Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

63
PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA PARANOID Di susun oleh: Susasti Hasanah 1310.221.073 Pembimbing: dr. Agung Hermawanto, Sp.KJ DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA RSPAD GATOT SOEBROTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2014

description

Skizofrenia Paranoid

Transcript of Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Page 1: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

PRESENTASI KASUSSKIZOFRENIA PARANOID

Di susun oleh:

Susasti Hasanah1310.221.073

Pembimbing:dr. Agung Hermawanto, Sp.KJ

DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA RSPAD GATOT SOEBROTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA2014

Page 2: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Identitas Pasien • Nama : Ny. E. D.• No. RM : 134982• Jenis Kelamin : Perempuan• Usia : 45 tahun• Tanggal Lahir : 17 September 1969• Alamat : Jl. H. Jiung RT 007/003 no G 18 Kemayoran Jakarta Selatan• Pekerjaan : Tuna Karya• Pendidikan : SMA• Status Perkawinan : Menikah• Agama : Islam• Suku : Sunda• Tanggal Masuk RS : 28 Oktober 2014

Page 3: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Keluhan Utama

• Autoanamnesis : pasien mengaku merasa kesal dengan orang tuanya dan bertengkar dengan orang tuanya hampir setiap hari sehingga oleh keluarga pasien dibawa untuk kontrol ke poli kejiwaan untuk berobat.

Keluhan Tambahan

• Alloanamnesis : pasien dirasa mulai sering marah-marah dan emosinya tidak terkontrol sehingga mengganggu kenyamanan keluarga dan lingkungan sekitar sejak sekitar 1 minggu terakhir

Page 4: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Page 5: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Pasien dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto oleh ibunya karena emosi yang tidak terkontrol yang ditunjukkan pasien dalam 1 minggu terakhir ini, terutama pada sore dan malam hari. Keluhan kemudian dirasakan bertambah berat sehingga membuat keluarga merasa harus membawa pasien ke poli kejiwaan RSPAD Gatot Soebroto untuk kontrol.

• Menurut autoanamnesa dengan pasien, selama sekitar 2 minggu terakhir pasien mengeluhkan sangat kesal dan marah terutama dengan keluarga.Pasien merasa bahwa ibunya telah menyimpan uangnya dan tidak memberikannya uang untuk membeli makanan dan rokok.Selain itu, pasien merasa disiksa oleh kedua orang tuanya, bapaknya beberapa kali memukuli pasien dan ibunya berteriak memarahi pasien, selain itu pasien sering disuruh bekerja keras oleh orang tuanya dan menurut pasien, hal tersebut dia rasakan sejak dia masih bayi.

Page 6: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Menurut pengakuan pasien, perasaan emosi tersebut sering muncul kembali karena pasien tidak bisa minum obat.Jika minum obat, pasien merasa sakit dibagian dada serta panas yang menjalardi dada dan ulu hati sehingga pasien tidak mau minum obat.

• Pasien juga mengaku bahwa sering melihat wujud samar-samar warna hitam yang berjenis kelamin wanita atau laki-laki yang mengganggu dirinya. Tidak hanya sosok bayangan yang diakui pasien, menurut pengakuan pasien ketika ia merasa kesal dan berusaha untuk tidur, maka akan muncul suara yang meneriakkan nama pasien yang menurutnya adalah ibunya hingga pasien terbangun dan tidak dapat tidur kembali.

Page 7: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Emosi yang dirasakan tidak terkontrol menyebabkan pasien menjadi gampang marah dan kesal dengan orang-orang disekitar pasien sehingga pasien pun tidak dapat bekerja seperti yang dia inginkan lalu pasien juga mengaku karena emosinya tersebut dia menjadi gampang lelah sehingga lebih memilih untuk bermain saja.Akan tetapi, menurut pengakuan pasien, dia tidak mempunyai teman yang banyak seperti dulu lagi sehingga dia merasa sedih. Menurut pasien, teman-temannya direbut oleh Momon yang dulu adalah sahabatnya, menurutnya, Momon tidak suka bila pasien memiliki teman yang lain. Seringkali, ia juga disuruh oleh Momon untuk marah dan melawan orangtuanya.

• Berdasarkan aloanamnesa dengan orang tua pasien, dalam 1 minggu terakhir ini pasien enggan minum obat atau menunda minum obat pada siang harinya tanpa alasan jelas yang diutarakan. Selain itu, menurut pengakuan ibu pasien, akhir-akhir ini pasien sering tertawa sendiri dan ketika ditanyakan kepada pasien apa yang membuatnya tertawa, pasien menjawab bahwa dia melihat sosok anak kecil yang bertingkah lucu yang membuat pasien tertawa, sedangkan menurut ibu pasien sosok anak kecil yang dibicarakan tersebut tidak nampak olehnya. Menurut orang tua pasien, pasien menjadi sering gelisah dan tidak bisa diam di rumah. Pasien sering keluar dan berjalan-jalan mengelilingi daerah sekitar rumahnya lalu beberapa saat pulang ke rumah untuk minta uang jajan dan kemudian keluar lagi. Bila permintaannya tidak dituruti, pasien akan marah. Pada malam hari, pasien baru pulang dan tidur, namun, pada malam hari, psien juga sering sulit tidur dan tiba-tiba marah-marah.

Page 8: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Menurut orang tua pasien, mereka selalu memberikan apa yang pasien minta, orangtua pasien tidak pernah memukuli atau menyiksa pasien. Sesekali ayah pasien memarahinya karena kesal dengan perilaku anaknya namun hal tersebut jarang dilakukan karena hanya akan memicu emosi pasien sehingga semakin marah.

• Untuk kegiatan di rumah,menurut orangtua pasien, pasien sudah mengalami perbaikan dibandingkan dengan saat dulu pertama kali pasien sakit jiwa. Pasien sudah bisa mengurus dirinya sendiri dan membantu pekerjaan rumah seperti bersih – bersih namun akhir-akhir ini pasien cenderung tidak betah dirumah dan cenderung lebih acuh dengan keadaan dirumah.

• Menurut ibu pasien, gejala yang diperlihatkan oleh pasien akhir-akhir ini terjadi akibat obat – obatan yang diminum oleh pasien tidak rutin dan obat yang biasanya diminum siang hari pada bulan ini tidak diberikan sehingga emosi pasien kembali tidak terkendali padahal jika diberikan obat yang diminum pada siang hari, pasien dirasa akan lebih tenang dirumah.

