Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

download Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

of 21

Transcript of Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    1/21

    DISKUSI KASUS

    SKIZOFRENIA PARANOID

    Oleh :

    Oleh:Bagus Aris Madani

    G 000 6054

    KEPANITERAAN KLINIK SMF/LAB. FARMASI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

    SURAKARTA

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    2/21

    2011

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. N

    Umur : 25 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : Kaplingan, Jebres, Surakarta

    Pekerjaan : tidak bekerja

    Status perkawinan : menikah

    Agama : Islam

    Suku : Jawa

    Pendidikan : SMEA (tidak tamat)

    Tanggal masuk RS : 3 Mei 2011

    Tanggal pemeriksaan : 6 Mei 2011

    II. RIWAYAT PSIKIATRI

    Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis

    pada tangal 6 Mei 2011. Alloanamnesis dilakukan kepada kakek dan

    nenek yang merawat pasien dari bayi hingga sekarang.

    A. Keluhan Utama

    Pasien berbicara ngelantur dan suka ngeluyur.

    B. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang diantar oleh kakek dan tetangga ke IGD RSJD

    Surakarta dengan keluhan pasien berbicara ngelantur dan suka

    ngeluyur sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit.

    Sejak kurang lebih 6 bulan setelah ditinggal suami pasien

    tinggal bersama kakek dan neneknya dan tidak bekerja. Dirumah

    2

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    3/21

    pasien sering diam dan menyendiri. Pasien juga sering mengeluh

    kepada kakek dan nenek tentang suaminya. Pasien mengeluh kenapa

    suaminya tidak setia seperti suami-suami yang lain. Untuk aktivitas

    sehari-hari seperti makan, minum, dan mandi pasien masih dapat

    melakukannya sendiri. Tetapi untuk membantu pekerjaan rumah

    seperti membersihkan rumah pasien melakukan jika disuruh lebih

    dahulu.

    C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    1. Riwayat gangguan psikiatri

    Dari keterangan kakek dan nenek, saat pasien duduk di kelas 3

    SMEA yaitu 1 bulan menjelang ujian akhir nasional pasien tiba-

    tiba memutuskan untuk berhenti sekolah. Sebelumnya pasien

    jatuh cinta dengan seorang pria dan pria tersebut ingin

    menikahinya tetapi tidak diperbolehkan oleh ayah tirinya dengan

    alasan masa depan suram. Karena kejadian itu, pasien dibawa ke

    Jakarta oleh ayah tiri dan ibunya sehingga tidak menyelesaikan

    sekolahnya.

    Setelah 3 tahun bekerja membantu ibunya, pasien mulai

    menunjukkan gangguan kejiwaan. Pasien sering menyendiri di

    kamar dan bicara sendiri. Pasien mengamuk dan berbicara kasar

    serta ngelantur, maka oleh keluarga pasien di pulangkan ke

    Jebres di rumah kakek dan neneknya. Selama beberapa hari

    dirumah pasien tidak mengalami perbaikan, kemudian oleh kakek

    diantar ke IGD RSJD Surakarta. Untuk pertama kalinya pasien

    dirawat inap di RSJD Surakarta (28 Agustus 2006). Selama

    kurang lebih sebelas hari di rawat inap, pasien dinyatakan sembuh

    dan dibawa pulang keluarga. Dirasa sudah sehat keluarga dan

    pasien tidak kontrol ataupun rawat jalan.

    Karena pasien telah sembuh maka pasien diajak ke Jakarta lagi

    oleh ibunya untuk membantu berjualan jamu. Namun hanya

    3

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    4/21

    bertahan 4 bulan pasien kambuh dan dipulangkan lagi ke rumah

    kakek dan neneknya. Pasien kembali di rawat inap di RSJD

    Surakarta (28 Mei 2008). Kemudian dinyatakan sembuh dan lagi-

    lagi tidak kontrol. Beberapa bulan setelah dinyatakan sembuh

    pasien dilamar tetangganya untuk dinikahi. Setelah menikah

    pasien dan suami kembali ke Jakarta. Karena di Jakarta pasien dan

    suaminya tidak bekerja dan dirasa malah menjadi beban maka

    pasien dan suaminya disuruh pulang ke Surakarta.

    Sekembalinya dari Jakarta suami pasien pergi dan tidak

    kembali sampai sekarang. Sejak saat itu pasien mulai

    mengeluhkan keadaan rumah tangganya. Dan akhirnya pasien

    kambuh lagi dan dirawat inap kembali di RSJD Surakarta pada

    tanggal 3 Mei 2011.

