Laporan Kasus Jiwa Samlih (Skizofrenia Paranoid) 3 Mei 2013

27
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid DD Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F20.0 DD F32.3) Oleh : Ririn Setianingrum I1A009015 Irzal Rakhmadhani I1A009020 Riza Adi Saputra I1A009028 Puga Sharaz Wangi I1A009032 Pembimbing Dr. Tuti Hidayati

description

skizo

Transcript of Laporan Kasus Jiwa Samlih (Skizofrenia Paranoid) 3 Mei 2013

Laporan Kasus

Skizofrenia Paranoid DD Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik(F20.0 DD F32.3)

Oleh :Ririn SetianingrumI1A009015 Irzal RakhmadhaniI1A009020 Riza Adi SaputraI1A009028Puga Sharaz WangiI1A009032

PembimbingDr. Tuti Hidayati

UPF/Lab Ilmu Kedokteran JiwaFK Unlam-RSUD Sambang LihumApril, 2013

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN Nama:Tn. M.NUsia:40 tahunJenis Kelamin:Laki-LakiAlamat:Jl. Pasungkan RT 001, Kec. Daha Utara, Hulu Sungai SelatanPendidikan:SDPekerjaan :Peternak ikanAgama :IslamSuku :BanjarBangsa :IndonesiaStatus Perkawinan :Kawin Berobat Tanggal :29 April 2013

RIWAYAT PSIKIATRIKDiperoleh dari alloanamnesis dengan kakak pasien pada hari Senin tanggal 1 April 2013, pukul 12.55 WITA.KELUHAN UTAMAMengamuk

KELUHAN TAMBAHANSulit tidur, berbicara sendiriA. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGAlloanamnesis dengan kakak pasien (Kurdi):Sejak pulang umroh 1 bulan yang lalu Os mulai susah tidur dan terus-menerus berbicara sendiri. Bila sudah berbicara sendiri, Os tidak menghiraukan orang lain, berbicara terus-menerus, kebanyakan berbicara tentang dirinya yang tidak dihargai ketika umroh. Saat itu, Os pergi umroh seorang diri, dibiayai oleh majikannya di peternakan ikan. Selain itu, Os juga sering berbicara tentang dirinya sebagai utusan nabi dan penerus ustadz-ustadz yang sudah meninggal. Sekitar 1 minggu sebelum dibawa ke rumah sakit, Os menyerang rumah tetangganya yang beragama nasrani, karena merasa tidak senang dengan tetangganya tersebut. Perilaku Os membuat keluarga dan tetangganya ketakutan. Os juga sering tiba-tiba menangis sendiri karena merasa dirinya tidak kaya lagi seperti dulu. Dahulu Os sempat membuka usaha tetapi bangkrut. Os kemudian menjadi pegawai di peternakan ikan selama 10 tahun. Os merasa jika orang lain tidak perduli terhadap masalah ekonomi yang dihadapinya.AlloanamnesisOs tidak merasa dirinya sakit. Os mengaku bosan dengan kehidupan yang dijalaninya selama 10 tahun terakhir sebagai pegawai peternakan ikan. Os mengatakan jika ia ingin menjadi orang besar dan mengaku sebagai utusan nabi. Os mengaku terlahir untuk melanjutkan tugas berdakwah ustadz-ustadz yang telah meninggal. Di tengah-tengah anamnsis, Os tiba-tiba menangis, berkata tidak ada orang yang peduli dengannya, bahwa diriniya merasa direndahkan selama pergi umroh. Setelah beberapa saat, Os kembali tenang. Namun, setelah itu, ketika diberi pertanyaan, Os memberikan jawaban yang tidak sinkron dengan pertanyaan. Os juga lebih banyak berbicara sendiri dan berzikir, kadang-kadang tertawa sendiri. Ketika ditanya, apakah Os ada mendengar bisikan-bisikan atau melihat bayangan aneh, os mengaku tidak ada mendengar bisikan-bisikan atau melihat bayangan aneh. Os tampak gelisah, tidak bisa diam, sebentar berdiri, sebentar kemudian duduk lagi.

B. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Penyakit serupa (-)

C. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI 1. Riwayat PrenatalRiwayat prenatal pasien tidak diketahui.2. Riwayat Masa Bayi (0-1.5 Tahun)Riwayat masa bayi pasien tidak diketahui.3. Riwayat usia 1,5- 3 tahunTidak diketahui.4. Riwayat usia 3 - 6 tahunTidak diketahui.5. Riwayat usia 6 12 tahunPasien bermain dengan teman sebayanya, dan tidak ada masalah dengan teman-temannya.6. Riwayat usia 12 18 tahunPasien bukan seseorang yang suka melanggar peraturan dan suka mencari perhatian,bukan pencuriga dan pendendam, tidak sombong, tidak perfeksionis, tidak suka berdandan berlebihan. Pasien mengaku hubungannya dengan keluarga cukup dekat, tidak ada hal yang disembunyikan oleh pasien kepada keluarganya.7. Riwayat PendidikanPasien hanya bersekolah hingga tingkat Sekolah Dasar (SD)8. Riwayat PekerjaanPasien sempat membuka usaha namun bangkrut. Os kemudian menjadi peternak ikan selama 10 tahun.9. Riwayat PerkawinanPasien menikah dan dikaruniai 3 orang anak..

D. RIWAYAT KELUARGAPenderita adalah anak kedua dari dua bersaudara. Tidak terdapat riwayat penyakit jiwa dalam keluarga.Genogram:

Herediter (-)Keterangan :Laki-laki :Pasien :Perempuan :Meninggal :

E. RIWAYAT SITUASI SEKARANG Pasien tinggal bersama istri dan anak-anaknya.

H..PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYAPasien merasa dirinya tidak sakit. Pasien mengaku bosan dengan kehidupannya sekarang. Pasien juga merasa jika dirinya adalah seorang utusan nabi yang harus berdakwah.III.STATUS MENTALA.DESKRIPSI UMUM1.PenampilanTampak tidak rapi dan tidak terawat2. KesadaranKompos mentis3. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorHiperaktif4. PembicaraanIrrelevan, asosiasi longgar5. Sikap terhadap PemeriksaTidak Kooperatif 6. Kontak PsikisKontak ada, wajar namun tidak dapat dipertahankan.1. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF KESERASIAN SERTA EMPATI1. Afek (mood) : Marah2. Ekspresi afektif : Marah3. Keserasian: Inappropiate4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan.FUNGSI KOGNITIF1. Kesadaran : komposmentis, jernih2. Orientasi -Waktu:Baik-Tempat:Baik-Orang:Baik-Situasional :Baik3.Konsentrasi:Terganggu4.Daya Ingat Jangka pendek:TergangguJangka panjang:TergangguSegera:Terganggu5.Intelegensi dan Pengetahuan Umum : sesuai tingkat pendidikan6.Pikiran abstrak:TergangguGANGGUAN PERSEPSI1. Halusinasi : Auditorik :Disangkal Visual:Disangkal Olfaktorik:Disangkal Ilusi :Disangkal 2. Depersonalisasi dan derealisasi : Disangkal PROSES PIKIR1. Arus pikira. Produktivitas:Spontanb.Kontinuitas:blocking (-), flight of idea (+)c. Hendaya berbahasa:Tidak ada2. Isi Pikira. Preocupasi : Sulit dievaluasib. Gangguan pikiran: Waham keagamaan dan waham kebesaranPENGENDALIAN IMPULSTergangguDAYA NILAI 1. Daya nilai sosial:Terganggu, pasien menyerang tetangga yang berbeda keyakinan agama2. Uji Daya nilai:Terganggu3. Penilaian Realita:TergangguTILIKANDerajat 1 (pasien menyangkal penuh dirinya sakit)TARAF DAPAT DIPERCAYATidak dapat dipercaya

IV.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT1. STATUS INTERNUSKeadaan umum:Pasien tampak tidak terawatGizi:Baik

