Case Pneumonia-tb Vya Ringks

32
LAPORAN KASUS PNEUMONIA + TB ANAK PENYUSUN: Arevia Mega Diduta Utami 030.08.036 PEMBIMBING : Dr. Rudi Ruskawan, Sp.A KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT OTORITA BATAM PERIODE 25 Februari 2013 – 04 Mei 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

description

case

Transcript of Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Page 1: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

LAPORAN KASUSPNEUMONIA + TB ANAK

PENYUSUN:

Arevia Mega Diduta Utami

030.08.036

PEMBIMBING :

Dr. Rudi Ruskawan, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

PERIODE 25 Februari 2013 – 04 Mei 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 2: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS

A. Identitas Pasien

Nama : An. AZ

Tanggal lahir/Umur : 10 Januari 2011/ 2 tahun 2 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Batu Aji Asri 73

Agama : Islam

No. RM : 32-54-74

Masuk RS : 18 Februari 2013, jam 06.15 WIB

B. Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama Tn. S Ny.L

Umur 41 tahun 37 tahun

Alamat Batu Aji Asri Batu Aji Asri

Agama Islam Islam

Suku Bangsa Melayu Melayu

Pendidikan D3 SMA

Pekerjaan Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

Hubungan Pasien dengan orang tua: Pasien anak kandung ( anak ke-2 dari 2 bersaudara)

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada orang tua pasien pada tanggal 18

Maret 2013 pukul 08.15 WIB di kamar perawatan pasien.

Keluhan Utama

Sesak yang semakin parah sejak 9 bulan Sebelum masuk Rumah sakit.

2

Page 3: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Keluhan Tambahan

o Demam sejak 3 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit.

o Batuk Berdahak hilang timbul sejak 9 bulan Sebelum Masuk Rumah Sakit.

o Anak terlihat sangat lemas

o Jika batuk tidak berhenti, anak akan tampak biru pada ujung ujung jarinya.

o Berat badan tidak bertambah sejak usia 1,5 tahun

o Sering Berkeringat malam hari.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RS Otorita Batam dengan keluhan sesak yang semakin parah

yang telah terjadi sejak 9 bulan, disertai demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit

dan anak tampak lemas.

9 bulan sebelum masuk rumah sakit , saat anak berusia 1 tahun 3 bulan , anak dibawa

ke RSUD Ummul Fatimah dengan keluhan batuk , demam dan sesak nafas, dan ibu

pasien melihat ketika anaknya batuk tidak berhenti-berhenti , ujung-ujung tangan dan

kaki anak tampak kebiruam. kemudian sempat dirawat sekitar 4 hari kemudian dokter ,

awalnya dokter mengatakan bahwa kemungkinan terdapat kelainan jatung dan paru,

namun dari hasil foto rontgen dokter mengatakan bahwa terdapat infeksi paru dan

jantung dalam keadaan normal. Kemudian anak diberikan dan dipulangkan dengan

kondisi batuk dan demam sudah membaik namun sesak masih ada , diketahui oleh

ibunya dari kecepatan bernafas yang memang meningkat dari biasanya.

Dua minggu setelah pulang dari RS, timbul kembali batuk dan demam disertai sesak

nafas yang memang tidak hilang . dan anak dibawa control ke poliklinik dan hanya

diberikan obat minum saja. Keadaan setelah anak berobat ke poli membaik batuknya dan

demam, namun sesak tetap terlihat.

Dan anak berulang kali mengalami hal yang sama dan orang tua pasien membawa

anak ke poliklinik untuk berobat namun hanya diberikan obat-obatan , namun sesak

menetap meskipun batuk dan demam hilang.

3 bulan sebelum masuk RSOB, pada saat anak berusia 1 tahun 9 bulan anak mengeluh

sesak batuk dan pilek lalu dibawa ke RS Budi kemuliaan kemudian dilakukan

pemeriksaan dan foto Rontgen dan dikatakan bahwa anak menderita infeksi paru dan

terdapat cairan di paru. Kemudian rawat inap 7 hari dan pada hari ke 6 dilakukan foto

3

Page 4: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

rontgen ulang dan dokter menyatakan hasilnya sudah membaik. Kemudian anak

dipulangkan, namun sesak masih tetap ada.

