Makalah Skizofrenia Paranoid

download Makalah Skizofrenia Paranoid

of 29

description

Pembahasan Kasus Skizofrenia Paranoid

Transcript of Makalah Skizofrenia Paranoid

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    1/29

    0

    MODUL ORGAN MENTAL-EMOSIONAL

    Seorang wanita yang tiba-tiba berteriak-teriak dan mengamuk

    KELOMPOK 1

    030.08.128 IRFAN SUGIYANTO

    030.09.244 SUREZA LARKE WAJENDRA

    030.10.056 BIMA GHOVAROLIY

    030.10.070 SARAH MARGARETH FELICIA

    030.10.146 KAMILAH NASAR

    030.10.184 MUHAMAD ALFI AULIYA RACHMAN

    030.10.185 MUHAMAD ANDANU YUNUS SLAMET

    030.10.186 MUHAMAD ARFAN ERIANSYAH

    030.10.226 R. IFAN ARIEF FAHRUROZI

    030.10.227 RACHEL SILENCY ARITONANG

    030.10.228 RACHMA TIA WASRIL

    030.10.261 SUMEET HARESH VASANDANI

    030.10.262 SYARFINA ROSYADAH

    030.10.263 TAHARI BARGAS PRAKOSO

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS TRISAKTI

    JAKARTA, 20 MEI 2013

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    2/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Salam sejahtera kami ucapkan pada semua dosen dan terima kasih atas bimbingan yang telah

    diberikan untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang mengikuti modul

    mental-emsosional. Pada tanggal 14 Mei 2013 telah dilakukan diskusi kelompok 1, kasus 4 sesi 1

    yang berlangsung selama 2 jam. Perwakilan mahasiswa yang menjadi ketua adalah R. Ifan

    Fahrurozi dan yang menjadi sekretaris adalah Sarah Margareth. Perilaku peserta diskusi aktif,

    kontributif dan ikut berperan serta dalam jalannya diskusi. Topik diskusi kasus 4 ini ialah

    seorang perempuan dengan keluhan tiba-tiba mengamuk, berteriak teriak serta hendak memukul

    suaminya dengan linggis.

    Hal-hal yang dibahas selama diskusi ini ialah analisis masalah, anamnesis yangdiperlukan, hipothesis yang mungkin pada pasien ini, pemeriksaan fisik serta rencana

    pemeriksaan penunjang. Tutor kami membimbing kami dengan baik sehingga kami bisa

    mengadakan diskusi yang terarah.

    Pada tanggal 15 Mei 2013 telah dilakukan diskusi kelompok 1, kasus 4 sesi 2 yang

    berlangsung selama 2 jam. Perwakilan mahasiswa yang menjadi ketua adalah Muhamad Andanu

    dan yang menjadi sekretaris adalah Sarah Margareth. Perilaku peserta diskusi aktif, kontributif

    dan ikut berperan serta dalam jalannya diskusi.

    Hal-hal yang dibahas selama diskusi ini ialah pemeriksaan penunjang, diagnosis

    multiaksial, patofisiologi dari penyakit yang dialami pasien ini serta penatalaksanaan. Tutor kami

    membimbing kami dengan baik sehingga kami bisa menentukan diagnosis multiaksial dan

    penatalaksanaan yang tepat untuk pasien ini.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    3/29

    2

    BAB II

    SKENARIO KASUS

    Skenario 1

    Ny. S 27 tahun, dibawa ke UGD RS Trisakti ileh keluarganya dengan keluhan tiba-tiba

    mengamuk, berteriak-teriak serta hendak memukul suaminya dengan linggis

    Skenario 2

    Ketika ditanya mengapa, ia mengatakan ada suara bisikan yang menyuruh pasien untuk

    memukul suaminya. Pasien mengatakan suaminya berselingkuh dengan perempuan lain serta

    hendak mencelakakannya. Penampilan pasien agak lusuh, dandanannya kurang rapih, agak

    kurus, kesadaran baik.

    Skenario 3

    Kejadian seperti diatas pernah dialami pasien sejak 3 tahun terakhir walaupun hanya kadang

    kadang saja. Sebelum mengamuk, biasanya pasien sering menyendiri dalam kamar, melamun,

    kadang kadang tertawa sendiri, bicaranya kacau. Pasien belum pernah berobat ke dokter tapi

    hanya ke dukun saja. Karena tidak dapat dipertahankan di rumah, pasien dibawa ke RS Trisakti.

    Skenario 4

    Perkembangan Ny. S pada masa kanak dan remaja tidak ada kelainan fisik berarti, pasien

    mempunyai perawakan yang kurus, jarang bergaul, mudah tersinggung, temannya yang akrabhanya 1-2 orang saja. Pasien menikah pada usia 23 tahun, punya 2 orang anak. Laki-laki yang

    berusia 1 dan 3 tahun, pasien jarang mengurus anaknya sendiri

    Skenario 5

    Pemeriksaan status mental :

    Terdapat waham kejar, waham kebesaran, halusinias auditorik. Afek tumpul dan tidak serasi

    Pemeriksaan diagnostik lanjut :

    Pemeriksaan fisik umum dalam batas normal Pemeriksaan neurologic : tanpa deficit neurology EKG normal Laboratorium darah dan urine : tidak ada kelainan

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    4/29

    3

    BAB III

    PEMBAHASAN KASUS

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. S

    Umur : 27 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : -

    Pendidikan : -

    Pekerjaan : -

    Agama : -

    Suku bangsa : -

    Status pernikahan : menikah

    MASALAH

    Masalah yang dialami Ny.S adalah sebagai berikut:

    1. Pasien diantar oleh keluarganya ke UGD2. Pasien tiba-tiba berteriak-teriak, mengamuk, dan hendak memukul suaminya dengan

    linggis

    Masalah Pengkajian Masalah

    Pasien diantar oleh keluarganya ke UGD Melihat dari kondisi pasien yang harus di antar

    oleh keluarganya ke UGD dapat disimpulkan

    bahwa pasien tidak mampu untuk datang

    sendiri ke rumah sakit atau perilaku pasien

    sangat membahayakan sehingga tidak dapat

    ditangani oleh keluarganya sendiri sehingga

    mereka membawanya ke UGD

    Pasien tiba-tiba berteriak, mengamuk, dan

    hendak memukul suaminya dengan linggis.

