PTERYGIUM KELOMPOK 3 37A

42
KETERANGAN UMUM • Nama : Tn. P • Umur : 44 tahun • Jenis Kelamin: Laki-laki • Pekerjaan : Buruh Pabrik • Alamat : Jl. Cigugur Tengah RT 01 RW 10 Cimahi • Tanggal Pemeriksaan : 5 September 2013 • No. Rekam Medik: 14109929

description

l,l,

Transcript of PTERYGIUM KELOMPOK 3 37A

KETERANGAN UMUM

• Nama : Tn. P • Umur : 44 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki • Pekerjaan : Buruh Pabrik • Alamat : Jl. Cigugur Tengah RT

01 RW 10 Cimahi • Tanggal Pemeriksaan : 5 September 2013 • No. Rekam Medik : 14109929

Keluhan Utama : timbul selaput di mata kiri

• Sejak enam bulan yang lalu, pasien mengeluh adanya selaput pada mata kiri di bagian dekat hidung yang semakin lama semakin besar ke arah bagian hitam bola mata. Keluhan ini disertai dengan rasa mengganjal pada mata.

• Sejak tiga bulan yang lalu pasien sering mengeluhkan mata sebelah kiri terasa merah yang hilang timbul. Keluhan ini timbul apabila pasien terkena sinar matahari saat bekerja.

• Tiga tahun yang lalu keluhan adanya selaput pada mata timbul pada mata sebelah kiri. Keluhan tersebut disertai penurunan tajam penglihatan. Sehingga dua tahun yang lalu pasien menjalani operasi pengangkatan selaput.

• Pasien setiap hari bekerja sebagai buruh pabrik yaitu pengangkut kain yang sering berada di luar ruangan. Riwayat keluhan serupa pada keluarga pun disangkal. Pasien menyangkal adanya riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis. Pasien pun tidak mempunyai riwayat alergi.

• Status Generalis• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan• Kesadaran : Komposmentis• Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg, N: 84

x/m, R: 19 x/m, S: 36,7°C• Status Generalis : dalam batas normal

• Status Lokalis• Pemeriksaan Subjektif• Visus kacamata• VOD : 5/6 VOS : 5/30• Koreksi : S -0,50 C -0,50 Axis 180 5/5

Koreksi : S -2,00 5/6 pinhole tetap

• ADDE : S +1,25

Pemeriksaan ObjektifOD OS

Muscle Balance OrthotropiaPergerakan bola mata

Normal ke segala arah Normal ke segala arah

TIO Palpasi N Palpasi NPalpebra superior Tenang TenangPalpebra inferior Tenang TenangKonjungtiva tarsalis superior Tenang Tenang

Konjungtiva tarsalis inferior Tenang Tenang

Konjungtiva bulbi Selaput (-), vaskularisasi (-), Selaput (+), vaskularisasi (+), melewati limbus < 2 mm

Kornea Jernih Jernih COA Sedang SedangPupil Bulat, Isokor, reflek cahaya

direk/indirek (+/+)Bulat, Isokor, reflek cahaya direk/indirek (+/+)

Iris Sinekia (-) Sinekia (-)Lensa Jernih Jernih

PEMERIKSAAN LAINNYA

Pemeriksaan Slit Lamp Tidak dilakukan

Pemeriksaan Objektif dengan Alat Lain

Tidak dilakukan

DIAGNOSIS BANDING

• Pterigium Derajat II OS• Pseudopterigium OS• Pinguekula OS

DIAGNOSA KERJA

Pterigium Derajat II OS

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Histopatologi

PENATALAKSANAAN

• Umum : Menganjurkan untuk menggunakan kacamataMenghindari paparan debu dan sinar UV yang

terlalu lama • Khusus :

Artificial tearsKortikosteroidPembedahan: simple excision

PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam

PEMBAHASAN

KETERANGAN UMUMPasien merupakan seorang laki-laki berusia 44 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik.

• Pterygium dilaporkan lebih sering terjadi dua kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

• Pasien dengan usia lebih dari 40 tahun memiliki prevalensi yang tinggi, Prevalensi pterygium meningkat berbanding lurus dengan umur.

• Variasi pterygium dipengaruhi oleh lokasi geografik. Hal ini dikarenakan efek perusakan oleh radiasi sinar UV terutama radiasi UV-B. Insidensi pterygium di Indonesia cukup tinggi, yaitu 13,1%.

