Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

22
I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. H Usia : 40 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Perguruan tinggi, tidak selesai. Status : Belum menikah Pekerjaan : Tidak bekerja II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Mei 2013, pukul 10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan. A. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan obat yang dikonsumsi sudah habis. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien sudah tidak minum obat selama 2 bulan. Saat ini pasien mengeluh isi pikirannya masih terasa kacau dan perasaanya terasa tidak karuan terutama sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku kadang masih mendengar suara- suara atau bisikan yang terasa menghantam ke kepala dan 1

description

uro

Transcript of Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

Page 1: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. H

Usia : 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : Perguruan tinggi, tidak selesai.

Status : Belum menikah

Pekerjaan : Tidak bekerja

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Mei 2013, pukul

10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin dan

obat yang dikonsumsi sudah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan untuk kontrol rutin dan

karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien sudah tidak minum obat selama 2

bulan. Saat ini pasien mengeluh isi pikirannya masih terasa kacau dan perasaanya

terasa tidak karuan terutama sejak 2 bulan terakhir. Pasien mengaku kadang masih

mendengar suara-suara atau bisikan yang terasa menghantam ke kepala dan dadanya.

Suara-suara bisikan tersebut yang menyuruh pasien untuk berbuat jahat, dan

menyuruh melakukan hal durhaka terhadap Allah. Suara-suara tersebut muncul tiba-

tiba dan menghilang sendiri bila pasien tidak melawan atau menantang. Suara juga

makin jelas terdengar bila pasien merasa kesal dan marah terhadap suara tersebut.

Awalnya pasien sering menantang suara-suara tersebut, namun ketika dilawan suara

tersebut semakin jelas dan makin mengganggu. Bila pasien sedang bengong atau

diam, suara-suara itu tiba-tiba datang dan terdengar dari segala arah baik dari depan,

belakang, samping, atas, dan bawah. Keluhan pertama kali dirasakan sekitar 6 tahun

lalu, yaitu saat pasien sedang duduk menonton TV, tiba-tiba terdengar suara-suara

atau bisikan pada telinganya.

1

Page 2: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

Pasien juga mengaku sekitar 3 bulan lalu, saat pasien sedang mandi terdengar

suara tetesan air di ember seperti mengejek dan menyindir pasien yaitu mengatakan

pasien goblok dan bego. Suara-suara itu membuat pasien merasa diperintah dan bila

tidak dituruti, pasien merasa akan disakiti. Suara-suara kadang juga terdengar saat

pasien sedang tidur. Suara-suara tersebut dapat menyerupai suara teman, saudara, dan

tetangga sehingga pasien merasa dirinya sedang dipantau atau diawasi oleh mereka.

Pasien juga sering melihat bayangan-bayangan hitam yang tidak jelas

Selain mendengarkan suara-suara, pasien juga mengeluh seperti ada orang

yang berniat jahat terhadap dirinya. Dan bila pasien berada di tempat ramai, pasien

merasa dilihat oleh orang-orang dan orang-orang mengetahui isi pikiran dan

perasaannya. Pasien juga kadang merasa perasaanya dikontrol dan dipengaruhi oleh

orang lain dan pikirannya terasa ada yang menutup bial berpikir lama. Pasien

menyangkal bahwa pikirannya dikendalikan orang lain dan juga menyangkal

pikirannya diserap atau diambil orang sehingga pasien merasa pikirannya kosong.

Pasien juga mengaku saat menonton televisi, tidak merasa pembawa acara tv

mengejek dirinya. Selain itu pasien juga mengeluh kadang suka marah-marah dengan

emosi yang sulit dikendalikan. Pasien pernah mengamuk dan menghancurkan barang-

barang di dalam rumah. Pasien juga sering merasa bahwa dirinya seperti bukan

dirinya sendiri namun pasien tidak pernah merasa saat bercermin melihat sosok diri

bukan dirinya sendiri. Pasien juga mengaku tidak pernah merasa lingkungan berubah

menjadi lebih senpit, luas atau berbeda dari biasanya.

Pasien juga mengungkapkan bahwa masih merasakan di tubuhnya seperti

dirayapi semut. Namun pasien mengaku tidak pernah merasakan rasa makanan yang

berbeda dari biasanya pada indera pengecapannya. Pasien mengatakan tidak pernah

merasakan menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan

lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Pasien mengaku

tidak memiliki keluhan sulit tidur.

Pasien mulai berobat di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan sejak 5 tahun

yang lalu dan mendapat obat yang rutin diminum. Namun pasien pernah pindah

berobat beberapa kali di RSCM dan juga di RS Grogol. Saat ini pasien merasa obat

yang diberikan sudah cocok.

Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala, Pasien juga

mengungkapkan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama

seperti pasien. Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi alcohol dan

2

Page 3: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

memiliki riwayat mencoba menggunakan zat psikotropik (NAPZA). Namun pasien

memiliki riwayat pernah merokok.

