Laporan Tutorial Skenario 2

download Laporan Tutorial Skenario 2

of 20

Transcript of Laporan Tutorial Skenario 2

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2 KELOMPOK 6

NAMA KELOMPOK: Danang Dewantara AP Anugrah Nur Yuhyi Fitria Krisnawati Sitti Nur Qomariyah Tiara Fortuna BB Redo Setyawan Khamda Rizki D Mahda Meutiah Dini Sheila Dian Pradipta Adinda Martina Dewi Martinda H Nurbaetty Rochmah (11-062) (11-063) (11-064) (11-066) (11-067) (11-068) (11-069) (11-070) (11-071) (11-072) (11-073) (11-074)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sistem respirasi tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan makhluk

hidup. Saat tidur, beraktivitas, belajar, berolahraga, makhluk hidup tetap melakukan respirasi. Respirasi ini selalu berlangsung dalam tubuh makhluk hidup. Setiap saat, makhluk hidup membutuhkan oksigen dan mengeluarkannya dalam bentuk karbon dioksida. Oksigen dibutuhkan oleh sel-sel dalam tubuh untuk proses pembakaran. Dan karbon dioksida sebagai sisa dari pembakaran akan dibawa oleh darah ke paru-paru kemudian dikeluarkan melalui rongga hidung. Sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paruparu, terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Sistem respirasi terjadi dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan meng hembuskan udara keluar tubuh disebut proses ekspirasi. Ketika makhluk hidup melakukan inspirasi, oksigen masuk melalui hidung kemudian menuju trakea, alveoli, pembuluh kapiler alveolus, oksigen berikatan dengan Hb dan disalurkan ke jantung kemudian ke seluruh tubuh dan sampai ke setiap sel. Setelah terjadi pembakaran dalam sel, akan meghasilkan korbon dioksida yang dibawa oleh darah ke membran alveoli, kapiler, alveoli, bronkiolus, bronkus, trakea dan pada akhirnya akan dikeluarkan melalui hidung. Tubuh makhluk hidup merupakan satu kesatuan yang keseluruhan dari sistem yang ada dalam tubuh berhubungan satu sama lain. Kerja sistem satu tidak dapat terlepas dengan sistem lainnya. Jika pada sistem respirasi ini terdapat gangguan maka sistem dalam tubuh yang lain juga akan terganggu karena tubuh akan menyesuaikan agar tubuh tetap dalam keadaan yang stabil. Proses ini dinamakan homeostasis atau reaksi tubuh dalam menghadapi rangsang. Kerja homeostasis adalah melakukan segala upaya agar lingkungan sel dalam tubuh selalu dalam keadaan statis, konstan , dan menetap. Sehingga jika terjadi gangguan pada sistem

respirasi, tidak menutup kemungkinan akan ekskresi. 1.2 Rumusan masalah

terjadi gangguan pada sistem

a. Bagaimana struktur anantomi, histologi, dan fisiologi sistem respirasi? b. Bagaimana mekanisme sistem respirasi dan apa saja gangguan yang terjadi? c. Bagaimana struktur anantomi, histologi, dan fisiologi sistem urinaria? d. Bagaimana mekanisme sistem urinaria dan apa saja gangguan yang terjadi? e. Bagaimana hubungan antara sistem respirasi, hypoxia, dan sistem urinaria? 1.3 Tujuan a. Menjelaskan struktur anatomi, histologi, dan fisiologi system respirasi. b. Menjelaskan mekanisme sistem respirasi beserta gangguannya. c. Menjelaskan struktur anatomi, histologi, dan fisiologi sistem urinaria. d. Menjelaskan mekanisme sistem urinaria beserta gangguannya. e. Menjelaskan hubungan antara sistem respirasi, hypoxia, dan sistem urinaria.

