Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

9
PATOLOGI SALURAN CERNA DAN HEPATOBILIER Kelainan atau penyakit yang menimbulkan gejala gejala klinik atau keluhan pasien sebenarnya didahului adanya perubahan tingkat molekuler, seluler yang apabila berlanjut akan terjadi perubahan morfologi jaringan. Perubahan akibat jejas ringan atau pada masih sangat awal berupa perubahan ultrastruktur yang hanya dapat dilihat dengan pemeriksaan mikroskop elektron, apabila penyakit berlanjut perubahan morfologi sel atau jaringan akan dapat dilihat dengan mikroskop atau bahkan secara makroskopik. Pada praktikum patologi anatomi saluran cerna dan hepatobilier ini mahasiswa diharapkan dapat memvisualisasikan pengetahuan teori tentang penyakit- penyakit saluran cerna dan hepatobilier dengan melihat baik secara makroskopik maupun mikroskopik jaringan atau organ yang mengalami penyakit.. Mahasiswa dapat menerangkan patogenesis, perjalanan penyakit dan menerangkan hubungan antara perubahan seluler maupun jaringan dengan gejala gejala klinik maupun penemuan laboratorik. Kondisi-kondisi yang akan divisualisasikan pada praktikum ini meliputi nyeri epigastrium, dyspepsia, diare, hematemesis, hematoschezia, kedaruratan medik saluran cerna dan ikterik. SALURAN CERNA (SC) MAKROSKOPIK RADANG SALURAN CERNA. Radang saluran cerna akan menimbulkan gejala gejala sesuai dengan lokasi radang. Pada radang saluran cerna atas ditandai dengan dyspepsia yang meliputi gejala-gejala sebagai berikut nyeri epigastrium, rasa penuh setelah makan (begah), kembung, sendawa, rasa cepat kenyang, anoreksia, muntah, regurgitasi. Radang saluran cerna bawah ditandai dengan nyeri abdomen yang letaknya nyerinya sesuai dengan lokasi usus 1

description

sumber: FKUI

Transcript of Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

Page 1: Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

PATOLOGI SALURAN CERNA DAN HEPATOBILIER

Kelainan atau penyakit yang menimbulkan gejala gejala klinik atau keluhan pasien sebenarnya didahului adanya perubahan tingkat molekuler, seluler yang apabila berlanjut akan terjadi perubahan morfologi jaringan. Perubahan akibat jejas ringan atau pada masih sangat awal berupa perubahan ultrastruktur yang hanya dapat dilihat dengan pemeriksaan mikroskop elektron, apabila penyakit berlanjut perubahan morfologi sel atau jaringan akan dapat dilihat dengan mikroskop atau bahkan secara makroskopik.

Pada praktikum patologi anatomi saluran cerna dan hepatobilier ini mahasiswa diharapkan dapat memvisualisasikan pengetahuan teori tentang penyakit-penyakit saluran cerna dan hepatobilier dengan melihat baik secara makroskopik maupun mikroskopik jaringan atau organ yang mengalami penyakit.. Mahasiswa dapat menerangkan patogenesis, perjalanan penyakit dan menerangkan hubungan antara perubahan seluler maupun jaringan dengan gejala gejala klinik maupun penemuan laboratorik.

Kondisi-kondisi yang akan divisualisasikan pada praktikum ini meliputi nyeri epigastrium, dyspepsia, diare, hematemesis, hematoschezia, kedaruratan medik saluran cerna dan ikterik.

SALURAN CERNA(SC)

MAKROSKOPIK

RADANG SALURAN CERNA.Radang saluran cerna akan menimbulkan gejala gejala sesuai dengan lokasi

radang. Pada radang saluran cerna atas ditandai dengan dyspepsia yang meliputi gejala-gejala sebagai berikut nyeri epigastrium, rasa penuh setelah makan (begah), kembung, sendawa, rasa cepat kenyang, anoreksia, muntah, regurgitasi.

