Isi Case Pneumonia

48
Pneumonia Berdasarkan Epidemiologi dan Klinis Pneumonia Peradangan parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstisium (FK UNAIR) Secara klinis à peradangan paru karena mikroorganisme (Djojodibroto) Infeksi tersering saluran napas bawah akut (ISNBA) yang mengenai parenkim paru, distal dr bronkiolus terminalis (bronkiolus respiratori, alveoli) + menimbulkan konsolidasi jaringan paru & gangguan pertukaran gas setempat (IPD) Epidemiologi Merupakan penyebab 1/6 kematian di US, dikarenakan: Permukaan epitel paru terus terpajan udara tercemar Flora nasofaring terus menerus diaspirasi selagi tidur, bahkan oleh orang sehat Penyakit paru lainnya yg umum terjadi menyebabkan parenkim paru rentan organisme virulen Tapi, tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan imun dan non- imun yang meskipun begitu mempunyai kekurangan: 1. Defek pada imunitas bawaan (neutrofil, komplemen) dan imunodefisiensi humoral à peningkatan infeksi bakteri piogenik 2. Defek imunitas selular à peningkatan infeksi mikroba intrasel (mikobakterium) dan MO yang virulensinya rendah (Pneumocystis carinii) 3. Gaya hidup à rokok, alkohol Patogenesis Page | 1

description

jxcbxjjxn

Transcript of Isi Case Pneumonia

Pneumonia Berdasarkan Epidemiologi dan KlinisPneumonia Peradangan parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstisium (FK UNAIR) Secara klinis peradangan paru karena mikroorganisme (Djojodibroto) Infeksi tersering saluran napas bawah akut (ISNBA) yang mengenai parenkim paru, distal dr bronkiolus terminalis (bronkiolus respiratori, alveoli) + menimbulkan konsolidasi jaringan paru & gangguan pertukaran gas setempat (IPD) Epidemiologi Merupakan penyebab 1/6 kematian di US, dikarenakan: Permukaan epitel paru terus terpajan udara tercemar Flora nasofaring terus menerus diaspirasi selagi tidur, bahkan oleh orang sehat Penyakit paru lainnya yg umum terjadi menyebabkan parenkim paru rentan organisme virulenTapi, tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan imun dan non-imun yang meskipun begitu mempunyai kekurangan:1. Defek pada imunitas bawaan (neutrofil, komplemen) dan imunodefisiensi humoral peningkatan infeksi bakteri piogenik2. Defek imunitas selular peningkatan infeksi mikroba intrasel (mikobakterium) dan MO yang virulensinya rendah (Pneumocystis carinii)3. Gaya hidup rokok, alkohol PatogenesisTerkait 3 faktor: Keadaan imunitas inang MO yang menyerang pasien Lingkungan yg berinterkasi satu sama lain cara penularan (droplet sering o/ Streptococcus pneumoniae, selang infus o/ Staphylococcus aureus, infeksi pemakaian ventilator o/ Pseudomonas aeruginosa dan Enterobacter) Resiko terjadinya infeksi ini bergantung pada kemampuan MO untuk mencapai dan merusak permukaan epitel saluran napas, dg cara: Inokulasi langsung Penyebaran melalui pembuluh darah Inhalasi bahan aerosol

MIKROORGANISME FAKTOR YANG MENINGKATKAN RESIKO INFEKSI

Pneumokokkus yang resisten penisilin dan obat lain Usia >65 tahunPengobatan -Laktam dalam 3 bulan terakhirAlkoholismePenyakit imunosupresif (termasuk pemakaian kortikosteroid)

Patogen Gram negatif Tinggal di rumah jompoPenyakit kardiopulmonal penyerta

Pseudomonas aeruginosa Penyakit paru struktural (bronkiektasis)Terapi kortikosteroid (>10mg prednisone/ hari)Terapi antibiotik spektrum luas >7 hari pada bulan sebelumnyaMalnutrisi

PNEUMONIA NOSOKOMIAL a/ infeksi paru yang diperoleh saat pasien dirawat di RS yang infeksinya tidak timbul/ tdk sedang dlm masa inkubasi saat masuk RS Terjadi 72 jam pertama masuk RS Sering terjadi pada pasien dengan penyakit berat, imunosupresi, terapi antibiotik berkepanjangan, atau alat akses invasif (ventilator)Faktor resiko Endogen Debiliti Dasar penyakit: DM, PPOK Usia Eksogen Pembedahan Antibiotik Alat terapi napas Pipa nasogastrik, antasida Lingkungan RS Diagnosis (CDC) Onset pneumonia timbul >72 jam setelah masuk RS yg infeksi tdk timbul/ dlm masa inkubasi saat masuk RS Px. Fisis ronkhi, kepekaan/ infiltrat + 1/ lebih gejala: Sputum purulen Didapatkan isolasi patogen dr darah, aspirasi trakea, spesimen yg berasal dr biopsi/ sikatan bronkus Didapakan isolasi virus pd sekresi pernapasan Titer antibodi thdp suatu patogen Px. Histopatologi membuktikan pneumonia