    Terdapat perilaku agresi yang datang tiba-tiba

    (tiba-tiba berteriak, mengamuk, dan hendak

    memukul suaminya dengan linggis) dan

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    5/29

    4

    berpotensial untuk membahayakan orang di

    sekitarnya, misalnya suaminya sendiri. Perilaku

    tersebut dapat disebabkan oleh bermacam-

    macam faktor stressor yang harus diidentifikasi

    lebih lanjut melalui anamnesis maupun

    pemeriksaan-pemeriksaan lainnya.

    HIPOTESIS

    Hipotesis yang dapat ditentukan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental

    pasien:

    1. AmokDasar :

    Pasien berteriak-teriak tiba-tiba Pasien mengamuk dan hendak memukul suaminya dengan linggis.

    Pedoman diagnostik :

    Timbul mendadak atau didahului dengan tindakan ritualistik/meditasi. Kesadaran berkabut atau menurun tanpa disertai epilepsi. Bangkit dan bertindak agresif yang ditujuka kepada orang, hewan, dan benda di

    sekitarnya. Setelah itu tenang dan kesadaran pulih kembali.

    2. Skizofrenia paranoidDasar :

    Ditemukannya halusinasipada pasien.(pasien mengaku mendengar suara bisikan yang menyuruh pasien untuk

    memukul suaminya)

    Adanya waham(pasien juga mengatakan bahwa suaminya berselingkuh dengan perempuan lain

    dan hendak mencelakakannya)

    Abulia(dinilai dari penampilan pasien yang agak lusuh, dandanannya kurang rapih, dan

    tubuh pasien yang terlihat kurus. Pasien juga jarang mengurus anaknya sendiri)

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    6/29

    5

    Lamanya waktu pasien mengalami gejala ini(dinilai dari hasil anamnesis yang mengatakan bahwa gejalagejala yang

    dialami pasien sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir, walaupun hanya

    kadang-kadang saja.)

    Salah satu kriteria diagnosis skizofrenia merupakan lamanya pasien menderita

    gejala-gejala psikotik (lebih dari enam bulan). Pada pasien ini dikatakan bahwa

    gejala-gejala psikotik telah berlangsung selama tiga tahun dengan onset yang

    kadang-kadang saja. Dengan demikian apabila kriteria lain memenuhi dapat

    disimpulkan bahwa pasien mengidap skizofrenia kronis eksaserbasi akut.

    Asosiasi longgar(dinilai dari hasil anamnesis mengenai perilaku pasien yang mengatakan bahwa

    sebelum mengamuk, pasien sering menyendiri dalam kamar, melamun, kadang

    tertawa sendiri, serta bicaranya kacau)

    Gejala negatif skizofrenia(dinilai dari anamnesis: pasien jarang bergaul, mudah tersinggung , teman yang

    akrab hanya 1 atau 2 orang saja)

    Hipotesis skizofrenia juga dapat diambil berdasarkan pada pemeriksaan statusmental dimana pada pasien terdapat waham curiga, waham kejar, waham

    kebesaran , halusinasi auditorik, asosiasi longgar , afek tumpul dan tidak serasi

    serta perilaku gaduh gelisah.

    ANAMNESIS

    Anamnesis yang dilakukan kepada pasien pada kasus ini dapat dilakukan secara auto maupun

    allo-anamnesis kepada keluarga yang mengantar mengingat kondisi pasien yang tampak kurang

    kooperatif.

    Riwayat Penyakit Sekarang- kapan keluhan pada Ny.S pertama kali muncul?- Apa yang menyebabkan pasien menjadi mengamuk? Apakah ada pencetusnya? - Apakah pasien mempunyai pengalaman spiritual tertentu,seperti meditasi?- Apakah ada gejala lain?- Apakah pasien mempunyai masalah dengan keluarganya?

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    7/29

    6

    Riwayat Medik Lampau- Apakah pasien pernah mengalami trauma pada daerah kepala sebelumnya?- Pengobatan apa yang pernah diterima pasien?

    Riwayat Psikiatrik Lampau- Apa yang dirasakan pasien beberapa waktu terakhir ini?- Apakah pasien memiliki kepribadian tertentu/perubahan kepribadian? Bila ya,

    sejak kapan terjadinya?

    - Apakah pasien pernah dirawat atau berobat ke dokter sebelumnya?- Pengobatan apa yang telah diterima oleh pasien?- Apakah pasien mengalami trauma psikis atau peristiwa hidup yang penuh stres?- Bagaimana pandangan pasien terhadap dirinya?

    Riwayat Perkembangan Sosial- Bagaiman riwayat kelahiran pasien?- Bagaimana perkembangan masa kecil pasien?- Bagaimana hubungan pasien dengan orang tuanya?- Bagaimana pola asuh orang tua pasien?- Bagaimana hubungan pasien dengan saudaranya (bila ada)?- Bagaimana hubungan pasien dengan suaminya?- Bagaimana pendidikan pasien?- Bagaimana hubungan pasien dengan lingkungan sosialnya? Pergaulannya?- Apa pekerjaan pasien?- Bagaimana perasaan pasien terhadap pekerjaannya dan lingkungan pekerjaannya? - Apa hobi atau kebiasaan pasien?

    Riwayat Keluarga- Apakah di keluarga pasien ada yang pernah menderita gangguan jiwa?- Apakah di keluarga pasien ada yang mengkonsumsi zat tertentu seperti alkohol

    atau obat-obatan atau merokok?

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    8/29

    7

    STATUS MENTAL

    Status Mental Pengkajian Status Mental

    Gambaran Umum

    1. Penampilan Umum: Pasien perempuan. Dilihat apakah pasien terlihat lebih tua dari usianya atau sesuai

    dengan usianya.

    Penampilan lusuh dan dandanannya agak kurang rapi,agak kurus2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor:

    Pasien banyak bicara. Pasien marah-marah dan tertawa terbahak-bahak. Pasien tampak gelisah dan tidak tenang. Terlihat tremor kecil. Pasien berkeringat banyak.

    3. Sikap Terhadap Pemeriksa: Sikap terhadap pemeriksa termasuk kooperatif.

    4. Kesadaran: baik.

    Mood dan Afek

    1. Afek: Pada pasien didapatkan afek tumpul Afek tumpul merupakan gangguan afek yang bermanifestasi

    sebagai sangat berkurangnya intensitas tonus perasaan yang

    diungkapkan.

    Afek tidak serasi merupakan ketidakharmonisan antara iramaperasaan emosional dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan

    yang menyertainya.

