Rhinitis Alergika
-
Upload
indah-dwi-mentari -
Category
Documents
-
view
23 -
download
1
description
Transcript of Rhinitis Alergika
Laporan Kasus
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
STASE KEPANITERAAN KLINIK THT RSUD KOTA BANJAR2015
Pembimbing : dr. Rini Febrianti, Sp. THT-KL
Disusun oleh : Aditya Jhenevel Indah Dwi Mentari
Identitas
• Nama : An. I• Umur : 12 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan • Pekerjaan : Siswa SD• Alamat : RT 08/14, Desa Binangun,Kec.
Paturaman• Agama : Islam• Tgl Pemeriksaan : 21 Agustus 2015
Anamnesis (autoanamnesis & Alloanamnesi)
• Keluhan Utama :
Pilek yang hilang timbul sejak 1 minggu terakhir.
Riwayat Penyakit Sekarang• Pasien datang ke poliklinik THT karena pilek yang tidak
sembuh-sembuh sejak 1 tahun yang lalu, dan memburuk dalam 1 minggu terakhir. Pilek dengan cairan kental berwarna bening, encer, dan banyak, namun tidak berbau sampai menyebabkan hidung tersumbat. Keluhan ini memberat dirasakan terutama saat pagi dan malam hari, namun pada perubahan posisi kekanan maupun kekiri tidak memperberat keadaan hidung tersumbat. dimalam hari pasien sering terbangun dengan gejala bersin dan rasa tersumbat pada hidung. Pasien juga mengeluh sering bersin dan gatal pada hidung. Bersin ini dirasakan 3-5 kali dalam satu waktu. Batuk (-), demam (-), perdarahan dari hidung (-) gatal pada mata (-), banyak air mata keluar (-),pusing (-).
Riwayat Pengobatan
• Pasien sudah pernah berobat ke poliklinik THT sebelumnya, dan gejala membaik setelah pengobatan.
1. obat semprot untuk hidung
2. Obat alergi
3. Obat minum 1x1
Riwayat alergi
• Pasien memiliki alergi udara dingin.• Alergi terhadap debu , makanan , dan obat-obatan tidak
ada.
Riwayat psikososial
• Penggunaan selimut berbahan bulu• Pasien jarang berolahraga• Sering mengkonsumsi es saat di sekolah
Pemeriksaan Fisik
• KU : Tampak Sakit Ringan• Kesadaran : Compos mentis• Tekanan darah : 110/80 mm/Hg• Nadi : 88x/menit• Pernapasan : 18x/menit• Suhu : 36,2 ‘C
Status Generalis
• Kepala : Normochepal• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)• Hidung : ( status lokalis THT)• Mulut : ( status lokalis THT)• Telinga : ( status lokalis THT)• Leher : pembesaran KGB (-), Pembesaran Tiroid (-)• Thorax - Pulmo : Tidak dilakukan
- Cor : Tidak Dilakukan
Abdomen : nyeri tekan (-)
ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), crt < 2 detik
PEMERIKSAAN FISIK• STATUS LOKALIS (TELINGA)
Bagian Kelainan Dextra Sinistra
Preaurikula
Kelainan kongenitalRadangTumorTrauma
Nyeritekan
-----
-----
Aurikula
Kelainan kongenitalRadangTumorTrauma
Nyeri tarik
-----
-----
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS LOKALIS (TELINGA)Bagian Kelainan Dextra Sinistra
Retroaurikula
EdemaHiperemis
Nyeri tekanRadangTumor
Sikatriks
------
------
Canalis Acustikus Externa
Kelainan kongenitalKulit
SekretSerumenEdema
Jaringan granulasiMassa
Cholesteatoma
---
-----
--------
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS LOKALIS (TELINGA)Bagian Kelainan Dextra Sinistra
Membrana Timpani
WarnaIntak
perforasiReflekcahaya
Retraksi
Putih +-+_
Putih +-+_
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS LOKALIS (Hidung)Bagian Kelainan Dextra Sinistra
Keadaan Luar Warna, bentuk dan ukuran Dalam batas normal Dalam batas normal
Rhinoskopi anterior
MukosaSekret
Concha inferiorSeptum deviasi
Polip/tumorPasase udara
Hiperemis+
Hipertropy--+
Hiperemis+
Hipertropy--+
PEMERIKSAAN FISIK• STATUS LOKALIS (TENGGOROKAN)
Bagian Kelainan Keterangan
Mulut
Mukosa mulutLidah
Palatum molleGigi
Uvula Halitosis
Tenangbersih, basah,
TenangCaries (-)Simetris
-
Tonsil Mukosa
Besarkripta
Normal T1/T1
Normal
Faring Mukosa Normal
Resume• Pasien datang ke poliklinik THT karena pilek yang tidak
sembuh-sembuh sejak 1 tahun yang lalu, dan memburuk dalam 1 minggu terakhir. Pilek dengan cairan kental berwarna bening, encer, dan banyak, namun tidak berbau sampai menyebabkan hidung tersumbat. Keluhan ini memberat dirasakan hilang timbul terutama saat pagi dan malam hari, namun pada perubahan posisi kekanan maupun kekiri tidak memperberat keadaan hidung tersumbat. Sering terganggu saat tidur dengan keluhan bersin dan hidung tersumbat. Pasien juga mengeluh sering bersin dan gatal pada hidung. Bersin ini dirasakan 3-5 kali dalam satu waktu
Lanjutan...
