BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia berasal dari kata Scihzo yaitu perpecahan atau bercabang dan phrenos yaitu jiwa. Istilah ini digunakan Euge Bleuler (1911). Karena penyakit ini menonjolkan gejala utama yaitu jiwa yang terpecah belah. Bleuler berpendapat bahwa istilah untuk menandakan adanya perpecahan antara pikiran emosi, dan perilaku pada pasien yang terkena. (Sinaga, 2007). Adolf Meyer menerangkan bahwa skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah reaksi terhadap berbagai stress kehidupan yang dinamakannya sindrom suatu reaksi skizofrenik (Kaplan, dkk 1997). Skizofrenia adalah adalah suatu gambaran sindrom dengan berbagai penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang dipengaruhi oleh faktor genetik, fisik, dan sosial budaya, ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar, kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual yang tetap terpelihara meskipun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. (Maslim, 2001). Gangguan skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikiatri dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas proses pikir, waham yang kadang- kadang aneh, gangguan persepsi, efek abnormal yang tak terpadu dengan situasi nyata/sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu. (Depkes, 1985). 2. Etiologi Skizofrenia

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Skizofrenia

1. Definisi Skizofrenia

Istilah skizofrenia berasal dari kata Scihzo yaitu perpecahan atau bercabang

dan phrenos yaitu jiwa. Istilah ini digunakan Euge Bleuler (1911). Karena

penyakit ini menonjolkan gejala utama yaitu jiwa yang terpecah belah. Bleuler

berpendapat bahwa istilah untuk menandakan adanya perpecahan antara pikiran

emosi, dan perilaku pada pasien yang terkena. (Sinaga, 2007).

Adolf Meyer menerangkan bahwa skizofrenia dan gangguan mental lainnya

adalah reaksi terhadap berbagai stress kehidupan yang dinamakannya sindrom suatu

reaksi skizofrenik (Kaplan, dkk 1997).

Skizofrenia adalah adalah suatu gambaran sindrom dengan berbagai penyebab

dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang dipengaruhi oleh

faktor genetik, fisik, dan sosial budaya, ditandai oleh penyimpangan yang

fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak

wajar, kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual yang tetap terpelihara

meskipun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. (Maslim,

2001).

Gangguan skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikiatri dengan

gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas proses pikir, waham yang kadang-

kadang aneh, gangguan persepsi, efek abnormal yang tak terpadu dengan situasi

nyata/sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan

kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu. (Depkes, 1985).

2. Etiologi Skizofrenia

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

Penyebab Skizofrenia adalah :

a. Biologis

1) Abnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologik yang maladaktif

yang baru mulai dipahami yaitu bahwa otak terlibat luas dalam perkembangan

skizofrenia, lesi pada daerah area frontal, temperal, dan limbic paling

berhubungan dengan perilaku psikotik.

2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia yaitu dopamine

neurotransmmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine dan

neurotransmmiter lain, masalah-masalah pada system reseptor dopamine.

b. Genetik

Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang

diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasi penyebab genetik pada

skizofrenia. Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan secara

terpisah mempunyai angka kejadian tinggi pada skizofrenia daripada pasangan

saudara sekandung yang tidak identik. Penelitian genetic terakhir memfokuskan

pada “gene maping” (pemetaan gen) dalam keluarga dimana terdapat angka

kejadian skizofrenia yang tinggi. Perlu ditekankan bahwa menjadi saudara kembar

satu telurpun secara otomatis tidak menjadi kepastian predisposisi dai

perkembangan skizofrenia. (Stuart dkk, 1998)

Faktor genetik telah terbukti ada sangkut pautnya dalam perkembangan

penyakit itu, tetapi adanya angka ketidakserasian yang cukup berarti (substantial

discordance rate), didalam anak kembar satu telur sekalipun, memberi petunjuk

akan pentingnya faktor non genetik. (Depkes, 1985)

c. Psikologis

Teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologik yang

maladaptive belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu

menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini. Sehingga menimbulkan

kurangnya rasa percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa professional.

d. Sosiobudaya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan

gangguan psikotik lain tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.