    Persepsi

    Pada pasien didapatkan halusinasi Auditorik yang merupakan persepsi

    palsu akan bunyi,biasanya berupa suara-suara namun dapat pula berupabunyi-bunyian lain. Pasien mempunyai persepsi bahwa ada seseorang

    yang berbisik menyuruhnya untuk memukul suaminya.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    9/29

    8

    Pikiran

    1. Isi Pikir: terdapat waham kejar dan waham kebesaran. Waham kejar :kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa

    dirinya dilecehkan,dicurangi,atau dikejar. Pada pasien mempunyai

    pemikiran bahwa suaminya selingkuh dari dirinya.

    Waham kebesaran : konsep seseorang akan arti pentingdiri,kekuatan,atau identitasnya yang terlalu dilebih-lebihkan.

    Sensorium dan

    Kognitif

    1. Kewaspadaan: perlu dinilai.2. Orientasi: perlu dinilai terhadap waktu, tempat, dan orang.3. Daya Ingat: perlu dinilai.4. Konsentrasi dan Perhatian: perlu dinilai.5. Kemampuan Membaca/Menulis/Visuospasial: perlu dinilai.6. Pikiran Abstrak: perlu dinilai.7. Kecerdasan: perlu dinilai.

    Pengendalian

    ImpulsPerlu dinilai.

    Pertimbangan dan

    Tilikan

    1. Pertimbangan/Daya Nilai Sosial: perlu dinilai.2. Tilikan/Daya Nilai Diri: perlu dinilai.

    INTERPRETASI HASIL ANAMNESIS

    Pada anamnesis didapatkan keterangan sebagai berikut:

    1. Pasien datang diantar keluarganya karena tiba-tiba berteriak-teriak, mengamuk,dan hendak memukul suaminya dengan linggis.

    Tindakan pasien yang tiba-tiba berteriak-teriak serta mengamuk menunjukkan terdapat gangguan

    mental yang onsetnya akut. Selain itu tindakan hendak memukul suaminya dengan linggis

    menandakan gangguan yang dialami pasien berpotensi menimbulkan bahaya atau cedera pada

    orang lain. Kemungkinan apa yang dialami pasien merupakan suatu kegawatdaruratan psikiatri.

    2. Pasien mengaku alasan ia hendak memukul suaminya karena ada suara bisikanyang menyuruhnya.

    Kemungkinan suara bisikan yang menyuruh pasien untuk memukul suaminya adalah suatu

    bentuk halusinasi auditorik.

    3. Pasien mengatakan suaminya berselingkuh serta hendak mencelakakannya.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    10/29

    9

    Hal ini harus dipastikan dengan melakukan wawancara dengan suami pasien. Seandainya hal

    tersebut tidak benar dan hanya perasaan pasien saja perlu ditanyakan kepada pasien dari mana ia

    mengetahui atau memiliki pikiran seperti itu. Hal ini juga dapat menimbulkan interpretasi

    kemungkinan adanya waham paranoid pada pasien.

    4. Pasien sering menyendiri, melamun, tertawa sendiri, dan bicaranya kacau.Gejala yang ditunjukkan pasien mencakup gejala negatif dan gejala positif. Gejala negatif yang

    ada adalah sering menyendiri dan melamun sedangkan gejala positifnya adalah tertawa sendiri.

    Bicara yang kacau pada pasien menandakan adanya asosiasi yang longgar.

    5. Kejadian ini dialami sejak tiga tahun terakhir dengan frekuensi kadang-kadangsaja. Sudah pernah berobat tetapi tidak diminum secara teratur.

    Kami mendapatkan keterangan bahwa hal seperti ini bukanlah kejadian yang pertama, melainkan

    sudah yang kesekian kalinya. Kemungkinan pasien mengalami kekambuhan atau episode relaps

    akibat pengobatan yang tidak teratur.

    6. Perkembangan masa kanak dan remaja.Informasi yang didapat mengenai kepribadian pasien adalah pasien jarang bergaul, mudah

    tersinggung, dan hanya memiliki teman akrab satu atau dua orang saja. Pasien jarang mengurus

    anaknya sendiri yang berusia 3 dan 1 tahun. Berdasarkan data yang didapat kemungkinan

    terdapat gangguan kepribadian pada pasien. Gangguan kepribadian yang terpenuhi dengan

    kondisi pasien di atas adalah Gangguan Kepribadian Dissosial.

    INTERPRETASI PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan Hasil Interpretasi

    Pemeriksaan fisik umum Dalam batas normal Tidak ditemukan kelainan organik

    yang dapat mendasari terjadinya

    gejala pada pasien seperti infeksi

    atau trauma.

    Pemeriksaan neurologis Tanpa deficit neurologi Tidak ditemukan kelainan organik

    susunan saraf yang mendasari

    terjadinya gejala pada pasien

    seperti infeksi dan trauma.

    EKG Normal Belum ditemukan kelainan pada

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    11/29

    10

    jantung

    Laboratorium darah dan

    urin

    Tidak ada kelainan Tidak ditemukan tanda-tanda

    infeksi, intoksikasi maupun

    penyalahgunaan obat

    Belum ada anjuran untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium tambahan.

    DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

    Pedoman diagnosis yang kami gunakan adalah PPDGJ III. Diagnosis multi aksial pada kasus

    ini menurut kelompok kami berdasarkan informasi yang didapat adalah:

    Aksis I (F20.0) Skizofrenia Paranoid kronik eksaserbasi akut: 3tahunAksis II (F60.2) Gangguan Kepribadian DisossialAksis III tidak ada diagnosisAksis IV tidak ada diagnosisAksis V

    GAF 20-11 : bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitassangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri

    Pedoman diagnostik Aksis 1 Skizofrenia Paranoid menurut PPDGJ III, adalah:

    - Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia- Sebagai tambahan :

    o Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau

    halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),

    mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)

    b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau brsifat seksual, atau lain-lainperasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol

    c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity

    (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,

    adalah yang paling khas.;

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    12/29

    11

    o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatoniksecara relatif tidak nyata /tidak meonjol.

    Skala GAF yang kami berikan pada pasien berkisar 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain,

    disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri. Karena pada pasien memukul

    suami karena terdapat bisikan, pasien agak lusuh, dandanannya kurang rapih, agak kurus.

    PATOFISIOLOGI

    Kelompok kami menetapkan diagnosis skizofrenia paranoid untuk pasien Ny.S. Etiologi dan

    patofisiologi dari skizofrenia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang

    ditemukan berperan dalam proses terjadinya skizofrenia.