ANAMNESIS

Keluhan utama : Timbul selaput di mata kiriKeluhan timbul selaput mata kiri dapat terjadi

pada pterygium, pseudopterygium, dan pinguekula.

Anamnesis khusus :Sejak enam bulan yang lalu, pasien mengeluh adanya

selaput pada mata kiri di bagian dekat hidung yang semakin lama semakin besar ke arah bagian hitam bola mata.

Pterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular pada permukaan konjungtiva ke kornea yang berifat invasif. Umumnya, pterygium timbul dari konjungtiva nasal dan meluas kedaerah kornea. Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak dibagian sentral atau di daerah kornea. Pada pseudopterygium terdapat riwayat tukak kornea sebelumnya dan selaput mengenai tempat tukak tersebut sedangkan pada pinguekula selaput biasanya terjadi bilateral.

Keluhan ini disertai dengan rasa mengganjal pada mata. Keluhan ini diakibatkan oleh adanya selaput yang semakin lama semakin membesar.

Sejak tiga bulan yang lalu pasien sering mengeluhkan mata sebelah kiri terasa merah yang hilang timbul.

Pterygium dapat menimbulkan gejala mata merah yang diakibatkan pterygium mudah meradang dan bila terjadi iritasi maka bagian pterygium akan berwarna merah.

.

Keluhan ini timbul apabila pasien terkena sinar matahari saat bekerja.

Sinar matahari merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya pterygium. Selain itu, pterygium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu, dan udara yang panas.

Tiga tahun yang lalu keluhan adanya selaput pada mata timbul pada mata sebelah kiri. Keluhan tersebut disertai penurunan tajam penglihatan. Sehingga dua tahun yang lalu pasien menjalani operasi pengangkatan selaput.

Pterygium dapat mengenai kedua mata. Gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme ireguler atau pterygium yang telah menutupi media penglihatan dan pterygium dengan tipe II dan III.

Pasien setiap hari bekerja sebagai buruh pabrik yaitu pengangkut kain yang sering berada di luar ruangan.

Salah satu faktor risiko pterygium yaitu paparan dari sinar ultra violet. Hipotesis mengatakan bahwa radiasi ini menyebabkan mutasi dari gen P53. Gen tumor supresor ini memperlihatkan adanya proliferatif abnormal dari epitel limbal. Penelitian juga menunjukkan bahwa risiko terjadinya pterygium meningkat dengan bertambahnya usia dan aktivitas di luar ruangan.

Riwayat keluhan serupa pada keluarga pun disangkal.

Faktor genetik merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pterygium.

Pasien menyangkal adanya riwayat tekanan darah tinggi dan kencing manis. Pasien pun tidak mempunyai riwayat alergi.

Riwayat penyakit sitemik dan alergi ditanyakan sebagai persiapan pembedahan untuk terapi pterygium.

PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis• Tanda vital dan status generalis lainnya dalam

batas normal.Tanda vital ini digunakan untuk

kepentingan screening pre operasi agar menghindari komplikasi saat operasi. Jika diperlukan tindakan operatif dalam penatalaksanaan.

Status LokalisPemeriksaan SubjektifVisus kacamataVOD : 5/6 VOS : 5/30Koreksi :S -0,50 C -0,50 Axis 180 5/5 Koreksi : S -2,00 5/6

pinhole tetapADDE : S +1,25

Pemeriksaan visus dilakukan untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan visus atau tidak. Pada pterigium derajat III atau IV dapat ditemukan gangguan visus karena telah mengenai kornea.

Pemeriksaan Objektif

OD OSMuscle Balance OrthotropiaPergerakan bola mata

Normal ke segala arah Normal ke segala arah

TIO Palpasi N Palpasi NPalpebra superior Tenang TenangPalpebra inferior Tenang TenangKonjungtiva tarsalis superior Tenang Tenang

Konjungtiva tarsalis inferior Tenang Tenang

Konjungtiva bulbi Selaput (-), vaskularisasi (-), Selaput (+), vaskularisasi (+), melewati limbus < 2 mm

Kornea Jernih Jernih COA Sedang SedangPupil Bulat, Isokor, reflek cahaya

direk/indirek (+/+)Bulat, Isokor, reflek cahaya direk/indirek (+/+)

Iris Sinekia (-) Sinekia (-)Lensa Jernih Jernih

Dengan melakukan pemeriksaan tersebut, didapatkan selaput pada mata sebelah kiri yang merupakan pterygium derajat II.