Page 9: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRI

Page 10: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Berdasarkan alloanamnesa, didapati bahwa pasien sudah berkali-kali dirawat di rumah sakit bagian kejiwaan. Sebelumnya pasien sudah tiga kali dirawat di RS Islam dan dua kali di RSPAD Gatot Soebroto, di Paviliun Amino. Saat ini merupakan ketiga kalinya pasien dirawat dengan gejala yang sama di RSPAD.

• Menurut keluarga pasien, gejala pertama muncul ketika tahun 1989.Pada saat itu pasien yang sedang menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang biasanya pasien panggil dengan sebutan “Momon” berakhir setelah 3 bulan menjalani hubungan pacaran. Hal tersebut dikarenakan ketidaksetujuan dari keluarga pasien terutama ayah terhadap hubungan yang mereka jalin.

Page 11: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Menurut keluarga, pasien mengaku bahwa dia diancam oleh laki-laki tersebut bahwa pasien akan di guna-guna oleh dukun apabila tidak menerima cinta laki-laki tersebut. Pasien juga merasa bahwa saat itu kebebasan pasien dalam berteman dengan lawan jenis menjadi terkekang karena sosok Momon yang selalu hadir dan dianggap tidak senang dengan apa yang banyak hal yang dilakukan oleh pasien.Padahal, Menurut cerita keluarga, Momon saat ini baru saja menikah dan memiliki anak, dan mereka semua sudah jarang bertemu dan berkomunikasi dengan Momon.

• Sejak kejadian putus cinta tersebut, pasien sering menangis seharian dan murung dirumah lalu kemudian pasien mulai marah-marah tanpa kendali dan suka tertawa sendiri, pasien juga sering tiba-tiba melepas bajunya dan telanjang jika ingin ke kamar mandi walau hanya untuk buang air.Selain itu, pasien pernah melukai ayah pasien dengan memukul dahinya dengan menggunakan botol kaca hingga berdarah, ayah pasien saat itu sedang mencoba mengendalikan pasien saat marah, dan karena tersulut emosinya, ayah pasien pun menampar pasien. Pasien semakin emosi dan sejak saat itu pasien seringkali berpikir bahwa dirinya telah beberapa kali dipukul dan disiksa oleh ayah pasien.Dengan demikian, keluargaakhirnya berpikir perilaku pasien sudah dianggap tidak wajar dan akhirnya pasien pun dirawat di RS Islam.

Page 12: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Selama beberapa tahun pasien sering mengalami gejala yang berulang yang menyebabkan pasien harus bolak-balik dirawat di RS tersebut. Setelah itu pasien juga pernah dimasukkan ke Pesantren Suryaxxx dan dirawat selama 1 tahun lalu kemudian pasien mulai membaik kembali emosinya. Pasien sempat menikah pada tahun 1993 dengan seorang laki-laki yang mengetahui penyakit pasien dan mau menerimanya.Diakui oleh keluarga, selama 11 masa perkawinan pasien jarang menunjukkan gejala yang berulang. Namun, pada tahun 2004 suami pasien meninggal karena penyakit jantung-paru yang dideritanya.Sejak saat itu penyakit pasien beberapa kali kambuh kembali.

• Menurut orang tua pasien, faktor yang dirasakan menjadi penyebab kekesalan dan kemarahan yang dirasakan pasien adalah karena kenangan masa lalu pasien dengan momon yang menyebabkan pasien sakit hati, lalu kematian dan kehilangan orang terdekat pasien yaitu suami dan anak yang dia kandung dianggap menjadikan faktor utama dari emosi yang muncul dari dalam diri pasien.

• Berdasarkan autoanamnesa dengan pasien, pasien dapat mengingat kejadian-kejadian yang membuatnya sakit seperti sekarang ini.Menurut pasien, musibah yang terjadi pada tahun 2004, yaitu saat suami pasien meninggal karena penyakit jantung dan paru yang dideritanya dan meninggal di IGD RSPAD, merupakan musibah yang berat baginya.Menurut pasien, pasien saat itu berusaha untuk bersabar, namun entah mengapa, sejak saat itu pasien merasa penyakit marah-marah pasien kambuh kembali.

Page 13: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Lalu pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2005, pasien kehilangan anak yang dikandungnya yang merupakan anak dari suaminya yang telah meninggal. Pasien mengaku bahwa dirinya sering teringat dengan anaknya yang gugur saat dikandungnya dan ketika ingat akan hal tersebut pasien akan merasa marah dan kesal didalam dirinya. Menurut pasien, anak pasien direbut secara paksa, diambil dari kandungannya oleh tetangganya saat pasien tidak sadarkan diri.Itu sebabnya pasien sering merasa kesal bila teringat peristiwa tersebut.Pasien mengaku sudah pernah berusaha untuk mengurangi rasa kesal tersebut dengan bersabar, ibadah, dan merokok.Namun ternyata rasa tersebut tetap muncul dan membuat pasien kesal kembali.

• Setelah suami pasien meninggal dan pasien kehilangan kehamilannya akibat keguguran, pasien mulai murung kembali dan mulai mengingat kejadian masa lalunya dan menghubungkan dengan kemalangan yang dialami oleh dirinya, sehingga kemudianmenyebakan pasien mulai emosi tidak terkontrol dan akhirnya dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.

Page 14: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Pasien merasa bahwa bayangan masa lalunya selalu menghantui dia sehingga dia susah untuk melupakannya dan merasakan sakit yang sangat dihatinya. Pasien juga mengaku bahwa perkataan Momon dimasa lalunya itu selalu melekat didalam ingatannya, perkataan bahwa dia akan diguna-guna karena telah menolak cintanya sering tiba-tiba terdengar setiap pasien sedang kesal dan emosi ataupun terkadang sedang dalam keadaan tenang. Terkadang pasien menghubung-hubungkan penyakit dan kemalangan yang dideritanya saat ini merupakan perwujudan dari guna-guna yang dikirimkan Momon dahulu.Menurut pasien, samapi saat ini, sosok Momon sering datang dan membisikkan hal-hal terhadapnya. Menurutnya, Momon sering kali mengikutinya kemanapun ia pergi. Pasien sering berbicara dan bercanda dengan Momon, namun terkadang beberapa kali Momon membisikkan hal-hal yang membuat pasien marah terhadap orang lain dan keluarganya. Termasuk saat memukul ayah pasien, pasien disuruh oleh Momon.

