Case Report Session (Dr. Silvia Erfan, Sp. KJ - Skizoafektif Tipe Manik)

33
Case Report Session Skizoafektif Tipe Manik OLEH Ramaraajen Arumugan P.1945 Azhiimil Akbar P.1943 PEMBIMBING dr. Silvia Erfan Sp.KJ BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS / SMF JIWA RSUP DR M DJAMIL

description

JIWA KASUS

Transcript of Case Report Session (Dr. Silvia Erfan, Sp. KJ - Skizoafektif Tipe Manik)

Case Report SessionSkizoafektif Tipe Manik

OLEHRamaraajen Arumugan P.1945Azhiimil Akbar P.1943

PEMBIMBING dr. Silvia Erfan Sp.KJ

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS / SMF JIWARSUP DR M DJAMILPADANG2014

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF (F25)

I. PENDAHULUAN

Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama. 1Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari.2 Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.2 Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.2,3Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR, merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba mengklarifikasi beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi kriteria baik episode manik maupun depresif dan menentukan lama setiap episode secara tepat.1 Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia.1

II. DEFINISIGangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.1,3III. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif kurang dari 1%, mungkin berkisar antara 0,5% 0,8%. Tetapi gambaran tersebut masih merupakan perkiraan.1Gangguan skizoafektif tipe depresif mungkin lebih sering terjadi pada orang tua daripada orang muda, prevalensi gangguan tersebut dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibanding perempuan, terutama perempuan menikah. Usia awitan perempuan lebih lanjut daripada laki-laki, seperti pada skizofrenia. Laki-laki dengan gangguan skizoafektif mungkin memperlihatkan perilaku antisosial dan mempuinyai afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai.1

IV. ETIOLOGIPenyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama.1Meskipun banyak riset famili dan genetik mengenai gangguan skizoafektif didasarkan pada alasan bahwa skizofrenia dan gangguan mood merupakan entitas terpisah, beberapa data menunjukkan bahwa kedua gangguan tersebut terkait secara genetis.1V. GEJALA KLINISPada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari.2 Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.2Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.2,3Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III):3Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):a) - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau - thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan- thought broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; b) - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau- delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)- delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;c) Halusinasi Auditorik:-Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau-Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau-Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:e) Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.VI. DIAGNOSISKriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR1,4A. Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu waktu, episode depresif mayor, episode manik, atau episode campuran yang terjadi bersamaan dengan gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia.B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol.C. Gejala yang memenuhi criteria episode mood timbul dalam jumlah yang bermakna pada durasi total periode aktif dan residual penyakitD. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan kesehatan umum.Kriteria diatas merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba mengklarifikasi beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi nkriteria baik episode manik maupun depresif dan menentukan lama setiap episode secara tepat.1Lamanya setiap episode harus diketahui karena dua alasan. Pertama, memenuhi kriteria B, seseorang harus tahu kapan episode afektif berakhir dan psikosis terus terjadi. Kedua, memenuhi criteria C, lama semua episode mood harus digabungkan dan dibandingkan dengan lama total penyakit.1Sedangkan diagnosis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III):Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala defenitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang menonjol pada saat bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama. 3Gangguan skizoafektif tipe manik didiagnosis apabila gejala afek meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik dua gejala skizofrenia yang khas.3Gangguan skizoafektif tipe depresif didiagnosis apabila afek depresif menonjol, disertai noleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan poerilaku terkait. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik dua gejala skizofrenia yang khas.3VII. DIAGNOSIS BANDINGPada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan. Pasien yang diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamin dan phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenikdan gangguan mood yang bersama-sama.1 Setiap kecurigaan terhadap kelainan neurologis perlu didukung dengan pemeriksaan pemindaian (CT Scan) otak untuk menyingkirkan kelainan anatomis dan elektroensefalogram untuk memastikan setiap gangguan yang mungkin.1,4Diagnosis banding psikiatrik juga termasuk semua kemungkinan yang dipertimbangkan untuk skizofrenia dan gangguan mood. Di dalam praktik klinis, psikosis padasaat datang mungkin mengganggu deteksi gejala gangguan mood pada masa tersebut atau masalalu. Dengan demikian, klinisi boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut telah terkendali.1VIII. PERJALANAN GANGGUAN DAN PROGNOSISSebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia.1Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa penelitian yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan gangguan itu sendiri.1