    2. Riwayat kondisi medis umum

    Riwayat asma : disangkal

    Riwayat kejang : disangkal

    Riwayat trauma kepala : disangkal

    3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

    Penggunaan zat psikoaktif disangkal oleh pasien maupun kakek

    dan neneknya.

    III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

    A. Prenatal dan Perinatal

    Pasien lahir secara normal pervaginam, cukup bulan, ditolong oleh

    dukun bayi.

    B. Masa anak awal (0-3 tahun)

    Setelah lahir, pasien hanya minum ASI dari ibunya selama 10 hari.

    Kemudian digantikan susu buatan dari neneknya sampai usia 5 tahun.

    4

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    5/21

    Ayah pasien meninggal dunia saat usia pasien baru 2 tahun. Tumbuh

    kembang anak sesuai dengan teman-teman sebayanya.

    C. Masa anak pertengahan (4-11 tahun)

    Pasien masuk sekolah sama seperti teman-teman sebayanya. Selama

    SD pasien adalah anak yang pendiam dan penurut serta tidak pernah

    tinggal kelas.

    D. Masa anak akhir (pubertas sampai remaja)

    Saat duduk di bangku SMP dan SMEA pasien adalah anak yang

    pendiam, rajin ke sekolah dan tidak pernah berpacaran seperti teman-

    teman yang lain.

    E. Masa dewasa

    1. Riwayat pendidikan

    Pasien tidak menyelesaikan pendidikan SMEAnya karena dibawa

    ayah tiri dan ibunya ke Jakarta.

    2. Riwayat pekerjaan

    Pasien pernah bekerja di Jakarta bersama ibunya (bejualan jamu).

    3. Riwayat perkawinan

    Pasien sudah menikah

    4. Riwayat agama

    Pasien memeluk agama Islam, dan rajin membaca Al-Quran.

    5. Riwayat psikoseksual

    Pasien tidak pernah mendapat kekerasan seksual pada masa anak-

    anak.

    6. Riwayat aktivitas sosial

    Sejak kecil pasien adalah anak pemalu dan kadang-kadang saja

    mengikuti kegiatan sosial di lingkungan rumahnya.

    7. Riwayat pelanggaran hukum

    Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.

    5

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    6/21

    8. Riwayat situasi sekarang

    Pasien tinggal besama kakek, nenek, dan adik perempuannya.

    F. Riwayat keluarga

    Pasien adalah anak pertama dari lima besaudara (2 saudara kandung, 3

    saudara seibu lain ayah). Terdapat riwayat gangguan serupa pada

    keluarga (ayah, adik kandung, dan paman).

    Pohon keluarga

    Keterangan Gambar :

    : lingkaran tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan

    : kotak tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki

    : tanda gambar menunjukkan pasien

    : blok hitam tanda gambar menunjukkan riwayat gangguan jiwa

    : tanda telah meninggal

    6

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    7/21

    IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

    A. Gambaran Umum

    1. Penampilan

    Seorang perempuan, tampak sesuai umur, berambut pendek, dan

    perawatan diri baik.

    2. Kesadaran

    Kuantitatif : compos mentis, GCS: E4V5M6

    Kualitatif : berubah

    3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

    Normoaktif

    4. Sikap terhadap Pemeriksa

    Kooperatif

    5. Pembicaraan

    Terdengar pelan tapi jelas, spontan dalam menjawab, dan sesuai

    pertanyaan.

    B. Alam Perasaan

    1. Mood : senang

    2. Afek : tumpul

    3. Keserasian : tidak serasi

    4. Empati : tidak dapat diraba-rasakan

    C. Fungsi Intelektual

    1. Taraf pendidikan : SMEA (tidak tamat)

    2. Daya konsentrasi : baik

    3. Orientasi : baik

    4. Daya ingat jangka panjang, pendek, segera : baik

    5. Pikiran abstrak : baik

    6. Bakat kreatif : -

    7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik

    7

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    8/21

    D. Gangguan Persepsi

    1. Halusinasi : halusinasi waham : melihat Nyi Roro Kidul

    2. Ilusi : tidak ditemukan

    3. Depersonalisasi dan derealisasi : tidak ditemukan

    E. Proses Pikir

    1. Arus pikir

    a. Produktivitas : berbicara spontan, menjawab sesuai

    pertanyaan.

    b. Kontinuitas : asosiasi baik

    c. Hendaya berbahasa : tidak ada

    2. Isi pikir

    Gangguan isi pikir: waham

    a. Waham Kebesaran :

    1) Pasien merasa memiliki kemampuan membedakan yang

    baik dan buruk dan bisa membaca suara hati seseorang.