Pada saat 2 hari sebelum masuk RSOB anak demam tinggi terus menerus sejak 3 hari

Sebelum masuk RS, sesak terus menerus sejak 9 bulan SMSR batuk berdahak warna

bening . pilek sejak 3 hatri SMRS. Kemudian dan datang ke klinik kemudian dirujuk

untuk dirawat , kemudian pasien datang ke RS Awal Bros , namun penuh kemudian ibu

pasien membawa pasien ke RSOB.

Riwayat Penyakit Dahulu

Ketika anak berusia 6 bulan anak mengalami diare sampai dirawat di RSBK selama 4

hari.

Ketika anak berusia 9 bulan, dengan keluhan batuk dan sesak , pasien dibawa oleh

orangtuanya ke RS harapan bunda dan didiagnosis infeksi paru oleh dokter anak ,

kemudian anak dirawat selama 5 hari.

2 minggu kemudian , ibu pasien membawanya ke klinik degan keluhan batuk, demam

dan diberikan obat kemudian sembuh.

Ketika anak berusia 11 bulan, ibu pasien membawa ke RS. Budi kemuliaan dan

dirawat dengan diagnosis Infeksi paru/pneumonia.

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Penyakit jantung -

Cacingan - Diare + 6 bulan Penyakit ginjal -

DBD - Kejang - Penyakit darah -

Demam tifoid - Kecelakaan - Penyakit paru 9 ,11 bln.

Otitis - Morbili - Tuberculosis -

Parotitis - Operasi - Lainnya -

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Kehamilan

Morbiditas

kehamilan

Tidak pernah menderita penyakit selama

kehamilan, dan juga tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan apapun

Perawatan Antenatal Ibu pasien memeriksakan kandungannya ke

bidan selama kehamilan secara rutin

Kelahiran Tempat Kelahiran RS Permata Hati

4

Page 5: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Penolong Persalinan Bidan

Cara Persalinan Partus Normal

Masa Gestasi Cukup bulan

Keadaan Bayi Langsung menangis, warna kulit kemerahan

Berat badan lahir: 2900 g

Panjang badan: 51 cm

Lingkar kepala tidak ingat

Apgar score (-)

Kesimpulan: riwayat kehamilan baik dan kelahiran baik

Riwayat Makanan

Umur/bulan ASI PASI Buah/biscuit Bubur susu Nasi tim

0-2 + - - - -

2-4 + - - - -

4-6 + - + + -

6-8 + - + + +

8-10 + + + + +

10-12 + + + + +

Kesimpulan:. Gizi cukup, bervariasi

Riwayat Imunisasi

Vaksin Dasar (umur)

I II III IV

BCG 1 bulan

DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Polio 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan

Campak -

Hepatitis

B

0 bulan 1 bulan 5 bulan

Kesimpulan : Imunisasi dasar tidak lengkap

5

Page 6: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Riwayat Perkembangan

- Tengkurap : 5 bulan

- Duduk : 9 bulan

- Merangkak : 10 bulan

- Berdiri : 11 bulan

- Berjalan : 13bulan

- Bicara(berbntuk kalimat dr 2 kata) : 18 bulan

Kesimpulan : Perkembangan baik, sesuai usia

Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Saat ini tidak ada keluarga yang

mencret, muntah, demam, dan batuk seperti pasien. Kakak pasien sehat sehat saja. Ada

riwayat suka bersin di pagi hari pada keluarga yaitu ibu. Terdapat riwayat alergi pada

keluarga pasien. Tidak ada riwayat batuk lama yang tidak sembuh, batuk darah dan

penyakit darah dalam keluarga, tidak ada riwayat epilepsi. Ayah pasien merokok di

dalam rumah.

PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 18 Maret 2013 pukul 09.00 WIB

Kesadaran : compos mentis

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Tanda-tanda vital:

- Nadi : 146x/ menit

- Pernafasan : 70x/ menit

- Suhu : 38,20

Data antropometri

Berat badan : 9 kg

Panjang badan : 84 cm

BB/U : 9/12.5 kg x 100% = 72% (gizi kurang)

TB/U : 84/87 cm x 100% = 96.5% ( tinggi normal)

BB/TB : 9/12.1 kg x 100% = 74.38% (gizi kurang)

Kesan : status Gizi kurang

6

Page 7: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Kepala : normochepali, UUB tidak menonjol, distribusi rambut merata, rambut tidak

mudah rontok dan berwarna kemerahan, wajah simetris.

Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, pupil

isokor kanan kiri, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung

+/+, mata merah -/-, mata berair -/-, air mata +/+.

Telinga : deformitas -/-, sekret dari telinga -/- darah dari telinga -/-.

Hidung : deformitas (-), deviasi septum (-), sekret -/-,

pernafasan cuping hidung (+).

Mulut : deformitas (-), bibir kering (-), sianosis perioral (-), mukosa mulut kering

(-) hiperemis (-), lidah kotor (-)

Leher : tidak teraba pembesaran tiroid, kelenjar getah bening tidak teraba membesar,

retraksi suprasternal (++).

Thoraks :

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV garis midclavicularis kiri

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, tidak mendengar mumur dan gallop

Paru

Inspeksi : kedua hemitoraks simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi

sela iga (-), retraksi sub costa (++).

Palpasi : vokal fremitus sulit dinilai

Auskultasi : suara napas vesikuler pada hemitoraks kiri dan

kanan. Ronkhi +/+, wheezing -/-

Abdomen :

Inspeksi : datar, tidak tampak peristaltik usus, retraksi epigastrium (+)

Palpasi : abdomen teraba lunak, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba membesar,

lien tidak teraba membesar, ballotment -/-, tidak teraba massa, turgor

kulit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik.

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus 5x/menit

Ekstremitas : akral hangat (+) di keempat ekstremitas, sianosis akral (-) di keempat

ekstremitas, CRT < 2 detik, ptekie (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

7

Page 8: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Pemeriksaan lab darah

Tanggal 18/02/13

Hemoglobin 11,5 gr/dl ( 11 - 16,5 gr/dl)

Hematokrit 34,8% ( 35- 50 %)

Leukosit 22.600/uL ( 3500 -10.000/uL)

Trombosit 369.000/uL ( 150.000- 390.000/uL)

CRP Negative

Elektrolit Na : 134 meq/L (135-147)

K : 4.9 meq/L (3,5-5)

Cl :10,4 meq/L (94-111)

Rontgen Thorax : Tidak dilakukan

Periksa Dengue blot IgG dan IgM (tidak dilakukan)

Periksa malaria (Tidak dilakukan)

Tes Provokasi ( tidak dilakukan)

Skin test ( tidak dilakukan)

Uji faal paru (tidak dilakukan)

Lumbal pungsi (Tidak dilakukan)

EEG ( Tidak dilakukan)

RESUME

Seorang anak laki-laki usia 2 tahun (BB : 9 kg), datang ke IGD RSOB dengan keluhan

demam tinggi sejak 3 hari SMRS, demam dirasakan tinggi terus menerus dan hanya turun

jika diberikan obat penurun panas. disertai sesak yang telah terjadi sejak 9 bulan sebelum

masuk rumah sakit dan menetap. Terdapat Batuk berdahak dengan dahak berwarna putih

bening disertai pilek sejak 3 hari SMRS. Sering berkeringat terutama pada malam hari sampai

harus mengganti baju anaknya.Berat badan yang tidak kunjung naik sejak usia 1,5 tahun.

Pasien menyangkal adanya mual, muntah, diare ,BAK normal. Tidak ada riwayat asma pada

keluarga ataupun riwayat alergi terhadap obat-obatan. Dari pemeriksaan fisik ditemukan

keadaan umum tampak sakit sedang, komposmentis. Tanda-tanda vital HR : 146x/menit,

RR : 70x/menit(takipneu), dan suhu : 38,2o (febris) . Pada pemeriksaan fisik ditemukan

pernapasan cuping hidung, retraksi epigastrium,retraksi substernal. auskultasi thorax

8

Page 9: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

didapatkan bunyi rhonki dan wheezing di kedua lapang paru. Pada pemeriksaan laboratorium

didapatkan leukositosis.

