KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Katarak adalah setiap kekeruhan yang terjadi pada lensa. Penuaan merupakan penyebab katarak terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (diabetes), merokok, dan adanya faktor herediter. Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan pada usia 55 tahun atau lebih. 5,4 Secara umum dianggap bahwa katarak hanya mengenai orang tua, padahal katarak dapat megenai semua umur dan pada orang tua, katarak merupakan bagian umum pada usia lanjut. Makin lanjut usia seseorang makin besar pula kemungkinan menderita katarak. Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-75 tahun adalah sebanyak 50%, prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas 75 tahun. Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang usia 52-64 tahun, 60% dari orang-orang antar usia 65 dan 74 tahun dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85 tahun. 5,4,8 Menurut usia, katarak dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu katarak kongenital, katarak juvenilis dan katarak senilis. Jumlah terbanyak adalah katarak senilis yaitu penyakit gangguan penglihatan yang ditandai dengan kekeruhan lensa yang terjadi secara gradual dan progresif. Katarak senilis terus menjadi penyebab utama terjadinya penurunan penglihatan dan kebutaan di dunia. Setidaknya 5-10 juta kasus baru terjadi setiap tahunnya dan dengan teknik 1

description

k

Transcript of KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

Page 1: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Katarak adalah setiap kekeruhan yang terjadi pada lensa. Penuaan

merupakan penyebab katarak terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang

mungkin terlibat, antara lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (diabetes),

merokok, dan adanya faktor herediter. Katarak merupakan penyebab utama

berkurangnya penglihatan pada usia 55 tahun atau lebih.5,4

Secara umum dianggap bahwa katarak hanya mengenai orang tua,

padahal katarak dapat megenai semua umur dan pada orang tua, katarak

merupakan bagian umum pada usia lanjut. Makin lanjut usia seseorang makin

besar pula kemungkinan menderita katarak. Berbagai studi cross-sectional

melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-75 tahun adalah

sebanyak 50%, prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas 75

tahun. Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan

mencapai 42% dari orang-orang usia 52-64 tahun, 60% dari orang-orang antar

usia 65 dan 74 tahun dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85 tahun.5,4,8

Menurut usia, katarak dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu katarak

kongenital, katarak juvenilis dan katarak senilis. Jumlah terbanyak adalah katarak

senilis yaitu penyakit gangguan penglihatan yang ditandai dengan kekeruhan

lensa yang terjadi secara gradual dan progresif. Katarak senilis terus menjadi

penyebab utama terjadinya penurunan penglihatan dan kebutaan di dunia.

Setidaknya 5-10 juta kasus baru terjadi setiap tahunnya dan dengan teknik

bedah modern, sebanyak 100.000-200.000 kasus masih mengalami kebutaan

yang ireversibel. Diperkirakan sebanyak 1,2% dari seluruh populasi Afrika

mengalami kebutaan, dengan 36% disebabkan oleh katarak. Survei yang

dilakukan pada 3 distrik di lembah Punjai menunjukkan bahwa terjadinya katarak

senilis adalah sebesar 15,3% dari 1269 orang usia antara 30 tahun keatas, dan

sebanyak 4,3% dari keseluruhan usia. Jumlah ini meningkat secara signifikan

sebanyak 67% pada usia 70 tahun atau lebih. Analisis kebutaan pada Skotlandia

barat juga menunjukkan bahwa katarak senilis merupakan kausa utama dari

kebutaan di daerah tersebut.6

Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian,

pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang

1

Page 2: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparasinya. Perubahan

protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau

coklat. Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan

penyerapan oksigen dan mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti

oleh dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium meningkat, sedangkan

kandungan kalium, asam askorbat dan protein berkurang. Pada katarak tidak

ditemukan glutation. 4,5

Pterigium merupakan penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga,

mirip dengan daging yang menjalar ke arah kornea. Umumnya terjadi pada usia

20-30 tahun dan sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya

berada di lingkungan tropis. Etilogi dari pterigium sendiri belum jelas namun

diduga disebabkan oleh suatu paparan ultraviolet pada daerah nasal konjungtiva

khususnya sebelah lateral. Masalah yang disebabkan oleh pterigium ini

terakadang dapat menimbulkan suatu gangguan visus misalnya astigmatisme

pada komplikasi lebih lanjut dan masalah kosmetik menjadi sangat terganggu.

