OD Pterygium Dupleks SUL
-
Upload
muhammad-afiq-husin -
Category
Documents
-
view
116 -
download
15
Embed Size (px)
description
Transcript of OD Pterygium Dupleks SUL

Oleh:
SULFIKAR (1102050050)
Pembimbing:
dr. M.ABRAR ISMAIL
Supervisor :
dr. SULIATI P.AMIR. Sp.M
OD. PTERYGIUM STADIUM II DUPLEX

* LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
* Nama : Tn. Z
*Umur : 28 tahun
*Agama: Islam
*Jenis kelamin : Laki-laki
*Suku / Bangsa: Makassar / Indonesia
*Alamat : Landak baru RW 3 RT 8
*Pekerjaan : Buruh bangunan
*Tanggal masuk:22 November 2011
*No. Reg : 10.566
*Pemeriksa : dr. ST, Sp.M
*Tempat : Poliklinik BKMM

ANAMNESIS*Keluhan utama : Rasa mengganjal pada mata
kanan
*Anamnesa Terpimpin : Dialami sejak beberapa bulan yang lalu, secara perlahan-lahan, awalnya tampak selaput kecil yang lama-kelamaan semakin membesar. Penglihatan terganggu (-), nyeri/rasa pedis dimata (+), air mata berlebih (-), silau (-), kotoran mata berlebih (-), rasa berpasir (-), riwayat mata merah sebelumnya (+). Riwayat sering terpapar sinar matahari (+) dan Riwayat terpapar debu (+), tiap hari di proyek bangunan. Riwayat menggunakan kacamata (-). Riwayat hipertensi (-)dan riwayat DM(-), riwayat trauma
* LAPORAN KASUS

1. INSPEKSINo. Pemeriksaan OD OS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Palpebra
A. Lakrimalis
Silia
Konjungtiva
Kornea
Bilik Mata Depan
Iris
Pupil
Lensa
Mekanisme
Muskular
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Sekret (-)
Hiperemis(+)
Terdapat selaput
berbentuk segitiga
di nasal dan
temporal bola
mata dengan
apeks sudah
melewati limbus
tapi belum
mencapai pupil
Jernih
Kesan normal
Coklat, kripte (+)
Bulat, sentral, RC
(+)
Jernih
Kesegala arah
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Sekret (-)
Hiperemis(-)
tidak ditemukan adanya
kelainan
Jernih
Kesan normal
Cokelat, kripte (+)
Bulat, sentral, RC (+)
Jernih
Kesegala arah

PALPASI
No. Pemeriksaan OD OS
1. Tensi Okuler Tn Tn
2. Nyeri tekan (-) (-)
3. Massa tumor (-) (-)
4. Grandula periaurikuler Tidak ada pembesaran
Tidak ada pembesaran
* LAPORAN KASUS

TONOMETRI
TOD : 17,3 mmHg
TOS : 17,3 mmHg
VISUS
VOD : 5/5
VOS : 5/5
* LAPORAN KASUS

OFTALMOSKOPI
* FOD : Refleks fundus (+), papil n.optik berbatas tegas, CDR : 0,3, A.V : 2/3, makula : refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
*FOS : Refleks fundus (+), papil n.optik berbatas tegas, CDR : 0,3, A.V : 2/3, makula : refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
* LAPORAN KASUS

SLITLAMP
*SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), tampak selaput segitiga di bagian nasal dan temporal, mengarah ke limbus kornea, tampak apeks melewati limbus tapi belum mencapai pupil, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), Lensa jernih.
*SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), Lensa jernih..
* LAPORAN KASUS

*FOTO PASIEN
* LAPORAN KASUS

*RESUME
*Seorang laki-laki, umur 28 tahun datang ke poli mata BKMM dengan keluhan utama mengganjal pada mata kanan, dialami sejak beberapa bulan sebelum datang ke poli mata, secara perlahan-lahan, awalnya tampak selaput kecil yang lama-kelamaan membesar. Riwayat mata merah sebelumnya (+). Riwayat sering terpapar sinar matahari (+). Riwayat terpapar debu (+) setiap hari di proyek bangunan.
* LAPORAN KASUS

*DIAGNOSIS
OD Pterygium Stadium II dupleks
*DIAGNOSIS BANDING
- Pseudopterigium
- Pinguekula
*ANJURAN TERAPI
Rencana OD Eksisi Pterygium + Graft konjungtiva/AMT

*REFARATPTERYGIUM

*DEFENISI
*Pterigium adalah kelainan pada konjungtiva bulbi, pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.
*Pertumbuhan ini biasanya terdapat pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Paling banyak ditemukan pada daerah nasal.
*Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea.

