skizofrenia 1

43
Skizofrenia Skizofrenia P P aranoid aranoid Pembimbing : dr. dr. BAMBANG BAMBANG E KO.S, SP.KJ KO.S, SP.KJ Disusun Oleh : ARIE WAHYU PRADIPTA ( ARIE WAHYU PRADIPTA (G1A106034) 1A106034) REZAH PAHLEVI ( REZAH PAHLEVI (G 1A106036) 1A106036) GEMITA PRAMENTARI ( GEMITA PRAMENTARI (G 1A106 1A106053) 53) HERMAN WIJAYANTORO ( HERMAN WIJAYANTORO (G 1A106063) 1A106063) DIAN MAYASARI DIAN MAYASARI ( G1A1060 G1A1060 71) 71) RIDHA HARMASANTY RIDHA HARMASANTY ( G1A1060 G1A1060 73) 73) YUNITA SARI YUNITA SARI ( G1A1060 G1A1060 75) 75) SRI AYU NINGTYAS SRI AYU NINGTYAS ( G1A1060 G1A1060 80) 80)

Transcript of skizofrenia 1

Page 1: skizofrenia 1

Skizofrenia Skizofrenia PP aranoidaranoid

Pembimbing : dr. dr. BAMBANG BAMBANG EEKO.S, SP.KJKO.S, SP.KJ

Disusun Oleh :

ARIE WAHYU PRADIPTA (ARIE WAHYU PRADIPTA (GG1A106034)1A106034)

REZAH PAHLEVI (REZAH PAHLEVI (GG1A106036)1A106036)

GEMITA PRAMENTARI (GEMITA PRAMENTARI (GG1A1061A1060053)53)

HERMAN WIJAYANTORO (HERMAN WIJAYANTORO (GG1A106063)1A106063)

DIAN MAYASARIDIAN MAYASARI ((G1A1060G1A106071)71)

RIDHA HARMASANTYRIDHA HARMASANTY ((G1A1060G1A106073)73)

YUNITA SARIYUNITA SARI ((G1A1060G1A106075)75)

SRI AYU NINGTYASSRI AYU NINGTYAS ((G1A1060G1A106080)80)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBIRSUD RADEN MATTAHER

2010

Page 2: skizofrenia 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat nya

sehingga masih di berikan kesempatan dalam melaksanakan KKJ di RSJ Jambi. Atas

laporan persentase yang dibuat ini berdasarkan data dari pasien Rekam Medik yang telah

di buat sekaligus dengan pembahasan nya. Kami mengucapkan terimakasih kepada

dr.H.Bambang Eko.S, Sp.KJ yang dalam hal ini membimbing kami dalam melaksanakan

KKJ di bagian PSIKIATRI.

Semoga Hasil persentase kami dapat bermanfaat.

Jambi, Juni 2010

Penulis

Page 3: skizofrenia 1

STATUS PASIEN

Kepaniteraan Klinik Junior di Rumah Sakit Jiwa Jambi

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nisapia

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 Tahun

Suku Bangsa : Indonesia

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SLTP

Pekerjaan : Petani

Alamat :

Tanggal masuk :

Waktu Pemeriksaan :

II. ANAMNESIS

Keterangan anamnesis diperoleh dari:

Pasien sendiri (Autoanamnesis) dan keluarga Pasien (alloanamnesis)

1. Pasien datang ke RSJ diantar oleh keluarganya

2. Keluhan Utama

Gelisah, suka melamun, ngoceh – ngoceh sendiri, mengamuk, menggangu lingkungan

3. Riwayat gangguan sekarang

keluhan dan gejala :

- Adanya disorientasi waktu, tempat, dan orang

- Waham ( + )

hendaya/disfungsi : -

factor stressor pxikpxpxia : gagal melanjutkan sekolah

hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit sebelumnya : -

Page 4: skizofrenia 1

4. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Tahun pernah pernah dirawat di RSJ Jambi sebelumnya

Klien sebelumnya tidak menunjukkan kelainan / gangguan

5. Situasi Sekarang

Adanya disorientasi waktu, tempat dan orang

Waham ( + )

Halusinasi auditorik dan visual (+)

