LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

25
LAPORAN FIELD TRIP DAN HASIL PENGAMATAN BUAH NAGA DI DESA CIBEUREUM, KECAMATAN CIMALAKA, SUMEDANG (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Mata Kuliah Media Tanam) Disusun Oleh : Erpina Delina 150110080175 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transcript of LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

Page 1: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

LAPORAN FIELD TRIP DAN HASIL PENGAMATAN BUAH NAGA DI DESA CIBEUREUM, KECAMATAN CIMALAKA, SUMEDANG

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Mata Kuliah Media Tanam)

Disusun Oleh :

Erpina Delina 150110080175

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2011

Page 2: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan field trip ini. Laporan field trip

buah naga ini disusun berdasarkan hasil pengamatan buah naga di Desa Cibeureum, Kecamatan

Cimalaka, Sumedang yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011. Dalam laporan ini dicantumkan

beberapa data dari sumber-sumber terpercaya di internet, yang telah melakukan wawancara dan

pengamatan beberapa waktu sebelumnya.

Terima kasih kepada Ibu Tien dan dosen-dosen pembimbing lainnya yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama field trip berlangsung dan dalam menyelesaikan

makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan dan pengerjaan laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari segi pengumpulan bahan dan materi maupun cara

penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang berguna

dalam sebagai penuntun untuk menulis informasi-informasi lainnya di lain kesempatan.

Akhir kata saya berharap semoga laporan ini dapat berkenan dan bermanfaat.

Jatinangor, 30 Mei 2011

Penulis

Page 3: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

BAB I

PENDAHULUAN

Kelompok Tani Ternak Simpay Tampomas (KTTST) berada di desa Cibeureum Wetan,

Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Kelompok tersebut telah memanfaatkan lahan

ex penambangan pasir yang gersang dan kesuburannya yang rendah menjadi lahan produktif.

Upaya yang telah dilakukan dengan pengembagan ternak kambing dan penanaman tanaman

leguminosae seperti Kaliandra, Clirisidia, Leucaena dan tanaman lain yang berfungsi

membantu memperbaiki kesuburan lahan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

sekelingnya.

Disamping tanaman pakan ternak, ex tambang ternyata juga cocok untuk tanaman buah

Naga yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dengan adanya pengembangan ternak kambing

didaerah tersebut, maka kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang

mengandung berbagai macam unsur hara dan sekaligus dapat memperbaiki sifat fisik dan

biologi tanah. Pemanfaatan lahan ex penambangan dipelopori oleh bapak Uha Jauhari yang

sekarang menjadi ketua kelompok KTTST. Awal didirikan pada tangal 28 Pebruari 1999,

beranggotakan 27 orang dan saat ini sudah mencapai 250 orang dimana sebagian besar

mengandalkan penghidupan dari hasil beternak kambing disamping usaha lainnya sebagai buruh

tani dan bercocok tanam.

Pohon naga di perkebunan ini ditanam sejak tahun 2005 lalu. Meskipun baru berusia dua

tahun lebih, karena lahan disini cocok, pohon naga tumbuh subur disini. Pohon naga menyukai

sinar matahari. Luasnya sekitar tiga setengah hektar, dengan 14 ribu pohon. Buah naga atau

dragon fruit, yang ditanam disini, berwarna merah ke ungu – unguan dan bersisik, seperti kulit

ular naga.

Page 4: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga

Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika

Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,

Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan

Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai

tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh

sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja

altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan

inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai

thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang

berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).

2.1 Varietas

Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:

Hylocereus undatus , buahnya berwarna merah dengan daging buah putih. Hylocereus polyrhizus , buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah. Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih. Hylocereus costaricensis , buah naga dengan warna buah yang sangat merah.

2.2 Morfologi

Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah

naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar

gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada

bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak

rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan

buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah,

Page 5: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di

sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab

itu, buah ini disebut buah naga.

Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga

sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah

berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul

sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang

sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam,

karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga

menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah

naga.

2.3 Pembudidayaan buah naga

Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman

akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup

sinar matahari dan bersuhu antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai

berbuah pada umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk budidaya

buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun mendapatkan sinar

matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah. Buah naga dapat

berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup

rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka

pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3

meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di

Indonesia. Sementara ini, daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Ponorogo,

dan Batam merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman ini. Berikut ini adalah teknis

pembudidayaan buah naga secara lebih dalam.