Saat ini suasana perasaan pasien biasa-biasa saja tetapi ada rasa tak menentu,

ingin marah, dan kebingungan. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari

untuk menjaga higienitas dirinya sendiri seperti mandi sendiri Pasien juga melakukan

beberapa pekerjaan rumah di antaranya mencuci, mengepel, juga kadang-kadang

memasak membantu ibunya di rumah. Sehari-hari pasien hanya tinggal di rumah.

Tidak ada masalah dalam nafsu makan pasien. Saat ini pasien tidak bekerja.

Sebelumnya pasien pernah bekerja di perusahaan penerbitan 7 tahun yang lalu, namun

pasien berhenti bekerja karena pada waktu resesi ekonomi, perusahaan ditutup.

Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien belum menikah. Saat

ini pasien tinggal di rumahnya bersama ibunya. Rumah tinggal adalah rumah milik

pribadi. Ayah pasien telah meninggal sejak tahun 1996. Setelah ayah meninggal,

pasien masih sehat dan masih bekerja. Kedua adik pasien juga sudah meninggal saat

berusia 5 tahun dan 13 tahun. Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak

ada penyulit selama masa kandungan maupun proses persalinan. Pasien juga tidak

memiliki kelainan bawaan atau cacat bawaan lahir. Pasien menjalani pendidikan

sampai tingkat akhir perguruan tinggi jurusan hukum, tetapi tidak menyelesaikan

skripsinya.

Hubungan pasien dengan anggota keluarga terutama ibu pasien dan beberapa

keluarga dekat terjalin baik. Namun pasien tidak dapat mencurahkan perasaanya

tentang penyakitnya dengan ibunya karena ibunya keberatan untuk mendengarkan dan

menyarankan untuk ke dokter saja. Sedangkan pasien juga tidak bisa mencurahkan

perasaanya kepada teman atau tetangga karena takut dianggap berbeda dari orang

normal. Pasien nasih dapat bersosialisasi dengan tetangganya dan kadang masih

berkontak dengan teman-teman lewat telepon atau sekedar sms. Pasien juga pernah

mengikuti kegiatan di masyarakat seperti kerja bakti. Sebelum sakit, pasien mengaku

pergaulan dengan lingkungan sekitar juga baik dan pasien punya banyak teman.

Untuk biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan dari uang pensiunan

ibunya. Pasien seorang pemeluk agama Islam dan sholat 5 waktu. Pasien juga

mengatakan dia rutin Sholat jumat di masjid bila rasa sakit sedang tidak kambuh.

Namun bila kambuh, pasien langsung pulang ke rumah.

Pada saat anamnesa terlihat intelektual pasien cukup baik yaitu saat ditanya

siapa gubernur DKI Jakarta, pasien dapat menjawab dengan benar, begitu juga saat

3

Page 4: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

ditanya siapa presiden RI, saat ditanya peribahasa yaitu air susu dibalas dengan air

tuba, pasien dapat menjawab dengan benar. Penilaian terhadap waktu, tempat, situasi

dan personal juga baik. Penilaian terhadap ingatan jangka panjang, pendek, dan segera

juga baik, terbukti dengan pasien masih dapat bercerita tentang sekolahnya, dan

pasien datang ke rumah sakit dengan kendaraan umum, dan dapat mengingat dan

mengulang nama lima benda yang dicontohkan oleh pemeriksa. Saat ditanyakan tiga

keinginan atau cita-cita yang ingin dipenuhi pasien saat ini adalah ingin segera

sembuh dan suara-suara bisikan itu segera hilang, bekerja kembali dan membantu

ibunya.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

2. Riwayat Gangguan Medik

Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol, ada riwayat

merokok.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Pranatal

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya

penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya

sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan dan

perkembangannya.

3. Riwayat Masa Akhir Anak – Anak

Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan

sosial.

4. Riwayat Pendidikan

Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan sampai tingkat akhir

perguruan tinggi namun tidak menyelesaikan skripsi

4

Page 5: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

5. Riwayat pekerjaan

Pasien pernah bekerja di perusahaan penerbitan kurang lebih 7 tahun yang lalu

namun berhenti karena resesi dan perusahaan ditutup

6. Riwayat agama

Pasien seorang pemeluk agam Islam dan menjalankan sholat 5 waktu bila

pasien sedang tidak kambuh sakitnya.

7. Aktivitas sosial

Pasien melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mengepel, makan,

tidur, dan kadang-kadang memasak. Pasien pernah menjalankan aktivitas

sosial di luar rumah seperti mengikuti kerja bakti. Dan pasien masih dapat

bersosialisasi dengan tetangga.

E. Hubungan dengan keluarga

Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin baik, Keluarga pasien juga

mendukung pasien untuk sembuh. Tetapi ibu pasien keberatan untuk mendengar

keluh kesah pasien tentang penyakitnya.

