Presentasi Kasus Skizofrenia Tak Terinci (f20

Click here to load reader

download Presentasi Kasus Skizofrenia Tak Terinci (f20

of 24

description

psikiatri

Transcript of Presentasi Kasus Skizofrenia Tak Terinci (f20

PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA TAK TERINCI (F20.3)

Disusun oleh : Laila Azizah, S.KedPembimbing: dr.Vista Nurasti P, Mkes, SpKJ.Bag. Kedokteran Jiwa RSUD Bantul

PRESENTASI KASUS SKIZOFRENIA TAK TERINCI (F20.3)

IDENTITAS PASIENNama:Tn. SJenis Kelamin : Laki-lakiUmur: 36 tahunAgama: IslamPendidikan Terakhir: SMAPekerjaan: tidak bekerjaBangsa/suku : IndonesiaAlamat : Pepe Pasutan Rt.4 Trirenggo BantulTanggal Pemeriksaan : 06 Januari 2015

Keluhan UtamaPasien datang sendiri ke rumah sakit untuk kontrol dan obatnya telah habis.

Riwayat Penyakit SekarangPasien masih sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek-ngejeknya mengatakan bahwa pasien gila. Bisikan tersebut berganti-ganti suara, terkadang suara laki-laki, perempuan, dan anak-anak.Pasien hanya mendengar suara bisikan-bisikan tersebut tanpa ada wujudnya.Pasien mendengar bisikan-bisikan saat sendirian dan akan tidur siang maupun malam. Bila sedang mengobrol pasien tidak pernah mendengar bisikan tersebut.

4

Riwayat Perjalanan PenyakitTahun 2004 pasien membikin sumur dan kamar mandi dirumahnya yang sudah dibangun, namun tidak mengikuti nasehat orangtua. Pasien mengatakan, orangtua sudah memberikan nasehat bahwa jika rumah menghadap selatan berarti sumur harus di timur, tetapi pasien tidak mematuhinya dan membangunnya di sebelah barat. Jika sumur berada di timur, airnya bagus bagaikan madu. Namun jika berada di barat, airnya seperti wisa/racun.Setelah sumur dan kamar mandi selesai dibangun, pasien malah seperti orang bingung dan membikin heboh kampung.Pasien dibawa ke RS purinirmala dan dirawat seminggu karena seperti orang bingung.

pasien dipulangkan, namun tidak berapa lama masuk RS lagi karena bingung.Pasien pernah nyebur ke sumur sebanyak 3 kali. Pasien mengatakan sebelum nyebur ke sumur pasien melangkahi penglaris jualannya, setelahnya pasien menjatuhkan penglarisnya ke sumur dan penglarisnya tenggelam. Karena hal itu pasien nyebur ke sumur. Padahal sebelumnya pasien pernah menjatuhkan penglaris tersebut ke sumur tapi tidak tenggelam karena tidak dilangkahin sebelumnya.Saat nyebur sumur yang pertama kali, pasien masih bisa keluar sendiri dari sumur. Pasien menyebur karena menjatuhkan penglaris jualannya ke dalam sumur.Ketika sebelum menyebur untuk kedua kalinya, pasien melihat wujud pocong yang berdiri di pintu arah ke sumur dan kamar mandi, pasien merasa ketakutan dan langsung masuk ke kamar, setelahnya timbul pikiran untuk melangkahi penglaris jualannya lalu dijatuhkannya ke sumur dan pasien kembali nyebur ke sumur untuk mengambil penglaris tersebut. Pasien masih bisa keluar sendiri dari sumur.

Ketika nyebur ke sumur untuk yang ketiga kalinya, pasien tidak dapat keluar sendiri dan dibantu oleh keluarga. Setelah itu pasien dibawa ke RS Grhasia karena pasien mengamuk mengajak orang berkelahi dan memecahkan kaca glasbok.Pasien mengatakan sudah 8 kali dirawat di RS karena sakit jiwanya (2 kali di Purinirmala, 4 kali di Sardjito dan 2 kali di Grhasia), namun pasien tidak ingat dengan jelas tahun dirawat. Pasien hanya ingat terakhir dirawat di RS Grhasia sekitar 4 tahun yang lalu.Setiap kali dirawat minimal 2 minggu dan paling lama sekitar 40 hari.Pasien mengatakan tetangga suka jahil dan mengejeknya karena sakitnya. Karena itu pasien lebih memilih dirumah daripada bergaul dengan tetangga.

Genogram

AyahAnak 7 thIbuAnak 1,5 thPasienIstriKeterangan : = pasien

Grafik Perjalanan Penyakit (Mental Health Line/Time)200420102014/2015

Gejala KlinisFungsi Peran

Riwayat PersonalRiwayat KelahiranPasien tidak tahu proses kelahirannya.Latar Belakang Perkembangan MentalTidak ada informasiPerkembangan AwalTidak ada informasiRiwayat PendidikanSD: lulus dengan baikSMP: lulus dengan baikSMA: lulus dengan baikRiwayat pekerjaan- Pasien bekerja sebagai penjual mainan.- Setelah pasien mengalami gangguan kejiwaan, pasien tidak bekerja. Pasien hanya di rumah dan mengantar jemput anaknya sekolah.

Sikap dan kegiatan moral spiritualSebelum pasien mengalami gangguan jiwa, pasien rajin beribadah shalat 5 waktu berjamaah di mesjid.Sekarang shalatnya bolong-bolong, shalat berjamaah hanya 2 waktu di mesjid.

Riwayat perkawinanPasien sudah menikah.Memiliki 2 anak, laki-laki berusia 7 tahun (2 SD), perempuan usia 1,5 tahun.Pasien tidak tinggal serumah dengan istri sejak gejala gangguan jiwa pasien muncul, istri pasien hanya menginap setiap malam minggu.