(Stuart, dkk 1998 ).

e. Endokrin

Teori ini ditemukan berhubungan dengan sering timbulnya skizofrenia pada

waktu purbertas, kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterum.

f. metabolisme

Banyak orang menyangka penderita skizofrenia di sebabkan oleh gangguan

metabolisme, karena penderita tampak pucat dan tidak sehat, ujung ekstrimitas agak

sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. Pada penderita stupor

katatonik, konsumsi zat asam menurun.

g. Kelainan susunan kelainan syaraf pusat, yaitu pada diensefalon atau kortex otak.

h. Teori Adolf Meyer

Teori Adolf Meyer, yang mengatakan bahwa penyakit ini tidak disebabkan

suatu penyakit badaniah, tetapi ia mengakui bahwa suatu konsitusi yang inferior

atau penyakit badaniah dapat mepengaruhi timbulnya skizofrenia.

i. Teori sigmun freud

Menurut teori ini maka pada skizofrenia terdapat :

1) Kelemahan ego yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun

somatik.

2) Super ego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi sehingga yang

berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fasenarsisme.

3) Kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference). Sehingga terapi

psikoanalitik tidak mungkin.

j. Sebagai suatu sindroma

Skizofrenia merupakan suatu syndrome yang disebabkan keturunan, badaniah

seperti lesi otak, aterosklerosis otak dan penyakit lainnya yang belum diketahui.

k. Gangguan psikomatik

Skizofrenia sebagai suatu gangguan psikosomatik, gejala pada badan hanya

sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau merupakan manifestasi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

somatic dari gangguan psikogenik. Tetapi pada skizofrenia justru kesukaran ialah

untuk menentuka mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang

merupakan penyebab dan mana yang akibatnya saja.

Adapun penyebab gangguan skizofrenia, pada tingkat tertentu akan

menghasilkan suatu gangguan biokimia di otak.

1. Gejala Skizofrenia

Menurut Bleuler (1911) membagi gejala skizofrenia menjadi dua kelompok :

a. Gejala primer meliputi gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan

kemauan, dan otisme.

b. Gejala sekunder meliputi waham, halusinasi, dan gejala katatonik atau gangguan

psikomotorik atau lainnya.

Walaupun tidak ada gejala-gejala yang patognomonik khusus, dalam praktek

ada manfaat untuk membagi gejala tersebut kedalam kelompok-kelompok yang

penting untuk diagnosis dan yang sering terdapatnya bersama-sama. Harus ada satu

gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-

gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :

a. “Thought echo”, isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau berbema dalam

kepalanya, “thought insertion or withdrawal”, isi pikiran yang asing dari luar

masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal), “thought broadcasting”, isi pikirannya

tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

b. “Delusion of control”, waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu

kekuatan tertentu dari luar, atau “delusion of influence”, waham tentang dirinya

dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau “delusion of passivity”,

waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari

luar, (tentang “dirinya”, secara jelas merujuk kepergerakan tubuh/anggota gerak

atau kepikiran, tindakan, atau penginderaan khusus), “delusional perception”,

pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,

biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

c. Halusinasi auditorik yaitu suara halusinasi yang berkomentar secara terus

menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien diantara

mereka sendiri atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu

bagian tubuh

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap

tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau

politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa.(misalnya

mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari

dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan

afektif yang jelas, ataupun disetai oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas)

yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus-menerus.

b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),

yang berakibat inkoherensi atau neologisme.

c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh

tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

d. Gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja

social, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi

atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih.

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal

behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak

berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan

penarikan diri secara social. (Maslim, 2001)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

2. Tipe – tipe Skizofrenia

a. F.20 Skizofrenia Paranoid

b. F20.1 Skizofrenia hebefrenik

c. F20.2 Skizofrenia katatonik

d. F20.3 Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)

e. F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia

f. F20.5 Skizofrenia Residual

B. Usia Lanjut

Usia lanjut merupakan masa atau tahap hidup manusia : bayi, kanak-kanak,

dewasa, tua, usia lanjut.

Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya berlangsung

sepanjang masa hidup sejak bayi hingga dewasa sampai masa tua. Didalam struktur

anatomis proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran dalam sel. Proses ini

berlangsung secara alami, terus menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya

akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan biokomia pada jaringan tubuh

dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas maksimal sekitar 120

tahun, namun pada kenyataannya banyak faktor yang menyebabkan manusia tidak

dapat mencapai usia tersebut (Depkes. RI, 2003).

Proses menua merupakan suatu proses normal yang ditandai dengan

perubahan secara progresif dalam proses biokimia, sehingga terjadi kelainan atau

perubahan struktur dan fungsi jaringan sel dan non sel. Telah banyak teori yang

menjelaskan proses menua, salah satunya adalah teori kerusakan akibat radikal

bebas. Kerusakan acak dijaringan akibat terbentuknya radikal bebas pada

metabolisme aerob normal dianggap penyebab proses menua. Radikal bebas juga

menyebabkan disfungsi sel yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit

degeneratif. Tubuh sebenarnya telah menyiapkan pertahanannya, pertahanan berupa

antioksidan terhadap serangan radikal bebas ditingkat sel, membran dan ekstra sel,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

sehingga akan ada keseimbangan antara akibat produksi radikal bebas dan

antioksida. (Soejono H, 1996)

Teori yang mencoba menerangkan proses menua tidak sedikit, namun harus

diakui bahwa tidak satupun yang dapat secara mendasar menjelaskan mekanisme

utama terjadinya proses menua (Soejono H, 1996).

Teori radikal bebas dalah salah satu teori yang saat ini paling banyak dianut.

Sebagaimana oleh Harman, teori ini mencoba menerangkan proses menua

berdasarkan timbulnya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas.

Radikal bebas adalah atom atau molekul dengan susunan elektron tak lengkap,

terbentuk dari reaksi transfer elektron tunggal dan merupakan molekul yang sangat

reaktif (Soejono H, 1996).

Radikal bebas dapat dirusak oleh enzim-enzim protektif, yaitu superoksi-

dismutase, katalase dan glutasi peroksidase. Bila terdapat radikal bebas yang tidak

terdestruksi, maka radikal bebas tersebut akan merusak membrane organel

subseluler seperti membran mitokondria dan membran mikrosom. Keadaan tersebut

akan mengakibatkan terjadinya kerusakan sel. Bentuk kerusakan yang tampak

misalnya munculnya proses degeneratif (Soejono H, 1996).

Teori radikal bebas ini lebih dapat memberikan gambaran proses menua

ditingkat selular secara lebih fundamental, yang dapat terjadi pada tiap jenis sel.

Proses menua sangat individual dan berbeda perkembangannya bagi setiap

individu karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling

mempengaruhi. Asupan gizi atau konsumsi makanan sangat mempengaruhi proses

menjadi tua (age related disease), mengingat seluruh aktifitas sel atau metabolisme

dalam tubuh memerlukan zat gizi yang cukup disamping faktor penyakit dan

lingkungan.

Proses menua dapat dilihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada

tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.

Perubahan secara biologi ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua, antara

lain:

a. Massa otot yang berkurang dan masa lemak yang bertambah, mengakibatkan

jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengkerut dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

kering, wajah keriput serta muncul garis-garis yang menetap. Oleh karena itu,

pada usia lanjut seringkali terlihat kurus.

b. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga

dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.

Sedangkan gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan

kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan. Penurunan indera

pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.

c. Dengan banyaknya gigi geligi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan

fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanut.

d. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan

seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut.

Penurunan mobilitas usus dapat juga menyebabkan susah buang air besar yang

dapat menyebabkan wasir.

e Kemampuan motorik yang menurun, selain menyebabkan usia lanjut menjadi

lamban, kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan, dapat mengganggu

aktivitas/ kegiatan sehari-hari.

f. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan

daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa,

kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas bertujuan

(apraksia) dan gangguan dalam menyusun rencana, mengatur sesuatu,

mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam

melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun.

Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan

kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang,

dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti-sosial lainnya.

g. Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah

besar juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran Natrium sampai

dapat terjadi hiponatremia yang menumbulkan rasa lelah.

h. Incotenensia Urine (UI) adalah pengeluaran urine diluar kesadaran merupakan

salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi

minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Secara singkat, proses menua adalah kombinasi dari :

a. Suatu proses yang telah ditentukan secara genetik pada setiap spesies.

b. Adanya mutasi somatik yang beruntun secara berantai hingga pada suatu

waktu kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat meledak sebagai katastrop. Disini

tersangkut kesalahan pada proses transkripsi dan translasi (pembentukan RNA

dan protein ).

c. Adanya kerusakan system imun tubuh, terbentuk sebagai proses hetero-imunitas

maupun auto-imunitas.

d. Adanya kerusakan sel, jaringan dan organ tubuh akibat radikal bebas yang dapat

terbentuk dalam badan sendiri. Tubuh sendiri sebetulnya dapat menangkal hal

ini dalam bentuk enzim seperti superoksida, katalase, glutation peroksida dan

sebagainya.ada pula zat-zat penangkal seperti vitamin C, E, beta karoten dan

sebagainya.

e. Peristiwa menua akibat metabolisme badan sendiri, antara lain karena kalori

yang berlebihan atau kurang aktivitas dan sebagainya

1. Penggolongan Lanjut Usia

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) yang

dimaksud dengan usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas atau

lebih. Sedangkan menurut Undang-Undang No.13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan usia lanjut, batasan usia lanjut di Indonesia adalah 60 tahun atau

lebih.

Menurut Depkes RI (2003) pengelompokan lanjut usia adalah sebagai berikut :

a. Kelompok pra usia lanjut (45 tahun–59 tahun)

b. Kelompok usia lanjut (60 tahun–69 tahun)

c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu lebih dari 70 tahun atau

usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

2. Keadaan Kesehatan Lanjut Usia

Status kesehatatan lanjut usia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam

penilaian kebutuhan akan gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang

mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus

diri sendiri, sementara sebagian lain sangat bergantung pada “belas kasian” orang

lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan

orang dewasa sehat.

a Perubahan fisiologis akibat penuaan

Usia tua hampir selalu datang bersama “Kesengsaraan” fisik, psikis, sosial, dan

ekonomi. Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot rangka berkurang

mengalami pembengkokan ( kifosis ), panggul dan lutut juga terfleksi

sedikit.keadaan tersebut menyebapkan postur tubuh terganggu.

b. Perubahan pada saluran pencernaan

Data mengenai keterpengaruhan sistim saluran cerna akibat kekuatan sangat

terbatas karena kemampuan penyesuaian diri sistim pencernaan tidak

mempengaruhi fungsinya.

Rongga Mulut

Bagian dalam rongga mulut yang lazim terpengaruh adalah gigi, gusi dan ludah.

Tanggalnya gigi bukan hanya disebabkan oleh ketuaan, tetapi juga dikondisikan

oleh pemeliharan yang tidak baik.

Ketidakbersihan mulut menyebabkan gigi dan gusi kerap terinfeksi. Selain itu,

sekresi air ludah berkurang sampai kira- kira 75% sehingga mengakibatkan

pengeringan rongga mulut, dan berkemungkinan menurunkan cita rasa.

Esofagus

Penuaan esophagus berupa pengerasan sfingter bagian bawah sehingga sukar

mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esofagus melebar

(presbyesofagus).Keadaan ini memperlambat pengosongan esofagus, dan tidak

jarang berlanjut sebagai hernia hiatal. Gangguan menelan biasanya berpangkal

pada daerah presofagus, tepatnya didaerah orofaring. Penyebabanya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

tersembunyi dalam sistem syaraf sentral atau akibat gangguan neuromuscular,

seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot polos menebal.

Dengan manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan esofagus.

Lambung

Lapisan lambung lansia menipis. Diatas usia 60 tahun, sekresi HCl (Asam

Clorida) dan pepsin berkurang. Dampaknya, penyerapan vitamin B12 dan zat

besi menurun.

Usus

Berat total usus (diatas 40 tahun) berkurang, meskipun penyerapan zat gizi pada

umumnya masih dalam batas normal, kecuali kalsium (diatas usia 60 tahun) dan

zat besi.

c. Perubahan pada sistem endokrin

Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi, respon terhadap

stimulasi dan struktur kelenjar endokrin. Pada usia diatas 60 tahun sekresi

testosterone akan menurun. Produksi esterogen dan progesterone pada usia

diatas juga menurun.

d. Perubahan pada sistem pernafasan

Diameter anteroposterior paru membesar sehingga menimbulkan “barrel chest”.