Radang saluran cerna bawah ditandai dengan nyeri abdomen yang letaknya nyerinya sesuai dengan lokasi usus yang mengalami radang. Gejala lain adalah kolik, tenesmus, diare atau perubahan pola buang air besar dan konsistensinya..Komplikasi dapat terjadi berupa perforasi yang diikuti dengan peritonitis septik sehingga memberikan gejala berupa nyeri abdomen keras, defans muscular dan tidak ditemukan lagi suara usus, keadaan ini perlu penanganan emergensi.

Gejala lain adalah perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran cerna atas ditandai dengan hematemesis (muntah darah), perdarahan ini dapat diakibatkan oleh etrosi mukosa lambung dan perdarahan pada ulkus peptikum. Perdarahan saluran cerna bawah (hematoschezia) dapat terjadi pada ulserasi mukosa pada radang usus akibat infeksi maupun non infeksi.

1. ULKUS PEPTIKUM (SC1)Ulkus peptikum adalah ulkus yang ditemukan pada organ lambung dan atau duodenum. Ulkus berbentuk bulat atau oval, bergaung dengan tepi landai, dasar ulkus rata dan kedalaman ulkus mencapai lapisan muskularis.Bagaimana patogenesis ulkus peptikum.

1

Page 2: Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

2. TIFUS ABDOMINALIS (SC2)Penyebabnya adalah infeksi bakteri Salmonella typhi, mukosa usus halus akan mengalami ulserasi multiple diatas plaqeu Peyeri. Pada awal infeksi akan terjadi hiperplasia folikel limfoid yang terdapat di lamina propria kemudian diikuti ulserasi jaringan mukosa diatas folikel limfoid. Folikel limfoid ini terdapat berjajar sepanjang mukosa usus dan memiliki fungsi yang tidak berbeda dengan kelenjar getah bening. Rangkaian folikel limfoid mukosa usus ini disebut juga MALT ( Mucosa Associated Lymphoid Tissue ).Bagaimana infeksi bakteri Salmonella typhi dapat menimbulkan gejala sistemik? Pada carrier, bakteri ini dapat ditemukan di organ apa saja?

3. DISENTRI BASILER (SC3)Makroskopik ditemukan ulkus kecil-kecil pada mukosa atau mukosa berwarna putih tertutup oleh eksudat yang disebut pseudomembran.

4. DISENTRI AMUBA (SC4)Makroskopik berupa ulkus kecil-kecil berwarna putih dikelilingi halo hiperemik.

GANGGUAN VASKULERGangguan vaskuler pada saluran cerna dapat berupa iskemik akibat adanya

kegagalan vaskulilarisasi jaringan serta varises yang merupakan akibat bendungan vena pada hipertensi portal atau stasis vena pada kehamilan. Iskemi dapat bersifat akut atau kronik, iskemi akut terjadi karena oklusi akut pada salah satu dari ke 3 cabang arteri a. Celiaca, a. Mesenterica superior dan a. Mesenterica inferior biasanya menyebabkan infark usus. Iskemi kronik penyebabnya bersifat non oklusif antara lain, penebalan dinding vaskuler, hipotensi, gangguan viskositas atau vasokonstriksi. Iskemi yang disertai infeksi akan menimbulkan enterokolitis nekrotikan berupa nekrosis usus luas ditandai dengan demam, nyeri abdomen hebat, kembung, diare dan diikuti tanda-tanda ileus paralitik.Iskemi atau infark usus juga dapat dijumpai pada hernia incacerata, volvulus dan intususepsi, mengapa?

5. VARICES ESOFAGUS (SC6)Hipertensi portal menyebabkan pembuluh vena mengalami stasis sehingga melebar dan berkelok-kelok. Pada esofagus ditemukan pembuluh vena yang melebar , berwarna merah kehitaman.Bagaimana terjadinya varises esofagus? Apa yang terjadi apabila varices pecah?

6. INVAGINASI (SC7)Jaringan usus terperangkap pada jaringan usus proksimalnya, bagaimana kondisi ini bisa terjadi? Sering terjadi ada sia barapa? Kondisi usus yang terperangkap menjadi lebih hitam keunguan mengapa? Gejala klinik apa yang muncul pada pasien ini?

2

Page 3: Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

LESI NEOPLASTIK Lesi neoplastik saluran cerna dibedakan atas tumor epithelal, mesenkimal dan

tumor dari sistem limfoid.. Lesi neoplastik dapat bersifat jinak dan ganas.

