Laporan isolasi DNA
-
Upload
tysa-harza -
Category
Documents
-
view
53 -
download
4
description
Transcript of Laporan isolasi DNA
Pendahuluan
Asam nukleat merupakan salah satu biomolekular terbesar selain
karbohidrat, protein dan lemak. Asam nukleat adalah molekul yang membawa
informasi genetik. Asam nukleat merupakan polimer dari nukleotida. Nukleotida
terdiri dari gula pentosa, basa nitrogen, dan gugus fosfat. Asam nukleat dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu DNA dan RNA. Kedua jenis asam nukleat ini
dibedakan berdasarkan penyusunnya. Gula pentosa pada DNA adalah
deoksiribosa, sedangkan pada RNA berupa ribose. Selain itu, basa pirimidin pada
DNA adalah sitosin dan timin sedangkan pada RNA basa pirimidinnya adalah
sitosin dan urasil (Ngili Y 2013).
Materi genetik sel tersusun dalam bentuk kromosom. Kromosom adalah
struktur-struktur linier berjumlah banyak yang terletak didalam nukleus. DNA
yang terdapat pada kromosom disebut dengan DNA kromosom. Selain itu pada
beberapa sel (seperti bakteri), materi genetik tidak hanya terdapat didalam
kromosom yang terdapat didalam nukleus. Materi tersebut disebut DNA ekstra
kromosom. Materi ini dapat berupa plasmid maupun episom (Yuwono T 2005).
Plasmid adalah molekul DNA sirkular kecil yang bereplikasi secara otonom dari
kromosom bakteri dan tidak mampu berintegrasi ke dalam kromosom bakteri.
Sedangkan episom adalah unsur genetik ekstrakromosomal yang bisa terintegrasi
didalam kromosom inang (Elrod S, Stnsfield WD 2007).
Sel dibedakan menjadi dua macam yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Perbedaan mendasar diantara kedua jenis sel ini yaitu letak materi genetik dari sel.
Materi genetik sel protkariotik tidak terbungkus oleh membran, tetapi terletak
pada suatu daerah nukleolid. Sedangkan pada sel eukariotik materi genetik
terletak di dalam suatu membran (inti sel) (Stansfield WD et al 2006).
Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu teknik sintesis dan
amplifikasi DNA secara in vitro. Proses PCR melibatkan beberapa tahap yaitu
pra-denaturasi DNA template, denaturasi DNA templat, penempelan primer pada
templat (annealing), pemanjangan primer (extension), dan pemantapan (post-
extension). DNA yang digunakan dalam proses PCR terlebih dahulu harus di
isolasi dari sampel. Terdapat dua metode isolasi yaitu metode lisis dan metode
isolasi DNA kromosom maupun DNA plasmid dengan metode standar. Prinsip
metode lisis adalah perusakan dinding sel tanpa harus merusak DNA yang
dinginkan. Oleh karena itu, perusakan dinding sel umumnya menggunakan larutan
lisis seperti 5 mM Tris-HCl pH 8, 0,1 mM EDTA pH 8,5, 0,5% Tween-20, dan
100 µg/mL Proteinase. Metode lisis secara umum dibagi atas tiga tahap utama
yaitu pemecahan sel, pengekstrakan, dan pemekatan DNA. Prinsip isolasi DNA
kromosom atau DNA plasmid adalah pemecahan dinding sel yang diikuti dengan
pemisahan DNA kromosom atau DNA plasmid dari komponen lain (Handoyo D,
Rudiretna A 2001).
Metode
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu pisau, kaca arloji, sudip,
neraca analitik, gelas piala, blender, pipet tetes, pipet Mohr, bulb, gelas ukur,
water bath, tabung reaksi, rak tabung, pipet mikro, tips, tabung appendorf,
sentrifuse mini, vortex, botol semprot, batang pengaduk, dan botol semprot.
Bahan yang digunakan yaitu umbi bawang merah, larutan lisis (tris HCl),
garam, SDS 10%, es batu, etanol 96%, larutan fenol kloroform, dan aquades.