    2) Pasien merasa ada cahaya yang masuk ke dalam dirinya

    (yang diyakini pasien sebagi wahyu) sehingga pasien

    memiliki kamampuan diatas.

    b. WahamBizzare

    1) Pasien merasa dia adalah anak Nyi Roro Kidul

    2) Pasien juga mengetahui budenya juga memiliki pesugihan,

    dan dirinya telah dijadikan tumbal sejak dalam kandungan.

    3) Pasien juga mengetahui ayah kandungnya meninggal

    karena dijadikan tumbal pesugihan yang dilakukan

    budenya.

    4) Pasien juga mengetahui bahwa ayah tirinya mengguna-

    gunai (pelet) ibunya.

    c. Waham kejar:

    1). Pasien merasa selalu diawasi oleh ayah tirinya

    8

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    9/21

    2). Pasien mengetahui ayah tirinya mempunyai ilmu hitam dan

    selalu ingin menggunakan ilmu hitamnya kepada dirinya

    meskipun ayah tirinya berada di Jakarta.

    3. Bentuk : non realistik

    F. Pengendalian Impuls

    Pengendalian impuls pasien tidak terganggu.

    G. Daya Nilai

    a. Norma sosial : baik

    b. Uji daya nilai : baik

    c. Penilaian realitas : terganggu

    H. Tilikan

    Derajat I. Pasien menyangkal penuh bahwa dirinya sakit.

    I. Taraf Dapat Dipercaya

    Secara keseluruhan dapat dipercaya.

    V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

    A. Pemeriksaan fisik

    1. Status Interna

    Keadaan umum baik

    Vitalsign :

    Tekanan darah: 100/80 mmHg

    Frekuensi nadi: 96 x/menit

    Suhu : 36,5 0C

    Frekuensi pernapasan : 22 x/menit

    Cor dan Pulmo dalam batas normal

    Abdomen: hati dan lien tidak teraba

    Ekstremitas : dalam batas normal

    9

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    10/21

    2. Status Neurologis

    Dalam batas normal

    B. Laboratorium

    Tanggal 5 Oktober 2010 :

    Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

    WBC 4.1 g/dl 4.1 10.9

    Hct 37.1 % 37-51

    Jumlah eritrosit 4.49 (106/L) 4,20-6,30

    Jumlah trombosit 265 (103/L) 140-440

    GDS 108 mg/dl

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    11/21

    Dari Riwayat Kehidupan Pribadi :

    Pasien hanya mendapat ASI dari ibunya selama 10 hari. Dari bayi hingga

    dewasa pasien tinggal bersama kakek, nenek, dan adik perempuannya.

    Pasien ditinggal pergi ayah kandung (meninggal dunia) ketika umur 2

    tahun. Pasien seorang yang pemalu dan lebih suka berdiam di rumah.

    Dari pemeriksaan status mental :

    Kesadaran kuantitaif compos mentis, kualitatif berubah, psikomotor

    normoaktif, mood senang, afek tumpul, keserasian: tidak serasi, daya

    konsentrasi dan pikiran abstrak baik, ditemukan halusinasi waham,

    waham kebesaran, waham bizzare dan waham kejar, arus pikir :

    produktivitas spontan; menjawab sesuai pertanyaan, kontinuitas asosiasi

    baik, penilaian reliatas buruk, tilikan derajad I. Pada pemeriksaan status

    interna dan neurologis dalam batas normal. Laboratorium dalam batas

    normal.

    VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

    Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan kesehatan dan keluarga

    yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan

    (distress) dan hendaya (impairment) dalam melakukan aktifitas kehidupan

    sehari-hari, fungsi pekerjaan dan perawatan diri. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.

    Diagnosis axis I

    Pada pemeriksaan fisik dan neurologis serta wawancara dengan

    keluarga pasien, tidak ditemukan adanya kelainan yang dapat

    mengakibatkan terjadinya penyakit pada pasien saat ini. Sehingga

    diagnosis gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

    Dari wawancara tidak didapatkan riwayat penggunaan zat-zat aditif

    dan psikoaktif sebelumnya, sehingga diagnosis gangguan mental dan

    perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.

    11

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    12/21

    Pada pemeriksaan status mentalis didapatkan kesadaran kuantitaif

    compos mentis, kualitatif berubah, psikomotor normoaktif, mood senang,

    afek tumpul, keserasian: tidak serasi, daya konsentrasi dan pikiran abstrak

    baik, ditemukan halusinasi waham, waham kebesaran, waham bizzare,

    dan waham kejar. arus pikir : produktivitas spontan; menjawab sesuai

    pertanyaan, kontinuitas asosiasi baik, penilaian reliatas buruk, tilikan

    derajad I. Pada pemeriksaan status interna dan neurologis dalam batas

    normal. laboratorium dalam batas normal.