    1. Faktor genetika:Kejadian skizofrenia berhubungan erat dengan riwayat keluarga. Kecenderungan seseorang

    untuk menderita skizofrenia berhubungan erat dengan ada atau tidak keluarga yang menderita

    skizofrenia dan seberapa dekat hubungan orang tersebut dengan keluarga yang menderita

    penyakit ini (misalnyafirst degree relativeatausecond degree relative). Ditemukan juga bahwa

    kecenderungan seseorang untuk menderita skizofrenia berhubungan dengan usia ayah saat anak

    dilahirkan. Sebuah studi dilakukan pada pasien skizofrenia yang tidak memiliki riwayat keluarga

    dan ditemukan bahwa seseorang yang dilahirkan dari ayah yang lebih tua dari 60 tahun lebih

    rentan untuk terjadinya skizofrenia. Pola transmisi genetik skizofrenia tidak diketahui namun

    beberapa gen ditemukan berhubungan dengan kerentanan seseorang menderita skizofrenia yaitu

    gen alpha-7-nicotinic receptor,DISC1, GRM3, COMT, NRG1, RGS4, dan G72. Mutasi dari gen

    DTNBP1dan neureglin 1ditemukan berhubungan dengan gejala negatif dari skizofrenia.

    Pada pasien ini tidak diberikan keterangan tentang adanya anggota keluarga yang menderita

    gangguan jiwa atau skizofrenia. Perlu dilakukan anamnesis tambahan untuk mengetahui apakah

    anggota keluarga pasien ada yang menderita gangguan jiwa atau skizofrenia. Hal ini

    berhubungan dengan prognosis dari skizofrenia; dimana pasien dengan riwayat keluargagangguan mood memiliki prognosis yang baik, sedangkan pasien dengan riwayat keluarga

    skizofrenia memiliki prognosis yang buruk.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    13/29

    12

    2. Faktor biokimiawi:Gangguan pada aktivitas biokimia otak atau neurotransmitter juga mempunyai peran yang

    penting dalam terjadinya skizofrenia.

    Dopamin: Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia timbul akibataktivitas dopaminergik yang berlebihan. Hipotesis ini dikembangan

    berdasarkan dua alasan: 1.obat antipsikotik yang merupakan suatu antagonis

    reseptor dopamine tipe 2 (D2) efektif dan poten menghilangkan gejala skizofrenia

    dan 2.obat-obatan yang menyebabkan peningkatan aktivitas dopaminergik seperti

    kokain dan amfetamin bersifat psikotomimetik. Jalur dopamin yang berhubungan

    dengan kelainan dopamin ialah jalur mesokortikal dan jalur mesolimbik. Neuron

    dopaminergik pada jalur ini keluar dari badan sel yang terdapat di midbrain

    menuju ke neuron di sistem limbik dan korteks cerebri. Hiperaktivitas dopamin

    pada jalur mesolimbik berhubungan dengan gejala positif pada skizofrenia,

    sedangkan hipoaktivitas dopamin pada jalur mesokortikal berhubungan

    dengan gejala negatif, gangguan kognitif, dan gangguan afekpada skizofrenia.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    14/29

    13

    Serotonin: Pelepasan serotonin yang berlebihanberhubungan dengan terjadinyagejala positif dan negatifpada skizofrenia. Dasar hipotesis ini didasarkan atas

    penggunaan klozapin (antipsikotik generasi ke-2/ atipikal) yang efektif terhadap

    gejala positif dan negatif dari skizofrenia, dimana obat ini merupakan suatu

    antagonis reseptor serotonin. Norepinefrin: Degenerasi selektif dari norepinefrin dikaitkan dengan gejala

    anhedonia (gangguan kapasitas seseorang untuk mengalami rasa puas secara

    emosional dan penurunan kemampuan seseorang untuk mengalami rasa senang)

    pada pasien skizofrenia. Hipotesis ini belum dapat dibuktikan.

    GABA: Pada beberapa pasien yang menderita skizofrenia, ditemukan bahwaterjadi penurunan neuron GABAnergik di hipokampus. GABA, yang

    merupakan suatu neurotransmitter inhibitor, mempunyai efek regulasi terhadap

    aktivitas dopamin. Diduga bahwa hilangnya neuron GABAnergik menyebabkan

    terjadinya hiperaktivitas neuron dopaminergik.

    Asetilkolin: Studi postmortem pada pasien skizofrenia menunjukkan bahwareseptor muskarinik dan nikotinik menurun pada putamen caudatus,

    hipokampus, dan bagian dari korteks prefrontal. Reseptor ini memiliki peran

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    15/29

    14

    dalam regulasi dari neurotransmitter yang berperan dalam kemampuan kognitif

    seseorang. Penurunan reseptor muskarinik dan nikotinik dihubungkan dengan

    gangguan kognitifpada pasien yang menderita skizofrenia.

    Pada pasien ini ditemukan gejala positif, gejala negatif, serta gangguan afek yang

    berhubungan dengan gangguan pada neurotransmitter dopamin, serotonin, serta GABA.

    3. Faktor susunan saraf pusat:Beberapa kelainan pada susunan saraf pusat telah ditemukan pada pasien skizofrenia yang

    mungkin berhubungan dengan terjadinya skizofrenia. CT-scan dari penderita skizofrenia

    menunjukkan pembesaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel tigadan penurunan volume

    korteks cerebri. Penurunan volume substansia grissea dari korteks cerebridapat ditemukan

    pada tahap awal dari skizofrenia. Penurunan simetri juga ditemukan pada beberapa area otak

    yaitu pada lobus temporal, lobus frontal, dan lobus oksipital. Penurunan simetri ini diduga

    berasal dari masa fetus dimana dan merupakan indikasi terjadinya gangguan pada lateralisasi

    otak saat perkembangan otak terjadi. Pada sistem limbik yang mengatur emosi dapat ditemukan

    penurunan masa regio amigdala, hipokampus, dan girus parahipokampus(pada gambaran

    MRI pasien skizofrenia). Kelainan anatomis dari korteks prefrontal juga ditemukan pada

    pasien skizofrenia.

    Pada pasien ini perlu dilakukan pemeriksaan CT-scan ataupun MRI untuk mengetahui adakah

    kelainan pada susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan terjadinya skizofrenia.