Page 15: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Riwayat Medik UmumPasien tidak pernah mendapatkan pengobatan medis dan tidak pernah menderita penyakit medis berat yang sampai mengalami penurunan kesadaran salah satu contohnya seperti penyakit malaria atau trauma kepala sebelumnya.

• Penggunaan Zat PsikoaktifPasien seorang perokok dengan frekuensi sering.Pasien dapat menghabiskan setengah sampai satu bungkus rokok sehari.Hal tersebut sudah terjadi sejak tamat SMA akibat pergaulan dengan teman-teman sekitarnya.Untuk penggunaan alcohol dan narkotika disangkal oleh keluarga pasien.

Page 16: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Page 17: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Riwayat Prenatal dan PerinatalIbu mengatakan bahwa selama masa kehamilan ibu tidak mengkonsumsi rokok, minuman beralkohol maupun obat-obatan terlarang, serta tidak pernah memiliki riwayat penyakit apapun sewaktu mengandung pasien.Pasien lahir dalam keadaan normal (spontan pervaginam) dan cukup bulan dibantu oleh bidan.

• Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Pasien tumbuh seperti anak seusianya dan dirawat dengan baik oleh keluarga. Pasien mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran dan dilanjutkan dengan pemberian PASI sampai dengan usia 2 tahun. Pasien merupakan anak ke 5 dari 10 bersaudara.

• Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien tumbuh dan berkembang secara normal.Pendidikan pasien dimulai dari SD. Dari orang tua didapati keterangan bahwa pasien merupakan anak yang rajin dan sopan.Hubungan pasien dengan keadaan lingkungan sosial dan pertemanan disekitar rumahnya sangat baik.Pasien banyak memiliki teman dan merupakan anak yang aktif dalam pergaulan.Pasien juga merupakan anak yang pandai dan sempat berprestasi di sekolahnya.

• Riwayat masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)Pasien tumbuh seperti anak seumuranya.Pasien bersekolah di SMP sampai dengan SMA dengan tanpa terkendala masalah akademik di sekolah.Saat di SMP dan SMA pasien sering mengikuti kegiatan organisasi remaja disekitar rumah dan menjadi ketua dari karang taruna pada saat itu.Pasien juga diakui sering memenangkan kompetisi meskipun hanya dalam skala kecil yakni kelurahan.Pasien memang tidak meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi karena kendala biaya. Pasien awalnya meminta disekolahkan ke kedokteran, namun karena kendala biaya, pasien langsung bekerja sebagai buruh pabrik, lalu bekerja di Bank Mxxx. Lalu pasien mrngambil kursus salon di Rudy Hadisuwarno dan bekerja di salon selama 3 tahun. Pasien mulai diketahui merokok pada saat lulus dari SMA karena pergaulan dengan teman-teman disekitarnya. Pasien menyangkal menggunakan obat-obatan terlarang dan minum minuman beralkohol pada saat tersebut.

Page 18: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Riwayat Dewasa• Riwayat Pendidikan

Pasien mengenyam pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas.Pasien merupakan salah satu siswa yang berprestasi disekolah dan merupakan anak yang rajin di organisasi.Pasien memiliki pergaulan yang baik dengan teman-teman seusianya.

• Riwayat PekerjaanPasien mengaku pasien setelah lulus SMA langsung mengambil pekerjaan di PT dan Bank lalu berhenti dan akhirnya mengambil kursus kecantikan di Salon Rudy Hadisuwarno.Setelah menikah pasien hanya menjadi ibu rumah tangga.Terkadang pasien sesekali menerima panggilan untuk merias pengantin ataupun diminta untuk melakukan perawatan tubuh seperti lulur ataupun creambath dari tetangga sekitar rumah pasien.

• Riwayat Pernikahan dan HubunganPasien menikah dengan pasangan hidupnya yang bernama Karsono pada tahun 1993. Dari pengakuan pasien bahwa pasien hanya menjalani hubungan percintaan serius dengan beberapa orang saja salah satunya “Momon” sebelum akhirnya pasien bertemu dengan suami pasien. Pasien mengaku bahwa ia memiliki banyak teman laki-laki namun itu diakui hanya sebatas hubungan berteman saja karena menurut pasien setelah berkenalan dengan laki-laki yang dipanggil dengan sebutan “Momon” dia menjadi dibatasi kebebasannya untuk bergaul akibat sifat laki-laki itu yang pencemburu padahal menurut pasien dia hanya menganggap serius hubungan mereka pada saat itu.

Page 19: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Riwayat Kehidupan dan Beragama.Pasien beragama islam. Menurut pasien dan keluarga pasien sebelum menunjukkan gejala gangguan kejiwaan dalam bidang kerohanian memiliki taraf yang cukup baik meskipun pasien suka bolong-bolong dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Namun ketika pasien mengalami gangguan kejiwaan pasien sempat tidak menjalankan ibadah sama sekali namun sekarang pasien sudah mulai rajin kembali beribadah.

• Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah memiliki riwayat pelanggaran hukum selama masa hidupnya.

• Riwayat PsikoseksualPasien merupakan heteroseksual.Pasien memiliki ketertarikan dengan lawan jenis dan keinginan untuk membangun rumah tangga yang harmonis.

• Aktivitas SosialDilingkungan keluarga dan sekitar rumah pasien diakui memiliki hubungan yang sangat baik dengan tetangga sekitarnya.Kedua orang tua pasien mengatakan bahwa pasien sangat aktif dalam kegiatan organisasi disekitar rumahnya sehingga banyak orang yang berteman dengan pasien.

• Riwayat KeluargaPasien merupakan anak ke 5 dari 10 bersaudara. Ayah pasien adalah seorang pensiunan di salah satu instansi negara yaitu DKI yang bertugas untuk melakukan pencatatan akta kelahiran. Ibu pasien juga merupakan seorang pensiunan pegawai dari POS dan GIRO. Pasien memiliki 3 kakak laki –laki dan 1 kakak wanita serta 2 orang adik masing-masing perempuan dan laki-laki serta 3 saudara yang meninggal akibat keguguran. Dari 7 total saudara yang dimiliki 2 diantaranya sudah meninggal dan salah satu dari mereka adalah saudara yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat dengan pasien yang bernama Devi yang mengidap penyakit Leukemia.