Untuk itu perlu dijelakan mengenai terapi lebih lanjut pada bagian selanjutnya

(Pedoman DIAGNOSIS DAN TERAPI UNAIR, 2006).

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendiagnosis katarak dan pterigium.

2. Bagaimana penatalaksaan katarak dan pterigium.

1.3. Tujuan

1. Mengetahui cara mendiagnosis katarak dan pterigium.

2. Mengetahui penatalaksanaan katarak dan pterigium.

2

Page 3: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan

gangguan penglihatan. Katarak umumnya merupakan proses penuaan. Paparan

sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu

seperti diabetes juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat

terjadi pada saat lahir atau karena trauma pada mata. 2

2.2. Anatomi dan Fisiologi Lensa

2.2.1. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan

transparan. Tebal sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris, lensa

digantung oleh zonula (Zonula Zinii) yang menghubungkan dengan korpus

siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aqueous dan di sebelah

posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membrane semipermeabel

yang dapat dilewati air dan elektrolit. Di sebelah depan terdapat selapis epitel

subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan

bertambahnya usia, serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi, sehingga

lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik. Lensa terdiri dari 60 % air, 35 %

protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya.

Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lainnya.

Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun

tereduksi. Pada lensa tidak terdapat serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf. 3

2.2.2. Fisiologi Lensa

Lensa kristalina adalah sebuah struktur yang pada kondisi normalnya

berfungsi untuk memfokuskan gambar pada retina. Mata dapat mengubah

fokusnya dari obyek jarak jauh ke jarak dekat karena kemampuan lensa untuk

mengubah bentuknya, suatu fenomena yang dikenal sebagai akomodasi.

Elastisitasnya yang alami memungkinkan lensa untuk menjadi lebih atau kurang

bulat (sferis), tergantung besarnya tegangan serat-serat zonula pada kapsul

lensa. Tegangan zonula dikendalikan oleh aktivitas muskulus siliaris, yang bila

berkontraksi akan mengendurkan tegangan zonula. Dengan demikian, lensa

menjadi lebih bulat dan dihasilkan daya dioptri yang lebih kuat untuk

3

Page 4: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

memfokuskan obyek-obyek yang lebih dekat. Relaksasi muskulus siliaris akan

menghasilkan kebalikan rentetan peristiwa-peristiwa tersebut, membuat lensa

mendatar dan memungkinkan obyek-obyek jauh terfokus. Dengan bertambahnya

usia, daya akomodasi lensa akan berkurang secara perlahan-lahan seiring

dengan penurunan elastisitasnya.5

Gambar 2.1.2

Skema penampang anatomi mata yang menujukkan posisi lensa mata

2.2.3. Metabolisme Lensa Normal

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation

sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari humor aqueous dan vitreus.

Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior dan

kadar natrium di bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior

dan keluar ke humor aqueous. Dari luar, ion Na masuk secara difusi dan

bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa

aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetepa dipertahankan di dalam oleh

Ca-ATPase. Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt

(5%). Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan

ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldoe

reduktase adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol

dirubah menjadi fruktosa oelh enzim sorbitol dehidrogenase.4

2.3. Etiologi

4

Page 5: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

Beberpa hal yang dapat menyebabkan terjadinya katarak seperti usia lanjut

(terjadinya sklerosis nuklear), penyakit mata (glaucoma, ablasi, uveitis, retinitis

pigmentosa, dan penyakit intraocular lain), bahan toksis khusus (kimia dan fisik),

keracunan obat (eserin, kortikosteroid, ergot dan asetilkolinesterase topikal),

kelainan sistemik atau metabolik (DM, hipokalsemi, distrofi miotonik,dermatitis

atopik), genetic dan gangguan perkembangan, infeksi dimasa pertumbuhan

janin4,5

Faktor risiko dari katarak antara lain : 4,5

a. Diabetes Mellitus

b. Riwayat keluarga dengan katarak

c. Penyakit infeksi atau cedera mata terdahulu

d. Pembedahan mata

e. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang

f. Terpajan sinar UV

g. Merokok

2.4. Patogenesis

Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian,

pada lensa katarak secara karakteristik terdapar agregat-agregat protein yang

menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparasinya. Perubahan

protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau

coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat lensa

atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang.

Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan penyerapan

oksigen dan mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi.

Kandungan natrium dan kalsium meningkat, sedangkan kandungan kalium, asam

askorbat dan protein berkurang. Pada lensa yang mengalamu katarak tidak

ditemukan glutation. Lensa katarak memiliki cirri berupa edema lensa, perubahan

protein, dan keruskan kontinuitas normal serat-serat lensa.

Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai dengan stadium

perkembangan katarak. Katarak imatur (insipient) hanya sedikit opak, katarak

matur yang keruh total (tahap menengah lanjut) mengalami edema. Apabila

kandungan air maksimal dan kapsul lensa terenggang, katarak disebut

mengalami intumesensi (membengkak). Pada katarak hipermatur (sangat

5

Page 6: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

lanjut), air telah keluar dari lensa dan meninggalkan lensa yang sangat keruh,

relative mengalami dehidrasi dengan kapsul yang berkeriput.4

Gambar 2.2. Gambar 2.3.

Gambar 2.22 Gambar 2.32

Mata tampak depan dengan lensa yang Mata tampak depan dengan lensa

Jernih yang keruh (katarak)

2.5. Gejala dan Diagnosis

Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa.

Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau

menyebarkan sinar bisa menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan.

Beratnya gangguan penglihatan tergantung pada lokasi dan kematangan

katarak.

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri

disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap. Gangguan

penglihatan akibat hilangnya transparansi lensa bisa berupa : 1

a. Penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari),

b. Kesulitan melihat pada malam hari,

c. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan

mata.

Gejala lainnya adalah sering berganti kacamata dan penglihatan pada

salah satu mata.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan dignostik yang biasa dilakukan adalah : 5

a. Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slitlamp.

Lensa paling baik diperiksa dalam keadaan pupil yang berdilatasi.

Gambaran lensa yang diperbesar dapat terlihat dengan menggunakan

slitlamp atau dengan oftalmoskop direk dengan pengaturan plus tinggi

(+10)

6

Page 7: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

b. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak

2.6. Klasifikasi Katarak

Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok,

yaitu :

a. Katarak Kongenital

Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan

bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab

kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang

kurang tepat.Katarak kongenital sering terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu

yang menderita penyakit rubella, galaktosemia, homosisteinuria, toksoplasmosis,

inklusi sitomegalik, dan histoplasmosis. Katarak congenital dapat diklasifikasikan

lagi menjadi katarak kapsulolentikular (katarak kapsul dan katarak Polaris) dan

katarak lentikular (katarak yang mngenai kortek atau nukleus saja).6

b. Katarak Juvenil

Adalah katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan

lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan dari katarak

congenital dan biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun

metabolik dan penyakit lainnya seperti, trauma, radiasi maupun pengaruh obat-

obatan.6

c. Katarak Senil

Adalah semua kekeruhan lensa yang tedapat pada usia lanjut, yaitu usia

diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. 6

Menurut morfologinya,katarak senilis dibagi diklasifikasikan menjadi 5,7

1. Katarak Nuklear

Proses kondensasi normal dalam nucleus lensa menyebabkan terjadinya

sklerosis nuclear setelah usia pertengahan. Gejala yang paling dini mungkin

berupa membaiknya penglihatan dekat tanpa kacamata (“penglihatan kedua”). Ini

merupakan akibat meningkatnyankekuatan lensa bagian sentral, menyebabkan

refraksi bergesar ke myopia (penglihatan dekat). Gejala lain dapat berupa

diskriminasi warna yang buruk atau diplopia monocular. Sebagian besar katarak

nuclear adalah bilateral, tetapi bisa asimetrik.

2. Katarak subkapsular posterior

Terdapat pada korteks di dekat kapsul posterior bagian sentral. Di awal

perkembangannya, katarak ini cenderung menimbulkan gangguan penglihatan.

7

Page 8: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

Gejala-gejala yang umum, antara lain “glare” dan penurunan penglihatan pada

kondisi pencahayaan yang terang. Kekeruhan lensa dapat timbul akibat trauma,

penggunaan kortikosteroid, peradangan, atau pajanan radiasi pengion.

3. Katarak kortikal

Adalah kekeruhan pada korteks lensa. Perubahan hidrasi serat lensa

menyebabkan terbentuknya celah-celah dakan pola radial di sekeliling daerah

equator. Katarak ini cenderung bilateral, tetapi sering asimetris. Derajat

gangguan fungsi penglihatan bervariasi, tergantung seberapa dekat kekeruhan

lensa dengan sumbu penglihatan.

Gambar 2.4.7

Tiga tipe katarak senile berdasarkan pada morfologinya.