Prosedur Percobaan
Sebanyak 25 g umbi bawang merah yang telah dipotong kecil ditimbang.
Umbi kemudian dicampur dengan 40 mL larutan lisis dan 1,5 g garam. Campuran
dihaluskan dengan blender selama 1 menit. Campuran yang telah diblender
dituang kedala gelas piala dan ditambahkan 10 mL SDS 10%. Campuran kemudia
diaduk dan di inkubasi pada suhu 37oC pada water bath. Campuran disaring
dengan tisu dan filtrate ditempatkan didalam penangas es.
Sebanyak 5 mL filtrat dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
5 mL larutan fenol : kloroform (1:1). Campuran didiamkan selama 5 menit.
Lapisan atas yang terbentuk diambil dan dipindahkan kedalam tabung lainnya.
Larutan lapisan atas diambil dan ditambahkan 5 mL etanol 96%. Campuran
kemudian didiamkan selama 5 menit didalam penangas es. Lapisan atas yang
terbentuk (terdapat DNA yang mengambang), diambil sebanyak 1 mL dan
dipindahkan kedalam tabung appendorf. Tabung yang berisi larutan DNA tersebut
disentrifugasi selam 1 menit dengan kecepatan 13000 rpm. Bagian etanol dari
larutan dibuang, dan bagian endapan ditambahkan 1 mL etanol 70%. Campuran
dihomogenkan dengan vortex, kemudian disentrifugasi kembali. Lapisan etanol
dibuang dan bagian endapan dibiarkan kering udara. Endapan yang tersebut
merupakan isolate DNA dari umbi bawang.
Hasil dan Pembahasan
Telah disebutkan pada bagia pendahuluan bahwa proses isolasi DNA
dengan metode lisis dibedakan menjadi tiga tahapan utama yaitu pemecahan sel,
pengekstrakan, dan pemekatan DNA. Pada tahapan pemecahan sel, sel umbi
bawang merah dirusak selnya dengan cara menambahkan beberapa zat. Larutan
pertama yang ditambahkan adalah larutan lisis. Larutan ini berisi larutan Tris HCl
yang berfungsi untuk merusak dinding sel umbi bawang merah. Selain itu,
campuran juga ditambahkan garam yang berfungsi untuk mendekatkan ujung-
ujung gugus fosfat yang terdapat pada DNA. Sehingga DNA dapat mengendap
didalam larutan. Campuran dari umbi bawang merah, larutan lisis, dan garam di
blender agar merusak membran sel secara fisik. Campuran yang sudah halus ini
kemudian ditambahkan larutan SDS 10%. Larutan SDS atau Sodium dodecyl
sulfate adalah larutan yang mengemulsi lipid dan protein yang berasal dari
membran sel (Firouzabad H, Iranpoo N 2005). Campuran tersebut kemudian
disaring agar pengotor yang berasal dari endapan protein dan lipid membran sel
tidak masuk kedalam filtrat. Filtrat kemudian diinkubasi pada suhu 37oC didalam
water bath.
Tahapan kedua dari isolasi DNA yaitu pengekstrakan DNA. Hal ini
dilakukan dengan menambahkan larutan kloroform : etanol dengan perbandingan
1:1. Larutan ini berfungsi untuk menghilangkan semua komponen sel kecuali
DNA. Komponen-komponen sel ini dapat menggangu proses isolasi DNA
sehingga DNA yang diperoleh kurang murni. DNA yang kurang murni dapat
mengganggu proses PCR. Campuran larutan kemudian didiamkan didalam es
selama 5 menit sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas diambil karena
mengandung DNA sel. Lapisan atas kemudian ditambahkan dengan etanol 96%.
Penambahan ini bertujuan untuk mengendapkan DNA sehingga lebih mudah
untuk dipisahkan. Etanol menurunkan sifat elektrostatik dari DNA yang
menyebabkan DNA mengambang diatas larutan. DNA yang mengambang ini
kemudian diambil dan dimasukan kedalam tabung eppendorf serta ditambahkan
larutan etanol.campuran kemudian disentrifuse agar DNA mengendap.
