LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

129
x LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA NY. T DAN NY. Y DENGAN FOKUS STUDI HARGA DIRI RENDAH DI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG KTI Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang ETIKA WAHYUNINGSIH P1337420515073 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MAGELANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2018

Transcript of LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Page 1: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

x

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA NY. T DAN NY. Y

DENGAN FOKUS STUDI HARGA DIRI RENDAH

DI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang

ETIKA WAHYUNINGSIH

P1337420515073

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018

Page 2: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA NY. T DAN NY. Y

DENGAN FOKUS STUDI HARGA DIRI RENDAH

DI RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang

ETIKA WAHYUNINGSIH

P1337420515073

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MAGELANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018

Page 3: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Etika Wahyuningsih

NIM : P1337420515073

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar

merupakan hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari, terbukti atau dapat dibuktikan laporan kasus ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menanggung sanksi atas perbuatan tersebut

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Magelang, Maret 2018

Yang membuat pernyataan,

Etika Wahyuningsih

Page 4: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hasil laporan kasus oleh Etika Wahyuningsih NIM. P1337420515073

dengan judul

Asuhan Keperawatan Skizofrenia Pada Ny. T dan Ny. Y Dengan

Fokus Studi Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Magelang, Maret 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Erna Erawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep Angga Sugiarto,S.ST.,M.Kes

NIP. 19790113200212001 NIP.198608142008121003

Page 5: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus oleh Etika Wahyunigsih NIM. P1337420515073 dengan

judul Asuhan Keperawatan Skizofrenia Pada Ny. T dan Ny. Y Dengan Fokus

Studi Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah

dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 26 Maret 2018.

Dewan Penguji

Angga Sugiarto, S.ST., M.Kes. Ketua Penguji ( ................................)

NIP. 198608142008121003

Erna Erawati, S.Kep., Ns., M.Kep. Anggota (.................................)

NIP. 19790113200212001

Suyanta, S.Pd., S.Kep., M.A. Anggota ( ................................)

NIP. 197204271991031001

Mengetahui,

Ketua Perwakilan Jurusan Keperawatan Magelang

Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes.

NIP. 196902221988032001

Page 6: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

PRAKATA

Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh,

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah subhanahuwataala yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada

Skizofrenia dengan Fokus Studi Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang” sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Dalam menyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami

kesulitan dan hambatan, akan tetapi berkat bimbingan semua pihak akhirnya

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Dengan begitu, perkenankanlah

penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan pengarahan, bimbingan serta semangat kepada

penulis, antaralain :

1. Warijan S.Pd., A.Kep., M,Kes., Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Semarang.

2. Putrono, S.Kep, Ns, M.Kes., Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

3. Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes., Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Magelang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Semarang.

4. Erna Erawati, S.Kep., Ns., M.Kep., dosen pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah.

5. Angga Sugiarto, S.ST.,M.Kes., dosen pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah.

6. Suyanta, S.Pd.,S.Kep., M.A., penguji Karya Tulis Ilmiah.

Page 7: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

7. Dosen dan Staff Karyawan Prodi DIII Keperawatan Magelang, Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

8. dr. EndangWidyaswati, M. Kes., Direktur RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

9. Ns. Ismiyati Isidora S.Kep., Ketua Ruangan Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang.

10. Bapak Abdul Qorip, Ibu Umi Sarifatul Ngaliyah dan Erik Rofi Arifiansyah,

serta keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan

doa.

11. Mega Okta, Lita Fatmawati, Dian Tri N, Nadia Tahsania, Nur Mei R, Suci

Restia D, Eviana F, Siti Nurhaliza, Nikmah A serta teman-teman Kresna dan

Bisma selaku sahabat yang selalu memberi semangat dalam menyusun Karya

Tulis Ilmiah ini.

12. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis berharap semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat

khususnya untuk pengelolaan klien skizofrenia dengan masalah keperawatan

harga diri rendah. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan penulisan karya

tulis ilmiah pada masa mendatang sangat penulis harapkan.

Magelang, Maret 2018

Penulis

Page 8: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

LEMBAR KEASLIAN PENULISAN .................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

PRAKATA .............................................................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A.Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B.Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

C.Tujuan ............................................................................................................ 4

D.Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

A.Konsep Skizofrenia ........................................................................................ 7

1. Pengertian ................................................................................................. 7

2. Etiologi ..................................................................................................... 7

3. Manifestasi Klinik .................................................................................. 11

4. Rentang respon Neurobiologis ............................................................... 12

5. Psikopatologi .......................................................................................... 12

6. Penatalaksanaan ...................................................................................... 15

Page 9: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

B.Konsep Harga Diri Rendah ........................................................................... 21

1. Pengertian .............................................................................................. 21

2. Etiologi .................................................................................................. 21

3. Manifestasi Klinis .................................................................................. 23

4. Rentang Respon Neurologis .................................................................. 24

C.Manajemen Asuhan Keperawatan pada Skizofrenia dengan Fokus Studi

Pengelolaan Harga Diri Rendah ................................................................. 25

1. Pengkajian ............................................................................................ 25

2. Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 28

3. Intervensi Keperawatan ......................................................................... 29

4. Evaluasi ................................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33

A.Rancangan Penelitian .................................................................................. 33

B.Subjek Penelitian ......................................................................................... 33

C.Fokus Studi .................................................................................................. 33

D.Definisi Opersional Fokus Studi ................................................................. 34

E.Tempat dan Waktu ....................................................................................... 34

F.Instrumen Penelitian ..................................................................................... 34

G.Pengumpulan Data ....................................................................................... 34

H.Rencana analisa dan Penyajian Data ........................................................... 36

I. Etika Penelitian ............................................................................................ 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 38

A. Hasil penelitian ............................................................................................ 38

B. Pembahasan ................................................................................................. 69

C. Keterbatasan ............................................................................................... 73

Page 10: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 74

A. Simpulan ..................................................................................................... 74

B. Saran ........................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

Page 12: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Neurobiologi .......................................................... 12

Gambar 2.2 Skema Psikopatologi .......................................................................... 14

Gambar 2.3 Rentang Respon Neurologis ............................................................... 24

Page 13: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Hasil ......................................................................................... 31

Page 14: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format pengkajian keperawatan jiwa

Lampiran 2 : Format pengkajian harga diri rendah

Lampiran 3 : Askep

Lampiran 4 : Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES)

Lampiran 5 : Lembar bimbingan

Lampiran 6 : Daftar riwayat hidup

Page 15: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa menurut UU kesehatan jiwa no. 3 tahun 1996

merupakan kondisi seseorang baik fisik, internal dan emosional secara

optimal dan selaras dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan

menyesuaikan diri dengan diri sendiri,orang lain, masyarakat dan lingkungan

(Prabowo, 2014). Namun tidak semua orang dapat menpertahankan

kesehatan jiwanya,terkadang ada individu yang gagal kemudian mengalami

gangguan jiwa. Gangguan jiwa ialah hal yang berhubungan dengan perasaan

dan perilaku yang tidak sejalan dan mempengaruhi interaksi sosial individu,

kegiatan dan atau fungsi tubuh yang merupakan respon maladaptif terhadap

stressor dari dalam atau luar lingkungan (Keliat,2011).

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa prevalensi

sekitar 25% dari jumlah penduduk diperkirakan akan mengalami masalah

gangguan jiwa pada saat usia tertentu, dan sekitar 10% dari orang dewasa saat

ini mengalami gangguan jiwa (jurnal Wakhid,2013). Dari hasil riset

kesehatan dasar (Riskesdas) oleh Depkes RI tahun 2013, prevalensi gangguan

jiwa berat penduduk Indonesia 1.7 per mil. Sedangkan data rekapitulasi

rekam medik pada bulan Januari hingga Oktober 2017 di RSJ Prof. Dr.

Soerojo Magelang, klien dengan skizofrenia sebanyak 2592 jiwa.

Page 16: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 12

Desember 2017 dibangsal Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang,

didapatkan data bahwa jumlah klien dengan kasus skizofrenia pada bulan

Agustus sebanyak 69, pada bulan September sebanyak 50, pada bulan

Oktober sebanyak 62 dan pada bulan November sebanyak 50. Pada bulan

November prevalensi klien dengan masalah harga diri rendah sebesar 18%.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling sering ditemukan

dalam masyarakat Indonesia. Skizofrenia biasanya terdiagnois pada usia

remaja dan dewasa awal, dengan rentang usia 15 sampai 25 tahun tejadi pada

laki-laki dan rentang usia 25 sampai 35 tahun terjadi pada wanita.Terdapat

berbagai cara pengeloaan klien dengan masalah keperawatan harga diri

rendah salah satunya dengan menggali aspek positif yang masih dimiliki oleh

klien tersebut. Yosep (2016) mengatakan bahwa salah satu tindakan

keperawatan yang harus dilakukan pada saat mengelola klien dengan harga

diri rendah yaitu dengan mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang masih dimiliki klien, dengan cara mendiskusikan bahwa klien masih

memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan klien

dirumah.

Dermawan & Rusdi (2013) mengatakan klien dengan masalah harga

diri rendah jikadiberi tindakan yang menekankan pada aspek positif dan

kemampuan yang masih dimiliki klien akan menambah harga diri klien

tersebut. Suryaka (2014) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa penerapan

strategi pelaksanaan komunikasi harga diri rendah dapat membantu

Page 17: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor klien dalam

meningkatkan harga diri rendah. Wakhid (2013) mengatakan dalam

penelitiannya bahwa melakukan komunikasi terapeutik dengan klien harga

diri rendah dapat memberikan efek yang lebih baik.

Hasil studi pendahuluan didapatkan salah satu pengelolaan klien

dengan masalah harga diri rendah oleh perawat adalah dengan menggali

aspek-aspek positif yang masih dimiliki oleh klien. Kemudian melakukan

aktivitas yang bisa dilakukan sesuai aspek positif yang dimiliki klien. Namun

dalam menggali aspek positif setiap klien disamakan. Setiap klien melakukan

kegiatan yang sama dan sesuai dengan yang ada dirumah sakit. Sedangkan

aspek positif setiap klien tidak mungkin sama antara satu klien dengan klien

lain.

Penanganan yang dilakukan pada klien dengan masalah harga diri

rendah di bangsal Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang yaitu dengan

menggunakan Strategi Pelaksanaan (SP). Strategi pelaksanaan yang

digunakan sesuai dengan SPO yang berlaku di rumah sakit. Strategi

pelaksanaan yang digunakan yaitu meningkatkan harga diri : melatih,

mengidentifikasi, memilih dan menilai aspek positif yang masih dimiliki oleh

klien; melatih menyapu; melatih mengepel lantai; melatih menata tempat

tidur; dan melatih mencuci piring. Selain itu klien juga dilibatkan dalam

terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi harga diri rendah yang dilakukan

rutin (Isidora,2017).

Page 18: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Permasalahan tersebut membuat penulis tertarik untuk mengelola

klien skizofrenia dengan masalah keperawatan harga diri rendah di RSJ Prof.

Dr. Soerojo dan menggambarkan respon dua klien yang digali aspek

positifnya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran respon peningkatan harga diri antara klien satu

dengan klien yang lain setelah diberikan strategi pelaksanaan melatih,

mengidentifikasi, memilih dan menilai aspek positif yang masih dimiliki oleh

klien?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menggambarkan respon peningkatan harga diri antara klien

satu dengan klien yang lain setelah diberikan strategi pelaksanaan

melatih, mengidentifikasi, memilih dan menilai aspek positif yang masih

dimiliki oleh klien di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan :

1) Pengkajian klien dengan masalah harga diri rendah meliputi

identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi, faktor presipitasi,

fisik, masalah psikososial, status mental, mekanisme koping,

lingkungan, dan aspek medik pada klien

2) Masalah keperawatan gangguan konsep diri harga diri rendah pada

klien skizofrenia

Page 19: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

3) Perencanaan untuk mengatasi masalah harga diri rendah

4) Pelaksanaan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk

menangani klien skizofrenia dengan gangguan konsep diri harga

diri rendah.

5) Evaluasi pencapaian tujuan pengelolaan keperawatan klien dengan

gangguan konsep diri harga diri rendah pada skizofrenia

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

referensi dalam keperawatan dalam mengelola kasus skizofrenia dengan

masalah harga diri rendah, juga diharapkan menjadi informasi bagi

tenaga kesehatan yang lain dalam mengelola kasus yang bersangkutan.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat bagi institusi pendidikan

Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat

digunakan sebagai informasi tentang asuhan keperawatan klien harga

diri rendah, serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan

keperawatan di masa datang.

b. Manfaat bagi pelayanan kesehatan

Hasil penulisan ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi

perawat dalam upaya peningkatan mutu pealayanan keperawatan

khususnya pada pengelolaan klien dengan harga diri rendah.

Page 20: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

c. Manfaat bagi penulis

Hasil penulisan laporan ini diharapkan penulis dapat

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan

keperawatan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama

pendidikan khususnya dalam menangani klien dengan harga diri

rendah

Page 21: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Skizofrenia

1. Pengertian

Skizofrenia berasal dari kata “skizo” dan “frenia”.Skizo yang

artinya retak atau perpecahan, sedangkan frenia adalah jiwa. Skizofrenia

menurut Videbeck (2008) adalah suatu penyakit yang memengaruhi otak

dan menyebabkan timbulnya pikiran,persepsi, emosi, gerakan dan perilaku

yang aneh dan terganggu. Herman (2008), mendifinisikan skizofrenia

sebagai penyakit neurologis yang mempengarruhi persepsi klien, cara

berfikir, bahasa,emosi, dan perilaku sosial.

2. Etiologi

Videbeck (2008) menyatakan bahwa skizofrenia dapat disebabkan

oleh 2 faktor, yaitu:

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor Biologis

a) Faktor genetika

Faktor genetik adalah faktor utama pencetus dari

skizofrenia.Anak yang memiliki satu orang tua biologis

penderita skizofrenia tetapi diadopsi pada saat lahir oleh

keluarga tanpa riwayat skizofrenia masih memiliki resiko

genetik dari orang tua biologis mereka.Hal ini dibuktikan

dengan penelitian bahwa anak yang memiliki satu orang tua

Page 22: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

penderita skizofrenia memiliki resiko 15%; angka ini meningkat

sampai 35% jika kedua orang tua biologis menderita skizofrenia

(Videbeck, 2008).

b) Faktor neuroanatomi

Penelitian menunjukkan bahwa individu penderita

skizofrenia memiliki jaringan otak yang relatif lebih sedikit; hal

ini dapat memperlihatkan suatu kegagalan perembangan atau

kehilangan jaringan selanjutnya.Computerized Tomography (CT

Scan) menunjukkan pembesaran ventrikel otak dan atrofi

korteks otak. Pemeriksaan Positron Emission Tomography

(PET) menunjukkan bahwa ada penurunan oksigen dan

metabolisme glukosa pada struktur korteks frontal otak.Riset

secara konsisten menunjukkan penurunan volume otak dan

fungsi otak yang abnormal pada area temporal dan frontal

individu penderita skizofrenia (Videbeck, 2008).

Daerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah

sistem limbik dan ganglia basalis. Otak pada penderita

skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal,

ventrikel terlihat melebar, penurunan massa abu-abu dan

beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktivitas

metabolik. Pemeriksaan mikroskopis dan jaringan otak

ditemukan sedikit perubahan dalam distribusi sel otak yang

Page 23: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

timbul pada massa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia,

biasa timbul pada trauma otak setelah lahir (Prabowo, 2014).

c) Neurokimia

Penelitian neurokimia secara konsisten memperlihatkan

adanya perubahan sistem neurotransmitters otak pada individu

penderita skizofrenia.Pada orang normal, sistem switch pada

otak bekerja dengan normal.Sinyal-sinyal persepsi yang datang

dikirim kembali dengan sempurna tanpa ada gangguan sehingga

menghasilkan perasaan, pemikiran, dan akhirnya melakukan

tindakan sesuai kebutuhan saat itu.Pada otak penderita

skizofrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan

sehingga tidak berhasil mencapai sambungan sel yang dituju

(Yosep, 2016).

2) Faktor Psikologis

Skizofrenia terjadi karena kegagalan dalam menyelesaikan

perkembangan awal psikososial sebagai contoh seorang anak yang

tidak mampu membentuk hubungan saling percaya yang dapat

mengakibatkan konflik intrapsikis seumur hidup.Skizofrenia yang

parah terlihat pada ketidakmampuan mengatasi masalah yang

ada.Gangguan identitas, ketidakmampuan untuk mengatasi masalah

pencitraan, ketidakmampuan untuk mengontrol diri sendiri juga

merupakan kunci dari teori ini (Stuart, 2013).

3) Faktor Sosiokultural dan Lingkungan

Page 24: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Faktor sosiokultural dan lingkungan menunjukkan bahwa

jumlah individu dari sosial ekonomi kelas rendah mengalami gejala

skizofrenia lebih besar dibandingkan dengan individu dari sosial

ekonomi yang lebih tinggi.Kejadian ini berhubungan dengan

kemiskinan, akomodasi perumahan padat, nutrisi tidak memadahi,

tidak ada perawatan prenatal, sumber daya untuk menghadapi

stress dan perasaan putus asa.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dari skizofrenia antaralain sebagai berikut :

1) Biologis

Stresssor biologis yang berbuhungan dengan respons

neurobiologis maladaptif meliputi : gangguan dalam komunikasi

dan putaran umpan balik otak yang mengatur mengatur proses

balik informasi, abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam

otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif

menanggapi stimulus (Stuart, 2013).

2) Lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang ditentukan secara

biologis berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan

terjadinya gangguan pikiran (Stuart, 2013).

3) Pemicu gejala

Pemicu merupakan prekursor dan stimuli yang sering

menimbulkan episode baru suatu penyakit.Pemicu yang biasanya

Page 25: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

terdapat pada respon neurobiologis maladaptif yang berhubungan

dengan kesehatan, lingkungan, sikap, dan perilaku individu (Stuart,

2013).

3. Manifestasi klinis

Gejala-gejala skizofrenia menurut Keliat (2012) adalah sebagai

berikut :

a. Gejala positif :

1) Waham : keyakinan yang salah ,tidak sesuai dengan kenyataan,

dipertahankan dan disampaikan berulang-ulang (waham kejar,

waham curiga, waham kebesaran)

2) Halusinasi : gangguan penerimaan pancaindra tanpa ada stimulus

eksternal (halusinasi pendengaran, penglihatan, pengecapan,

penciuman dan perabaan )

3) Perubahan arus pikir :

a) Arus pikir terputus : dalam pembicaraan tiba-tiba tidak dapat

melanjutkan isi pembicaraan

b) Inkohoren : berbicara tidak selaras dengan lawan bicara ( bicara

kacau)

c) Neologisme : menggunakan kata-kata yang hanya dimengerti

oleh diri sendiri tetapi tidak dimengerti oleh orang lain

4) Perubahan perilaku :

a) Hiperaktif

b) Agitasi

Page 26: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

c) Iritabilitas

b. Gejala negatif :

1) Sikap masa bodoh (apatis)

2) Pembicaraan terhenti tiba-tiba (blocking)

3) Menarik diri dari pergaulan sosial (isolasi sosial)

4) Menurunnya kinerja atau aktivitas sosial sehari-hari

4. Rentang respon neurobiologis

Stuart (2013) menggambarkan respon neurobiologis skizofrenia

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Rentang respon neuro biologis (Stuart,2013)

5. Psikopatologi

Skizofrenia dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor predisposisi

dan faktor presipitasi. Yang termasuk faktor predisposisi ialah : faktor

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis

Persepsi akurat

Emosi konsisten

dengan

pengalaman

Perilaku sesuai

Hubungan sosial

Gangguan pikiran

(waham)

Halusinasi

Kesulitan untuk

memproses emosi

Ketidakteraturan

perilaku

Isolasi sosial

Pikiran kadang

menyimpang

Ilusi

Reaksi emosional

berlebihan atau

kurang

Perilaku aneh atau

tak lazim

Menarik diri

Page 27: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

genetik, faktor neuroanatomi, faktor neurokimia, faktor psikososial, dan

faktor sosiokulturan dan lingkungan. Sedangkan yang termasuk faktor

presipitasi adalah biologis, lingkungan dan pemicu gejala (Stuart,2013).

Faktor-faktor tersebut baik faktor predisposisi maupun faktor presipitasi

dapat menjadi penyebab seseorang berespon yang maladaptif. Hal ini

dapat menyebabkan terjadinya gangguan penilaian individu, kurang

dukungan, dan mekanisme coping yang tidak efektif yang akan

menyebabkan masalah keperawatan ketidakefektifan koping individu

(Hawari,2012).

Skizofrenia dapat menimbulkan gejala positif maupun gejala

negatif. Gejala positif seperti waham, hausinasi, perubahan arus pikir dan

perubahan perilaku. Sedangkan gejala negatif seperti sikap masa bodoh

(apatis), pembicaraan terhenti tiba-tiba (blocking), menarik diri dari

pergaulan sosial (isolasi sosial), dan menurunnya kinerja atau aktivitas

sosial sehari-hari. Dari gejala-gejala negatif tersebut dapat memicu adanya

perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai

keinginan sesuai ideal diri dapat menyebabkan harga diri rendah (Keliat,

2012). Skema psikopatologi dapat dilihat dalam gambar 2.2.

Page 28: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Gambar 2.2 pathway skizofrenia (dikembangkan dari Stuart ,2013 ; Hawari ,2012 dan Keliat , 2012).

Faktor predisposisi

(faktor biologis, faktor psikologis, faktor sosiokultural dan lingkungan)

Gangguan penilaian individu, kurang dukungan , mekanisme coping

tidak efektif

Menarik diri, proyeksi, regresi, penolakan

Faktor Presipitasi

biologis,lingkungan, pemicu gejala

Respon maladaptive

SKIZOFRENIA

Gejala positif Gejala negatif

Halusinasi Waham Perubahan

perilaku Perubahana

arus pikir

Asosiasi

bebas

echolalia

Kurang aktivitas

sosial, menarik

diri dari pergaulan

sosial, penurunan

dalam bicara, tidak

ada kontak mata

Menarik diri

dari pergaulan

sosial

tidak mampu

menjaga

kebersihan,

berpakaian,

merawat diri dan

makan

Menarik diri dari

masyarakat,

ungkapan takut

akan kegagalan,

Apatis, blocking,

menurunnya aktivitas

Gangguan

Komunikasi

Verbal

MK 8

Gangguan

Proses Pikir

MK 5

Isolasi

Sosial

MK 3

Risiko

Perilaku

Kekerasan

MK 7

Gangguan

Persepsi Sensori

: Halusinasi

MK 6

Gangguan

Konsep Diri :

Harga Diri

Rendah

MK 2

Defisit

perawatan

diri

MK 4

Ketidakefektifan

Coping Individu

MK 1

Page 29: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada klien skizofrenia menurut Hawari (2012)

adalah sebagai berikut:

a. Manajemen keperawatan pasien halusinasi menurut (Stuart, 2013)

sebagai berikut:

1) Bina hubungan interpersonal dan saling percaya

a) Ingat jika anda merasa cemas atau takut, pasien pun akan

mengalami hal yang sama.

b) Bersikap sabar, tunjukan penerimaan, dan gunakan keterampilan

mendengar aktif.

2) Kaji gejala halusinasi, termasuk lama, intensias, dan frekuensi.

a) Amati isyarat perilaku yang mengindikasikan adanya

halusinasinya.

b) Amati isyarat yang mengidentifikasi tingkat intensitas dan lama

halusinasi.

c) Bantu pasien mencatat banyaknya halusinasi yang dialami pasien

setiap hari.

3) Fokuskan pada gejala dan minta pasien untuk menjelaskan apa yang

sedang terjadi.

a) Berikanlah kekuatan kepada pasien dengan membantunya

memahami gejala yang dialami.

b) Bantu pasien untuk mengendalikan halusinasinya,mencari

distraksi yang berguna, dan meminimalkan alkohol.

Page 30: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

4) Kaji penggunaan obat dan alkohol.

a) Tentukan pasien apakah menggunakan alcohol atau obat.

b) Tentukan apakah perilaku ini menyebabkan atau memperparah

halusinasi.

5) Jika anda ditanya oleh pasien, katakan secara singkat bahwa anda

tidak mengalami stimulus yang sama.

a) Jangan mendebatkan pasien jika berbeda persepsi.

b) Jika muncul halusinasinya, jangan membiarkan pasien sendirian.

6) Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal sebagai

suatu teknik penatalaksanaan gejala.

a) Dorong pasien untuk bercerita kepada orang yang ia percayai

yang dapat memberikan umpan balik yang korektif dan suportif.

b) Bantu pasien dalam memobilitasi dukungan sosial.

7) Bantu pasien untuk menjelaskan dan membandingkan halusinasi saat

ini dan halusinasi masa lalu.

a) Tentukan apakah terhadap pola halusinasi yang dialami pasien.

b) Dorong pasien untuk mengingat kapan halusinasi pertama terjadi.

8) Bantu pasien mengidentifikasi kebutuhan yang merefleksikan isi

halusinasi.

a) Identifikasi kebutuhan yang dapat memicu halusinasi.

b) Fokuskan pada kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi dan

diskusikan hubungan tersebut dengan adanya halusinasi.

Page 31: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

9) Tentukan pengaruh gejala pasien terhadap aktivitas hidup sehari-

hari.

a) Berikan umpan balik tenang respons koping umum pasien dan

aktivitas hidup sehari-hari.

b) Bantu pasien menggali gejala, pemicu gejala, dan strategi

pelaksanaan.

b. Managemen Psikofarmaka

1) Peran Perawat Dalam Pemberian Psikofarmaka

Peran perawat dalam penatalaksanaan obat di rumah sakit

jiwa (Yusuf, 2015) sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data sebelum pengobatan.

Dalam melaksanakan peran ini, perawat didukung oleh

latar belakang pengetahuan biologis dan perilaku. Data yang perlu

dikumpulkan antara lain riwayat penyakit, diagnosis medis, hasil

pemeriksaan laboratorium yang berkaitan, riwayat pengobatan,

jenis obat yang digunakan (dosis, cara pemberian, waktu

pemberian), dan perawat perlu mengetahui program terapi lain

bagi pasien. Pengumpulan data ini agar asuhan yang diberikan

bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan.

b) Mengoordinasikan obat dengan terapi modalitas.

c) Hal ini penting dalam mendesain program terapi yang akan

dilakukan. Pemilihan terapi yang tepat dan sesuai dengan

Page 32: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

program pengobatan pasien akan memberikan hasil yang lebih

baik.

d) Pendidikan kesehatan.

e) Pasien di rumah sakit sangat membutuhkan pendidikan kesehatan

tentang obat yang diperolehnya, karena pasien sering tidak

minum obat yang dianggap tidak ada manfaatnya. Selain itu,

pendidikan kesehatan juga diperlukan oleh keluarga karena

adanya anggapan bahwa jika pasien sudah pulang ke rumah tidak

perlu lagi minum obat padahal ini menyebabkan risiko

kekambuhan dan dirawat kembali di rumah sakit.

f) Memonitor efek samping obat.

g) Seorang perawat diharapkan mampu memonitor efek samping

obat dan reaksi-reaksi lain yang kurang baik setelah pasien

minum obat. Hal ini penting dalam mencapai pemberian obat

yang optimal.

h) Melaksanakan prinsip-prinsip pengobatan psikofarmakologi.

i) Peran ini membuat perawat sebagai kunci dalam memaksimalkan

efek terapeutik obat dan meminimalkan efek samping obat

karena tidak ada profesi lain dalam tim kesehatan yang

melakukan dan mempunyai kesempatan dalam memberikan tiap

dosis obat pasien, serta secara terus-menerus mewaspadai efek

samping obat. Dalam melaksanakan peran ini, perawat bekerja

sama dengan pasien.

Page 33: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

j) Melaksanakan program pengobatan berkelanjutan.

k) Dalam program pengobatan, perawat merupakan penghubung

antara pasien dengan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Setelah pasien selesai dirawat di rumah sakit maka perawat akan

merujuk pasien pada fasilitas yang ada di masyarakat misalnya

puskesmas, klinik jiwa, dan sebagainya.

l) Menyesuaikan dengan terapi nonfarmakologi.

m) Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan

perawat, peran perawat dapat diperluas menjadi seorang terapis.

Perawat dapat memilih salah satu program terapi bagi pasien dan

menggabungkannya dengan terapi pengobatan serta bersama

pasien bekerja sebagai satu kesatuan.

n) Ikut serta dalam riset interdisipliner

o) Sebagai profesi yang paling banyak berhubungan dengan pasien,

perawat dapat berperan sebagai pengumpul data, sebagai asisten

peneliti, atau sebagai peneliti utama. Peran perawat dalam riset

mengenai obat ini sampai saat ini masih terus digali.

2) Psikofarmaka

Obat psikofarmaka ditujukan pada gangguan fungsi

neurotrasmitter sehingga gejala-gejala klinis dapat dihilangkan. Obat

psikofarmaka lebih berkhasiat menghasilan gejala negatif skizofrenia

daripada gejala positif skizofrenia atau sebaliknya, ada juga yang

lebih cepat menimbulkan efek samping dan lain sebagainya.