Katarak senile secara secara klinik dikenal dalam 4 stadium, yaitu : 5,6,7

1. Katarak insipien

Kekeruhan dimulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks

anterior dan posterior (katarak kortikal). Kekeruhan ini dapat menimbulkan

poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.

2. Katarak imatur

Hanya sebagian lensa saja yang mengalami kekeruhan (katarak belum

mengenai seluruh lapisan lensa). Pada katarak imatur akan dapat bertambah

volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang

degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan

hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.

8

Page 9: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

3. Katarak matur

Adalah bentuk katarak yang seluruh proteinnya telah mengalami

kekeruhan. Tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji

bayangan iris negatif.

4. Katarak hipermatur

Protein-protein di bagian korteks lensa telah mencair. Cairan ini bisa

keluar dari kapsul yang utuh, meninggalkan lensa yang mengerut dengan kapsul

keriput. Katarak hipermatur yang nukleus lensanya mengambang dengan bebas

di dalam kantung kapsulnya disebut sebagai katarak morgagni

Tabel 2.1 6

Perbedaan stadium katarak senile

Insipiens Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang (air +

massa lensa keluar

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut COA Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaucoma - Uveitis+glaukoma

Klasifikasi lainnya adalah klasifikasi Burrato:

Grade I

o Refleks fundus positif

o Visus lebih dari 6/12

o Nukleus lunak

o Lensa nampak sedikit keruh dan warnanya agak keputihan

o Usia kurang dari 50 tahun

Grade II

o Refleks fundus positif

o Visus 6/12 hingga 6/30

o Nukleus sedikit keras, tampak sedikit kekuningan

o Gambaran seperti katarak subkapsular posterior

9

Page 10: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

Grade III

o Refleks fundus negatif

o Visus 6/30 hingga 3/60

o Nukleus agak keras, warna kekuningan

o Korteks berwarna abu-abu

Grade IV

o Refleks fundus negatif

o Visus 3/60 hingga 1/300

o Nukleus keras, warna kuning kecoklatan

o Usia lebih dari 65 tahun

Grade V

o Refleks fundus negatif

o Visus kurang dari 1/300

o Nukleus sangat keras, warna kecoklatan hingga kehitaman

(brunescent cataract / black cataract)

o Usia lebih dari 65 tahun

2.7. Penatalaksanaan

Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan. Pembedahan

dilakukan apabila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga

mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila katarak ini menimbulkan penyulit

seperti glaucoma dan uveitis. 6

Metode operasi yang umum yang dipilih untuk katarak dewasa atau ank-

besar adalah dengan meninggalkan bagian posterior kapsul lensa sehingga

dikenal sebagai ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK). Sehingga, berdasarkan

integritas dari kapsula lensa posterior, terdapat dua tipe utama operasi lensa,

yaitu ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK) dan ekstraksi katarak ekstrakapsular

(EKEK).5

Ekstraksi katarak ekstrakapsular

- Meninggalkan bagian posterior kapsul lensa

- Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini

- Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer, bagian superior atau

Temporal

10

Page 11: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

Pada EKEK bentuk ekspresi nucleus, nucleus lensa dikeluarkan dalam

keadaan utuh, tetapi prosedur ini memerlukan insisi yang relatif besar. Korteks

lensa disingkirkan dengan penghisapan manual atau otomatis.

Ekstraksi katarak intrakapsular

- Mengangkat seluruh lensa berikut kapsulnya

- Sudah jarang dilakukan

Insiden terjadinya ablation retina pascaoperasi jauh lebih tinggi dengan

tindakan ini daripada dengan pasca bedah ekstrakapsular, namun bedah

intrakapsular tetap merupakan suatu prosedur yang berguna, khususnya bila

tidak tersedia fasilitas untuk melakukan bedah ekstrakapsular.

Fakoemulsifikasi

- Bagian dari teknik EKEK yang saat ini paling sering digunakan

- Menggunakan vibrator ultrasonik genggam untuk menghancurkan

nukleus yang keras hingga substansi nucleus dan korteks dapat

diaspirasi melalui suatu insisi berukuran sekitar 3 mm.