Tahapan ketiga dari isolasi DNA adalah pemurnian DNA. Pemurnian
bertujuan untuk menghilangkan komponen-komponen lain yang mungkin ikut
mengendap didalam endapan DNA. Pemurnian dilakukan dengan melarutkan
endapan DNA dengan alkohol 70% yang berfungsi untuk menghilangkan
pengotor dalam endapan DNA. Larutan tersebut disentrifuse kembali dan larutan
etanol dibuang. Bagian endapan dikeringkan sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut :
Gambar 1 Endapan DNA Umbi Bawang Merah
Berdasarkan gambar terlihat adanya endapan yang terbentuk pada dasar
tabung. Endapan tersebut seharusnya diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh dari
kedua panjang gelombang tersebut dibandingkan dengan perbandingan :
nilaiabsobansi pada panjang gelombang 260 nmnilaiabsobansi pada panjang gelombang 280 nm
Absorbansi pada panjang gelombann 260 nm dimiliki oleh DNA, sedangkan pada
panjang gelombang 280 nm merupakan nilai absorbansi yang dimiliki oleh
protein. Jika nilai perbandingan berkisar antara 1,02-1,08 menunjukan DNA
tersebut cukup murni dan bebas dari protein yang dapat mengganggu proses PCR.
Telah dijelaskan juga pada bagian pendahuluan bahwa terdapat DNA
kromosom dan DNA ekstrakromosom. Pada makhluk hidup tingkat tinggi seperti
hewan, manusia, tumbuhan, DNA di isolasi dari DNA kromosom. Sedangkan
pada hewan tingkat rendah, DNA di isolasi dari DNA ekstraseluler seperti
plasmid.
Isolasi DNA memiliki banyak manfaat dibidang rekayasa genetika.
Aplikasi ini dilakukan dengan mengisolasi DNA dan melakukan beberapa
modifikasi terhadap gen tersebut. Modifikasi dapat dilakukan dengan
menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen organisme tersebut.
Beberapa hasil dari modifikasi tersebut yang dapat kita lihat sehari-hari adalah
adanya buah-buahan tanpa biji, semangka berbentuk kotak, dan adanya varietas-
varietas tumbuhan baru. Isolasi DNA memungkinkan untuk mengetahui
keanekaragaman dari genetik plasma. Keanekaragaman genetik ini
memungkinkan untuk pengelompokan mahkluk hidup berdasarkan kemiripan
DNA antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya.
Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa isolasi
memiliki tiga tahapan umum yaitu pemecahan sel, pengekstrakan, dan pemekatan
DNA. Kemurnian DNA dapat dinilai dari perbandingan absorbansi isolat DNA
pada panjang 260 nm/280 nm. Nilai perbandingan 1,02-1,08 menunjukan isolat
DNA yang diperoleh sudah cukup murni.
Daftar Pustaka
Ngili Y. 2013. Biokimia Dasar. Bandung (ID) : Rekayasa Sains.
Yuwono T. 2005. Biologi Molekular. Jakarta (ID) : Erlangga.
Elrod S, Stnsfield WD. 2007. Schaum’s Outlines : Teori dan Soal-Soal edisi ke-4.
Tyas D : Penerjemah. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari : Scahum’s
Outlines of Theory and Problems of Genetic fourth edition.
Stansfield WD et al. 2006. Biologi Molekular dan Sel. Fahmi V : Penerjemah.
Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari : Schaum’s Easy Outlines
Molecular and Cell Biology.
Handoyo D, Rudiretna A. 2001. Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase
Chain Reaction (PCR). Unitas Vol 9 No 1 Hal : 17—29.
Firouzabad H, Iranpoo N. 2005. Micellar Solution of Sodium Dodecyl Sulfate
(SDS) Catalyzes Facile Michael Addition of Amines and Thiols to α,β-
Unsaturated Ketones in Water under Neutral Conditions. Shiraz :
Chemistry Department, College of Sciences, Shiraz University.