Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

31
NASKAH UJIAN PSIKIATRI SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESI Disusun Oleh : Widya Febriani 1210221047 Pembimbing : dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)

description

skizoafektif

Transcript of Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

Page 1: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

NASKAH UJIAN PSIKIATRI

SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESI

Disusun Oleh :Widya Febriani

1210221047

Pembimbing :dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’ JAKARTA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWARSUP PERSAHABATAN JAKARTA

2014

Page 2: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.F

Usia : 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Pendidikan : D2 Perhotelan

Pekerjaan : Penjaga toko barang antik

Alamat : Cibubur

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 10 Maret 2014

pukul 12.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

a. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan obat sudah

habis.

b. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang sendirian ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan tanggal

10 Maret 2014 pukul 12.00 WB untuk kontrol rutin dan obat sudah habis. Saat ini

pasien masih mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk bunuh diri, susah

tidur serta merasakan bahwa orang-orang sekitar sedang membicarakan pasien dan

ingin mencelakakan pasien. Pasien mengatakan kalau pasien sudah lama tidak minum

obat karena tidak mempunyai uang untuk membeli obat sehingga gejala pasien

muncul lagi. Pasien dibawa oleh keluarganya ke RSCM 2 bulan yang lalu dan dirawat

inap selama 2 minggu.

Sejak 14 tahun yang lalu tepatnya tahun 2000 pasien mulai menunjukkan

perilaku yang tidak wajar dari kehidupan sehari-harinya. Pasien merasa mendengar

suara-suara yang menyuruh pasien untuk bunuh diri padahal disekitar pasien tidak

Page 3: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

ada orang lain yang timbul saat bengong. Serta merasa orang disekitarnya sedang

membicarakan pasien dan ingin mencelakakan pasien yang timbul saat pasien sedang

berada di keramaian.

Pasien merupakan tamatan D2 perhotelan yang awalnya pernah bekerja di

hotel grand menteng, tetapi karena pasien tertarik dengan cerita teman pasien yang

bekerja di kapal pesiar maka pasien mencari informasi tentang cara untuk bekerja di

kapal pesiar. Setelah didapatkan informasi, ternyata salah satu syarat untuk bekerja di

kapal pesiar itu adalah pasien harus mempunyai pengalaman bekerja di hotel yang

berbintang sehingga pasien memutuskan untuk pindah bekerja di hotel ibis acort di

daerah kota selama 2 tahun.

Pasien lalu mendaftarkan diri untuk mengikuti test untuk bekerja di kapal

pesiar. Pasien awalnya gagal, tetapi setelah mencoba hingga ke tiga kali, pasien

akhirnya diterima di kapal pesiar American Crush Line. Pasien bekerja di bagian bar

sebagai asisten bartender tetapi hanya bertahan selama lebih dari 5 tahun. Pasien

merasa kecewa saat bekerja di sana karena pasien telah lama bekerja di sana tetapi

tidak kunjung diangkat sebagai manager sedangkan orang lain yang baru bekerja

cepat diangkat sebagai manager training. Karena pasien tidak suka, maka pasien

memprovokatori teman-teman pasien agar kerjanya menjadi lambat.

Pasien diadukan oleh manager training kepada kapten kapal karena ketahuan

memprovokatori sehingga pasien dipecat. Selanjutnya pasien melamar pekerjaan

kembali dan akhirnya diterima bekerja di kapal pesiar lainnya yaitu Carnival Crush

Line menjadi asisten bartender kembali. Di kapal itu kapasitas kapal terlalu besar dan

pasien merasa capek karena banyak yang ditangani. Pasien suka merasa kedinginan

padahal teman-temannya tidak merasakan kedinginan.

Pasien berobat di hospital kapal pesiar dan selanjutnya pasien di kirim ke

rumah sakit jiwa di miami selama 2 bulan. Setelah dirasakan membaik pasien di

kirim kembali ke rumahnya di indonesia dengan menggunakan pesawat. Pasien

mengirim email ke kapal pesiar tersebut untuk bekerja kembali tetapi jawaban kapten

kapal bahwa penyakit pasien dapat kambuh kembali sehingga pasien tidak dapat

dipekerjakan di kapal tersebut kembali.