- Menggunakan foldable intraocular lens

Keuntungan-keuntungan dari tindakan bedah insisi kecil :

a. Kondisi intraoperasi lebih terkendali

b. Menghindari penjahitan

c. Perbaikan luka yang lebih cepat dengan derajat distorsi kornea yang

lebih rendah

d. Mengurangi peradangan intraocular pascaoperasi

e. Rehabilitasi penglihatan lebih singkat

Selain keuntungan-keuntungan di atas, teknik fakoemulsi juga

menimbulkan risiko lebih tinggi untuk terjadinya pergeseran materi nukleus ke

posterior melalui suatu robekan kapsul posterior, sehingga dibutuhkan tindakan

vitreoretina yang komplek.5

2.8. Perawatan Pascaoperasi

Jika digunakan teknik insisi kecil, masa penyembuhan pascaoperasi

biasanya lebih pendek. Pasien umumnya boleh pulang pada hari operasi, tetapi

dianjurkan untuk bergerak hati-hati dan menghindari mengangkat benda berat

selama kurang lebih satu bulan. 5

11

Page 12: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

2.9. PTERIGIUM

2.9.1. Definisi

Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat

degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak

bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.

Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah

kornea. Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagin pterigium

akan berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua mata. 6

2.9.2. Epidemiologi

Umumnya terjadi pada usia 20-30 tahun dan sering terdapat pada orang

yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan tropis 6

2.9.2. Klasifikasi Pterigium

Tipe 1

Meluas kurang dari 2 mm di atas kornea. Timbunan besi (ditunjukkan

dengan Stocker line) dapat terlihat di epitel kornea bagian

anterior/depan pterigium. Lesi ini bersifat asimptomatis, meskipun

sebentar-sebentar dapat meradang (intermittently inflamed). Jika

memakai soft contact lens, gejala dapat timbul lebih awal karena

diameter lensa yang luas bersandar pada ujung kepala pterigium yang

sedikit terangkat dan ini dan ini menyebabkan iritasi. 3

Tipe 2

Melebar hingga 4 mm dari kornea, dapat kambuh (recurrent) sehingga

perlu tindakan pembedahan. Dapat mengganggu precorneal tear film

dan menyebabkan astigmatisme 3

Tipe 3

Meluas hingga lebih dari 4 mm dan melibatkan daerah penglihatan.

Lesi/jejas yang luas (extensive), jika kambuh dapat berhubungan

dengan fibrosis subkonjungtiva dan meluas hingga ke fornix yang

terkadang dapat menyebabkan keterbatasan pergerakan mata 3

12

Page 13: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

Gambar 2.5.7

Pterygium

2.9.2. Faktor Predisposisi

Pterigium diduga disebabkan oleh iritasi kronis akobat debu, cahaya sinar

matahari (sinar UV), dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan

jelas dan di duga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi. 6

2.9.3. Tanda dan Gejala

Pterigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan

mata iritatif, merah, dan mungkin menimbulkan astigmatisme yang akan

memberikan keluhan gangguan penglihatan. Pterigium dapat disertai keratitis

pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering), dan garis besi ( iron line

dari Stocker) yang terletak di ujung pterigium. 6

2.9.4. Diagnosis Banding

Diagnosis banding pterigium adalah pseudopterigium, pannus, dan kista

dermoid.6

2.9.5. Penatalaksanaan

Pengobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekure, terutama pada

pasien yang masih muda. Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau

tetes mata dekongestan. Pengobatan pterigium adalah dengan konservatif atau

13

Page 14: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

dilakukan pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya

astigmatisme irregular atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan.6

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

Nama : Tn. M. R

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 50 tahun

Alamat : Dsn. Pasarean Pasuruan

Pekerjaan : Swasta

Agama/Suku : Islam/Jawa

No. Register : 10343192

Tgl. Pemeriksaan : 23 Desember 2010

3.2 Anamnesa (Autoanamnesa dan Heteroanamnesa)

3.2.1 Keluhan utama

Keluhan utama pasien ini adalah penglihatan kabur. Penglihatan kabur

dirasakan pasien pertama kali sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan

penglihatannya tiba-tiba seperti berkabut (berselaput) tanpa sebab yang jelas.

