Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx
-
Upload
muhammad-budiman-irpan-bachtiar -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
Transcript of Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (ibu pasien)
pada tanggal 27 Mei 2013, pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan
obat yang dikonsumsi sudah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan
karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien sudah tidak minum obat selama 1
minggu terakhir karena obat habis dan pasien tidak mau diajak berobat ke dokter.
Dalam 1 minggu terakhir selama pasien tidak mengkonsumsi obat, menurut ibu
pasien, pasien menjadi sulit diajak berkomunikasi dan lebih banyak diam. Pasien
mengatakan badannya tidak enak. Saat ini pasien juga mengeluh masih mendengar
adanya suara-suara pada kedua telinganya Suara yang didengar oleh pasien tersebut
tidak dapat dideskripsikan apakah suara tersebut laki-laki atau perempuan dan
pasientidak tahu isi pembicaraan dari suara tersebut.
Ibu pasien juga mengatakan terkadang pasien suka senyum dan tertawa
sendiri. Pasien juga suka melihat bayangan almarhum ayahnya yang sudah meninggal
sejak tahun 1990. Pasien juga mengaku tidak suka bercermin karena saat bercermin
sering melhat bayangan yang bukan dirinya sendiri. Menurut ibunya, pasien sering
merusakkan atau memecahkan cermin di rumah akibat melihat bayangan tersebut.
Pasien juga mengaku merasa sulit tidur dan biasanya masih terjaga sampai pukul
01.00 dini hari.
1
Mulanya keluhan pasien dirasakan sejak 10 tahun lalu.pasien mulai
menyendiri, tidak suka bergaul, dan menghabiskan waktu di kamar pasien di lantai
atas dalam suasana kamar yang gelap, yaitu lampu dimatikan. Pasien tidak mau keluar
rumah. Pasien juga sering merasa ada seseorang yang ingin melakukan perbuatan
jahat terhadap dirinya sehingga pasien takut. Namun pasien tidak tahu siapa orang
yang berniat jahat tersebut. Pasien pernah berobat di cidodol sekitar lima tahun yang
lalu dan pasien sempat dirawat selama 10 hari. Kemudian 3 tahun terakhir pasien
mulai berobat rutin setiap bulan di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan dan
mendapat obat yang rutin diminum.
Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan halusinasi pada indera
pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan
yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya tidak
menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa
tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi
Sebelumnya pasien mempunyai riwayat trauma kepala saat masih di sekolah
menengah kejuruan, pasien terjatuh dan kepalanya terbentur, namun setelah kejadian
tersebut pasien langsung dapat melakukan aktivitas seperti biasa tanpa ada keluhan
yang mengganggu, sehingga kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental
organik. Pasien dan ibunya mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Pasien juga mengaku pernah
mengkonsumsi alcohol dan memiliki riwayat mencoba menggunakan zat psikotropik
(NAPZA). Saat ini pasien masih merokok satu bungkus per hari dan memiliki
kebiasaan minum kopi 10 kali per hari jika diberikan uang yang lebih dari ibu pasien.
Saat ini suasana perasaan pasien tidak enak dan merasa was-was. Namun
pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga higienitas dirinya
sendiri seperti mandi sendiri walaupun seminggu terakhir ini harus diingatkan oleh
ibu pasien. Pasien juga melakukan beberapa pekerjaan rumah di antaranya mencuci
bajunya sendiri, sajadah dan mengganti sprei setiap hari, mengepel, juga merapikan
kamar dan tempat tidur. Namun pasien tidak suka menyetrika dan langsung
menggunakan pakaian yang tidak disetrika. Sehari-hari pasien hanya tinggal di rumah.
Tidak ada masalah dalam nafsu makan pasien. Saat ini pasien tidak bekerja.