7. POLIPOSIS (SC8)Ditemukan tonjolan-tonjolan polip pada mukosa usus, pada umumnya berupa polip sesil ( tidak bertangkai) ada pula yang pedunkulata ( berangkai). Bagaimana patogenesis kelainan ini?Apakah dapat berubah menjadi lesi neoplastik ganas?

8. KARSINOMA LAMBUNG (SC 9)Pada lambung ditemukan ulkus yang luas dengan peninggian ditepi ulkus. Selain bentuk ulseratif karsinoma lambung juga dapat berbentuk polipoid berupa tonjolan bertangkai atau tidak bertangkai di dalam lumen lambung, dapat juga berupa penebalan dinding lambung .Apa saja penyebab karsinoma lambung?

9. KARSINOMA REKTUM ( SC10)Tumor tumbuh menonjol didalam lumen usus atau berupa pertumbuhan sirkuler atau melingkar yang keduanya dapat menimbulkan tanda tanda obstruksi.Apa saja yang dinilai dalam menentukan stadium tumor? Metastasis tumor ini sering ditemukan pada organ apa?

MIKROSKOPIKRADANG SALURAN CERNA

10. KOLITIS AMEBA (SC3)Mukosa kolon kehilangan epitel permukaan, diatas mukosa terdapat masa nekrotik yang mengandung Entamoeba histolytica. Pada pulasan PAS jisim ameba tampak berwarna merah fanta..

GANGGUAN VASKULER11. HEMORRHOID (SC5)

Jaringan berasal dari anorektal, apabila yang diambil dari anus maka jaringan dilapisi epitel skuamosa dan disebut hemorrhoid externa, apabila jaringan yang diambil dari rektum dilapisi mukosa usus/kolon dan disebut hemorrhoid interna. Mukosa bisa utuh bisa juga kehilangan epitel permukaan dan menunjukkan radang menahun. Submukosa mengandung pembuluh-pembuluh darah yang melebar dengan lumen berisi eritrosit, kadang-kadang ada yang berisi thrombus. Pada stroma submukosa juga dapat ditemukan perdarhan, fibrosis dan sebukan sel-sel radang kronik.

3

Page 4: Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

TUMOR NEOPLASTIK DAN NON NEOPLASTIK

12. POLIP JUVENILE (SC6)Polip juvenile adalah tumor non neoplastik, polip ini dikelompokkan sebagai lesi hamartoma.Polip dilapisi epitel kolumner yang biasanya erosif. Didalam stroma polip terdapat kelenjar dengan susunan tidak beraturan, ada pula lumen kelenjar yang melebar. Kelenjar dilapisi epitel kolumner, stroma sembab bersebukan sel radang kronik dan akut. Apakah yang dimaksud dengan polip neoplastik dan non neoplastik?Adenoma villosum polip neoplastik atau non neoplastik?

13. ADENOMA (SC7)Neoplasma jinak dengan makroskopik berupa lesi polipoid, mikroskopik menunjukkan proliferasi kelenjar, kelenjar dapat berbentuk tubuler juga bisa berbentuk viliformis atau bentuk campuran. Kelenjar dilapisi epitel kolumner bertumpuk dapat ditemukan displasia epitel ringan hingga keras. Mengapa adenoma disebut lesi pre kanker?

14. ADENOKARSINOMA (SC8)Tumor ganas unsur kelenjar, tampak kelenjar yang sangat proliferatif dan tumbuh invasif menginfiltrasi hingga lapisan muskularis. Struktur maupun susunan kelenjar tidak beraturan dan berlapiskan epitel kolumner bertumpuk. Inti membesar dan tidak seragam atau pleomorfik. Mitosis kadang-kadang mudah ditemukan. Stroma dapat menunjukkan reaksi desmoplastik.Apa saja yang dinilai dalam menentukan stadium tumor?