*EPIDEMIOLOGI
*Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas berdebu dan kering.
*Faktor yang sering mempengaruhi lainnya adalah daerah yang dekat dengan ekuator
*Pterigium dilaporkan bisa terjadi pada golongan laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan wanita. Jarang sekali orang menderita pterigium umurnya di bawah 20 tahun.

*collum
*corpus
*apeks
* *
*

* ANATOMI

*ETIOLOGI
Etologi : belum jelas dikertahui.
1. Paparan sinar matahari (UV)
2. Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu)
Faktor risiko:
1. Usia
2. Pekerjaan
3. Tempat tinggal
4. Jenis kelamin
5. Herediter
6. Infeksi
7. Faktor risiko lainnya

* JENIS DAN KLASIFIKASI

* JENIS DAN KLASIFIKASI
*Stadium I : jika pterygium belum mencapai limbus.
*Stadium II : jika pterygium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil.
*Stadium III : jika pterygium sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal.
*Stadium IV : jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil

* GEJALA KLINIS
Pterigium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan yang sering dialami pasien antara lain:
*Mata sering berair dan tampak merah.
*Merasa seperti ada benda asing
*Timbul astigmatase akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium tersebut, biasanya astigmatase with the rule ataupun astigmatase irregular sehingga menganggu penglihatan.
*Pada stadium yang lanjut ( derajat III dan IV ) dapat mengenai media refraksi (menutupi pupil) dan aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun.

* DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

* PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
*Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif untuk stadium dini, atau dilakukan pembedahan bila sudah terjadi gangguan penglihatan akibat pterigium yang telah menutupi media penglihatan.

*Adapun indikasi operasi menurut Ziegler dan Guilermo Pico, yaitu:
*Menurut Ziegler :
*Mengganggu visus
*Mengganggu pergerakan bola mata
*Berkembang progresif
*Mendahului suatu operasi intraokuler
*Kosmetik

*Menurut Guilermo Pico :* Progresif, resiko rekurensi > luas
*Mengganggu visus
*Mengganggu pergerakan bola mata
*Masalah kosmetik
* Di depan apeks pterygium terdapat Grey Zone
* Pada pterygium dan kornea sekitarnya ada nodul pungtat
* Terjadi kongesti (klinis) secara periodik

*PENATALAKSANAAN
*Pembedahan

* Amniotic membrane transplantation
*Ada juga teknik lain yaitu Amniotic membrane transplantation, yaitu teknik gafting dengan menggunakan membran amnion, yang merupakan lapisan paling dalam dari plasenta yang mengandung membrana basalis yang tebal dan matriks stromal avaskular.
*Cara kerja teknik ini adalah dimana komponen membran basalis dari membran amnion ini serupa dengan komposisi dalam konjungtiva.

* KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah :
Preoperatif:
Distorsi dan penglihatan berkurang
Mata merah
Iritasi
Scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea

*Intra-operatif:
Nyeri, iritasi, kemerahan, graft oedema, corneoscleral dellen (thinning), dan perdarahan subkonjungtival dapat terjadi akibat tindakan eksisi dengan conjunctival autografting.
Post-operatif:
*Infeksi, reaksi bahan jahitan, diplopia, jaringan parut, graft konjungtiva longgar, perforasi mata.
*Pterygium rekuren.

* DIAGNOSA BANDING
Pinguekula Pseudopterigium

* PROGNOSIS
*Prognosis visual dan kosmetik dari eksisi pterigium adalah baik. Untuk cegah rekurensi berikan edukasi yang baik pada pasien.

*TERIMAKASIH