Fieldtrip Mensam _afifah Nadya A_21080113130083

21
MAKALAH FIELDTRIP MANAJEMEN PERSAMPAHAN TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR SANGGRAHAN DI TEMANGGUNG Disusun : AFFIFAH NADYA AINI 21080113130083 TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

description

Mannajement Persampahan

Transcript of Fieldtrip Mensam _afifah Nadya A_21080113130083

MAKALAH FIELDTRIP MANAJEMEN PERSAMPAHANTEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR SANGGRAHAN DI TEMANGGUNG

Disusun :AFFIFAH NADYA AINI 21080113130083

TEKNIK LINGKUNGANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015BAB IPENDAHULUAN\

1.1 Latar BelakangSampah adalah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadimasalahbesar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.Untuk membentuk suatu wilayah yang bersih dibutuhkan suatu infrasutruktur yang terorganisir secara baik dan juga peran serta masyarakat yang terjun langsung dan memegang andil dalam pemilahan sampah tingkat pertama.. Pegelolaan mannagemen persampahan di kota harus dicanakan agar lahan untuk masyarat tetap terjaga dan juga tempat pembuangan akhir yang dapat tahan lama dan dalam kurun waktu yang lama.Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifatracun sintetisyang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita.Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:1. Teori Dasar Pengolahan Sampah? 2. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat?3. Bagaimana pengelolaan TPA Sanggrahan di Temanggung ?

1.3 ManfaatBagi penulis diharapkan dari hasil laporan ini dapat membantu pemahaman dari mata perkuliahan Management Persampahan , dan juga sebagai bayangan untuk mata kuliah pada semester 6.

BAB IIISI

2.1 Konsep Pengelolaan sampahBerdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya.Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit.Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir.Pengelolaan sampah merupakan semua kegiatan yang bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi,pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkanfaktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktorfaktorlingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respons masyarakat.Menurut UU no 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan sebagaikegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputipengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi:a. pembatasan timbulan sampah;b. pendauran ulang sampah; dan/atauc. pemanfaatan kembali sampah.

Sedangkan kegiatan penanganan meliputi :a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuaidengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah darisumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempatpengolahan sampah 3R skala kawasan (TPS 3R), atau tempat pengolahansampah terpadu;c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/ataudari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahansampah 3R terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir (TPA) atau tempatpengolahan sampah terpadu (TPST);d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlahsampah; dan/ataue. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampahdan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secaraaman.Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut meliputi: aspek teknis operasional , aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum dan peraturan, aspek bembiayaan, aspek peran serta masyarakat.

