Refreshing Bab 2 kaspan

download Refreshing Bab 2 kaspan

of 13

description

Kaspan lymphadenopathy pada anak

Transcript of Refreshing Bab 2 kaspan

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    1/13

    BAB II

    DAFTAR PUSTAKA

    2.1 Anatomi & Fisiologi

    Pembesaran KGB dapat dibedakan menjadi pembesaran KGB lokal

    (limfadenopati lokalisata) dan pembesaran KGB umum (limfadenopati

    generalisata). Limfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB

    hanya pada satu daerah saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila

    pembesaran KGB pada dua atau lebih daerah yang berjauhan dan simetris. Ada

    sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi terdapatnya KGB

    pada daerah kepala dan leher adalah sebagai berikut:

    Gambar 1. Lokasi kelenjar getah bening (KGB)

    di daerah kepala dan leher.

    Secara anatomi aliran getah bening aferen masuk ke dalam KGB melalui

    simpai (kapsul) dan membawa cairan getah bening dari jaringan sekitarnya dan

    aliran getah bening eferen keluar dari KGB melalui hilus. Cairan getah bening

    masuk kedalam kelenjar melalui lobang-lobang di simpai. Di dalam kelenjar,

    cairan getah bening mengalir dibawah simpai di dalam ruangan yang disebut

    sinus perifer yang dilapisi oleh sel endotel.

    3

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    2/13

    4

    Jaringan ikat trabekula terentang melalui sinus-sinus yang menghubung- kan

    simpai dengan kerangka retikuler dari bagian dalam kelenjar dan merupakan alur

    untuk pembuluh darah dan syaraf.

    Dari bagian pinggir cairan getah bening menyusup kedalam sinus

    penetrating yang juga dilapisi sel endotel. Pada waktu cairan getah bening di

    dalam sinus penetrating melalui hilus, sinus ini menempati ruangan yang lebih

    luas dan disebut sinus meduleri. Dari hilus cairan ini selanjutnya menuju aliran

    getah bening eferen.

    Gambar 2. Skema kelenjar getah bening (KGB).

    Pada dasarnya limfosit mempunyai dua bentuk, yang berasal dari sel T

    (thymus) dan sel B (bursa) atau sumsum tulang. Fungsi dari limfosit B dan sel-sel

    turunanya seperti sel plasma, imunoglobulin, yang berhubungan dengan humoral

    immunity, sedangkan T limfosit berperan terutama pada cell-mediated immunity.

    Terdapat tiga daerah pada KGB yang berbeda: korteks, medula, parakorteks,

    ketiganya berlokasinya antara kapsul dan hilus. Korteks dan medula merupakan

    daerah yang mengandung sel B, sedangkan daerah parakorteks mengandung

    sel T.

    Dalam korteks banyak mengandung nodul limfatik (folikel), pada masa

    postnatal, biasanya berisi germinal center. Akibatnya terjadi stimulasi antigen, sel

    B didalam germinal centers berubah menjadi sel yang besar, inti bulat dan anak

    inti menonjol. Yang sebelumnya dikenal sebagai sel retikulum, sel-selnya besar

    yang ditunjukan oleh Lukes dan Collins (1974) sebagai sel noncleaved besar,

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    3/13

    5

    dan sel noncleaved kecil. Sel noncleaved yang besar berperan pada

    limphopoiesis atau berubah menjadi immunoblas, diluar germinal center, dan

    berkembang didalam sel plasma.

    Fungsi utama KGB adalah sebagai penyaring (filtrasi) dari berbagai

    mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau

    metabolisme. Secara normal,jaringan limfoid akan membesar pada anak-anak

    sehingga mencapai pubertas dan mengalami atropi bertahap sehingga dewasa.

    Kelenjar getah bening lebih ketara pembesarannya pada anak-anak yang

    berusia 4 hingga 8 tahun.

    2.2. Epidemiologi

    Insiden limfadenopati belum diketahui dengan pasti. Sekitar 38% sampai

    45% pada anak normal memiliki KGB daerah servikal yang teraba. Limfadenopati

    adalah salah satu masalah klinis pada anak-anak. Pada umumnya limfadenopati

    pada anak dapat hilang dengan sendirinya apabila disebabkan infeksi virus.

    Studi yang dilakukan di Amerika Serikat, pada umumnya infeksi virus ataupun

    bakteri merupakan penyebab utama limfadenopati. Infeksi mononukeosis dan

    cytomegalovirus (CMV) merupakan etiologi yang penting, tetapi kebanyakan

    disebabkan infeksi saluran pernafasan bagian atas. Limfadenitis lokalisata lebih

    banyak disebabkan infeksi Staphilococcus dan Streptococcus beta-hemoliticus.