Page 34: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Beberapa contoh obat psikofarmaka yang beredar di Indonesia yang

termasuk golongan generasi pertama yaitu Chlorpromazine HCl,

Trifluoperazine HCL, Thioridazine HCl, dan Haloperidol. Yang

termasuk golongan generasi kedua yaitu Risperidone, Paliperidone,

Clozapine, Quetiapine, Olanzapine, dan Aripiprazole.

Golongan obat anti skizofrenia baik generasi pertama

(typical) maupun generasi kedua (atypical) pada pemakaian jangka

panjang umumnya menyebabkan penambahan berat badan. Obat

golongan typical khususnya berkhasiat dalam mengattasi gejala-

gejala positif skizofrenia, sehingga meninggalkan gejala-gejala

nnegatif skizofrenia. Sementara itu pada penderita skizofrenia

dengan gejala negatif pemakaian golongan typical kurang

memberikan respon. Selain itu obat golongan typical tidak

memberikan efek yang baik pada pemulihan fungsi kognitif

penderita. Obat golongan typical sering menimbulkan efek samping

berupa gejala ekstra piramidal (EPS).

3) Terapi psikososial

Terapi psikososial dimaksutkan agar penderita mampu

kembali beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu

merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain

sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

Penderita ini menjalani terapi psikososial hendaknya tetap

Page 35: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

mengkonsumsi obat psikofarmaka sebagaimana juga hanya waktu

menjalani psikoterapi.

B. Konsep Harga Diri Rendah

1. Pengertian

Harga diri rendah menurut Yosep (2009) adalah perasaan tidak

berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat

evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya

perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu

mencapai keinginan sesuai ideal diri. Gangguan harga diri rendah dapat

terjadi secara :

a. Situasional , yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus

operasi, kecelakaan, dicerai suami/isteri, putus sekolah, putus hubungan

kerja.

b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama. Klien ini

mempunyai cara berpikir yang negatif,misalnya kejadian sakit dan

dirawat akan menambah persepsi negatif pada dirinya. Kondisi ini

mengakibatkan respon yang maladaptif.

2. Etiologi

Purwanto (2015) menjelaskan penyebab gangguan harga diri yaitu :

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri

Meliputi penolakan orang tua, harapan orangtua tidak realistis,

kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab

Page 36: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak

realistis.

2) Faktor yang mempengaruhi peran

Di masyarakat umumnya peran seseorang sesuai dengan jenis

kelaminnya. Misalnya, seorang wanita dianggap kurang mampu,

kurang mandiri, kurang objektif dan rasional, sedangkan pria

dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang eskpresif

dibanding wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau

pria berperan tidak sesuai lazimnya, maka dapat menimbulkan

konflik diri maupun hubungan sosial. Misal: seorang istri yang

berperan sebagai kepala rumah tangga atau seorang suami yang

mengerjakan pekerjaan rumah, akan menimbulkan masalah.

Konflik peran dan peran tidak sesuai muncul dari faktor biologis

dan harapan masyarakat terhadap wanita atau pria. Peran yang

berlebihan muncul pada wanita yang mempunyai sejumlah peran.

3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri

Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan

perubahan struktrual sosial. Orangtua yang selalu curiga pada anak

akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam

mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan

melakukan sesuatu. Kontrol orangtua yang berat pada anak remaja

akan menimbulkan perasaan benci pada orangtua. Teman sebaya

Page 37: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja

ingin diterima, dibutuhkan, dan diakui oleh kelompoknya.

b. Faktor Presipitasi

Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya

bagian tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan

struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan

dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat memengaruhi harga

diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari

orangtua yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu

dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan

berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab

terhadap diri.

c. Perilaku

Stuart (2013) menjelaskan bahwa pengumpulan data yang dilakukan

oleh perawat meliputi perilaku yang obyektif dan dapat diamati serta

perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien sendiri. Perilaku yang

berhubungan dengan harga diri rendah salah satunya mengkritik diri

sendiri, sedangkan kerancauan identitas seperti sifat kepribadian yang

bertentangan serta depersonalisasi

3. Manifestasi klinis

Yosep & Sutini (2014) mengatakan tanda-tanda dari harga diri

rendah adalah sebagai berikut :

a. Mengejek dan mengkritik diri

Page 38: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri

c. Mengalami gejala fisik misal : tekanan darah tinggi, gangguan

penggunaan zat

d. Menunda keputusan

e. Sulit bergaul

f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas

g. Menaraik diri dari realitas,cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi

h. Merusak diri : harga diri rendah menyokog diri untuk mengakhiri hidup

4. Rentang respon neurologis

Respon individu terhadap konsep diri berfluktuasi sepanjang

rentang respong dari adaptif sampai maladaptif,seperti gambar berikut :

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi diri Konsep

diri positif

Harga diri

rendah

Kekacauan

identitas

Depersonalisa

si

Gambar 2.3 Rentang respon neurologis (Yosep & Sutini,2014)

1.) Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman yang sukses

2.) Konsep diri yang positif apabila individu mempunyai pengalaman

yang positif dalam perwujudan dirinya

3.) Harga diri yang rendah adalah transisi antara respon konsep siri

adaptif dan maladaptif

Page 39: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

4.) Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek

identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan kepribadian pada

masa dewasa yang harmonis

5.) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing

terhadap siri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan

dan tidak dapat membedakan diri dengan orang lain

C. Manajemen Asuhan Keperawatan pada Skizofrenia dengan Fokus Studi

Pengelolaan Harga Diri Rendah

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan harga diri rendah yaitu dengan

mengisi lembar/format instrumen pengkajian harga diri rendah, Rosenberg

Self-Esteem Scale (RSES), dan format pengkajian keperawatan jiwa

sebagaimana terlampir. Selain itu pengakajian pada klien harga diri rendah

menurut Dermawan dan Rusdi (2013) mencakup beberapa hal berikut,yaitu:

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang

tua, harapan orang tua yang tidak realistik.

2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang

sesuai dengan jenis kelamin peran dalam pekerjaan dan peran yang

sesuai dengan kebudayaan.

3) Faktor yang memperngaruhi identitas diri, yaitu orang tua tidak

percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang

berubah.

Page 40: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

b. Faktor Presipitasi

1) Dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar

individu (internal or eksternal sources), yang dibagi dalam 5

kategori yaitu ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak

jelas, peran berlebihan.

2) Perkembangan transisi

Situasi transisi peran, adalah bertambahnya atau berkurangnya orang

penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian

orang yang berati.

3) Transisi peran sehat-sakit

Peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan

sakit.Transisi ini dapat disebabkan karena kehilangan bagian tubuh,

perubahan ukuran dan bentuk tubuh, penampilan atau fungsi tubuh,

prosedur pengobatan dan perawatan.

4) Ancaman fisik

Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidak

seimbangan bio-kimia, gangguan penggunaan obat, alkohol dan zat.

5) Perilaku

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi

mengkritik diri sendiri dan orang lain, penurunan produktivitas,

perasaan tidak mampu, gangguan dalam berhubungan, rasa bersalah,

mudah tersinggung atau marah yang berlebihan, perasaan negatif

tentang tubuhnya sendiri, ketegangan peran yang dirasakan,

Page 41: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

pandangan hidup yang pesimis, menarik diri secara social, menarik

diri dari realitas, khawatir.

6) Sumber coping

Semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya,

mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi

aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah, hobi dan kerajinan

tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,

pendidikan, pekerjaan, bakat tertentu, kecerdasan, imajinasi dan

kreativitas, dan hubungan interpersonal.

7) Mekanisme Koping

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari

pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respons

neurobiologis maladaptif yang menakutkan berhubungan dengan

respon neurobiologis maladaptif meliputi :

a) Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan

upaya untuk mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi

untuk aktivitas hidup sehari-hari

b) Proyeksi, sebagai upaya untuk menjelaskan kerancunan persepsi

c) Menarik diri.

8) Mekanisme pertahanan ego

Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,

isolasi, proyeksi, pengalihan, berbalik marah terhadap diri sendiri

dan amuk.

Page 42: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) merupakan instrumen yang

digunakan untuk mengetahui tingkat harga diri seseorang. Klien akan

mengisi kuosioner RSES dan setiap jawaban akan dihitung jumlah skor nya.

Dimana skornya untuk tiap poin pertanyaan nomor 2, 5, 6, 8, dan 9 diberi

skor 0 untuk sangat setuju, 1 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju dan 3 untuk

sangat tidak setuju. Sedangkan untuk poin pertanyaan nomor 1, 3, 4, 7, dan

10 diberikan skor 3 untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 1 untuk tidak setuju,

dan 0 untuk sangat tidak setuju. Dari jumlah skor tersebut dapat diketahui

tingkat harga diri seseorang. Jika jumlah skor kurang dari 15 maka klien

tersebut terrmasuk dalam harga diri rendah.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang muncul dalam NANDA 2015-2017 alah Harga diri

rendah kronik (00119). Definisi : evaluasi diri perasaan negatif tentang diri

sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung lama. Batasan karakteristik

harga diri rendah menurut Herdman (2015) yaitu :

a. Bergantung pada pendapat orang lain

b. Ekspresi rasa bersalah

c. Ekspresi rasa malu

d. Enggan mencoba hal baru

e. Kegagalan hidup berulang

f. Kontak mata kurang

g. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri

h. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri

Page 43: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

i. Pasif

j. Perilaku bimbang

k. Perilaku tidak asertif

Faktor yang berhubungan menurut Hermand (2015) yaitu:

a. Gangguan psikiatrik

b. Kegagalan berulang

c. Ketidaksesuaian budaya

d. Ketidaksesuaian spiritual

e. Koping kehilangan terhadap tidak efektif

f. Kurang kasih sayang

g. Kurang keanggotaan dalam kelompok

3. Intervensi keperawatan

Bulechek, dkk (2013) dalam buku NIC (Nursing Interventions

Classification) :

a) Gunakan pendekatan yang tenang dengan klien

b) Monitor pernyataan klien mengenai harga diri

c) Tentukan kepercayaan diri klien dalam hal penilaian diri

d) Eksplorasi penyebab klien mengkritik diri

e) Eksplorasi pencapaian keberhasilan melakukan kegiatan

f) Bantu klien untuk menemukan penerimaan diri

g) Bantu klien mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan pendek

h) Bantu klien menilai kemampuan yang dapat dilakukan

Page 44: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

i) Bantu klien untuk mengidentifikasi dampak budaya, agama, ras, jenis

kelamin, dan usia terhadap harga diri

j) Dukung melakukan kontak mata pada saat berkomunikasi dengan orang

lain

k) Dukung klien untuk terlibat dalam memberikan afirmasi positif melalui

pembicaraan pada diri sendiri dan secara verbal terhadap diri setiap hari

l) Bantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain

m) Buat pernyataan positif mengenai klien

n) Sampaikan atau ungkapkan kepercayaan diri klien dalam mengatasi

situasi

o) Berikan hadiah atau pujian terkait dengan kemajuan klien dalam

mencapai tujuan

p) Bantu untuk mengatur tujuan yang realistik dalam rangka mencapai

harga diri yang lebih tinggi

q) Bantu klien untuk menerima ketergantungan terhadap orang lain dengan

tepat

r) Bantu klien untuk menerima persepsi negatif terhadap diri dan bantu

klien untuk mengidentifikasi dampak dari kelompok sejawat pada

perasaan dan harga diri.

s) Berikan pujian terkait kemajuan klien

t) Dukung klien untuk mengevaluasi perilakunya sendiri

u) Dukung aktivitas penerimaan diri

Page 45: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Kriteria hasil yang diharapkan menurut Moorhead (2013) dapat

dilihat pada tabel 2.1 kriteria hasil/NOC (Nursing Outcome Classification)

berikut :

Tabel 2.1 Kriteria hasil

Skala outcome keseluruhan

Indikator

120501

120502

120503

120504

120505

120506

120507

120508

120509

120510

120511

120512

120513

120514

120515

120521

120522

120517

120518

120519

Verbalisasi penerimaan diri

Penerimaan terhadap keterbatasan diri

Mempertahankan posisi tegak

Mempertahankan kontak mata

Gambaran diri

Menghargai orang lain

Komunikasi terbuka

Pemenuhan peran yang signifikan

secara pribadi

Mempertahankan penampilan dan

kebersihan diri

Keseimbangan dalam berpartisipasi

dan mendengarkan dalam kelompok

Tingkat kepercayaan diri

Penerimaan terhadap pujian dari orang

lain

Respon yang diharapkan dari orang

lain

Penerimaan terhadap kritik yang

membangun

Keinginan untuk berhadapan muka

orang lain

Gambaran tentang sukses dalam

pekerjaan

Gambaran tentang sukses di sekolah

Gambaran tentang sukses di kelompok

sosial

Gambaran tentang bangga pada diri

sendiri

Perasaan tentang nilai diri

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

(Moorhead,2013)

Keterangan :

1: Tidak pernah

2: Jarang positif

Page 46: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

3: Kadang-kadang positif

4: Sering positif

5: Konsisten positif

4. Evaluasi

Purwanto (2015), menerangkan dalam tahap evaluasi ini klien dan

keluarga agar dapat melihat perubahan dan berupaya mempertahankan dan

memelihara yang adaptif. Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi :

a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri klien telah

berkurang?

b. Apakah perilaku klien mencerminkan penerimaan diri dan persetujuan

diri yang lebih besar?

Evaluasi yang diharapkan dari pengkajian Rosenberg Self-Esteem

Scale (RSES) yaitu:

a. Klien merasa puas terhadap dirinya

b. Klien berfikir memiliki kelebihan

c. Klien merawa memiliki kemampuan yang bagus

d. Klien mampu melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain

e. Klien memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan

f. Klien merasa berguna

g. Klien merasa berharga

h. Klien dapat menghargai diri sendiri

i. Klien tidak merasa gagal

j. Klien memiliki sikap baik pada diri sendiri

Page 47: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 48: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam karya tulis ilmiah

dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Skizofrenia Dengan Fokus Studi

Pengelolaan Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang” adalah

metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

B. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua responden (klien), dimana

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Skala self-esteem < 15 setelah dilakukan pengkajian menggunakan

Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES)

b. Pasien kooperatif dan mau diajak kerjasama

C. Fokus Studi

Page 49: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Fokus studi pada studi kasus ini adalah dua pasien yang di rawat di

Bangsal Arimbi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dengan masalah keperawatan

harga diri rendah.