    4. Faktor stress kehidupan:Adolf Meyer menyatakan bahwa skizofrenia merupakan reaksi dari stres kehidupan.

    Pada pasien ini kejadian skizofrenia diduga berhubungan dengan pernikahan dan kehamilan anak

    pertama pasien ditinjau dari onset gejala skizofrenia yang dialami oleh pasien. Diduga bahwa

    stres pada masa pernikahan dan masa kehamilan berperan dalam terjadinya skizofrenia pada

    pasien ini. Selain itu, dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengaku suaminya

    selingkuh. Perlu dilakukan anamnesis tambahan kepada suami untuk mengetahui apakah hal

    tersebut benar atau tidak. Bila suami memang selingkuh maka hal ini merupakan suatu stres

    kehidupan yang berat bagi pasien yang memicu terjadinya skizofrenia pada pasien ini.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    16/29

    15

    PENATALAKSANAAN

    1.Rawat Inap karena :

    - Tidak bisa mengurus diri

    - Bahaya mencederai diri sendiri dan orang lain (membunuh)

    - Agar pemberian terapi lebih teratur

    2.Medikamentosa :

    - Anti Psikotik : Risperidone minimal 4-6 minggu

    3. Terapi Stabilisasi :

    - PsikoterapiSupaya bisa bersosialisasi

    4. Terapi Psikososial :

    - Pelatihan keterampilan sosialVideo

    -PsikodramaLakukan rutinitas sehari-hari

    PROGNOSIS

    kami menetapkan prognosis pada pasien ini yaitu dubia ad malam, dengan alasan :

    Prognosis baik Prognosis Buruk

    Faktor pencetus yang jelas

    Sistem pendukung yang baik

    MenikahGejala positif

    Onset Muda

    Perilaku menarik diri, autistik

    Gejala negatifTidak ada remisi dalam tiga tahun

    Banyak relaps

    Riwayat penyerangan

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    17/29

    16

    BAB IV

    TINJAUAN PUSTAKA

    SKIZOFRENIA

    Definisi SkizofreniaSkizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh ditandai dengan

    terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran,emosi dan perilaku pasien yang terkena.

    Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala fundamental (atau primer)

    spesifik,yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran

    asosiasi. Gejala fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi.

    Sedangkan gejala sekundernya adalah waham dan halusinasi. Berdasarkan DSM-IV, skizofrenia

    merupakan gangguan yang terjadi dalam durasi paling sedikit selama 6 bulan, dengan 1 bulanfase aktif gejala (atau lebih) yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak

    terorganisir, dan adanya perilaku yang katatonik serta adanya gejala negative.

    Kriteria Diagnostik SkizofreniaMenurut Kaplan & Sadock (2004), terdapat beberapa kriteria diagnostik skizofrenia di dalam

    DSM-IV antara lain :

    A. Karakteristik gejala

    Terdapat dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing ditemukan secara signifikan

    selama periode satu bulan (atau kurang,bila berhasil ditangani):

    1) Delusi (waham)

    2) Halusinasi

    3) Pembicaraan yang tidak terorganisasi (misalnya, topiknya sering menyimpang atau tidak

    berhubungan).

    4) Perilaku yang tidak terorganisasi secara luas atau munculnya perilaku katatonik yang jelas.

    5) Gejala negatif; yaitu adanya afek yang datar, alogia atau avolisi (tidak adanya kemauan).

    Catatan : Hanya diperlukan satu gejala dari kriteria A, jika delusi yang muncul bersifat kacau

    (bizzare) atau halusinasi terdiri dari beberapa suara yang terus menerus mengomentari perilaku

    atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling berbincang antara satu dengan yang

    lainnya.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    18/29

    17

    B. Disfungsi sosial atau pekerjaan

    Untuk kurun waktu yang signifikan sejak munculnya onset gangguan, ketidakberfungsian ini

    meliputi satu atau lebih fungsi utama; seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan

    diri, yang jelas di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-

    anak atau remaja, adanya kegagalan untuk mencapai beberapa tingkatan hubungan interpersonal,

    prestasi akademik, atau pekerjaan yang diharapkan).

    C. Durasi

    Adanya tanda-tanda gangguan yang terus menerus menetap selama sekurangnya enam bulan.

    Pada periode enam bulan ini, harus termasuk sekurangnya satu bulan gejala (atau kurang, bila

    berhasil ditangani) yang memenuhi kriteria A (yaitu fase aktif gejala) dan mungkin termasuk

    pula periode gejala prodromal atau residual. Selama periode prodromal atau residual ini, tanda-

    tanda dari gangguan mungkin hanya dimanifestasikan oleh gejala negatif atau dua atau lebih

    gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang lemah.

    D. Di luar gangguan Skizoafektif dan gangguan Mood

    Gangguan-gangguan lain dengan ciri psikotik tidak dimasukkan, karena :

    1) Tidak ada episode depresif mayor, manik atau episode campuran yang terjadi secara

    bersamaan yang terjadi bersama dengan gejala fase aktif.2) Jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, maka durasi totalnya akan relatif lebih

    singkat bila dibandingkan dengan durasi periode aktif atau residualnya.

    E. Di luar kondisi di bawah pengaruh zat atau kondisi medis umum

    Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (penyalahgunaan obat,

    pengaruh medikasi) atau kondisi medis umum.

    F. Hubungan dengan perkembanganpervasive

    Jika ada riwayat gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasive lainnya, diagnosis

    tambahan skizofrenia dibuat hanya jika muncul delusi atau halusinasi secara menonjol untuk

    sekurangkurangnya selama satu bulan (atau kurang jika berhasil ditangani). Klasifikasi

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    19/29

    18

    perjalanan gangguan jangka panjang (klasifikasi ini hanya dapat diterapkan setelah sekurang-

    kurangnya satu tahun atau lebih, sejak onset awal dari munculnya gejala fase aktif) :

    a) Episodik dengan gejala residual interepisode (episode ini dinyatakan dengan munculnya

    kembali gejala psikotik yang menonjol); khususnya dengan gejala negatif yang menonjol.

    b) Episodik tanpa gejala residual interepisodik.

    c) Kontinum (ditemukan adanya gejala psikotik yang menonjol diseluruh periode observasi);

    dengan gejala negatif yang menonjol.

    d) Episode tunggal dalam remisi parsial; khususnya: dengan gejala negatif yang menonjol.

    e) Episode tunggal dalam remisi penuh.

    f) Pola lain yang tidak ditemukan (tidak spesifik).

    EtiologiTeori tentang penyebab skizofrenia, yaitu :

    a. Diatesis-Stres Model

    Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan yang secara khusus

    mempengaruhi diri seseorang sehingga dapat menyebabkan berkembangnya gejala skizofrenia.

