Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

38
Presented By: Kelainan Plasenta &Amnion Amnionsintesis Kelompok : 6 - Alde Pitra - Anggun Mardalitya - Muhammad Yunus - Nurul Khairiyah Amri - Eni fatonah - Iqbal Zain - Fika Putri - Agnesia F P - Primananda Ayu - M Erlangga Sudina - Anggi Junita - Vito Sahala Tobias Pengampu: dr. Paryanto, Sp.OG

description

refrat

Transcript of Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Page 1: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Presented By:

• Kelainan Plasenta &Amnion

• AmnionsintesisKelompok : 6- Alde Pitra- Anggun Mardalitya- Muhammad Yunus- Nurul Khairiyah Amri- Eni fatonah- Iqbal Zain- Fika Putri- Agnesia F P- Primananda Ayu- M Erlangga Sudina- Anggi Junita- Vito Sahala Tobias

Pengampu: dr. Paryanto, Sp.OG

Page 2: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6
Page 3: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Plasenta1,2

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 – 20 cm dengan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata – rata 500 gram.

Letak plasenta umumnya didepan atau dibelakang dinding uterus, agak keatas ke arah fundus uteri.

Umumnya plasenta akan terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Page 4: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6
Page 5: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Fungsi plasenta2 : Pertukaran gas respirasi Sebagai alat yang memberi makanan pada

janin (nutritif) Sebagai alat yang memberi zat asam Sebagai alat untuk mengeluarkan sisa

metabolisme (ekskresi) Sebagai alat yang membentuk hormon Sebagai alat untuk menyalurkan berbagai

antibodi ke janin Sebagai suatu barier (penghalang) terhadap

bakteri dan virus, akan tetapi tidak efektif.

Page 6: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Kelainan Plasenta

3,4,5

1. Kelainan ukuran dan bobot

Lebih berat dan besar sampai 1/3 berat badan janin, dijumpai pada diabetes melitus dan sifilis.

Lebih kecil sampai 1/9 berat badan janin dijumpai pada penyakit jantung, ginjal, dan sebagainya.

Page 7: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Kelainan Plasenta

4,5,6

 

2. Kelainan bentuk dan variasi bentuk

Dengan beberapa lobus :

Plasenta dupleks

Plasenta tripartite

Plasenta fenestrata

Plasenta berbentuk cincin

Plasenta membranacea

Plasenta suksentruriata

Plasenta spuria

Plasenta Marginata

Page 8: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

KELAINAN IMPLANTASIImplantasi plasenta normal pada dinding anterior dan posterior dari fundus

Page 9: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Kelainan Implantasi

4,5

 

Plasenta Previa Implantasinya rendah, yaitu di segmen bawah rahim, disebut plasenta previa. Keadaan ini dibagi menjadi empat bagian yaitu:

Plasenta previa totalis Plasenta previa parsialis Plasenta previa marginalis Plasenta letak rendah

Page 10: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6
Page 11: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Kelainan Implantasi

7,8,9

 PLASENTA ACCRETA Implantasi yang abnormal dimana plasenta

tertanam pada dinding uterine. Dibagi atas: Placenta acreta, Impantasi secara langsung

pada miometrium dengan menembus desidua. Placenta increta, terjadi bila Chorionic vili

menyerbu masuk sampai kedalam lapisan miometrium.

Placenta percreta, terjadi bila chorionic vili menyerbu masuk dinding uterine pada lapisan serosa dan dapat menimbulkan rupture uteri.

Page 12: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Penyakit plasenta 7,10,11

Infark Plasenta jaringan putih keras berukuran kecil sampai

beberapa cm2, baik pada permukaan maternal maupun pada permukaan fetal plasenta. Ada 3 jenis infark :

infark marginal Terdapat hanya pada permukaan fetal, yang tidak

besar arti klinisnya, kecuali bila sangat luas. Infark yang lebih tebal dan meliputi sebagian atau

seluruh plasenta. Adapula yang disebut “infark putih”, yaitu degenerasi bewarna putih, dan “infark merah”, merupakan hematoma intervili.

Page 13: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Penyakit plasenta 7,10,11

Kalsifikasi plasentao Terjadi saat plasenta menjadi tuao timbul penimbunan kalsium pada

lapisan atas decidua basalis, terutama ditempat sekitar tertanamnya villi, dan di tempat-tempat yang telah terjadi degenerasi fibrin.

Page 14: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Penyakit plasenta

7,10,11

Tumor plasenta :oKista plasenta oFibrosum oHemangioma atau

korioangioma

Page 15: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Penyakit plasenta 7,10,11

Plasenta dan Plasentitis atau korioamnionitis

infeksi pada plasenta, korion, dan amnion.

disebabkan oleh pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang terutama saat intrapartum, partus lama, dan ketuban pecah dini.