D. Definisi Operasional Fokus Studi

Klien dengan masalah harga diri rendah yang diharapkan ialah klien

yang telah memenuhi kriteria setelah dilakukan pengkajian menggunakan

Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan jumlah skornya kurang dari 15.

Harga diri rendah merupakan suatu perwujudan perasaan dimana klien merasa

tidak puas dengan dirinya, klien berfikir tidak memiliki kelebihan sama sekali,

klien merasa tidak memiliki kemampuan, klien merasa tidak mampu

melakukan hal-hal yang dilakukan orang lain, klien merasa tidak berguna, klien

merasa tidak berharga.

E. Tempat dan Waktu

Tempat dan waktu pengambilan kasus adalah di Bangsal Arimbi RSJ

Prof. dr. Soerojo Magelang selama 5 hari, pada tanggal 08-12 Januari 2018.

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar/format instrumen

pengkajian harga diri rendah, Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), dan format

pengkajian jiwa sebagaimana terlampir.

G. Pengumpulan Data

Page 50: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Dalam studi kasus ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Penulis menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan data subjektif

dengan tujuan guna mengetahui dan mendapatkan informasi tentang

permasalahan yang dihadapi pasien harga diri rendah pada skizofrenia

serta perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan asuhan keperawatan

harga diri rendah

2. Observasi langsung

Teknik observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data

objektif pada pasien harga diri rendah, sedangkan metode dokumentasi

penulis gunakan dengan tujuan untuk memperoleh data obyektif yang

sudah ada pada catatan rekam medik pasien harga diri rendah.

Adapun langkah pengumpulan data dalam studi kasus adalah

sebagai berikut:

1. Meminta izin secara tertulis kepada Direktur RSJ Prof. Dr. Soerojo

Magelang untuk melakukan studi pendahuluan.

2. Melakukan studi pendahuluan dengan menyerahkan surat dari diklat ke

bagian instalasi Rekam Medis RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

kemudian mendapat data yang diinginkan.

3. Melakukan anamnesa dan observasi langsung baik dengan responden

maupun keluarga.

Page 51: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

4. Menentukan prioritas masalah keperawatan dari data yang diperoleh,

kemudian menyusun perencanaan pengelolaan pasien dengan harga diri

rendah.

5. Melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.

6. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

H. Rencana analisa dan Penyajian Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif

(metode kualitatif) dengan mengambarkan proses asuhan keperawatan harga

diri rendah pada skizofrenia mulai dari pengkajian, intervensi sampai evaluasi,

sehingga dapat diketahui teratasi atau tidaknya masalah yang dihadapi pasien.

Setiap bagian dari proses asuhan keperawatan akan disajikan, diinterpretasi,

dan dilakukan pembahasan dengan bentuk bahasa secara runtut atau dalam

bentuk narasi. Tahap analisis data menurut Miles dan Humberman dalam

Kurniawan (2010) diantaranya yaitu :

1. Pengumpulan data

Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai

dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data-data yang telah direduksi sehingga memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.Hal ini berarti, reduksi

Page 52: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

data adalah memilah-memilah hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus

penulisan yaitu masalah keperawatan harga diri rendah.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Bentuk penyajian data dalam karya tulis ilmiah ini adalah asuhan

keperawatan harga diri rendah pada skizofrenia.

4. Pengambilan keputusan atau verifikasi

Setelah data disajikan, maka perlu penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan yang didasarkan

pada reduksi data. Bentuk dari verifikasi dalam karya tulis ilmiah ini adalah

evalusi terhadap asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah pada

skizofrenia.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas

klienakan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Nama klien

akan dituliskan dengan inisial dan alamat klien tidak akan ditulis secara

lengkap serta apabila melakukan tidakan yang berisiko bagi klien akan

menggunakan inform consent untuk mendapat persetujuan klien.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Page 53: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Asuhan keperawatan yang penulis lakukan pada klien dengan masalah

harga diri rendah adalah dengan pendekatan selama 5 hari yaitu pada tanggal

08 Januari – 12 Januari 2018 di Bangsal Arimbi RSJ Prof. dr. Soerojo

Magelang. Asuhan keperawatan dilakukan dengan 5 tahap meliputi pengkajian,

perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan. Data klien diperoleh melalui interaksi secara langsung dengan

klien dan perawat, berdasarkan observasi, dan diperoleh dari catatan rekam

medis klien.

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Klien 1 bernama Ny. T, klien berusia 29 tahun, berjenis kelamin

perempuan, beragama Islam, tinggal di Purworejo, pendidikan terakhir

D3 dan klien bekerja sebagai asisten apoteker. Penanggung jawab dari

klien 1 ialah suaminya yang bernama Tn. D, beragama Islam, dan tinggal

di Purworejo.

Klien 2 bernama Ny. Y, klien berusia 30 tahun, berjenis kelamin

perempuan, beragama Islam, tinggal di Semarang, pendidikan terakhir

klien SMA dan klien merupakan ibu rumah tangga. Penanggung jawab

dari klien 2 adalah ayah klien yang bernama Tn. S, beragama Islam dan

bertempat tinggal di Semarang.

b. Alasan masuk

Klien 1 dibawa ke RSJ. Prof dr. Soerojo Magelang oleh suaminya

pada tanggal 26 Desember 2017 pada pukul 07.20 WIB karena sudah

Page 54: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

kurang lebih 4 hari klien tidak bisa tidur, sering menangis,dan merasa

bingung, klien ingin selalu diperhatikan oleh suami, anak dan keluarga

besarnya, klien berkeluyuran di masjid. Klien juga sempat mendengar

suara-suara yang mengatakan menyuruh membunuh keluarganya. Klien

didiagnosa oleh dokter mengalami skizofrenia paranoid (F20.0).

Klien 2 dibawa ke RSJ. Prof. dr. Soerojo Magelang oleh ayahnya

pada tanggal 30 Desember 2017 pukul 13.00 WIB karena sudah kurang

lebih 2 minggu klien murung, sering menangis sendiri, sulit makan dan

tidak mau keluar dari kamar. Klien didiagnosa oleh dokter mengalami

skizofrenia paranoid (F20.0).

c. Faktor predisposisi dan faktor presipitasi

1) Faktor predisposisi

Faktor predisposisi dari klien 1 ialah klien pernah mengalami

gangguan jiwa sebelumnya pada bulan Februari yang lalu dan di rawat

di RSJ. Prof. dr. Soerojo Magelang. Ini merupakan gangguan jiwa

kedua kali yang dialami oleh klien 1. Klien memiliki alergi terhadap

dingin dan akan timbul sesak jika terpapar dingin. Saat kelelahan klien

juga mengalami mimisen (epistaksis). Anggota keluarga klien ada

yang mengalami gangguan jiwa yaitu adik kandung klien.

Faktor predisposisi dari klien 2 ialah sebelumnya klien belum

pernah mengalami gangguan jiwa, ini merupakan pertama kalinya

klien mengalami gangguan jiwa. Sebelum dibawa ke RSJ. Prof. dr.

Soerojo Magelang, klien sempat bawa ke kyai untuk diobati namun

Page 55: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

tidak sembuh kemudian ayah klien membawa klien ke RSJ. Prof. dr.

Soerojo Magelang. 3 bulan yang lalu klien melahirkan anak kedua nya

dengan caesar. Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami

gangguan jiwa. Klien pernah bekerja di garmen kurang lebih 2 tahun

kemudian keluar dan bekerja di pabrik roti kurang lebih 2 tahun

namun setelah itu keluar dan menjadi ibu rumah tangga. Klien pernah

mengalami perceraian dengan suami yang pertama pada tahun 2012.

Kemudian klien menikah lagi pada tahun 2013 hingga sekarang.

Hubungan klien dengan sekitarnya tidak begitu terbuka,klien jarang

bergaul. Klien sempat sekolah D3 namun putus sekolah sehingga tidak

lulus D3.

2) Faktor presipitasi

Faktor presipitasi klien 1 yaitu klien merasa kurang pandai

dalam mengelola pekerjaannya dan dalam merawat keluarganya.

Klien merasa tidak bisa mengelola waktu kerjanya sehingga merasa

lelah dan merasa pekerjaan selalu menumpuk banyak. Klien merasa

kurang percaya diri dengan kemampuannya bekerja. Selama di RSJ.

Prof. dr. Soerojo Magelang, klien merasa rindu dengan anak dan

suaminya. Klien merasa sedih jika teringat anak dan suami.

Faktor presipitasi klien 2 yaitu klien merasa cemburu dengan

suami, sempat bertengkar dan klien sempat ingin minta cerai dengan

suami. Klien jadi malas mengurus bayinya. Selama di RSJ. Prof. dr.

Soerojo Magelang klien merasa menyesali perlakuan dan

Page 56: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

perkataannya kepada suaminya. Klien ingin segera pulang untuk

mengurus bayinya dan kembali bersama suaminya.

a) Mekanisme koping

Ketika klien 1 memiliki masalah, dirinya akan menceritakan

pada temannya atau pada perawat yang berjaga di ruangan.

Klien 2 cenderung diam ketika klien memiliki masalah yang

sedang dialaminya. Klien lebih sering menyimpan masalah tersebut

dan klien lebih suka menyendiri (coping maladaptif).

b) Penilaian terhadap stressor

Respon yang ditunjukkan oleh klien 1 dalam menghadapi

stressor adalah dengan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak

dapat mengelola waktu kerja dan waktu keluarganya. Sedangkan

respon klien 2 terhadap stressor adalah dengan merasa frustasi

karena gagal berperan sebagai istri dan ibu yang baik.

c) Sumber koping

Sumber koping pada klien 1 tidak adekuat karena klien

merasa pekerjaannya menumpuk dan tidak dapat terselesaikan

sehingga ia tidak mampu membagi waktu untuk bekerja dan untuk

keluarga. Sedangkan sumber koping klien 2 tidak adekuat karena

sebelum dibawa ke rumah sakit hubungan klien dengan suaminya

sempat tidak baik dan terjadi pertengkaran yang disebabkan klien

merasa cemburu dan menduga suaminya bermain dibelakang.

d. Pemeriksaan fisik

Page 57: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 8 Januari 2018

didapatkan keadaan umum klien 1 baik, dengan tingkat kesadaran

composmentis dan tanda-tanda vital klien : Tekanan darah = 110/80

mmHg, nadi = 90 x/menit, suhu = 36,5oC, RR = 20 x/menit, BB = 50 kg,

TB = 158 cm. Klien mengatakan terkadang gatal-gatal jika malam dingin

karena klien memiliki alergi dingin. Klien juga mengatakan merasa

kembung saat bangun pagi.

Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 8 Januari 2018

didapatkan keadaan umum klien 2 baik, dengan tingkat kesadaran

composmentis dan tanda-tanda vital klien : Tekanan darah = 120/90

mmHg, nadi = 65 x/menit, suhu = 36,3oC, RR = 20 x/menit, BB = 55 kg,

TB = 155 cm.

e. Pemeriksaan penunjang

Tidak ditemukan data tentang pemeriksaan penunjang yang sudah

dilakukan dan yang belum dilakukan terhadap klien 1 maupun klien 2.

f. Psikososial

1) Genogram

a) Genogram klien 1 Ny. T

Page 58: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Klien 1 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Klien menikah dengan Tn. D dan memiliki satu anak laki-laki

yang berusia 18 bulan. Klien tinggal bersama suami dan

ananknya. Keluarga klien ada yang mengalami gangguan jiwa

yaitu adik kandung klien.

b) Genogram klien 2 Ny. Y

Klien 2 merupakan anak tunggal. Klien pernah

menikah dengan suami pertama dan mempunyai anak laki-

laki yang sekarang berusia 8 tahun, kemudian klien menikah

dengan suami kedua dan memiliki anak perempuan berusia 3

bulan. Klien tinggal bersama kedua orang tua, suami dan

kedua anaknya. Anggota keluarga klien tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Menikah

Page 59: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

: Klien

: Tinggal satu rumah

: Anggota Keluarga Meninggal

: Bercerai

: Penderita gangguan jiwa

2) Konsep diri

Data yang didapat saat penulis melakukan pengkajian dengan

klien 1 yaitu klien sadar bahwa klien merupakan wanita berusia 29

tahun yang berperan sebagai ibu dan istri. Klien mengatakan bekerja

sebagai asisten apoteker di salah satu rumah sakit di Purworejo.

Klien dapat menyebutkan nama suami dan anaknya. Pada saat klien

diberi pertanyaan mengenai dirinya,klien mengatakan menyukai

semua bentuk tubuhnya namun klien merasa gagal dalam

pekerjaannya. Klien merasa bahwa dirinya bodoh dan tidak mampu

mengerjakan kerjanya sehingga pekerjaannya menumpuk terus.

Klien mengatakan setelah sembuh dari sakitnya klien ingin bekerja

lagi dan merawat anaknya. Klien juga ingin membuat taman untuk

tanaman hias karena klien menyukai tanaman hias. Klien

mengatakan sering merasa malu dan minder karena masuk ke rumah

sakit jiwa. Penulis mengkaji tingkat harga diri klien dengan

menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan didapatkan

hasilnya 13.

Page 60: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Data yang didapat saat penulis melakukan pengkajian dengan

klien 2 yaitu klien sadar bahwa klien merupakan wanita berusia 30

tahundan berperan sebagai ibu dan istri. Klien mengatakan baru

melahirkan 3 bulan yang lalu. Pada saat klien ditanya mengenai

gambaran dirinya, klien mengatakan bahwa dirinya menyukai

dirinya dan bentuk tubuhnya. Klien mengatakan jika dirinya telah

sembuh dan keluar dari rumah sakit jiwa,klien akan merawat

bayinya dengan baik dan meminta maaf kepada suaminya karena

menuduh salah paham. Klien juga ingin meneruskan usaha toko

bangunan milik ayahnya. Klien mengatakan bahwa dirinya merasa

bersalah pada suami dan anaknya. Klien juga kadang-kadang merasa

sedih jika teringat dengan suami dan anaknya. Dari gambaran diri

yang dikatakan klien, penulis melakukan pengkajian tingkat harga

diri klien dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale

(RSES) dan didapat hasil 12.

3) Hubungan sosial

Klien 1 mengakatan bahwa dirinya dekat dengan suaminya.

Dalam berhubungan dengan masyarakat, klien mengatakan ikut serta

dalam kegiatan berkelompok seperti arisan ibu-ibu setiap bulan. Klien

mengatakan terkadang main ke rumah tetangga jika ada waktu luang.

Klien 2 mengatakan bahwa diriinya lebih dekat dengan ibunya.

Dalam bermasyarakat klien mengatakan hampir tidak pernah

mengikuti kegiatan kelompok masyarakat. Klien mengatakan

Page 61: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

cenderung menyendiri, cuek dengan tetangga dan jarang keluar

rumah.