2.1 Mekanisme beserta gangguan sistem respirasi 2.2 Struktur anatomi, histologi, dan fisiologi system urinaria 2.3 Mekanisme beserta gangguan sistem urinaria 2.4 Hubungan antara sistem respirasi, hypoxia, dan sistem urinaria

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Struktur anatomi, histologi, dan fisiologi sistem pernafasan Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas. Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan. Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi, kita perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaranya: 1. Diafraghma Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya). 2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis) Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau relasasi saat terjadi proses pernapasan. Permukaan bagian dalan rongga dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran terdapat rongga pleura yang berisi cairan getah bening. ( Herfen Suryati, 2009). Proses jalannya udara pernapasan pada manusia: a. Udara masuk melalui lubang hidung.Melewati nasofaring. b. Melewati oralfarink. c. Melewati glottis. d. Masuk ke trakea. e. Masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus. f. Masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchioles. g. Udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli). Keterangan untuk proses jalannya udara pernapasan pada manusia: 1) Nasal (rongga Hidung) Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna

untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapas. 2) Faring Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan. 3) Laring (pangkal tenggorokkan) Merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru. 4) Trakea (tenggorokan) Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin. 5) Bronchus (cabang tenggorokkan) Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah. 6) Pulmo (alveolus) Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi

cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.

Sistem respirasi terdiri dari: 1. Saluran nafas bagian atas

Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan Dilembabkan 2. Saluran nafas bagian bawah

Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli 3. Alveoli terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2 4. Sirkulasi paru Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena

meninggalkan paru. 5. Paru terdiri dari : a. Saluran nafas bagian bawah b. Alveoli c. Sirkulasi paru 6. Rongga Pleura Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis 7. Rongga dan dinding dada Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses respirasi Saluran Nafas Bagian Atas a. Rongga hidung Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal : - Dihangatkan - Disaring - Dan dilembabkan Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius) c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah) d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan) Saluran Nafas Bagian Bawah a. Laring Terdiri dari tiga struktur yang penting - Tulang rawan krikoid - Selaput/pita suara - Epilotis - Glotis b. Trakhea Merupakan pipa silider dengan panjang 11 cm, berbentuk cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel pada dinding depan usofagus. c. Bronkhi Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut carina. Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea. Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior d. Alveoli

Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial. Membran alveolar : - Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli - Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant. - Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel - Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum. Histologi Sistem Respirasi Sistem Respirasi dibagi menjadi 2 : 1. Bagian penyalur meliputi saluran yang menghubungkan bagian paru-paru , dimana terjadi pertukaran gas dengan dunia luar. Bagian penyalur terdiri dari: a. Rongga hidung dan sinus-sinus paranasalis b. Pharynx c. Larynx d. Trachea e. Bronchi dan percabangannya 2. Bagian Respiratorik adalah bagian paru-paru, dimana pertukaran gas terjadi. a. Bronchioli respiratori b. Ductuli alveolaris c. Atria, sacculi alveolaris, dan alveoli 1.a Rongga Hidung Rongga hidung (cavitas nasi) dapat dibagi menjadi : Vestibulum nasi - bagian depan rongga hidung, tepat di belakang nares anterior. - merupakan rongga yang terlebar, disebut regio vestibularis - bagian depan: epitel berlapis pipih bertanduk terdapat vimbrisae, yaitu rambut tebal yang mengarah keluar, yang berfungsi menyaring udara pernafasan dari partikel kasar terdapat glandula sudorifera dan glandula sebacea - bagian dalam: epitel berlapis pipih tak bertanduk propria papil kecil-kecil tidak ada rambut, glandula sudorifera dan glandula sebacea Bagian respiratorik - Regio respiratoria epitel berderet silindris bersilia dengan sel goblet basal membrane jelas, memisahkan epitel dari jaringan ikat fibrous di bawahnya lamina propria mengandung sabur elastic, kelenjar mucus dan seromukus, fibroblast, makrofag, limfosit, sel plasma dan leukosit