Sebelumnya pasien pernah bekerja di astrindo namun karena sakit flu selama
beberapa hari pasien tidak masuk kerja, seteah sembuh pasien tidak ingin kembali
bekerja. Pasien juga pernah bekerja proyek di pulo gadung selama 1 tahun, tetapi
2
karena tidak ada perpanjangan proyek lagi maka pasien berhenti bekerja. Setelah itu
pasien sempat bekerja dengan kakaknya yaitu sebagai jasa pengirim barang,
melakukan tagihan lalu menyetor uang ke kakaknya. Menurut ibu pasien, pekerjaan
tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh pasien sendiri. Namun setelah ada kejadian
barang-barang kiriman terjatuh dari mobil saat di jalan tol, pasien menjadi takut dan
tidak mau bekerja lagi.
Pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara. Pasien belum menikah.
Saat ini pasien tinggal di rumahnya bersama ibunya. Rumah tinggal adalah rumah
milik pribadi. Ayah pasien telah meninggal sejak tahun 1990. Menurut pasien, ia
dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan maupun
proses persalinan. Pasien juga tidak memiliki kelainan bawaan atau cacat bawaan
lahir. Pasien menjalani pendidikan sampai lulus sekolah menengah kejuruan dan
menurut ibu pasien saat bersekolah, pasien cukup berprestasi.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik. Pasien tidak dapat
bersosialisasi dengan baik terhadap tetangganya. Pada awalnya pasien dapat
bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar dan mempunyai banyak teman. Biaya
pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan dari pensiunan ibunya dan dibantu oleh
kakak-kakaknya, Pasien seorang pemeluk agam Islam namun tidak sholat 5 waktu.
Pada saat anamnesa terlihat intelektual pasien cukup baik yaitu saat ditanya
siapa gubernur DKI Jakarta, pasien dapat menjawab dengan benar, begitu juga saat
ditanya siapa presiden RI, walaupun pada saat ditanya arti peribahasa tong kosong
nyaring bunyinya, pasien tidak dapat menjawab namun saat ditanya peribahasa lain
yaitu air susu dibalas dengan air tuba, pasien dapat menjawab dengan benar. Penilaian
terhadap waktu, tempat, situasi dan personal juga baik. Penilaian terhadap ingatan
jangka panjang, pendek, dan segera juga baik, terbukti dengan pasien masih dapat
bercerita tentang sekolahnya, dan pasien dating ke rumah sakit dengan kendaraan
umum bersama ibunya, dan dapat mengingat dan mengilang nama lima buah yang
dicontohkan oleh pemeriksa. Saat ditanyakan tiga keinginan atau cita-cita yang ingin
dipenuhi pasien saat ini adalah ingin bekerja kembali dan mempunyai banyak uang,
namun pasien tidak dapat menjawab keinginan selanjutnya.
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Ada riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol, dan merokok.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya
penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya
usianya sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan
dan perkembangannya. Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan
sampai lulus SMK. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan tersebut
termasuk cukup berprestasi. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
3. Riwayat Masa Akhir Anak – Anak
Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan
sosial.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan sampai lulus SMK. Prestasi
pasien selama menjalani pendidikan tersebut termasuk cukup berprestasi..
Pasien mampu bersosialisasi dengan teman-teman disekolahnya.
5. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja di Astrindo namun karena sakit flu selama beberapa
hari pasien tidak masuk kerja, setelah sembuh pasien tidak ingin kembali
bekerja. Pasien juga pernah bekerja proyek di pulo gadung selama 1 tahun,
tetapi karena tidak ada perpanjangan proyek lagi maka pasien berhenti
bekerja. Setelah itu pasien sempat bekerja dengan kakaknya yaitu sebagai jasa
pengirim barang, namun setelah melihat barang-barang kiriman jatuh saat
berada di jalan tol, pasien menjadi takut dan tidak mau bekerja.
4
6. Riwayat agama
Pasien seorang pemeluk agam Islam,namun tidak menjalankan sholat 5 waktu
7. Aktivitas sosial
Pasien tidak menjalankan aktivitas social di luar rumah. Pasien hanya
melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mengepel, makan, tidur, dan
membersihkan kamar.
E. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin baik, Keluarga pasien juga
mendukung pasien untuk sembuh.
F. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien seorang laki-laki, berstatus belum menikah, anak keempat dari empat
bersaudara, berusia 33 tahun, saat ini tinggal bersama ibu pasien. Rumah tinggal
adalah milik sendiri. Untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien
diperoleh dari pensiunan ibunya, dan bantuan dari kakak-kakaknya.
H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Pasien saat ini memiliki keinginan untuk bekerja kembali dan memiliki banyak
uang.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien laki-laki usia 33 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,
ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, rambut ikal
berwarna hitam, dan warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran umum : Compos Mentis.
Kontak psikis : kurang baik dan kurang wajar.
5
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berjalan : Baik.
Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata kurang baik,
tidak ada gerakan involunter dan pasien kadang tidak dapat fokus dan
menjawab pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
Kuantitas : Pasien kurang mampu mengungkapkan isi
hatinya dengan cukup jelas.
Kualitas : Bicara tidak spontan, volume bicara normal,
artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat
dimengerti.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif.
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Mood : Alam perasaan tidak enak.
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Mood dan afek serasi.
4. Empati : Pemeriksa tidak dapat meraba rasakan perasaan pasien
saat ini.
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Taraf pendidikan
Pasien mengaku sekolah sampai lulus SMK. Prestasi pasien cukup baik,
serta tidak pernah tinggal kelas.
Pengetahuan umum
Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang
siapa presiden RI saat ini dan gubernur DKI Jakarta saat ini
2. Daya konsentrasi
Kurang baik, pasien kesulitan menjawab beberapa pertanyaan. Pasien mampu
menjawab dengan benar pertanyaan 100-7 = 93, namun saat ditanya 93-7
6
pasien menjawab dengan benar tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk menjawab
3. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu pagi hari.
Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di
poliklinik psikiatri RS. Persahabatan.
Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan
berkonsultasi dengan dokter.
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana dia sekolah.
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan kendaraan umum
ditemani oleh ibunya
Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang kembali lima buah yang disebutkan oleh
pemeriksa secara berurutan.
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengerti makna dari pribahasa “air susu dibalas dengan air
tuba” yang diberikan oleh pemeriksa.
6. Bakat kreatif
Pasien tidak memiliki bakat kreatif
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien masih dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun dalam 1 minggu
terakhir kurang optimal.
7
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi :
1. Halusinasi auditorik, pasien mengaku sering
mendengar suara-suara namun pasien tidak dapat
mendeskripsikan suara tersebut
2. Halusinasi visual, pasien pernah melihat bayangan
ayahnya yang sudah meninggal
Ilusi : tidak terdapat ilusi pada pasien.
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Terdapat depersonalisasi pada pasien. Pasien mengaku
sering melihat bayangan yang bukan dirinya saat
bercermin.
Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
Produktivitas : Lambat, pasien kurang cepat respon dalam
menjawab bila diajukan pertanyaan,
Kontinuitas : Baik, koheren.
Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada preokupasi.
Gangguan pikiran : Terdapat waham pada pasien. Pasien merasa ada
yang mengejar pasien dan ingin berbuat jahat pada
pasien
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara
dengan baik.
G. DAYA NILAI
8
1. Norma Sosial
Pasien tidak dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Uji Daya Nilai
Baik, pasien dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika ada
anak kecil di pinggir jalan ingin menyeberang, pasien menjawab akan
mebantu.
3. Penilaian realitas
Terdapat gangguan dalam menilai realita, karena pasien memiliki waham
kejar, halusinasi auditorik dan visual
H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA
Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu pasien hampa ambisi dan
saat ini pasien kurang menyadari bahwa dia sedang sakit
I. TILIKAN / INSIGHT
Tilikan derajat 2, dimana pasien sadar bahwa mungkin dirinya sedang sakit
J. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : Baik, Compos Mentis
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Frekuensi nadi : Kesan dalam batas normal
- Frekuensi napas : Kesan dalam batas normal
- Suhu : Afebris
3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal
4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan
5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan
6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan
7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan
8. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
b. Status Neurologis
9
1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal
2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal
3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal
4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan
5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan
6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki berumur 33 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RS.
Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis.