Page 4: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

Sejak saat itu pasien merasa sedih dan kecewa. Pasien tidak dapat tidur

karena teringat nasibnya yang tidak diterima lagi oleh kapal pesiar tersebut, timbul

rasa sedih yang berkepanjangan, hilang minat dan keembiraan, rasa mudah lelah,

serta nafsu makan yang menurun pada pasien sehingga pasien menjadi malas untuk

makan. Pasien juga merasa rasa percaya diri pasien berkurang.

Kesedihan pasien bertambah lagi saat pasien melihat pacarnya yang sudah 5

tahun dipacari pasien tetapi terlihat sedang suap-suapan dengan pria lain di suatu

tempat makan, sehingga pasien makin merasa kecewa dan terpukul. Pasien juga saat

itu mulai merasakan mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk bunuh diri

padahal disekitar pasien tidak ada orang lain yan timbul saat bengong. Serta merasa

orang disekitarnya sedang membicarakan pasien dan ingin mencelakakan pasien yang

timbul saat pasien sedang berada di keramaian.

Pasien sudah mencoba untuk mencari kerja kembali hingga saat tetapi selalu

ditolak . pasien merasa badannya sudah mulai membesar yang membuat pasien susah

untuk mendapatkan pekerjaan. Saat ini pasien bekerja di tempat temannya sebagai

penjaga toko barang antik di daerah taman suropati. Pasien bekerja dari jam 9 pagi

hingga jam 4 sore.

Pasien menyangkal melihat bayangan yang tidak diihat oleh orang lain,

menyangkal bahwa pikirannya pernah seperti tersedot keluar atau ada suatu pikiran

yang masuk kedalam pikirannya. Pasien menyangkal merasakan sesuatu yang

merayap atau menyentuh tubuhnya, menyangkal mencium bau-bau aneh seperti

kemenyan serta menyangkal merasakan sesuatu di lidahnya padahal pasien sedang

tidak makan sesuatu.

Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik

maupun mental yang berlebihan. Pasien menyangkal bahwa pembawa acara televisi

membicarakannya atau mengajaknya berbicara, menyangkal pernah melihat dirinya

seperti orang lain ketika bercermin, serta menyangkal pernah melihat rumahnya

sebagai lingkungan yang asing.

Semenjak kontrol di Poliklinik Psikiatri RSUP persahabatan sejak tahun

2009 keluhan pasien sudah mulai berkurang dan merasa cocok dengan obat yang

Page 5: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

diberikan sehingga pasien ingin kontrol rutin untuk mendapatkan obat tetapi karena

terbentur masalah biaya terkadang pasien tidak dapat datang untuk kontrol rutin.

Pasien tidak pernah megalami keluhan seperti ini sebelumnya, juga tidak didapatkan

riwayat trauma dikepala baik sebelum sakit maupun selama sakit. Pasien mengaku

tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.

Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA dan tidak merokok.

Pasien merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara, dilahirkan melalui persalinan

normal, tidak ada penyulit selama kehamilan serta tidak ada kelainan fisik. Pasien

dilahirkan dengan bantuan bidan. Dari masa kanak-kanak dan remaja tidak ada

masalah pertumbuhan dan perkembangan. Pasien dapat bersosialisasi dengan

lingkungan dan memiliki banyak teman. Pasien hanya menyelesaikan pendidikannya

sampai selesai D2 Perhotelan. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan biasa-

biasa saja dan tidak ada yang menonjol.

Adik pasien yang pertama adalah seoran perempuan yang bekerja sebagai

wiraswasta dengan memiliki kios makanan di daerah Cibubur. Adik pasien ini sudah

bercerai dengan suaminya karena suaminya tidak dapat menghasilkan anak. Adik

pasien yang kedua adalah seorang perempuan yang dulunya bekerja sebagai manager

columbia tetapi saat ini tidak boleh bekerja oleh suaminya sehingga hanya sebagai

ibu rumah tangga dan suaminya bekerja di showroom jual beli mobil. Sudah memiliki

seorang anak yang berusia 3 tahun.