DIAGNOSA KERJA

1. Pneumonia + TB

DIAGNOSA BANDING:

1. Pneumonia + infeksi jamur kronik.

2. Pneumonia + asma bronkial

3. Pneumonia

PENATALAKSANAAN

- IVFD Tridex 27 B 25 tpm/mikro

- Terapi inhalasi ventolin + flexotide tiap 6 jam

- Donexan Dx 4 x ¾ cth

- Ambroxol 4 x ¾ cth

- Paracetamol 4 x 1 cth

- Inj. Pelastin 3 x 250 mg IV

- Dexamethason 1 ampul sebelum antibiotik

- Diet makanan lunak dan minum

PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad malam

Ad sanationam : dubia ad malam

9

Page 10: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Tgl S O A P

10

Page 11: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

19/2 Sesak Batuk

Pilek Mencret 4x

PCH + , RSS +

R.subcostal +

Rh +/+ wh +/+

Pneumonia

Dd/ Asma

Bronkiale

IVFD tridex 25 tpm/mikro

Nebu Ventolin + Flexotide / 6j

Donexan Dx

Ambroxol

PCT

Inj. Pelastin

Renalit tiap mencret

L-bio 2x1 saach

Diet ML/MB minum

O2 kanul

Tgl S O A P

20/2 BAB cair 2x = = =

Rencana Ro thorax

21/2 BAB normal

Sesak Batuk

Pilek

=

Wh -/-

Pneumonia Berat =

Hasil Ro thorax + Pneumonia pada ke 2 paru

terutama kanan. Tanpa cardiomegali

22/2 Sesak batuk

Pilek

= = = , L bio dan renalit stop.

23/2 = = = Terapi inhalasi Ventoline + Flexotide stop.

Tgl S O A P

11

Page 12: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

24/2 Sesak Batuk

Pilek

= = =

25/2 Sesak Batuk

Pilek

= Pneumonia berat

+ ISPA

=

26/2 Sesak Batuk

Pilek

= = =

27/2 Sesak Batuk

Pilek

= = =

28/2 Sesak , Batuk = Pneumonia berat = , + Rencana Rontgen Thorax ulang

Tgl S O A P

01/3 Sesak Batuk = , hasil Ro ulang + ,

dengan perbaikan

dibandingkan

sebelumnya

Pneumonia berat =

2/3 = = = =

3/3 = = = =

12

Page 13: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

4/3 = = = =, + foto thorax ulang

5/3 = =, hasil thorax ulang + ,

hasil baik jika

dibandingkan foto

sebelumnya

= = , + rehabilitasi medik.

Tgl S O A P

6/3 Batuk , Sesak = = =

7/3 = = = = , ganti antibiotik à

Inj cinam 4x250 mg iv

Inj Gentamisin

2x25 mg IV

8/3 = = = Ganti infus/3 hari

9/3 Batuk , sesak = = + Terapi inhalasi Farbivent+flexotide 4x shari

10/3 = = = =

Tgl S O A P

13

Page 14: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

11/3 Sesak , Batuk,

Dahak sulit

keluar

= = =

12/3 = = = + cek DL ulang

13/3 = = , hasil DL ulang :

Hb 10.8 g/dl L 13.010

Ht 31 T 571.000

= = , +konsul jantung à ECHO

14/3 = Hasil echo = normal = =

15/3 = = = IV line stop.

Elkana syr 2 x ½

Cefixime syr 2x1/2

Konsul dr paru

Cek AGD

Tgl S O A P

16/03 = =, hasil AGD +

Hasil AGD tgl

16/03/2013

Hb : 10.8 g/dl

LED : 2mm/jam

Ph : 7,352 (7.37-7.44)

Po2 :122,4 mmhg (80-

90)

Pco2 : 46.8 mmhg (34-

45)

= =

14

Page 15: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Bikarbonat : 25,6

mmol/l (23-29)

Total Co2 : 27.0 (24-30)

BE : -0.5 (-2.4 s/d

+2.3)

So2 : 98.3%

Tgl S O A P

17/3 = Jawaban konsul paru+

Chronic lung infection

= àrencana bronkoskopy + ct scan paru

18/3 = Hasil CT scan thrx à

Bronkopneumonia

bilateral dd/ proses

spesifik aktif

= =

19/3 = Hasil Broncoscopy à

Edema ringan pada

kedua percabangan

bronkus

= Masih menunggu hasil bilasan bronkus

20/3 = = = =

21/3 Oksigen

dependance

= = =

Tgl S O A P

15

Page 16: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

22/3 Batuk sesak

O2 dependence

= , hasil bilasan bronkus

à tidak ditemukan sel

tumor , sesuai dengan

proses spesifik kronis.

Pneumonia + TB + OAT

Rifampisin 250 mg

Isoniazid 75 mg

Pirazinamid 1000 mg

+ vit b6.

