LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)
-
Upload
boozyprime896660 -
Category
Documents
-
view
460 -
download
5
Transcript of LAPORAN FIELDTRIP Medtan (2)
LAPORAN FIELD TRIP DAN HASIL PENGAMATAN BUAH NAGA DI DESA CIBEUREUM, KECAMATAN CIMALAKA, SUMEDANG
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Mata Kuliah Media Tanam)
Disusun Oleh :
Erpina Delina 150110080175
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan field trip ini. Laporan field trip
buah naga ini disusun berdasarkan hasil pengamatan buah naga di Desa Cibeureum, Kecamatan
Cimalaka, Sumedang yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011. Dalam laporan ini dicantumkan
beberapa data dari sumber-sumber terpercaya di internet, yang telah melakukan wawancara dan
pengamatan beberapa waktu sebelumnya.
Terima kasih kepada Ibu Tien dan dosen-dosen pembimbing lainnya yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama field trip berlangsung dan dalam menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan dan pengerjaan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi pengumpulan bahan dan materi maupun cara
penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang berguna
dalam sebagai penuntun untuk menulis informasi-informasi lainnya di lain kesempatan.
Akhir kata saya berharap semoga laporan ini dapat berkenan dan bermanfaat.
Jatinangor, 30 Mei 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok Tani Ternak Simpay Tampomas (KTTST) berada di desa Cibeureum Wetan,
Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Kelompok tersebut telah memanfaatkan lahan
ex penambangan pasir yang gersang dan kesuburannya yang rendah menjadi lahan produktif.
Upaya yang telah dilakukan dengan pengembagan ternak kambing dan penanaman tanaman
leguminosae seperti Kaliandra, Clirisidia, Leucaena dan tanaman lain yang berfungsi
membantu memperbaiki kesuburan lahan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
sekelingnya.
Disamping tanaman pakan ternak, ex tambang ternyata juga cocok untuk tanaman buah
Naga yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dengan adanya pengembangan ternak kambing
didaerah tersebut, maka kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang
mengandung berbagai macam unsur hara dan sekaligus dapat memperbaiki sifat fisik dan
biologi tanah. Pemanfaatan lahan ex penambangan dipelopori oleh bapak Uha Jauhari yang
sekarang menjadi ketua kelompok KTTST. Awal didirikan pada tangal 28 Pebruari 1999,
beranggotakan 27 orang dan saat ini sudah mencapai 250 orang dimana sebagian besar
mengandalkan penghidupan dari hasil beternak kambing disamping usaha lainnya sebagai buruh
tani dan bercocok tanam.
Pohon naga di perkebunan ini ditanam sejak tahun 2005 lalu. Meskipun baru berusia dua
tahun lebih, karena lahan disini cocok, pohon naga tumbuh subur disini. Pohon naga menyukai
sinar matahari. Luasnya sekitar tiga setengah hektar, dengan 14 ribu pohon. Buah naga atau
dragon fruit, yang ditanam disini, berwarna merah ke ungu – unguan dan bersisik, seperti kulit
ular naga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,
Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan
Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai
tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh
sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja
altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan
inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai
thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang
berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).
2.1 Varietas
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
Hylocereus undatus , buahnya berwarna merah dengan daging buah putih. Hylocereus polyrhizus , buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah. Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih. Hylocereus costaricensis , buah naga dengan warna buah yang sangat merah.
2.2 Morfologi
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah
naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar
gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada
bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak
rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan
buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah,
berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di
sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab
itu, buah ini disebut buah naga.
Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga
sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah
berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul
sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang
sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam,
karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga
menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah
naga.
2.3 Pembudidayaan buah naga
Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman
akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup
sinar matahari dan bersuhu antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai
berbuah pada umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk budidaya
buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun mendapatkan sinar
matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah. Buah naga dapat
berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup
rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka
pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3
meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di
Indonesia. Sementara ini, daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Ponorogo,
dan Batam merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman ini. Berikut ini adalah teknis
pembudidayaan buah naga secara lebih dalam.