PEMERIKSAAN LAINNYA

• Pemeriksaan Slit Lamp Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan slit lamp melihat lebih jelas morfologi selaput dan menilai derajat dari pterigium.

• Pemeriksaan Objektif dengan Alat LainTidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan objektif lain histopatologis. Pada pterigium yang akan terlihat adalah jaringan ikat fibrovaskular yang abnormal.

DIAGNOSIS BANDING

• Pterigium Derajat II OS• Pseudopterigium OS• Pinguekula OS

• Secara klinis pterygium dapat dibedakan dengan dua keadaan yang sama yaitu pinguekula dan pseudopterygium.

o Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang merupakan degenerasi hialin pada jaringan submukosa konjungtiva.

o Pseudopterygium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Pseudopterygium ini sering terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea

DIAGNOSA KERJA

PTERIGIUM DERAJAT II OS

DIAGNOSA KERJA

• AnamnesisDari keluhan utama didapatkan timbul selaput di mata kiri.

Dari anamnesis khusus didapatkan:– Timbulnya selaput pada mata kiri dan yang semakin lama semakin

besar ke arah bagian hitam bola mata.– Timbul rasa mengganjal pada mata kiri.– Timbul mata merah kiri.– Tidak ada keluhan penglihatan buram. Karena pada mata kiri derajat

pterygium hanya derajat dua, yaitu apeks pterygium terletak pada kornea antara pinggir kornea dengan bagian tengah jarak pupil perikornea.

Hal ini berrdasarkan temuan yang didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:

• Pemeriksaan fisikKonjungtiva bulbi pada mata kiri terdapat

selaput yang telah melewati limbus kornea <2 mm berbentuk segitiga pada daerah fissure palpebralis

1. Berdasarkan tipenya pterygium terbagi atas tiga, antara lain:• Tipe I: Pterygium kecil, dimana lesi hanya

terbatas pada limbus atau menginvasi kornea pada tepinya saja. Lesi meluas <2 mm dari kornea. Stocker’s line atau deposit besi dapat dijumpai pada epitel kornea dan kepala pterygium.

Tipe II: Pada tubuh pterygium sering nampak kapiler-kapiler yang membesar. Lesi menutupi kornea sampai 4 mm, dapat primer atau rekuren setelah operasi, berpengaruh dengan tear film dan menimbulkan astigmatisme.

Tipe III: Lesi mengenai kornea >4 mm dan mengganggu aksis visual. Lesi yang luas khususnya pada kasus rekuren dapat berhubungan dengan fibrosis subkonjungtiva yang meluas ke forniks dan biasanya menyebabkan gangguan pergerakan bola mata serta kebutaan.

USUL PEMERIKSAANPemeriksaan Histopatologi

Pterigium memiliki gambaran histopatologi yang khas yaitu terdapatnya jaringan ikat fibrovaskular yang abnormal. Epitel di atasnya dapat menebal atau menipis, tetapi biasanya normal.

PENATALAKSANAAN

• Umum : Menganjurkan untuk menggunakan kacamata pelindungMenghindari paparan debu dan sinar UV

Pasien dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan mengurangi paparan terhadap kemungkinan penyebab timbulnya pterigium, seperti memakai pelindung mata ketika akan melakukan kegiatan di luar rumah dengan memakai kacamata pelindung, topi, atau payung untuk menghindari paparan dari matahari, angin, atau debu.

PENATALAKSANAAN• Khusus :

Artificial tears, kortikosteroid, tindakan eksisiArtificial tears hanya dipakai untuk lubrikasi mata serta kortikoseroid dapat digunakan secara aman untuk menghilangkan gejala terutama pada derajat 1 dan 2.

PENATALAKSANAAN

Indikasi untuk pterygium eksisi yaitu untuk alasan kosmetik, adanya gejala astigmatisme, gejala iritasi berat, gangguan penglihatan, ukurannya >3–4 mm, dan pertumbuhan yang progresif menuju tengah kornea dan adanya gangguan pergerakan bola mata.

PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam

Pterigium tidak mengancam jiwa, selain itu tindakan pembedahan cenderung aman dan memiliki prognosa baik. Quo ad functionam : ad bonam• tindakan pembedahan juga cenderung aman dan

memiliki prognosis baik. Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi yaitu baik.

TERIMA KASIH