Page 20: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Genogram

Page 21: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Situasi Kehidupan Sosial Sekarang• Saat ini pasien tinggal bersama orang tua pasien tinggal bersama kedua orang tuanya

dan salah satu adiknya perempuannya yang sudah berkeluarga dan memiliki seorang keponakan sedangkan untuk saudara yang lainya sudah menjalankan kehidupan sendiri bersama dengan pasangan hidupnya .Pasien jarang berkunjung ke rumah orang tua almarhum suami pasien.Interaksi keluarga dengan pasien sangat baik dirumah meskipun menurut pasien ayahnya mendidik anak-anaknya dengan keras tetapi menurut pasien itu adalah tindakan ayah untuk mendidik anak-anaknya.Pasien juga tidak pernah mengalami riwayat kekerasan dalam keluarga baik dari ayah maupun almarhum suaminya. Dijelaskan bahwa almarhum suami pasien merupakan laki-laki yang bertanggung jawab dan menerima pasien dengan kondisi riwayat medis yang dialami pasien.Setelah pasien datang dan dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto keluarga pasien datang secara berkala untuk mengunjungi pasien. Selama perawatan dia Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto pasien masih sering mengaku bahwa dirinya masih suka diganggu oleh bayangan –bayangan gelap samar yang ia lihat dan suara laki-laki “Momon” yang selalu mengatakan bahwa “jika cinta ditolak maka dukun bertindak dan nantikan akanada suatu peristiwa didalam hidup kamu” yang membuat pasien masih suka merasa sakit dan sesak didadanya.

Page 22: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Persepsi• Persepsi Tentang Diri dan Lingkungan

Pasien menganggap bahwa dirinya sedang memang ada gangguan jiwa. Pasien merasa bahwa dia marah-marah karena isi pikirannya dikendalikan oleh dukun, ditambah keadaan lingkungannya menyebabkan dia merasa kesal yang berlebihan yang menyebabkan pasien sering merasa ingin memarahi semua orang yang ada disekitarnya. Pasien merasa, perasaan kesal itu akan timbul apabila pasien tidak diikuti kemauannya oleh keluarga, selain itu juga saat pasien teringat akan kematian orang-oarang terkasihnya sehingga suara-suara dari sosok “Momon” itu muncul. Pasien hanya ingin bisa hidup wajar dan berteman dengan semua orang tanpa takut bahwa “Momon” akan marah dan cemburu. Pasien juga mengatakan bahwa ia merasa kasian terhadap kedua orang tuanya terutama ayahnya yang dianggap pasien sudah tua sehingga pasien ingin sembuh dan dapat berbakti kembali dengan keluarga pasien.

Page 23: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Persepsi Keluarga Tetang Diri PasienKeluarga dan saudara pasien berpendapat bahwa pasien memerlukan pengobatan dibagian kesehatan jiwa. Keluarga juga mengharapkan bahwa pasien dapat kembali sehat dan beraktifitas sebagaimana mestinya. Kedua orang tua pasien juga merasakan bahwa banyak sekali perubahan yang dialami pasien dari masa pertama pasien dirawat dibagian Kesehatan Jiwa sampai dengan sekarang.Menurut keluarga sekarang pasien sudah bisa kembali bertingkat laku sebagaimana seharusnya dan sudah mau memperhatikan dirinya kembali namun emosi yang dimiliki pasien masih dirasakan cukup membuat keluarga kewalahan jika dalam keadaan tidak terkontrol.

• Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai

Pasien awalnya bercita-cita menjadi dokter namun karena orangtua pasien tidak dapat membiayai kuliah di kedokteran, pasien akhirnya memilih bekerja lalu mengambil kursus kecantikan karena menurutnya sesuai ketertarikannya sejak dulu pada bidang kecantikan dan perawatan diri. Pasien saat ini belum dapat bekerja kembali karena kondisinya saat ini. Saat ini pasien hanya ingin hidup tenang dengan tidak teringat lagi dengan bayangan masa lalunya dan ingin berbakti kepada kedua orangtuanya.

Page 24: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

STATUS MENTAL

Page 25: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Deskripsi Umum•Pasien wanita berusia 45 tahun berpenampilan sesuai dengan usia, tinggi badan 155 cm, kulit sawo matang, rambut sedikit ikal, berwarna hitam. Penampilan kurang rapi dan terlihat tidak terlalu baik merawat diri. Pada saat dilakukan wawancara 28 Oktober 2014 pasien menggunakan baju lengan panjang berwarna merah jambu menyala, celana jeans berwarna hitam dan memakai alas kaki. Pasien berjalan dengan keseimbangan yang baik dan cara berjalan yang normal.

Penampilan

•Pasien duduk dengan keadaan sedikit terlihat gaduh dan gelisah. Pasien meremas tangannya beberapa kali setiap kali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Pasien berbicara dengan sangat spontan dan terkesan menggebu-gebu. Kontak mata didapati adanya tatapan tajam yang beberapa kali ditangkap oleh pemeriksa yang mengisyaratkan adanya suatu emosi atau kemarahan didalam dirinya.

Perilaku Diri dan Aktivitas

Psikomotorik

•Pasien cukup koorperatif selama proses wawancara berlangsung dan dapat menjawab dan menceritakan tentang pertanyaan dan perasaan diri yang dirasakan pada saat tersebut. Pasien beberapa kali terlihat meluapkan emosinya dengan tindakan menunjuk-nujuk kearah ibu pasien yang ketika itu datang menemani dan mengatakan bahwa ia sedang kesal dengan ibunya pada saat itu.

Sikap terhadap Pemeriksa

Page 26: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Alam Perasaan

Mood •Distimia (Iritable)

Afek •Labil

Keserasian •Tidak terdapat keserasian antara mood dan afek

Page 27: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Pembicaraan

• Pasien berbicara sopan, lancar, volume suara sedikit tinggi, irama dan intonasi juga sedikit meningkat serta artikulasi jelas.