Page 6: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

2.3.1 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga

bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur

karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak

bisa tumbuh baik pada tanah.

Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk

menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu

cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara

tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok

Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam

saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan

tempat penanaman.

Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir

sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 g kemudian

dicampur sampai merata.

Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m media tanamnya

yaitu pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg

apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang

ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium

sebanyak 600g. Bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian.

Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari

sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain.

Page 7: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

2.3.2 Sistem Pengairan

Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara

tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara

pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat

disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat

sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.

2.4 Penanaman Pada Lahan

Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu

dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari

panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya

sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang

dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.

2.5 Hama dan Penyakit Pada Buah Naga

Tanaman Buah Naga sebenarnya termasuk tanaman yang tahan banting dan relatif mudah

perawatannya. Tetapi tentunya dalam budidaya selalu ada gangguan hama dan penyakit yang

menyerang yang bisa mengakibatkan hasil produksi yang tidak maksimal dan bisa mengalami

kerugian. Oleh karena itu harus diperhatikan apabila anda menjumpai gangguan hama dan

penyakit yang menyerang tanaman buah naga.

2.5.1 Hama pada tanaman buah naga

2.5.1.1 Tungau

Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang merusak

jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulangannya

dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.

Page 8: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

2.5.1.2 Kutu Putih

Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan batang

atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan

menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu sekali pada cabang yang diserang.

Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.

2.5.1.3 Kutu Sisik

Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang tidak

terkena matahari langsung dan cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini

juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama

kutu putih pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.

2.5.1.4 Kutu Batok

Hama kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan mengisap cairan pada

batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning.

Pengendaliannya juga bisa menggunakan cara yang sama dengan pengendalian hama kutu putih

dan kutu sisik.

2.5.1.5 Bekicot

Hama bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang

dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama ini disebabkan karena

kebersihan kebun yang kurang terjaga.

2.5.1.6 Semut

Pada umumnya semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Semut

mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan

Page 9: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

berbintik-bintik berwarna coklat yang tentunya harga buah akan menurun dengan kualitas seperti

itu. Pengendaliannya dengan menyemprotkan Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.

2.5.1.7 Burung

Gangguan burung pada buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikuatirkan.

Biasanya menyerang buah yang telah masak pada bagian atas.

2.5.2 Penyakit Buah Naga

Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak jenis dan

penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak

menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan

pengobatannya :

2.5.2.1 Busuk Pangkal Batang

Penyakit ini umumnya menyerang pada awal penanaman buah naga, tanaman buah naga

sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan dan terdapat bulu

putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga

muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering

terjadi pada bibit setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.

Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit ini dengan penyemprotan

Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan sekali. Bila

muncul gejala kekuningan pada pangkal batang maka segera dilakukan penyemprotan pada

seluruh batang dan diutamakan pada pangkal batang yang terserang.

Untuk pencegahan penyakit ini bisa dilakukan pengairan yang disertai dengan

penyemprotan fungisida dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30

hari pada awal penanaman.

Page 10: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

2.5.2.2 Busuk Bakteri

Gejala tanaman buah naga yang terserang penyakit ini adalah tanaman tampak layu,

kusam, terdapat lendir putih kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Penyakit

ini disebabkan oleh Pseudomonas sp. Pengobatannya dengan mencabut tanaman yang sakit,

kemudian pada lubang tanam diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk

kemudian pada lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.

2.5.2.3 Fusarium

Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya antara lain cabang

tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan

Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan

cabang.

2.6 Manfaat buah naga

Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang

percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Belum ada

penelitian tentang manfaat buah ini, namun karena asalnya dari jenis buah kaktus dipercaya buah

naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium, dan karbohidrat. Buah naga mengandung

serat yang tinggi sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses

pencernaan.