    Dimana ketiga faktor tersebut saling berpengaruh secara dinamis

    b. Faktor Biologis

    Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa skizofreniadisebabkan oleh aktivitas dopaminergic yang berlebihan di bagian kortikal otak, dan berkaitan

    dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga menunjukkan pentingnya

    neurotransmiter lain termasuk serotonin, norepinefrin, glutamat dan GABA. Selain perubahan

    yang sifatnya neurokimiawi, penelitian menggunakan CT Scan ternyata ditemukan perubahan

    anatomi otak seperti pelebaran lateral ventrikel, atropi koteks atau atropi otak kecil (cerebellum),

    terutama pada penderita kronis skizofrenia

    c. Genetika

    Faktor genetika telah dibuktikan secara meyakinkan. Resiko masyarakat umum 1%, pada orang

    tua resiko 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak 12% apabila salah satu orang tua

    menderita skizofrenia, walaupun anak telah dipisahkan dari orang tua sejak lahir, anak dari

    kedua orang tua skizofrenia 40%. Pada kembar monozigot 47%, sedangkan untuk kembar dizigot

    sebesar 12%

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    20/29

    19

    d. Faktor Psikososial

    - Teori perkembangan

    Ahli teori Sullivan dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya perhatian yang hangat dan

    penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan berperan dalam menyebabkan kurangnya

    identitas diri, salah interpretasi terhadap realitas dan menarik diri dari hubungan sosial pada

    penderita skizofrenia

    - Teori belajar

    Menurut ahli teori belajar (learning theory), anak-anak yang menderita skizofrenia mempelajari

    reaksi dan cara berfikir irasional orang tua yang mungkin memiliki masalah emosional yang

    bermakna. Hubungan interpersonal yang buruk dari penderita skizofrenia akan berkembang

    karena mempelajari model yang buruk selama anak-anak

    -Teori keluarga

    Tidak ada teori yang terkait dengan peran keluarga dalam menimbulkan skizofrenia. Namun

    beberapa penderita skizofrenia berasal dari keluarga yang disfungsional

    Tipe-Tipe SkizofreniaBerdasarkan definisi dan kriteria diagnostik tersebut, skizofrenia di dalam DSM-IV dapat

    dikelompokkan menjadi beberapa subtipe, yaitu

    a.

    Skizofrenia ParanoidTipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

    A. Preokupasi dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi dengar yang menonjol secara

    berulang-ulang.

    B. Tidak ada yang menonjol dari berbagai keadaan berikut ini :

    Pembicaraan yang tidak terorganisasi, perilaku yang tidak terorganisasi atau katatonik, atau afek

    yang datar atau tidak sesuai.

    b. Skizofrenia Terdisorganisasi

    Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

    A. Di bawah ini semuanya menonjol :

    1) Pembicaraan yang tidak terorganisasi.

    2) Perilaku yang tidak terorganisasi.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    21/29

    20

    3) Afek yang datar atau tidak sesuai.

    B. Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik

    c. Skizofrenia Katatonik

    Tipe skizofrenia dengan gambaran klinis yang didominasi oleh sekurang-kurangnya dua hal

    berikut ini :

    1) Imobilitas motorik, seperti ditunjukkan adanya katalepsi (termasuk fleksibilitas lilin) atau

    stupor.

    2) Aktivitas motorik yang berlebihan (tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulus

    eksternal).

    3) Negativisme yang berlebihan (sebuah resistensi yang tampak tidak adanya motivasi terhadap

    semua bentuk perintah atau mempertahankan postur yang kaku dan menentang semua usaha

    untuk menggerakkannya) atau mutism.

    4) Gerakan-gerakan sadar yang aneh, seperti yang ditunjukkan olehposturing (mengambil postur

    yang tidak lazim atau aneh secara disengaja), gerakan stereotipik yang berulang-ulang,

    mannerismyang menonjol, atau bermuka menyeringai secara menonjol.

    5) Ekolalia atau ekopraksia (pembicaraan yang tidak bermakna).

    d.

    Skizofrenia Tidak TergolongkanTipe skizofrenia yang memenuhi kriteria A, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe paranoid,

    terdisorganisasi, dan katatonik.

    e. Skizofrenia Residual

    Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

    A. Tidak adanya delusi, halusinasi, pembicaraan yang tidak terorganisasi, dan perilaku yang

    tidak terorganisasi atau katatonik yang menonjol.

    B. Terdapat terus tanda-tanda gangguan, seperti adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala

    yang terdapat dalam kriteria A, walaupun ditemukan dalam bentuk yang lemah

    (misalnya,keyakinan yang aneh, pengelaman persepsi yang tidak lazim).

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    22/29

    21

    Gejala dan Gambaran Klinis SkizofreniaBerdasarkan DSM-IV, ciri yang terpenting dari skizofrenia adalah adanya campuran dari dua

    karakteristik (baik gejala positif maupun gejala negatif). Secara umum, karakteristik gejala

    skizofrenia (kriteria A), dapat digolongkan dalam tiga kelompok :

    a. gejala positif,

    b. gejala negatif, dan

    c. gejala lainnya.

    Gejala positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada, namun pada pasien

    Skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala yang bersifat aneh, antara lain berupa

    delusi, halusinasi,ketidakteraturan pembicaraan, dan perubahan perilaku.

    Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu, seperti perasaan yang

    datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri, ketiadaan pembicaraan

    yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta kurangnya motivasi untuk beraktivitas

    Kategori gejala yang ketiga adalah disorganisasi, antara lain perilaku yang aneh (misalnya

    katatonia, di mana pasien menampilkan perilaku tertentu berulang-ulang, menampilkan pose

    tubuh yang aneh; atau waxy flexibility, yaitu orang lain dapat memutar atau membentuk posisi

    tertentu dari anggota badan pasien, yang akan dipertahankan dalam waktu yang lama) dan

    disorganisasi pembicaraan. Adapun disorganisasi pembicaraan adalah masalah dalam

    mengorganisasikan ide dan pembicaraan, sehingga orang lain mengerti (dikenal dengangangguan berpikir formal). Misalnya asosiasi longgar, inkoherensi, dan sebagainya

    TerapiTiga dasar akan pertimbangan pengobatan gangguan pada skizofrenia adalah:

    1. Terlepas dari berbagai etiologi, skizofrenia terjadi pada seseorang yang memiliki sifatindividual, keluarga, serta sosial psikologis yang unik, maka pendekatan pengobatan

    disusun berdasarkan bagaimana penderita telah terpengaruhi oleh gangguan dan

    bagaimana penderita akan terobati oleh pengobatan yang dilakukan (terapi farmakologi).