Gangguan Persepsi

• Pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik dan visual namun pada saat pemerikaan didapati hanya halusinasi auditorik saja yang muncul melalui autoanamnesa

Page 28: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Pikiran

Bentuk dan Arus Pikiran

•Bentuk pikiran otistik dimana pasien terkekang didalam satu bentuk pikiran yang terbentuk akibat adanya halusinasi auditorik dan halusinasi visual (terutama auditorik) Distorsi arus asosiasi : cenderung ingin memenuhi keinginannya sendiri tanpa memperdulikan sekitar dan hidup di dunia sendiri.•Arus pikiran: tipe preservasi pasien berulang-ulang bercerita suatu ide, pikiran atau tema tertentu dengan berlebihan yang terutama berhubungan dengan kenangan masa lalunya akan kehidupan hubungan percintaan dan kehilangan orang-orang yang dicintai

Isi Pikiran

•Delusion of passivity : pemahaman bahwa “Momon” menggunakan ilmu hitam (dukun) untuk mengganggu ketentraman hidup pasien sehingga muncul waham yang terbentuk didalam dirinya bahwa dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar.•Thought insertion : isi pikiran asing yaitu dari “Momon” yang masuk kedalam diri pasien dan kedalam pikirannya serta halusinasi auditorik seperti adanya suara –suara yang memanggil namanya dengan nada membentak serta gambaran bayangan hitam berwujud wanita atau laki-laki serta anak kecil yang sebenarnya tidak ada (halusinasi auditorik dan visual).

Page 29: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Sensorium dan Kognitif

Taraf Kesadaran dan Kesiagaan

• Compos mentis, kesiagaan baik

Orientasi

• Waktu : baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan malam• Tempat : baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berada di Poli Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto (pada saat anamnesa awal) dan mengetahui dirinya

akhirnya dirawat di Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto• Orang : baik, pasien dapat mengenali keluarga, pemeriksa dan perawat

Ingatan

• Jangka Panjang: Pasien dapat mengingat tanggal lahir, nama sekolah, nama lengkap anggota keluarga.• Jangka Sedang: Pasien dapat mengingat namatempat dia pernah dirawat sebelumnya.• Jangka Pendek: Pasien dapat mengingat menu makanan tadi pagi.• Segera: Pasien dapat mengingat dan mengulang 5 kata-kata yang dikatakan pemeriksa secara berurutan.

Page 30: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Konsentrasi dan Perhatian

• Pasien dapat berkonsentrasi dan menjawab perhitungan 100 dikurangi 7.Pasien juga dapat mengeja kata RUMAH secara terbalik. Pasien dapat menyebutkan 5 benda dengan huruf awal yang sama.

Kemampuan Membaca dan Menulis

• Pasien dapat membaca sebuah kalimat yang ditulis oleh pemeriksa dan melakukan apa yang dikatakan di dalam kalimat tersebut. Pasien dapat menulis sebuah kalimat lengkap yang sederhana.

Kemuan Visuo-spatial

• Pasien dapat meniru dan menggambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum panjang dan pendek dengan benar.

Pikiran Abstrak

• Pasien dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan antara 2 hal (misalnya: apel dan jeruk). Pasien dapat mengerti istilah “panjang tangan” dan dapat mengartikan peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-berenang ke tepian”.

Intelegensi dan Daya Informasi

• Pasien dapat menjawab nama presiden RI pertama dan presiden RI saat ini. Pasien dapat menjawab apa ibukota Indonesia.

Page 31: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Kemampuan Mengendalikan Impuls

• Selama pasien dilakukan wawancara oleh pemeriksa, pasien berperilaku baik dan sopan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemeriksa walaupun sesekali pasien tampak memeras tangan seolah-olah sedang memendam kekesalan yang tidak dapat disalurkan, namun pasien masih dapat menahannya. Di samping itu, pasien juga beberapa kali tertawa tidak terkendali

Daya Nilai dan Tilikan

• Daya dan Nilai Sosial Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter muda perempuan maupun laki-laki, pasien juga bersikap sopan dengan perawat.• Uji Daya Nilai Baik, pasien mengatakan akan meredam emosinya dan keinginan dirinya untuk marah kepada orang di sekitarnya. Pasien juga mengaku merasa menyesal karena perbuatan yang dia lakukan telah menyebabkan orang

lain tidak nyaman.• Penilaian RTA RTA terganggu• Tilikan Pasien memiliki tilikan derajat 3, yaitu pasien sadar bahwa dirinya sedang mengalami suatu penyakit tetapi pasien mengatakan bahwa penyakitnya ini disebabkan oleh tor luar atau organic sebagai penyebabnya. Menurut

pasien, alasan kenapa dirinya menjadi merasa selalu kesal akhir-akhir ini karena iateringat dengan kematian anaknya lalu menghubungkannya dengan perkataan “Momon” yang mengatakan bahwa akan terjadi peristiwa dikehidupannya nanti.

Taraf Dapat Dipercaya (Reabilitas)

• Secara umum dapat dipercaya keterangan yang diberikan pasien sejalan dengan apa yang disampaikan melalui alloanamnesa kepada kedua orang tua dan saudara pasien.

Page 32: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Pemeriksaan Diagnosis Lebih Lanjut

• Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2014

Status Interna

Keadaan Umum : baik Kesadaran : compos mentis

Status Gizi : baikTanda-tanda vital Tekanan darah : 120/70 mmhg

Nadi : 80x/menitRespirasi : 20x/menitSuhu : 36,50C

Page 33: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Status Interna

Mata : konjungtiva anemis , sklera tidak ikterik. Katung mata terlihat dengan jelas dan berwarna sedikit hitam di sekitar daerah bawah mata (dari pengakuan didapati pasien memang susah tertidur nyenyak dimalam hari

THT : perdarahan (-) palpasi daerah sinus pada bagian sinus paranasal (-/tidak nyeri) ,deviasi septum (-)

Mulut dan Gigi : pada mulut tidak ditemukan adanya kelainan. Bibir tampak kehitaman , gigi berwarna kuning

Jantung : tidak ditemukan adanya kelainan pada bunyi jantung dan irama jantung dalam batas normal.

Paru : suara dasar vesikuler (+) , whezzing (-) ronkhi (-)

Abdomen : cembung , supel, nyeri tekan abdomen (-), bising usus normal , hati dan limpa tidak teraba.

Ekstremitas :akral hangat , tidak didapati udem.

Page 34: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Status neurologis

• GCS : 15• Meningeal sign ; negatif• Tanda-tanda ekstrapiramidal : negatif• Motorik : 5555 5555

• 5555 5555• Sensoris : dalam batas normal

Page 35: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

• Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien Ny E, usia 45 tahun , beragama islam, pendidikan SMA dan seorang tuna karya. • 28 Oktober 2014 3 x dirawat di Pavilun Amino RSPAD Gatot Soebroto akibat emosi yang tidak terkontrol 1 mggu. • Pada autoanamnesa (28 Oktober 2014 ) dan alloanamnesis (31 Oktober 2014) keluhan dirasakan bertambah berat

dalam beberapa minggu terakhir SMRS pasien dibawa ke poli kesehatan jiwa RSPAD Gatot Soebroto untuk kontrol.