2.3.1 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga
bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur
karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak
bisa tumbuh baik pada tanah.
Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk
menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu
cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara
tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok
Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam
saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan
tempat penanaman.
Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir
sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 g kemudian
dicampur sampai merata.
Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m media tanamnya
yaitu pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg
apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang
ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium
sebanyak 600g. Bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian.
Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari
sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain.
2.3.2 Sistem Pengairan
Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara
tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara
pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat
disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat
sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.
2.4 Penanaman Pada Lahan
Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu
dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari
panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya
sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang
dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.
2.5 Hama dan Penyakit Pada Buah Naga
Tanaman Buah Naga sebenarnya termasuk tanaman yang tahan banting dan relatif mudah
perawatannya. Tetapi tentunya dalam budidaya selalu ada gangguan hama dan penyakit yang
menyerang yang bisa mengakibatkan hasil produksi yang tidak maksimal dan bisa mengalami
kerugian. Oleh karena itu harus diperhatikan apabila anda menjumpai gangguan hama dan
penyakit yang menyerang tanaman buah naga.
2.5.1 Hama pada tanaman buah naga
2.5.1.1 Tungau
Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang merusak
jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulangannya
dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
2.5.1.2 Kutu Putih
Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan batang
atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan
menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu sekali pada cabang yang diserang.
Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.
2.5.1.3 Kutu Sisik
Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang tidak
terkena matahari langsung dan cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini
juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama
kutu putih pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.
2.5.1.4 Kutu Batok
Hama kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan mengisap cairan pada
batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning.
Pengendaliannya juga bisa menggunakan cara yang sama dengan pengendalian hama kutu putih
dan kutu sisik.
2.5.1.5 Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang
dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama ini disebabkan karena
kebersihan kebun yang kurang terjaga.
2.5.1.6 Semut
Pada umumnya semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Semut
mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan
berbintik-bintik berwarna coklat yang tentunya harga buah akan menurun dengan kualitas seperti
itu. Pengendaliannya dengan menyemprotkan Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.
2.5.1.7 Burung
Gangguan burung pada buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikuatirkan.
Biasanya menyerang buah yang telah masak pada bagian atas.
2.5.2 Penyakit Buah Naga
Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak jenis dan
penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak
menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan
pengobatannya :
2.5.2.1 Busuk Pangkal Batang
Penyakit ini umumnya menyerang pada awal penanaman buah naga, tanaman buah naga
sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan dan terdapat bulu
putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga
muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering
terjadi pada bibit setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit ini dengan penyemprotan
Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan sekali. Bila
muncul gejala kekuningan pada pangkal batang maka segera dilakukan penyemprotan pada
seluruh batang dan diutamakan pada pangkal batang yang terserang.
Untuk pencegahan penyakit ini bisa dilakukan pengairan yang disertai dengan
penyemprotan fungisida dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30
hari pada awal penanaman.
2.5.2.2 Busuk Bakteri
Gejala tanaman buah naga yang terserang penyakit ini adalah tanaman tampak layu,
kusam, terdapat lendir putih kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Penyakit
ini disebabkan oleh Pseudomonas sp. Pengobatannya dengan mencabut tanaman yang sakit,
kemudian pada lubang tanam diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk
kemudian pada lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.
2.5.2.3 Fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya antara lain cabang
tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan
Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan
cabang.
2.6 Manfaat buah naga
Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang
percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Belum ada
penelitian tentang manfaat buah ini, namun karena asalnya dari jenis buah kaktus dipercaya buah
naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium, dan karbohidrat. Buah naga mengandung
serat yang tinggi sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses
pencernaan.
LAPORAN FIELDTRIP
Struktur Organisasi Kelompok Tani TernakSimpay Tampomas
Fieldtrip atau kunjungan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Mei 2011 adalah ke
sebuah lahan kritis ditengah galian pasir di daerah desa Cibeureum, Wetan, Kecamatan
Cimalaka, Sumedang. Kelompok Tani Simpay Tampomas. Pada kesempatan ini kami disambut
oleh Pak Juhari sendiri yang sebenarnya sedang sakit dan baru keluar dari rumah sakit. Karena
Pak Juhari masih belum terlalu sehat, kami didampingi Pak Sujana Kosim selaku sekretaris dan
anaknya sendiri dalam wawanara. Pada kesempatan in I juga kami disuguhi berbagai makanan
hasil dari kebun Pak Juhari, antara lain ubi an talas yang sederhana namun tepat dengan suasana
pedesaan yang menyejukkan.