Page 11: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

LAPORAN FIELDTRIP

Struktur Organisasi Kelompok Tani TernakSimpay Tampomas

Fieldtrip atau kunjungan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Mei 2011 adalah ke

sebuah lahan kritis ditengah galian pasir di daerah desa Cibeureum, Wetan, Kecamatan

Cimalaka, Sumedang. Kelompok Tani Simpay Tampomas. Pada kesempatan ini kami disambut

oleh Pak Juhari sendiri yang sebenarnya sedang sakit dan baru keluar dari rumah sakit. Karena

Pak Juhari masih belum terlalu sehat, kami didampingi Pak Sujana Kosim selaku sekretaris dan

anaknya sendiri dalam wawanara. Pada kesempatan in I juga kami disuguhi berbagai makanan

hasil dari kebun Pak Juhari, antara lain ubi an talas yang sederhana namun tepat dengan suasana

pedesaan yang menyejukkan.

Sebelum adanya galian pasir Tampomas, lahan (yang sekarang kritis) tersebut dulunya

sangat subur (hasil letusan gunung Tampomas) dan digunakan sebagai mata pencaharian warga

desa Cibeureum. Warga bercocok tanam di lahan tersebut sebagian besar ditanami palawija.

Kemudian di tahun 1984 barulah dimulainya dibuka pertambangan (pergalian) pasir yang

semakin lama semakin luas arealnya (apalagi setelah masuknya beko).

Pelindung Kepala Desa

KetuaUna Juhari

PembinaDinas Teknis

Wakil KetuaTaryan

SekretarisSujana Kosim

BendaharaNunung Nur

Seksi produksiTatang

Seksi PemasaranOta

Seksi KeswanDudun S

Seksi SaranaDandi Wardi

Seksi HumasAlum

Seksi KeamananAsep Kaswara

Page 12: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

Tahun 1984 bapak Uha Juhari membeli lahan kritis sisa dari galian pasir Tipe C di Desa

Cibeureum Wetan seluas kurang lebih 100 Bata atau sekitar 1.400 m2. Lahan tersebut berupa

hamparan yang dipenuhi oleh batuan tanpa lapisan top soil, sehingga tanaman apa pun akan

sangat sulit tumbuh di lahan kritis tersebut, akibatnya lahan yang sudah dimiliki tidak dapat

langsung digarap, karena diperlukan modal dan kerja keras yang luar biasa.

Tahun 1985 atau pada tahun ke dua setelah lahan dikuasai oleh Bapak Uha, selanjutnya

pada lahan kritis tersebut mulai ditanami pohon leguminosa yang mudah tumbuh, yaitu tanaman

gamal (Gliricidia sepium), walaupun pertumbuhan tanaman sangat lambat dan tersendat-sendat

(hanya tumbuh 50 cm) akibat tidak adanya lapisan tanah pada lahan yang sudah kritis. Pemilihan

penanaman gamal sebagai vegetasi pionir pada awalnya bertujuan untuk reklamasi lahan,

sekaligus sebagai sumber hijauan pakan ternak dan sumber pupuk kandang. Pupuk kandang

diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai agen penyubur lahan yang sedang digarap. Pertumbuhan

gamal yang mendekati pertumbuhan normal, akhirnya dapat dicapai setelah dua tahun dari masa

penanaman, pada saat itu beberapa bagian lahan kritis yang telah ditanami mulai terlihat

menghijau oleh tanaman gamal. System yang digunakan Bapak Uha yaitu bagi hasil (maro).

Tahun 1989 Uha Juhari memulai usaha dengan memelihara ayam kampung, namun

usahanya tidak dapat bertahan lama dan dipandang kurang prospektif. Tahun 1990-an tepatnya

tahun 1994 pemeliharaan ayam kampung dihentikan dan beralih memelihara kambing, jenis

kambing yang dipilih untuk dipelihara adalah Kambing Peranakan Ettawa (PE).

Usahanya dimulai dengan membeli dua ekor Kambing PE yang terdiri atas seekor Kambing PE

jantan dan seekor betina, selain itu dipelihara pula dua ekor Kambing PE betina melalui sistem

gaduhan dari tetangganya, sehingga jumlah kambing yang dipelihara menjadi 4 ekor (satu ekor

jantan dan tiga ekor betina).