• Mulai dari tahun 2005 pasien mengaku dirinya sering teringat dengan anaknya yang sudah meninggal ketika ingat akan hal tersebut pasien akan merasa marah dan kesal didalam dirinya. Pasien mengaku sudah pernah berusaha untuk mengurangi rasa kesal tersebut dengan sholat namun ternyata rasa tersebut tetap muncul dan membuat pasien kesal kembali.

Page 36: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Selama 1 minggu SMRS mengeluhkan sangat kesal dan marah terutama dengan keluarga. Pasien merasa bahwa ibunya telah menyimpan uangnya dan tidak memberikannya uang untuk membeli makanan dan rokok padahal menurut pasien dia sangat ingin uang tersebut.

• Ditanyakan RPO pasien menjawab dia tidak bisa minum obat karena merasa obat yang diminum membuat sakit dibagian dada yang menyebabkan rasa perih sehingga obat tidak diminum oleh pasien.

• Alloanamnesa akhir-akhir ini pasien sering tertawa sendiri ditanyakan kenapa pasien menjawab bahwa dia melihat sosok anak kecil yang bertingkah lucu yang membuat pasien tertawa(sosok anak kecil yang dibicarakan tersebut tidak ada disekitar mereka)

• Pasien juga mengaku sering melihat wujud samar-samar warna hitam yang berjenis kelamin wanita atau laki-laki yang mengganggu dirinya.

• Menurut pengakuan pasien ketika ia merasa kesal dan berusaha untuk tidur muncul suara yang meneriakkan nama pasien sehingga pasien merasa susah untuk tidur dimalam hari.

Page 37: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

•Pada pemeriksaan tanggal 29 Oktober 2014 didapati:•Pemeriksaan status fisik : dbn•Pemeriksaan mental tanggal 28 Oktober 2014 didapati :

•penampilan pasien sesuai dengan usianya , menggunakan baju lengan panjang berwarna merah menyala, celana jeans berwarna hitam dan memakai alas kaki.

•Perilaku dan aktivitas psikomotorik pasien selama wawancara keadaan sedikit terlihat gaduh dan gelisah.• Pasien berbicara dengan sangat spontan dan terkesan menggebu-gebu. Kontak mata didapati adanya tatapan tajam yang beberapa kali

mengisyaratkan adanya suatu emosi atau kemarahan didalam dirinya. Sikap pasien cukup koorperatif , pasien menjawab pertanyaan yang diajukan.

• Pasien beberapa kali terlihat meluapkan emosinya dengan tindakan menunjuk-nujuk kearah ibu pasien yang ketika itu datang menemani dan mengatakan bahwa ia sedang kesal dengan ibunya pada saat itu.

• Mood distim (iritabel) dan afek labil dengan ekpresi dan mimic wajah yang telihat marah namun terkadang juga terlihat ceria dan tertawa dan beberapa saat kemudian pasien dapat terlihat sedih ketidakserasian mood dan afek dari pasien.

• Pembicaraan spontan, lancar, volume suara sedikit tinggi, irama dan intonasi juga sedikit meningkat serta artikulasi jelas.

Page 38: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Bentuk pikiran : bentuk pikiran otistik• arus pikiran : tipe perseverasi namun ide yang diutarakan masih dapat dimengerti sehingga kesan koheren.• Isi pikiran : waham tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar, halusinasi auditorik dan visual serta isi pikiran asing yang masuk kedalam pikirannya (thought

insertion).• Taraf kesadaran : compos mentis dan kesiagaan baik. Orientasi waktu , tempat, orang dalam keadaan baik. Pasien mampu mengendalikan impuls selama proses wawancara berlangsung. Pasien dapat

mengendalikan diri dengan berprilaku baik dan sopan. • Derajat tilikan 3 , yaitu pasien sadar dirinya sakit, tetapi menyalahkan faktor luar atau organic sebagai penyebabnya. Reabilitas secara umum dapat dipercaya.

Page 39: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Formulasi Diagnostik

Aksis I Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang secara klinis bermakna dank has berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa fungsi psikososial dan pekerjaan. Oleh karena itu sesuai dengan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.

Berdasarkan RPD pasien tidak pernah menderita sakit oyang menyebabkan disfungsi otak seperti trauma kapitis ataupun tumor otak GMO disingkirkanRiwayat penggunaan zat psikoaktif yang bermakna pada pasien menyingkirkan gangguan mental dan prilaku yang diakibatkan penggunaan zat psikoaktif.

Page 40: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Aksis I Pada pasien didapati adanya sindrom psikosis berupa :(1). Hendaya berat dalam Reality Testing Ability (RTA) derajat tilikan (insight) 3.(2). Hendaya berat dalam fungsi mental:- pasien yaitu adanya waham tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan yang berasal dari luar (dukun) (delusion of passivity). (sejak 1989)- halusinasi juga diakui sering muncul 1 bulan SMRS berupa suara-suara ( halusinasi auditorik) yang terdengar seperti meneriakkan nama pasien ketika ia sedang beristirahat lalu sosok bayangan berwarna hitam samar-samar berjenis kelamin wanita atau laki-laki ataupun anak- anak yang berlari namun sebenarnya tidak terlihat oleh orang lain (halusinasi visual) disertai juga isi pikiran pasien yang selalu memikirkan kata-kata dari laki-laki yang bernama “momon” yang mengatakan akan menggunakan dukun untuk mendpaatkan cinta pasien dan mengancam akan ada suatu peristiwa yang akan terjadi di kehidupan pasien kelak (Thought insertion)yang membuat pasien takut dan gelisah.(3). Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari yang bermanifestasi dalam keterbatasan pasien melakukan hubungan social.

Page 41: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

berdasarkan PPDGJ III diketahui bahwa Sindroma Psikosis pada pasien ini termasuk sindrom psikosis fungsional Skizofrenia

Page 42: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Aksis II

• Berdasarkan anamnesis riwayat kepribadian pasien tidak didapati adanya kecenderungan pasien kearah schizoid , ini dapat dilihat dengan kepribadian pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kearah schizoid dan pola kognitif pasien yang baik yang ditunjukkan dengan sempat beberapa kali pasien mendapatkan prestasi dalam beberapa bidang tertentu.