Page 16: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Penyakit plasenta 7,10,11

Disfungsi plasenta Ketidaksanggupan plasenta

dalam mencukupi kebutuhan oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormone bagi janin.

Page 17: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Cairan Amnion2

Struktur Cairan Amnion

Terdapat didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion. warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis.

Cairan amnion memiliki fungsi :

o Bantalan perlindungan terhadap trauma

o Janin bergerak bebas;

o Melindungi suhu tubuh janin;

o Menghambat bakteri karena mengandung fosfat dan seng;

o Meratakan tekanan didalam uterus pada waktu partus sehingga serviks membuka;

o Membersihkan jalan lahir (jika ketuban pecah) dengan cairan yang steril dan mempengaruhi keadaan didalam vagina sehingga bayi kurang mengalami infeksi;

o Dapat bermanfaat untuk deteksi dini kelainan kromosom dan kelainan DNA dari minggu ke 12 – 20.

Page 18: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6
Page 19: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Kelainan pada Amnion4,5,12

A. Hydramnion Hydroamnion adalah Suatu keadaan

dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter

Ada dua jenis hidramnion berdasarkan perjalanan penyakitnya :

o Hidramnion kroniso Hidramnion Akut

Page 20: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Etiologi dan manifestasi klinis Hydramnion3,5,12,14

Etiologi :

o Produksi air ketuban bertambah

o Pengaliran air ketuban terganggu

Manifestasi klinis :

Perut Ibu hamil sangat besar.

Tulang punggung Ibu semasa hamil terasa nyeri.

Perut terasa kembung dan lebih kencang.

Kulit perut tampak mengkilap.

Terkadang Ibu merasakan sakit pada perut ketika berjalan.

Rahim Ibu tumbuh lebih cepat daripada yang seharusnya. Tekanan pada diafragma menyebabkan ibu mengalami sesak nafas.

Denyut jantung janin sulit dipantau. Bagian-bagian tubuh janin sulit diraba.

Page 21: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Tatalaksana hidromnion3,4,5,6,15

Terapi hidromnion dibagi dalam tiga fase:

Waktu hamil  Waktu bersalin  Post partum

Page 22: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Kelainan pada Amnion2,3,4,7

 B.Oligohidramnionair ketuban kurang dari normal,

yaitu kurang dari 500 cc

Etiologi

Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin.

Page 23: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Patofisiologi Oligohidramnion3,5,7,10,11

Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).

Page 24: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Manifestasi Oligohidramnion 3,5,7,10,11

Manifestasi yang biasa ditemui :

Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.

Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.

Sering berakhir dengan partus prematurus.

Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.

Persalinan lebih lama dari biasanya.

Sewaktu his akan sakit sekali.

Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

Page 25: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Pemeriksaan Penunjang oligohidramnion 3,5,7,10,11

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)

Rontgen perut bayi Rontgen paru-paru bayi Analisa gas darah.

Page 26: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Akibat Oligohidramnion 3,5,7,10,11

Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.

Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).

Page 27: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Tindakan Konservatif Oligohidro-amnion 3,5,7,10,11

Tirah baring. Hidrasi. Perbaikan nutrisi. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung

pergerakan janin, NST, Bpp). Pemeriksaan USG yang umum dari volume

cairan amnion. Amnion infusion. Induksi dan kelahiran.

Page 28: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Amniosentesis 2,3,12

prosedur yang mengambil sampel cairan ketuban (amnion) dan menganalisisnya di laboratorium untuk mendeteksi kelainan genetik tertentu.

Amniosentesis biasanya dilakukan antara minggu 15 dan 20 kehamilan

amniosentesis juga biasanya dilakukan pada wanita hamil yang berusia lebih dari 35 tahun. Namun, pemeriksaan tersebut saat ini dapat dilakukan pada batasan usia kehamilan berapapun.

Page 29: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Masalah yang dapat diidentifikasi melalui amniosentesis3,13,15 Penyakit skeletal, seperti oseogenesis

imperfekta Infeksi janin, seperti herpes atau rubella Penyakit sistem saraf pusat, seperti anensefali Penyakit darah, seperti eritoblastosis fetalis Masalah kimia atau defisiensi, seperti sistiuria Amniosentesis dapat juga menentukan jenis

kelamin bayi. Namun pemeriksaan tersebut tidak digunakan untuk tujuan itu, kecuali pada kasus dimana jenis kelamin bayi menjadi masalah, seperti pada hemofilia.