4) Spiritual

Klien 1 beragama Islam, saat dirumah klien mengatakan

mengerjakan ibadah seperti sholat dan mengaji. Saat di rumah sakit

jiwa, klien juga mengerjakan sholat sunah.

Klien 2 beragama Islam, saat dirumah klien mengatakan jarang

mengerjakan sholat. Saat di rumah sakit jiwa klien rajin mengerjakan

sholat dan kadang-kadang mengaji.

g. Status mental

Saat dilakukan pengkajian status mental pada klien 1 ditemukan

beberapa data diantaranya adalah klien mengenakan seragam yang

disediakan oleh rumah sakit, rambut klien pendek dan berwarna hitam,

kancing terpasang dengan tepat, cara perpakaian klien rapi, kuku tangan

dan kuku kaki terlihat pendek dan bersih, gigi klien putih dan bersih,

klien mandi dua kali sehari. Klien berbicara dengan pelan dan klien

tampak tenang saat diajak bercakap-cakap.

Pada saat melakukan komunikasi antara penulis dan klien,

ditemukan bahwa klien 1 merasa merasa rindu dengan anak dan

suaminya. Klien merasa sedih jika teringat anak dan suami. Saat

berinteraksi klien berbicara pelan dan tampak tenang namun masih belum

bisa mempertahankan kontak mata, pandangan klien sering beralih

kemana-mana.

Page 62: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Orientasi waktu, tempat dan orang tepat, klien mampu

menyebutkan hari pada saat pengkajian, tempat pada saat pengkajian, dan

beberapa nama perawat dan pasien yang ada di bangsal Dewi Arimbi.

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang maupun

jangka pendek, hal ini dibuktikan dengan klien mampu menceritakan

masa lalu yang dialaminya. Klien mampu membaca, menulis tulisan dan

klien mampu berhitung sederhana.Klien dapat mengambil keputusan

sederhana, saat diberikan pilihan ingin berdiskusi diluar ruangan atau

didalam ruangan.

Saat dilakukan pengkajian status mental pada klien 2 ditemukan

beberapa data diantaranya adalah klien mengenakan seragam yang

disediakan oleh rumah sakit, rambut klien pendek dan berwarna agak

kecoklatan, kancing terpasang dengan tepat, cara perpakaian klien rapi,

kuku tangan dan kuku kaki terlihat pendek dan bersih, gigi klien putih

dan bersih, klien mandi dua kali sehari. Klien berbicara dengan keras dan

klien tampak tenang saat diajak bercakap-cakap.

Pada saat melakukan komunikasi antara penulis dan klien,

ditemukan bahwa klien merasa menyesali perlakuan dan perkataannya

kepada suaminya. Klien ingin segera pulang untuk mengurus bayinya

dan kembali bersama suaminya. Saat berinteraksi klien masih belum bisa

mempertahankan kontak mata, pandangan klien sering beralih kemana-

mana.

Page 63: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Orientasi waktu, tempat dan orang tepat, klien mampu

menyebutkan hari pada saat pengkajian, tempat pada saat pengkajian, dan

beberapa nama perawat dan pasien yang ada di bangsal Dewi Arimbi.

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang maupun

jangka pendek, hal ini dibuktikan dengan klien mampu menceritakan

masa lalu yang dialaminya. Klien mampu membaca, menulis tulisan dan

klien mampu berhitung sederhana. Klien dapat mengambil keputusan

sederhana, saat diberikan pilihan ingin berdiskusi diluar ruangan atau

didalam ruangan.

h. Kebutuhan persiapan pulang

Dalam pemenuhan kebutuhan pulang klien 1 tidak mengalami

hambatan, klien dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Klien 1

dapat menyiapkan makanannya secara mandiri 3 kali sehari, saat makan

klien tidak tercecer, klien juga menunjukkan kesopanan pada saat makan.

Klien mandi 2 kali sehari dan memakai shampoo 2 kali seminggu. Klien

mampu BAB dan BAK dikamar mandi. Klien berpakaian rapi dan klien

mampu minum obat secara teratur. Klien mengikuti pemeliharaan

kesehatan dibangsal dan bersedia diperiksa oleh dokter.

Klien 1 mengatakan selama di RS klien tidak memiliki masalah

dalam tidur. Klien biasanya tidur siang dari pukul 13.00 – 14.30 WIB,

sedangkan klien tidur malam dari pukul 20.00 – 04.30 WIB. Di bangsal

klien mampu berpartisipasi dalam menyiapkan makanan bersama teman-

temannya, klien mampu mengerjakan tugas kebersihan seperti menyapu,

Page 64: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

mengepel dan mencuci piring. Sedangkan, untuk kegiatan diluar ruangan

klien mengikuti senam pagi, jalan-jalan dan terapi aktivitas kelompok.

Dalam pemenuhan kebutuhan pulang klien 2 tidak mengalami

hambatan, klien dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Klien 2

dapat menyiapkan makanannya secara mandiri 3 kali sehari, saat makan

klien tidak tercecer, klien juga menunjukkan kesopanan pada saat makan.

Klien mandi 2 kali sehari dan memakai shampoo 2 kali seminggu. Klien

mampu BAB dan BAK dikamar mandi. Klien berpakaian rapi dan klien

mampu minum obat secara teratur. Klien mengikuti pemeliharaan

kesehatan dibangsal dan bersedia diperiksa oleh dokter.

Klien 2 mengatakan selama di RS klien tidak memiliki masalah

dalam tidur. Klien biasanya tidur siang dari pukul 13.00 – 15.00 WIB,

sedangkan klien tidur malam dari pukul 21.00 – 05.00 WIB.Di bangsal

klien mampu berpartisipasi dalam menyiapkan makanan bersama teman-

temannya, klien mampu mengerjakan tugas kebersihan seperti menyapu,

mengepel dan mencuci piring.Sedangkan, untuk kegiatan diluar ruangan

klien mengikuti senam pagi, jalan-jalan dan terapi aktivitas kelompok.

i. Masalah psikososial dan lingkungan

Klien 1 mengalami beberapa masalah psikososial dan lingkungan

seperti berikut :

1) Klien merasa bodoh dalam mengelola pekerjaannya

2) Klien lebih suka menyendiri

3) Klien merasa malu untuk bercakap-cakap dengan orang lain

Page 65: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

4) Klien cenderung terlihat dian dan membaca buku sendirian

Klien 2 mengalami masalah psikososial dan lingkungan seperti berikut :

1) Klien lebih suka menyendiri

2) Klien merasa gagal menjadi istri dan ibu

3) Klien tampak murng dan ekspresi wajahnya datar

4) Klien malas untuk memulai percakapan dengan orang lain

5) Klien tampak cuek dengan teman lainnya di rumah sakit

j. Pengetahuan

Klien 1 memiliki pengetahuan kurang mengenai perasaan yang

malu untuk bercakap-cakap dengan orang lain dan klien merasa kurang

mengimbangi orang lain.

Klien 2 memiliki pengetahuan kurang mengenai perasaannya yang

sering kebingungan untuk memulai interaksi dengan orang lain.

k. Aspek medis

1) Klien 1, Ny. T

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Terapi medis tanggal : 26 Desember 2017

a) Serequel 300 mg

2) Klien 2, Ny. Y

Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid (F20.0)

Terapi medis tanggal : 30 Desember 2017

a) Serequel 300mg

Page 66: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 67: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

2. Analisa data

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 8 Januari 2018 didapatkan

data subjektif dari klien 1 seperti klien mengatakan sebelumnya klien

pernah mengalami gangguan jiwa, klien merasa kurang pandai dalam

mengelola pekerjaannya dan dalam merawat keluarganya, klien merasa

tidak bisa mengatur waktu kerjanya sehingga merasa lelah dan merasa

pekerjaannya selalu menumpuk banyak, klien merasa kurang percaya diri

dengan kemampuan kerjanya, klien merasa rindu dengan anak dan

suaminya, klien merasa sedih jika teringat anak dan suaminya, klien merasa

dirinya bodoh dan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya sehingga

pekerjaannya menumpuk, klien merasa gagal dalam memenuhi perannya

diperkerjaannya, klien mengatakan sering merasa malu dan minder karena

masuk ke rumah sakit jiwa, klien merasa malu untuk bercakap-cakap

dengan orang lain, klien merasa kurang mampu mengimbangi orang lain.

Selain data subjektif, didapat juga data objektif dari klien 1 seperti

klien berbicara pelan dan tampak tenang namun masih belum bisa

mempertahankan kontak mata, pandangan klien sering beralih kemana-

mana, klien tampak sedikit lesu namun dapat beraktivitas biasa, klien

terlihat sedikit murung dan ekspresi wajah datar, klien lebih suka

menyendiri, klien cenderung terlihat dian dan membaca buku sendirian,

Skor Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan didapatkan hasilnya 13.

Saat dilakukan pengkajian tanggal 8 Januari 2018 didapatkan data

subjektif dari klien 2 seperti klien merasa cemburu dengan suaminya dan

Page 68: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

sempat bertengkar, klien mengatakan jadi malas mengurus bayinya, klien

merasa menyesali perlakuan dan perkataannya kepada suaminya, klien

merasa bersalah dengan suaminya dan belum dapat merawat anaknya, klien

kadang sedih jika teringat suami dan anaknya, klien merasa belum bisa

menjadi istri dan ibu yang baik, klien mengatakan hampir tidak pernah

mengikuti kegiatan kelompok masyarakat, klien mengatakan cenderung

menyendiri,duek dengan tetangga dan jarang keluar rumah, klien lebih suka

menyendiri, klien merasa gagal menjadi istri dan ibu, klien mengatakan

sering kebingungan untuk memulai interaksi dengan orang lain.

Selain itu didapatkan data objektif dari klien 2 seperti saat dibangsal

klien sedikit pendiam, klien tampak lesu dan kadang terlihat bingung, klien

terlihat sering menyendiri, ekspresi terkadang murung dan datar, klien

terlihat tenang namun klien masih belum bisa mempertahankan kontak

mata, pandangan sering beralih kemana-mana, klien pernah mengalami

halusinasi saat dibawa ke rumah sakit yaitu halusinasi pendengaran, klien

lebih suka menyendiri, klien tampak cuek dengan teman di rumah sakit,

skor Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan didapatkan hasilnya 12.

3. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data klien 1 yang dilakukan pada tanggal 8

Januari 2018 pukul 11.30 WIB, didapatkan diagnosa yaitu harga diri rendah

situasional.

Page 69: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Berdasarkan analisa data klien 2 yang dilakukan pada tanggal 8

Januari 2018 pukul 11.30 WIB, didapatkan diagnosa yaitu harga diri rendah

situasional.

4. Rencana tindakan keperawatan

Rencana tindakan dari diagnosa harga diri rendah situasional

memiliki tujuan umum yang akan dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 5 hari diharapkan hubungan saling percaya dapat

terbina dengan tanda ekspresi wajah bersahabat menunjukkan rasa senang

dan nyaman, ada penerimaan diri, ada kontak mata, klien mencapai tingkat

aktualisasi diri yang maksimal untuk menyadari potensi dirinya, klien

mampu mengidentifikasi hal-hal positif diri dan melatih dalam kegiatan

sehari-hari, klien membuat rencana kegiatan harian, klien melakukan sesuai

dengan kemampuannya, serta klien dapat berinteraksi dengan percaya diri

dengan orang lain.

Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan

harga diri rendah yaitu gunakan pendekatan yang tenang, monitor

pernyataan klien mengenai harga diri, bantu klien menemukan penerimaan

diri, eksplorasi penyebab klien mengkritik diri, ekplorasi pencapaian

keberhasilan sebelumnya, diskusikan kemampuan dan aspek-aspek positif

yang masih dimiliki klien, bantu klien mengidentifikasi tujuan jangka

pendek dan jangka panjang, bantu klien menilai kemampuan yang dapat

dilakukan, bantu klien untuk memilih atau menetapkan kemampuan yang

akan dilatih, latih kemampuan yang dipilih klien, bantu klien menyusun

Page 70: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih, dukung aktivitas-aktivitas

penerimaan klien, berikan pujian terkait dengan kemajuan klien.

5. Implementasi keperawatan

a. Implementasi tanggal 08 Januari 2018

Implementasi hari pertama klien 1 dilakukan pada pukul 11.45

WIB yaitu dengan menyapa klien terlebuh dahulu dan memperkenalkan

dri, melakukan pendekatan dengan klien untuk membina hubungan saling

percaya dengan klien, menanyakan nama klien dan nama pangilan klien,

menjelaskan tujuan pertemuan dan menetapkan kontrak waktu yang tepat

untuk melakukan interaksi, menvalidasi perasaan klien, mengeksplorasi

penyebab klien mengkritik diri, mrmonitor pernyataan klien mengenai

harga diri, mendiskusikan bersama klien kemmapuan yang masih dapat

digunakan selama dirawat di ru/mah sakit, memberikan pujian terkait apa

yang klien sebutkan mengenai aspek positif yang dimiliki klien,

membuat rencana tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang,

membuat kontak waktu untuk pertemuan selanjutnya, mengakhiri

interaksi hari pertama.

Pada pertemuan pertama dengan klien 2 pukul 12.20 WIB,

implementasi yang dilakukan ialah dengan menyapa klien terlebih

dahulu dan memperkenalkan diri, melakukan pendekatan yang tenang

dengan klien, menanyakan nama klien dan nama pangilan klien,

menjelaskan tujuan pertemuan dan menetapkan kontrak waktu yang tepat

untuk melakukan interaksi, mengeksplorasi penyebab klien mengkritik

Page 71: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

diri, mengkaji pernyataan klien mengenai harga diri, membantu klien

menilai kemampuan yang masih dapat digunakan selama dirawat di

rumah sakit, membantu klien mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan

panjang, memberikan pujian atas apa yang klien sebutkan mengenai

aspek positif yang dimiliki klien, membuat rencana tindak lanjut untuk

pertemuan yang akan datang, membuat kontak waktu untuk pertemuan

selanjutnya, mengakhiri interaksi hari pertama.

b. Implementasi tanggal 09 Januari 2018

Implementasi hari kedua klien 1 dilakukan pukul 08.00 WIB yaitu

menggunakan pendekatan yang tenang dengan klien, menyapa klien dan

menanyakan perasaan klien hari itu, menanyakan kegiatan yang

dilakukan setelah bangun pagi, mendampingi klien sarapan dan

membereskan makan setelah makan, mendampingi klien senam dan

jalan-jalan disekitar bangsal, menjelaskan kontrak waktu dan

menentukan tempat untuk melakukan interaksi dengan klien,

menjelaskan tujuan pertemuan kedua yaitu melatih kemampuan pertama

yang dipilih klien, melatih klien menyapu lantai, memberikan

kesempatan pada klien untuk mencoba menyapu lantai, memonitor

pernyataan klien mengenai harga diri, mengeksplorasi pencapaian klien,

memberi pujian atas kegiatan yang telah klien lakukan, membantu klien

membuat jadwal kegiatan harian, mendukung aktivitas penerimaan klien

bahwa klien dapat melakukan apa yang orang lain lakukan, membuat

rencana pertemuan selanjutnya.