    Dari studi yang dilakukan di Belanda, ditemukan 2.556 kasus

    limadenopati yang tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 10% kasus diantaranya

    dirujuk ke subspesialis, 3,2% kasus membutuhkan biopsi dan 1.1% merupakan

    suatu keganasan. Penderita limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko

    keganasan sekitar 4% dibandingkan dengan penderita limfadenopati usia

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    4/13

    6

    Virus, Herpes Simpleks Virus, Coxsackievirus, dan Human Immunodeficiency

    Virus (HIV).

    Infeksi HIV sering menyebabkan limfadenopati serivikalis yang

    merupakan salah satu gejala umum infeksi primer HIV. Infeksi primer atau akut

    adalah penyakit yang dialami oleh sebagian orang pada beberapa hari atau

    minggu setelah tertular HIV. Gejala lain termasuk demam dan sakit kepala, dan

    sering kali penyakit ini dianggap penyakit flu (influenza like illness).

    Segera setelah seseorang terinfeksi HIV, kebanyakan virus keluar dari darah.

    Sebagian melarikan diri ke sistem limfatik untuk bersembunyi dan

    menggandakan diri dalam sel di KGB, diperkirakan hanya sekitar 2% virus HIV

    ada dalam darah. Sisanya ada pada sistem limfatik, termasuk limpa, lapisan usus

    dan otak.

    Pada penderita HIV positif, aspirat KGB dapat mengandung immunoblas

    yang sangat banyak. Pada beberapa kasus juga tampak sel-sel imatur yang

    banyak. Pada fase deplesi, pada aspirat sedikit dijumpai sel folikel, immunoblas

    dan tingible body macrophage, tetapi banyak dijumpai sel-sel plasma.

    Limfadenopati generalisata yang persisten (persistent generalized

    lymphadenopathy/PGL) adalah limfadenopati pada lebih dari dua tempat KGB

    yang berjauhan, simetris dan bertahan lama. PGL adalah gejala khusus infeksi

    HIV yang timbul pada lebih dari 50% Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan PGL

    ini sering disebabkan oleh infeksi HIV-nya itu sendiri.

    PGL biasanya dialami waktu tahap infeksi HIV tanpa gejala, dengan

    jumlah CD4 di atas 500, dan sering hilang bila kadar CD4 menurun hingga kadar

    CD4 200. Kurang lebih 30% orang dengan PGL juga mengalami splenomegali.

    Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sebagai berikut:

    Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening

    Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1 cm dalam setiap

    kelompok

    Berlangsung lebih dari satu bulan

    Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya

    Pembengkakan kelenjar getah bening bersifat tidak sakit, simetris dan

    kebanyakan terdapat di leher bagian belakang dan depan, di bawah rahang

    bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak termasuk di inguinal. Biasanya kulit

    pada kelenjar yang bengkak karena PGL akibat HIV tidak berwarna merah.

    Kelenjar yang bengkak kadang kala sulit dilihat, dan lebih mudah ditemukan

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    5/13

    7

    dengan cara menyentuhnya. Biasanya kelenjar ini berukuran sebesar kacang

    polong sampai sebesar buah anggur.

    - Infeksi bakteri

    Peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta

    hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila berhubungan

    dengan caries dentis dan penyakit gusi, radang apendiks atau abses tubo-

    ovarian.

    Pada awal infeksi, aspirat mengandung campuran neutrofil dan limfosit.

    Kemudian mengandung bahan pirulen dari neutrofil dan massa debris.

    Limfadenitis bakterial akut biasanya menyebabkan KGB

    berwarna merah, panas dan nyeri tekan. Biasanya penderita demam dan terjadi

    leukositosis neutrofil pada pemeriksaan darah tepi.

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    6/13

    8

    Pada infeksi oleh Mikobakterium tuberkulosis, aspirat tampak karakteristik

    sel epiteloid dengan latar belakang limfosit dan sel plasma. Sel epiteloid berupa

    sel bentuk poligonal yang lonjong dengan sitoplasma yang pucat, batas sel yang

    tidak jelas, kadang seperti koma atau inti yang berbentuk seperti bumerang yang

    pucat, berlekuk dengan kromatin halus.

    Gambar 3. Limfadenitis granulomatosa.

    Tampak sel epiteloid pada aspirat penderita limfadenitis tuberkulosis.