6. Persepsi pasien tentang dirinya

Px menyadari dirinya sakit

7. Riwayat Keluarga Pasien

Klien tidak mempunyai saudara yang mengalami gangguan jiwa

8. Riwayat Pribadi Pasien

Klien pernah mengalamipengalaman masa lalu yang mengecewakan yaitu pada saat

lulus SMP

9. Riwayat Penyakit fisik yang Pernah Diderita Pasien

- Disangkal

10. Riwayat penggunaan alcohol/obat bius/zat additive lainnya

- disangkal

III. PEMERIKSAAN GENERALISATA

Pemeriksaan Vital

TD : 110/70 mmHg

RR : 24 x/menit

Page 5: skizofrenia 1

Nadi : 80x/menit

Suhu : Afebris

Kepala/Leher : Anemis (-), konjungtiva ikhterik (-)

Thorax

- Cor : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)

- Pulmo : ronki (-), wheezing (-)

Abdomen

- Inspeksi : dbn

- Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

- Perkusi : timpani

- Auskultasi: bising usus dbn

Ekstremitas:

- Akral : hangat

IV. STATUS NEUROLOGIS

GCS : 4 – 5 – 6

Refleks Fisiologis :

5

5

5

5

Page 6: skizofrenia 1

a. Biseps (+)

b. Triseps (+)

c. Patella (+)

Meningeal sign (-)

Refleks Patologis :

a. Babinsky (-)

b. Chaddock (-)

c. Hoffman trommer (-)

V. PEMERIKSAAN PSIKIATRI KHUSUS

A. Status Mental

1. Penampilan : Baik, rapi, sehat

2. Kesadaran : compos mentis terganggu

3. Perilaku dan aktivitas pxikomotor : datar

4. Pembicaraan : berbahasa kurang dan melompat-

Lompat

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Fungsi Intelektual

1. Baik, px dapat menjawab pertanyaan pengetahuan dengan baik, membaca dan

berhitung

2. Px tahu nama orang tua dan keluarga

C. Pembicaraan dan fragmen pembicaraan

a. Arus pembicaraan : melompat - lompat

b. Produktivitas : tidak jelas

c. Pembendaharaan bahasa : sedikit

D. Emosi

Page 7: skizofrenia 1

a. Afef ( mood ) : eutionik

b. Ekspresi afektif : cenderung gembira

c. Keserasian : echt

d. Empati ( Einfuhlung ) : dapat diraba rasakan

E. Fungsi Intelektual

a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

b. Daya konsentrasi : baik

c. Orientasi : waktu, tempat, orang baik

d. Daya ingat : 1. Daya ingat jangka panjang : baik

F. Persepsi

a. Halusinasi : auditorik (+), visual (+)

b. Ilusi : (-)

c. Depersonalisasi : (-)

d. Derealisasi : (-)

G. Mimpi dan fantasi

a. Mimpi +

b. Fantasi -

H. Sensorium

a. Alertness : kompos mentis

Page 8: skizofrenia 1

b. Orientasi : tidak ada gangguan orientasi

c. Memori : baik

I. Insight : px menyadari dirinya sakit.

J. Judgment

- Sosial : baik

- Personal : baik

VI. Diagnosis

aksis 1 : F.20.0 skizofrenia paranoid akut

aksis 2 : Ciri kepribadian skizoid

aksis 3 : tidak ditemukan

aksis 4 : Stressor : Tidak pernah merasakan kasih sayang, primarry support

group

aksis5 :disability sedang 60-51 (GAF)

V. Terapi

Inj. Lodomert difenhidramin 2cc im

Risperidon 2 mg 2x1 1-0-1

THP 2mg 1x1 1-0-1

CRZ 100 mg 1-½-1

VI. FOLLOW UP :

7 Mei 2010

RPX :

Page 9: skizofrenia 1

Sejak 1 bulan px suka mengamuk-ngamuk sendiri, tidak bisa dilarang terutama bila melihat laki-

laki px sangat marah dan segera melempar dengan batu. Px tidak merasa melihat atau mendengar

sesuatu. Px pernah dirawat 2 tahun yang lalu di RSJ Jambi.