Pasien tinggal di rumah kontrakan di cibubur bersama ibu, adik pasien yang

bungsu, suami adik pasien, anaknya, pembantu, serta baby sitter. Pasien hingga saat

ini belum menikah. Hubungan pasien dengan ibunya baik dan pasien sering cercerita

hanya dengan ibunya saja.

Hubungan pasien dengan adiknya yang pertama tidak akur karena pasien

merasa diremehkan karena sudah tidak bekerja lagi. Ibu pasien juga pernah

meminjam uang dengan teman adik pasien yang pertama tetapi tidak dikembalikan

hingga saat ini sehingga adik pasien yang pertama sudah tidak mau lagi bertemu dan

mengurusi pasien dan ibunya karena kesal. Padahal pasien merasa dulunya saat

pasien masih bekerja, adik pasien yang pertama ini yang mengatur keuangan pasien

Page 6: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

dan selalu pasien beri uang, tetapi saat pasien sedang terjatuh saat ini malah adik

pasien meremehkannya.

Adik pasien yang kedua juga mulai meremehkan pasien ketika pasien

memberikan tanggapan atau komentar tentang suatu hal tetapi tidak pernah didengar

dan selalu disalahkan. Padahal saat pasien masih kerja, adik pasien tidak pernah ada

yang berani marah kepada pasien, tetapi saat ini mereka sering sekali marah kepada

pasien tanpa alasan yang jelas.

Awalnya pasien tinggal di rumah pribadi milik amarhum ayahnya yang

meninggal tahun 2002 karena penyakit kencing manis. Sebelum meninggal ayah

pasien berpesan agar rumahnya jangan pernah dijual, tetapi karena adik pasien yang

ingin membahagiakan ibu pasien dan mengajak pasien beserta ibunya tinggal di

rumah pribadinya di rawamangun sehingga rumah pribadi milik ayah pasien di jual.

Setelah 5 tahun menetap di rumah adik kedua pasien, ternyata rumah milik

adik pasien tersebut disita karena terkait hutang dengan kartu kredit yang digunakan

oleh adik pasien dan suaminya sehingga pasien mengontrak bersama mereka hingga

saat ini di daerah cibubur. Pasien merasa tempat tinggal sekarang lingkungannya

kurang akrab karena pasien tinggal di cluster. Hubungan pasien dengan tetangga tidk

begitu baik dan pasien sering merasa tengganya membicarakan pasien dan berniat

ingin mencelakakan pasien.

Pembiayaan pengobatan didapatkan dari suami adik pasien yang bekerja di

showroom tetapi hanya memberi kadang-kadang sehingga pasien tidak dapa berobat

secara rutin. Perekonomian keluarga juga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari didapatkan dari keluarga adik pasien yang nomor dua dan pansiunan ayah pasien

yang dulunya bekerja sebagai PNS.

Pasien mengaku beragama islam tetapi tidak rutin menjalankan sholat 5

waktu. Pasien menyadari bahwa dirinya sekarang dalam keadaan sedang sakit dan

membutuhkan penyembuhan. Pasien mengatakan bahwa keinginannya sekarang

adalah Dapat sembuh dari penyakitnya, ingin bekerja kembali, dan ingin ke mekah.

Page 7: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Tidak ada gangguan medik sebelumnya.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol

Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika/alkohol.

d. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama

masa kandungan dan proses persalinan serta tidak ada kelainan fisik. Pasien

dilahirkan ditolong oleh bidan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya.

Tidak ada gangguan dalam perkembangan dan pertumbuhan. Pasien dapat

bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sekitarnya dan memiliki banyak teman.

3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak

Pasien tumbuh dengan baik dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya.

Tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial

4. Riwayat Pendidikan

Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan sampai tamat D2 perhotelan.

Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja

dan tidak ada yang menonjol tetapi tidak pernah tinggal kelas.

5. Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja di hotel dan di kapal pesiar. Tetapi saat ini pasien bekerja

menjaga toko barang antik milik temannya.

6. Riwayat Agama

Pasien menganut agama Islam tetapi tidak rutin menjalankan sholat 5 waktu.

