syok Sepsis

    29/29

    Pada pasien ini karena operasi yang dijalani merupakan jenis operasi besar, maka 4-8

    x 65 = 260-520 cc. Kami mengambil 500 cc sebagai cairan yang menggantikan redistributive

    dan keringat.

    Jadi total cairan yang dibutuhkan pasien adalah .

    M+O+1/2 puasa = 3.105 + 500 + 420 = 1235 cc.

    Penggantian darah yang hilang 500 cc darah = 1500 cc kristaloid = 500 cc koloid

    Sebagai awal terapi reperfusi, pada diloading Ringer Laktat 500 ml dari IV line

    tangan kiri kemudian karena MAP turun menjadi 60 dan pasien masih takikardi (120x/menit),

    ditambahkan IV line dari kaki kanan dan diloading dengan HES 500 cc. Kemudian MAP

    baru meningkat menjadi 70 kembali dalam 30 menit.Kemudian MAP naik turun pada pasien

    ini, dan memburuk di pertengahan operasi dan MAP tidak bisa dipertahankan >65 mmHg.

    Loading cairan terus dilakukan hingga kristaloid yang masuk 3000 cc dan koloid 1000 cc.

    Perdarahan yang terjadi selama operasi sekitar 500 cc dan urin output hanya 50 cc. Kondisi

    tetap memburuk dan pasien sempat cardiac arrest.