Vital Sign :

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 88x/menit

RR : 30x/menit

Status Pskiatri :

Penampilan : defensive

Kesadaran : baik

Penglihatan : tidak ada gangguan

Pembicaraan : keras

Orientasi : tidak ada gangguan

Afek : tidak serasi

Mood : marah

Bentuk Pikiran: asosiasi longgar

Berpikir : curiga (+), obsesi (-)

Persepxi : realisasi visual (-), auditorik (-)

Diagnosa :

Aksis I : skizofrenia paranoid

Aksis II : gangguan kepribadian emosional tidak stabil

Aksis III : tidak ditemukan

Aksis IV : masalah keluarga

Aksis V : diabilitas sedang 60-51 (GAF)

Terapi :

Diazepam 1 ampul

CPZ 100 mg

HCD 5 mg

THP 2 mg

Page 10: skizofrenia 1

8 Mei 2010

S : gatal-gatal di leher

O : Afek : inappropriate

Pembicaraan : inkoheren

Orientasi : disorientasi

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

12 Mei 2010

S : tidak ada keluhan, gatal, mules

O : sikap : tenang

HR : 70 x/menit

RR : 22x/menit

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

Amoxicilin 500 mg 3x1

21 Mei 2010

S : tidak ada keluhan

O : sikap : tenang

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

Amoxicilin 500 mg 3x1

Page 11: skizofrenia 1

27 Mei 2010

S : tidak ada keluhan

O : sikap : tenang

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1-0-1

HCD 5 mg 1-0-1

THP 2 mg 1-0-1

Amoxicilin 500 mg 3x1

4 Juni 2010

S : tidak ada keluhan

O : sikap : tenang

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg ½ - ½ - 1

HCD 5 mg 9 – 0 – 1

THP 2 mg 1-0-1

Inj. Diazepam 1 amp (kalau perlu)

4 Juni 2010 (pukul 15.10 WIB)

S : gelisah

O : Pembicaraan : inkoherensi

Afek : inappropriate

Orientasi : baik

Insight : derajat II

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 3x1

HCD 5 mg 3x1

THP 2 mg 2x1

7 Mei 2010

S : gelisah, memecahkan kaca, terjun ke bak mandi

O : Pembicaraan : inkoherensi, loncat-loncat

Afek : Inapprofiat

Page 12: skizofrenia 1

Orientasi : terganggu

Insight : derajat II

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 1½ - 1½ - 1½

HCD 5 mg 1 – 1 – 1

THP 2 mg 1-0-1

Inj. Iodine 1 amp (kalau perlu)

Persiapan ECT besok pagi (8 Juni 2010, jam 08.30)

Pukul 11.30 WIB

Keluarga tidak dapat dihubungi.

Riwayat kejang, epilepsi, asma tidak diketahui

Persiapan sebelum melakukan ECT :

1. Puasa dari jam 10 makan

2. Obat pagi tidak usah diberikan

3. BAK dan BAB dulu sebelum diantar

8 Mei 2010

S : tenang (dalam 1 hari ini)

O : TD : 110/70 mmHg

HR : 74 x / menit

RR : 20 x / menit

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 3 x ½

HCD 7 mg 3 x 1

THP 2 mg 2 x 1

ECT : Tonik 104

Clonik 504

Sadar 304

9 Mei 2010

S : tenang , tidak ada keluhan

Page 13: skizofrenia 1

O : TD : 110/70 mmHg

HR : 80 x / menit

RR : 24 x / menit

t° : afebris

A : Skizofrenia paranoid

P : Th/ CPZ 100 mg 3 x ½

HCD 7 mg 3 x 1

THP 2 mg 3 x 1

Persiapan ECT besok pagi (8 Juni 2010, jam 08.30)

Persiapan sebelum melakukan ECT :

1. Puasa dari jam 10 makan

2. Obat pagi tidak usah diberikan

3. BAK dan BAB dulu sebelum diantar

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguan klinis, banyak tokoh

psikiatri dan neurologi yang berperan. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh

Eugen Bleuler (1857-1939), untuk menggambarkan munculnya perpecahan antara

pikiran, emmosi dan perilaku pada pasien yang mengalami gangguan ini. Bleuler

mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan 4A antara lain :

Asosiasi, Afek, Autisme dan Ambivalensi.

