Sepsis Neonaturum

26
SEPSIS NEONATURUM Pembimbing ; Dr.dr.Dora Darussalam,Sp.A(K)

description

slide

Transcript of Sepsis Neonaturum

Page 1: Sepsis Neonaturum

SEPSIS NEONATURUM

Pembimbing ;

Dr.dr.Dora Darussalam,Sp.A(K)

Page 2: Sepsis Neonaturum

PENDAHULUAN

Angka kejadian sepsis neonatal di negara

berkembang mencapai 1,8-18/1000 kelahiran.

WHO memperkirakan setiap tahunnya terjadi lima juta

kematian neonatus dan 98% terjadi di

negara berkembang.

Bayi laki-laki lebih berisiko mengalami sepsis dibandingkan bayi

perempuan, insidensinya pun meningkat pada bayi kurang bulan (BKB) dan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR).

Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam periode Januari-September 2005, angka kejadian sepsis neonatorum 13,68% dari seluruh kelahiran hidup dengan tingkat kematian 14,8% Data di RSCM menyatakan bahwa angka kejadian sepsis neonatal mencapai 13,7% dengan angka kematian 14%.

Page 3: Sepsis Neonaturum

LAPORAN KASUS

Page 4: Sepsis Neonaturum

Identitas Pasien

Nama : By.Rina AnggrainiUsia : 2 hariJenis Kelamin : laki-lakiAgama : IslamAlamat : Darul Imarah Suku : AcehNo RM : 1-02-24-77

Page 5: Sepsis Neonaturum

Keluha

n

Utama

Sesak napas

Anamnesis

Keluhan

Tambaha

nGerak tidak aktif, menangis lemah

RPS

Bayi dibawa ke RSUDZA dengan keluhan sesak napas. Bayi dilahirkan di Klnik Persalinan oleh Bidan 4 jam SMRS. Bayi lahir dengan riwayat tidak segera menangis, dengan APGAR score 2/5. Bayi terlihat kesulitan dalam bernapas, terlihat dari adanya retraksi pada dinding dada. Bayi menangis dengan lemah dan disertai dengan suara merintih. Gerakan bayi juga tidak aktif dan terlihat biru di bagian ekstremitas. Menurut pengakuan ibu, persalinan untuk kali ini sedikit lama bila dibandingkan dengan persalinan anak yang lainnya.

Page 6: Sepsis Neonaturum

RPO Pasien belum mendapatkan injeksi Vitamin K sebelum di rujuk ke RSUDZA.

Anamnesis

RPD Tidak ada

RPK Riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan asma tidak ada

RIWAYAT

KEHAMILA

N

Riwayat Ibu pasien ritun memeriksakan kandungannya di Puskesmas dan dr.Spesialis kandungan. Riwayat ibu mengalami demam berulang tidak ada, riwayat ibu mengalami keputihan ada. Riwayat ibu menderita hipertensi, diabetes mellitus, asam serta mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan tidak ada. Hipertensi, diabetes mellitus dan asma tidak ada

RIWAYAT

PERSALINA

N

Pasien merupakan anak keempat dari 4 bersaudara, dilahirkan spontan di klinik ditolong oleh bidan dengan BBl 3200 dan PB 48 cm dan LK 33 cm dan tidak segera menangis. Riwayat biru ada, riwayat ketuban berbau tidak ada.

Page 7: Sepsis Neonaturum

Kesadaran:

E4M6V5

HR : 162x/m

nt

RR : 66x/mn

t

T : 36,8C

STATUS INTERNUS

Page 8: Sepsis Neonaturum

PEMERIKSAAN FISIK

Page 9: Sepsis Neonaturum

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 10: Sepsis Neonaturum

DIAGNOSIS

Asfiksia berat neonaturum1

Respiratory Distress Syndrome2

Sangkaan Sepsis Neonaturum3

Ikterus Neonaturum4

Neonatal cukup bulan5

Sesuai dengan masa kehamilan6

Page 11: Sepsis Neonaturum

TERAPI

O2 Nasal kanul 2L/iIVFD Dextrose 10% 8gtt/i mikroInj.Ampicilin 160 mg/12 jamInj. Gentamisin 16 mg/24 jamInj.Vit K, IMRawat NICU dengan CPAP