PRAKTIKUM HEPATOBILIER

MAKROSKOPIK

PENYAKIT HATI NON NEOPLASMAHati merupakan organ terbesar dan berfungsi sangat vital sebagai tempat

metabolisme dan detoksifikasi bahan beracun serta berfungsi sekretorik Kelainan pada hati dapat terjadi pada struktur parenkim, struktur bilier maupun struktur vaskuler, dapat bersifat kongenital maupun didapat. Pada praktikum ini hanya akan divisualisasikan sebagian kecil kelainan yang dapat terjadi pada organ hati.

15. ABSES HATI. (HB1)Abses hati ditandai adanya rongga tidak teratur, permukaan dalam abses compang camping. Pada keadaan segar rongga ini berisi pus atau jaringan nekrotikApa penyebab abses hati? Bagaimana patogenesis abses amuba pada hati?Bagaimana patogenesis abses hati piogenik?

4

Page 5: Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

16. PERLEMAKAN HATI (HB2)Hati membesar berwarna kekuningan permukaan rata dan tepinya tumpul. Jaringan hati mengapung di cairan di dalam botol.Apa penyebab fatty liver? Bagaimana patogenesis terjadinya perlemakan hati?

17. SIROSIS HEPATIS (HB3)

Permukaan jaringan hati kasar, noduler tidak sama besar. Makroskopik sirosis hati ada 2 tipe, sirosis mikronoduler dan makronoduler. Apa penyebab sirosis mikronoduler dan apa penyebab sirosis makronoduler?Apa komplikasi sirosis?

NEOPLASMA HATI

18. KARSINOMA HATI PRIMER (HB4)Tampak jaringan hati yang sirotik dan ditemukan tonjolan putih yang besar dan rapuh. Apakah karsinoma hati hanya bisa terjadi pada hati yang sirosis? Apakah makroskopik mudah membedakan karsinoma hati primer dan sekunder?

19. KARSINOMA HATI SEKUNDER (HB5)Adalah penyebaran atau metastasis tumor ganas organ lain ke jaringan hati. Pada sediaan ini beberapa nodul berwarna hitam berukuran kecil hingga besar.Keganasan pada organ apa saja yang sering menjadi menyebar ke hati?

KANDUNG EMPEDUKandung empedu tempat penampungan empedu yang dihasilkan hati untuk

keperluan pencernaan lemak.

20. KOLELITIASIS (HB6)Kandung empedu melebar dinding menebal dan ditemukan batu berwarna hitam (batu empedu). Ada berapa jenis batu empedu? Bagaimana patogenesisnya?

MIKROSKOPIK

PENYAKIT HATI NON NEOPLASTIK

21. HEPATITIS KRONIK (Hb1)Biopsi hati menunjukkan degenerasi hidropik sel hati dan ditemukan nekrosis pada batas parenkim dan sistem portal disebut nekrosis gerigit, juga ditemukan nekrosis pada area portal dan pada kasus ini sudah ditemukan fibrosis.dari portal ke portal didekatnya.

5

Page 6: Penuntun Praktikum PA Gastrointestinal

22. PERLEMAKAN HATI (Hb3)Tampak adanya vakuola mikro dan makro pada sitoplasma hepatosit. Vakuola mikro atau mikrovesikula tidak menyebabkan perubahan letak inti, pada makrovesikula akan menyebabkan inti sel terdorong ke tepiApa saja penyebab perlemakan hati?Apakah dapat menyebabkan sirosis?

23. SIROSIS MAKRONODULER (POST NEKROTIK) (Hb4)Tampak susunan sel hati yang tidak teratur dalam pseudolobulus berukuran besar, yang dikelilingi jaringan ikat. Pada pseudolobulus tersebut sel-sel hati masih tersusun radier namun tanpa vena sentralis. Kadang kadang pada sediaan juga dapat ditemukan bendungan kanalikuli sehingga ditemukan endapan empedu pada kanalikuli atau bahkan pada duktus bilier

NEOPLASMA HATI

24. KARSINOMA HEPATIS PRIMER (Hb5)Pada sediaan ini tampak sel-sel tumor yang pleomorfik dengan mitosis abnormal. Struktur radier sel sel hati menjadi kacau, kadang kadang masih ditemukan trabekula namun dala trabekula sudah lebih dari 2 lapis sel. Stroma diantara trabekula mengandung banyak pembuluh darah.

6