Sebelum adanya galian pasir Tampomas, lahan (yang sekarang kritis) tersebut dulunya
sangat subur (hasil letusan gunung Tampomas) dan digunakan sebagai mata pencaharian warga
desa Cibeureum. Warga bercocok tanam di lahan tersebut sebagian besar ditanami palawija.
Kemudian di tahun 1984 barulah dimulainya dibuka pertambangan (pergalian) pasir yang
semakin lama semakin luas arealnya (apalagi setelah masuknya beko).
Pelindung Kepala Desa
KetuaUna Juhari
PembinaDinas Teknis
Wakil KetuaTaryan
SekretarisSujana Kosim
BendaharaNunung Nur
Seksi produksiTatang
Seksi PemasaranOta
Seksi KeswanDudun S
Seksi SaranaDandi Wardi
Seksi HumasAlum
Seksi KeamananAsep Kaswara
Tahun 1984 bapak Uha Juhari membeli lahan kritis sisa dari galian pasir Tipe C di Desa
Cibeureum Wetan seluas kurang lebih 100 Bata atau sekitar 1.400 m2. Lahan tersebut berupa
hamparan yang dipenuhi oleh batuan tanpa lapisan top soil, sehingga tanaman apa pun akan
sangat sulit tumbuh di lahan kritis tersebut, akibatnya lahan yang sudah dimiliki tidak dapat
langsung digarap, karena diperlukan modal dan kerja keras yang luar biasa.
Tahun 1985 atau pada tahun ke dua setelah lahan dikuasai oleh Bapak Uha, selanjutnya
pada lahan kritis tersebut mulai ditanami pohon leguminosa yang mudah tumbuh, yaitu tanaman
gamal (Gliricidia sepium), walaupun pertumbuhan tanaman sangat lambat dan tersendat-sendat
(hanya tumbuh 50 cm) akibat tidak adanya lapisan tanah pada lahan yang sudah kritis. Pemilihan
penanaman gamal sebagai vegetasi pionir pada awalnya bertujuan untuk reklamasi lahan,
sekaligus sebagai sumber hijauan pakan ternak dan sumber pupuk kandang. Pupuk kandang
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai agen penyubur lahan yang sedang digarap. Pertumbuhan
gamal yang mendekati pertumbuhan normal, akhirnya dapat dicapai setelah dua tahun dari masa
penanaman, pada saat itu beberapa bagian lahan kritis yang telah ditanami mulai terlihat
menghijau oleh tanaman gamal. System yang digunakan Bapak Uha yaitu bagi hasil (maro).
Tahun 1989 Uha Juhari memulai usaha dengan memelihara ayam kampung, namun
usahanya tidak dapat bertahan lama dan dipandang kurang prospektif. Tahun 1990-an tepatnya
tahun 1994 pemeliharaan ayam kampung dihentikan dan beralih memelihara kambing, jenis
kambing yang dipilih untuk dipelihara adalah Kambing Peranakan Ettawa (PE).
Usahanya dimulai dengan membeli dua ekor Kambing PE yang terdiri atas seekor Kambing PE
jantan dan seekor betina, selain itu dipelihara pula dua ekor Kambing PE betina melalui sistem
gaduhan dari tetangganya, sehingga jumlah kambing yang dipelihara menjadi 4 ekor (satu ekor
jantan dan tiga ekor betina).
Usaha dari kegiatan pemeliharaan kambing ternyata dirasakan memberi keuntungan yang
cukup baik, karena hasil penjualan kambing dirasakan cukup memadai. Selain itu dihasilkan pula
susu kambing yang sangat baik untuk dikonsumsi, dan pupuk kandang yang dapat digunakan
sebagai penyubur lahan. Hal ini menambah keyakinan bahwa pemeliharaan Kambing PE dapat
dijadikan salah satu mata pencaharian yang dapat diandalkan. Oleh karena itu salah seorang
puteranya dilibatkan langsung dalam usaha pemeliharaan Kambing PE di tempat yang sama.
