Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

20
SKIZOFRENIA & SKIZOAFEKTIF Pembimbing : dr.RR Dyah Rikayanti N, Sp.KJ Presentan : Annisa Carolina (2011730009)

description

skizo

Transcript of Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Page 1: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

SKIZOFRENIA & SKIZOAFEKTIF

Pembimbing : dr.RR Dyah Rikayanti N, Sp.KJ

Presentan : Annisa Carolina (2011730009)

Page 2: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

DEFINISISkizofrenia berasal dari bahasa Yunani.- “Schizein” artinya terpisah atau pecah- “Phren” yang artinya jiwa

O Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku.

Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Page 3: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

EPIDEMIOLOGISurvei telah di lakukan diberbagai negara, namun dan

hampir semua hasil menunjukan tingkat insiden per tahun skizofrenia pada orang dewasa dalam rentang sempit berkisar 0,1-0,4 per 1000 penduduk, ini merupakan

temuan utama dari penelitian 10 negara yang di lakukan oleh WHO

Prevalensi perempuan dan laki-laki sama, namun menunjukan perbedaan dalam onset dan perjalanan

penyakit.Onset laki-laki adalah 15-25 tahun

Onset perempuan adalah 25-35 tahun

Page 4: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

ETIOLOGIO Etiologi skizofrenia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun berbagai

teori telah berkembang seperti model diastesis stress dan hipotesis dopamin.

Secara umum, simptom skizofrenia dapat dibagi menjadi tiga golongan:

Gejala positif Gejala negatif Gejalan kognitif1. Isi pikiran tidak wajar (waham)2. Gangguan asosiasi pikiran

(inkoherensi)3. Gangguan persepsi

(halusinasi)4. Gangguan perasaan5. Perilaku aneh atau tak

terkendali (disorganized)

1. Alam perasaan (afek) tumpul atau mendatar

2. Menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan

3. ‘miskin’ kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara)

4. Apatis atau acuh tak acuh5. Sulit berpikir abstrak6. Kehilangan dorongan

kehendak atau inisiatif

1. Masalah perhatian dan ingatan

2. Tidak dapat konsentrasi

3. Proses pikir lambat

Page 5: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia yang ke-III

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas):

“thought eco” isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama tapi kualitasnya berbeda

“thought insertion or withdrawal”

isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)

“thought broadcasting” isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya

“delusion of control” waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar

“delusion of influence” waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar

“delusion of passivity” waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);

“delusion perception” pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

Delusion of control Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar

Deluison of influence Waham tentan dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar

Delusion of passivity Waham tetang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar

Delusion perception Pengalaman inderawi yang tidakwajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat

Page 6: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

C. Halusinasi auditorikD. Waham-waham menetap jenis lainnya

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harusselalu ada secara jelas: halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja arus pikiran yang terputus (break) perilaku katatonik Gejala gejala negatif

NB: gejala diatas harus ada selama kurun waktu 1 bulan atau lebih

Page 7: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Jenis SkizofreniaJenis paranoid (F 20.0)

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Sebagai tambahan :

O Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol;O Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau

halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung atau tawa

O Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksualO Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,

dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang dikejar-kejar

O Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol

Page 8: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Skizofrenia hebefrenik / hebefrenia (F 20.1)

Pedoman DiagnostikO Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.O Pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya

15-25 tahun).O Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan sering menyendiriO Diagnosis hebefrenia perlu pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya,

untuk memastikan bahwa gambaran berikut memang benar bertahan:O Perilaku yang tidak bertanggung jawab, kecenderungan selalu menyendiri, dan

perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaanO Afek pasien dangkal dan tidak wajar/disertai cekikikan/perasaan puas diri/ senyum

sendiri/sikap tinggi hati/tertawa menyeringai/keluhan hipokondrikal, ungkapan diulang-ulang

O Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren.O Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya

menonojol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol

Page 9: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Skizofrenia Katatonik (F 20.2)

Pedoman Diagnostik

O Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.O Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran

klinisnya :O Stupor atau mutismeO Gaduh-gelisahO Menampilkan posisi tubuh tertentuO NegativismeO RigiditasO Fleksibilitas cerea (posisi yang dapat dibentuk)O Gejala-gejala lain seperti ”command autism”

O Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.

Page 10: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Pedoman Diagnostik Depresi pasca-skizofrenia (F 20.4)

OPedoman Diagnostik Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :O Pasien telah menderita skizofrenia (memenuhi kriteria umum

skizofrenia) selama 12 bulan terakhir iniO Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tidak lagi

mendominasi gambaran klinisnya)O Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu memenuhi

paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu

O Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi Episode Depresif.