IGD Ventilator CPAP dengan PEEP 7 dan Fio2 80%Ventilator dengan mode CMV PEEP 5 cmH2O, Fio2 85 % dan P2P 20IVFD Dextrose 10% 6 cc/jam IVFD 4:1 + CA.Glukonas +KCL 10cc/jamInj.Ampicilin 160 mg/12 jam Inj.Meropenem 90 mg/8jam (tanggal 15 oktober 2015)Inj. Gentamisin 16 mg/24 jam Inj.Amikasin 7,5 mg/12 jam (tanggal 20 oktober 2015)Inj.Dobutamin 1,6 cc dalam NaCl 0,9% 48,6 cc dengan kec 1cc/jamInj Ranitidin 3,2 mg/12 jamInj. Phenitoin 8mg/12 jam Paracetamol drop 0,3 cc/bila demamDiet ASI melalui OGT 

NICU

Page 12: Sepsis Neonaturum

ANALISA KASUS

Page 13: Sepsis Neonaturum

Pada kasus, bayi lahir dengan usia gestasi/kehamilan 40 minggu. Hal ini diketahui

dengan menggunakan perhitungan HPHT. Hari

pertama hadi terakhir ibu pada kasus adalah 02 Januari 2015, dan bayi lahir pada tanggal 8

Oktober 2015. Dari perhitungan tersebut didapatkan bayi lahir dengan usia gestasi/kehamilan

40 minggu.Oleh karena itu, pasien dapat digolongkan kedalam bayi cukup bulan

(BCB).

Bayi dapat diklasifikasikan menurut usia gestasi atau umur kehamilan. Klasifikasi tersebut antara lain :Bayi kurang bulan, bayi yang lahir

dengan masa gestasi < 37 mingguBayi cukup bula, bayi yang lahir diantara masa gestasi minggu 37-42 mingguBayi lebih bulan, bayi yang lahir dengan masa gestasi > 42 minggu

KASUS

Selain itu, penentuan bayi lahir cukup bulan, dapat dinilai dengan pemeriksaan Ballard score. Pemeriksaan Ballard score digunakan untuk menilai usia gestasi dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskular dan maturitas fisik dan kemudia dinilai dalam bentuk skore.

TEORI

Page 14: Sepsis Neonaturum

BALLARD SCORE

Dari hasil pemeriksaan Ballard score pada kasus, didapatkan bayi lahir cukup bulan dengan usia gestasi 40 minggu.

Pemeriksaan Ballard score selain dapat menilai usia kehamilan juga dapat menilai maturitas bayi.

Page 15: Sepsis Neonaturum

Penilaian maturitas bayi juga dapat dilakukan dengan melihat kurva perbandingan berat bayi lahir dengan usia gestasi yang diperoleh dari Ballard score. Dari perbandingan tersebut, maturitas bayi dapat dibedakan menjadi kecil untuk masa kehamilan (KMK), sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau besar untuk masa kehamilan (BMK).

Page 16: Sepsis Neonaturum

Bayi dengan berat lahir sama dengan atau di bawah persentil ke-10 digolongkan kecil masa kehamilan (KMK), sedangkan bayi yang memiliki berat lahir pada atau di atas persentil ke-90 digolongkan besar masa kehamilan (BMK), Jika berat lahir bayi berada di antara persentil ke-10 hingga ke-90 digolongkan sesuai masa kehamilan (SMK).Pada kasus, bayi dilahirkan dengan berat badan lahir sebesar 3200 gram dengan usia kehamilan 39-40 minggu. Berdasarkan kurva pertumbuhan dibawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa bayi termasuk bayi SMK (Sesuai untuk Masa Kehamilan) karena berat badan bayi dan masa gestasinya berada di antara persentil ke-10 dan 90.