24/3 = = = Pulang dengan obat oral dan tabung oksigen

16

Page 17: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

BAB II

ANALISA KASUS

Kasus ini didiagnosis sebagai Pneumonia dengan TB berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang didapatkan yaitu:

Dasar diagnosa

Pneumonia +TB

Pasien Literatur

Anamnesis 1. Pasien berusia 2 tahun

2. Sesak

3. Demam

1.a Insidensi Pneumonia pada anak

< 5 tahun di Negara berkembng 10-

20 kasus/ 100 anak/tahun.

1.b TB menyerang semua umur.

2.a Pada pneumoni sesak / dyspnoe

merupakan trias dari pneumonia.

3.a Demam merupakan gejala dari

pneumonia, dimana terdapat reaksi

inflamasi pada parenkim paru yang

menyebabkan reaksi tubuh sistemik

berupa demam. Demam pada

pneumonia yang biasanya

disebabkac`n oleh (coccus)

biasanya bersifat demam tinggi.

3.b Pada Tb dapat pula

menimbulkan demam yang lama

dan berulang

4.a Batuk merupakan trias dari

pneumonia .

4.b Batuk juga dapat terjadi pada

TB , dimana awitannya lebih dari 3

17

Page 18: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

4. Batuk

5. BB tidak kunjung naik

6. Keringat malam

minggu.

5. Gizi buruk merupakan factor

predileksi terjadinya infeksi,

termasuk infeksi TB dan bakteri

non TB pada paru.

6. Keringat malam merupakan

salah satu dari gejala infeksi TB

paru.

Pemeriksaan fisik 1. Frekuensi Nafas yang

meningkat

2. Pernafasan Cuping Hidung

+

3. Retraksi Suprasternal,

Subcostal.

1. Frekuensi nafas yang

meningkat merupakan

usaha kompensasi pertama

yang dilakukan tubuh saat

tubuh merasa kekurangan

oksigen .

2. Pernafasan cuping hidung

ialah tanda yang terlihat

pada pasien , dengan usaha

untuk mendapatkan oksigen

lebih banyak.

3. Retraksi merupakan usaha

kompensasi kedua dimana

otot-otot bantuan

pernafasan digunakan yang

dilakukan tubuh jika usaha

peningkatan frekuensi nafas

tidak berhasil

4. Ronki merupakan suara

nafas tambahan yang akan

18

Page 19: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

4. Rhonki +/+

5. Gizi kurang menurut data

antropometri

muncul jika didalam saluran

nafas terdapat secret.

5. Gizi kurang merupakan

factor yang membuat

system imun bekerja kurang

baik dan menyebabkan

mudahnya terinfeksi.

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium :

2.

Pemeriksaan foto Rontgen 3x, 21

Februari 2013 à Pneumonia

bilateral dd/proses spesifik

aktif

28 Februari2013 à bercak

exudat berkurang jika

dibandingkan rontgen tgl 21/2

4 Maret 2013 à bercak exudat

berkurang jika dibandingkan

dengan tanggal 28/02.

3. Pemeriksaan Echocardiografi

tgl 14 Maret 2013 à normal

1. Pemeriksaan laboratorium :

daam batas normal, kcuali

adanya infeksi bakteri akan

terjadi leukositosis

2. Pemeriksaan foto rontgen

dibutuhkan untuk

mengetahui apakah adanya

proses infeksi pada paru

dan perbaikan dari terapi.

3. Karena didapatkan dari

anamnesis bahwa ujung-

ujung jari tangan dan kaki

anak sering terlihat

membiru (cyanosis) maka

diperlukan pemeriksaan

penunjang untuk

menentukan apakah adanya

kelainan jantung yang dapat

19

Page 20: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

4. Pemeriksaan AGD tgl 16 Maret

2013

5. CT scan thorax tgl 18 Maret

2013 à bronkopneumonia

bilateral dd/ proses spesifik

aktif

6. Hasil bronkoscopy à edema

ringan pada kedua percabangan

bronkus

7. Hasil bilasan bronkus à tidak

didapatkan sel tumor, sesuai

dengan proses infeksi kronik

menyebabkan terjadinya

cyanosis

4. Analisis gas darah

merupakan penunjang

untuk mengetahui

keseimbangan asam basa

dalam darah dan pada pasie

ini perlu dilakukan dengan

indikasi penyakit paru yang

kronis.

5. CT scan dilakukan untuk

menegakkan diagnosis lebih

pasti untuk mengetahui

kelainan di paru.