    2. Faktor lingkungan dan psikologi turut berperan dalam perkembangan skizofrenia, makaharus dilakukan juga terapi non farmakologi. Skizofrenia adalah suatu gangguan yang

    kompleks, dan tiap pendekatan terapetik jarang tercukupi untuk mengobati gangguan

    yang memiliki berbagai macam bentuk.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    23/29

    22

    SKIZOFRENIA PARANOID

    Skizofrenia paranoid agak berlainan dari jenis jenis yang lain dalam jalannya penyakit.

    Skizofrenia hebefrenik dan katatonik sering lama kelamaan menunjukkan gejala gejala

    skizofrenia simplex, atau gejalagejala hebefrenik dan katatonik bercampuran. Tidak demikian

    halnya dengan skizofrenia paranoid yang jalannya agak konstan. Gejala gejala yang mencolok

    adalah waham primer, disertai dengan waham waham sekunder dan halusinasi. Baru dengan

    pemeriksaan yang teliti ternyata ada juga gangguan proses berpikir, gangguan afek, emosi dan

    kemauan.

    Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah umur 30 tahun. Permulaannya mungkin subakut, tetapi

    mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum sakit sering dapat digolongkan skizoid.

    Mereka mudah tersinggung, suka menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.

    Pedoman Diagnostik

    Gangguan kepribadian dengan ciriciri :

    Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan ;

    Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu

    penghinaan dan luka hati atau masalah kecil ;

    Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman denganmenyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap

    permusuhan atau penghinaan ;

    Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada (

    actual situation ) ;

    Kecurigan yang berulang, tanpa dasar ( justification ), tentang kesetiaan seksual dari

    pasangannya ;

    Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi dalam

    sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri ( selfreferential attitude ) ;

    Preokupasi dengan penjelasanpenjelasan yang bersekongkol dan tidak substantif dari suatu

    peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada umumnya.

    Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    24/29

    23

    Penatalaksanaan

    Skizofrenia merupakan kombinasi darigangguan pikiran, gangguan mood, dan gangguan

    kecemasan. Pengelolaan skizofrenia memerlukan kombinasi antipsikotik, antidepresi, dan obat

    anti ansietas.

    Berdasarkan American Psychiatric Assosiations, penggunaan antipsikotik diindikasikan

    untuk semua episode psikotik akut pada pasien dengan skizofrenia. Psikoterapi bukan pilihan

    utama perawatan untuk orang dengan skizofrenia. Psikoterapi dapat membantu mempertahankan

    individu di pengobatan mereka dan belajar keterampilan untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

    Pasien skizofrenia sering mengalami kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari seperti

    memasak dan perawatan pribadi serta berkomunikasi dengan orang lain dalam keluarga dan di

    lingkungan sekitar. Terapi rehabilitasi dapat membantu seseorang mendapatkan kembali

    kepercayaan diri untuk mengurus diri sendiri.

    Pasien skizofrenia perlu dirawat inap di rumah sakit untuk mengobservasi

    perkemabngannya selama 2-3 bulan.

    Obat antipsikotik membantu untuk menormalkan ketidakseimbangan biokimia yang

    menyebabkan skizofrenia dan mengurangi timbulnya kekambuhan.ada dua jenis antipsikotik,

    tradisional dan baru.

    Antipsikotik tradisional efektif mengontrol halusinasi, delusi, dan kebingungan.Haloperidol, chlorpromazine, dan fluphenazine bekerja dengan cara memblokir reseptor

    dopamin dan efektif untuk mengobati gejala positif (yaitu, gejala akut seperti halusinasi, delusi,

    gangguan berpikir, asosiasi longgar, ambivalensi, atau lability emosional), skizofrenia.

    Efek samping yang dapat disebabkan ialah mulut kering, mata kabur, mengantuk,

    gelisah, dan otot yang berkedut tidak terkoordinasi (tardive dyskinesia) yang dapat permanen,

    tremor dan gejala ekstrapiramidal lainnya. Namun bisa juga mempengaruhi sistem saraf.

    Antipsikotik baru seperti seroquel, risperdal, dan clozaril. Obat-obat ini bekerja pada

    reseptor dopamin dan serotonin, sehingga dapat mengobati gejala positif dan negatif. Clozaril

    tidak menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, tetapi menghasilkan efek samping lainnya,

    termasuk kemungkinan penurunan jumlah sel darah putih, kantuk, pusing, dan nafsu makan

    meningkat. Berat badan, yang mungkin terkait dengan tingkat gula darah yang lebih tinggi, darah

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    25/29

    24

    tinggi tingkat lipid, dan kadang-kadang peningkatan tingkat hormon yang disebut prolaktin, juga

    dapat terjadi.

    Obat antipsikosis dapat mengobati psikosis akut dan mengurangi resiko kekambuhan

    pada pasien. Pengobatan dilakukan dalam dua fase: fase akut, memerluakn dosis tinggi

    dilanjutkan dengan fase perawatan yang bisa seumur hidup. Selama fase perawatan, dosis secara

    bertahap dikurangi. Jika terjadi kekambuhan, dapat dilakukan peningkatan dosis sementara.

    Mood stabilizer obat seperti lithium (Lithobid), divalproex (Depakote), carbamazepine

    (Tegretol), dan lamotrigin (Lamictal) dapat berguna dalam mengobati perubahan suasana hati

    yang kadang-kadang terjadi individu yang memiliki gangguan mood selain gejala psikotik

    (misalnya , gangguan schizoaffective, depresi selain skizofrenia). Obat-obat ini bekerja lebih

    lama dibandingkan dengan obat antipsikotik.

    Obat antidepresan adalah perawatan medis utama untuk depresi yang sering dapat

    menemani skizofrenia. Contoh antidepresan yang sering diberikan untuk tujuan yang mencakup

    serotonergik (SSRI) obat yang mempengaruhi kadar serotonin seperti fluoxetine (Prozac),

    sertraline (Zoloft), paroxetine (Paxil), citalopram (Celexa), dan escitalopram (Lexapro);

    serotonergik kombinasi / adrenergik obat (SNRIs) seperti venlafaxine (Effexor) dan duloxetine

    (Cymbalta), serta bupropion (Wellbutrin), yang merupakan obat dopaminergik antidepresan.

    Untuk dapat menentukan apakah antipsikosis efektif atau tidak, harus mencoba untuk

    setidaknya 6-8 minggu.Kekambuhan pada pasien sering terjadi akibat dari penghentian penggunaan obat.