Page 8: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

7. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah

8. Hubungan dengan Keluarga

Pasien tinggal di rumah kontrakan di cibubur bersama ibu, adik pasien yang

bungsu, suami adik pasien, anaknya, pembantu, serta baby sitter. Pasien hingga

saat ini belum menikah. Hubungan pasien dengan ibunya baik dan pasien sering

bercerita hanya dengan ibunya saja. Hubungan pasien dengan adiknya yang

pertama tidak akur karena pasien merasa diremehkan karena sudah tidak bekerja

lagi. Adik pasien yang kedua juga mulai meremehkan pasien dan sering sekali

marah kepada pasien tanpa alasan yang jelas.

9. Aktivitas Sosial

Pasien saat ini merasa tempat tinggal sekarang lingkungannya kurang akrab

karena pasien tinggal di cluster. Hubungan pasien dengan tetangga tidak begitu

baik dan pasien sering merasa tetangganya membicarakan pasien dan berniat

ingin mencelakakan pasien.

e. Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan

yang serupa dengan pasien.

f. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Pasien laki-laki usia 40 tahun, anak ke 1 dari 3 bersaudara. Pasien tinggal di

rumah kontrakan di cibubur bersama ibu, adik pasien yang bungsu, suami adik

pasien, anaknya, pembantu, serta baby sitter. Pasien hingga saat ini belum menikah.

Hubungan pasien dengan ibunya baik dan pasien sering bercerita hanya dengan

ibunya saja.

Hubungan pasien dengan adiknya yang pertama tidak akur karena pasien

merasa diremehkan karena sudah tidak bekerja lagi. Ibu pasien juga pernah

meminjam uang dengan teman adik pasien yang pertama tetapi tidak dikembalikan

hingga saat ini sehingga adik pasien yang pertama sudah tidak mau lagi bertemu dan

Page 9: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

mengurusi pasien dan ibunya karena kesal. Padahal pasien merasa dulunya saat

pasien masih bekerja, adik pasien yang pertama ini yang mengatur keuangan pasien

dan selalu pasien beri uang, tetapi saat pasien sedang terjatuh saat ini malah adik

pasien meremehkannya.

Adik pasien yang kedua juga mulai meremehkan pasien ketika pasien

memberikan tanggapan atau komentar tentang suatu hal tetapi tidak pernah didengar

dan selalu disalahkan. Padahal saat pasien masih kerja, adik pasien tidak pernah ada

yang berani marah kepada pasien, tetapi saat ini mereka sering sekali marah kepada

pasien tanpa alasan yang jelas. Pasien merasa tempat tinggal sekarang lingkungannya

kurang akrab karena pasien tinggal di cluster. Hubungan pasien dengan tetangga tidk

begitu baik dan pasien sering merasa tengganya membicarakan pasien dan berniat

ingin mencelakakan pasien.

Pembiayaan pengobatan didapatkan dari suami adik pasien yang bekerja di

showroom tetapi hanya memberi kadang-kadang sehingga pasien tidak dapa berobat

secara rutin. Perekonomian keluarga juga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari didapatkan dari keluarga adik pasien yang nomor dua dan pansiunan ayah pasien

yang dulunya bekerja sebagai PNS.

g. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya, ingin bekerja kembali, dan ingin

ke mekah.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Laki-laki berusia 40 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya,

berpakaian cukup rapi, ekspresi tenang, perawatan diri cukup baik, rambut

pendek berwarna hitam, dan warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran Umum : Compos Mentis.

3. Kontak Psikis : Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar.

Page 10: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

a. Cara berjalan : Baik.

b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, selama wawancara kontak mata

baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter, dan dapat

menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup jelas.

5. Pembicaraan

a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat

mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

b. Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas dan

pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.

6. Sikap terhadap Pemeriksa : Pasien kooperatif.

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Sedih

2. Afek : Terbatas

3. Keserasian : Mood dan afek serasi.

4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

a. Taraf Pendidikan

Pasien mengaku menempuh sekolah hingga tamat D2 perhotelan.

Prestasi pasien biasa-biasa saja dan tidak menonjol selama menempuh

pendidikan serta tidak pernah tinggal kelas.

b. Pengetahuan Umum

Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang siapa

presiden RI sekarang.