IX. TERAPIModalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial.

A. Pengobatan PsikososialPasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif. Oleh karena bidang psikiatri sulit memutuskan diagnosis dan prognosis gangguan skizoafektif yang sebenarnya, ketidakpastian tersebut harus dijelaskan kepada pasien. Kisaran gejala mungkin sangat luas, karena pasien mengalamaikeadaan psikosis dan variasi kondisi mood yang terus berlangsung. Anggota keluarga dapat mengalami kesulitan untuk menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan pasien tersebut.1

B. Pengobatan FarmakoterapiPrinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan pemberian antimanik atau antidepresan. Pemberian obat antipsikotik diberikan jika perlu dan untuk pengendalian jangka pendek.1,5Pasien dengan gangguan skizoafektif tipe manik dapat diberikan farmakoterapi berupa lithium carbonate, carbamazepine (tegretol), valproate (Depakene), ataupun kombinasi dari obat anti mania jika satu obat saja tidak efektif. Sedangkan pasien dengan gannguan skizoafektif tipe depresif dapat diberikan antidepresan. Pemilihan obat antidepresan memperhatikan kegagalan atau keberhasilan antidepresan sebelumnya. Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) sering digunakan sebagai agen lini pertama, namun pasien teragitasi atau insomnia dapat disembuhkan dengan antidepresan trisiklik. Apabila pengobatan dengan antidepresan tidak efektif dapat dicoba dengan terapi elektrokonvulsif.Pemantauan laboratorium terhadap konsentrasi obat dalam plasma dan tes fungsi ginjal, tiroid, dan fungsi hematologik harus dilakukan secara berkala.1,5

X. KESIMPULANGangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang memiliki gejala skizofrenia dan gejala afektif yang terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol. Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki-laki dibandingkan para wanita, khususnya wanita yang menikah. Usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti juga pada skizofrenia. Teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan. Tanda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia,episode manik, dan gangguan depresif. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yangbersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya. Terapi dilakukan dengan melibatkan keluarga, pengembangan skill sosial dan berfokus pada rehabilitasi kognitif. Pada farmakoterapi,digunakan kombinasi anti psikotik dengan anti depresan bila memenuhi kriteria diagnostikgangguan skizoafektif tipe depresif. Sedangkan apabila gangguan skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yang diberikan adalah antara anti psokotik dengan mood stabilizer. Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh menonjolnya gejala skizofrenianya , atau gejala gangguan afektifnya. Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya maka pronosis nyaburuk. Dan sebaliknya semakin persisten gejala gangguan afektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki laki, usia 19 tahun, datang ke IGD RSJ Prof. HB Saanin pada tanggal 26 Oktober 2014 diantar keluarganya dengan gejala gelisah, mengamuk, marah-marah dan merusak pintu dan kursi di rumah hingga hancur. Pasien juga menyerang orang di sekitarnya dengan tangan kosong dan kayu, berbicara kotor dan emosi labil. Sewaktu di perjalanan ke Rumah Sakit HB Saanin, pasien menyanyi sendiri dan tiba-tiba menangis. Makan kurang 1 porsi per hari, tidur kurang 3 jam per hari sejak hari sebelum masuk rumah sakit. Ini merupakan sakit yang kedua kalinya, dan dirawat untuk yang kedua kalinya setelah sebelumnya 1 minggu yang lalu pasien pulang dari rumah sakit. Sakit sekarang lebih berat daripada yang sebelumnya.

IDENTITAS PASIEN Nama: AndeskoMR: 01-60-13Jenis Kelamin: Laki lakiTanggal Lahir / Umur: 7 Mei 1995 / 19 tahunTempat Lahir: Pesisir SelatanStatus Perkawinan: Belum MenikahPekerjaan / Pendidikan: Tidak bekerja / SMA Kelas 2.Alamat: Jalan M Yamin no 49, Painan, Pesisir SelatanAgama : IslamWarga Negara: IndonesiaSuku Bangsa: Minangkabau

STATUS INTERNUSKeadaan Umum: BaikTekanan Darah: 120/ 80 mmHgNadi: Teraba kuat, teratur, frekuensi 85 x/menitNafas: torakoabdominal, teratur, frekuensi 22 x/menitSuhu: AfebrisBentuk Badan: AstenikusTinggi Badan: 160 cmBerat Badan: 52 kg