Usaha dari kegiatan pemeliharaan kambing ternyata dirasakan memberi keuntungan yang

cukup baik, karena hasil penjualan kambing dirasakan cukup memadai. Selain itu dihasilkan pula

susu kambing yang sangat baik untuk dikonsumsi, dan pupuk kandang yang dapat digunakan

sebagai penyubur lahan. Hal ini menambah keyakinan bahwa pemeliharaan Kambing PE dapat

dijadikan salah satu mata pencaharian yang dapat diandalkan. Oleh karena itu salah seorang

puteranya dilibatkan langsung dalam usaha pemeliharaan Kambing PE di tempat yang sama.

Keberhasilan dalam beternak kambing ternyata banyak mengundang minat dari penduduk

sekitarnya, sehingga banyak penduduk di Desa Cibeureum Kecamatan Cimalaka yang mengikuti

Page 13: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

jejak pendahulunya untuk memelihara kambing di lahan kritis tersebut sambil berusaha

menyuburkan lahan bekas Galian C di sekitar desa setempat.

Keberadaan peternak kambing semakin lama semakin bertambah, dan akhirnya pada

Tahun 1994 dibentuk Kelompok Ternak Kambing Simpay Tampomas, saat ini jumlah anggota

Kelompok Tani Ternak Simpay Tampomas mencapai 24 peternak dengan rata-rata pemilikan

kambing berkisar antara 5 – 30 ekor per peternak dengan total populasi berkisar antara 315 - 350

ekor.

Pada tahun 2005 Bapak Uha diperkenalkan pohon naga dari anak beliau yang

menyelesaikan studi di Malaysia, di coba ditanam di lahan tersebut. Meskipun baru berusia dua

tahun lebih, karena lahan disini cocok, pohon naga tumbuh subur disini. Pohon naga menyukai

sinar matahari. Mulanya Bapak Uha menanam sebanyak 180 bibit (60 tiang). Kemudian

diperluas dari lahan 1 hektar menjadi 3 hektar pada tahun 2006. Penanaman buah naga ini

dilakukan pada bulan April, varietas yang digunakan Bapak Uha adalah buah naga yang

berdaging merah.

Pemeliharaannya juga tidak terlalu rumit. Pohon naga dapat menyimpan air apalagi pada

musim kemarau/panas, tidak membutuhkan banyak air jadi cocok sekali di Tanami di lahan yang

gersang (akibat pertambangan pasir). Pemeliharaannya cukup dengan pemangkasan tunas dan

penyiangan.

Di tahun pertama percobaan menanam buah naga tersebut, satu pohon buah naga bisa

menghasilkan 2 Kg/pohon. Namun Bapak Uha dari menanam 4 bibit/tiang, hanya 1

tunas(bibit)/tiang yang dipelihara bertujuan untuk memaksimumkan hasil buah naga tersebut.

Penanaman buah naga tersebut dilakukan di atas batu dengan kedalaman 15cm dan diberi tiang

penyangga. Tiang penyangga di kebun ini sendiri ada 2 macam yaitu beton dan pohon gamal.

Namun, saat ini Pak Uha dan teman-temannya yang lain lebih senang menggunakan gamal

karena tidak terlalu mahal meskipun gamal br dapat digunakan setelah berumur 2 tahun.

Kemudian pengaplikasian pupuk kandang dua kali aplikasi per tahun, biasanya pada bulan Maret

dan September. Pemberian pupuk pada pohon naga ini awalnya diberi pupuk kasar (pupuk

kandang yang masih berbentuk bulat-bulat) kemudian selanjutnya diberi pupuk kompos.

Ukurannya sendiri tidak ada, mereka hanya mengaplikasikannya ½ karung per petak. Kebutuhan

pupuk per ha untuk satu musim adalah 1000kg sedang untuk tiap 6 bulan pupuk yang dibutuhkan

untuk per ha adalah 500kg.

Page 14: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

Untuk menghemat pengeluaran, bibit kemudian diproduksi sendiri oleh Bapak Uha

dimana bibit hanya bisa diambil dari tanaman yang sudah dua kali panen. Ciri-ciri tanaman yang

sudah tidak produktif dapat ditandai dengan berkurangnya duri dan tumpul, batangnya membulat

dan banyak bekas pemanenan. Penyiramannya sendiri dilakukan 2 mingu sekali dan jika terlalu

sering hujan akan mengakibatkan gagal panen.