Pengapuran tulang rawan menyebabkan kelenturan tulang iga berkurang.

Disamping itu, osteoporosis yang progresif dan kifosis menyebebkan gangguan

kelenturan (fleksibilitas) paru yang selanjutnya menurunkan kapasitas vital.

Sakus paru membesar, sementara dindingnya menipis, untuk kemudian bersatu

sama lain membentuk sakus baru yang lebih besar. Semua perubahan ini

berujung pada penurunan fungsi paru, dan tampak sebagaiemfisema pada klise

foto rontgen.

e. Perubahan pada sistem kardiovaskular

Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit dibedakan dengan perubahan yang

diakibatkan oleh penyakit. Pembesaran bilik kiri jantung disertai oleh fibrosisi

dan skerosis di endokardium. Katub mitral mengeras (fibrosis dan kalsifikasi).

Jumlah jaringan ikat meningkat sehingga efisiensi fungsi pemompaan jantung

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

berkurang. Pembuluh darah membesar, terutama aorta, menebal dan menjadi

fibrosis. Pengerasan ini selai mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja

bilik kiri jantung, juga mengakibatkan ketidakefisienan baroreseptor (tertanam

pada dinding aorta, arteri pulmonalis, sinus karotikus, dan pembuluh darah

didaerah dada), mengurangi kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah.

Itulah sebabnya para lansia cenderumg menderita hipotensi postural. Curah

jantung menyusut sebesar 50% pada usia 80 tahun, sementara tekanan sisitolik

dan diastolic cenderung meningkat.

3. Menaksir Kebutuhan Basal dengan Perhitungan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat pernafasan telah

dikembangkan cara menaksir angka metabolisma basal (AMB) dengan perhitungan.

Untuk sebagian besar manusia,kebutuhan energi dasar yang ditentukan melalui

kalorimetri langsung atau tidak langsung hanya berbeda sebesar +10 % dari angka

yang di peroleh dengan cara perhitungan.

Kebutuhan energi basal atau AMB pada dasarnya ditentukan oleh ukuran dan

komposisi tubuh serta umur. Hubungan antara tiga perubahan ini sangat

kompleks. AMB per satuan berat badan berbeda menurut umur, yaitu lebih tinggi

dari anak-anak dan lebih rendah pada orang dewasa dan tua. AMB per unit berat

badan juga berbeda juga berbeda menurut tinggi badan. AMB per kg berat badan

lebih tinggi pada orang pendek dan kurus serta lebih rendah dari orang tinggi dan

gemuk.

Menurut Cera (1984) dan Stump (1992) secara umum kebutuhan energi total

(TEE) sehari dapat dihitung dari perkalian resting metabolic expenditure (RME),

dengan factor stress (FS), dan activity energy expenditure (AEE) dengan

persamaan sebagai berikut (Titus, 2000) :

TEE = RME x FS x AEE

Dengan perhitungan berat badan,tinggi badan dan umur,Harris dan benedict

menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan basal sebagai berikut :

Laki-laki : RME = 66 + (13,7 X BB) + (5 X TB) – (6,8 X U)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

Perempuan : RME = 655 + (9,6 X BB) + (1,8 X TB) – (4,7 X U)

BB adalah berat badan dalam kg; TB adalah tinggi badan dalam cm; U adalah

umur dalam tahun (Almatsier, 2003)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka metabolisme basal :

- Ukuran tubuh. Ukuran tubuh merupakan perubah utama dalam menentukan

pengeluaran energi seseorang yang memberi sumbangan lebih dari separuh

AMB. Tubuh yang besar mempunyai AMB lebih tinggi daripada tubuh yang

kecil. Perbedaan berat sebanyak 10 kg pada orang dewasa laki-laki atau

perempuan menyebabkan perbedaan AMB sebanyak kurang lebih120 kkal

sehari.

- Komposisi tubuh. Semua jaringan tubuh aktif secara metabolik. Ada jaringan

yang pecah dan diganti dan melakukan fungsi-fungsi vital. Namun

kecepatannya berbeda-beda. Otot, organ tubuh, dan kelenjar secara metabolik

lebih aktif daripada lemak dan tulang.