Sejak pandangan kabur tersebut pasien mengatakan jika pandangannya sering

silau jika membaca diruangan bercahaya dan merasa lebih baik jika pasien

berada pada ruangan yang agak gelap. Hal ini terjadi secara periodik (hilang

timbul). Setelah kejadian tersebut pasien berinsiatif membeli kaca mata baca di

sekitar rumahnya, menurut pasien agak membaik. Setelah hari raya, mata

sebelah kanan pasien menjadi sangat kabur sekali, pasien mengatakan kabutnya

semakin menebal secara cepat. Pasien berinsiatif membeli obat tetes mata Aito

di pasar, tapi menurut pasien tidak ada perubahan. Pasien mengatakan dalam

waktu 3 bulan pasien sudah tidak dapat melihat lingkungan sekitar, tapi masih

dapat membedakan siang hari (terang) atau malam hari (gelap). Pasien juga

mengatakan sejak 3 bulan terakhir mata sebelah kanan sering merah dan terasa

mengganjal. Mata merah menurut pasien muncul tiba-tiba dan hilang dengan

14

Page 15: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

sendirinya, terkadang disertai rasa gatal pada mata kanan pasien. Pasien

menyangkal adanya riwayat terbentur sesuatu sebelumnya. Mata mengganjal

dirasakan 3 bulan bersamaan dengan mata merah. Pada saat mata merah

muncul pasien merasakan panas dan “cenut-cenut”. Setalah mata merah mereda

keluhan-keluhan tersebut juga ikut hilang.

3.2.2 Riwayat Terapi

Pasien sempat meneteskan obat Aito yang diperoleh dari apotek sekitar.

Pasien menggunakan 3x sehari selama 1 minggu tapi tidak terjadi perubahan.

Pasien sempat menggunakan kacamata baca tanpa resep dokter mata yang

digunakan sejak timbul keluhan, tetapi keluhan tidak membaik, Pasien pernah

berobat ke RS. Bangil untuk memeriksakan ke SpM dinyatakan sakit katarak

serta dirujuk untuk operasi, namun pasien menolak baru dating ke RSU. Saiful

Anwar 3 bulan setelah hari raya. Dari RSU. Bangil pasien mengatakan

mendapatkan obat tetes (namanya tidak tahu) digunakan 3x sehari selama 2

bulan

3.2.3 Riwayat Penyakit Terdahulu

Pasien menyangkal pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat

menggunakan kacamata sebelum mncul keluhan juga disangkal. Pasien

mendierita Diabetes tipe II 5 tahun, pasien tidak rutin mengkonsumsi obat

diabetesnya. Pasien juga jarang memeriksakan kadar gula darahnya. Pasien

pernah MRS di RSU. Bangil karena kadar gula darahnya 550 mg/l (setelah

lebaran). Menurut pasien hal tersebut dapat terjadi karena psien tidak mampu

mengngontrol konsumsi makan yang selama lebaran.

3.2.4 Riwayat Kontak

Riwayat kontak dengan penderita marah sebelumnya disangkal oleh

penderita.

15

Page 16: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

3.2.5 Pemeriksaan Fisik

5/12 VISUS 1/300

POSISI BM

Orthoporia

GERAKAN BM

Oedem (-), spasme (-) PALPEBRA Oedem (-), spasme (-)

CI (-), PCI (-) CONJUNCTIVA Hiperemis, CI (-), PCI (-)

Jernih,

jaringan fibrovascular (+)

CORNEA Jaringan fibrovaskuler (+) >

½ limbus, fluorecen (-)

Dalam C.O.A. Dalam

Rad line (+) IRIS Rad line (+)

Bulat, Ø 3mm, RP (+), PUPIL Bulat, Ø 3mm, RP (+),Irish

shadow (-)

Keruh tidak rata LENSA Keruh rata

n/p T.I.O. n/p

16

Page 17: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

3.2.6 Assesment

OD Katarak Br.Gr. II + Pterigium Gr. I

OS Katarak Br. Gr. IV + Pterigium Gr. III

3.2.7 Planning Theraphy

ODS Anti-steroid topical.

KIE operasi katarak dan pterigium

3.2.8 Planning Edukasi

Memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita adalah katak

matur. Katarak dapt disebabkan salah satunya oleh kerana kompilikasi dari DM

tipe II dan aging proses. Pengobatan yang dapat diberikan pada pasien ini

adalah dengan operasi untuk mengangkat lensa mata yang keruh dan diganti

dengan lensa mata buatan sehingga mata pasien dapat kembali berfungsi, tetapi

pasien juga harus mampu untuk menjaga kadar gula darah dengan cara

mengkonsumsi obat DM secara rutin dan melakuakan cek up gula darah secara

periodik.

17

Page 18: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien Tn. MR / 50 tahun datang ke poliklinik Ilmu Kesehatan Mata RSSA

pada tanggal 23 Desember 2010 dengan keluhan utama mata kabur sebelah

kanan.