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir 1%

penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika. Skizofrenia lebih

sering terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak populasi urban dan pada

kelompok sosial ekonomi rendah.

Page 14: skizofrenia 1

Walaupun insidennya hanya 1 per 1000 orang di Amerika Serikat, skizofrenia

seringkali ditemukan di gawat darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan untuk

merawat diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang bertahap. Kedatangan

diruang gawat darurat atau tempat praktek disebabkan oleh halusinasi yamg

menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat mengancam jiwa baik dirinya maupun

orang lain, perilaku kacau, inkoherensi, agitasi dan penelantaran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak

dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk (Kaplan dan Sadock,

1997). Gejalanya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu primer yang meliputi perubahan

proses pikir, gangguan emosi, kemauan, dan otisme. Sedangkan gejala sekunder meliputi

waham, halusinasi, gejala katatonik. Skizofrenia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu

simplex, hebefrenik, katatonik, paranoid, tak terinci, residual (Maslim, 2000). Dari

beberapa jenis skizofrenia diatas, terdapat skizofrenia paranoid. Jenis ini ditandai oleh

keasyikan (preokupasi) pada satu atau lebih waham atau halusinasi, dan tidak ada

perilaku pada tipe terdisorganisasi atau katatonik.

Page 15: skizofrenia 1

1. Etiologi

a.   Predeposisi

1)  Biologi

Skizofrenia paranoid disebabkan kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada diensefalon/

oleh perubahan-perubahan post mortem/ merupakan artefak pada waktu membuat

sediaan. Gangguan endokrin juga berpengaruh, pada teori ini dihubungkan dengan

timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu

klimaterium. Begitu juga dengan gangguan metabolisme, hal ini dikarenakan pada orang

yang mengalami skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat, ujung ekstremitas sianosis,

nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.

2) Psikologis

Pada klien dengan waham kebesaran terdapat perasaan yang tidak adekuat serta tidak

berharga. Pertama kali mengingkari perasaannya sendiri, kemudian memproyeksikan

perasaannya kepada lingkungan dan akhirnya harus menjelaskan kepada orang lain. Apa

yang seseorang pikirkan tentang suatu kejadian mempengaruhi perasaan dan perilakunya.

Beberapa perubahan dalam berpikir, perasaan atau perilaku akan mengakibatkan

perubahan yang lain. Dampak dari perubahan itu salah satunya adalah halusinasi,dapat

muncul dalam pikiran seseorang karena secara nyata mendengar, melihat, merasa, atau

mengecap fenomena itu, sesuai dengan waktu.

3) Genetik

Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini dibuktikan dengan

penelitian pada keluarga-keluarga yang menderita skizofrenia dan terutama anak kembar

satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri sebesar 0,9 – 1,8%, saudara kandung 7 –

15%, anak dengan salah satu orang tua yang mengalami skizofrenia 7 – 16%, bila kedua

orang tua mengalami skizofrenia 40 – 68%, kembar dua telur (heterozygot) 2-15%,

kembar satu telur (monozygot) 61-86%(Maramis,1998).

b. Presipitasi

Faktor ini dapat bersumber dari internal maupun eksternal.

Page 16: skizofrenia 1

Stresor sosiokultural :

Stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan gangguan

psikotik lainnya (Stuart, 1998)

Stresor psikologis :

Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa, penghukuman diri, rasa

tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta dambaan-dambaan atau harapan yang

tidak kunjung sampai, merupakan sumber dari waham.

II.8 PERJALANAN PENYAKIT

Tanda awal dari skizofrenia adalah simtom-simtom pada masa premorbid.

Biasanya simtom ini muncul pada masa remaja dan kemudian diikuti dengan

berkembangnya simtom prodormal dalam kurun waktu beberapa hari sampai beberapa

bulan. Adanya perubahan social / lingkungan dapat memicu munculnya simtom

gangguan. Masa prodormal ini bisa langsung sampai bertahun-tahun sebelum akhirnya

muncul simtom psikotik yang terlihat.