- Jenis Kelamin. Laki-laki dan permpuan dengan umur, tinggi badan, dan berat

badan yang sama mempunyai komposisi tubuh yang berbeda.

- Umur. AMB lebih tinggi pada usia muda dari pada usia tua. Pada usia muda

tubuh lebih banyak mengandung jaringan tanpa lemak atau otot.

- Tidur. Selama tidur, otot-otot tubuh dan emosi mengalami relaksasi. Ini akan

menurunkan AMB sebanyak kurang lebih 10%.

- Suhu tubuh. Suhu bertindak sebagai katalisator terhadap sebagian besar

reaksi kimia. Oleh karena itu, AMB meningkat dengan peningkatan suhu

tubuh.

- Suhu lingkungan/iklim. Iklim berpengaruh terhadap AMB karena kebutuhan

tubuh akan energi untuk mempertahankan suhu tubuh.

- Sekresi kelenjar endokrin. Sekresi kelenjar-kelenjar tiroid dan adrenal

meningkatkan AMB. Kekurangan sekresi kelenjar tiroid berupa hormon

tiroksin (hipotiroidisme) menurunkan AMB. Sebaliknya kebanyakan tiroksin

(hipertiroidisme) meningkatkan AMB. Sekresi kelenjar adrenalin berupa

epinefrin atau adrenalin terjadi sebagai akibat stimuli emosional yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

berlebihan misalnya terjadi pada waktu marah, ketakutan atau dibawah

tekanan (stres). Akibatnya AMB akan meningkat.

- Status gizi. Keadaan gizi kurang, menurunkan AMB sampai 20%. Ini

merupakan upaya tubuh untuk beradaptasi mempertahankan berat badan pada

konsumsi makanan dibawah kebutuhan, sebagaimana terjadi didaerah yang

konsumsi energinya rata-rata rendah. Konsumsi energi rendah menurunkan

AMB sebesar 10%-20%.

Fator Aktifitas fisik :

1. Bedrest = RME x 1,2

2. Ringan = RME x 1,3

3. Sedang = RME x 1,4

4. Berat = RME x 1,5 (Titus,2000)

Aktifasi

1. Aktifitas berat yaitu aktifitas yang banyak menggunakan tenaga otot, seperti

gaduh, gelisah, banyak bicara, main tennis, main bulu tangkis, dan lain-lain.

2. Aktifitas sedang yaitu aktifitas yang menggunakan tenaga otot agak banyak

seperti senam, mencuci piring, menyapu, menjahit, dan lain-lain.

3. Aktifitas ringan yaitu aktifitas yang sedikit menggunakan tenaga otot seperti

banyak tidur, banyak melamun, merawat diri, dan lain-lain. Faktor stress

1. Stress ringan = 1,2

2. Stress sedang = 1,3

3. Stress berat = 1,5 (Titus, 2000)

Keadaan emosi dan mental menurut Harris Bennedict dapat meningkatkan

kebutuhan energi 4% (Suharjo dkk, 1992).

4. Asupan Energi Protein

a. Keseimbangan Energi

Keseimbangan energi bergantung pada asupan dan keluaran energi. Besarnya

asupan bisa diperkirakan berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkan, bukan

menghitung langsung asupan perorangan. Total asupan merupakan penjumlahan

langsung dari BMR/AMB,energi yang dihabiskan untuk kegiatan fisik, dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

pengaruh termis dari makanan. Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan

pertambahan usia,karena metabolisma seluruh sel dan kegiatan otot berkurang

secara umum terjadi penurunan asupan energi sebesar 5% per dekade.

Penyusutan BMR 10 % sampai 20 %, antara usia 30 dan 75 tahun merupakan

cermin dari perubahan komposisi tubuh: penambahan massa lemak, dan

penyusutan massa otot. Yang pertama di sebabkan oleh berkurangnya kekurangan

fisik.

Boleh juga di katakan sebaliknya, penyusutan massa tubuh tak berlemak

merupakan imbas dari kekurangngnya kegiatan fisik.