Pasien mengeluh mengalami kabur pada mata kanannya sejak sekitar 12

bulan (1 tahun) yang lalu, sedikit demi sedikit semakin kabur. Pasien dengan usia

tua (50 tahun), disebutkan dalam literatur bahwa penuaan dalam jaringan tubuh

akan terjadi seiring bertambahnya usia. Prevalensi katarak adalah sebesar 20%

pada usia 45-65 tahun. Prevalensi ini meningkat pada usia 65-74 tahun menjadi

50%. Sebanyak 75% kasus katarak ditemukan pada pasien diatas 65 tahun

keatas. Pasien ini dapat diklasifikasikan katarak senilis dimana dalam literatur

semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut (diatas 50 tahun) dapat

dikategorikan sebagai katarak senilis.4,5,8 Selain itu ditemukan penyulit bahwa

pada pasien ini terdapat penyakit sistemik yaitu DM type II yang tidak terkontrol

selama 3 bulan terakhir dan telah diderita selama 5 tahun.4,5

Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa keluhan penglihatan kabur terjadi

sekitar 12 bulan yang lalu, pasien mulai merasakan kabur pada mata kirinya,

yang semakin memberat dalam 3 bulang terakhir, akan tetapi mata kirinya tidak

mengalami keluhan apapun. Karakteristik katarak salah satunya adalah adanya

riwayat penurunan penglihatan yang terjadi secara gradual dan progresif.1 Gejala

ini merupakan gejala paling umum pada kasus katarak. Pasien tidak

mengeluhkan penglihatan yang menurun secara cepat. Abnormalitas yang

mungkin menunjukkan adanya gangguan sistemik ataupun lokal yang

menyebabkan pertumbuhan katarak adalah dengan adanya penurunan visus

naturalis pada pasien dan ditemukannya kekeruhan pada lensa. Pada katarak

imatur, maka refleks fundus masih positif. Refleks fundus akan hilang pada

katarak matur. Dari klasifikasi Burrato grade II adalah visus 6/12 hingga 6/30,

nukleus sedikit keras, tampak sedikit kekuningan, gambaran seperti katarak

subkapsular posterior dan refleks fundus positif. Dan hasil klasifikasi Burrato

Grade IV adalah reflek fundus negative, visus 3/60 sampai 1/300, nucleus keras

dan warna kuning kecoklatan. Hasil anamnesa dan gambaran klinis yang dimiliki

18

Page 19: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

oleh pasien menjadi dasar penegakkan diagnosa katarak OD Katarak Burrato

grade II dan OS katarak Burrato Grade IV.

Keluhan penglihatan berupa kabur, beberapa literatur menyatakan bahwa

epitel lensa akan mengalami penuaan dan densitasnya akan menurun. Epitel

lensa yang mengalami katarak mengalami pengurangan jumlah apoptosis

sehingga terjadi penurunan signifikan pada densitas sel, namun akumulasi sel-

sel epitel yang mati akan menyebabkan perubahan pada formasi serabut lensa

dan homeostasisnya sehingga menyebabkan kekeruhan. Seiring dengan

penuaan lensa, metabolit water-soluble low molecular weight dapat memasuki

nukleus lensa lewat epitel dan korteks, disertai dengan penurunan rasio transfer

cairan, nutrien dan antioksidan. Mekanisme lain yang turut berperan adalah

konversi dari protein lensa soluble sitoplasmik dengan low molecular weight

menjadi agregat solubel high molecular weight yang insoluble dan matriks protein

membrane insolubel. Perubahan protein ini menimbulkan fluktuasi mendadak

pada indeks refraksi lensa, sehingga terjadi pembiasan cahaya dan penurunan

kejernihan lensa. Area lain yang diamati mencakup peran nutrisi dalam

perkembangan katarak, sebagian berkaitan dengan kadar glukosa, mineral trace

dan vitamin.9

Pasien diberikan planning edukasi berupa operasi ekstraksi katarak pada

mata kanan yang diikuti dengan pemasangan lensa intra okular. Hal ini sesuai

dengan literatur yang menyebutkan bahwa pada katarak hanya dapat diatasi

dengan melakukan pembedahan. Di harapkan mata kiri pasien setelah dilakukan

operasi ekstraksi katarak dengan teknik phacoemulsifikasi yang diikuti

pemasangan lensa intra okular didapatkan perbaikan visus yang signifikan.