Tanda vital :TD=110/70 mmHgN=84 kali/menitRR=20 kali/menitT=36,5 oCKepala : Mata:Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.Telinga:Bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimalHidung:Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada tumor.Mulut:Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering dan tidak pucat, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak mudah berdarah, lidah tidak tremor.Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Thoraks :Inspeksi:Bentuk dan gerak simetrisPalpasi:Fremitus raba simetrisPerkusi Pulmo:Sonor Cor:Batas jantung normalAuskultasi-Pulmo:Suara napas vesikuler-Cor:S1~ S2 tunggalAbdomen Inspeksi:DatarPalpasi:Tidak nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba Perkusi:Timpani Auskultasi:Bising usus (+) normalEkstemitas:Pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edema dan atropi, tremor (-). V. laceratum tangan kanan

2. STATUS NEUROLOGIKUSN I XII:Tidak ada kelainanGejala rangsang meningeal:Tidak adaGejala TIK meningkat:Tidak adaRefleks fisiologis:Normal Refleks patologis:Tidak ada

V.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAAnamnesis : Os berbicara sendiri dan menyerang orang lain yang berbeda agama. Os memiliki masalah dengan pekerjaan dan merasa dirinya tidak kaya lagi. Os merasa tidak ada orang yang mempedulikan keadaannya, dan banyak orang yang memandang rendah dirinya. Os merasa dirinya orang besar dan merupakan utusan nabi. Os mengatakan dirinya dilahirkan untuk menggantikan tugas berdakwah ustadz-ustadz yang telah meninggal.

Pemeriksaan Psikiatri : Perilaku dan aktifitas psikomotor : normoaktif Pembicaraan : Irrelevan Afek : Marah Ekspresi : Marah Penilaian realita : terganggu Tilikan : Derajat 1 Taraf dapat dipercaya : Tidak dapat dipercaya

VI.EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I:Skizofrenia Paranoid DD Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F20.0 DD F32.3) Aksis II:None Aksis III: None Aksis IV:Masalah sosial lingkungan Aksis V:GAF scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

VII.DAFTAR MASALAH1. ORGANOBIOLOGIKTidak ada2. PSIKOLOGIK Perilaku dan aktivitas psikomotor normoaktif, afek marah, pembicaraan irrelevan, sikap terhadap pemeriksa tidak kooperatif, mood marah, keserasian tidak serasi, empati tidak dapat diraba-rasakan, pendidikan sesuai taraf pendidikan, konsentrasi terganggu, orientasi w/t/o/s baik, daya ingat terganggu, tidak dapat dipercaya, penilaian realitas terganggu dan tilikan derajat 1. Penyakit pada pasien ini sudah 1 bulan terakhir.3. SOSIAL/KELUARGAMengganggu tetangga yang berbeda agama.VIII.PROGNOSIS Diagnosa penyakit:buruk Ciri kepribadian:buruk Stressor psikososial:Buruk Riwayat Herediter:Baik Pola keluarga : Baik Perkawinan:Baik Ekonomi:Buruk Lingkungan sosial:Buruk Organobiologik:Baik Kesimpulan:Dubia ad malam IX. RENCANA TERAPIPsikofarmaka Po.Haloperidol 3 x 5 mgClozapine 3 x 25 mgTrihexylpenidil 3 x 2 mgChlorpromazine 3 x 100 mgInj.Lodomer 5 mg (IM) 1 amp k/p gelisahInj.Diazepam 10 mg (IM) amp k/p gelisah

