Pneumonia Case
-
Upload
muthiadespi -
Category
Documents
-
view
20 -
download
4
description
Transcript of Pneumonia Case
LAPORAN KASUSPNEUMONIA
Oleh :MUTHIA DESPI UTAMI
Pembimbing :
dr. Oki Fitriani, Sp.A
KOAS ANAK Rumah Sakit Umum Daerah dr. Drajat Prawiranegara
Juni 2015
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 19 Januari 2013
Umur : 2 tahun 4 bulan
Suku bangsa/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Tanggul Ciruncang RT 01 RW 12, Serang
Nama Ayah : Tn. M
Pendidikan : Tamat SLTP
IDENTITAS ORANG TUA
Data orang tua Ibu Ayah
Nama Umur
PekerjaanPendidikan
Agama
Siti Magfiroh28 tahun
Ibu Rumah TanggaTamat SLTP
Islam
Mulyadi32 tahun
WiraswastaTamat SLTP
Islam
ANAMNESISDilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 31 Mei 2015.
Keluhan utama :
Sesak nafas
Keluhan tambahan :
Panas, batuk, pilek, mual, muntah, nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang anak diantar oleh orangtuanya ke IGD RSUD dr.Drajat Prawiranegara dengan keluhan
sesak sejak hari Jumat, 3 hari yang lalu. Sesak lebih sering dirasakan setiap pasien batuk, terdapat dahak
berwarna kehijauan tetapi sering susah untuk dikeluarkan. Batuk sudah dialami sejak 5 hari lalu, pasien juga
mengalami panas naik turun sepanjang hari dan lebih sering panas saat malam hari. Pasien mengalami
muntah dan nyeri pada perut sejak 3 hari lalu. Nafsu makan pasien mulai menurun. Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga tidak ada yang sedang mengalami batuk-batuk dan tidak ada yang menderita TB ataupun yang pernah mengkonsumsi
OAT.
Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Pasien dilahirkan di rumah dengan bantuan bidan, berat badan lahir 3,2 kg dan panjang badan 52 cm. Imunisasi lengkap
diberikan. Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu saat hamil
Riwayat Perkembangan :
Orang tua menyatakan bahwa anak mulai bisa berjalan saat usia 1 tahun, perkembangan lainnya orang tua tidak mengingatnya.
Riwayat Imunisasi
BCG : (+)
Hepatitis B : (+)
Polio : (+)
DPT : (+)
Campak : (+)
Kesan : Imunisasi dasar telah diberikan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 15 Kg
Tinggi badan : 89 cm
Lingkar kepala: 44 cm
Status Gizi : gizi baik
Tanda Vital
Nadi : 132 x/menit
Pernafasan : 36 x /menit
Suhu : 38,6° C (axilla)
Status Generealis• Kepala : Normocephal
• Rambut : Warna rambut hitam, terdistribusi merata
• Wajah : Wajah tidak anemis, tidak ada kelainan kulit
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra
• Hidung: Nafas cuping hidung (-/-), sekret (+/+)
• Mulut : Bibir kering (+), perioral sianosis (-) lidah kotor (-)
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), trachea berada ditengah
• Thorax : Simetris kiri dan kanan, retraksi (+)
• Cor : I : Bentuk dada datar, Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
P : Iktus cordis teraba 1 jari dibawah papilla mamae
A : Bunyi jantung I & II reguler, gallop (-), murmur (-)
• Pulmo : I : Pergerakan kedua hemithorax simetris
P : Fremitus taktil simetris kanan dan kiri
P : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri
A : Suara nafas vesikuler, rhonki (+/+), wheezing (-/-)