2. Daya konsentrasi

Daya konsentrasi pasien cukup, pasien dapat mengikuti wawancara

dengan baik dari awal sampai akhir sampai selesai. Pasien tidak dapat

Page 11: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

menyebutkan dengan benar jumlah pengurangan 100 – 7 yaitu 93 dan

dilakukan pengulangan pengurangan 7 sampai 5 kali (86, 79, 72, dan 65).

3. Orientasi

a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat berobat yaitu siang

hari.

b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di Poliklinik

Psikiatri RSUP Persahabatan.

c. Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

d. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berobat dan

berkomunikasi dengan dokter.

4. Daya ingat

a. Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien dapat mengingat dimana SD tempat dia sekolah.

b. Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien datang ke RSUP Persahabatan sendirian naik angkot, pasien

juga dapat mengingat aktivitas yang ia lakukan dari bangun tidur hingga

saat ini.

c. Daya ingat segera

Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama benda

yang disebutkan oleh pemeriksa.

d. Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.

e. Pikiran Abstrak

Baik, pasien mengerti makna peribahasa dari “Panjang Tangan” yang

diberikan oleh pemeriksa.

f. Bakat Kreatif

Pasien tidak memiliki bakat kreatif.

g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus

dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Page 12: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : Terdapat halusinasi auditorik

Ilusi : Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.

Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktifitas : Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila

diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas : Baik, koheren. Pasien dapat menjawab semua

pertanyaan dengan baik dan cukup jelas. Pembicaraan pasien sampai pada

tujuan.

c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.

2. Isi Pikiran

a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran : Terdapat waham kejar.

F. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara

dengan baik.

G. Daya Nilai

1. Norma Sosial

Kurang baik, pasien kurang dapat bersosialisasi dengan lingkungan

sekitarnya.

Page 13: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

2. Uji Daya Nilai

Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien bertemu anak kecil

yang akan menyebrang jalan maka pasien akan membantu anak tersebut untuk

menyebrang jalan.

3. Penilaian Realitas

Pada pasien terdapat gangguan penilaian realitas. Pada pasien terdapat

halusinasi auditorik dan waham kejar.

H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini

pasien dalam keadaan sakit namun pasien memiliki keinginan untuk sembuh sehingga

pasien mau untuk kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan.

I. Tilikan/Insight

Tilikan derajat 5, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang

dideritanya atau kegagalan dirinya dala penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan

irrasionalnya atau gangguan sndiri tanpa menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa

yang akan datang.

J. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena

konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis.

2. Tanda Vital : TD = 130/90 mmHg; N = 80 x/min

RR = 16 x/min; S = afebris

3. Sistem Kardiovaskular : Kesan dalam batas normal.

4. Sistem Muskuloskeletal : Kesan dalam batas normal.

Page 14: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

5. Sistem Gastrointestinal : Kesan dalam batas normal.

6. Sistem Urogenital : Kesan dalam batas normal.

7. Gangguan Khusus : Tidak ada.

B. Status Neurologis

1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal.

2. Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal.

3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal.

4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.

5. Fungsi Luhur : Tidak ditemukan kelainan.

6. Gangguan Khusus : Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. Pasien laki-laki usia 40 tahun datang untuk kontrol rutin dan obatnya sudah

habis.

b. pasien masih mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk bunuh diri,

susah tidur serta merasakan bahwa orang-orang sekitar sedang membicarakan

pasien dan ingin mencelakakan pasien.

c. Keluhan muncul awalnya sejak 14 tahun yang lalu

d. Awalnya sejak pasien ingin bekerja kembali setelah sakit tetapi jawaban

kapten kapal bahwa penyakit pasien dapat kambuh kembali sehingga pasien

tidak dapat dipekerjakan di kapal tersebut kembali

e. Sejak saat itu pasien merasa sedih dan kecewa. Pasien tidak dapat tidur karena

teringat nasibnya yang tidak diterima lagi oleh kapal pesiar tersebut, timbul

rasa sedih yang berkepanjangan, hilang minat dan kegembiraan, rasa mudah

lelah, serta nafsu makan yang menurun pada pasien sehingga pasien menjadi

malas untuk makan. Pasien juga merasa rasa percaya diri pasien berkurang.

f. Kesedihan pasien bertambah lagi saat pasien melihat pacarnya yang sudah 5

tahun dipacari pasien tetapi terlihat sedang suap-suapan dengan pria lain di

suatu tempat makan.