Sistem RespiratorikInspkesi: Simetris kiri sama dengan kanan, dalam keadaan statis dan dinamisPalpasi: Fremitus kiri sama dengan kananPerkusi: Sonor di seluruh lapangan paruAuskultasi: Suara nafas vesicular, ronkhi tidak ada, nafas tidak ada.Sistem KardiovaskularInspeksi: Iktus tidak terlihatPalpasi: Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC VPerkusi: Batas jantung normalAuskultasi: Bunyi jantung murni, irama regular, frekuensi 85 x/menit, bising tidak adaSistem GastrointestinalInspeksi: Tidak tampak membuncitPalpasi: Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen tidak adaPerkusi: TimpaniAuskultasi: Bising usus positif normalKelainan Khusus: Tidak ditemukan kelainan khusus

STATUS NEUROLOGIKUSI. Urat saraf (panca indra): Penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba (taktil) baik.Gejala ransangan selaput otak: Kaku kuduk tidak ada.Gejala peningkatan tekanan intracranial: Muntah proyektil tidak ada, sakit kepala progresif tidak ada.Mata`: Gerakan: Bebas ke segala arah, nistagmus tidak ada. Persepsi: Diplopia (-) Pupil: Isokor, bulat Reaksi Cahaya: +/+ normal Reaksi Konvergensi: Tidak dilakukan Reaksi Kornea: Tidak dilakukan Pemeriksaan oftalmoskop: Tidak dilakukan

II. Motorik Tonus: Eutonus Turgor: Baik Kekuatan: 555 555 555 555 Koordinasi: Baik Reflek Fisiologis: Refleks Patella ++/++ Refleks Patologis: Refleks babinsky tidak ada

III. Sensibilitas: Sensibilitas halus dan kasar baikIV. Susunan saraf vegetative: fungsi makan, tidur dan bangun tidak tergangguV. Fungsi fungsi luhur: Aktivitas membaca, menulis, menggambar, berbahasa dan berhitung dapat dilakukan dengan baik.

Autoanamnesis :PertanyaanJawabanInterpretasi

Permisi sebentar, Da ? Perkenalkan nama saya Rama dan yang ini teman saya namanya Cimil.Iyo, BangKesadaran baik

Izin menggangu sebentar Da, ada yang kan ditanya tanya sebentar ke uda.Iyo, Bang

Bisa , Da ?Iyo,Bisa..Kooperatif

Apa nama Uda, Da ?Namo saya Andesko,.Perhatian ada

Berapa umur kini, Andesko ?Sembilan Belas tahun bang, awak lahir tahun 1995.

Tanggal lahir ? Ingat ndak ?Tempat lahir?Ingek, Bang. Tanggal tujuah , hari rabu,. Di Pesisir Selatan

Tahun apa,bulan dan tanggal berapa hari ini?2014 bulan november.Tanggal ndak pasti bang.Orientasi waktu tidak terganggu

Andesko apaiin disini ? Apa keluhan waktu masuk kamari ?Ndak ado bang.Cari pacar kesini bang.. saya suka nyanyi-nyanyi surang bang.

Tau andesko kenapa di bawak kesini?Tau bg ,saya sering curhat ke kakak kandung saya.dia mau saya sembuh supaya tidak curhat lagi..mau pindah negara bang.. dulu punya 15 pacar pesisir selatan,pacar terakhir mariam(perawat di merpati)sebelum itu hanifa teman smp ,dia sering suka lihat ke saya tapi ndak pernah ngomong ke dia.akhirnya jadi cinta terpendam bang. Discriminative insight terganggu.

Waham curiga (+)

Siapa yang membawa Andesko kesini?Samo kakak kandung.Orientasi personal tidak terganggu.

Dirumah Andesko dimana ? Ada ngamuk ngamuk atau diam diam seorang di rumah ?Ndak ado bang. Ngecek-ngecek surang bang. Ngamuak-ngamuak ndak ado do.