granular serta jaringan limfoid, terutama di daerah posterior, dekat nasofaring. pada dinding lateral cavitas nasi, terdapst 3 penonjolan yang merupakan lempengan tulang yang melengkung, dan diliputi oleh selaput mukosa disebut concha nasalis atau turbinate bone, yaitu: concha nasalis superior, concha nasalis media, dan concha nasalis inferior. pada bagian lain regio respiratori juga terdapat sedikit jaringan erektil. pada permukaan epitel saluran pernapasan terdapat suatu lapisan lendir yang dihasilkan oleh sel goblet dan kelenjar pada lamina propria. Silia pada sel epitel selalu bergerak, untuk membuang lendir ke arah belakang (nasopharynx), kemudian ditelan atau didahakkan keluar. lapisan lendir berfungsi untuk menangkap dan membuang partikel asing yang ikut terhirup. - Regio olfactoria mukosanya disebut mukosa olfactoria atau epitel pembau, dan merupakan tempat organ-organ penerima rangsang bau (reseptor pembau). epitel berderet silindris tinggi, yaitu 60 mikron. tidak mempunyai sel goblet lamina basalis tidak jelas ada 3 tipe sel yang membentuk epitel regio ini, yaitu supporting atau sustentakuler cell atau sell penyangga, basall cell, dan olfactory atau sensory cell atau sel pembau. Sinus-sinus paranasalis - ada 4 buah sinus: sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis. - epitel permukaan berderet silindris bersilia dengan sel goblet dan lamina basalisnya kurang berkembang. - lamina proprianya lebih tipis, kelenjar lebih sedikit, jaringan erektil tidak ada, lapisan paling dalam menyatu dengan periosteum sehingga sukar dilepas. 1.b Pharynx merupakan suatu rongga, bentuknya memipih dengan arah antero posterior, dilewati oleh udara pernapasan dan makanan. dibagi menjadi 3 bagian : - Nasopharynx, terletak di bawah basis crania, di belakang nares posterior, di atas palatum mole. - Oropharynx, terletak di belakang rongga mulut, dibatasi permukaan posterior lidah. - Laryngopharynx, terletak di belakang larynx epitel nasopharynx berderet silindris bersilia dengan sel goblet, tetapi pada ujung posterior palatum mole dan dinding posterior pharynx di sekitar palatum mole, epitelnya berlapis pipih.

lamina propria terdiri dari jaringan ikat elastic dan kelenjar terutama tipe mucus, serous atau campuran. sub mukosa terdiri dari jaringan ikat kendor yang terdapat pada bagian lateral nasopharynx saja. terdapat jaringan limfoid yang berbentuk folikel limfatik. 1.c Larynx adalah saluran napas yang menghubungkan pharynx dengan trachea, yang berfungsi sebagai organ fonasi (pembentuk suara). epitel penyusunnya bermacam-macam tergantung letaknya : - epitel berlapis pipih tak bertanduk (terletak pada epiglottis, plica aryepiglotica, dan true vocal cords) - epitel berderet silindris bersilia dengan sel goblet (bagian larynx) - epitel berlapis silindris (tempat peralihan antara epitel berlapis pipih dengan berderet silindris) lamina propria terdiri dari banyak serabut elastis, serta kelenjarkelenjar. submukosa - tidak selalu tampak - pada beberapa tempat dapat terlihat sebagai suatu lapisan yang mengandung lebih banyak sel - sel limfosit, monosit dan sel plasma sering tampak menggerombol, dan membentuk nodulus limfaticus yang soliter. 1.d Trachea merupakan suatu pipa yang kaku/rigid dengan panjang 10-12 cm dan diameter 2-2,5 cm. tunika adventitia, terdiri dari: - jaringan ikat fibrous kendor - pembuluh darah kecil - saraf otonom yang mensarafi trachea tunika submukosa, terdiri dari: - jaringan ikat kendor yang areolar - kelenjar campuran kecil dan beberapa kelenjar serous - kapiler pembuluh darah dan pembuluh limfe epitel berderet silindris bersilia dengan sel goblet lamina propria relative tipis, terdapat suatu kondensasi serabut-serabut elastis di dalamnya yang membentuk suatu lapisan yang jelas, kadang terdapat sel limfosit. lumen trachea pada potongan melintang khas berbentuk huruf D. 1.e Bronchi dan percabangannya Bronchus - Bronchus extrapulmonalis - struktur seperti trachea, hanya diameternya lebih kecil - cincin tulang rawannya membuka ke arah posterior, dan bagian yang terbuka tersebut diisi oleh otot polos. - Bronchus intrapulmonalis - tunika sub mukosa:

