Review Fieldtrip Tanah

8
TUGAS PRAKTIKUM MATAKULIAH MANAJEMEN AGROEKOSISTEM IDENTIFIKASI LAHAN BASAH Disusun Oleh : Febrianto Dwi Pritianda 135040218113022 Dita Yuni Normalasari 135040218113023 Galih Kurniawan Jati 135040218113026 Erli Nur Petrinasari 135040218114005 Didit Sugari 135050101113001 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kampus IV

description

maes

Transcript of Review Fieldtrip Tanah

TUGAS PRAKTIKUM

MATAKULIAH MANAJEMEN AGROEKOSISTEMIDENTIFIKASI LAHAN BASAH

Disusun Oleh : Febrianto Dwi Pritianda135040218113022

Dita Yuni Normalasari135040218113023

Galih Kurniawan Jati135040218113026

Erli Nur Petrinasari135040218114005

Didit Sugari

135050101113001

Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Kampus IV

Kediri

2015BAB 1

PENDAHULUANLahan basah adalah setiap wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air. Tergenang air yang dangkal, baik sebagian atau keseluruhannya. Genangan airnya bersifat permanen (terus-menerus) atau musiman. Baik berupa air diam ataupun mengalir. Baik berupa air tawar, air payau, maupun air asin. Terbentuk secara alami ataupun buatan manusia. Lahan basah merupakan suatu ekosistem yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, seperti tumbuh berbagai macam tipe vegetasi. Sehingga lahan basah kerap dikonversikan menjadi lahan lahan pertanian karena lahan ini dianggap memiliki tingkat kesuburan yang baik.

Kendati lahan basah merupakan lahan yang subur tetapi hanya tanaman tertentu saja yang bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik, misalnya padi. Meskipun padi bukan tanaman air, namun padi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada lahan yang tergenang air. Terdapat beberapa varietas tertentu yang cocok untuk lahan basah yang permanen. Tanaman lain selain padi yang dapat tumbuh di lahan basah seperti tanaman hutan untuk kayu, buah buahan, tanaman hias dan tanaman obat. Teratai juga merupakan tanaman yang potensial tumbuh di lahan basah karena manfaat dari teratai dapat digunakan sebagai obat.

Lahan basah yang akan kita analisis kali ini terletak di Jalan Penanggungan. Berikut ini adalah gambaran mengenai lahan basah yang akan dilakukan analisis.

BAB II

PROBLEMATIKA WILAYAH

Keadaan media tempat tumbuh sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Berbagai masalah dan kendala bisa saja muncul terkait dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing masing lahan. Pada lahan basah umumnya tidak dapat menyediakan segala unsur yang dibutuhkan tanaman. Pada lahan basah, unsur hara dan oksigen kurang tersedia dengan baik.

Lahan basah pada saat tergenang air memiliki kondisi tanah yang tidak ideal untuk tanaman. Pada lahan basah hanya terdapat bagian padat dan bagian cair, karena bagian udara telah terisi oleh air. Pori makro hilang dan mengusir udara yang diperlukan oleh tanaman untuk respirasi. Sedangkan tanah yang ideal memiliki bagian padat, bagian cair dan bagian udara yang berimbang. Air yang berlebih dalam tanah justru tidak dapat dipakai oleh tanaman tersebut karena sel sel akarnya tidak mampu menyerap air secara aktif sehingga air akan terangkut ke bagian atas tanaman. Penyebab sel sel akar tidak mampu menyerap air karena oksigen dalam tanah tidak tersedia sehingga akhirnya sel sel akar akan mati.

Keberadaan air yang sangat banyak di dalam tanah memiliki pengaruh buruk terhadap kondisi unsur hara. Beberapa unsur hara mengalami perubahan bentuk, seperti unsur nitrogen yang berganti bentuk dari NO3+ menjadi NH4- dan menyebabkan tanaman tersebut tidak mampu untuk menyerapnya. Air yang terlalu banyak menggenangi permukaan tanah juga dapat mengakibatkan terjadinya pencucian unsur hara sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan produksi tanaman yang dibudidayakan pada lahan tersebut.

Penyebab lain terjadinya lahan basah yang memiliki jenuh air yang tinggi diantaranya yaitu tanah pada lahan tersebut memiliki ruang pori yang sangat kecil sehingga air tidak mampu meresap ke dalam tanah. Selain itu sifat permeabilitas dan drainase disekitar lahan juga kurang maksimal. BAB III

PELAKSANAAN PENGAMBIL KEBIJAKAN

Masalah yang timbul dari beberapa kemungkinan diatas adalah bagaimana cara menanggulanginya agar lahan tersebut bisa digunakan layaknya sebagai lahan agroekosistem yang baik. Walaupun banyak juga sisi positif dari adanya lahan basah yang diantaranya yaitu, sebagai pemasok air, pusat keanekaragaman hayati, mampu memerangi perubahan iklim dll.Jika dihadapkan dengan kondisi seperti itu, hal yang mungkin dilakukan sebagai pengambil kebijakan adalah dengan membuat saluran drainase untuk membuang air yang berlebih ke tempat lain. Lahan basah dapat diubah menjadi lahan kering dengan pemanfaatan saluran drainase yang baik. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan tanah. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu melakukan penimbunan seluruh lahan dengan tanah yang bertujuan agar permukaan tanah lebih tinggi dari permukaan air. Setelah lahan selesai ditimbun dengan tanah, maka lahan tersebut dapat segera ditanami dengan tanaman. Cara selanjutnya dengan melakukan penimbunan di sebagian lahan saja. Lahan ditimbun di bagian tertentu, yaitu pada tempat yang ditumbuhi tanaman saja. Dengan demikian bagian lahan yang lain tetap tergenang air. Cara ini dipandang lebih aman dibandingkan dengan cara menimbun seluruh lahan karena ekosistem yang ada di perairan tersebut relatif tetap terjaga. Pendekatan lainnya adalah dengan memilih tanaman yang cocok ditanam di lahan basah, seperti padi dan teratai. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara tetap mempertahankan lahan seperti aslinya dengan beberapa tujuan sebagai pemasok air jika terjadi kekeringan melanda. BAB IV

KESIMPULAN

Lahan basah adalah setiap wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air. Tergenang air yang dangkal, baik sebagian atau keseluruhannya. Genangan airnya bersifat permanen (terus-menerus) atau musiman. Baik berupa air diam ataupun mengalir. Baik berupa air tawar, air payau, maupun air asin. Terbentuk secara alami ataupun buatan manusia.Berbagai masalah dan kendala yang muncul pada lahan basah antara lain unsur hara dan oksigen kurang tersedia dengan baik, lahan basah pada saat tergenang air memiliki kondisi tanah yang tidak ideal untuk tanaman, air yang berlebih dalam tanah justru tidak dapat diserap oleh tanaman, keberadaan air yang sangat banyak di dalam tanah memiliki pengaruh buruk terhadap kondisi unsur hara, memiliki jenuh air yang tinggi karena tanah pada lahan tersebut memiliki ruang pori yang sangat kecil, sifat permeabilitas dan drainase disekitar lahan juga kurang maksimal.

Hal yang mungkin dilakukan sebagai pengambil kebijakan adalah dengan membuat saluran drainase untuk membuang air yang berlebih ke tempat lain, penambahan seluruh atau sebagian area lahan dengan tanah, memilih tanaman yang cocok ditanam di lahan basah dan dengan tetap mempertahankan lahan seperti aslinya dengan beberapa tujuan sebagai pemasok air jika terjadi kekeringan melanda.