Ado Andesko melihat bayang-bayangan ?Kini ndak ado do bang Tapi kuntilanak sering ngomong ke saya.Sering melihat bayangan orang tua saya ikut saya..Halusinasi Visual ada

Terdengar suara suara tajam ndak? ?Ndak ada,bang. Tapi pernah ngecek ke kuntilanak. Dia ngomong ke saya dari atas dinding.suruh baca ayat kitab,Halusinasi akustik ada

Ada terbau bau-bau aneh ndak ?Bau-bau bunga cewek bang.sering juga bau orang mati.Halusinasi olfaktorik ada terganggu

Tu kini masih ada lihat bayang bayang dan suara suara tu ?Pernah liat kuntilanak rumah selama 40hari,dia ikut saya terus,saya separuh mati bang,hanya nafas aja..Kini semenjak disini ndak ada lagi , bang.

Yang lain apa lagi yang tarasa ?Pernah ndak minum-minuman seperti keras?Ndak ada, bang kak. Andesko wudah selesai baca ayat kitab semuanya bang.Sekarang diri saya ustad bang.. Andesko hebat dulu,pernah belajar silat selama 2 tahun... Maunya jadi polisi militer bang,jadi ndak takut sama polisi militer,atau ke dunia Andesko mahu kerja di malayisa bang.bisa bang bawah andesko ke malaysia? Pernah minum bir bintang merah. Pernah membakar sewaktu ambil ganja selam 1 bulan kerana ajakan teman supaya bisa ke dunia lain(hidup sebentar bg,dunia bukan milik kita) saya juga bisa terbang,bisa lewat jendela rumah bang,kini ndak lagi.

Waham kebesaran (+)

Apa saja yang Andesko bisa buat?Ketrampilan gitu la? Bisa isi fikiran saya sekarang ndak?Andesko banyak ilmu. Saya ketua koordinator keagamaan di sekolah.Dan Polisi keamanan di sekolah.bis juga baca fikiran abang sekarang.Abang sekarang lagi tenangkan.Waham kebesaran (+)

Pernah Andesko berjalan-jalan seorang, ada ndak sadar sampai kemana?dan pulang ndak ke rumah?Ndak ada bang.apain keluar bang,kalo ndak bisa pulang itu gila bang, . kalau pergii pasti ado tujuan.Vagabondage (-)

Andesko suka mambakar-bakar ndak? Melihat api api gitu ?Pernah membakar sewaktu ambil ganja selama 1 bulan tapi kini Ndak bang tapi kadang rasanya mau bakar kasur-kasur disini bila marah.Tapi Ndak mau kerana ntar dipukul sama satpam.Piromani (-)

Ya Andesko udh selesai,besok kita ngomong lagi ya. Yo Bang.

Alloanamnesis :Nama / Umur: S / 26 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Jalan M Yamin no 49, Painan, Pesisir SelatanTelepon: 081267849072Pekerjaan: Guru Agama Islam SD HonorerPendidikan: S1Hubungan : Abang kandung pasien

I. Sebab utama dirawat :Pasien gelisah, mengamuk, marah-marah dan merusak pintu dan kursi di rumah hingga hancur. Pasien juga menyerang orang di sekitarnya dengan tangan kosong dan kayu, berbicara kotor dan emosi labil. Sewaktu di perjalanan ke Rumah Sakit HB Saanin, pasien menyanyi sendiri dan tiba-tiba menangis. Makan kurang 1 porsi per hari, tidur kurang 3 jam per hari sejak hari sebelum masuk rumah sakit. Ini merupakan sakit yang kedua kalinya, dan dirawat untuk yang kedua kalinya setelah sebelumnya 1 minggu yang lalu pasien pulang dari rumah sakit. Sakit sekarang lebih berat daripada yang sebelumnya.

II. Keluhan pasien saat ini : tidak ada.

III. Riwayat perjalanan penyakit :

Tahun 2003:Pasien suka berjalan sewaktu tidur. Pasien tidak sadar kalau dirinya berjalan pasien dan kaget saat terbangun sudah tidak di tempat tidurnya lagi. Pasien tidak dibawa keluarganya untuk konsultasi.Tahun 2012 (bulan lupa):Pasien ikut tawuran antar sekolah. Diduga pasien terkena pukulan di bagian kepala dan memar, namun pasien menyangkal dan mengurung diri sambil marah-marah. Pasien tidak dibawa ke rumah sakit.

Tahun 2014 (bulan Juli)Pasien disergap dan dikeroyok warga sekitar karena masuk ke rumah orang lain tanpa izin. Dibawa ke kantor polisi dan dinyatakan oleh polisi bahwa pasien mengalami gangguan jiwa. Lalu pasien diantar ke rumah abang kandungnya di Painan. Pasien marah-marah dan berdiam diri di kamar semenjak saat itu, tidak mau makan dan kurang tidur. Pasien tidak dibawa ke rumah sakit.