Page 17: Sepsis Neonaturum

Pada sepsis awitan dini, kelainan ditemukan pada hari-hari pertama kehidupan (di bawah usia 3 hari). Infeksi terjadi secara vertikal karena penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau kelahiran. Sedangkan sepsis

awitan lambat biasanya disebabkan kuman yang berasal dari lingkungan sekitar bayi setelah hari ketiga kelahiran, dapat disebut juga transmisi horizontal dan

termasuk di dalamnya infeksi nosokomial.

Menurut The International Sepsis Definition Conference, sepsis adalah sindrom klinis dengan adanya systemic inflammantory response syndrome (SIRS) dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS,sepsis, sepsis berat, renjatan/syok, sepstik, disfungsi multiorgan dan akhirnya kematian. Sepsis neonatal dapat terjadi dalam dua awitan, yaitu awitan dini dan awitan lambat.

Dari anamnesis pada kasus, pasien datang dengan keluhan sesak napas dan menangis lemah. Pasien baru 4 jam dilahirkan pervaginam yang dibantu oleh bidan.

Pasien lahir tidak segera menangis dan ekstremitas kebiruan. Pasien juga tidak bergerak aktif, dan didapatkan Apgar score 2/5. Dari pemeriksaan fisik, ditemukan

pasien menangis dengan suara merintih/grunting, dan didapatkan retraksi interkostal dengan skor down 6 dan lajunapas 66x/menit. Dari anamnesis tersebut,

pasien sudah mengalmai gejala sepsis 4jam setelah lahir, sehingga sepsis yang dialami pasien masuk kedalam sepsis awitan dini.

Page 18: Sepsis Neonaturum

Gejala-gejala yang dialami pasien sesuai dengan kriteria sepsis, dimana pasien sepsis akan menunjukkan gejala-gejala seperti berikut pasien terlihat sesak dengan laju napas > 60x/menit yang disertai dengan retraksi dada yang dalam, suara menangis yang merintih, letargi atau tidak sadar, penurunan aktivitas/gerakan, pasien tidak mau minum atau menetek, adanya gangguan dari suhu dan terkadang juga disertai dengan nafas cuping hidung dan kejang. Gejala sepsis juga dapat diklasifikasikan menjadi kategori A dan B

Page 19: Sepsis Neonaturum

Pada pasien pemeriksaan

laboratorium tidak menunjukkan leukositosis,

leukosit pasien masih dalam

ambang batas yang ada, dari

jumlah neutrofil baik total neutrofil

ratio maupun ANC/absolute neutrofil count

masih dalam batas normal. Pasien

disini belum dilakukan

pemeriksaan kultur darah,

pemeriksaaan CRP maupun

prokalsitonin.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

pemeriksaan darah

pembiakan kultur darah

CRP

proklasitonin

Page 20: Sepsis Neonaturum

FAKTOR RISIKO SEPSIS NEONATORUM

IBUKetuban pecah dini Infeksi dan demam (>38°C) pada masa peripartum akibat korioamnionitisInfeksi saluran kemihKolonisasi vagina oleh Streptokokus grup B (SGB)cairan ketuban hijau keruh dan berbaukehamilan multipelpersalinan dan kehamilan kurang bulan faktor sosial ekonomi gizi ibu

ANAK

PematuritasBerat lahir rendahNilai apgar yang rendahTauma pada proses persalinanProsedur invasif seperti intubasi endotrakealPemakaian ventilatorAsfiksia neonatorumCacat bawaanPemberian nutrisi parenteralPerawatan di bangsal intensif bayi baru lahir yang terlalu lama

Page 21: Sepsis Neonaturum

FAKTOR RISIKO

Pada kasus ditemukan beberapa faktor risiko yang mendasari terjadinya sepsis pada pasien ini yaitu faktor risiko pada ibu berupa riwayat keputihan yang tidak diobati pasien, sehingga memperbesar kejadian infeksi neoaturum. Selain itu juga terdpat pada bayi berupa asfiksia neonaturum, denyut jantung >160x/menit , nilai apgar yang rendah.