Riwayat kehidupan emosionalPasien cenderung terbuka dan dekat dengan ibunya.

Hubungan sosialHubungan sosial pasien dengan teman dan tetangga sekitarnya baik. Setelah mengalami gangguan jiwa pasien tidak mau bergaul lagi dan memilih tinggal dirumah karena merasa diejek-ejek.

Status sosial-ekonomiPasien saat ini tidak bekerja. Kehidupan pasien ditanggung oleh ayah dan ibu pasien.

Riwayat khususPengalaman militer : tidak adaUrusan dengan polisi : tidak ada

Hal-Hal yang Mendahului PenyakitFaktor OrganikTidak terdapat kelainan.Faktor PsikososialPasien menyangkal adanya faktor psikososial yang mengganggu atau menjadi hal yang mempengaruhi kehidupan emosionalnyaFaktor PredisposisiRiwayat penyakit herediter (penyakit yang sama) tidak terdapat pada keluarga pasien.Faktor PresipitasiDalam kondisi pasien sendirian dan saat akan tidur siang maupun malam.

Status PsikiatriPemeriksaan diakukan di RS Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 06 Januari 2015

Kesan Umum :Seorang laki-laki sesuai umur, berpakaian wajar, rawat diri baik, kooperatif.

NoStatus PsikiatriHasilKeterangan1KesadaranKuantitatif : GCS = E4V5M6Kualitatif : Compos mentispasien sadar penuh tanpa rangsang apapun dapat diajak berkomunikasi2OrientasiOrang :Baikpasien dapat mengenal orang dengan baikWaktu :Baikpasien dapat menyebutkan waktu dan kejadian yang sedang berlangsung saat ini.Tempat :BaikPasien mengetahui di mana ia berada sekarang. Pasien datang sendiri ke RS menggunakan sepeda motor.Situasi :Baikpasien dapat membedakan suasana di rumah sakit dan tempat lain.3SikapKooperatif Kooperatif : Dapat diajak bicara

Perilaku motorikCara berjalan normalNormoaktivitasCara berjalan normalNormoaktivitas4Penampilan/rawat diriCukup, sesuai umur, dan sesuai gender.Pasien berpenampilan rapi, pakaian wajar dan sesuai umur dan jenis kelamin5Mood disforikPasien tampak sedih atau murung 6AfekterbatasBerkurangnya intensitas nada perasaan yg kadarnya tidak begitu parah 7Pikirana. Bentuk pikiran: Non-realistikApa yang diucapkan pasien beberapa tidak sesuai dengan kenyataan b. Progresi pikir Kuantitatif: cukup bicara

Kualitatif : relevan dan koheren Pasien menjawab dengan detil dan terinci jika ditanyapasien dapat dipahami bicaranyac. Isi Pikirwaham menyalahkan diriPasien merasa menyesal dan bersalah

8Hubungan JiwaBaikMudah dibina hubungannya dengan pemeriksa9PerhatianMudah ditarik mudah dicantumPasien mau menjawab bila ditanya dan jawaban pasien dapat dimengerti10Persepsi Halusinasi :Halusinasi visual (-)Halusinasi auditorik (+)

Ilusi : (-)pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan tanpa wujud yang mengatakan pasien gila.

11Insight Derajat 2OS menyadari bahwa ia sedikit sakit dan membutuhkan bantuan dan pada saat yang sama menyangkalnya.

Diagnosa BandingF 20.3 Skizofrenia tak terinciF 20.4 Depresi pasca-skizofrenia

Diagnosis MultiaksialAKSIS I (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)F20.3 Skizofrenia Tak TerinciAKSIS II (Tipe/Gangguan kepribadian, retardasi mental) Tidak adaAKSIS III (Kondisi Medik Umum)Tidak adaAKSIS IV (Stressor Psikososial)Tidak ada.AKSIS V (Fungsi Sosial)GAF 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

PenatalaksanaanFarmakologis : - Haloperidol 2x2,5 mg- Chlorpromazin 1x50 mg- Trihexyphenidyl 2x2 mgNonfarmakologis : psikoterapi

PsikoterapiTerapi interpersonal Berfokus pada konteks sosial dan hubungan pasien dengan orang lain. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya supaya pasien merasa lega.Terapi kognitif-behavioralBerfokus pada mengoreksi pikiran-pikiran negatif, perasaaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis pasien. Dapat juga dengan memberikan nasehat dan pengertian kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara menghadapinya agar pasien mengetahui kondisi dirinya.SosioterapiMemberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang sekitar agar memberi dukungan kepada pasien. Dukungan moral dan suasana kondusif sehingga membantu proses penyembuhan.

FAKTOR PREMORBID NO. INDIKATOR PADA PASIEN PROGNOSIS 1.Faktor kepribadian Introvert Buruk2.Faktor genetik Tidak AdaBaik3.Pola asuhBaikBaik4.Faktor organikTidak Ada Baik5.Dukungan keluargaBaik Baik 6.Sosioekonomi KurangBuruk 7.Faktor pencetus Ada Baik8.Status perkawinan Sudah menikah Baik 9.Kegiatan spiritual Ada Baik

FAKTOR MORBID NO. INDIKATOR PADA PASIEN PROGNOSIS 1.Perjalanan penyakitKronisBuruk2.Jenis penyakit PsikotikBuruk3.Respon terhadap terapiBurukBuruk4.Riwayat disiplin minum obatBurukBuruk5.Riwayat disiplin kontrolKurangBuruk6.Riwayat peningkatan gejalaAda Buruk 7.Beraktivitas KurangBuruk