    Penghentian obat sering dilakukan pasien karena efek samping yang ditimbulkan oleh obat

    tersebut.

    Pengobatan skizofrenia dapat dibantu dengan terapi psikososial. Terapi ini bertujuan

    untuk memotivasi pasien, membuat pasien bisa melakukan kegiatan sehari-hari, dan membuat

    pasien dapat berkomunikasi.

    Rehabilitasi dapat mencakup pekerjaan dan konseling kejuruan, pemecahan masalah,

    sosial pelatihan keterampilan, andeducation dalam manajemen uang. Dengan demikian, pasien

    belajar keterampilan yang dibutuhkan untuk reintegrasi ke

    dalam masyarakat setelah mereka keluar dari rumah sakit.

    Terapi kelompok diperlukan untuk mendapatkan dukungan luar bagi anggota keluarga

    penderita skizofrenia. Aliansi Nasional untuk mental III (Nami)adalah sumber daya

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    26/29

    25

    yang mendalam. Organisasi ini memberikan informasi tentang semua pengobatan untuk

    skizofrenia, termasuk perawatan di rumah. Terapi kelompok, dikombinasikan dengan obat-

    obatan, menghasilkan hasil yang lebih baik daripada pengobatan obat saja, terutama pasien rawat

    jalan. Terapi kelompok sangat membantu dalam mengurangi isolasi sosial.

    Edukasi keluarga diberikan untuk menjelaskan kepada anggota keluarga tentang gejala,

    dan pengobatan skizofrenia, bentuk pengobatan terdiri dari menyediakan dukungan keluarga, dan

    akses ke perawatan penyedia selama masa krisis. Hal ini juga membuat beban anggota keluarga

    pasien skizofrenia berkurang, anggota keluarga cenderung lebih luas tentang gangguan tersebut

    dan merasa lebih didukung oleh para profesional yang terlibat, dan hubungan keluarga

    ditingkatkan. Keluarga pasien perlu menjaga agar jalur komunikasi terbuka tentang masalah atau

    kekhawatiran pasien mungkin memiliki. Memahami bahwa untuk merawat pasien dapat secara

    emosional dan fisik melelahkan. Luangkan waktu untuk diri sendiri. Bersabar dan tenang dalam

    menghadapi kasus seperti ini. Mintalah bantuan jika Anda membutuhkannya; bergabung dengan

    kelompok dukungan.

    Komunitas pengobatan asertif (ACT) merupakan terapi yang terdiri dari sebuah tim

    terapis dengan pasien, yang dilakukan dalam masyarakat (misalnya, rumah, kantor, atau tempat

    lain orang dengan skizofrenia sering pergi). Tim pengobatan terdiri dari berbagai

    profesional. Sebagai contoh, seorang psikiater, perawat, manajer kasus, konselor kerja, dan

    penyalahgunaan zat-konselor sering membentuk tim ACT.Pelatihan ketrampilan sosial mengajari pasien untuk menangani situasi sosial. Ini sering

    melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan sosial untuk mempersiapkan bagi mereka situasi

    ketika mereka benar-benar terjadi. Jenis pengobatan telah ditemukan untuk membantu orang

    dengan skizofrenia menolak menggunakan penyalahgunaan obat, serta meningkatkan hubungan

    mereka dengan profesional kesehatan dan dengan orang di tempat kerja.

    Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah terapi berbasis realitas yang berfokus pada

    membantu klien memahami dan mengubah pola yang cenderung mengganggunya atau

    kemampuannya untuk berinteraksi dengan orang lain. Kecuali untuk orang yang sedang

    mengalami psikosis akut. CBT digunakan untuk membantu individu dengan gejala skizofrenia

    yang sudah mereda dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berfungsi sosial. Terapi ini

    dapat dilakukan baik secara individu atau dalam sesi kelompok.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    27/29

    26

    Prognosis

    Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan skizofrenia atau gangguan

    schizoaffective memiliki kualitas hidup yang lebih baik jika anggota keluarga mereka cenderung

    lebih mendukung mereka.

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    28/29

    27

    BAB VI

    KESIMPULAN

    Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa yaitu adanya hendaya berat berat dalam menilai

    realita. Pasien dapat didiagnosis skizofrenia dikarenakan adanya halusinasi auditorik, waham,

    asosiasi longgar dan gejala negative yamg didapat dari hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan

    status mental

  • 5/24/2018 Makalah Skizofrenia Paranoid

    29/29

    28

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Safitri A ,editor. Hipertiroidisme. At a Glance Medicine Patrick Davey.Jakarta :Erlangga;2005.p.274.

    2. Muttaqin H, Sihombing RNE, editor. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi2. Jakarta : EGC ; 2010.

    3. Muslim R, editor. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya ; 2001.p.48.

    4. http://www.emedicinehealth.com/tremors/article_em.htm. Alvarez N. Tremor. Accessedon May 16, 2013

    5. Alfredo Berardelli. 5 Mei 2001. Patofisiologi bradykinesia pada penyakit Parkinson. brain.oxfordjournals.org/content/.../2131.full. accessed on may 16, 2013

    6. The American Heritage Medical Dictionary Copyright 2007 . available at:http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cogwheel+rigidity. accessed on May 16,

    2013

    7. McNamara P, Parkinson Disease. 2009. . Available at:http://parkinsons.about.com/od/glossary/g/masked_facies.htm . accessed on May 16,

    2013

    8.

    Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry: BehavioralSciences/ Clinical Psychiatry. 10

    th ed. In: Grebb JA, Pataki CS, Sussman N; editors.

    Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p.468, 470-2, 1043-5.

    9. Frankenburg FR. Schizophrenia: Pathophysiology. Available at:http://emedicine.medscape.com/article/288259-overview#a0104. Accessed 05 May 16,

    2013

    10 Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri: Ilmu PengetahuanPerilaku Psikiatri Klinis, Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher; 2010. p.480-2.

    http://www.emedicinehealth.com/tremors/article_em.htmhttp://www.emedicinehealth.com/tremors/article_em.htmhttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cogwheel+rigidityhttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cogwheel+rigidityhttp://parkinsons.about.com/od/glossary/g/masked_facies.htmhttp://parkinsons.about.com/od/glossary/g/masked_facies.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/288259-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/288259-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/288259-overview#a0104http://parkinsons.about.com/od/glossary/g/masked_facies.htmhttp://medical-dictionary.thefreedictionary.com/cogwheel+rigidityhttp://www.emedicinehealth.com/tremors/article_em.htm