• Pasien memiliki alergi udara dingin. • Riwayat psikososial pasien: Menggunakan selimut
berbahan bulu, pasien jarang berolahraga, sering mengkonsumsi es saat di sekolah• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda tanda vital : TD
110/80 mm/Hg, nadi 88x/menit, pernafasan 18x/m,suhu 36,2’c.• Pada pemeriksaan hidung didapatkan mukosa hiperemis
(+/+), sekret (+/+), concha inferior hipertropydan pasase udara +/+.
Diagnosis
• Diagnosis Banding
1. Rhinitis Alergika Kronik
2. Rhinitis Vasomotor
Diagnosis Kerja
Rhinitis Alergika
Penatalaksanaan
1. Nonmedikamentosa
Menghindari alargen penyebab
Banyak berolahraga
Menggunakan bahan yang tidak berbahan bulu
Penatalaksanaan
2. Medikamentosa• Ceterizin tab 10 mg No V
S 1dd1• Methyl prednisolon tab 4 mg no XV
S 3 dd1• Oxymetazolin Hcl spray. Fl. No 1
S 2gtt 1
Prognosis• Quo ad vitam : Dubia ad bonam• Quo ad functionam : Dubia ad bonam• Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
DEFINISI• Rhinitis alergi didefinisikan secara klinis pada 2008 'Allergic
Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) Guidelines' sebagai “sebuah kelainan bergejala dari hidung yang diinduksi setelah terekspose alergen dengan peradangan yang dimediasi IgE”.
• Hipersensitifitas yang dimediasi IgE (Gel dan Coombs Type 1) memdefinisikan penyakit alergis. Sebuah alergen ditemukan oleh sebuah antigen-presenting cell (APC) selanjutnya diproses dan diberikan ke pada T-helper cell limfosit.
ETIOLOGI2
• Alergen inhalan merupakan etiologi yang paling sering terjadi.• Pollen dari pohon dan rumput• spora mould• debu rumah• debris dari insek atau kutu rumah merupakan etiologi yang
sering ditemukan. • Alergi makanan sangat jarang sebagai etiologi yang sering. • Faktor genetik berpetran penting terhadap terjadinya rhinitis
alergi. Kemungkinan dari anak yang berkembang menjadi alergi adalah 20% dan 47% apabila satu atau kedua orang tua memiliki riwayat atopi.
EPIDEMIOLOGI
• Rhinitis alergi adalah sebuah kondisi yang sering ditemui diseluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat. Penyebaran penyakit ini semakin bertambah di negara berkembang.
• Rhinitits alergi sering menjangkit antara 10% dan 30% dari orang dewasa, dan 40% dari anak-anak. Dalam beberapa negara, lebih dari 50% remaja dilaporkan memiliki gejala rhinitis.
Klasifikasi Rhinitis Alergi (ARIA)
Intermiten Gejala terjadi < 4 hari seminggu atau < 4 minggu berturu-
turut
Persisten Gejala terjadi >4 hari per minggu dan/atau lebih dari 4
minggu berturut-turut
Ringan Tidak ada kriteria dari “moderat/parah” yang dialami
Moderat Satu atau lebih dari kriteria berikut terjadi:
Gangguan tidur
Pelemahan aktifitas sehari-hari, dan/atau olahraga
Gangguan pada kegiatan sekolah atau kerja
Gejala-gejala yang mengganggu
DIAGNOSIS• ANAMNESIS• Gejala utama dari rhinitis alergi antara lain rhinorrhea, bersin-
bersin, dan hidung tersumbat. • rhinorrhea anterior → tanda spesifik dari rhinitis alergi • postnasal drip → terlihat pada rhinosinusitis• Lokasi dan waktu gejala → untuk membedakan antara rhinitis
alergi dan non alergi.
• PEMERIKSAAN FISIK• Banyak sistem organ yang dapat dihubungkan dengan rhinitis
alergi• Rhinoskopi anterior→Lendir cenderung banyak terlihat diantara
septum dan turbinat. Turbinat sering membesar (Gambar 29.1), dan mukosa terlihat pucat. Polip juga merupakan tanda peradangan nasal kronis.
• Temuan mata → pembengkakan pada kelopak mata bagian bawah karena tersumbatnya vena.
• , menebalnya permukaan sklera, pembuluh konjungtiva yang menonjol, dan bertambahnya sekresi lendir. Bertambahnya vaskularitas dari kelopak mata bagian bawah dapat menyebabkan “allergic shiners” membuat pasien terlihat memar atau kelelahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji in-vivo dan in-vitro
Uji kulit hipersensitivitas cepat
Tingkat spesifik serum IgE
Uji provokasi nasal
DAFTAR PUSTAKA
1. Johnson, Jonas et al. esophagus. In : Bailey’s Head and Neck Surgery. New York. 5th Ed. Wolters Kluwer Publisher. 2014.
2. Dhingra, Pr. Pharinx. In : diseases of ear, nose, and throat. Philadelpia. 4th ed. Saunders Elsevier;2011.
3. Bansan, Mohan. Pharinx and esophagus. In: disease ear, nose, throat. New delhi. Jaypee Brothers Medical Publishers:2013.
4. Bousquet Jean et al. In: Allergic Rhinitis and Impact on Asthma Initiative. Panduan Saku untuk Dokter dan Perawat 2001