2.2 Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis MasyarakatPengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan sebagai suatu system pengelolaan sampah kawasan permukiman yang dikembangkan dan dioperasikan sesuai dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh masyarakat penggunanya sendiri. Dalam suatu PSBM, masyarakat perlu memiliki tingkat kesadaran, komitmen, kemauan, dan kemampuan yang memadai agar dapat mengambil keputusan dengan benar. Upaya penyiapan masyarakat merupakan tahap paling penting dalam pengembangan PSBM. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong masyarakat ikut berperan aktif di dalam PSBM, yaitu : a. Membentuk Kelompok PenggerakSistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) di suatu kawasan permukiman tidak akan berkembang jika tidak ada pihak-pihak yang mau menggerakkan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan PSBM harus melibatkan sekelompok anggota masyarakat sebagai kelompok penggerak yang mau bekerja keras untuk memotori masyarakat calon pengguna agar mau dan mampu terlibat dalam perencanaan PSBM, kelompok ini akan mengkoordinir keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan pengoperasian seluruh fasilitas PSBM. Anggota kelompok penggerak sebaiknya diambil dari masyarakat penghuni kawasan permukiman itu sendiri. Proses pencarian para calon anggota kelompok penggerak dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: Berbagai kelompok masyarakat yang aktif melakukan kegiatan kemasyarakatan seperti kelompok keagamaan, karang taruna, kader posyandu, kelompok pemuda, dan arisan. Umumnya anggota kelompok-kelompok ini sudah dikenal dan terbiasa bekerjasama dengan masyarakat. Riwayat kegiatan kolektif yang pernah dilakukan masyarakat seperti kegiatan pemberdayaan masyarakat, kegiatan kerja bakti bersama, perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan kegiatan keagamaan. Lebih baik lagi jika pernah ada kegiatan yang terkait dengan peningkatan kondisi sanitasi kawasan permukiman itu. Saran dan masukan dari tokoh masyarakat setempat. Individu yang disarankan oleh tokoh masyarakat sebaiknya merupakan individu yang reputasinya sudah dikenal baik oleh masyarakat penghuni kawasan tersebut. Sebelum menjalankan tugasnya, tiap anggota kelompok penggerak harus sudah memahami prinsip dasar PSBM dan tahapan pengembangannya.b. Membangkitkan Kesadaran dan Minat MasyarakatPengembangan PSBM harus didasari oleh kebutuhan (demand) masyarakat untuk meningkatkan kebersihan permukimannya. Sebelum kebutuhan itu tumbuh, masyarakat perlu menyadari bahwa: Kawasan permukimannya memiliki masalah kebersihan akibat sampah yang tidak terkelola dengan baik. Kawasan permukiman yang sehat dan bersih akan memberi banyak manfaat kepada para penghuninya. Masyarakat harus berupaya sendiri mengatasi sampahnya di saat instansi kebersihan setempat tidak mampu menangani sampah di kawasan permukimannya. Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan PSBM yang sesuai dengan kebutuhan permukiman tersebut. Kelompok penggerak perlu membangkitkan kesadaran dari seluruh masyarakat penghuni kawasan permukiman. Keberadaan PSBM di suatu kawasan permukiman perlu didukung oleh seluruh masyarakat penghuninya dari kesadaran yang baik nantinya akan timbul minat masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan PSBM. Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan waktu masyarakat, tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada, pengetahuan masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran biaya yang tersedia. Ada beberapa teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat: 1. Diskusi Informal; Kegiatan ini dapat diselenggarakan secara umum maupun secara terbatas dengan kelompokkelompok tertentu saja. Acara dapat dilakukan dimana saja termasuk di rumahrumah warga atau diselasela kegiatan warga lainnya. Sebelum tanya-jawab dimulai, sebaiknya masyarakat diberi penjelasan secukupnya tentang permasalahan sampah di lingkungan permukimannya.2. Simulasi dan Peragaan;Kegiatan ini sebaiknya diselenggarakan di sela-sela acara kemasyarakatan atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi. Beberapa contoh simulasi dan peragaan ini antara lain adalah pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur ulang. Simulasi dapat mengundang praktisi persampahan yang bersedia membantu.3. Poster dan Pamflet;Kegiatan ini berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan bersama foto atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya dipasang di tempat-tempat umum, sedangkan pamflet dapat dibagikan langsung ke tiap anggota masyarakat.4. Lomba Tematik;Umumnya merupakan kegiatan yang disenangi masyarakat apapun bentuk lombanya. Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain adalah lomba melukis antar anak, lomba disain poster atau pamf et, lomba pemilahan sampah, lomba kebersihan halaman, dan lain sebagainya.5. Jajak-Pendapat;Kegiatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan persampahan di kawasan permukimannya. Dengan mengisi kuesioner, masyarakat secara tidak langsung sudah diajak memperhatikan permasalahan sampah di kawasannya.6. Wisata Banding;Kegiatan dimana mengunjungi suatu daerah dimana merupakan daerah yang telah berhasil mengembangkan PSBM. Kunjungan dapat optimal jika dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pengelola permukiman percontohan di daerah tersebut.c. Meningkatkan Pengetahuan MasyarakatKeterlibatan masyarakat dalam perencanaan PSB nantinya akan berlangsung lebih efektif jika didukung dengan bekal pengetahan yang baik. Pengetahuan yang ada dapat mempermudah masyarakat dalam bertindak dengan lebih terarah dan tepat sehingga komitmen juga umumnya akan lebih kuat. Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat dimana pada tahapan ini, masyarakat akan diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM dan peran-peran yang dapat mereka jalankan. Namun, kegiatan peningkaatan ini sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi, diskusi interaktif dan kunjungan ke suatu PSBM yang sudah berjalan lebih baik. Adapun peran-peran masyarakat dalam PSBM :1. Masyarakat sebagai Pelanggan dimana menerima layanan PSBM dan membayar iuran sebagai kompensasi terhadap layanan yang diterimanya.2. Masyarakat sebagai Pengembang yakni terlibat dalam perencanaan dan pembangunan PSBM.3. Masyarakat yang akan melakukan pengawasan dan penilaian kinerja dari PSBM dan tenaga pelaksananya.4. Masyarakat sebagai Operator PSBM yang nantinya akan terlibat langsung dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan pengaturan administrasi PSBM.5. Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM yang akan terlibat dalam minimisasi, pengolahan, dan pemilahan sampah di rumahnya masing-masing, pewadahan dan pengumpulan sampah, dan pemeliharaan fungsi fasilitas komunal.