Kriteria diagnosis Pneumonia Nosokomial menurut CDC

1. ronki/ dullness pada perkusi torak. Ditambah salah satu: a) Sputum purulenb) Isolasi kuman dari bahan yg didapat dari aspirasi transtrakeal, biopsi, atau sapuan bronkus

2. Gambaran radiologis berupa infiltrat baru yang progresif, konsolidasi, kavitasi, atau efusi pleura, dan salah satu dari :a) Isolasi virus/ deteksi antigen virus dan sekret respirasib) Titer antibodi tunggal yang diagnostik (IgM)/ peningkatan 4x titer IgGc) Bukti histopatologis pneumonia

3. Pasien sama atau >12 thn dg 2 gejala berikut: apnea, takipnea, bradikardi, wheezing, ronki, atau batuk, disertai salah satu dari:a) Peningkatan produksi sekresi respirasi atau salah satu dari kriteria no.2

4. Pasien sama atau >12 thn yang menunjukkan infiltrat baru/ progresif, kavitasi, konsolidasi atau efusi pleura pada foto torak. Ditambah salah satu dari kriteria No.3

TerapiPrinsip pemberian antibiotik inisial secara empirik: Pemilihan antibiotik harus mencakup sekurang2nya 90% dari patogen yang mungkin sbg penyebab Regimen meliputi antibiotik yg berbeda dg antibiotik yang sebelumnya diterima pasien Pemberian harus early, appropriate, broad spectrum dan dlm dosis dan cara pemberian adekuat Kombinasi antibiotik diberikan pada penderita dg kemungkinan kuman MDR Jangan mengganti antibiotik sblm 72 jam, kecuali jika keadaan klinis memburuk Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan stlh hasil kultur dr sal. Napas bawah dan ada perbaikan respon klinis Data mikroba dan sensitivitas dpt digunakan untuk mengubah pilihan empirik jika respon klinis awal tdk memuaskan

PNEUMONIA ASPIRASI Aspirasi terbawanya bahan yang ada di orofaring saat respirasi ke saluran napas bawah dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru Dapat disebabkan oleh onfeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan toksik, aspirasi cairan inert (bahan makanan atau lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh bahan padat)Faktor predisposisi: Penurunan kesadaran yg mengganggu proses penutupan glotis, refleks batuk kejang, stroke, pembiusan, cedera kepala, tumor otak Disfagia sekunder akibat penyakit esofagus atau saraf kanker nasofaring, skleroderma Kerusakan sfingter esofagus oleh selang nasogastrik Etiologi: Infeksi tjd secara endogen o/ kuman orofaring yang jenisnya tergantung pada lokasi, tempat terjadinya (komunitas atau nosokomial)Diagnosis:Umumnya datang 1-2 minggu setelah aspirasi dengan keluhan demam menggigil, nyeri pleuritik, batuk, dahak purulen berbau. Bisa ditemukan nyeri perut, anoreksia dan penurunan BB Terapi Pasien dibaringkan duduk Pasang selang nasogastrik pd pasien dg disfagia dan atau gangguan refleks menelan Antibiotik sesuai MO PA dg tipe komunitas penisilin/ sefalosporin generasi 3/ klindamisin 600 mg iv/8 jam jika penisilin tdk mempan/ alergi PA tipe nosokomial antibiotik spektrum luas kuman aerob anaerob contohnya aminoglikosida + sefalosporin generasi 3 atau 4 atau klindamisin Evaluasi hasil terapi Antibiotik diteruskan sampai kondisi membaik, radiologis bersih selama 2 minggu (biasanya 3-6 minggu)

Pembagian pneumonia nosokomial menurut The Japanese Respiratory Society (2004)1.Kel I:Pasien pneumonia ringan atau sedang tetapi tanpa faktor risiko2. Kel II:Pasien pneumonia ringan dengan 1 atau lebih faktor risiko3. Kel III:Pasien pneumonia sedang atau berat dengan 1 atau lebih faktor risiko dan pasien pneumonia berat dengan atau tanpa faktor risiko4. Kel IV:Pasien dengan kondisi spesifika. Netropeniab. Immunosupresi selulerc. Immunosupresi humoral Keterangan :Faktor risiko :1. CVD2. Penyakit saluran napas kronik3. Gagal jantung4. Diabetes, gagal ginjal, penyakit hati kronik5. Pemakaian penghambat H2 atau antasid6. Pemakaian antibiotik jangka lama7. Umur =65 tahun8. Keganasan Pembagian kriteria pneumonia ringan-sedang-berat menurut The Japanese Respiratory Society (2004)NO PARAMETER RINGAN SEDANG BERAT

1 Infiltrat 1 paru Tidak ringan maupun berat >2/3 parah1 paru

2 Suhu tubuh