6. Bronkoscopy dilakukan

untuk melihat langsung

keadaan bronkus

7. Bilasan bronkus dilakukan

untuk membedakan chronic

lung infection.

ANALISA TERAPI:

1.Kebutuhan cairan,menurut holiday and segar berdasar berat bdan:

Berat badan (BB) Anak Jumlah (ml)/ kgBB/jam

BB 10 kg pertama 4ml/kgBB/jam

20

Page 21: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

BB 10 kg kedua 2ml/ kgBB/jam

BB sisanya 1 ml/kgBB/jam

Pada pasien ini berat badan nya 9 kg.Maka kebutuhan cairan basalnya.

9 kg x 4 cc/kg BB = 36 ml/jam .

Jumlah tetesan/menit:

Jumlah cairan yang diberikan x factor tetesan (mikro = 60) =

Waktu pemberian (menit)

36 ml/jam x 60 = 36 tts / menit/ mikro

60

Pada pasien yang diberikan 25 tetes per menit infus Tridex 27B

Diberikan cairan rumatan yaitu TRIDEX yang setara dengan KA-EN 3B. Yang isinya

adalah glukosa anhydrate 13.5 g,sodium chloride(na cl) 0.875 g,potassium

chlorid(kcl) 0.75 sodium lactate 1.12 gr.

Pada pasien ini diberikan 25 tetes per menit.

Tridex atau KAEN3B adalah cairan untuk rumatan yang umum dipakai,terutama pada

pasien yang ada keterbatasan asupan oral,merupakan cairan yang lazim untuk

rumatan.

ANTIBIOTIK

Antibiotik yang diberikan adalah imipenem dan celastin sesuai dosisnya yaitu

1. Untuk anak diatas 3 bulan 60 mg/kgBB (maksimal 2 gr) dibagi dalam 3-4 dosis.

sehingga dosisnya:

21

Page 22: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

2. Pada anak ini beratnya 9 kg: 60 x 9= 540 mg per hari,sehingga dibagi jadi 3 dosis

injeksi intravena 3x 180mg. à pada pasien diberikan 3x 250 mg.

Imipenem adalah antibiotik yang melawan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri.

Dalam penggunaannya, biasanya disertai dengan Cilastatin. Cilastatin membantu Imipenem

bekerja secaralebih efektif dengan mencegah penguraian antibiotik dalam ginjal.

Indikasi:

Untuk infeksi serius pada sistem pernapasan bawah, kulit, perut, organ reproduksi wanita,

dan sistim tubuh lainnya.

Selain itu diberikan antibiotic ampisilin/sulbactam sesuai dosisnya yaitu

1. Untuk anak dengan berat badan dibawah 20 adalah 50-100 mg/kgbb.shingga

dosisnya:

2. Pada anak ini beratnya 9 kg: 100 x 9= 900 per hari,sehingga dibagi jadi 4 dosis

injeksi intravena 4x 225mg. à pada pasien diberikan 4 x 250 mg.

Ampisilin sulbactam

Ampisilin merupakan turunan dari golongan penisilin yang memiliki efek bakterisisdal

luas(spektrum luas),sayagnya ampisilin terdegradasi oleh betalaktamse sehingga spektrumnya

menjadi tidak luas.Oleh karena itu ampisilin dikombinasikan dengan sulbaktam,yang dapat

memblok efek degradasi dari betalkatamse,seehingga spektrumnya dan efeknya jadi

luas.ampisilin sulbactam merupakan pilihan pertama antibiotik pada bayi dan neonatus

karena dari penelitian terbukti tidak ada efek yang membahyakan kecuali alergi terhadap

penislin dan tidak ada bukti resistensi seperti halnya amoksisilin.lebih dipilih daripada

golongan sefalosporin yang banyak mengandung efek samping.

Untuk anak dengan berat badan dibawah 20 adalah 50-100 mg/kgbb.shingga dosisnya:

Pada anak ini beratnya 14,5 kg: 60 x 14,5= 870 per hari,sehingga dibagi jadi 4 dosis injeksi

intravena 4x 200mg.

Selain itu diberikan antibiotic Gentamisin sesuai dosisnya yaitu

1. Untuk anak 3-5 mg/kg BB setiap 8 jam,max 7 hari .sehingga dosisnya:

22

Page 23: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

2. Pada anak ini beratnya 9 kg: 5 x 9= 45 mg per hari,sehingga dibagi jadi 3 dosis

injeksi intravena 3x 15mg. à pada pasien diberikan 3 x 25 mg.