Page 22: Sepsis Neonaturum

PENATALAKSANAAN

1.Memperbaiki asupan oksigen ke seluruh jaringan tubuh dengan melakukan pemasangan Continous Positive Airway Pressure (CPAP) dan ventilator yang berguna untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernapasan spontan.

Indikasi pemasangan CPAP pada pasien ini didasarkan pada hasil perhitungan skor down. Total perhitungan skor down pada pasien ini adalah 6. Dari perhitungan skor down tersebut, dapat menentukan tatalaksana awal pada bayi dengan asfiksia berat, dimana dengan skor down 6, bayi berada dalam kondisi gawat napas sehingga diperlukan terapi cepat agak tidak jatuh ke gagal napas, salah satunya dengan pemesangan CPAP dengan tujuan agak oksigen tetapi terjaga dan tidak terjadi hipoperfusi yang bekepanjangan.

Page 23: Sepsis Neonaturum

Penatalaksanaan pada kasus berupa pemberian antibiotik untuk mengatasi sumber infeksi. Antibiotik pertama yang dipilih pada kasus ini adalah kombinasi golongan penisilin dan aminoglikosida berupa ampisilin+gentamisin selama 4 ahri. Namun, karena tidak perbaikan klinis dengan terapi aantibiotik lini pertama, maka antibiotik ampisilin dan gentamisin diganti dengan meropenem.

Infeksi bakteri Gram negatif dapat diobati dengan kombinasi turunan penisilin (ampisilin atau penisilin spektrum luas) dan aminoglikosida. Sefalosporin generasi ketiga yang dikombinasikan dengan aminoglikosida atau penisilin spektrum luas dapat digunakan pada terapi sepsis yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif. Pilihan antibiotik baru untuk bakteri Gram negatif yang resisten terhadap antibiotik lain adalah karbapenem, aztreonam, dan isepamisin.

Page 24: Sepsis Neonaturum

Pada kasus bayi mendapatkan infus

D10% + NaCl 0,9% + KCl + Ca glukonas dan ASI

dengan OGT untuk memenuhi kebutuhan

cairan sekaligus menjaga kadar glukosa darah.

Pasien juga mendapatkan nutrisi

parenteral protein dan lipid dalam bentuk

aminofusin dan ivelip. Pasien juga dipuasakan

sementara hingga kondisi sedikit lebih stabil, setelah stabil

pasien diberlakukan diet hingga refleks hisapnya

sudah mulai kuat.

Pemberian nutrisi pada bayi pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu parenteral dan enteral. Pada bayi sepsis, dianjurkan untuk tidak memberikan nutrisi enteral pada 24-48 jam pertama. Nutrisi parenteral diberikan sebagai dukungan nutrisi bagi pasien yang tidak dapat mengkonsumsi atau menyerap sejumlah makanan secara adekuat melalui traktus gastrointestinal. Tipe cairan yang diberikan pada bayi harus memenuhi semua kebutuhan tubuh baik dari makronutrien (karbohidrat, nutrien, lemak) maupun mikronutrien (mineral,elektrolit).

NUTRISI

Page 25: Sepsis Neonaturum

Prognosis pada kasus sepsis neonatal tergantung dari banyak faktor. Dengan diagnosis dini dan terapi yang tepat, prognosis pasien baik. Tetapi apabila ada tanda dan gejala yang mengarah pada sepsis berat hingga disfungsi multiorgan, akan meningkatkan angka kematian. Rasio kematian pada sepsis neonatal 2–4 kali lebih tinggi pada bayi kurang bulan dibandingkan bayi cukup bulan. Rasio kematian pada sepsis awitan dini adalah 15-40% dan pada sepsis awitan lambat adalah 10-20%.

PROGNOSIS

Page 26: Sepsis Neonaturum

T E I M AKR IS HA