Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

22
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Usia : 33 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMK Status : Belum menikah Pekerjaan : Tidak bekerja II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (ibu pasien) pada tanggal 27 Mei 2013, pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan. A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan obat yang dikonsumsi sudah habis. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien sudah tidak minum obat selama 1 minggu terakhir karena obat habis dan pasien tidak mau diajak berobat ke dokter. Dalam 1 minggu terakhir selama pasien tidak mengkonsumsi obat, menurut ibu pasien, pasien menjadi sulit diajak berkomunikasi dan lebih banyak diam. Pasien mengatakan badannya tidak enak. Saat ini pasien 1

Transcript of Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

Page 1: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Usia : 33 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Status : Belum menikah

Pekerjaan : Tidak bekerja

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (ibu pasien)

pada tanggal 27 Mei 2013, pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan

obat yang dikonsumsi sudah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan

karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien sudah tidak minum obat selama 1

minggu terakhir karena obat habis dan pasien tidak mau diajak berobat ke dokter.

Dalam 1 minggu terakhir selama pasien tidak mengkonsumsi obat, menurut ibu

pasien, pasien menjadi sulit diajak berkomunikasi dan lebih banyak diam. Pasien

mengatakan badannya tidak enak. Saat ini pasien juga mengeluh masih mendengar

adanya suara-suara pada kedua telinganya Suara yang didengar oleh pasien tersebut

tidak dapat dideskripsikan apakah suara tersebut laki-laki atau perempuan dan

pasientidak tahu isi pembicaraan dari suara tersebut.

Ibu pasien juga mengatakan terkadang pasien suka senyum dan tertawa

sendiri. Pasien juga suka melihat bayangan almarhum ayahnya yang sudah meninggal

sejak tahun 1990. Pasien juga mengaku tidak suka bercermin karena saat bercermin

sering melhat bayangan yang bukan dirinya sendiri. Menurut ibunya, pasien sering

merusakkan atau memecahkan cermin di rumah akibat melihat bayangan tersebut.

Pasien juga mengaku merasa sulit tidur dan biasanya masih terjaga sampai pukul

01.00 dini hari.

1

Page 2: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

Mulanya keluhan pasien dirasakan sejak 10 tahun lalu.pasien mulai

menyendiri, tidak suka bergaul, dan menghabiskan waktu di kamar pasien di lantai

atas dalam suasana kamar yang gelap, yaitu lampu dimatikan. Pasien tidak mau keluar

rumah. Pasien juga sering merasa ada seseorang yang ingin melakukan perbuatan

jahat terhadap dirinya sehingga pasien takut. Namun pasien tidak tahu siapa orang

yang berniat jahat tersebut. Pasien pernah berobat di cidodol sekitar lima tahun yang

lalu dan pasien sempat dirawat selama 10 hari. Kemudian 3 tahun terakhir pasien

mulai berobat rutin setiap bulan di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan dan

mendapat obat yang rutin diminum.

Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan halusinasi pada indera

pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan

yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya tidak

menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa

tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi

Sebelumnya pasien mempunyai riwayat trauma kepala saat masih di sekolah

menengah kejuruan, pasien terjatuh dan kepalanya terbentur, namun setelah kejadian

tersebut pasien langsung dapat melakukan aktivitas seperti biasa tanpa ada keluhan

yang mengganggu, sehingga kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental

organik. Pasien dan ibunya mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang

mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Pasien juga mengaku pernah

mengkonsumsi alcohol dan memiliki riwayat mencoba menggunakan zat psikotropik

(NAPZA). Saat ini pasien masih merokok satu bungkus per hari dan memiliki

kebiasaan minum kopi 10 kali per hari jika diberikan uang yang lebih dari ibu pasien.

Saat ini suasana perasaan pasien tidak enak dan merasa was-was. Namun

pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga higienitas dirinya

sendiri seperti mandi sendiri walaupun seminggu terakhir ini harus diingatkan oleh

ibu pasien. Pasien juga melakukan beberapa pekerjaan rumah di antaranya mencuci

bajunya sendiri, sajadah dan mengganti sprei setiap hari, mengepel, juga merapikan

kamar dan tempat tidur. Namun pasien tidak suka menyetrika dan langsung

menggunakan pakaian yang tidak disetrika. Sehari-hari pasien hanya tinggal di rumah.

Tidak ada masalah dalam nafsu makan pasien. Saat ini pasien tidak bekerja.