Indikasi dari gentamisin adalah infeksi bakeri gram negative (pseudomonas , proteus) dan

kuman gram + (staphylococcus) , antibiotic ini baik untuk infeksi tulang , saluran nafas,

saluran kemih dan profilaksis untuk endokarditis.

Cefixime

Cefixime adalah sefalosforin semi-sintetik generasi ketiga yang dapat diberikan secara oral.

Selain cefixime, keluarga sefalosporin lain diantaranya sefaleksin, cefaclor,cefuroxime,

cefpodoxime, cefprozil dan lain-lain. 

Mekanisme kerja sefalosporin yaitu dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri,

sehingga tanpa dinding sel, bakteri akan mati. Cefixime tahan terhadap hidrolisa berbagai

macam enzim betalaktamase yang dihasilkan bakteri. Beberapa bakteri yang peka terhadap

cefixime yaitu Staphylococcus aureus  , Streptococcus pneumoniae , Streptococcus

pyogenes (penyebab radang tenggorokan  ),  Haemophilus influenzae, Moraxella

catarrhalis, E. coli ,  Klebsiella , Proteus mirabilis, Salmonella , Shigella , dan Neisseria

gonorrhoeae.

Anak-anak: 1.5-3 mg/kg berat badan (BB), 2 kali sehari. Untuk infeksi berat, dosis dapat

ditingkatkan menjadi 6 mg/kg BB, 2 kali sehari. Pada anak ini beratnya 9 kg : 6 x 9 = 54 mg.

Sediaan cefixime sirup 100mg/5ml dalam 30 ml jadi diberikan 2 x ½ cth

ANTIPIRETIK

Pada pasien ini diberikan antipiretik yaitu paracetamol sirup dengan dosis 10-15 mg/kg/bb

per 6-8 jam.

Dosis pada pasien ini: 10x bb pasien(9)= 90 mg per 8 jam. Sediaan obat sirup 120mg/5ml

berarti diberikan 4 x 3/4 cth.

TERAPI INHALASI

Pada pasien ini diberikan Terapi inhalasi farbiven + flexotide tiap 6 jam. Flexotide adalah

kortikosteroid. Kortikosteroid berkerja dengan memblok enzim fosfolipase A2, sehingga

menghambat pembentukan mediator peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien. Selain

23

Page 24: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

itu mengurangi sekresi mucus dan menghambat proses peradangan. Kortikosteroid tidak

dapat merelaksasi otot polos jalan napas secara langsung tetapi dengan jalan mengurangi

reaktifitas otot polos disekitar saluran napas, meningkatkan sirkulasi jalan napas dan

mengurangi keparahan asma. Kontraindikasi bagi pasien yang hipersensitifitas dengan

kortikosteroid. Kortikosteroid secara inhalasi umumnya lebih aman karena efek samping

yang ditimbulkan lebih bersifat lokal seperti kandidiasis (infeksi jamur) disekitar mulut,

disfonia (kesulitan bicara), sakit tenggorokan dan batuk. Efek samping ini dapat dihindari

dengan berkumur setelah menggunakan sediaan inhalasi.

Farbivent mengandung 21 mg Ipropropium Bromida + 125 mg Salbutamol yang fungsinya

adalah sebagai bronkodilator.

MUKOLITIK

Ambroxol syr. Dosis menurut umur 2-5tahun 3x 1 (2,5ml).Ambroxol merupakan obat yang

berfungsi sebagai mukolitik dan ekspektoran. Obat ini merupakan metabolit aktif dari

bromhexin sehingga memiliki cara kerja yang sama. Mekanisme kerjanya dengan

menghancurkan atau memecah asam mukopolisakarida sehingga mengencerkan dan

menipiskan lapisan mucus sehinga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk

MULTIVITAMIN

Multivitamin yang diberikan pada pasien ini adalah elkana syr , dimana multivitamin ini

diberikan untuk meningkatkan daya tahan tuuh agar tidak terserang penyakit.

OAT (Obat Anti Tuberculosis)

Pada pasien diberikan

Rifampisin 250 mg

Pirazinamid 1000 mg

24

Page 25: Case Pneumonia-tb Vya Ringks

Isoniazid 75 mg

Vitamin B6

25