2.3TPA Sanggrahan di Temanggung

(Sumber: Hasil Observasi Penulis di TPA Sanggrahan )TPA Sanggrahan merupakan tempat pemrosesan akhir yang terdapat di Kabupaten Temanggung dan terletak di desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan dengan luas lahan 2,6 Ha. Kondisi eksisting TPA Sanggrahan mempunyai 2 zona penimbunan aktif yang kondisi sekarang mulai penuh karena timbunan sampah sudah mencapai 80%. Kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan konsep pengelolaan sampah di TPA Sanggrahan masih menggunakan konsep Controlled Landfill. Terbatasnya lahan, dan berkurangnya sarana dan prasarana penunjang di TPA berdampak pada kurang optimalnya pengelolaan sampah, sehingga akan menimbulkan dampak negatif di lingkungan sekitar TPA. Hal tersebut yang menjadi permasalahan utama seiring meningkatnya timbulan sampah dari pertumbuhan penduduk dan belum ditemukan lahan baru sebagai pengganti. Untuk mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan lahan TPA yang tersedia serta memperpanjang umur penggunaan TPA, maka diperlukan pengelolaan sampah dengan konsep Sanitary Landfill, dan penambahan prasarana dan sarana TPA.

(Sumber: Hasil Observasi Penulis di TPA Sanggrahan )

TPA Sanggrahan merupakan salah satu Tempat Pemrosesan Akir yang ada di Kabupaten Temanggung dimana terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Saat ini TPA sanggrahan sudah melayani 7 kecamatan yaitu Temanggung, Parakan, Kranggan, Kedu, Bulu, Ngadirejo, dan Candiroto. TPA Sanggrahan mempunyai luas sekitar 2,67 Ha. Yang menjadi masalah utama dalam pengelolaan TPA Sanggrahan yaitu hanya sekitar 1,6 Ha lahan yang sudah dimanfaatkan sebagai lahan pembuangan sampah serta sebagai sarana pendukung operasional TPA. Kondisinya saat ini sudah mulai penuh karena timbunan sampah telah mencapai lebih dari 80% total kapasitas zona timbunan yang ada. Disamping itu pengelolaan sampah di TPA tersebut belum memenuhi standar kualitas lingkungan dan masih dilakukan secara terbuka atau controlled landfill. Di TPA Sanggrahan juga telah ada zona timbunan baru dengan kapasitas 76.427,5 m3, namun zona timbunan baru ini belum beroperasi dan belum memiliki Standart Operational Procedur.2.4TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PADA TPA SANGGRAHAN2.4.1 PENYIMPANAN/PEWADAHAN : Kapasitas dan disain pewadahan diperhitungkan berdasarkan : rata-rata laju timbulan sampah jumlah orang per KK frekuensi pengumpulan kemudahan proses pengumpulan

2.4.2 PENGUMPULAN1. Pola Pengumpulan Individu = Langsung & Tak Langsung2. Pola Komunal = Langsung & Tak Langsung3. Pola Pengumpulan Individu Langsung = Dari lokasi sumber sampah langsung ke TPA dengan menggunakan Truck4. Pola Pengumpulan Individu Tak Langsung = Dari lokasi sumber sampah diangkut ke TPA dengan melalui proses pemindahan (gerobak,Truck)5. Pola Pengumpulan Komunal Langsung = Dari masing-masing titik pewadahan komunal sampah langsung ke TPA dengan menggunakan Truck6. Pola Pengumpulan Komunal Tak Langsung = Dari masing-masing titik pewadahan komunal sampah diangkut ke lokasi pemindahan (TPS / Container ) kemudian ke TPA dengan Truck