- terletak di sebelah dalam cincin tulang rawan - terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung jaringan limfoid serta kelenjar campuran (seromukous) dan kelenjar mukous. - tunika mukosa: - epitel: kelanjutan dan identik dengan epitel trachea , lamina basalisnya tampak jelas - lamina propria: terdiri dari serabut-serabut retikuler dan elastis yang berjalan longitudinal Bronchiolus - diliputi oleh jaringan ikat dan dikelilingi oleh jaringan respiratorik - tidak punya tulang rawan, kelenjar dan kelenjar limfe - epitel: - pada bronchiolus lebih besar: selapis silindris bersilia dengan sel goblet - pada bronchiolus lebih kecil: selapis silindris rendah atau kubis bersilia tanpa goblet. - lamina propria dibentuk oleh serabut-serabut otot polos dan serabutserabut elastic - muskularis mucosa lebih banyak dari saluran napas lain - tunika adventitia tipis 2.a. Bronchioli respiratori merupakan saluran pendek dan bercabang-cabang serta kelanjutan bronchiolus terminalis epitel: - bronchiolus lebih besar: selapis kubis bersilia - bronchiolus lebih kecil: selapis kubis yang akan melanjutkan diri pada muara tiap alveoli dan menjadi selapis pipih diluar epitel terdapat serabut-serabut otot polos yang terjalin dengan jaringan ikat elastis melanjutkan diri membentuk ductus alveolaris 2.b. Ductuli alveolaris merupakan saluran yang berbentuk kerucut (cone shaped) dengan dinding tipis dan epitel selapis pipih di luar epitel terdapat jaringan ikat fibroelastis serta serabut-serabut otot polos yang saling teranyam 2.c. Atria, sacculi alveolaris, dan alveoli ductus alveolaris berakhir atau bermuara ke dalam atrium atrium merupakan ruangan dengan bentuk tak teratur, yang bermuara ke dalam saccus alveolaris dan alveoli saccus alveolaris merupakan ruangan yang berbentuk multilokular dengan bagian tengah lebih besar dan sekelilingnya bermuara sejumlah alveoli atau cluster alveoli merupakan ruangan-ruangan yang berbentuk pilohedral atau hexagonal dengan suatu lubang pada dindingnya yang memungkinkan

udara masuk ke dalam alveoli dari bronchiolus respiratorius, ductus alveollaris, atrium atau saccus alveolaris. sekitar muara atrium, saccus alveolaris dan alveoli diperkuat oleh jalinan serabut-serabut reticular dan elastis serabut-serabut elastis memungkinkan expansi alveoli pada inspirasi dan pengecilan kembali pada waktu ekspirasi serabut-serabut reticular berguna dalam mencegah terjadinya over distention, yang dapat merupakan jaringan paru yang bersifat halus. 2.2 Menjelaskan mekanisme beserta gangguan sistem respirasi Proses jalannya udara pernapasan pada manusia: a. Udara masuk melalui lubang hidung. b. Melewati nasofaring. c. Melewati oralfarink. d. Melewati glottis. e. Masuk ke trakea. f. Masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus. g. Masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchioles. h. Udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli). Berikut merupakan gambar proses pernapasan manusia:

( Herfen Suryati, 2009). Pertukaran O2 dan CO2 dalam pernapasan: - Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. - Sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihatkan dengan reaksi bolak-balik berikut: Hb4 + O2 4 HbO2(oksihemoglobin) - Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2, perbedaan kadar O2 dalam jaringan dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.

-

-

Karena tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri, oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi. Dari paru-paru, O2 akan mengalir melaui vena pulmonalis menuju ke jantung. Dari jantung, O2 mengalir melalui arteri sistemik menuju ke jaringan tubuh. Dari jaringan, CO2 akan mengalir melalui vena sistemik ke jantung. Dari jantung, CO2 mengalir melalui arteri pulmonalis, dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas. (Fictor F dan Moekti, 2007) Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : a) Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. b) Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu : 1. Respirasi / Pernapasan Dada - Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut. - Tulang rusuk terangkat ke atas - Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. 2. Respirasi / Pernapasan Perut - Otot difragma pada perut mengalami kontraksi. - Diafragma datar. - Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. (Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia, 2008) C. MEKANISME PERNAPASAN DADA (1) 1. Fase Inspirasi pernapasan dada Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru. 2. Fase ekspirasi pernapasan dada Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru. D. MEKANISME PERNAPASAN PERUT (1) 1. Fase inspirasi pernapasan perut Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut: sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk 2. Fase ekspirasi pernapasan perut.