Page 72: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Implementasi hari kedua klien 2 dilakukan pukul 08.00 WIB yaitu

menggunakan pendekatan yang tenang, memontor pernyataan klien

mengenai harga diri, menyapa klien dan menanyakan perasaan klien hari

itu, menanyakan kegiatan yang dilakukan setelah bangun pagi,

mendampingi klien sarapan dan membereskan makan setelah makan,

mendampingi klien senam dan jalan-jalan disekitar bangsal, menjelaskan

kontrak waktu dan mennetukan tempat untuk melakukan interaksi

dengan klien, menjelaskan tujuan pertemuan kedua yaitu melatih

kemampuan pertama yang dipilih klien, melatih klien menyapu lantai,

memberikan kesempatan pada klien untuk mencoba menyapu lantai,

memberi pujian atas kegiatan yang telah klien lakukan, membantu klien

membuat jadwal kegiatan harian, memotivasi klien bahwa klien dapat

melakukan apa yang orang lain lakukan, membuat rencana pertemuan

selanjutnya.

c. Implementasi tanggal 10 Januari 2018

Implementasi hari ketiga pada klien 1 dilakukan mulai pukul

07.00 WIB yaitu menyapa klien dan menanyakan perasaan

klien,menggunakan pendekatan yang tenang, menanyakan kegiatan yang

dilakukan setelah bangun tidur, mendampingi klien sarapan pagi,

mendampingi klien senam dan jalan-jalan disekitar bangsal,

mengevaluasi peningkatan harga diri, melakukan kontrak waktu dan

menentukan tempat untuk interaksi, menjelaskan tujuan pertemuan yaitu

melatih kemampuan selanjutnya yang dipilih klien, melatih klien

Page 73: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

mengepel lantai, memberikan kesempatan klien melakukan mengepel

lantai, memberikan pujian kepada klien telah melakukan kegiatan

mengepel lantai, mengevaluasi perasaan klien setelah melakukan

mengepel lantai, mengisi jadwal kegiatan harian, membuat kontrak

pertemuan selanjutnya.

Implementasi hari ketiga pada klien 2 dilakukan mulai pukul

08.00 WIB yaitu menyapa klien dan menanyakan perasaan klien,

mengggunakan pendekatan yang tenang dengan klien, menanyakan

kegiatan yang dilakukan setelah bangun tidur, mendampingi klien

sarapan pagi, memonitor pernyataan klien mengenai peningkatan harga

diri, mengeksplorasi kritik diri pada klien, melakukan kontrak waktu dan

menentukan tempat untuk interaksi, menjelaskan tujuan pertemuan yaitu

melatih kemampuan selanjutnya yang dipilih klien, melatih klien

mengepel lantai, memberikan kesempatan klien melakukan mengepel

lantai, memberikan pujian kepada klien telah melakukan kegiatan

mengepel lantai, mengevaluasi perasaan klien setelah melakukan

mengepel lantai, mengisi jadwal kegiatan harian, membuat kontrak

pertemuan selanjutnya.

d. Implementasi tanggal 11 Januari 2018

Implementasi hari keempat pada klien 1 dimulai pukul 07.00 WIB

yaitu melakukan pendekatan yang tenang dengan klien, menyapa klien

dan menanyakan perasaan klien, menanyakan kegiatan pagi yang telah

dilakukan setelah bangun tidur, mendampingi klien sarapan pagi,

Page 74: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

mendampingi klien membereskan meja makan, mendampingi senam dan

jalan-jalan pagi disekitar bangsal, melakukan kontrak waktu dan tempat

untuk interaksi, mengevaluasi kegiatan yang sebelumnya,

mengeksplorasi pencapaian keberhasilan melakukan kegiatan yang telah

diajarkan, menjelaskan tujuan pertemuan kali ini yaitu melatih

kemampuan selanjutnya yang dipilih klien, melatih mencuci piring dan

menyetrika baju, memberikan kesempatan klien melakukan mencuci

piring dan menyetrika baju, memberi pujian klien atas kegiatan yang

dilakukan, mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi, memberikan reinforcement kepada klien atas

keikutsertaan klien dalam terapi aktivitas kelompok, mengevaluasi

perasaan klien mengenai kegiatan yang telah klien lakukan, mengisi

jadwal harian, membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya.

Implementasi hari keempat pada klien 2 dimulai pukul 08.00 WIB

yaitu melakukan pendekatan yang tennag, menyapa klien dan

menanyakan perasaan klien , menanyakan kegiatan pagi yang telah

dilakukan setelah bangun tidur, mendampingi klien sarapan pagi,

mendampingi klien membereskan meja makan, melakukan kontrak

waktu dan tempat untuk interaski, memonitor pernyataan klien mengenai

harga diri, menjelaskan tujuan pertemuan kali ini yaitu melatih

kemampuan selanjutnya yang dipilih klien, melatih mencuci piring,

memberikan kesempatan klien melakukan mencuci piring, memberi

pujian klien atas kegiatan yang dilakukan, mengikutsertakan klien dalam

Page 75: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi, memberikan reinforcement

kepada klien atas keikutsertaan klien dalam terapi aktivitas kelompok,

mengevaluasi perasaan klien mengenai kegiatan yang telah klien

lakukan, mengisi jadwal harian, membuat kontrak waktu pertemuan

selanjutnya.

e. Implementasi tanggal 12 Januari 2018

Implementasi hari kelima pada klien 1 pukul 08.00 WIB adalah

melakukan pendekatan yang tenang dengan klien, menyapa klien dan

menanyakan perasaan klien saat ini, menanyakan kegiatan yang telah

dilakukan setelah bangun tidur, mendampingi klien senam dan jalan-jalan

disekitar bangsal, membuat kontrak waktu dan tempat unuk melakukan

interaksi, menjelaskan tujuan pertemuan yaitu mengevaluasi semua

kegiatan positif yang telah klien lakukan, mengevaluasi kegiatan positif

yang telah klien lakukan sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah

dibuat, mengeksplorasi pernyataan klien mengenai harga diri,

mengeksplorasi pencapaian keberhasilan, memberikan renforcement atau

pujian positif, membantu klien mengidentifikasi tujuan jangka pendek

dan jangka panjang, mendukung aktivitas penerimaan klien, memotivasi

klien untuk terus mempertahankan kemampuan positif selama dirumah.

Implementasi kelima pada klien 2 pukul 09.00 WIB adalah

melakukan pendekatan yang tenang, menyapa klien dan menanyakan

perasaan klien saat ini, menanyakan kegiatan yang telah dilakukan

setelah bangun tidur, mendampingi klien senam dan jalan-jalan disekitar

Page 76: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

bangsal, membuat kontrak waktu dan tempat unuk melakukan interaksi,

menjelaskan tujuan pertemuan yaitu mengevaluasi semua kegiatan positif

yang telah klien lakukan, mengevaluasi kegiatan positif yang telah klien

lakukan sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah dibuat,

mendukung aktivitas penerimaan klien, berikan pujian terkait dengan

kemajuan klien,memotivasi klien untuk mensyukuri kemampuan yang

telah dimiliki dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki, memotivasi

klien untuk meningkatkan kondisinya selama diraat di rumah sakit.

6. Evaluasi

a. Evaluasi tanggal 08 Januari 2018

Evaluasi klien 1 dari implementasi yang dilakukan hari pertama

adalah klien mengatakan masih merasa kurang mampu membagi waktu

dalam pekerjaannya dan merasa tidak pandai, klien merasa kurang

mampu mengimbangiteman-temannya di rsj. Klien merasa tidak

mempunyai kemampuan positif yang sama seperti orang lain. Klien

mengatakan menyukai menanam tanaman hias.

Klien tampak murung saat bicara klien tampak sering menunduk

dan berbicara pelan. Klien tidak dapat mempertahankan kontak mata,

pandangan klien mudah beralih. Klien dapat membalas sapaan perawat

dan menyebutkan namanya dengan bersalaman dengan perawat.

Dari evaluasi tersebut maka masalah harga diri rendah belum

teratasi. Untuk itu perawat membuat lanjutan intervensi sebagai berikut :

1) Gunakan pendekatan yang tenang dengan klien

Page 77: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

2) Memonitor pernyataan klien mengenai harga diri

3) Eksplorasi kritik diri dalam klien

4) Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih pertama yaitu menyapu

lantai

5) Berikan kesempatan klien untuk melakukan kegiatan menyapu lantai

6) Evaluasi perasaan klien setelah latihan menyapu lantai

7) Bantu klien menyusun jadwal kegiatan harian

8) Beri reinforcement positif

Evaluasi pada klien 2 di hari pertama dari implementasi yang

telah dilakukan adalah klien mengatakan merasa bersalah dengan

suaminya karena menuduh suaminya, klien merasa tidak mampu menjadi

istri yang baik dan gagal merawat anaknya. Klien mengatakan dirinya

tidak mampu melakukan apa-apa seperti orang lain. Klien merasa tidak

mampu melakukan kegiatan positif seperti menyapu, mengepel dan

lainnya. Klien mengatakan menyukai memasak saat dirumah. Klien

tampak murung, kontak mata mudah beralih, suara keras, saat

berinteraksi pandangan klien mudah beralih, kliem mampu menyebutkan

nama dan menyapa balik perawat, klien tampak sering menunduk.

Masalah harga diri rendah belum teratasi. Intervensi selanjutnya adalah :

1) Gunakan pendekatan yang tenang kepada klien

2) Monitor pernyataan klien mengenai harga diri

3) Diskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien

Page 78: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

4) Latih klien melakukan kemampuan yang dipilih pertama yaitu

menyapu lantai

5) Beri kesempatan klien melakukan kegiatan menyapu lantai

6) Bantu klien menyusun jadwal kegiatan harian

7) Beri reinforcement positif kepada klien

8) Motivasi klien bahwa klien mempunyai kemampuan seperti orang lain

b. Evaluasi tanggal 09 Januari 2018

Evaluasi pada klien 1 di hari kedua setelah dilakukan

implementasi adalah klien mengatatakan masih terbayang-bayang

kegagalan dan kurang pandai mengatur pekerjaannya. Klien mengatakan

memiih kegiatan menyapu lantai. Klien mengatakan senang dapat

berlatih menyapu lantai. Klien tampak masih murung, ekspresi wajahnya

tampak datar, klien tampak dapat melakukan menyapu lantai, kontak

mata klien mudah beralih. Klien tampak tersenyum saat diberi pujian.

Masalah harga diri rendah belum teratasi. Intervensi selanjutnya ialah :

1) Gunakan pendekatan yang tenang dengan klien

2) Evaluasi pernyataan klien mengenani peningkatan harga diri

3) Latih klien melakukan kegiatan yang dipilih selanjutnya yaitu

mengepel lantai

4) Beri kesempatan klien melakukan kegiatan mengepel lantai

5) Evaluasi perasaan klien setelah berlatih mengepel lantai

6) Bantu klien mengisi jadwal kegiatan harian

7) Beri reinforcement atau pujian positif pada klien

Page 79: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

8) Buat kontrak pertemuan selanjutnya

Evaluasi pada klien 2 di hari kedua setelah dilakukan

implementasi adalah klien mengatakan masih merasa bersalah dengan

suami dan anaknya, klien mengatakan merasa gagal sebagai istri dan ibu

dari suami dan anaknya, klien mengatakan sedih jika teringat suami

anaknya, klien mengatakan menyukai memasak saat dirumah, klien

mengatakan senang dapat berlatih menyapu lantai. Klien memilih

kegiatan berlatih menyapu lantai sebagai kegiatan pertama, klien tampak

senang saat dilatih menyapu lantai, klien tampak menyapu lantai dengan

baik, kontak mata klien dengan perawat masih mudah beralih, klien

tersenyum saat diberi pujian. Masalah harga diri rendah klien 2 belum

teratasi. Intervensi selanjutnya adalah :

1) Gunakan pendekatan yang tenang dengan klien

2) Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan

harian

3) Evaluasi peningkatan harga diri pada klien

4) Eksplorasi adanya kritik diri pada klien

5) Latih kemampuan yang dipilih klien selanjutnya yaitu mengepel lantai

6) Beri kesempatan klien melakukan kegiatan mengepel lantai

7) Evaluasi perasaan klien setelah berlatih mengepel lantai

8) Bantu klien memasukkan kegiatan yang dilakukan dalam jadwal

kegiatan harian

Page 80: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

9) Beri reinforcement atau pujian positif motivasi klien bahwa klien

mempunyai kemampuan positif

10) Buat kontrak pertemuan selanjutnya

c. Evaluasi tanggal 10 Januari 2018

Evaluasi klien 1 pada hari ketiga setelah dilakukan implementasi

adalah klien mengatakan mulai memperbaiki diri dan belajar mengatur

waktu kerjanya. Klien mengatakan akan belajar agar melakukan kegiatan

positif. Klien mengatakan sesekali rindu dengan anak dan suaminya.

Klien mengatakan senang belajar mengepel lantai namun klien merasa

belum begitu bisa mengepel lantai. Klien tampak masih sedikit murung,

klien tampak senang berlatiih mengepel lantai, kontak mata mulai

bertahan, sesekali pandangan klien beralih, klien bicara pelan dan tenang,

klien tampak senyum saat diberi pujian. Masalah harga diri rendha

teratasi sebagian. Intervensi selanjutnya ialah :

1) Gunakan pendekatan yang tenang

2) Eksplorasi pencapaian keberhasilan klien melakukan kegiatan yang

telah diajarkan

3) Latih klien melakukan kemampuan positif selanjutnya yaitu mencuci

piring dan menyetrika baju

4) Beri kesempatan klien mencoba mencuci piring dan menyetrika baju

5) Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok

6) Evaluasi perasaan klien setelah melakukan kegiatan

7) Beri reinforcement atau pujian positif

Page 81: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

8) Bantu klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

Evaluasi pada klien 2 di hari ketiga setelah dilakukan

implementasi adalah klien mengatakan sudah tidak begitu merasa gagal

dan tidak begitu merasa bersalah dengan suami dan anaknya, klien

merasa sudah dapat seperti orang lain walau kemampuan yang dimiliki

sedikit dari orang lain, klien mengatakan melakukan menyapu lantai

setelah makan, klien mengatakan mau melakukan aspek positif

selanjutnya yaitu berlatih mengepel lantai, klien mengatakan tenang

setelah belajar mengepel lantai. Klien tampak lebih ceria dari

sebelumnya, klien tampak antusias untuk berlatih mengepel lantai,

kontak mata klien masih mudah beralih, klien tampak mampu melakukan

kegiatan mengepel lantai dengan baik, klien tersenyum saat diberi pujian.