Seiring dengan berjalannya waktu, simtom positif hilang, berkurang, atau tetap

ada, sedangkan simtom negative relative sulit hilang bahkan bertambah parah.

Faktor-faktor resiko tinggi untuk berkembangnya skizofrenia adalah Mempunyai

anggota keluarga yang menderita skizofrenia, terutama jika salah satu orang

tuanya/saudara kembar monozygotnya menderita skizofrenia, kesulitan pada waktu

persalinan yang mungkin menyebabkan trauma pada otak, terdapat penyimpangan dalam

perkembangan kepribadian, yang terlihat sebagai anak yang sangat pemalu, menarik diri,

tidak mempunyai teman, amat tidak patuh, atau sangat penurut, proses berpikir

idiosinkratik, sensitive dengan perpisahan, mempunyai orang tua denga sikap paranoid

dan gangguan berpikir normal, memiliki gerakan bola mata yang abnormal,

menyalahgunakan zat tertentu seperti amfetamin, kanabis, kokain, Mempunyai riwayat

epilepsi, memilki ketidakstabilan vasomotor, gangguan pola tidur, control suhu tubuh

yang jelek dan tonus otot yang jelek.

II.7 DIAGNOSIS BANDING

Page 17: skizofrenia 1

Gangguan Psikotik Sekunder dan Akibat Obat

Gejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan

medis psikiatrik dan dapat diakibatkan oleh berbagai macam zat. Jika psikosis atau

katatonia disebabkan oleh kondisi medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat,

diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, atau

gangguan katatonia akibat zat.

Gangguan Psikotik Lain

Gangguan skizofreniform yang berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama

(durasi) gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi kurang daripada enam bulan.

Gangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika gejala

berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak

kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya.

Gangguan Mood

Gejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relative singkat terhadap lama

gejala primer. Tanpa adanya informasi selain dari pemeriksaan status mental, klinisi

harus menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya gangguan mood,

bukannya membuat diagnosis skizofrenia secara prematur.

Gangguan Kepribadian

Berbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu cirri skizofrenia;

gangguan kepribadian skizotipal, schizoid, dan ambang adalah gangguan kepribadian

dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian, tidak seperti skizofrenia,

mempunyai gejala yang ringan, suatu riwayat ditemukannya gangguan selama hidup

pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi

II.9 PROGNOSIS

Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:

Page 18: skizofrenia 1

-Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.

-Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.

-Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.

-Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.

-Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.

-Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.

-Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.

-tergantung dari berbagai factor, antara lain : onset, factor pencetus, riwayat keluarga,

system pendukung, gejala, riwayat sosial, seksual,dll.

Diagnosis Skizofrenia:

- Gejala karakteristik : dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk bagian

waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil)

waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang

jelas, gejala negative

- Sosial / Pekerjaan : untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan , satu atau

lebih fungsi utama seperti pekerjaan, disfungsi hubungan interpersonal, atau perawatan

diri, adalah jelas dibawah tingkat yang dicapai sebelum onset.

- Durasi :tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurangnya 6 bulan, termaksud

sekurangnya satu bulan gejala.

- Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood.

- Penyingkiran zat/ kondisi medis umum : gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis

langsung dari suatu zat (mis: obat yang disalahgunakan).

Page 19: skizofrenia 1

- Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive jika terdapat riwayat adanya

gangguan autistic atau gangguan perkembangn pervasive lainnya, diagnosis tambahan

skizofrenia dibuat hanya jika waham atau halusinasi yang menonjol juga ditemukan

untuk sekurangnya satu bulan (atau kurang jika berhasil diobati).

5. Gejala klinik skizofrenia:

Gejala-gejala khas yang meliputi berrbagai hal psikologis yaitu :

- Isi pikiran: gangguan utama isi pikiran adalah waham yang majemuk, terpecah atau

aneh, misalny berupa waham kejar dan waham yang menyangkut dirinya (delusion of

reference).

- Bentuk pikiran : adanya gangguan pikiran formal, berbentuk sebagai asosiasi longgar,

inkoherensi, kemiskinana pembicaraan, dll.

- Persepsi : Gangguan utama adalah berbagai jenis halusinasi, tetapi yang paling sering

adalah halusinasi dengar.