Literatur menyebutkan bahwa katarak yang kemudian dilakukan ekstraksi lensa

dan pemasangan lensa intra okular dapat memberikan perbaikan visus yang baik

dengan catatan tidak didapatkannya kelainan pada jaringan okular yang lain. 9.

Selain informasi tersebut pasien di anjurkan untuk kontrol gula darah secarah

teratur agar dapat menguarangi kejadian rekurensin dari katarak. Hal ini sesuai

dengan kondisi yang ada pada pasien.

Masalah lain pada pasien ini adalah adanya jaringan fibrovaskular di

kedua mata kanan dan kiri pasien. Dari anamnesa jaringan fibrovaskuler ini

pertumbuhannya tidak diketahui karena gejala yang muncul dianggap ringan oleh

pasien. Gejala-gejala yang dirasakan pasien yaitu berupa mata merah yang

19

Page 20: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

berulang pada mata kanan dan kiri secara bergantian tapi lebih sering yang

kanan, kemudian diikuti rasa kemeng-kemeng pada kedua mata dan ada

perasaan mengganjal, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik inilah kita dapat

mendiangnosis ini suatu pterigium grade I pada mata kanan dan pterigium gr. III

pada mata kiri.

Peda pterigium ringan tidak diperlukan suatu terapi, tetapi pada pterigium

yang lebih berat dapat diberikan terapi medikamentosa yaitu dengan

memberikan obat anti-inflamasi topikal dan vasokonstriktor mata (dekongestan),

sedangkan untuk terapi defitifnya berupa operasi ekstirpasi. Terapi ekstipasi ini

perlu dilakukan pada pasien ini karena pada pasien ini pterigium kiri telah

menjalar sampai 3 mm dari limbus, Pterigium juga sering memberikan keluhan

mata merah yang berulang pada pasien ini dan untuk kebutuhan kosmetik dari

pasien ini.6

20

Page 21: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan suatu kasus mengenai OD Katarak Burrato grade

II+Pterigium grade I dan OS Katarak Burrato grade IV + pterigium grade III Dari

anamnesis dan pemeriksaan status oftalmologis pada pasien didapatkan hasil

yang mendukung suatu diagnosa OD Katarak Burrato grade II+Pterigium grade II

dan OS Katarak Burrato IV + Pterigium garde III. Penatalaksanaan katarak pada

pasien ini adalah dengan melakukan ekstraksi lensa diikuti pemasangan lensa

intra okular dan langkah tersebut telah memberikan perbaikan visus yang

signifikan. Sedangkan penatalaksanan pterigium perlu dilakukan tindakan

ekstirpasi untuk mengurangi gejal yang di timbulkan.

21

Page 22: KasPan Katarak + Pterygium..Komplit Pake Telor

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimous. 2000. Katarak. http://www.indonesiaindonesia.com/f/13178 katarak/. Diakses : Sabtu, 18 Desember 210. Pukul : 17.30 WIB

2. Anonimous. 2008. Katarak. http://www.klinikmatanusantara.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=9. Diakses : Sabtu, 18 Desember 2010. Pukul : 17.50 WIB.

3. Anurogo Dito. 2007. Tips Praktis memahami Pinguecula dan Pterygium. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20071129225743. Diakses : Sabtu, 18 Desember 2010. Pukul : 17.45 WIB

4. Fajaru. 2008. Semua Tentang Katarak. http://kinton.multiply.com/reviews/item/5. Diakses : Sabtu, 18 Desember 2010. Pukul : 18.00 WIB

5.Harper, R.A. and J.P. Shock. 2008. Lens in P. Riordan-Eva and J.P. Whitcher (Eds). Vaughan and Ashbury General Ophtalmology. Mc Graw Hill Co, New York, p.169-177

6. Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, hal: 200-211

7. Kanski, J. J. 2003. Clinical Ophtalmology, A Systematic Approach. Fifth Edition. Butterworth Heinemann. Edinburg, p:96 ; 286

8. Santosa Budi. 2010. Penegakkan Diagnosis pada Pasien Katarak Matur. http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=Penegakan+Diagnosis+Pada+Pasien+Katarak+Matur. Diakses : Sabtu, 18 Desember 2010. Pukul : 19.00 WIB.

9. Ocampo, Vicente V. D. 2009. Senile Cataract. http://emedicine.medscape.co m/article/1210914-overview.Diakses : Sabtu, 01 Januari 2011. Pukul 20.35 WIB

22