Psikoterapi: support terhadap penderita dan keluargaX. DISKUSI

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu sering berbicara-bicara sendiri jika beraktivitas dan melamun. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dandisabilitasbagi pasien dan keluarganya sehingga dapat disimpulkan sebagaiGangguan Jiwa.Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Jiwa Psikotik Non-Organik. Pada pasien ditemukan adanya gangguan isi pikiran berupa waham kebesaran dan keagamaan yaitu pasien merasa dirinya sebagai utusan nabi yang dilahirkan untuk meneruskan tugas berdakwah ustadz-ustadz yang telah meninggal. Sehingga berdasarkan PPDGJ-III di diagnosis sebagaiSkizofrenia (F.20). Disamping itu, ditemukan adanya gejala waham yang menonjol sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis diarahkan padaSkizofrenia Paranoid (F.20.0).Berdasarkan hasil anamnesa serta pemeriksaan status mental, dan merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini dapat didiagnosa sebagai skizofrenia paranoid (F20.0). Pedoman diagnostik secara umum skizofrenia telah terpenuhi dan secara spesifik digolongkan ke dalam skizofrenia paranoid.Gejala yang ada pada penderita telah memenuhi pedoman umum diagnostik untuk skizofrenia, yaitu adanya penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta afek yang tidak wajar. Dalam diagnosa skizofrenia, harus ada sedikitnya satu gejala yang sangat jelas diantara gejala-gejala berikut (1): Thought echo, atau Thought insertion, atau Thought broadcasting Delution of control, delution of influence, delution of passivity, delution perception Halusinasi auditorik Waham-waham menetap jenis lainnya.Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini : Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif. Adanya gejala tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan, dan harus ada perubahan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa prilaku pribadi (personal behavior). Pedoman diagnostik yang terpenuhi dari penderita adalah adanya waham Kebesaran. Gejala-gejala ini sudah berlangsung lebih dari 1 bulan terakhir.Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung berlanjut (kronis, menahun). Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan waktu relatif lama berbulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini bertujuan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan (relapse). Terapi yang diberikan meliputi terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia (psikofarmaka) dan terapi dengan memberikan edukasi dan support kepada keluarga dan penderita (psikoterapi) (2).Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala, mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik. Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam pengobatan (3).Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut (2) :1. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat2. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil3. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif maupun negatif skizofrenia4. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)5. Tidak menyebabkan kantuk6. Memperbaiki pola tidur7. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi8. Tidak menyebabkan lemas otot9. Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka dengan Chlorpromazine 3x100 mg/hari yang merupakan obat anti psikotik yang berguna untuk menghindari terjadinya gejala peningkatan aktivitas fisik dan mental, serta kurang tidur. Selain itu ditambah dengan Haloperidol (lodomer) 3x5 mg/hari yang juga sebagai anti psikotik yang mempunyai efek sedasi lemah dan membantu menghilangkan gejala psikotik berupa waham dan halusinasi (4).Obat antipsikotik kuat seperti Haloperidol (lodomer), sering menyebabkan gejala ekstrapiramidal seperti sindroma Parkinson (berupa gemetar, badan kaku seperti robot, hipersalivasi) dan gejala ekstrapiramidal lainnya. Untuk mengatasi hal ini, digunakan obat Trihexipenidil (hexymer) 3 x 2 mg tablet/hari (4).Mekanisme kerja obat antipsikosis adalah memblokade Dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis adalah (4):1. Sedasi dan inhibisi psikomotor2. Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolonergik berupa mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur3. Gangguan endokrin4. Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson)

5. Hepatotoksik. Sindrom Parkinson terdiri dari tremor, bradikinesia, rigiditas. Efek samping ini ada yang cepat dan ditolerir oleh pasien, ada yang lambat, dan ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan penderitaan pasien. Bila terjadi sindrom Parkinson maka penatalaksanaannya: hentikan obat anti psikosis atau bila obat antipsikosis masih diperlukan diberikan trihexipenidil 3x2 mg/hari p.o. atau sulfas atropin 0,5 0,75 mg IM. Apabila sindrom Parkinson sudah terkendali diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan apakah masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson (4). s Pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia darah terutama untuk memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT) diperlukan karena efek samping obat antipsikosis salah satunya adalah hepatotoksik. Selain melalui pemeriksaan laboratorium, dapat juga dari pemeriksaan fisik berupa tanda ikterik, palpasi hepar (4).

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

2. Made wirnata. Skizofrenia. 2009.

3. Rambisa A. Skizofrenia Paranoid. www.google.com. Diakses tanggal 18 April 2013.

4. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.

11

5