Sebelumnya pasien pernah bekerja di astrindo namun karena sakit flu selama

beberapa hari pasien tidak masuk kerja, seteah sembuh pasien tidak ingin kembali

bekerja. Pasien juga pernah bekerja proyek di pulo gadung selama 1 tahun, tetapi

2

Page 3: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

karena tidak ada perpanjangan proyek lagi maka pasien berhenti bekerja. Setelah itu

pasien sempat bekerja dengan kakaknya yaitu sebagai jasa pengirim barang,

melakukan tagihan lalu menyetor uang ke kakaknya. Menurut ibu pasien, pekerjaan

tersebut dapat dilakukan dengan baik oleh pasien sendiri. Namun setelah ada kejadian

barang-barang kiriman terjatuh dari mobil saat di jalan tol, pasien menjadi takut dan

tidak mau bekerja lagi.

Pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara. Pasien belum menikah.

Saat ini pasien tinggal di rumahnya bersama ibunya. Rumah tinggal adalah rumah

milik pribadi. Ayah pasien telah meninggal sejak tahun 1990. Menurut pasien, ia

dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan maupun

proses persalinan. Pasien juga tidak memiliki kelainan bawaan atau cacat bawaan

lahir. Pasien menjalani pendidikan sampai lulus sekolah menengah kejuruan dan

menurut ibu pasien saat bersekolah, pasien cukup berprestasi.

Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik. Pasien tidak dapat

bersosialisasi dengan baik terhadap tetangganya. Pada awalnya pasien dapat

bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar dan mempunyai banyak teman. Biaya

pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan dari pensiunan ibunya dan dibantu oleh

kakak-kakaknya, Pasien seorang pemeluk agam Islam namun tidak sholat 5 waktu.

Pada saat anamnesa terlihat intelektual pasien cukup baik yaitu saat ditanya

siapa gubernur DKI Jakarta, pasien dapat menjawab dengan benar, begitu juga saat

ditanya siapa presiden RI, walaupun pada saat ditanya arti peribahasa tong kosong

nyaring bunyinya, pasien tidak dapat menjawab namun saat ditanya peribahasa lain

yaitu air susu dibalas dengan air tuba, pasien dapat menjawab dengan benar. Penilaian

terhadap waktu, tempat, situasi dan personal juga baik. Penilaian terhadap ingatan

jangka panjang, pendek, dan segera juga baik, terbukti dengan pasien masih dapat

bercerita tentang sekolahnya, dan pasien dating ke rumah sakit dengan kendaraan

umum bersama ibunya, dan dapat mengingat dan mengilang nama lima buah yang

dicontohkan oleh pemeriksa. Saat ditanyakan tiga keinginan atau cita-cita yang ingin

dipenuhi pasien saat ini adalah ingin bekerja kembali dan mempunyai banyak uang,

namun pasien tidak dapat menjawab keinginan selanjutnya.

3

Page 4: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

2. Riwayat Gangguan Medik

Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

Ada riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol, dan merokok.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Pranatal

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya

penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya

usianya sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan

dan perkembangannya. Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan

sampai lulus SMK. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan tersebut

termasuk cukup berprestasi. Pasien tidak pernah tinggal kelas.

3. Riwayat Masa Akhir Anak – Anak

Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan

sosial.

4. Riwayat Pendidikan

Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan sampai lulus SMK. Prestasi

pasien selama menjalani pendidikan tersebut termasuk cukup berprestasi..

Pasien mampu bersosialisasi dengan teman-teman disekolahnya.

5. Riwayat pekerjaan

Pasien pernah bekerja di Astrindo namun karena sakit flu selama beberapa

hari pasien tidak masuk kerja, setelah sembuh pasien tidak ingin kembali

bekerja. Pasien juga pernah bekerja proyek di pulo gadung selama 1 tahun,

tetapi karena tidak ada perpanjangan proyek lagi maka pasien berhenti

bekerja. Setelah itu pasien sempat bekerja dengan kakaknya yaitu sebagai jasa

pengirim barang, namun setelah melihat barang-barang kiriman jatuh saat

berada di jalan tol, pasien menjadi takut dan tidak mau bekerja.

4

Page 5: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

6. Riwayat agama

Pasien seorang pemeluk agam Islam,namun tidak menjalankan sholat 5 waktu

7. Aktivitas sosial

Pasien tidak menjalankan aktivitas social di luar rumah. Pasien hanya

melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mengepel, makan, tidur, dan

membersihkan kamar.

E. Hubungan dengan keluarga

Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin baik, Keluarga pasien juga

mendukung pasien untuk sembuh.