Aksis III • Tidak memiliki gangguan kondisi medik

Page 43: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Aksis IV

• Pada pasien didapati gangguan masa psikososial akibat hubungannya yang tidak berjalan lancar dengan momon, pasien tidak dapat berteman dengan bebas dan merasa dikekang.

• Masalah keluarga adanya penolakan yang keras dari ayah terhadap hubungan yang dijalin oleh pasien dengan laki-laki tersebut dan pola asuh tegas dan disiplin yang diterapkan oleh orang tua pasien.

Aksis V

• Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assassment of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III pada saat ini 60-51 yaitu pasien memiliki gejala sedang dan disabilitas sedang, sehingga pasien masih dapat menjalankan fungsinya namun tidak maksimal dan harus dibawah pengawasan.

• Ketika datang (28 Oktober 2014) GAF 40-31 yaitu mengalami beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan berkomunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

• GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir 70-61 yaitu pasien memiliki bebrapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi dan secara umum masih baik dan masih dapat bekerja membantu tetangga yang meminta untuk dicreambath atau dipijat.

Page 44: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Aksis I : F20.x3 Skizofrenia paranoid episodic berulangAksis II : tidak memiliki gangguan kepribadianAksis III : tidak memiliki gangguan kondisi medicAksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain Masalah dengan keluarga (Primary support group)Aksis V : GAF pada saat masuk 40-31 (beberapa disabilitas dalam

hubungan dengan realita dan berkomunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)GAF pada saat mendapatkan perawatan 60-51 (gejala sedang / moderate, disabilitas sedang)GAF tertinggi pada 1 tahun terakhir 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap , disabilitas ringin dalam fungsi , secara umum masih baik.

diagnosis

• Diagnosis kerja : Gangguan Skizofrenia Paranoid Episodic Berulang

• Diagnosis banding : Gangguan Skizofrenia Hebefrenik • gangguan Skizoafektif tipe campuran

Page 45: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Daftar Masalah

Organobiol

ogik

•Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan atau gangguan

Psikologik

•Masalah psikososial dan lingkungan•Masalah dengan keluarga (Primary Support Group)•Mood : distim (iritabel)•Afek : labil•Keserasian : tidak serasi antara mood dan afek•Gangguan Persepsi: halusinasi auditorik dan visual•Isi Pikiran : thought insertion dan delusion of passivity•RTA : terganggu •Tilikan : Derajat 3

Lingkunga

n dan Sosialekonom

i

•Masalah dan tekanan dari lingkungan dan sosial serta hubungan interpersonal dalam keluarganya (Primary Support Group)

Page 46: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Rencana Terapi

Famakologis

• Serequel XR 1x400mg• Risperidol 2x3 mg • Triheksiphenidril 2x2 mg.

Non Farmakologis

• Terhadap pasien psikoterapi suportif• Terhadap keluarga psikoedukasi terhadap penyakit pasien dan terhadap terapi yang diberikan

Page 47: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Prognosis • Ad Vitam : dubia ad bonam• Ad Fungsionam : dubia ad bonam• Ad Sanationam : dubia ad malam

Faktor yang dapat memperberat

prognosis

•Stressor dari masalah di masa lalu yang menyebabkan kehidupan sosialisasi di lingkungan terganggu dan ingatan tentang rasa kehilangan orang yang dikasihi yang merupakan masalah yang didapati didalam keluarga.

Faktor yang dapat meringankan

prognosis

•Memiliki keinginan untuk sembuh•Kepatuhan dalam meminum obat•Dukungan keluarga dalam kesembuhan pasien.

Page 48: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Diskusi

Page 49: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Untuk terapi psikofarmaka Serequel XR 1x 400 mg, risperidol 2x3 mg dan Triheksiphenidril 2x2 mg.

Page 50: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Berdasarkan PPDGJ III diketahui bahwa gejala yang dialami pasien memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, yaitu:

Thought echo , thought insertion or withdrawal dan thought broadcasting

Delusion of control atau delusion of passivity, delusion perception , delusion of influence

Halusinasi auditorik dan visual

Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat diserap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil misalnya perihal keyakinan agama dan politik tertentu atau kekuatan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan emosi atau berkomunikasi dengan makhluk asing dan dunia lain).

Page 51: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Serequel dan Risperidol merupakan golongan obat antipsikotik atipikal didasarkan untuk sasaran atau target syndrome pada penyakit sindrom psikosis, didasarkan pada:

• Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas (reality testing ability), bermanifestasi dalam gejala : kesadaran diri (awareness) yang terganggu, daya bilai norma social (judgement) terganggu, dan daya tilikan diri (insight) terganggu.

• Hendaya berat dalam fungsi- fungsi mental gejala POSITIF: gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi pikiran yang tidak wajar (waham) , gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (tidak sesuai dengan situasi), perilaku yang aneh atau tidak terkendali (disorganized), dan gejala NEGATIF : Gangguan perasaan (afek tumpul, respons emosi minimal), gangguan hubungan social (menarik diri, pasif, apatis), gangguan proses pikir (lambat, terhambat), isi pikiran yang stereotip dan tidak ada inisiatif, perilaku yang sangat terbatas dan cenderung menyendiri (abulia).

• Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala : tidak mampu bekerja , menjalin hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.

Page 52: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Mekanisme kerja obat anti-psikosis atipikal adalah terhadap “Dopamine D2 Receptors” juga terhadap

“Serotonin 5 HT2 Receptors” (Serotonin – dopamine antagonists)

Page 53: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

`

Page 54: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

QUEATIAPINE• Serequel (quetiapine) derivate dibenzoatiazepin bekerja sebagai

antagonis 5-HT1A dan 5-HT2A , dopamine D1, D2 serta adregenik α1 dan α2. • Afinitasnya rendah terhadap reseptor D2 dan relatif lebih tinggi terhadap

serotonin 5-HT2A. • afinitas sangat rendah terhadap kolinergik muskarinik dan tidak terikat

dengan reseptor benzodiazepine menyebabkan kurangnya resiko efek samping antikolinergik.