Tahun 2014 (bulan Agustus)Pasien gelisah, suka marah-marah, mengamuk dan menyerang abang kandungnya. Pasien juga suka bicara sendiri dan ngawur, serta suka menyanyi sendiri. Kemudian pasien dibawa keluarganya berobat ke RSJ HB. Saanin dan dirawat disana untuk pertama kalinya. Setelah dirawat 5 minggu, pasien pulang dalam keadaan tenang.

IV. Riwayat Premorbid Bayi: Lahir spontan, cukup bulan, ditolong dukun, langsung menangis, tidak ada riwayat kejang, kuning, dan biru di tubuh Anak: pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya, pasien mudah bergaul dan punya banyak teman Remaja: pasien mempunyai banyak teman, sering membuat onar dan banyak masalah di sekolah seperti tawuran, memakai zat-zat terlarang dan berkelahi. Prestasi biasa saja. Dewasa: hubungan sosial pasien di lingkungan sekitar kurang baik, karena wataknya yang egois membuat pasien dijauhi orang.

I. Riwayat Pendidikan SD: Kelas 1-6 SD no. 11 Air Talam SMP: MTS N Salido, Painan SMA: SMK N 1 Painan

II. Riwayat PekerjaanPasien pernah bekerja sebagai tukang galon di Muko-Muko, namun diberhentikan.

III. Riwayat PerkawinanBelum menikah

IV. Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal bersama abang kandungnya di mesjid, sumber air sumur ada, listrik ada, tv ada, kendaraan bermotor ada. Penghasilan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

V. Riwayat Penyakit KeluargaAda anggota keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit kejiwaan. Pasien

Kakak kandung pasien (3 dari 9 bersaudara) mengalami penyakit kejiwaan seperti ini. Dirawat di Rumah Sakit HB Saanin tahun 2009 (bulan lupa) selama 3 minggu dan pulang setelah kembali tenang. Sampai saat ini tidak pernah kambuh lagi.

VI. Grafik Perjalanan Penyakit

Pasien disergap dan dikeroyok massa karena dituduh malingPasien marah marah dan mengamukPasien kembali marah marah dan mengamuk

Ikut tawuran

2012 Juni 2014 JuliAgustus September Oktober IKHTISAR DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRII. Keadaan UmumKesadaran / sensorium: Komposmentis / baikSikap: KooperatifTingkah laku motorik: AktifEkspresi fasial: KayaVerbalisasi dam cara bicara: Dapat berbicara, lancar, dan cukup jelasKontak psikis: Dapat dilakukan, cukup wajar, cukup lamaPerhatian: AdaInisiatif: Ada

II. Keadaan SpesifikA. Keadaan alam perasaan1. Keadaan afektif: hipertim 2. Hidup emosia. Stabilitas: Labilb. Pengendalian: Tergangguc. Echt unecht: Echtd. Einfuhlung: Indekuate. Dalam dangkal: Dalamf. Skala differensiasi: Luasg. Arus emosi: Cepat

B. Keadaan dan Fungsi Inteleka. Daya ingat: Baikb. Daya konsentrasi: Baikc. Orientasi: Baikd. Luas Pengetahuan: Rata rata normale. Discriminatif insight: tergangguf. Dugaan taraf intelegensia: rata-rata normalg. Diskriminatif judgement: tergangguh. Kemunduran intelek: tidak ada

C. Kelainan sensasi dan persepsiA. Ilusi: Tidak adaB. HalusinasiAkustik: AdaVisual: AdaOlfaktorik: AdaTaktil: Tidak adaGustatorik : Tidak ada

D. Keadaan Proses Berpikira. Kecepatan proses berpikir: Cepatb. Mutu proses berpikir1. Jelas dan tajam: Cukup jelas dan cukup tajam2. Sirkumstansial: Tidak ada3. Inkoheren: ada4. Terhalang: Tidak ada5. Terhambat: Tidak ada6. Meloncat loncat: ada7. Verbigerasi: Tidak ada8. Persevaratif: Tidak ada

c. Isi Pikiran1. Pola sentral dalam pikirannya: Tidak ada2. Fobia: Tidak ada3. Obsesi: ada4. Delusi: ada5. Kecurigaan: ada6. Konfabulasi: Tidak ada7. Rasa permusuhan / dendam: Ada8. Perasaan inferior: Ada9. Banyak / sedikit: Banyak10. Perasaan berdosa: Tidak ada11. Hipokondria: Tidak ada12. Lain- lain: TIdak ada