    B) Keganasan

    Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan

    limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Diagnosis defenitif suatu

    limfoma membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu diagnosis subtipe

    limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum halus masih merupakan

    kontroversi.

    Aspirat Limfoma non-Hodgkin berupa populasi sel yang monoton dengan

    ukuran sel yang hampir sama. Biasanya tersebar dan tidak berkelompok.

    Diagnostik sitologi Limfoma Hodgkin umumnya dibuat dengan ditemukannya

    tanda klasik yaitu sel Reed Sternberg dengan latar belakang limfosit, sel plasma,

    eosinofil dan histiosit. Sel Reed Sternberg adalah sel yang besar dengan dua inti

    atau multinucleated dengan sitoplasma yang banyak dan pucat.

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    7/13

    9

    Gambar 4. Limfoma Hodgkin. Tampak sel Reed Sternberg klasik dengan atar

    belakang limfosit dan eosinofil.

    Metastasis karsinoma merupakan penyebab yang lebih umum dari

    limfadenopati dibandingkan dengan limfoma, khususnya pada penderita usia

    lebih dari 50 tahun. Dengan teknik biopsi aspirasi jarum halus lebih mudah

    mendiagnosis suatu metastasis karsinoma daripada limfoma.

    Gambar 5. Metastasis keratinizing squomous cell carcinoma. Tampak sel-sel

    yang mengalami keratinisasi pada aspirat dari penderita karsinoma laring.

    C)Penyakit lain

    Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati

    adalah penyakit Kawasaki, penyakit Kimura, penyakit Kikuchi, penyakit Kolagen,

    penyakit Cat-scratch, penyakit Castleman, Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan

    Sisestemic lupus erithematosus (SLE).

    D)Obat

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    8/13

    10

    Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata.

    Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan

    isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril,

    carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine,

    quinidine, sulfonamida, sulindac).

    E)Imunisasi

    Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di daerah

    leher, seperti setelah imunisasi DPT, polio atau tifoid.

    Meskipun demikian, masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan

    hanya dari pembesaran KGB saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang

    menyertai pembesaran KGB tersebut. 1

    2.4. Diagnosis

    Diagnosis limfadenopati memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

    pemeriksaan penunjang apabila diperlukan.

    2.4.1. Anamnesis

    Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala-gejala

    penyerta, riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan.

    a)Lokasi

    Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya

    disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh

    penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila

    berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium,

    Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus.

    b)Gejala penyerta

    Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab

    infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan

    berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam

    yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan

    kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness),

    ditambah adanya riwayat pemakaian obat-obatan atau produk darah.

    c)Riwayat penyakit

    Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil

    sebelumnya, mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    9/13

    11

    wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi

    Staphilococcus; dan adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan

    kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan

    kepada Citomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV.

    d)Riwayat pemakaian obat

    Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian

    obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti

    allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine,

    penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac. Pembesaran karena

    obat umumnya seluruh tubuh (limfadenopati generalisata).

    e)Riwayat kontak

    Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang

    dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau

    tuberkulosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati. Riwayat

    perjalanan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di Afrika dapat mengakibatkan

    penyakit Tripanosomiasis, dan kontak dengan orang yang bekerja dalam hutan

    dapat terkena Tularemia.

    2.4.2. Pemeriksaan fisik

    Pada pemeriksaan fisik,kesemua lokasi kelenjar getah bening yaitu pre

    auricular,post auricular, tonsillar, submental, submandibular, anterior cervical

    chain, posterior cervical,occipital, supraclavicular, axilla, epitrochlear, inguinal,

    popliteal dan juga liver dan lien haruslah diperiksakan.Secara umum malnutrisi

    atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan kepada penyakit kronik seperti

    tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem kekebalan tubuh.

    Karakteristik dari KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. KGB

    harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri

    tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak

    dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

    Ukuran: normal bila diameter 0,5 cm dan lipat paha >1,5 cm dikatakan

    abnormal.

    Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.

    Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti

    karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi;

    fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    10/13

    12

    Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak

    bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis atau

    keganasan.

    Pembesaran KGB leher bagian posterior biasanya terdapat pada infeksi

    rubela dan mononukleosis. Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang

    memiliki risiko keganasan lebih besar daripada pembesaran KGB bagian

    anterior.

    Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering

    disebabkan oleh infeksi virus. Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen

    umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB generalisata.

    Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, umumnya bilateral lunak dan

    dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada

    penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan.

    Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi

    bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati

    disebabkan keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak

    dapat digerakkan oleh karena terikat dengan jaringan di bawahnya.

    Pada infeksi oleh mikobakterium, pembesaran kelenjar berjalan

    berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, walaupun dapat mendadak, KGB

    menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah dan

    terbentuk jembatan-jembatan kulit di atasnya.

    Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-

    bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus.

    Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas

    dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck)

    mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan

    pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi Epstein Barr Virus (EBV).

    Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan

    kepada campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak

    hilang dengan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan

    pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukemia. Demam panjang

    yang tidak berespon dengan obat demam, kemerahan pada mata, peradangan

    pada tenggorok, strawberry tongue, perubahan pada tangan dan kaki (bengkak,

    kemerahan pada telapak tangan dan kaki) dan limfadenopati satu sisi (unilateral)

    mengarahkan kepada penyakit Kawasaki.

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    11/13

    13

    Less concerning findings

    Worrisome findings which increase risk

    of malignancy

    Localized

    2cm

    Systemic symptoms

    Tabel 2 : Tanda yang didapatkan pada limfadenopati yang kecurigaan jinak dan

    ganas.

    2.4.3. Pemeriksaan Penunjang

    Ultrasonografi (USG)

    USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis

    limfadenopati servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk,

    echogenicity, gambaran mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya

    kalsifikasi.

    USG dapat dikombinasi dengan biopsi aspirasi jarum halus untuk mendiagnosis

    limfadenopati dengan hasil yang lebih memuaskan, dengan nilai sensitivitas 98%

    dan spesivisitas 95%.

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    12/13

    14

    Gambar 6. Gray-scale sonogram metastasis pada KGB. Tampak adanya

    hypoechoic, round, tanpa echogenic hilus (tanda panah). Adanya nekrosis

    koagulasi (tanda kepala panah).

    CT Scan

    CT scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5 mm

    atau lebih. Satu studi yang dilakukan untuk mendeteksi limfadenopati

    supraklavikula pada penderita nonsmall cell lung cancer menunjukkan tidak ada

    perbedaan sensitivitas yang signifikan dengan pemeriksaan menggunakan USG

    atau CT scan.

    2.5 Diagnosis banding

    Benjolan di leher yang seringkali disalahartikan sebagai pembesaran

    KGB leher.Gondongan adalah pembesaran kelenjar parotits akibat infeksi virus,

    sudut rahang bawah dapat menghilang karena bengkak. Kista duktus tiroglosus

    adalah pembesaran dileher berisi kistaberada di garis tengah dan ikut bergerak

    saat menelan. Kista dermoid pula adalah benjolan di garis tengah dapat padat

    atau berisi cairan manakala hemangioma adalah kelainan pembuluh darah

    sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh darah, berwarna merah atau

    kebiruan.

    2.6 Tatalaksana

  • 7/14/2019 Refreshing Bab 2 kaspan

    13/13

    15

    Pengobatan limfadenopati KGB leher didasarkan kepada penyebabnya.

    Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak

    membutuhkan pengobatan apapun selain observasi. Kegagalan untuk mengecil

    setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi KGB. Biopsi

    dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada

    keganasan. KGB yang menetap atau bertambah besar walau dengan

    pengobatan yang adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.

    Antibiotik perlu diberikan apabila terjadi limfadenitis supuratif yang biasa

    disebabkan oleh Staphyilococcus. aureus dan Streptococcus pyogenes (group

    A). Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan organisme ini akan memberikan

    respon positif dalam 72 jam. Kegagalan terapi menuntut untuk dipertimbangkan

    kembali diagnosis dan penanganannya. Pembedahan mungkin diperlukan bila

    dijumpai adanya abses dan evaluasi dengan menggunakan USG diperlukan

    untuk menangani pasien ini.

    Pembesaran KGB pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus dan

    sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan.

    Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10

    hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25mg/kgBB empat

    kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotik golongan penisilin dapat

    diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg) tiga kali sehari atau

    eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.

    Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka

    diberikan obat anti tuberkulosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan

    mikobakterium selain tuberkulosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang

    terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal

    diberikan antibiotik golongan makrolida dan antimikobakterium. Pemeriksaan

    penunjang bila limfadenopati akut tidak diperlukan, namun bila berlangsung

    >2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr virus,

    citomegalovirus, hiv, toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana

    semuanya disesuaikan dengan tanda dan gejala yang ada dan yang paling

    mengarahkan diagnosis.