• Menurut uji klinis yang dilakukan terhadap perbandingan manfaat quetiapine dengan placebo dengan APG – I (haloperidol atau klorpromazin) serta APG II lainnya pada ODS quetiapine lebih efektif mengatasi psikopatologi global, memperbaiki respons klinik (misalnya , ≥ 20% perbaikan pada skala psikopatologi global), dan perbaikan gejala positif skizofrenia.. Bila dibandingkan dengan obat APG-I, quetiapine lebih bermanfaat untuk neurokognitif.

Page 55: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Quetiapine tersedia dalam bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan 300 mg dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapine –XR dengan dosis 300 mg dan 400 mg , satu kali per hari.

• Secara umum , quetiapine ditolerasi dengan baik. • Risiko efek samping ekstrapiramidal , abnormalitas konduksi kardiak, efek

antikolinergik, peningkatan prolactin dan efek samping seksual sangat rendah sedangkan risiko sedasi cukup tinggi Selama fase titrasi atau pada awal pengobatan, adanya sedasi, hipotensi ortostatik, dan takikardi harus dipantau.

• Quetiapine dapat diberikan dua kali sehari karena waktu paruh 6jam.

Cat : Pemberian dosis besar, sebaiknya diberikan pada malam hari, terutama pada awal pengobatan karena dapat memperbaiki toleransi terhadap sedasi.

Page 56: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Risperidone • derivate benzosoksazol. • di metabolisme oleh enzim hepar yaitu CYP 2D6 menjadi 9 hidroksi

risperidone. • Memiliki waktu paruh bervariasi sesuai enzim tersebut. pada

“metabolizer ekstensif” waktu paruh adalah 3 jam, sedangkan pada “metabolizer buruk” risperidon dimetabolisme terutama pada jalur oksidatif dan waktu paruh yang di butuhkan adalah lebih dari 20 jam.

• Risperidone bekerja sebagai antagonis poten pada setonin (terutama 5-HT2A) dan dopamine D. afinitasnya terhadap reseptor α1 dan α2 juga tinggi terhadap α-adrenergik atau muskarinik afinitasnya lebih rendah. afinitas risperidon terhadap 5-HT2A adalah lebih besar dibandingkan dengan reseptor D2.

Page 57: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Untuk preparat oral, risperidone tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan menjadi 4 mg/hari.

• Terjadinya efek samping ekstrapiramidal sangat bergantung dari besarnya dosis.

• Secara umum , ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dirasakan sakit kepala dan pusing , merasa lelah, hipotensi ortostatik, palpitasi , peningkatan berat badan, dll. Sedangkan untuk efek samping terhadap reseptor kolinergik muskarinik adalah mulut kering, mata kabur, dan retensi urin.

Page 58: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid
Page 59: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

`

Page 60: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Pada pasien ini, terapi non farmakologis dianjurkan psikoterapi suportif untuk membina hubungan, menunjukkan empati dan reassurance, dimana terapis ikut terlibat dan berprilaku aktif, berempati dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi, mensupport usaha adaptif pasien dan menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya.

• Psikoterapi merupakan cara pengobatan dengan ilmu kedokteran terhadap ganguan mental emosional dengan mengubah pola pikir, perasaan dan perilaku aar terjadi keseimbangn dalam diri individu tersebut.

• tujuan psikoterapi penguatan daya mental yang telah dimiliki dan mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri dan meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.

• pola psikoedukasi diperlukan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien dan faktor yang mempengaruhi baik memperberat ataupun memperingan gejala yang dialami pasien dan menjelaskan efek terapi yang akan mungkin akan timbul selama pengobatan.

• Hal ini merupakan salah satu cara intervensi psikososial yang diharapkan bermanfaat dalam menurunkan frekuensi kekambuhan, mengurangi kebutuhan rawat kembali ke rumah sakit, mengurangi penderitaan akibat gejala-gejala penyakitnya, emingkatkan kapasitas fungsional, memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan berkeluarga.

Page 61: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

• Prognosis ad vitam adalah dubia ad bonam dimana pada pasien ini bisikan (halusinasi) dan waham dikendalikan yang cenderung berulang-ulang didalam isi pikiran pasien tetap ada meskipun dalam intensitas yang berkurang dan cenderung lebih tenang ketika diberikan terapi.

• Prognosis ad fungsionam adalah dubia ad bonam pasien mengalami peningkatan yaitu adanya kemampuan melakukan fungsinya sebagai manusia baik fungsi mental maupun fungsi psikososialnya yang lebih baik ini terbukti dengan alloanamnesa yang didapati pada keluarga bahwa ketika pasien dengan teratur mengkonsumsi obat maka pasien cenderung kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti melakukan aktivitas membersihkan rumah ataupun aktivitas lain seperti bekerja untuk melakukan creambath rambut untuk tetangga yang meminta menggunakan jasa pasien.

• Prognosis ad sanationam adalah dubia ad malam pada pasien ini terdapat riwayat kekambuhan berulang sebanyak 6 kali sehingga memperburuk prognosis kesembuhan dari pasien karena pasien dianggap belum dapat mengendalikan halusinasi, waham dan isi pikirannya sendiri.

Page 62: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Skema perjalanan penyakit

TAHUN 1989• dilakukan perawatan pertama kali di RS Islam • 3 x masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama• oleh keluarga di masukkan ke pesantren Suryaxxx

untuk dilakukan pengobatan selama 1 tahun

Oktober Tahun 2014 • pasien diketahui tidak teratur minum obat dan

tidak ingin meminum obat dengan alasan tidak diberi uang oleh orang tua pasien dan orang tua pasien membuat pasien selalu kesal

• emosi pasien tidak terkendali dan pasien mengaku bahwa bisikan akan masa lalu serta kenangan mas a lalunya kembali menghantui pasien.

Page 63: Presentasi Kasus Psikiatri Skizofrenia Paranoid

Daftar Pustaka • Agus Dharmady, 2003. Psikopatologi. Dasar di Dalam Memahami Tanda dan Gejala dari

Suatu Gangguan jiwa. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa dan Perilaku. FK Unika Atmajaya: Jakarta

• Gunawan, Sulistia Gun, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

• Kaplan, HI dan Sadock BJ, Grebb JA, 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid I. Edisi ke 7. Binarupa Aksara: Jakarta

• Maramis, W.F, 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 6. Airlangga University Press: Surabaya

• Muslim, Rusdi, 2007.Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication) Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta

• Muslim, Rusdi,2003. Buku Saku. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya:Jakarta

• Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, 2011. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia: Jakarta