Keberhasilan dalam beternak kambing ternyata banyak mengundang minat dari penduduk
sekitarnya, sehingga banyak penduduk di Desa Cibeureum Kecamatan Cimalaka yang mengikuti
jejak pendahulunya untuk memelihara kambing di lahan kritis tersebut sambil berusaha
menyuburkan lahan bekas Galian C di sekitar desa setempat.
Keberadaan peternak kambing semakin lama semakin bertambah, dan akhirnya pada
Tahun 1994 dibentuk Kelompok Ternak Kambing Simpay Tampomas, saat ini jumlah anggota
Kelompok Tani Ternak Simpay Tampomas mencapai 24 peternak dengan rata-rata pemilikan
kambing berkisar antara 5 – 30 ekor per peternak dengan total populasi berkisar antara 315 - 350
ekor.
Pada tahun 2005 Bapak Uha diperkenalkan pohon naga dari anak beliau yang
menyelesaikan studi di Malaysia, di coba ditanam di lahan tersebut. Meskipun baru berusia dua
tahun lebih, karena lahan disini cocok, pohon naga tumbuh subur disini. Pohon naga menyukai
sinar matahari. Mulanya Bapak Uha menanam sebanyak 180 bibit (60 tiang). Kemudian
diperluas dari lahan 1 hektar menjadi 3 hektar pada tahun 2006. Penanaman buah naga ini
dilakukan pada bulan April, varietas yang digunakan Bapak Uha adalah buah naga yang
berdaging merah.
Pemeliharaannya juga tidak terlalu rumit. Pohon naga dapat menyimpan air apalagi pada
musim kemarau/panas, tidak membutuhkan banyak air jadi cocok sekali di Tanami di lahan yang
gersang (akibat pertambangan pasir). Pemeliharaannya cukup dengan pemangkasan tunas dan
penyiangan.
Di tahun pertama percobaan menanam buah naga tersebut, satu pohon buah naga bisa
menghasilkan 2 Kg/pohon. Namun Bapak Uha dari menanam 4 bibit/tiang, hanya 1
tunas(bibit)/tiang yang dipelihara bertujuan untuk memaksimumkan hasil buah naga tersebut.
Penanaman buah naga tersebut dilakukan di atas batu dengan kedalaman 15cm dan diberi tiang
penyangga. Tiang penyangga di kebun ini sendiri ada 2 macam yaitu beton dan pohon gamal.
Namun, saat ini Pak Uha dan teman-temannya yang lain lebih senang menggunakan gamal
karena tidak terlalu mahal meskipun gamal br dapat digunakan setelah berumur 2 tahun.
Kemudian pengaplikasian pupuk kandang dua kali aplikasi per tahun, biasanya pada bulan Maret
dan September. Pemberian pupuk pada pohon naga ini awalnya diberi pupuk kasar (pupuk
kandang yang masih berbentuk bulat-bulat) kemudian selanjutnya diberi pupuk kompos.
Ukurannya sendiri tidak ada, mereka hanya mengaplikasikannya ½ karung per petak. Kebutuhan
pupuk per ha untuk satu musim adalah 1000kg sedang untuk tiap 6 bulan pupuk yang dibutuhkan
untuk per ha adalah 500kg.
Untuk menghemat pengeluaran, bibit kemudian diproduksi sendiri oleh Bapak Uha
dimana bibit hanya bisa diambil dari tanaman yang sudah dua kali panen. Ciri-ciri tanaman yang
sudah tidak produktif dapat ditandai dengan berkurangnya duri dan tumpul, batangnya membulat
dan banyak bekas pemanenan. Penyiramannya sendiri dilakukan 2 mingu sekali dan jika terlalu
sering hujan akan mengakibatkan gagal panen.