• Abdomen : I : Perut tampak buncit
A: Bising usus (+)
P : Timpani pada ke empat kuadran abdomen
P : Nyeri tekan abdomen (-), pembesaran hepar (-) lien (-)
• Ekstremitas : Superior Inferior
Akral hangat +/+ +/+
Akral sianosis - / - - / -
Edema - / - - / -
Capillary Refill Time < 2 detik < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pem. Darah Tanggal 31/05/15 Jam 09.49 WIB
Hb : 9,00
Leukosit : 5060
Ht : 29,1
Trombosit : 255.000
GDS : 93
URINALISAPemeriksaan Nilai Nilai Rujukan
MakroskopisWarna Kuning Kuning
Kekeruhan Jernih Jernih Berat jenis 1,005 1,015-1,035
pH 6,5 4,50-8,00Albumin - Negatif Glukosa - NegatifKeton - Negatif
Bilirubin - NegatifDarah samar - Negatif
Nitrit - NegatifUrobilinogen Normal Normal
SedimenLeukosit 0-1 /LPB 1 – 4 /LPBEritrosit 0-1 /LPB 0 -1 /LPBEpitel + +
Silinder Negatif Negatif Jenis - Tidak ditemukanKristal - NegatifJenis - Tidak ditemukanBakteri - NegatifJamur - Negatif
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pem. Foto Thorax PA (AP) tgl 01/06/2015 pukul 09:57
Cor : CTR <50%, aorta normal
Pulmo : tampak infiltrat di perihilerdan parakardial bilateral
Hilus tidak menebal
Kedua sinus dan diafragma normal
Tulang dan jaringan lunak baik
Kesan : Bronkhopneumonia
DIAGNOSIS
Pneumonia
TATALAKSANAAmoksisilin 3x375 mg
IVFD D5% 10 tpm mikro
Ambroxol 3x1/2 cth
Paracetamol 3x1 ½ cth
PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UPTanggal/jam FOLLOW UP Therapy/Tindakan Medik
01/06/15 S/ Sesak berkurang Batuk berdahak + Pilek + BAK + BAB – (sejak 3 hari yang lalu)
O/ KU : Sedang Kes : Compos mentis T : 37,6 HR : 130 x/menit RR : 47 x/menit Kepala: Normochepal Mata : CA -/-, SI -/- Hidung: PCH -, sekret – Mulut : Sianosis -, lidah kotor – Leher : Pembesaran KGB – Thorax: Simetris, retraksi – Pulmo: Ves +/+, Rh +/+, Wh -/- Cor : BJ I & II reguler, murmur -, gallop – Abd : Buncit, supel, BU +,
pembesaran hepar-lien -, nyeri tekan –
Ext : Akral hangat, CRT <2”
- -
- -
Cefotaxim 3x500 mg
Salbutamol 3x1 mg
Ambroxol 3x1/2 cth
Paracetamol 11/2 cth tiap 4-8 jam
Paracetamol i.v 175 mg (jika perlu)
D5% 10 tpm makro
03/06/15 S/ BAB + BAK + Batuk berdahak + Sesak –
O/ KU : Sedang KS : Compos mentis T: 35,5 HR: 1005x/menit RR: 23 x/menit Kepala : Normochepal Mata : CA -/-, SI -/- Hidung : PCH – Mulut : Sianosis -, lidah kotor – Leher : Pembesaran KGB – Thorax : Simetris, retraksi – Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Wh -/- Cor : BJ I & II reguler, murmur -, gallop – Abd : Buncit, supel, BU +,
pembesaran hepar-lien -, nyeri tekan –
Ext : Akral hangat, edema -
Cefotaxim 3x500 mg
Salbutamol 3x1 mg
Ambroxol 3x1/2 cth
Parasetamol 11/2 cth bila panas
D5% 10 tpm
Jika sampai dengan sore (jam 16.00) demam (-) pasien BLPL Cefixim 2x50 mg
(pulv) Ambroxol 3x1/2
cth Salbutamol 3x1
mg
RESUME Anamnesis
Sesak sejak hari Jumat, 3 hari yang lalu, lebih sering dirasakan setiap pasien batuk. Batuk
dengan dahak berwarna kehijauan sejak 5 hari lalu, pasien juga mengalami panas naik turun
sepanjang hari dan lebih sering panas saat malam hari. Pasien mengalami muntah dan nyeri
pada perut sejak 3 hari lalu. Nafsu makan pasien mulai menurun. Riwayat alergi disangkal.