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut: otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung -> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru. (1) (Nuri H, 2009; Mikrajuddin, Saktiyono, dan Lutfi, 2006) Berikut merupakan gambar mekanisme pernapasan manusia, saat ekspirasi dan inspirasi :

(Herfen Suryati, 2009). E. UDARA PERNAPASAN.(2) Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu: 1. Udara Pernapasan Biasa (Volume Tidal) --> VT Merupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml. 2. Udara Cadangan Inspirasi (Udara Komplementer) --> UK Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml. 3. Udara Cadangan Ekspirasi (Udara Suplementer) --> US Merupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml. 4. Udara residu --> UR merupakan udara yang tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml.

. Volume Udara Pernapasan: Volume udara pernapasan berkisar 500 - 3500 ml. Dari 500 ml udara yang dihirup, hanya 350 ml yang sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan. Jumlah oksigen yang diperlukan sehari untuk tiap individu sebesar 300 cc (Herfen Suryati, 2006; Joko ,2006; Tim Dosen Pembina, 2010) F. KAPASITAS PARU-PARU. (3) 1. Kapasitas vital --> KV. Merupakan kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal setelah melakukan inspirasi secara maksimal. Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KV = VT + UK + US Berdasarkan rumus di atas kapasitas vital paru-paru adalah sebesar 4750 ml. 2. Kapasitas total --> KT Merupakan udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru secara keseluruhan. Kapasitas total paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: - KT = KV + UR Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung kapasitas total paru-paru adalah sebesar 5800 ml Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali. I. GANGGUAN PADA ALAT PERNAPASAN. (5) Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat

menyebabkan kematian.Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia. 1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. 2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun 3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintilbintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mat i dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah. 4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. a) Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat. b) Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotic. c) Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak. d) Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. e) Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi. 5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan). 6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu. 7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan kuman difteri. 8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara. 9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru. 10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel. 11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan

aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paruparu. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium. (5) (Herfen Suryati, 2006)

Fisiologi sistem urinaria : Ginjal : menghasilkan urin Ureter : menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih Kandung kemih: sebagai penampung urin Uretra : mengeluarkan urin dari kandung kemih a. uretra laki-laki : tempat pengaliran urin dan system reproduksi b. uretra perempuan : hanya untuk tempat menyalurkan urin

Penyakit penyakit ginjal 1. Gagal ginjal akut a. Gagal ginjal akut akibat penurunan suplai dara ke ginjal; keadaan ini sering disebut sebagai gagal ginjal akut prerenal untuk menggambarkan bahwa kelainan ini terjadi di suatu system sebelum ginjal. Kelainan ini bisa diakibatkan oleh gagal jantung dengan penurunan curah jantung dan tekanan darah rendah atau keadaan yang berhubungan dengan penurunan volume darah dan tekanan darah yang rendah, seperti pada perdarahan hebat. b. Gagal ginjal akut intrarenal yang diakibatkan kelainan di dalam ginjal itu sendiri, meliputi kelainan yang mempengaruhi pembuluh darah, glomerulus, atau tubulus. c. Gagal ginjal akut postrenal, yang diakibatkan oleh sumbatan pada system pengumpul urin dimana saja mulai dari kaliks sampai aliran keluar dari kandung kemih. Penyebab sumbatan paling sering di traktus urinarius diluar ginjal adalah batu ginjal, akibat presipitasi kalsium, urat, atau sistin. 2. Gagal ginjal kronis : penurunan jumlah nefron fungsional yang irreversible. 3. Gangguan tubulus spesifik a. Glukosuria ginjal : ginjal gagal mereabsorbsi glukosa. b. Aminoasiduria : ginjal gagal mereabsorbsi asam amino.

c. Hipofosfatemia ginjal : ginjal gagal mereabsorbsi fosfat. d. Asidosis tubulus renalis : tubulus gagal menyekresi ion hydrogen. e. Diabetes insipidus nefrogenik : ginjal gagal berespons terhadap hormone antidiuretik. f. Sindrom fanconi : defek reabsorptif generalisata pada tubulus renalis.