F. Riwayat Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien

G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien seorang laki-laki, berstatus belum menikah, anak keempat dari empat

bersaudara, berusia 33 tahun, saat ini tinggal bersama ibu pasien. Rumah tinggal

adalah milik sendiri. Untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien

diperoleh dari pensiunan ibunya, dan bantuan dari kakak-kakaknya.

H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Pasien saat ini memiliki keinginan untuk bekerja kembali dan memiliki banyak

uang.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pasien laki-laki usia 33 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,

ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, rambut ikal

berwarna hitam, dan warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran

Kesadaran umum : Compos Mentis.

Kontak psikis : kurang baik dan kurang wajar.

5

Page 6: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Cara berjalan : Baik.

Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata kurang baik,

tidak ada gerakan involunter dan pasien kadang tidak dapat fokus dan

menjawab pertanyaan dengan baik.

4. Pembicaraan

Kuantitas : Pasien kurang mampu mengungkapkan isi

hatinya dengan cukup jelas.

Kualitas : Bicara tidak spontan, volume bicara normal,

artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat

dimengerti.

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.

B. KEADAAN AFEKTIF

1. Mood : Alam perasaan tidak enak.

2. Afek : Terbatas

3. Keserasian : Mood dan afek serasi.

4. Empati : Pemeriksa tidak dapat meraba rasakan perasaan pasien

saat ini.

C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Taraf pendidikan

Pasien mengaku sekolah sampai lulus SMK. Prestasi pasien cukup baik,

serta tidak pernah tinggal kelas.

Pengetahuan umum

Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang

siapa presiden RI saat ini dan gubernur DKI Jakarta saat ini

2. Daya konsentrasi

Kurang baik, pasien kesulitan menjawab beberapa pertanyaan. Pasien mampu

menjawab dengan benar pertanyaan 100-7 = 93, namun saat ditanya 93-7

6

Page 7: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

pasien menjawab dengan benar tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk menjawab

3. Orientasi

Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu pagi hari.

Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di

poliklinik psikiatri RS. Persahabatan.

Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.

Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan

berkonsultasi dengan dokter.

4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien masih dapat mengingat dimana dia sekolah.

Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan kendaraan umum

ditemani oleh ibunya

Daya ingat segera

Baik, pasien dapat mengulang kembali lima buah yang disebutkan oleh

pemeriksa secara berurutan.

Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien dapat mengerti makna dari pribahasa “air susu dibalas dengan air

tuba” yang diberikan oleh pemeriksa.

6. Bakat kreatif

Pasien tidak memiliki bakat kreatif

7. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien masih dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu

mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun dalam 1 minggu

terakhir kurang optimal.

7

Page 8: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi :

1. Halusinasi auditorik, pasien mengaku sering

mendengar suara-suara namun pasien tidak dapat

mendeskripsikan suara tersebut

2. Halusinasi visual, pasien pernah melihat bayangan

ayahnya yang sudah meninggal

Ilusi : tidak terdapat ilusi pada pasien.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Terdapat depersonalisasi pada pasien. Pasien mengaku

sering melihat bayangan yang bukan dirinya saat

bercermin.

Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.

E. PROSES PIKIR

1. Arus Pikir

Produktivitas : Lambat, pasien kurang cepat respon dalam

menjawab bila diajukan pertanyaan,

Kontinuitas : Baik, koheren.

Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Tidak ada preokupasi.

Gangguan pikiran : Terdapat waham pada pasien. Pasien merasa ada

yang mengejar pasien dan ingin berbuat jahat pada

pasien

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara

dengan baik.

G. DAYA NILAI

8

Page 9: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

1. Norma Sosial

Pasien tidak dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Uji Daya Nilai

Baik, pasien dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika ada

anak kecil di pinggir jalan ingin menyeberang, pasien menjawab akan

mebantu.

3. Penilaian realitas

Terdapat gangguan dalam menilai realita, karena pasien memiliki waham

kejar, halusinasi auditorik dan visual

H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu pasien hampa ambisi dan

saat ini pasien kurang menyadari bahwa dia sedang sakit

I. TILIKAN / INSIGHT

Tilikan derajat 2, dimana pasien sadar bahwa mungkin dirinya sedang sakit

J. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat

dipercaya, dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan umum : Baik, Compos Mentis

2. Tanda vital

- Tekanan darah : 120/70 mmHg

- Frekuensi nadi : Kesan dalam batas normal

- Frekuensi napas : Kesan dalam batas normal

- Suhu : Afebris

3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal

4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan

5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan

6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan

7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan

8. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

b. Status Neurologis

9

Page 10: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal

2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal

3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal

4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan

5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan

6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki berumur 33 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RS.

Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis.

Pasien mengeluhkan masih mendengar suara-suara yang didengar pada kedua

telinga namun pasien tidak dapat mendeskripsikan suara tersebut. Berdasarkan

pengakuan dari ibu pasien, pasien suka senyum dan tertawa sendiri (autism)

dan tidak pernah marah-marah tanpa sebab yang jelas.

Dari status mentalis, pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik dan visual

juga waham kejar

Keluhan ini sudah berlangsung sejak 10 tahun yang lalu.

Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian

impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi

waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek,

panjang, dan sewaktu masih baik.

Pikiran abstrak pasien masih baik

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan

pasien.

Pasien pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum alkohol,

namun tidak sampai ketagihan dan merokok 1 bungkus per hari

Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan

dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien

memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.

Pasien mengenyam pendidikan sampai lulus SMK dengan prestasi cukup baik

Keadaan umum pasien baik dan pada pemeriksaan fisik kesan dalam batas

normal

10

Page 11: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

Pasien seorang laki-laki, berstatus belum menikah, anak keempat dari empat

bersaudara, berusia 33 tahun, saat ini tinggal bersama ibu pasien. Untuk biaya

hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien diperoleh dari pensiunan

ibunya, dan bantuan dari kakak-kakaknya. Pasien juga tidak dapat

bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar dan saat ini pasien tidak bekerja.

Pasien ini didapatkan gejala sedang dan disabilitas sedang (moderate).

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada

pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna

sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-

hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I

Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat

mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran,

daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik

sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

Berdasarkan anamnesis didapatkan riwayat mencoba obat psikoaktif

(NAPZA) lebih dari 10 tahun yang lalu namun tidak menyebabkan ketagihan

serta ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol namun sekarang tidak lagi

sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat

zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang

ditandai dengan adanya halusinasi dan waham sehingga pasien ini dapat

dikatakan menderita gangguan psikotik (F.2).

Gangguan berupa halusinasi dan waham ini sudah berlangsung selama kurang

lebih 10 tahun, sehingga pasien dapat dikatakan penderita Skizofrenia

(F.20).

Pada pasien ini terdapat halusinasi auditorik, visual, dan waham. Keluhan ini

sudah berlangsung selama 10 tahun, maka pasien ini menderita Skizofrenia

Paranoid (F.20.0).

Diagnosis Aksis II

Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan

berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien

11

Page 12: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan

sampai lulus SMK, fungsi kognitif baik & tidak terdapat retardasi mental maka pada

pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan

gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II

tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis III

Pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak ditemukan kelainan, maka pada pasien

ini aksis III tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis IV

Pasien tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan pasien tidak

bekerja. Maka pada aksis IV pasien ini dapat diambil kesimpulan adanya masalah

psikososial

Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang (moderate) serta disabilitas

sedang. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 60-51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Terdapat masalah psikososial. Pasien tidak dapat bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar, dan pasien saat ini tidak bekerja

Aksis V : GAF Scale 60-51.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Tidak ada

Psikologis :Terdapat gangguan dalam menilai realita, yaitu

halusinasi auditorik, visual, serta waham kejar.

Sosioekonomi : Tidak terdapat masalah ekonomi

IX. PROGNOSIS

Prognosis ke arah baik

12

Page 13: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan

pasien.

Tidak ada cacat bawaan atau kelainan genetik

Mendapat dukungan dari keluarga terhadap kesembuhan pasien

Prognosis ke arah buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama sejak 10 tahun yang lalu.

Pasien kurang menyadari bahwa dia sakit

Tingkat kepatuhan berobat rutin masih kurang

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

X. TERAPI

Psikofarmaka :

Trihexyphenidil 3 x 2 mg

Haloperidol 3 x 2,5 mg

Chlorpromazine 3 x 100 mg

Psikoterapi :

a. Pada pasien

- Berusaha untuk beradaptasi dan mengabaikan jika ada suara-suara yang

terdengar.

- Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum

obat secara teratur.

- Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada

Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang

ada.

- Pasien harus memperbanyak aktivitas dan dapat sebaiknya kembali bekerja

b. Pada keluarga

13

Page 14: Pembahasan Kasus Skizofrenia cia.docx

- Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan

pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan

merawat diri dengan baik.

- Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien.

- Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

14