Pemeriksaan FisisKeadaan umum : Tampak sakit sedang Tanda VitalKesadaran : Compos mentis Nadi : 132 x/menitBerat badan : 15 Kg Pernafasan: 36 x /menitTinggi badan : 89 cm Suhu : 38,6° C (axilla) Lingkar kepala : 44 cmStatus Gizi :
STATUS GENERALIS• Kepala : Normocephal
• Rambut: dbn
• Wajah : dbn
• Mata : dbn
• Hidung : PCH (-/-), sekret (+/+)
• Mulut : bibir kering (+), POC (-) lidah kotor (-)
• Leher : dbn
• Thorax : simetris, retraksi (+)
• Cor : dbn
• Pulmo : ves +/+ rh +/+ wh -/-
• Abd : dbn
• Eks : dbn
Pemeriksaan Lanjutan
Pem. Foto Thorax PA (AP)
Pulmo : tampak infiltrat di perihilerdan parakardial bilateral
Kesan Bronkhopneumonia
Darah Rutin
Hb : 9,00
Leukosit : 5060
Ht : 29,1
Trombosit : 255.000
GDS : 93
ANALISA KASUS
1. ANAMNESIS
• Pada teori:
Pneumonia dengan gejala infeksi umum : demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
makan
Keluhan gastrointestinal : mual, muntah, kembung, diare atau sakit perut. Gejala gangguan pernafasan yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, nafas cuping hidung, merintih dan sianosis.
• Pada kasus :
- Sesak sejak 3 hari yang lalu
- Batuk dengan dahak berwarna kehijauan sejak 5 hari
- Panas naik turun sepanjang hari dan lebih sering panas saat malam hari
- Muntah dan nyeri pada perut sejak 3 hari lalu
- Nafsu makan pasien mulai menurun.
2. Pemeriksaan fisik & penunjang
Pada teori :
• Dapat ditemukan retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal dan pernafasan cuping hidung, pekak perkusi, suara napas melemah, dan terdengar ronki.
Pada kasus :
- Adanya pernafasan cuping hidung dan retraksi suprasternal
- Terdengar suara ronki pada auskultasi
- Hasil rontgen tampak inflitrat di medial kedua paru, corakan bronkovaskuler bertambah, hilli normal, kesan bronkopneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
Pneumonia adalah Infeksi akut parenkim paru
Ditandai dengan batuk,demam, takipnea, retraksi, ronkhi
Disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi konsolidasi jar. paru, gangguan
pertukaran udara
EPIDEMIOLOGI
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun (balita).
Insiden pneumonia pada anak ≤ 5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan dinegara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun
Mortalitas diakibatkan oleh bakteremia karena Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus, tetapi berkaitan juga dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan
ETIOLOGI• Bayi baru lahir (neonatus – 2 bulan)
Organisme saluran genital ibu : Streptokokus grup B, Escheria coli dan kuman Gram negatif lain, Listeria
monocytogenes, Chlamydia trachomatis tersering
• Usia > 2 – 12 bulan
S. aureus dan Streptokokus grup A tidak sering tetapi fatal
• Usia 1 – 5 tahun
Streptococcus pneumoniae, H. influenzae, Streptococcus grup A, S. aureus tersering. Chlamydia
pneumonia : banyak pada usia 5-14 th (disebut pneumonia atipikal)
• Usia sekolah dan remaja
S. pneumonia, Streptokokus grup A, dan Mycoplasma pneumoniae (pneumonia atipikal)terbanyak
FAKTOR RISIKO
• Berat bayi lahir rendah
• Tidak mendapat imunisasi
• Tidak mendapat ASI yang adekuat
• Malnutrisi, defisiensi vit. A
• Tingginya pajanan terhadap polusi udara
PATOFISIOLOGI
Terganggunya barrier pada sal. pernafasan
Mikroorganisme masuk ke dalam bagian perifer paru
Timbul respon inflamasi akut
Mengalami konsolidasi (serbukan PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema) stadium hepatisasi merah
Jumlah makrofag meningkat di alveoli degenarasi sel, fibrin menipis stadium resolusi
kemampuan paru-paru untuk mengembang berkurang –> tubuh bereaksi dengan bernapas cepat agar tidak terjadi hipoksia (kekurangan oksigen). Apabila pneumonia bertambah parah, paru akan bertambah kaku dan timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
MANIFESTASI KLINIS
• Demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, kembung, diare atau sakit perut
Gejala infeksi umum
• Batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, nafas cuping hidung, merintih dan sianosis
Gejala gangguan respiratoris
Pneumonia bakterial awitannya cepat, batuk produktif, leukositosis dan perubahan nyata pada
pemeriksaan radiologis. Infeksi Streptococcus pneumoniae biasa bermanifestasi sebagai bercak-bercak
konsolidasi merata di seluruh lapang paru (bronkopneumonia), pada anak besar atau remaja dapat
berupa konsolidasi pada satu lobus (pneumonia lobaris).