2.4.3 PENGANGKUTAN :1. Sistem Transfer Depo Dump Truck sumber sampah Transfer Depo pemindahan sampah ke Truck, pengangkutan ke TPA pembongkaran sampah di TPA, perjalanan kembali ke Transfer Depo ( semula atau yang lain)2. Sistem Container Arm Roll Truck dari pool kendaraan ke lokasi membawa Container kosong penukar Container kosong dengan Container yang penuh, diangkut ke TPA pengosongan Container di TPA, kembali kelokasi Container penuh berikutnya

2.4.4 PENGOLAHAN :a) PENGKOMPOSAN (COMPOSTING) : upaya mengurangi volume sampah secara biologib) PEMBAKARAN ( INCINERATION ) : upaya mengurangi volume sampah secara fisis c) DAUR ULANG ( RECYCLE / REUSE ) : upaya mengurangi volume sampah secara mengolah kembali dan memanfatkan menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomisd) PEMADATAN ( BALLING / COMPACTING) upaya mengurangi volume sampah dengan pemadatan secara mekanise) PENGERINGAN ( DRYING ) upaya mengurangi volume dan berat sampah dengan mengurangi kadar airnya

2.4.5 PEBUANGAN AKHIR1) Controlled Landfill 2) Sanitary Landfill

2.5 SARANA DI TPA SANGGRAHAN Seperti yang telah terlihat padasaat observasi lapangan, sarana yang terdapat pada TPA Sanggrahan adalah : 1) TOSSA

(Sumber: Hasil Observasi Penulis di TPA Sanggrahan )Tossa pada umumnya digunakan untuk menganggkut sampah door to door dari rumah warga. Kapasitas tossa dapat menganggkut kira kira 1 ritasi. Tossa ini akan menganggut sampah dari rumah warga ke TD (Transfer Depo) atau ke TPS T3R .

2) TRUCK

(Sumber: Hasil Observasi Penulis di TPA Sanggrahan )Truck ini biasanya digunakan oleh para pegawai untuk mengangkut sampah yang ada diluar batas kota temanggung. Lalu dipindahkan pada TPS 3R ataupun langsung ditranfer pada TPA Sanggrahan. 3) DUMP TRUCK

(Sumber: Hasil Observasi Penulis di TPA Sanggrahan )Dump Truck ini digunakan untuk memindahkan sampah sisa dari pengelompokan yang dilakukan pada TPS 3R ataupun untuk menganggut sampah dari TD ke TPS 3R lalu setelah itu di transferkan ke TPA Sanggrahan.

BAB IIIKESIMPILAN

3.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat penulis rangkai adalah TPA Sanggrahan adalah salah satu TPA yang berada pada Kabupaten Temanggung. Proses yang dilakukan pada TPA Sanggrahan ini adalah dengan cara Controlled Landfill dan Sanitary Landfill. Proses yang dilakukan pada tipe Controlled Landfill yaitu dengan mendesain luas lahan dengan lapisan geotextil dan juga geomembran dengan tujuan agar lindi yang dihasilkan pada proses dekomposisi tidak mencemari lapisan tanah dan tidak mencemari lapisan air tanah.

Daftar PustakaUu No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan SampahDamanhuri, Enri. 1995. Teknik Pembuangan Akhir. Bandung: Teknik Lingkungan ITB Jurnal: Melky Sidik M. Hutauruk, Syafrudin, Ika Bagus Priyambada.2012.Studi Optimalisasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sanggrahan Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Program Studi Teknik Lingkungan FT. UNDIPAdiansyah, 2010. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan sampah, pada halaman http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/09/pembangunandanpertumbuhn-ekonomi.html diakses pada tanggal 3 Maret 2014Anonim. 2012. Dasar-DasarPengelolaanSampah. www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-sistem-pengelolaan-sampahdi akses pada tanggal 11 Juni 2015Dewi,Astari.2010.Sistem PengolahanSampah.https://sites.google.com/site/praswilkel07/studi-kasus di aksespadatanggal 11 Juni 2015Faizah.2008. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat. http://eprints.undip.ac.id/17313/1/faizah.pdf di akses pada tanggal 11 Juni 2015http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971091-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/PM.pdf