CR Rinitis Alergika
-
Upload
indah-frysdia-lestari -
Category
Documents
-
view
57 -
download
1
description
Transcript of CR Rinitis Alergika
SMF TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
APRIL 2014
CASE REPORT
RINITIS ALERGI ARANI NADHIRA1102009039 PEMBIMBING:DR. ZIRMACATRA, SPTHT
SAJIAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. F. Jenis Kelamin : Perempuan. Usia : 15 tahun. Agama : Islam. Pendidikan : SMP. Pekerjaan : Pelajar SMA. Alamat : Rancabolang, Sugihmukti
12/6 Pasir Jambu, Bandung.
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada 22 April 2014 pukul 11:00 WIB.
Keluhan UtamaBersin-bersin.
Keluhan TambahanGatal di hidung dan telinga.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
bersin-bersin sejak semalam, gatal pada hidung dan telinga, hidung tersumbat (+), hidung dan mata
berair (+)
nyeri dahi dan pipi (-), panas badan (-), batuk pilek (-), suara
menjadi serak (-), rasa tersumbat di telinga (-)
gatal-gatal pada kulit (-). asma (-), alergi cuaca dingin
dan debu (+), kontak dengan hewan peliharaan (-)
sering mengalami keluhan serupa dalam 2 tahun terakhir, hilang timbul,
biasanya muncul pagi-pagi setelah pasien membersihkan tempat tidur.
beberapa kali berobat ke dokter dan dikatakan
menderita alergi hidung.
dapat mengalami keluhan seperti ini ±3x
dalam sebulan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
riwayat batuk pilek sebelumny
a (+) sering dialami
riwayat keluhan serupa (+) sering kambuh.
keluhan serupa dalam
keluarga (-)
riwayat asma dan alergi makanan
dalam keluarga (-)
riwayat alergi
debu dan dingin (+)
riwayat alergi makanan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesan Sakit:
Tampak sakit ringan. Kesadaran:
Compos mentis.
Tanda Vital Tekanan darah:
(tidak dilakukan). Nadi : 84 x/menit. Respirasi: 20 x/menit. Suhu: 36,8oC per aksila.
Status Generalis Kepala mata anemi (-/-), allergic shiner (+), allergic crease (+). Leher KGB ttm, massa (-). Toraks dbn. Abdomen dbn. Ekstremitas urtikaria (-/-), edema (-/-), sianosis (-/-), CRT <2”.
STATUS LOKALIS: TELINGA
Bagian KelainanAuris
Dextra Sinistra
Preaurikula
Kongenital
Radang dan tumor
Trauma
-
-
-
-
-
-
Aurikula
Kongenital
Radang dan tumor
Trauma
-
-
-
-
-
-
Retroaurikula
Edema
Hiperemis
Nyeri Tekan
Sikatriks
Fistula
Fluktuasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Canalis Acusticus Externa
Kongenital
Kulit
Sekret
Serumen
Edema
Jaringan granulasi
-
tenang
-
-
-
-
-
tenang
-
-
-
-
Membran Timpani
Warna
Intak
Refleks cahaya
putih keabuan
intak
+
putih keabuan
intak
+
STATUS LOKALIS: HIDUNG
PemeriksaanCavum Nasal
Dextra Sinistra
Keadaan LuarBentuk dan
ukuran
d.b.n d.b.n
Rhinoskopi
Anterior
Mukosa
Sekret
Edema
Krusta
Septum
Deviasi
Polip/Tumor
pucat
+ (serosa)
+
-
-
-
pucat
+ (serosa)
+
-
-
-
Rhinoskopi Posterior tidak dilakukan tidak dilakukan
STATUS LOKALIS: MULUT DAN OROFARING
Status Lokalis: Maksilofasial Bentuk : simetris. Nyeri tekan : (-). Paresis nervus kranialis : (-).
Bagian Keterangan
Mukosa
Gigi geligi
Tonsil
Faring
tenang
t.a.k
T1-T1 tenang
hiperemis (-)
RESUME
Nn. F, 15 tahun, datang dengan keluhan bersin-bersin disertai rasa gatal di hidung dan telinga. Dari anamnesis didapatkan bahwa sejak tadi malam pasien bersin-bersin dan hal tersebut dirasakan terus-menerus hampir sepanjang malam, sehingga pasien tidak dapat tidur. Hidung tersumbat (+), watery nose (+), riwayat alergi pada cuaca dingin dan debu (+), riwayat alergi makanan/obat tertentu (-), riwayat asma (-). Pasien mengatakan bahwa keluhan seperti ini berulang dalam 2 tahun terakhir, ±3x dalam sebulan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya allergic shiner dan allergic crease. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak mukosa hidung mengalami edema, berwarna pucat, disertai adanya sekret bening encer yang banyak. Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan penunjang apapun.