Page 15: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

g. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma. Pasien bukan seorang

perokok ataupun pengguna obat-obatan terlarang (NAPZA) dan alkohol.

h. Pasien menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun

mental yang berlebihan

i. Penilaian terhadap uji daya nilai, orientasi terhadap waktu, tempat, dan

personal baik.

j. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap

semua pertanyaan.

k. Pasien lahir secara normal, tanpa ada penyulit kelahiran serta cacat bawaan.

l. Pasien menempuh pendidikan hingga tamat D2 perhotelan. Prestasi pasien

biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol tetapi tidak pernah tinggal kelas

selama masa pendidikan.

m. Penilaian terhadap fungsi kognitif baik.

n. Keadaan umum pasien baik. Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, serta

status neurologis pasien dalam batas normal.

o. Pasien tinggal di rumah kontrakan di cibubur bersama ibu, adik pasien yang

bungsu, suami adik pasien, anaknya, pembantu, serta baby sitter. Pasien

hingga saat ini belum menikah.

p. Hubungan pasien dengan ibunya baik dan pasien sering cercerita hanya

dengan ibunya saja.

q. Hubungan pasien dengan adiknya yang pertama tidak akur karena pasien

merasa diremehkan karena sudah tidak bekerja lagi.

r. Adik pasien yang kedua juga mulai meremehkan pasien ketika pasien

memberikan tanggapan atau komentar tentang suatu hal tetapi tidak pernah

didengar dan selalu disalahkan dan saat ini mereka sering sekali marah kepada

pasien tanpa alasan yang jelas.

s. Pasien merasa tempat tinggal sekarang lingkungannya kurang akrab karena

pasien tinggal di cluster. Hubungan pasien dengan tetangga tidak begitu baik

dan pasien sering merasa tengganya membicarakan pasien dan berniat ingin

mencelakakan pasien.

Page 16: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

t. Pembiayaan pengobatan didapatkan dari suami adik pasien yang bekerja di

showroom tetapi hanya memberi kadang-kadang sehingga pasien tidak dapa

berobat secara rutin.

u. Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan

pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan

timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan

menderita gangguan jiwa

a. Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya

disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi,

orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental

organik (F.0).

Dari anamnesis didapatka riwayat merokok dan tidak didapatkan riwayat

penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat

mengkonsumsi alkohol. Maka pasien ini bukan penderita gangguan mental

dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien

ini ditemukan adanya halusinasi auditorik dan waham kejar, sehingga pada

pasien ini merupakan penderita gangguan psikotik (F.2).

Gangguan berupa halusinasi dan waham pada pasien ini sudah berlangsung

selama kurang lebih 14 tahun. Karena sudah berlangsung lebih dari 1 bulan,

sehingga pada pasien merupakan penderita Skizofrenia (F.20).

Karena pasien menggalami halusinasi disertai gangguan suasana perasaan

dalam waktu bersamaan maka pasien ini menderita Skizoafektif (F25).

Page 17: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

Selain gangguan halusinasi dan waham, pasien juga mengalami gangguan

suasana perasaan (mood) yaitu pasien tidak dapat tidur serta rasa sedih yang

berkepanjangan, hilang minat, rasa mudah lelah, serta nafsu makan yang

menurun pada pasien sehingga pasien menjadi malas untuk makan. Karena

didapatan halusinasi dan waham serta gangguan suasana perasaan ke arah

depresi, maka pasien ini adalah penderita skizoafektif tipe deperesi (F25.1)

b. Diagnosis Aksis II

Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa

secara normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain

sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan penderita gangguan

kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai tamat S1 ekonomi dan

fungsi kognitif baik, sehingga pasien tidak ada gangguan retardasi mental. Karena

tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pasien pada aksis II tidak

ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis pada pasien

ini tidak ditemukan kelainan yang bermakna. Maka pada aksis III pasien ini tidak

ada diagnosis.

d. Diagnosis Aksis IV

Pasien laki-laki usia 40 tahun, anak ke 1 dari 3 bersaudara. Pasien tinggal di

rumah kontrakan di cibubur bersama ibu, adik pasien yang bungsu, suami adik

pasien, anaknya, pembantu, serta baby sitter. Pasien hingga saat ini belum menikah.