Dengan mengusahakan lahan ini Pak Uha membuka lapangan kerja dengan keperluan

pekerja untuk mengolah lahan dan sebagainya diperlukan 12 orang per hari sedang pada masa

panen diperlukan 20-30 orang per hari dengan besar upah Rp 25.000/ orang/hari. Pemanenan

sendiri dilakukan pada pagi hari yaitu jam 9 pagi sampai jam 10 pagi dengan tujuan agar buah

naga yang dipanen rasanya manis/ tidak kecut dan tidak mudah busuk.

Hama yang sering menyerang pertanaman buah naga Pak Uha ini sendiri adalah bekicot

ataupun siput. Hama ini menyerang tanaman/pohon yang masih muda dan memakan tunas buah

naga tersebut. Untuk mengatasinya karena memang penggunaan bahan-bahan kimia pada lahan

ini diminimalkan, maka Pak Uha memanfaatkan urin kambing yang ada sebagai pengendalinya.

Urin kambing segar tersebut dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:14 dan kemudian

disemprotkan ke batang-batang tanaman. Pengendalian juga dilakukan secara mekanik yaitu

mengumpulkan bekicot-bekicot yang ada di lahan.

Karena di lahan ini yang dibudidayakan bukan hanya buah naga tetapi berbagai tanaman

lain seperti tanaman buah, kayu-kayuan, sayuran, dan lain-lain. Beberapa tanaman yang tampak

ditanam berdampingan dengan tanaman buah naga tersebut adalah pisang, markisa, jati putih,

gamal, cabe, tomat, dan rumput gajah. Rumput gajah yang dibudidayakan oleh Pak Uha dapat

dipanen 1 kali dalam tiga minggu dan dimanfaatkan sebagai makanan ternak dan mulsa alami di

daerah pertanaman.

Penjualan buah naga dari Pak Juhari ini meliputi ke daerah sekitar Sumedang dan

Bandung dengan harga yang bervariasi menurut besar buah naga tersebut. Buah naga yang 1 kg

nya hanya berisi satu atau dua buah naga, dihargai dengan harga Rp 40.000/ kg nya, sedang yang

1 kg nya berisi ± 8 buah naga dihargai dengan Rp 15.0000/ kg nya.

Page 15: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

Kesimpulan

Keuletan dan kreatifitas Pak Juhari membawa keberhasilan pada usahanya. Usaha-usaha

pertanian terpadu seperti yang diusahakan Pak Juhari ini sangat baik dampaknya bagi lingkungan

dimana penggunaan bahan-bahan kimia diminimalkan penggunaannya, sehingga tidak

berdampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Pertanian seperti yang

diusahakan oleh Pak Juhari akan mengantarkan Indonesia ke pertanian yang berkelanjutan.

Penanganan yang tepat terhadap suatu masalah lingkungan serta ide-ide baru sangatlah

diperlukan dalam upaya konservasi suatu lahan betapapun buruknya lahan tersebut. Pak Uha

Juhari sudah membuktikan keterampilan dan usahanya ini kepada masyarakat sekitar dan juga

pemerintah, dan orang seperti beliau ini patut ditiru oleh generasi-generasi selanjutnya.

Keterbatasan fisik, ekonomi, serta tingkat pendidikan yang rendah tidaklah menjadi halangan

bagi seseorang untuk sukses, asalkan mau berusaha keras dan mencoba sesuatu hal yang baru,

pasti ada jalan keluar menuju masa depan yang lebih baik.

Page 17: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)
Page 18: LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)

Daftar Pustaka

www.id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga

www.sosok.wordpress.com/2007/02/26/uha-juhari-terinspirasi-kambing/

www.kodok-kampus.blogspot.com/2011/05/yuk-jalan-jalan-keperkebunan-buah-naga.html

www.buahnaga.us/2009/04/hama-dan-penyakit-tanaman-buah-naga.html

www.buahnaga.us/2009/04/budidaya-buah-naga-di-kebun.html

www.sumedangonline.com/2010/06/3504/buah-naga-di-tengah-gunung-dahaga.html

Anonym. 2011. Yuk Jalah-Jalan ke Perkebunan Buah Naga. Online at :

http://kodokkampus.blogspot.com/2011/05/yuk-jalan-jalan-keperkebunan-buah-

naga.html. diakses 3 Juni 2011