DIAGNOSIS BANDING
Rinitis alergi intermiten sedang-berat. Rinitis infeksi. Rinitis non-alergi dengan sindrom eosinofilia. Rinitis vasomotor.
DIAGNOSIS KERJA Rinitis alergi intermiten sedang-berat.
USULAN PEMERIKSAAN Lab darah rutin: leukosit, diff. count. Skin prick test.
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologi Menghindari kontak
dengan alergen, misalnya dengan cara memakai masker saat menyapu atau membersihkan rumah.
Mengganti seprai dan sarung bantal/guling 1x sebulan.
Menjemur kasur tidur 1x sebulan.
Mandi dengan air hangat, memakai selimut dan kaus kaki saat tidur.
Farmakologi Kortikosteroid:
metilprednisolon 3x1 tab.
Antihistamin:
cetirizine 1x1 tablet.
PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam
PEMBAHASAN
MENGAPA DITEGAKKAN DIAGNOSIS RINITIS ALERGI INTERMITEN SEDANG-BERAT?
Dari anamnesis:• Keluhan bersin-bersin yang
dirasakan sejak tadi malam (sneezing).
• Adanya gatal pada hidung (nasal itching) dan telinga.
• Keluhan hidung tersumbat (nasal obstruction).
• Keluar sekret encer (nasal discharge), bening, dan banyak.
• Adanya riwayat alergi dingin dan debu.
Dari pemeriksaan fisik:• Mata merah.• Kulit berwarna kehitaman di bawah
kelopak mata bawah (allergic shiner).
• Lipatan tranversal pada hidung (transverse nasal crease / allergic crease).
• Pemeriksaan rongga hidung dengan spekulum didapatkan sekret hidung jernih, membran mukosa hidung edema dan pucat.
Klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO-ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2008, yaitu berdasarkan sifat berlangsung-nya, dibagi menjadi: Intermiten/kadang-kadang: bila gejala < 4 hari/minggu
atau < 4 minggu. Persisten/menetap: bila gejala > 4 hari/minggu dan > 4
minggu. Sedangkan untuk tingkat berat-ringannya
penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi: Ringan: bila tidak ditemukan gangguan tidur,
gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dan hal-hal lain yang terganggu.
Sedang-berat: bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas.
BAGAIMANA PENATALAKSANAAN PADA PASIEN INI?
Penting menghindari kontak dengan alergen penyebabnya.
Terapi farmakologi pada pasien dengan rinitis alergi, yaitu dengan mengikuti algoritma tatalaksana untuk rinitis alergi intermiten sedang-berat, sbb:antihistamin oral/topikal, atauantihistamin dan dekongestan oral, ataukortikosteroid topikal, atauNa kromoglikat.
Rusmarjono, Erfiaty AS, Nurbiaty, dkk (Editor). 2007. Sumbatan Hidung, Rinitis Alergi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi VI. Jakarta: FKUI. Hal: 118-122, 128-133
Irawati N, Kasakeyan E, dan Rusmono N. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 128-134.
Snow Jr, James B. Ballenger, John Jacob. 2003. Balllenger’s Otorhinolarynology Head and Neck Surgery Sixteenth Edition. Hamilton: BC Decker Inc. Hal: 708-739.
Hawke, Michael, et all. 2002. Diagnostic Handbook of Otorhinolaryngology. New York: Material. Hal: 91-155.
Lalwani, Anil K. 2008. Current Diagnosis and Treatment; Otolaryngology Head and Neck Surgery Second Edition. New York: McGraw Hill. Hal: 267-272
AP, Arwin, dkk. 2007. Buku Ajar Alergi imunologi Anak Edisi 2. Jakarta: IDAI. Hal: 76-88.
National Library of Medicine. Allergic Rhinitis. Tersedia pada: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000813.htm, diakses tanggal 25 April 2014.
DAFTAR PUSTAKA