E. Kelainan Dorongan Instinctual dan Perbuatan1. Abulia: Tidak ada2. Stupor: Tidak ada3. Raptus: Tidak ada4. Kegaduhan umum : ada5. Deviasi seksual: Tidak ada6. Ekhopraksia: Tidak ada7. Vagabondage: Tidak ada8. Piromani: Tidak ada9. Mannerisme: Tidak ada

F. Anxietas yang terlihat overt: Tidak ada

G. Hubungan dengan realitas: Sedikit terganggu dalam pikiran dan perasaan.

Resume Multipel Axis Axis I. Sindroma KlinisPasien gelisah, mengamuk, marah-marah dan merusak pintu dan kursi di rumah hingga hancur. Pasien juga menyerang orang di sekitarnya dengan tangan kosong dan kayu, berbicara kotor dan emosi labil. Sewaktu di perjalanan ke Rumah Sakit HB Saanin, pasien menyanyi sendiri dan tiba-tiba menangis. Makan kurang 1 porsi per hari, tidur kurang 3 jam per hari sejak hari sebelum masuk rumah sakit. Ini merupakan sakit yang kedua kalinya, dan dirawat untuk yang kedua kalinya setelah sebelumnya 1 minggu yang lalu pasien pulang dari rumah sakit. Sakit sekarang lebih berat daripada yang sebelumnya. Pemeriksaan Psikiatri : Keadaan umum : kompos mentis kooperatif, perhatian ada, inisiatif ada, tingkah laku motorik aktif, ekspresi fasial kaya, dapat berbicara, lancer dan cukup jelas, kontak psikik dapat dilakukan, cukup wajar dan lama. Keadaan spesifik :a. keadaan alam perasaan: keadaan afektif : hipertim hidup emosi : labil, pengendalian terganggu, inadekuat, dalam, luas, cepat.b. Keadaan fungsi intelek: daya ingat baik, daya konsentrasi baik, orientasi tidak terganggu (waktu, tempat, personal, situasi), diskriminatif insight terganggu.c. Kelainan sensasi dan persepsi : halusinasi ada : visual, akustik,olfaktorik.d. Keadaan proses fikir : cepat, cukup jelas dan cukup tajame. Kelainan dorongan instingtual dan perbuatan : kegaduhan umum ada.f. Anxietas yang terlihat overt : tidak adag. Hubungan dengan realita : terganggu dalam tingkah laku, pikiran dan Perasaan

Axis II. Gangguan kepribadian dan retardasi mental Kepribadian : belum bisa dinilai Retardasi mental : tidak adaAxis III. Kondisi Medis UmumTidak ada riwayat trauma kapitis, tidak ada riwayat malaria, tifus abdominalis, dan penyakit lain yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Axis IV. Stressor psikososial dan lingkungan Tinggal dengan abangnya di mesjid. Pencetus : Alkohol dan zat terlarang.

Axis V. Penilaian fungsi secara global Hubungan social seperti mengunjungi teman, sholat jumat berjamaah, rapat warga tidak dapat dilakukan sejak 1 bulan yang lalu. Pekerjaan sehari-hari seperti mengurus diri sendiri, bekerja tidak dapat dilakukan sejak 1 bulan yang lalu. Mengisi waktu luang seperti menonton TV, rekreasi, dan jalan-jalan tidak dapat dilakukan sejak 1 bulan yang lalu

Diagnosis Multiple AxisI. F.25.0 Skizoafektif Tipe ManikII. Tidak ada diagnosisIII. Tidak ada diagnosisIV. Alkohol dan zat terlarangV. GAF 51-60Diagnosis Diferensial 1. F.25.2 Skizoafektif Tipe Campuran2. F.20.0 Skizofrenia paranoidTerapi 1. Risperidon 2 x 1 tablet @ 2 mg 2. Merlopan 1 x 1 tablet @ 0,5 mg (malam)Prognosis Klinis : dubia ad malamFungsional : dubia ad malamSosial : dubia ad malam