F. Riwayat Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien

G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien seorang laki-laki, berusia 40 tahun, berstatus belum menikah, anak pertama

dari tiga bersaudara, kedua adik dan ayahnya sudah meninggal. Saat ini tinggal

bersama ibu pasien. Rumah tinggal adalah rumah pribadi milik sendiri. Untuk

biaya hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien diperoleh dari pensiunan

ibunya.

H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Pasien saat ini memiliki keinginan untuk cepat sembuh dari penyakitnya, bekerja

kembali dan membantu ibunya.

5

Page 6: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pasien laki-laki usia 40 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,

ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, rambut ikal

berwarna hitam, dan warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran

Kesadaran umum : Compos Mentis.

Kontak psikis : Baik

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Cara berjalan : Baik.

Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata cukup baik,

tidak ada gerakan involunter dan pasien dapat fokus dan menjawab

pertanyaan dengan baik.

4. Pembicaraan

Kuantitas : Baik, pasien mampu mengungkapkan isi

hatinya dengan cukup jelas.

Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal,

artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat

dimengerti.

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.

B. KEADAAN AFEKTIF

1. Mood : Alam perasaan biasa saja

2. Afek : Luas

3. Keserasian : Mood dan afek serasi.

4. Empati : Pemeriksa tidak dapat meraba rasakan perasaan pasien

saat ini.

6

Page 7: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Taraf pendidikan

Pasien mengaku sekolah sampai Perguruan Tinggi jurusan hukum tetapi

tidak melanjutkan skripsi.

Pengetahuan umum

Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang

siapa presiden RI saat ini dan gubernur DKI Jakarta saat ini

2. Daya konsentrasi

Kurang baik. Pasien mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100-7 = 93,

namun saat ditanya 93-7 pasien tidak dapat menjawab karena merasa

pikirannya tertutup oleh sesuatu.

3. Orientasi

Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu pagi hari.

Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di

poliklinik psikiatri RS. Persahabatan.

Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.

Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan

diperiksa oleh dokter.

4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien masih dapat mengingat dimana dia sekolah.

Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan kendaraan umum

ditemani oleh ibunya

Daya ingat segera

Baik, pasien dapat mengulang kembali lima benda yang disebutkan oleh

pemeriksa secara berurutan.

Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien dapat mengerti makna dari Pribahasa “air susu dibalas dengan air

tuba” yang diberikan oleh pemeriksa.

7

Page 8: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

6. Bakat kreatif

Pasien tidak memiliki bakat kreatif

7. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien masih dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu

mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi :

1. Halusinasi auditorik, pasien mengaku sering

mendengar suara-suara yang menyuruh pasien berbuat

jahat dan suara-suara mengejek

2. Halusinasi visual, pasien pernah melihat bayangan

bayangan hitam yang tidak jelas

3. Halusinasi taktil, pasien merasa tubuhnya seperti

dirayapi semut

Ilusi : tidak terdapat ilusi pada pasien.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Terdapat depersonalisasi pada pasien. Pasien mengaku

sering merasa bawa dirinya bukanlah dirinya yang

sebenarnya

Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.

E. PROSES PIKIR

1. Arus Pikir

Produktivitas : Baik, pasien cukup cepat respon dalam menjawab

pertanyaan,

Kontinuitas : Baik, koheren.

Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Tidak ada preokupasi.

Gangguan pikiran :

1. Waham kejar, pasien merasa ada yang berniat

jahat terhadap dirinya

8

Page 9: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

2. Thought of broadcasting, pasien merasa orang

lain dapat mendengar isi pikirannya

3. delusion of control, pasien merasa suara-suara

tersebut berusaha mengendalikan dirinya

4. delusion of influence, pasien merasa suara-suara

tersebut mempengaruhi dirinya

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara

dengan baik.

G. DAYA NILAI

1. Norma Sosial

Pasien masih dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya

bila sedang tidak kacau pikirannya.

2. Uji Daya Nilai

Baik, pasien dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika ada

anak kecil di pinggir jalan ingin menyeberang, pasien menjawab akan

mebantu.

3. Penilaian realitas

Terdapat gangguan dalam menilai realita, karena pasien memiliki waham

kejar, thought of broadcasting, delusion of control, delusion of influence,

halusinasi auditorik, visual, dan taktil

H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu pasien menyadari bahwa

dirinya sedang sakit dan ingin sembuh

I. TILIKAN / INSIGHT

Tilikan derajat 6, pasien menyadari sepenuhnya dia sakit dan pasien ingin sembuh

J. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat

dipercaya, dan konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

9

Page 10: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

1. Keadaan umum : Baik, Compos Mentis

2. Tanda vital

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Frekuensi nadi : Kesan dalam batas normal

- Frekuensi napas : Kesan dalam batas normal

- Suhu : Afebris

3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal

4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan

5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan

6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan

7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan

8. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

b. Status Neurologis

1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal

2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal

3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal

4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan

5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan

6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki berumur 40 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RS.

Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis.

Pasien mengeluhkan pikirannya terasa kacau dan perasaan tidak menentu.

Pasien juga masih mendengar suara-suara yang didengar menghantam kepala

dan dadanya. Suara-suara tersebut menyuruh berbuat jahat, berbuat durhaka

terhadap Allah, dan mengejek.

Dari status mentalis, pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik, taktil dan

visual. Pasien juga memiliki waham kejar, thought of broadcasting, delusion

of control dan delusion of influence.

Keluhan ini sudah berlangsung sejak 6 tahun yang lalu.

10

Page 11: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian

impuls masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi

waktu, tempat, orang, dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek,

panjang, dan sewaktu masih baik.

Pikiran abstrak pasien masih baik

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang serupa dengan

pasien.

Pasien pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minum alkohol,

namun tidak sampai ketagihan dan merokok 1 bungkus per hari

Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit selama masa kandungan

dan saat proses persalinan. Masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa pasien

memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.

Pasien mengenyam pendidikan sampai tingkat akhir perguruan tinggi jurusan

hukum namun tidak melanjutkan skripsi

Keadaan umum pasien baik dan pada pemeriksaan fisik kesan dalam batas

normal

Pasien seorang laki-laki, berusia 40 tahun, berstatus belum menikah, anak

pertama dari tiga bersaudara, ayah dan kedua adiknya sudah meninggal, saat

ini tinggal bersama ibu pasien. Untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya

pengobatan pasien diperoleh dari uang pensiunan ibunya.

Pasien masih dapat bersosialisasi baik dengan lingkungan sekitar, namun

pasien tidak bekerja lagi

Pasien ini didapatkan gejala sedang dan disabilitas sedang (moderate).

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada

pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna

sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-

hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I

Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat

mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran,

daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik

sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).

11

Page 12: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat mencoba obat psikoaktif

(NAPZA) sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan

perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang

ditandai dengan adanya halusinasi dan waham sehingga pasien ini dapat

dikatakan menderita gangguan psikotik (F.2).

Gangguan berupa halusinasi dan waham ini sudah berlangsung selama kurang

lebih 6 tahun, sehingga pasien dapat dikatakan penderita Skizofrenia (F.20).

Pada pasien ini terdapat halusinasi auditorik, visual, dan waham. Keluhan ini

sudah berlangsung selama 6 tahun, maka pasien ini menderita Skizofrenia

Paranoid (F.20.0).

Diagnosis Aksis II

Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan

berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien

ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien dapat menjalani pendidikan sampai

perguruan tinggi (hukum) tingkat akhir, fungsi kognitif baik & tidak terdapat

retardasi mental maka pada pasien ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh

karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan retardasi mental maka

pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis III

Pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak ditemukan kelainan, maka pada pasien

ini aksis III tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis IV

Pasien masih dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar namun pasien

sudah 7 tahun tidak bekerja. Maka pada aksis IV pasien ini dapat diambil

kesimpulan adanya masalah psikososial

Diagnosis Aksis V

Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang (moderate) serta disabilitas

sedang. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 60-51.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

12

Page 13: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Terdapat masalah psikososial. Pasien sudah tidak bekerja sejak 7

tahun yang lalu

Aksis V : GAF Scale 60-51.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Tidak ada

Psikologis :Terdapat gangguan dalam menilai realita, yaitu

halusinasi auditorik, taktil, visual, waham kejar, thought

of broadcasting, delusion of control dan delusion of

influence

Sosioekonomi : Tidak terdapat masalah ekonomi

IX. PROGNOSIS

Prognosis ke arah baik

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan

pasien.

Tidak ada cacat bawaan atau kelainan genetik

Mendapat dukungan dari keluarga terhadap kesembuhan pasien

Pasien menyadari bahwa dia sakit dan ingin segera sembuh

Prognosis ke arah buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama sejak 6 tahun yang lalu.

Tingkat kepatuhan berobat rutin masih kurang

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

X. TERAPI

Psikofarmaka :

Trihexyphenidil 2 x 1 mg

13

Page 14: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

Chlorpromazine 3 x 100 mg

Psikoterapi :

a. Pada pasien

- Berusaha untuk beradaptasi dan mengabaikan jika ada suara-suara yang

terdengar.

- Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum

obat secara teratur.

- Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada

Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang

ada.

- Pasien harus memperbanyak aktivitas

b. Pada keluarga

- Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan

pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan

merawat diri dengan baik.

- Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien.

- Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Pembahasan Kasus Skizofrenia CIA II (1)

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.

2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama.

PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.

Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

15