Dengan mengusahakan lahan ini Pak Uha membuka lapangan kerja dengan keperluan
pekerja untuk mengolah lahan dan sebagainya diperlukan 12 orang per hari sedang pada masa
panen diperlukan 20-30 orang per hari dengan besar upah Rp 25.000/ orang/hari. Pemanenan
sendiri dilakukan pada pagi hari yaitu jam 9 pagi sampai jam 10 pagi dengan tujuan agar buah
naga yang dipanen rasanya manis/ tidak kecut dan tidak mudah busuk.
Hama yang sering menyerang pertanaman buah naga Pak Uha ini sendiri adalah bekicot
ataupun siput. Hama ini menyerang tanaman/pohon yang masih muda dan memakan tunas buah
naga tersebut. Untuk mengatasinya karena memang penggunaan bahan-bahan kimia pada lahan
ini diminimalkan, maka Pak Uha memanfaatkan urin kambing yang ada sebagai pengendalinya.
Urin kambing segar tersebut dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:14 dan kemudian
disemprotkan ke batang-batang tanaman. Pengendalian juga dilakukan secara mekanik yaitu
mengumpulkan bekicot-bekicot yang ada di lahan.
Karena di lahan ini yang dibudidayakan bukan hanya buah naga tetapi berbagai tanaman
lain seperti tanaman buah, kayu-kayuan, sayuran, dan lain-lain. Beberapa tanaman yang tampak
ditanam berdampingan dengan tanaman buah naga tersebut adalah pisang, markisa, jati putih,
gamal, cabe, tomat, dan rumput gajah. Rumput gajah yang dibudidayakan oleh Pak Uha dapat
dipanen 1 kali dalam tiga minggu dan dimanfaatkan sebagai makanan ternak dan mulsa alami di
daerah pertanaman.
Penjualan buah naga dari Pak Juhari ini meliputi ke daerah sekitar Sumedang dan
Bandung dengan harga yang bervariasi menurut besar buah naga tersebut. Buah naga yang 1 kg
nya hanya berisi satu atau dua buah naga, dihargai dengan harga Rp 40.000/ kg nya, sedang yang
1 kg nya berisi ± 8 buah naga dihargai dengan Rp 15.0000/ kg nya.
Kesimpulan
Keuletan dan kreatifitas Pak Juhari membawa keberhasilan pada usahanya. Usaha-usaha
pertanian terpadu seperti yang diusahakan Pak Juhari ini sangat baik dampaknya bagi lingkungan
dimana penggunaan bahan-bahan kimia diminimalkan penggunaannya, sehingga tidak
berdampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Pertanian seperti yang
diusahakan oleh Pak Juhari akan mengantarkan Indonesia ke pertanian yang berkelanjutan.
Penanganan yang tepat terhadap suatu masalah lingkungan serta ide-ide baru sangatlah
diperlukan dalam upaya konservasi suatu lahan betapapun buruknya lahan tersebut. Pak Uha
Juhari sudah membuktikan keterampilan dan usahanya ini kepada masyarakat sekitar dan juga
pemerintah, dan orang seperti beliau ini patut ditiru oleh generasi-generasi selanjutnya.
Keterbatasan fisik, ekonomi, serta tingkat pendidikan yang rendah tidaklah menjadi halangan
bagi seseorang untuk sukses, asalkan mau berusaha keras dan mencoba sesuatu hal yang baru,
pasti ada jalan keluar menuju masa depan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
www.id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga
www.sosok.wordpress.com/2007/02/26/uha-juhari-terinspirasi-kambing/
www.kodok-kampus.blogspot.com/2011/05/yuk-jalan-jalan-keperkebunan-buah-naga.html
www.buahnaga.us/2009/04/hama-dan-penyakit-tanaman-buah-naga.html
www.buahnaga.us/2009/04/budidaya-buah-naga-di-kebun.html
www.sumedangonline.com/2010/06/3504/buah-naga-di-tengah-gunung-dahaga.html
Anonym. 2011. Yuk Jalah-Jalan ke Perkebunan Buah Naga. Online at :
http://kodokkampus.blogspot.com/2011/05/yuk-jalan-jalan-keperkebunan-buah-
naga.html. diakses 3 Juni 2011