Page 30: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Wanita dengan indikasi amnion-sintesis3,13,15

Yang akan melahirkan anak setelah usia 35 tahun.

Yang melahirkan anak dengan kelainan lahir sebelumnya

Memiliki riwayat keluarga kelainan genetic atau cacat lahir

Yang pasangannya mempunyai kelainan lahir.

Page 31: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Alat-alat yang digunakan 3,13,15

Larutan antiseptic

Jarum-jarum spinal dan stilus ukuran 18, 20, 22

Spuit 10 cc

Spuit 2 cc

Lidokain

Jarum ukuran 25, 21

Handuk dan duk lobang steril

Es

Vial specimen bersih dan berwarna coklat

Page 32: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Tata cara amniosentesis 3,13,15

Ultrasonografi sangat membantu untuk melokalisasi plasenta dan menentukan presentasi janin atau sebagai penuntun untuk memasukkan jarum spinal ukuran 20 atau 22 ke dalam kantong amnion

mengosongkan kandung kemih berbaring terlentang pada meja

pemeriksaan Iinfiltrasi dibelakang leher janin, atau

pada area bagian-bagian kecil, atau dalam area suprapubik di bawah kepala janin

Page 33: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Jarum spinal dengan stiletnya dimasukkan ke dalam rongga amnion diaspirasi ke dalam sebuah spuit 10 cc.

Cairan untuk rasio lesitin-sfingomielin (L/S) ditempatkan ke dalam sebuah tabung reaksi yang dikelilingi dengan es dan cairan untuk analisis spektrofotometri di tempatkan dalam sebuah botol coklat

Page 34: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Amniosentesis 3,13,15

Amniosentesis Trimester Kedua

Amniosentesis adalah metode yang aman dan akurat untuk diagnosis prenatal dan biasanya dilakukan antara 15 hingga 20 minggu gestasi.

Amniosentesis Dini (Trimester Pertama)

Amniosentesis disebut dini jika dilakukan antara 11 dan 14 minggu.

Page 35: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Amniosentesis

Page 36: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Amniosentesis 3,13,15

Interpretasi: Rasio Lesitin-Sfingomielin (Rasio L/S):

Lesitin dan sfingomielin mulai muncul dalam jumlah yang terukur di dalam cairan amnion kurang lebih pada kehamilan minggu ke 25 atau 26.

Fosfatidilgliserol (PG) biasanya muncul dalam cairan amnion kehamilan normal diantara kehammilan minggu ke 34 dan 35.

Fosfatidilkolin jenuh (SPC) adalah komponen utama dari fosfolipid permukaan-aktif paru. Konsentrasi yang lebih besar dari 500 mikrogram per desiliter jarang berhubungan dengan respiratory distress syndrome

Page 37: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

Tes Stabilitas Busa (Tes Kocok) adalah suatu pengujian yang cepat untuk menaksir keatangan paru janin.

Spektrofotometri scan telah menunjukkan bantuannya dalam evaluasi isoimunisasi Rhesus.

Darah di dalam cairan amnion dapat berasal dari janin atau ibu.

Mekonium dalam cairan amnion memberikan kesan stress janin sebelumnya.

Leukosit polimorfonuklear dalam cairan amnion mengindikasikan bahwa terdapat infeksi atau menjelang infeksi.

Pewarnaan gram dan biakan sangat membantu bila dicurigai infeksi.

Page 38: Refrat Blok 17 Kelompok Tutorial 6

DAFTAR PUSTAKA Heffner, Linda J., Schust, Danny J. 2006. At a Glance Sistem ReproduksiEdisi 2. Jakarta :

Penerbit Erlangga

Prawiroharjo,Sarwono.2012. Ilmu Kebidan edisi IV. Jakarta : PT Bina Pustaka

Leveno, Kenneth. J, dkk. 2004. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: EGC

Sastrawinata,Sulaimanet al. 2004. Ilmu kesehatan reproduksi: Obstetri patologi ed.2. EGC.Jakarta

Sholehah, KJLFA.2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s Midwifery 3rd.ed). Bandung ; Sekeloa Publisher.

Wash, Linda. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta; EGC.

Taber, Benzoin. 1984. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC.

Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta ; EGC

Gilbert Barness,Enid.2003.Embryo and fetal pathology.Cambridge University:United Kingdom

G Kaplan,Cynthia.2007.Color Atlas of gross placental pathology second edition. Springer : United Kingdom

Manuaba, dll. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta.

Sofian, Amru. 2012.Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis. Edisi 3. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustan. 1998. Sinopsis Obstetri.Jakarta ; EGC.

Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Ed.9. EGC: Jakarta