Page 11: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Skizofrenia residual (F 20.5)OPedoman Diagnostik

Untuk diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :

O Gejala ”negatif” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, pasif dan ketiadaan inisiatif, miskin dalam kuantitas dan isi pembicaraan, afek menumpul, komunikasi non-verbal yang buruk, perawatan diri dan kinerja yang buruk

O Setidaknya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau untuk menegakkan diagnosis skizofrenia

O Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom ”negatif” dari skizofrenia

O Tidak terdapat dementia atau penyakit/ gangguan otak organik lain.

Page 12: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Skizofrenia simplex (F 20.6)Pedoman Diagnostik

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dari :

O Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului halusinasi, waham atau manifestasi lain dari episode psikotik

O Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial

Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan dengan sub tipe skizofrenia lainnya.

Page 13: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

PENGOBATANO Medikamentosa

Pemberian psikofarmaka pada pasien skizofrenia dapat segera diberikan begitu diagnosis ditegakkan untuk mengontrol gejala-gejala pasien. Psikofarmaka anti-skizofrenia dibagi menjadi antipsikotik generasi I (tipikal) dan antipsikotik generasi II (atipikal). Antipsikotik generasi I dapat diberikan untuk mengontrol gejala positif. Sedangkan generasi kedua dapat mengobati gejala positif maupun negatif. Saat ini, obat lini pertama yang disarankan adalah antipsikotik generasi II.

• Non-MedikamentosaO Terapi psikososial

Page 14: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

BAIK

• onset akut• faktor pencetus yang jelas• usia tua• riwayat sosial yang baik• menikah• riwayat sosial/pekerjaan pramorbid

baik• riwayat keluarga gangguan mood• sistem pendukung baik• gejala positif

BURUK

• onset muda• tidak ada faktor pencetus• onset tidak jelas• riwayat sosial buruk• autistik• tidak menikah/janda/duda• riwayat keluarga skizofrenia• sistem pendukung buruk• gejala negatif• riwayat trauma prenatal• sering relaps• riwayat agresif(Maramis, 2006)

Prognosis

Page 15: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

SKIZOAFEKTIF

Definisi : Seperti yang diartikan oleh istilahnya, gangguan skizoafektif memiliki ciri baik skizofrenia dan gangguan afektif (sekarang disebut gangguan mood). Kriteria diagnostik untuk gangguan skizoafektif telah berubah seiring dengan berjalannya waktu, sebagian besar karena perubahan kriteria untuk skizofrenia dan gangguan mood.

Epidemiologi: Prevalensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari 1 persen, kemungkinan dalam rentang 0,5 sampai 0,8 persen. Tetapi angka tersebut adalah angka pekiraan, karena berbagai penelitian terhadap gangguan skizoafektif telah menggunakan kriteria diagnostic yang bervariasi. Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan wanita, khususnya wanita yang menikah. Usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki. Laki-laki dengan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisocial dan memiliki pendataran atau ketidaksesuaian afek yang nyata.

Page 16: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

ETIOLOGIPenyebab gangguan skizoafektif belumdiketahui, tetapi empat model konseptual telah diajukan :

O Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe gangguan mood

O Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari skizofrenia dan gangguan mood

O Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood

O Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan yang pertama.

O Penelitian yang dilakukan untuk menggali kemungkinan-kemungkinan tersebut telah memeriksa riwayat keluarga, petanda biologis, respon pengobatan jangka pendek, dan hasil akhir jangka panjang.

Page 17: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

F25,Gangguan Skizoafektif, Pedoman Diagnostik

O Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitive adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.

O Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.

O Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupundepresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip diantara episode manic dan depresif (F30-F33) 

Page 18: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manicPedoman Diagnostik

O Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manic.

O Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

O Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).

F 25.1 Skizoafektif tipe depresifPedoman diagnostik

O Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di dominasi oleh skizoafektif tipe depresif.

O Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F 32)

O Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a) sampai (d).

Page 19: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

TERAPIO Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah

perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial. O Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan

percobaan lithium, carbamazepine (Tegretol), valporate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif.

O Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan percobaan antidepresan dan terapi elektrokonvulsan (ACT) sebelum mereka diputuskan tidak responsive terhadap terapi antidepresan.

Page 20: Skizofrenia Dan Skizoafektif (Carol)

Terima Kasih