Penilaian terhadap kebutuhan akan zat gizi di bangsal didasarkan pada keadaan

kesehatan pasien. Untuk lansia yang sehat, besarnya asupan disamakan dengan

asupan orang dewasa sehat. Untuk lansia yang sedang sakit akut, besaran asupan

dihitung berdasarkan peningkatan yang dibutuhkan untuk merespon keadan

hiperkatabolik yang di sebabkan oleh stress penyakit. Sementara lansia yang

lemah dan telah kehilangan napsu makan, serta asupan zat gizinya rendah,

memerlukan peningkatan zat gizi yang khas.

b. Protein

Jika diacu pada RDA, besaran protein dipatok pada angka 0,8gr/KgBB/hari.

Tanpa penyakit ginjal dan hati, diet protein harus mengkontribusi energi sebesar

12 – 15 % total asupan kalori.

Dengan acuan ini ,jika asupan energi menurua tajam, asupan protein juga

menurun tajam. Dengan demikian jumlah protein yang seharusnya dikonsumsi

harus dihitung berdasarkan orang perorang . Beberapa literatur mengatakan

bahwa kebutuhan protein pada lanjut usia secara umur tidak mengalami

perubahan, namun mengingat kebutuhan energi menurun maka prosentase kalori

yang berasal dari protein dianjurkan sekitar 14-16 % dari total kalori atau 0,8 – 1

gr/kgBB/hari. Jumlah tersebut dianggap cukup untuk mempertahankan

keseimbangan netrogin pada lanjut usia dalam keadan sehat (Purba, 2004). Untuk

kelompok usia lanjut dengan penyakit penyerta yang kronis seperti trauma,

infeksi atau stress dibutuhkan asupan protein yang lebih tinggi yaitu 1-1,5

gr/kgBB/hari agar keseimbangan nitrogen tetap di pertahankan. (Purba, 2004)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

c. Lemak

Asupan lemak dalam jumlah cukup yaitu 20–25% dari total energi, sementara

sisanya diupayakan dari karbohidrat.

Pembatasan lemak kurang dari 20% akan mempengaruhi mutu makanan, karena

kandungan asam lemak esensial berkurang. Untuk usia lanjut dianjurkan untuk

mengkonsumsi jenis asan lemak tak jenuh ganda yaitu asam linoleat dan asam

linolenat. Asam linolenat ( asam lemak omega-3) merupakan substrat untuk

sintesis asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksanoat yang berperan dalam

agregasi trombosit. Oleh karena itu omega-3 dikatakan factor protektif terhadap

kelainan kardiovaskuler (Purba, 2004).

d. Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama didalam menu makanan Indonesia. Penggunaan

karbohidrat relatif menurun pada usia lanjut karena kebutuhan kalori juga

menurun. Untuk usia lanjut dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat komplek

karena juga mengandung vitamin, mineral dan serat dari pada mengkonsumsi

karbohidat murni seperti gula. Dianjurkan pada usia lanjut mengkonsumsi 60-65

% karbohidrat sebagai kebutuhan energi.

C. Penilaian Asupan Zat Gizi

Dalam kegiatan pengkajian status gizi individu atau kelompok selalu

dilakukan pengkajian asupan makan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

menilai asupan zat gizi yaitu penentuan sisa makanan dengan metode taksiran visual

Comstock.

Sisa makan atau plate waste merupakan makanan yang tidak habis termakan

dan dibuang sebagai sampah ( Azwar, 1990 ). Menurut Muwarni (2001 ) yang

dimaksud sisa makanan pasien adalah semua atau sebagian makanan yang disajikan

kepada pasien dan benar-benar dapat dimakan, tetapi tidak habis dimakan atau tidak

dimakan dan dibuang sebagai sampah.

Sisa makanan diukur dengan menggunakan observasional method, pada

metode ini sisa makanan diukur dengan cara menaksir secara visual banyaknya sisa

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

makanan untuk setiap jenis hidangan. Hasil taksiran bisa dalam bentuk berat

makanan untuk setiap jenis hidangan.

Hasil taksiran bisa dalam bentuk gram atau dalam bentuk skor bila

menggunakan skala pengukuran.