Hubungan pasien dengan ibunya baik dan pasien sering bercerita hanya dengan

ibunya saja. Hubungan pasien dengan adiknya yang pertama tidak akur karena pasien

merasa diremehkan karena sudah tidak bekerja lagi. Adik pasien yang kedua juga

mulai meremehkan pasien ketika pasien memberikan tanggapan atau komentar

Page 18: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

tentang suatu hal tetapi tidak pernah didengar dan selalu disalahkan dan saat ini

mereka sering sekali marah kepada pasien tanpa alasan yang jelas.

Pasien merasa tempat tinggal sekarang lingkungannya kurang akrab karena

pasien tinggal di cluster. Hubungan pasien dengan tetangga tidak begitu baik dan

pasien sering merasa tetangganya membicarakan pasien dan berniat ingin

mencelakakan pasien. Pembiayaan pengobatan didapatkan dari suami adik pasien

yang bekerja di showroom tetapi hanya memberi kadang-kadang sehingga pasien

tidak dapat berobat secara rutin. Perekonomian keluarga juga cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari didapatkan dari keluarga adik pasien yang nomor dua dan

pansiunan ayah pasien yang dulunya bekerja sebagai PNS. Maka pada aksis IV

terdapat masalah ekonomi, keharmonisan keluarga serta sosial dengan

lingkungan sekitar.

e. Diagnosis Aksis V

Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan

menggunakan GAF. Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka aksis V didapatkan

GAF Scale 70 – 61.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizoafektif tipe depresi (F25.1).

Aksis II : Tidak ada diagnosis.

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Terdapat masalah ekonomi, keharmonisan keluarga serta sosial

dengan lingkungan sekitar

Aksis V : GAF Scale 70 – 61.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Tidak ada

Page 19: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

Psikologis : Terdapat halusinasi auditorik dan waham kejar dimana pasien

mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk bunuh diri

serta merasakan bahwa orang-orang sekitar sedang membicarakan

pasien dan ingin mencelakakan pasien. Pasien juga mengalami

gangguan suasana perasaan (mood) kearah depresi yaitu pasien

tidak dapat tidur serta rasa sedih yang berkepanjangan, hilang

minat, rasa mudah lelah, serta nafsu makan yang menurun pada

pasien sehingga pasien menjadi malas untuk makan.

Sosioekonomi : Terdapat masalah ekonomi dimana pasien serng tidak mempunyai

uang untuk berobat karena hanya mengharapkan dari pemberian

adik ipar pasien yang pemberiannya kadang-kadang. Masalah

keharmonisan keluarga dimana pasien merasa diremehkan oleh

kedua adik pasien dn sering dimarahi tanpa sebab yang jelas.

Masalah sosial dengan lingkungan sekitar dimana pasien merasa

tetangganya membicarakan pasien dan berniat ingin mencelakakan

pasien.

IX. PROGNOSIS

a. Prognosis ke Arah Baik

Pasien mau datang untuk berkonsultasi ke dokter psikiatri RSUP

Persahabatan dan mau meminum obat yang diberikan.

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan

pasien.

b. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama (14 tahun).

Kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

Keadaan ekonomi yang kurang sehingga pasien tidak dapat kontrol rutin

dan mendapatkan obat

Page 20: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :

Ad vitam : dubia ad bonam.

Ad functionam : dubia ad bonam.

Ad sanationam : dubia

X. TERAPI

a. Psikofarmaka

Risperidone 2 x 2 mg

Trihexyphenidil 2 x 2 mg

Alprazolam 3 x 1 mg

Zerlin 1 x 50 mg

b. Psikoterapi

1) Pada pasien

- Edukasi pada pasien pentingnya untuk hadir kontrol rutin setiap bulan

dan minum obat secara teratur.

- Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas atau hobi yang disukai

oleh pasien

- Menghindari termenung dan menyendiri. Dianjurkan untuk sharring

ketika terdapat masalah.

- Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 21: Naskah Ujian- Skizoafektif Tipe Depresi

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh

Jaya. Jakarta: 2001.

2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya.

Jakarta: 2007.

3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010