DIAGNOSIS• Diagnosis pada balita : adanya batuk atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi
napas (napas cepat) sesuai umur.
• Diagnosis pneumonia berat : adanya batuk atau kesukaran bernafas disertai sesak atau
retraksi pada anak usia 2 bulan - <5 tahun.
umur < 2 bulan adanya nafas cepat, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding dada
sebelah bawah ke dalam
• Dalam pemeriksaan fisik penderita bronkopneumoni ditemukan :
- Terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal
- Pernafasan cuping hidung
- Pada auskultasi ditemukan suara ronki/crackles
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap
Pneumonia virus dan mikoplasma leukosit N / sedikit meningkat,
Pneumonia bakteri leukositosis (15.000-
40.000) dengan predominan netrofil
C-Reactive Protein (CRP)
Kadar CRP > pada pneumonia alveolar
dibandingkan pneumonia interstitialis.
Pneumonia karena Stresptococcus
pneumoniae akan menunjukkan kadar CRP
yang lebih tinggi.
Pemeriksaan radiologi
Terdapat konsolidasi pada lobus, lobulus atau segmen dari satu atau lebih lobus
paru.
Terlihat patchy infiltrate parenkim paru dengan
gambaran infiltrasi kasar
Secara umum, gambaran foto toraks terdiri dari :
• Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular, peribronchial cuffing dan hiperaerasi.
• Infiltral alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu lobus disebut pneumonia lobaris.
• Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai peningkatan corakan peribronkial.
• Pemeriksaan Mikrobiologik
Tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat yang dirawat di RS. Untuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru.
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan kausal antibiotik yang sesuai- Bayi & anak prasekolah (2 bln-5thn) : beta lactam amoksisilin, golongan sefalosporin,
kotrimoksazol, makrolid (eritromisin)
• Pengobatan suportif :
- pemberian cairan intravena
- terapi oksigen 2-4 L/menit
- koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, elektrolit,gula darah
- nyeri dan demam analgetik/antipiretik
PENCEGAHANPrimer
- Memberikan imunisasi campak pada usia 9 bulan dan DPT 3x
- Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara memberikan ASI pada bayi
- Mengurangi polusi lingkungan seperti polusi udara
- Mengurangi kepadatan hunian rumah
Sekunder
- Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat
Tersier
Mencegah timbulnya penyakit lain pemberian ASI, antibiotik selama 5 hari
PROGNOSIS• Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %,
• Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Herry Gama, H. M., 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi. 3 ed. Bandung.Rahajoe, Nastiti N. Supriyatno, Bambang; Setyanto, Darmawan Budi, 2013. Buku Ajar Respirologi. 4 ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.Retno Asih S, L. S., 2006. Pneumonia. Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI. Surabaya: OpenUrika Creative Multimedia.Said, M., Desember 2001. Pneumonia Atipik pada Anak. In: Sari Pediatri. Jakarta: pp. 141-146.