    Berdasarkan data-data tersebut, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ-

    III untuk axis I ditegakkan diagnosa: F.20.0 Skizofrenia Paranoid.

    Dengan DD F.20.5 Skizofrenia Residual

    Axis II ciri kepribadian premorbid :

    Berdasarkan wawancara dengan anggota keluarga, dimana pasien

    mempunyai perilaku pendiam, penurut, lebih suka berdiam di rumah,

    tidak pernah berpacaran seperti yang lain, terlalu memikirkan

    kritik/cemoohan orang lain. Dengan demikian didapatkan ciri kepribadian

    premorbid cemas (menghindar).

    Pada Axis III tidak ada diagnosa.

    Pada Axis IV didapatkan diagnosis

    - Masalah keluarga : kurang kasih sayang orang tua,

    ditinggalkan suami.

    - Masalah ekonomi : pasien dan suami yang tidak bekerja.

    Pada Axis V GAF current 60-51

    VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

    Aksis I : F.20.0 Skizofrenia Paranoid

    Aksis II : ciri kepribadian premorbid : cemas (menghindar)

    12

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    13/21

    Aksis III : tidak ada diagnosa

    Aksis IV : masalah keluarga, masalah ekonomi

    Aksis V : GAF current 60-51

    IX. DAFTAR MASALAH

    a. psikologik : adanya gangguan kesadaran kualitatif,

    persepsi, arus pikir, isi pikir, dan daya nilai realitas.

    b. masalah keluarga : kurang kasih sayang orang tua,

    ditinggalkan suami.

    c. masalah ekonomi : pasien dan suami tidak bekerja.

    X. PROGNOSIS

    Prognosis yang meringankan:

    1. Kakek yang selalu berinisiatif untuk membawa pasien berobat.

    2. Faktor pencetus yang jelas.

    Prognosis yang memberatkan :

    1. Pasien ditinggalkan suami.

    2. Riwayat gangguan kejiwaan dalam keluarga.

    3. Kondisi ekonomi keluarga.

    Prognosis :

    Quo ad vitam : bonam

    Quo ad sanam : dubia ad malam

    Quo ad fungsionam : dubia ad malam

    13

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    14/21

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    15/21

    Penulisan resep:

    R/ Largactil tab. mg 100 No. III

    S 1dd tab. I

    Pro. Ny. N (25 th)

    R/ Dores tab. mg 5 No. VI

    S 3dd tab. I

    Pro. Ny. N (25 th)

    R/ Valium tab. mg 5 No. VI

    S 3dd tab. I

    Pro. Ny. N (25 th)

    R/ Artane tab. mg 2 No. VI

    S 3dd tab. I

    Pro. Ny. N (25 th)

    15

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    16/21

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    17/21

    perubahan yang kon sisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan

    dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai

    hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap

    larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial. (Rusdi,

    2002)

    3. Klasifikasi

    Perjalanan gangguan skizofrenik dapat diklasifikasikan

    dengan menggnakan kode lima karakter berikut:

    a. F20.x0 Berkelanjutan

    b. F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif

    c. F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil

    d. F20.x3 Episodik berulang

    e. F20.x4 Remisi tak sempurna

    f. F20.x5 Remisi sempurna

    g. F20.x8 Lainnya

    h. F20.x9 Periode pengamatan kurang dari satu tahun

    (Rusdi, 2002)

    B. Klorpromazin (CPZ)

    1. Farmakodinamik

    a. SSP

    CPZ menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh tak

    acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada pemakaian lama

    dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Timbulnya sedasi

    tergantung dari status emosional penderita sebelum minum

    obat. (Sulistia, 2005)

    b. Otot rangka

    CPZ dapat menimbulkan relaksasi otot skelet yang berada

    dalam keadaan spastik. (Sulistia, 2005)

    17

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    18/21

    c. Efek endokrin

    CPZ menghambat ovulasi dan menstruasi, serta sekresi

    ACTH. Efek terhadap sistem endokrin ini terjadi berdasarkan

    efeknya terhadap hipotalamus. (Sulistia, 2005)

    d. Kardiovaskular

    CPZ dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa hal.