- Afek : Sering kali berupa afek datar atau tidak serasi.

- Rasa kesadaran diri : Sering bermanifestasi sebagai rasa perpleksitas yang parah tentang

identitas dirinya dan makna eksistensinya.

- Dorongan kehendak(“volition “) : Gangguan dapat berupa minat atau dorongan yang

tidak adekuat.

- Hubungan dengan dunia luar : sering terjadi kecenderungan untuk menarik diri dari

dunia luar, berpreokupasi pad aide dan egosentrik dan apabila keadaanya parah maka

jatuh kedalam autisme.

- Tingkah laku psikomotor : Ganggaun tingkah laku psikomotor bisa beraneka ragam,

dapat berupa berkurangnya gerakan dan aktivitas spontan atau dapat pula berupa gerakan

motorik yang berlebihan.

Page 20: skizofrenia 1

- Gambaran penyerta : Hampir semua gejala dapat timbul sebagai gambaran penyerta,

misalnya : individu tampak kehilangan akal (perplexed), berpakaian atau berdandan

eksentrik, aktivitas motorik yang tidak wajar, afek yang tidak menyenangkan,

depersonalisasi, derealisasi dan gagasan yang mirip waham yang menyangkut dirinya.

8. Diagnosa Medis

a. Penentuannya mengikuti diagnosa multiaksila yang terdiri dari 5 aksis

Aksis I    : gangguan klinis

Aksis II    : gangguan kepribadian

Aksis III    : kondisi medik umum

Aksis IV    : Masalah Psikososial dan lingkungan

Aksis V    : penilaian peran dan fungsi 1 tahun terakhir

b. Tujuandari diagnosa multiaksila Mencakup informasi yang komprehensif (gangguan

jiwa, kondisi medik umum, masalah psikososial, dan lingkungan, taraf fungsi secara

global), sehingga dapat membantu dalam:

- Perencanaan terapi

- Meramalkan "Outcame" atau prognosis

- format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam :

Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis,Menangkap kompleksitas situasi klinis,

- Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosa klinis yang sama.

Memacu penggunaan "Model Bio-Psiko-Sosial"dalam klinis, pendidikan dan penelitian

(PPDGJ-III, 2002)

II.6 KLASIFIKASI

Dalam PPDGJ III skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang

mempunyai spesifikasi masing-masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal

sebagai berikut :

Page 21: skizofrenia 1

1. Skizofrenia Paranoid

Halusinasi dan atau waham harus menonjol :

- Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi

auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.

- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain

perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.

- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of

control), dipengaruhi (delusion of influence), atau “Passivity” (delusion of passivity), dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara

relatif tidak nyata / menonjol.

-Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua

2. Skizofrenia Hebefrenik

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia:

-Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa

muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).

-Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada

kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa

tujuan dan hampa perasaan;

-Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh

cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-

absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai

(grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan

hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);

Page 22: skizofrenia 1

-Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta

inkoheren.

- gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi

biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations)..

3. Skizofrenia Katatonik

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.

Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

-stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan

serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):

-Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak

dipengaruhi oleh stimuli eksternal)

-Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan

posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);

-Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau

upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);

-Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya -

menggerakkan dirinya);

-Fleksibilitas cerea / ”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam

posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan

-Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap

perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.

-. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau

alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

Page 23: skizofrenia 1

4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia:

-Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau

katatonik.

-Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Depresi Pasca-Skizofrenia

Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :

-Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum

skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;

-Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran

klinisnya); dan

-Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk

episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.

-Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode

depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus

tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.

6. Skizofrenia Residual

Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :

-Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik,

aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan

dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam

Page 24: skizofrenia 1

ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja

sosial yang buruk;

-Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi

kriteria untuk diagnosis skizofenia;

-Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi

gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan

telah timbul sindrom “negative” dari skizofrenia;

-Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau

institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.

7. Skizofrenia Simpleks

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :

-gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi,

waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan

-disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi

sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan

penarikan diri secara sosial.

-Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.

-Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada

jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.Waham dan

halusinasi jarang sekali terdapat.