Masalaah harga diri rendah klien 2 teratasi sebagian. Lanjutkan

inteversnsi sebagai berikut :

1) Gunakan pendekatan yang tenang

2) Evaluasi perasaan klien saat pertemuan

3) Latih klien melakukan kemampuan positif berikutnya yaitu mencuci

piring

4) Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok

5) Evaluasi perasaan klien setelah melakukan kegiatan

6) Bantu klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

7) Beri reinforcement atau pujian positif pada klien

Page 82: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

d. Evaluasi tanggal 11 Januari 2018

Evaluasi klien 1 setelah implementasi hari keempat adalah klien

mengatakan mulai menerima hidupnya dan belajar untuk mengatur

pekerjaannya, klien mengatakan melakukan kegiatan seuai jadwal

kegiatan hariannya, klien mengatakan senang melakukan kegiatan

mencuci piiring dan menyetrika baju, klien juga mengatakan senang

dapat ikut serta dalam terapi aktivitas kelompok. Klien tampak

melakukan kegiatan mencuci pirin dan menyetrika baju dengan baik,

klien tampak antusias mengikuti terapi aktivitas kelompok dari awal

sampai akhir, kontak mata mulai dipertahankan, suara klien mulai keras

dan tenang, klien tampak seenang diberi pujian. Masalah harga diri

rendah teratasi sebagian. Intervensi selanjutnya ialah :

1) Gunakan pendekatan yang tenang

2) Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai jadwal harian

3) Eksplorasi pernyataan klien mengenai harga diri

4) Eksplorasi pencapaian keberhasilan klien melakukan kegiatan yang

telah dilatih

5) Bantu klien mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan pendek

setelah keluar dari rumah sakit

6) Dukung aktivitas penerimaan klien

7) Motivasi mempertahankan aspek positif yang dimiliki klien

8) Berikan reinforcement atau pujian positif kepada klien

Page 83: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Evaluasi pada klien 2 setelah dilakukan implementasi hari

keempat adalah klien mengatakan tidak begitu sedih dan susah begitu

lebih baik perasaannya daripada kemarin, klien mengatakan telah

melakukan kegiatan harian, klien mengatakan senang mengikuti terapi

aktivitas kelompok, klien mengatakan senang dapat berlatih mencuci

piring. Klien tampak melakukan kegiatan mencuci piring dengan baik

dan benar, klien ikut serta dalam terapi kaktivitas kelompok dari awal

hingga akhir, klien tampak lebih ceria, kontak mata klien mulai dapat

dipertahankan,klien tampak dapat memulai pembicaraan dengan perawat,

klien tampak senang saat diberi pujian. Masalah harga diri rendah pada

klien 2 teratasi sebagian. Intervensi selanjutnya adalah :

1) Gunakan pendekatan yang tenang

2) Evaluasi perasaan klien

3) Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan

harian

4) Motivasi klien untuk melakukan kegiatan positif

5) Beri pujian terkait kemajuan klien

6) Motivasi untuk meningkatkan kondisi selama di rumah sakit

e. Evaluasi tanggal 12 Januari 2018

Evaluasi pada klien 1 setelah dilakukan implementasi hari kelima

adalah klien mengatakan dirinya lebih baik dan merasa telah dapat

memiliki kemampuan positif seperti orang lain, klien mengatakan sudah

melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang dibuat,

Page 84: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

klien mengatakan senang memiliki kemampuan seperti orang lain, klien

mengatakan akan mempertahankan kemampuan positifnya selama

dirumah. Klien terlihat mempertahankan kontak matanya, klien tampak

ceria dan senang, klien bersemangat untuk pulang, klien tersenyum saat

diberi pujian. Skor RSES didapatkan 18. Masalah harga diri rendah klien

1 teratasi, klien mendapat ijin dokter untuk pulang. Rencana selanjutnya

adalah pertahankan kondisi klien selama dirumah dan anjurkan untuk

kontrol ke rumah sakit.

Evaluasi pada klien 2 setelah implementasi hari kelima adalah

klien mengatakan sudah melakukan kegiatan harian sesuai dengan jadwal

kegiatan harian, klien mengatakan senang memiliki kemampuan seperti

orang lain, klien mengatakan senang memiliki kemampuan positif

sehingga dapat dibanggakan, klien mengatakan akan selalu melakukan

kegiatan positif. Klien tampak dapat mempertahankan kontak mata, lebih

ceria dan bersemangat, tampak lebih mau bergabung dengan teman

lainnya. Skor RSES didapatkan 17. Masalah harga diri rendah teratasi

sebagian. Rencana selanjutnya adalah melaporkan perkembangan klien 2

ke perawat bangsal dan pertahankan kondisi klien selama di rumah sakit.

B. Pembahasan

Pada bagian ini membahas mengenai temuan yang peneliti temukan dari

klien 1 dan klien 2 yang dapat mempengaruhi proses asuhan keperawatan

harga diri rendah di bangsal Arimbi RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang dan akan

Page 85: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

dibandingkan dengan sumber-sumber yang relevan. Temuan yang ditemui

oleh peneliti ada pada langkah pengkajian, diagnosa dan intervensi.

Pada saat melakukan pengkajian peneliti menemukan perbedaan respon

kemunikasi dari dua klien. Pada saat berkomunikasi dengan klien 1, klien 1

lebih mau terbuka dana mau menceritakan perasaannya. Sedangkan klien 2,

untuk menggali permasalahan yang dialami klien 2 tidak diungkapakan secara

detail, klien 2 tampak membatasi apa yang diungkapkan. Setelah

dianalisa,perbedaan respon komunikasi dapat dikarenakan oleh keunikan

individu seperti pendapat Gordon Alport bahwa setiap individu itu berbeda

antara individu satu dengan individu yang lain sehingga respon antara satu

klien dengan klien yang lain berbeda pada saat dilakukan pengkajian.

Kepribadian atau bentuk tingkaah laku individu juga mempengaruhi perbedaan

respon dari setiap individu. Menurut Jung (dalam Suryabrata,2008),

kepribadian manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu kepribadian terbuka

(ekstrovert) dan kepribadian tertutup (introvert). Individu dengan kepribadian

ekstrovert akan cenderung lebih mudah bersosial dan mudah percaya dengan

orang lain sehingga mudah mengungkapkan perasaaannya kepada orang lain,

sedangkan kepribadian introvert akan lebih cenderung untuk menyimpan

perasaan sendiri dan lebih rahasia. Pada klien 1 ditemukan keterbukaan untuk

mengungkapan apa yang dirasakan sedangkan klien 2 lebih membatasi apa

yang disampaikan. Penelitian lain oleh Johnson (dalam Hamdan Juwaeni,2009)

menunjukkan bahwa individu yang mampu dalam membuka diri akan dapat

mengungkapkan diri dengan tepat,terbukti dengan mampu menyesuaikan diri

Page 86: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

dan sebaliknya bagi individu yang sulit membuka diri akan kesulitan untuk

beradaptasi dengan lingkungannya. Solusi yang peneliti tawarkan ialah dengan

kolaborasi tes kepribadian seperti penelitian dari Sri Astuti (2006) bahwa

seseorang dapat mengalami kesulitan mengembangkan suatu kemampuan jika

dirinya belum mengetahui seperti apa kepribadian yang ia miliki, dengan

begitu dibutuhkan suatu tes kepribadian untuk mengetahui tipe kepribadian

yang dimilikinya. Selain itu, perbedaan skor dari pengkajian RSES kedua klien

menunjukkan adanya perbedaan tingkat harga diri rendah. Klien 1 mendapat

skor 13,sedangkan klien 2 mendapat skor 12. Skor yang hampir sama membuat

peneliti mengelompokan kedua klien kedalam tingkat harga diri rendah yang

sama. Solusi yang ditawarkan ialah disesuaikan dengan penggolongan tingkat

harga diri rendah seperti yang diungkapakn Feltzer Institue (2003), tingkat

keburukan harga diri rendah dapat dilihat dari perubahan kebiasaan yang

mencolok pada individu tersebut, namun juga dilihat dari hasil pengkajian

RSES dari individu tersebut. Pada individu dengan skor RSES 13-15

merupakan harga diri rendah dengan tingkat rendah,skor 9-1tergolong dalam

harga diri rendah dengan tingkat sedang, dan kurang dari 9 merupakan harga

diri rendah dengan tingkat keburukan yang tinggi.

Dalam menegakkan diagnosa dari kedua klien,peneliti mendapatkan

temuan karena perbedaan data yang menunjang dari kedua klien. Peneliti

mengalami kebimbangan dalam menegakkan diagnosa. Jika menegakkan

diagnosa keperawatan harga diri rendah situasional, didukung oleh konsep

NANDA 2015 yaitu munculnya persepsi negatif tentang makna diri sebagai

Page 87: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

respon terhadap situasi ini. Sedangkan untuk menegakkan diagnosa

keperawatan harga diri rendah kronik, menurut NANDA 2015 merupakan

evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemapuan diri yang

berlangsung lama. Dengan begitu pada klien 1 yang pernah mengalami

gangguan jiwa namun sempat sembuh dan mengalami lagi tetap dimasukkan ke

dalam diagnosa harga diri rendah situasional karena sesuai teori NANDA

bahwa perasaan negatif pada dirinya muncul sebagai respon pada saat itu pula

dan bukan suatu respon dalam jangka waktu yang lama meskipun pernah

mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Solusi dalam kebingungan

menegakkan diagnosa keperawatan seperti ini adalah dengan menyesuaikan

keadaan dan kondisi klien sesuai dengan batasan karakteristik yang ditetapkan

oleh buku diagnosa seperti penelitian Florensa (2009) bahwa untuk

menegakkan diagnosa NANDA disesuaikan dengan permasalahan yang

dihadapi oleh klien dan dikategorikan sesuai etiologi serta sympton. Nurjannah

(2017) juga menyebutkan bahwa penegakkan diagnosa keperawatan dapat

ditelusuri dengan pengidentifikasian data yang dialami klien yang bisa

diobservasi oleh perawat. Paans dkk (dalam Nurjannah,2017) menjelaskan

bahwa penegakkan diagnosa dapat tidak akurat karena berbagai faktor seperti

keparahan kondisi klien, implementasi taksonomi NANDA, jumlah klien yang

banyak dan lain sebagainya.

Dalam menyusun intervensi, temuan yang didapat peneliti dari kedua

klien ialah perbedaan respon hasil pengkajian kedua klien sehingga ada

kebingungan dalam menegakkan intervensi tujuan dan intervensi tindakan dari

Page 88: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

kedua klien. Menurut Florensa (2009), outcomes yang dirumuskan antara klien

satu dengan klien yang lain akan berbeda jika permasalahan yang dihadapi tiap

klien berbeda serta tujuan yang dirancang disesuaikan dengan keadaan klien

saat itu juga. Dengan rumusan tujuan yang berbeda dan kemampuan setiap

klien yang berbeda maka intervensi tindakan untuk setiap individu akan

berbeda pula. Penelitian Sulistyowati (2007) mengungkapkan bahwa NOC

digunakan sebagai cara untuk menggambarkan kriteria respon klien yang

diharapkan untuk keberhasilan asuhan keperawatan dari tindakan yang

diberikan, namun kriteria ini disesuaikan dengan kondisi klien sehingga dapat

diterima oleh lingkungannya. Menurut Gordon (dalam Sulistyowati,2007)

komponen paling penting dalam outcomes adalah pencapaian intervensi

keperawatan. Dari penelitian Sulistyowati (2007), rencana tindakan didesain

untuk membantu mencapai rencana tujuan atau kriteria hasil yang

diharapkan,rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan penyebab dari diagnosa

keperawatan. Sehingga solusi untuk mengatasi penentuan intervensi tujuan dan

intervensi tindakan yaitu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan klien serta

ditentukan tingkat keberhasilan pencapaian kriteria hasil yang akan dicapai.

C. Keterbatasan

Keterbatasan yang peneliti temui adalah peneliti tidak dapat

berkolaborasi tes kepribadian untuk menggali tipe kepribadian dari klien agar

mudah dalam memilih pendekatan seperti apa yang akan diigunakan saat

pengkajian.

Page 89: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 90: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

keperawatan dari pengkajian hingga evaluasi pada Ny.T dan Ny.Y dengan

masalah keperawatan harga diri rendah di bangsal Arimbi RSJ Prof. dr.

Soerojo Magelang telah menggambarkan secara jelas gambaran pengelolaan

kedua klien dengan masalah harga diri rendah.

Temuan yang didapat oleh peneliti pada saat melakukan pengkajian

adalah perbedaan respon antara klien 1 dan klien 2, dengan begitu solusi yang

ditawarkan oleh peneliti ialah dengan melakukan tes kepribadian untuk

memahami tipe seperti apakah klien. Dengan kolaborasi tes kepribadian maka

peneliti akan mudah menentukan cara pendekatan klien dengan masing-masing

tipe kepribadian. Perbedaan skor pengkajian RSES menunjukkan tingkat harga

diri rendah, sedangkan peneliti menggolongkan kedalam harga diri yang sama.

Solusinya, digolongkan sesuai dengan penggolongan tingkat harga diri rendah.

Temuan pada saat menegakkan diagnosa keperawatan ialah perbedaan

data penunjang kedua klien yang mmbuat kebimbangan peneliti untuk memilih

diagosa harga diri rendah situasional atau harga diri rendah kronik dikarenakan

salah satu klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Untuk itu solusi

yang ditawarkan adalah dengan menyesuaikan kondisi yang sesuai dengan

batasan karakteristk dari diagnosa.

Page 91: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Temuan pada saat menyusun intervensi adalah perbedaan hasil

pengkajian kedua klien yang menjadikan kebimbangan dalam menentukan

intervensi tujuan dan intervensi tindakan. Solusi yang ditawarkan ialah dengan

melihat kondisi yang sesuai dengan kriteria yang akan ditentukan dan

diharapkan akan tercapai.

Pada tahap evaluasi terdapat perubahan skore RSES dari kedua klien,

klien 1 mengalami perubahan dari skore 13 menjadi 18 dan klien 2 mengalami

perubahan skore dari 12 menjadi 17.

B. Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan pada saat melakukan pengkajian klien dengan harga diri

rendah dapat berkolaborasi dengan psikolog untuk mengetahui tipe

kepribadian klien sehingga pada saat melakukan pengkajian dapat

menentukan teknik yang tepat untuk klien tersebut. Serta dalam melakukan

pengkajian dan evaluasi pada klien dengan masalah harga diri rendah

supaya ditambahkan format RSES (Rosenberg’s Self Esteem Scale) untuk

menilai tingkat harga diri klien. Selain itu, dalam melaksanakan tindakan

keperawatan dapat menggunakan NOC sebagai rencana tujuan dan NIC

sebagai rencana tindakan.

2. Bagi peneliti lain

Dalam menegakkan diagnosa keperawatan menggunakan NANDA

diharapkan peneliti lain menggolongkan diagnosa untuk klien sesuai dengan

Page 92: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

batasan karakteristik dalam NANDA. Serta dalam mengkaji dan

mengevaluasi klien harga diri rendah dapat dengan menggunakan RSES

sebagai instrumen yang dapat membantu menganalisa tingkat harag diri

rendah.

Page 93: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek Gloria M, dkk. (2013). Nursing Intervensions Classification (NIC).

Edisi 6. Jakarta : Elvisier.

Damayanti, M. &Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung : PT

Refika Aditama.

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.Diakses pada tanggal 06

November 2017.

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%

202013.pdf

Dermawan, D. & Rusdi., (2013), Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja

Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Direja, A.H.S., (2011), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta: Nuha

Medika.

Hawari, D., (2012). Skizofrenia Pendekatan Holistik (BPSS) Bio-Psiko-Sosio-

Spiritual. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Herdman, T. Heather & Shigemi Kamitsuru. (2015). Diagnosa Keperawatan

Definisi &Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta : EGC.

Isidora,Ismiyati. (2017). Komunikasi Personal. Tidak dipublikasikan.

Kaplan.,Sadock. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta : EGC.

Keliat,Budi Anna dkk. (2012). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa : CMNH

(Intermediate Course). Jakarta : EGC

Moorhead Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi 5.

Jakarta : Elsivier.

Prabowo, Eko. (2014). Buku Ajar Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwanto,Teguh. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Rekam medis Bangsal Arimbi RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang.

Page 94: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Reynaldi, Garry. (2016). Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan

Harga Diri Rendah Di Rsjd Arif Zainudin Surakarta. Jurnal Keperawatan

Jiwa.

Rosenberg. (1965). Rosenberg self–esteem scale (Terjemahan). Diakses pada

tanggal 20 Desember 2017.

http://www.yorku.ca/rokada/psyctest/rosenbrg.pdf.

Stuart, Gail W. (2013). Buku Saku Keperawattan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.

Suerni, Titik., Budi Anna Keliat., Novy Helen C.D. (2013). Penerapan Terapi

Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di

Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013.

Jurnal Keperawatan Jiwa.

Suryaka (2014). Pengaruh Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Pasien Harga

Diri Rendah Terhadap Kemampuan Pasien Dalam Meningkatkan Harga

Diri. Jurnal Keperawatan Jiwa.

Suryani (2005). Komunikasi Terapeutik : Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC.

Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Wakhid, Abdul., Achir Yani S. Hamid., Novy Helena CD. (2013). Penerapan

Terapi Latihan Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga

Diri Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di

Rs Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan.

Yosep, Iyus. (2016). Keperawatan Jiwa.Edisi Revisi. Bandung : PT Refika

Aditama.

Yosep,Iyus & Titin Sutini. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance

Mental Health Nursing. Bandung : Pt Refika Aditama.

Page 95: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

Ruang rawat : Wisma Arimbi

Tanggal rawat : 26 Desember 2017

I. Identitas klien

Inisial : Ny. T (P)

Tanggal masuk : 26 Desember 2017

Tanggal pengkajian : 08 Januari 2018

Umur : 29 tahun

No RM : 34xxx

II. Alasan masuk

Klien dibawa ke RSJ. Prof dr. Soerojo Magelang oleh suaminya pada

tanggal 26 Desember 2017 pada pukul 07.20 WIB karena sudah kurang

lebih 4 hari klien tidak bisa tidur, sering menangis,dan merasa bingung,

klien ingin selalu diperhatikan oleh suami, anak dan keluarga besarnya,

klien berkeluyuran di masjid.

III. Faktor predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya ?

Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil

3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

Ya Tidak

Keterangan : adik klien mengalami halusinasi

4. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan

-

IV. Fisik

1. Tanda vital :

TD : 110 /80 mmHg

Nadi : 90 x/m

Suhu : 36.5 ᵒC

RR : 20 x/m

V

V

V

Page 96: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

2. Ukur : TB : 158 cm BB : 50 kg

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Keterangan : klien mengatakan terkadang gatal saat malam hari.

V. Psikososial

1. Genogram

2. Konsep diri

a. Gambaran diri : klien menyukai bentukk tubuhnya

b. Identitas diri :perempuan 29 tahun, bekerja sebagai asisten

apoteker, memiliki 1 suami dan 1 anak, tinggal bersama suami dan

anak

c. Peran : klien merasa bodoh dan tidak mampu mengelola

pekerjaannya

d. Ideal diri :klien ingin membuat taman untuk tanaman hias

e. Harga diri : klien merasa malu dan minder

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : suami dan anaknya

b. Peran kegiatan kelompok : ikut serta dalam arisan ibu-ibu

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien terkadang

merasa malu untuk berbicara dengan orang lain

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam

b. Kegiatan ibadah : klien sholat 5 waktu dan mengaji

VI. Status mental

1. Penampilan

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

V

Page 97: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Keterangan : Klien berpakaian rapi

2. Pembicaraan

Cepat Keras

Gagap Inkohoren

Apatis Lambat

Membisu tidak mampu memulai

Keterangan : klien berbicara pelan, kontak mata tampak berpindah

pindah

3. Aktivitas motorik

Lesu Tik

Tegang Grimasen

Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif

Keterangan : klien tampak sedikit lesu namun dapat beraktivitas biasa

4. Alam Perasaan

Sedih Khawatir

Ketakutan Gembira berlebihan

Putus asa

Keterangan : klien mengatakan rindu dengan keluarga dan merasa

sedih jika teringat

5. Afek

Datar Labil

Tumpul Tidak sesuai

Keterangan : klien tampak sedikit murung dan ekspresi wajah datar

V

V

V

V

V

Page 98: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Kontak mata (-)

Tidak kooperatif Defensif

Mudah tersinggung Curiga

Keterangan :klien kooperatif, kontak mata kurang

7. Persepsi

Pendengaran Pengecapan

Penglihatan Penghiduan

Perabaan

Keterangan : -

8. Proses Pikir

Sirkumtansial Flight of idea

Tangensial Blocking

Kehilangan Asosiasi Pengulangan pembicaraan

Keterangan :

9. Isi Pikir

Obsesi Depersonalisasi

Fobia Ide yang terkait

Hipokondria Pikiran Magis

Keterangan :

10. Waham

Agama Nihilistic

Somatik Sisip Pikir

V

V

V

Page 99: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Kebesaran Siar Pikir

Curiga Kontrol Pikir

Keterangan :

11. Tingkat Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Keterangan: klien tidak mengalami gangguan kesadaran

12. Orientasi

Waktu Tempat Orang

Keterangan : orientasi waktu tempat dan orang baik

13. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang

Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini

Konfabulasi

Keterangan: klien tidak mengalami gangguan memori

14. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Keterangan :klien tidak mengalami gangguan penilaian

15. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Keterangan : klien sudah menyadari akan penyakitnya

Page 100: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

VII. Kebutuhan pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantuan total

Keterangan :klien dapat melakukan kebutuhannya secara mandiiri

5. Istirahat dan Tidur

Tidur siang lama : 1,5 jam

Tidur malam lama : 7 jam

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya Tidak

Perawatan pendukung Ya Tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya Tidak

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 101: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

9. Kegiatan diluar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain Ya Tidak

VIII. Mekanisme koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Menciderai diri

Lainnya ________________ Lainnya ______________

IX. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik pergaulan dengan

teman yang suka mabuk

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik pekerjaan jauh dari orang tua

Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Keterangan : Klien merasa kurang mampu mengatur pekerjaannya

V

V

V

V

V

V

V

Page 102: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

X. Pengetahuan kurang tentang

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Coping Obat-obatan

Lainnya

XI. Aspek medis

Serequel 300 mg

V

Page 103: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

Ruang rawat : Wisma Arimbi

Tanggal rawat : 30 Desember 2017

XII. Identitas klien

Inisial : Ny. Y (P)

Tanggal masuk : 30 Desember 2017

Tanggal pengkajian : 08 Januari 2018

Umur : 30 tahun

No RM : 34xxx

XIII. Alasan masuk

Klien 2 dibawa ke RSJ. Prof. dr. Soerojo Magelang oleh ayahnya pada

tanggal 30 Desember 2017 pukul 13.00 WIB karena sudah kurang lebih 2

minggu klien murung, sering menangis sendiri, sulit makan dan tidak mau

keluar dari kamar.

XIV. Faktor predisposisi

5. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

Ya Tidak

6. Pengobatan sebelumnya ?

Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil

7. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

Ya Tidak

Keterangan :

8. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan

Klien pernah mengalami perceraian dengan suami yang pertama

XV. Fisik

4. Tanda vital :

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 65 x/m

Suhu : 36.3 ᵒC

RR : 20 x/m

5. Ukur : TB : 155 cm BB : 55 kg

V

V

V

Page 104: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

6. Keluhan fisik : Ya Tidak

Keterangan :

XVI. Psikososial

5. Genogram

6. Konsep diri

f. Gambaran diri : klien menyukai bentukk tubuhnya

g. Identitas diri :perempuan 30 tahun, baru melahirkan 3 bulan yang

lalu, pernah bekerja di garmen 2 tahun lalu, tinggal dengan orang

tua dan suami yang kedua

h. Peran : klien merasa bersalah dengan suaminya dan

merasa gagal jadi ibu dan istri

i. Ideal diri :klien ingin merawat bayinya dan meneruskan usaha

orang tuanya

j. Harga diri : klien merasa bersalah pada suami dan merasa

gagal sebagai ibu dan iistri

7. Hubungan sosial

d. Orang yang berarti : suami dan anaknya

e. Peran kegiatan kelompok : jarang keluar, dan tidak ikut kegiatan

masyarakat

f. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tampak

sering diam

8. Spiritual

c. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam

d. Kegiatan ibadah : klien sholat 5 waktu

Page 105: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

XVII. Status mental

16. Penampilan

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Keterangan : Klien berpakaian rapi

17. Pembicaraan

Cepat Keras

Gagap Inkohoren

Apatis Lambat

Membisu tidak mampu memulai

Keterangan : klien berbicara keras, tenang dan kontak mata tampak

berpindah pindah

18. Aktivitas motorik

Lesu Tik

Tegang Grimasen

Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif

Keterangan : klien tampak sedikit lesu dan kadang tampak bingung

namun dapat beraktivitas biasa

19. Alam Perasaan

Sedih Khawatir

Ketakutan Gembira berlebihan

Putus asa

Keterangan : klien mengatakan rindu dengan keluarga dan merasa

sedih jika teringat keluarganya

20. Afek

Datar Labil

V

V

V

V

Page 106: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Tumpul Tidak sesuai

Keterangan : klien tampak sedikit murung dan ekspresi wajah datar

21. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Kontak mata (-)

Tidak kooperatif Defensif

Mudah tersinggung Curiga

Keterangan :klien kooperatif, kontak mata kurang dan mudah

beralih

22. Persepsi

Pendengaran Pengecapan

Penglihatan Penghiduan

Perabaan

Keterangan : Klien tidak mengalami gangguan persepsi, pernah

mengalami halusinasi pendengaran

23. Proses Pikir

Sirkumtansial Flight of idea

Tangensial Blocking

Kehilangan Asosiasi Pengulangan pembicaraan

Keterangan :

24. Isi Pikir

Obsesi Depersonalisasi

V

V

V

V

Page 107: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Fobia Ide yang terkait

Hipokondria Pikiran Magis

Keterangan :

25. Waham

Agama Nihilistic

Somatik Sisip Pikir

Kebesaran Siar Pikir

Curiga Kontrol Pikir

Keterangan :

26. Tingkat Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Keterangan: klien tidak mengalami gangguan kesadaran

27. Orientasi

Waktu Tempat Orang

Keterangan : klien tidak mengalami gangguan orientasi,

berorientasi baik pada waktu, tempat dan orang

28. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang

Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini

Konfabulasi

Keterangan: klien tidak mengalami gangguan memori

29. Kemampuan penilaian

Page 108: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Keterangan : klien tidak mengalami gangguan penilaian

30. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Keterangan : klien mengerti tentang penyakitnya

XVIII. Kebutuhan pulang

10. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

11. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantuan total

12. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

13. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantuan total

Keterangan : klien melakukan kebutuhannya secara mandiri

14. Istirahat dan Tidur

Tidur siang lama : 1,5 jam

Tidur malam lama : 7 jam

15. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantuan total

16. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya Tidak

Perawatan pendukung Ya Tidak

V

V

V

V

V

V

Page 109: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

17. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak

Mencuci pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya Tidak

18. Kegiatan diluar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain-lain Ya Tidak

XIX. Mekanisme koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Menciderai diri

XX. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik pergaulan dengan

teman yang suka mabuk

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik pekerjan jauh dari orang tua

Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Page 110: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Keterangan : Klien mengatakan memiliki masalah dengan suaminya

XXI. Pengetahuan kurang tentang

Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Coping Obat-obatan

Lainnya

XXII. Aspek medis

Serequel 300mg

V

V

Page 111: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 112: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 113: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 114: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 115: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 116: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 117: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 118: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 119: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 120: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 121: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 122: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 123: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 124: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 125: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 126: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 127: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 128: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …
Page 129: LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA PADA …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas diri

1. Nama : Etika Wahyuningsih

2. NIM : P1337420515073

3. Tanggal lahir :10 Juli 1998

4. Tempat lahir : Kab. Magelang

5. Jenis kelamin : Perempuan

6. Alamat Rumah :

a. Kelurahan : Sawangargo

b. Kecamatan : Salaman

c. Kabupaten : Magelang

d. Propinsi : Jawa Tengah

7. Telpon :

a. Email : [email protected]

b. No.telpon : 085712435373

B. Riwayat pendidikan

1. Pendidikan SD di SD N Sawangargo, lulus tahun 2009

2. Pendiidkan SMP di SMP N 1 Salaman, lulus tahun 2012

3. Pendidikan SMA di SMA N 4 Magelang, lulus tahun 2015

Magelang, Maret 2018

Etika Wahyuningsih

P133742051073