    (Sulistia, 2005)

    2. Farmakokinetik

    Pada umumnya semua fenotiazin diabsorbsi dengan baik

    bila diberikan peroral maupun parenteral. (Sulistia, 2005)

    3. Efek samping

    Batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini cukup

    aman. Efek samping umumnya merupakan efek perluasan

    farmakodinamiknya. Mungkin dapat terjadi reaski idiosinkrasi.

    (Sulistia, 2005)

    4. Sediaan

    CPZ tersedia dalam bentuk tablet 25/100 mg dan larutan

    suntik 25 mg/ml. Larutan CPZ dapat berubah warna menjadi

    merah jambu pada pengaruh cahaya. (Sulistia, 2005). Dalam kasus

    ini digunakan preparat Largactil 1 x 100 mg. (ISFI, 2007).

    C. Haloperidol

    1. Farmakodinamik

    Pada orang normal, efek haloperidol mirip fenotiazin

    piperazin. Haloperidol memperlihatkan antipsikotik yang kuat dan

    efektif untuk fase mania penyakit manik depresif dan skizofrenia.

    (Sulistia, 2005)

    2. Farmakokinetik

    Haloperidol cepat diserap dari saluran cerna. Kadar puncak

    dalam plasma tercapai dalam waktu 2-6 jam. Ekskresi lambat

    melalui ginjal. (Sulistia, 2005)

    18

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    19/21

    3. Efek samping

    Menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insidens yang

    tinggi, terutama pada penderita usia muda. Haloperidol sebaiknya

    tidak diberikan pada wanita hamil sampai terlihat bukti bahwa

    obat ini tidak menimbulkan efek teratogenik. (Sulistia, 2005)

    4. Sediaan

    Dalam kasus ini digunakan preparat Dores 3 x 5 mg. (ISFI,

    2007).

    D. Diazepam

    1. Farmakodinamik

    Mekanisme kerja diazepam merupakan potensiasi inhibisi

    neuron dengan GABA sebagai mediatornya. Efek farmakodinamik

    lebih luas daripada efek meprobamat dan barbiturat. (Sulistia,

    2005)

    2. Farmakokinetik

    Setelah pemberian peroral, diazepam mencapai kadar

    tertinggi dalam 8 jam dan tetap tinggi selama 24 jam. Ekskresi

    melalui ginjal lambat. (Sulistia, 2005)

    3. Efek samping

    Peningkatan hostilitas dan iritabilitas dan mimpi-mimpi

    hidup dan mengganggu kadang-kadang dikaitkan dengan

    pemberian diazepam. Efek yang unik adalah perangsangan nafsu

    makan, yang mungkin ditimbulkan oleh derivat benzodiazepin ini

    secara mental. (Sulistia, 2005)

    4. Sediaan

    Diazepam tersedian dalam bentuk tablet 5 dan 10 mg.

    Dalam kasus ini digunakan preparat Valium 3 x 5 mg. (ISFI,

    2007).

    19

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    20/21

    E. Triheksifenidil

    1. Farmakodinamik

    Obat ini terutama berefek sentral. Khususnya bermanfaat

    terhadap Parkinsonisme akibat obat. Misalnya oleh neuroleptik,

    termasuk juga antiemetik turunan fenotiazin, yang menimbulkan

    gangguan ekstrapiramidal akibat blokade reseptor DA di otak.

    Triheksifenidil juga memperbaiki gejala beser ludah (sialorrhea)

    dan suasana perasaan (mood). (Sulistia, 2005)

    2. Farmakokinetik

    Tidak banyak diketahui tentang farmakokinetik obat ini.

    Kadar puncak triheksifenidil tercapai setelah 1-2 jam. Masa paruh

    eliminasi terminal antara 10 dan 12 jam. (Sulistia, 2005)

    3. Efek samping

    a. Sentral

    Ataksia, disartria, hipertermia, amnesia, delusi, halusinasi,

    somnolen, dan koma. (Sulistia, 2005)

    b. Perifer

    Sama dengan atropin. (Sulistia, 2005)

    4. Sediaan

    Tersedia triheksifenidil tablet 2 dan 5 mg. Dalam kasus ini

    digunakan preparat Artane 3 x 2 mg. (ISFI, 2007).

    20

  • 8/6/2019 Diskusi Kasus SKIZOFRENIA

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    ISFI, 2007, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Jakarta: PT. Ikrar

    Mandiriabadi

    Rusdi Maslim, 2002, Diagnosis Gangguan Jiwa, Jakarta: PT. Dian

    Rakyat

    Sulistia G. Ganiswara, 2005, Farmakologi dan Terapi, Jakarta: Bagian

    Farmakologi FKUI