Pasien mengeluhkan masih mendengar suara-suara yang didengar pada kedua
telinga namun pasien tidak dapat mendeskripsikan suara tersebut. Berdasarkan
pengakuan dari ibu pasien, pasien suka senyum dan tertawa sendiri (autism)
dan tidak pernah marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Dari status mentalis, pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik dan visual
juga waham kejar
Keluhan ini sudah berlangsung sejak 10 tahun yang lalu.
Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian
impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi
waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek,
panjang, dan sewaktu masih baik.
Pikiran abstrak pasien masih baik
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan
pasien.
Pasien pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum alkohol,
namun tidak sampai ketagihan dan merokok 1 bungkus per hari
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan
dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien
memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.
Pasien mengenyam pendidikan sampai lulus SMK dengan prestasi cukup baik
Keadaan umum pasien baik dan pada pemeriksaan fisik kesan dalam batas
normal
10
Pasien seorang laki-laki, berstatus belum menikah, anak keempat dari empat
bersaudara, berusia 33 tahun, saat ini tinggal bersama ibu pasien. Untuk biaya
hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien diperoleh dari pensiunan
ibunya, dan bantuan dari kakak-kakaknya. Pasien juga tidak dapat
bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar dan saat ini pasien tidak bekerja.
Pasien ini didapatkan gejala sedang dan disabilitas sedang (moderate).
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna
sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-
hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I
Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat
mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran,
daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik
sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).
Berdasarkan anamnesis didapatkan riwayat mencoba obat psikoaktif
(NAPZA) lebih dari 10 tahun yang lalu namun tidak menyebabkan ketagihan
serta ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol namun sekarang tidak lagi
sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat
zat psikoaktif atau alkohol (F.1).
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang
ditandai dengan adanya halusinasi dan waham sehingga pasien ini dapat
dikatakan menderita gangguan psikotik (F.2).
Gangguan berupa halusinasi dan waham ini sudah berlangsung selama kurang
lebih 10 tahun, sehingga pasien dapat dikatakan penderita Skizofrenia
(F.20).
Pada pasien ini terdapat halusinasi auditorik, visual, dan waham. Keluhan ini
sudah berlangsung selama 10 tahun, maka pasien ini menderita Skizofrenia
Paranoid (F.20.0).
Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan
berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien
11
ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan
sampai lulus SMK, fungsi kognitif baik & tidak terdapat retardasi mental maka pada
pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan
gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II
tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis III
Pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak ditemukan kelainan, maka pada pasien
ini aksis III tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis IV
Pasien tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan pasien tidak
bekerja. Maka pada aksis IV pasien ini dapat diambil kesimpulan adanya masalah
psikososial
Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang (moderate) serta disabilitas
sedang. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 60-51.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0).
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Terdapat masalah psikososial. Pasien tidak dapat bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar, dan pasien saat ini tidak bekerja
Aksis V : GAF Scale 60-51.
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada
Psikologis :Terdapat gangguan dalam menilai realita, yaitu
halusinasi auditorik, visual, serta waham kejar.
Sosioekonomi : Tidak terdapat masalah ekonomi
IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
12
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien.
Tidak ada cacat bawaan atau kelainan genetik
Mendapat dukungan dari keluarga terhadap kesembuhan pasien
Prognosis ke arah buruk
Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama sejak 10 tahun yang lalu.
Pasien kurang menyadari bahwa dia sakit
Tingkat kepatuhan berobat rutin masih kurang
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
X. TERAPI
Psikofarmaka :
Trihexyphenidil 3 x 2 mg
Haloperidol 3 x 2,5 mg
Chlorpromazine 3 x 100 mg
Psikoterapi :
a. Pada pasien
- Berusaha untuk beradaptasi dan mengabaikan jika ada suara-suara yang
terdengar.
- Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum
obat secara teratur.
- Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada
Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang
ada.
- Pasien harus memperbanyak aktivitas dan dapat sebaiknya kembali bekerja
b. Pada keluarga
13
- Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan
pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan
merawat diri dengan baik.
- Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien.
- Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.
14