3.    Proses terjadinya waham

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego spesifik,

reaksi formasi dan penyangkalan. yaitu : peningkatan harapan, untuk mendapat terapi

Page 25: skizofrenia 1

sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial,

situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga

diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya

pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti

dan motivasi terhadap sesuatu.

4.    Gejala- gejala waham

a. Status mental

1)    Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal,kecuali bila

ada sistem waham abnormal yang jelas.

2)    Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

3)    Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.

4)    Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri,

mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.

5)    Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas

depresi ringan.

6)    Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap, kecuali

pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan

ditemukan halusinasi dengar.

b. Sensori dan kognisi

1)    Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki

waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.

2)    Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).

Page 26: skizofrenia 1

3)    Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

4)   Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.Keputusan

terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai

perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

5.    Tipe-tipe waham

tipe-tipe waham antara lain:

1) Tipe Eritomatik: klien dicintai mati-matian oleh orang lain, biasanya orang yang

sangat terkenal, seperti artis, pejabat, atau atasanya. Klien biasanya hidup terisolasi,

menarik diri, hidup sendirian dan bekerja dalam pekerjaan yang sederhana.

2) Tipe kebesaran (magalomania):yaitu keyakinan bahwa seseorang memiliki bakat,

kemampuan, wawasan yang luar biasa, tetapi tidak dapat diketahui.

3) Waham cemburu, yaitu misalnya cemburu terhadap pasanganya. Tipe ini jarang

ditemukan (0,2%) dari pasien psikiatrik. Onset sering mendadak, dan hilang setelah

perpisahan/ kematian pasangan. Tipe ini menyebapkan penyiksaan hebat dan fisik

yang bermakna terhadap pasangan, dan kemungkinan dapat membunuh pasangan,

oleh karena delusinya.

4) Waham kejar : keyakinan merasa dirinya dikejar-kejar, diikuti oleh orang lain. Tipe

ini paling sering ditemukan pada gangguan jiwa. Dapat berbentuk sederhana,

ataupun terperinci, dan biasanya berupa tema yang berhubungan difitnah secara

kejam, diusik, dihalang-halangi, diracuni, atau dihalangi dalam mengejar tujuan

jangka panjang.

Page 27: skizofrenia 1

5) Waham tipe somatik atau psikosis hipokondrial monosimptomatik. Perbedaan

dengan hipokondrial adalah pada derajat keyakinan yang dimiliki klien. Menetapnya

waham somatik yang tidak kacau tanpa adanya gejala psikotik lainya menyatakan

gangguan delosional/ waham tipe somatik.

6.    Tahap-tahap halusinasi

- orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian,

merasa bersalah, dan takut serta mencoba untuk memusatkan pada penenangan

pikiran untuk mengurangi ansietas.

- orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan berusaha untuk

menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, individu mungkin merasa

malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang lain

(nonpsikotik).

- orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya

dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya, isi halusinasi dapat berupa

permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori

tersebut berakhir (psikotik).

7.   Penatalaksanaan

a.   Farmakoterapi

1)   Anti Psikotik

Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :

a)    Chlorpromazine

Page 28: skizofrenia 1

Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis.

Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya

optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.

b)    Trifluoperazine

Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal :

3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.

c)    Haloperidol

Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal :

3×0,5 mg sampai 3 mg.Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi

gangguan waham.

2)    Anti parkinson

a. Triheksipenydil (Artane)

Untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan reaksi ekstrapiramidal

akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari.

b.Difehidamin

Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari

3)    Anti Depresan

a. Amitriptylin

Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis : 75-300

mg/hari.

b. Imipramin

Page 29: skizofrenia 1

Untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal : 25

mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.

4) Anti Ansietas

Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan

disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan

ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:

Fenobarbital         : 16-320 mg/hari

Meprobamat        : 200-2400 mg/hari

Klordiazepoksida    : 15-100 mg/hari

b.    Psikoterapi

Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya. Terapi

individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung ataupun

menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang wahamnya.

Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang

dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien.

c. Terapi Keluarga

Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu dalam

proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu ahli terapi dan

membantu perawatan klien.

Page 30: skizofrenia 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan & Sadock: ”Skizofrenia” dalam Sinopsis Psikiatri Jilid 1, edisi 7,

Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997, halaman 685-729.

2. Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia, edisi 3,Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI,

Jakarta, 2002, hal 46-51.

3. W.F. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Airlangga,1980,

hal:215-35

4. Maslim. R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi 3,

Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2001,

hal 14-23.

5. Hawari, Dadang:Skizofrenia dalam Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa,

Penerbit FKUI, Jakarta, 2003.

6. http://www.schizophrenia.com

7. http://www.e-psikologi.com

Page 31: skizofrenia 1

8. http://www.savalintar.com

9. http://www.idionline.org/infoidi-

10. http://www.medicastore.com/cybermed

Lampiran : Autoanamnesis

KKJ : Namanya siapa?Px : nisa KKJ : Nisa berapo umurnyo?Px : 16 KKJ : Nisa orang mano?Px : Kinci (dalam bhs. Indonesia artinya Kerinci)KKJ : eh iyo sekarang siang apa malam?Px : SiangKKJ : kesini sama siapa?Px : kakak ipar

Pasien diam untuk beberapa saat.

KKJ : nisa masih sekolah?Px : Ndak (tanpa ekspresi)KKJ : Cita-cita Nanti mau jadi apo?Px : agnes monica,presiden,camatKKJ : Terus kalau dak sekolah Nisa ngapoin bae di rumah?Px : keladangKKJ : Trus ngapoin bae di ladang?

Page 32: skizofrenia 1

Px : bantu mak nanam cabe, tomat, kol jugo, sudah besak kol nyo.KKJ : Sama siapa beladangnyo?Px : samo makKKJ : Nisa tau dak ini ni dimano?Px : Tau, ini kan rumah sakit dharma wanitaKKJ : Sudah berapo lamo Nisa disini?Px : Lah dari 2006KKJ : Emang Nisa sakit apo?Px : Sakit lidah, gigi, mato, kakiKKJ : Enak dak disini?Px : Enak, banyak kawan disiniKKJ : Enak dimano, di sini apo di rumah?Px : Enak lah dirumah, di rumah ado apo bae yg Nisa mauKKJ : Dirumah samo sapo bae?Px : Ado mak, bapak, kakak, adekKKJ : Nisa sayang dak samo mak?Px : Sayang lah, nisa dak pernah ngelawan mak.KKJ : Banyak dak kawan Nisa di rumah?Px : Banyak, ado 5 orang ( sambil menghitung jari tangan dan menyebutkan namanya)KKJ : Nisa punyo pacar dak?Px : Ado lah, ( sambil ketawa malu – malu )KKJ : Nisa pernah dak nengok yang aneh – aneh?Px : pernah, KKJ : kayak mano?Px : kayak tengkorak, warna putih, cewek, mukonyo seram.KKJ : Trus?Px : Dio mau cekek Nisa, Nisa kesakitan.KKJ : Trus apo lagi Px : Ado juga nenek sihir, warna merah, terbang pakek sapu.KKJ : kalau dengar suara pernah dak?Px : dak pernahKKJ : Yakin dak pernah?Px : Kadang ado suaro orang yang ninju – ninju, marah – marah.KKJ : Nisa dewek pernah dak marah – marah?Px : pernahKKJ : ngapo marah – marah?Px : kalo orang disini jahat. Nisa tinju be.KKJ : Kenapo di tinju?Px : (pasien Cuma ketawa)KKJ : Apo be gawe Nisa disini?Px : Ngepel, nyapu lantai.KKJ : Oh yo, sejak kapan Nisa suko Agnes Monica?

Page 33: skizofrenia 1

Px : Dari kecikKKJ : Lah, bukannyo Nisa ni Agnes Monica, kok suko sama Agnes monica jugo?Px : Iyo dak, ( sambil ketawa )KKJ : Ngapo Nisa suko samo agnes?Px : dio cantikKKJ : Oh yo, misalnyo nih Nisa nengok kakak – kakak dsini betinju, trus jambak – jamba’an, menurut Nisa bagus dak?Px : dak bagus, bodoh itu.KKJ : Yo lah, makasih yo Nisa udah mau ngobrol – ngobrol yo, besok kita ngobrol lagi..Px : iyo, ( sambil mencium tangan KKJ )