Comstock mengembangkan metode taksiran visual dengan menggunakan

skala 6 point untuk mengukur sisa makanan. Berat sisa makanan diperkirakan

dengan cara hasil pengukuran dikonversi kedalam persen kemudian dikalikan dengan

berat penyajian. Skala 6 point yang dimaksud yaitu :

0 = Tidak ada sisa makanan atau bila makanan yang disajikan

dikonsumsiseluruhnya

1 = Terdapat sisa seperempat (1/4) atau bila makanan yang disajikan dikonsumsi

75%.

2 = Terdapat sisa setengah (1/2) atau bila makanan yang disajikan dikonsumsi

50%

3 = Terdapat sisa tiga perempat (3/4) atau bila makanan yang disajikan

dikonsumsi 25%

4 = Terdapat banyak sisa makanan atau biala makanan yang disajikan

dikonsumsi hanya 5%.

5 = Terdapat sisa makanan penuh atau bila makanan yang disajikan tidak ada

yang dikonsumsi (Astuti, 2002).

.

D. Penilaian Status Gizi

Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan

yang masuk kedalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient

output). Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi

yang baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi

yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,

perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat

setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu

atau lebih zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

yang membahayakan. Baik status gizi kurang maupun status gizi lebih terjadi

gangguan gizi.

Status gizi lansia dapat dinilai dengan cara-cara yang baku bagi berbagai

tahapan umur yakni penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi

secara tidak langsung (Jelliffe, 1966). Penilaian status gizi secara langsung

dilakukan melalui pemeriksaan klinik, antropometrik, biokomia dan biofisik.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : survey konsumsi

makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, faktor eksternal antara lain

konsumsi makanan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, infeksi, aktifitas dan

lain-lain. Faktor internal seperti jaringan tubuh, jenis kelamin, usia, sekkresi

hormone, tonus pada waktu tidur, kondisi emosi dan mental, tonus otot, status

kesehatan, kondisi khusus (Apriliadji, 1986).

Pemeriksaan antropometerik adalah pengukuran variasi berbagai dimensi

fisik dan komposisi tubuh secara umum pada berbagai tahapan umur dan derajat

kesehatan. Pengukuran yang dilakukan meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar

lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit.

Semua hasil pengukuran tersebut harus dikontrol terhadap umur dan jenis

kelamin.

Dalam melakukan intepretasi, digunakan berbagai baku (standar) internasional

maupun nasional seperti baku WHO, NCHS, Harvard dan sebagainya. Perlu

ditekankan disini bahwa pemeriksaan tinggi badan pada lansia dapat memberikan

nilai kesalahan yang cukup bermakna oleh karena telah terjadinya osteoporosis pada

lansia yang akan berakibat pada kompresi tulang-tulang columna vertebral. Untuk itu

para ahli sepakat bahwa sebagai gantinya tinggi badan dapat dipakai panjang rentang

lengan (armspan) dalam penentuan indeks massa tubuh (BMI) (Schultink et al, 1995).

Ternyata korelasi koefisien antara BMI dengan BMA (body mass-armspan) cukup

tinggi yaitu 0,83 dan 0,81 untuk wanita dan pria dengan nilai p-0,001.

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun.

IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak remaja, ibu hamil dan olahragawan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit)

lainnya seperti adanya oedema, ascites, dan hepatomagali.

Rumus perhitungan IMT adalah :

IMT = _________Berat badan (kg)_________

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Atau berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter).

TABEL 1

KATEGORI AMBANG BATAS INDEKS MASSA TUBUH UNTUK ORANG INDONESIA

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat

ringan

17,0 – 18,5

Normal > 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

E. Kerangka Teori

JUMLAH MAKANAN MUTU MAKANAN

KOMSUMSI MAKANAN

STATUS GIZI

PENAMPILAN MENTAL FISIK

SOSIAL

TINGKAT KEBUTUHAN

PENGGUNAAN METABOLIK

1. Faktor jaringan aktif dalam tubuh

2. Besar dan luas bidang permukaan tubuh

3. Komposisi tubuh

4. Jenis Kelamin

5. Usia

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofreniadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/20/jtptunimus-gdl-s1-2008...A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Istilah skizofrenia

GAMBAR 1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI

(APRILIADJI, 1986)