LAPORAN FIELDTRIP TPTOA.MATERIA MEDICA.SARAA.docx
-
Author
sarah-miolina-siregar -
Category
Documents
-
view
65 -
download
2
Embed Size (px)
Transcript of LAPORAN FIELDTRIP TPTOA.MATERIA MEDICA.SARAA.docx

LAPORAN FIELDTRIP
PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMATIK UPT
MATERIA MEDICA BATU
Di susun oleh :
Nama : Sarah Miolina Siregar
Nim : 125040201111324
Kelompok : Senin, 11.00
Asisten : Kartika
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2015

1. Pendahuluan
1.1 Sejarah UPT Materia Medica
UPT Materia Medica didirikan sejak tahun 1960 oleh almarhum Bapak R.M.Santoso yang
juga merupakan salah satu pendiri Hortus Medikus Tawang Mangu yang sekarang berubah
menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Berdirinya
UPT Materia Medica diawali dari hasil pengamatan beliau bahwa tidak semua tanaman obat
yang ada di Indonesia dapat dikoleksi pada satu daerah saja. Hal ini disebabkan karena adaptasi
tanaman terhadap lingkungannya terutama terhadap iklim sangatlah berbeda, mengingat bahwa
Indonesia secara garis besar terdiri dari tipe iklim basah, daerah sedang dan daerah kering, maka
kebun Tawang Mangu yang berdiri sejak tahun 1948 merupakan daerah iklim sedang sampai
basah. Sedangkan untuk tanaman daerah sedang sampai kering perlu adanya kebun koleksi lain
yang bisa mewakili tipe iklim tersebut.
Dari hasil pengamatan Beliau karesidenan Malang adalah daerah yang cocok untuk
didirikan kebun koleksi tanaman obat dari tipe iklim sedang sampai kering. Sebagai realisasi
dari gagasan beliau itu untuk mendirikan kebun koleksi tanaman obat didaerah sedang dan
kering di wilayah Batu dan Nongko Jajar, karena waktu itu Nongkojajar adalah daerah yang
sulit transportasinya, maka ditetapkan Batu sebagi kebun koleksi sampai sekarang dan dikenal
sebagi Balai Materia Medica Pengelolaan kebun percobaan ini dilakukan oleh yayasan Farmasi
yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur. Sebelum kebun percobaan ini jadi,
tahun1963 Bapak RM Santoso meninggal dunia.
Untuk kelangsungan Balai Materia Medica oleh Bapak Dr. Modarso selaku Inspektur
Kesehatan Jawa Timur ditunjuk Bapak R.Soehendro (Kepala Dinas Perkebunana Rakyat Kab.
Malang) sebagi pejabat sementara Pimpinan Kebun Balai Materia Medica sampai mendapatkan
pimpinan yang baru. Tahun 1964 BMM mendapat pimpinan baru yaitu Ir.NV. Darmago, beliau
diangkat oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sebagi tenaga tetap di Kebun Materia Medica
hingga tahun 1970. Tahun 1970 atas permohonan sendiri Ir. NV Darmago meletakan
jabatannya, kemudian selaku pipmpinan kebun Materia Medica dipegang oleh Ir.Wahyu
Soeprapto. Pertengahan tahun 1970 terjadi perubahan status dari milik swasta menjadi milik
pemerintah yaitu Dinas Kesehatan daerah Tingkat I Jawa Timur Direktorat Farmasi Jawa
Timur.

Tahun 2000 hingga April 2005 selaku Pelaksana Teknis Balai Materia Medica Batu
dipegang oleh Dra.Hj.Siti Hidjrati Arlina. Selanjutnya April 2005 secara definititif BMM
dipimpin oleh Bapak B.Soegito,SKM.Kes hingga 31 April 2008. Mulai 1 Mei 2008 hingga 31
Desember untuk sementara kepala BMM dipegang oleh Bu Etty Retno, Apt. (Sebagai PLt).
Sejak 1 Januari 2009 hingga sekarang yang mejadi kepala UPT Materia Medica adalah Drs.
Husin RM., Apt, Mkes. Setelah tahun 1978 dengan berfungsinya Direktorat Daerah Farmasi
Jawa Timur menjadi sub Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang sekarang menjadi
Badan POM, maka pengelolaan Materia Medica Batu diserahkan kepada Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur hingga sekarang.
1. 2 Visi dan Misi Balai Materia Medica
1) Visi:
“Menjadikan UPT Materia Medica terdepan dalam bidang pengembangan Tanaman Obat Asli
Indonesia (TOI), khususnya di Jawa Timur dan umumnya di Indonesia Timur”.
2) Misi:
a. Meningkatkan promosi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku obat alam
Indonesia.
b. Mengembangkan monografi dan standart mutu, baik simplisia maupun ekstrak.
c. Membantu penyusunan farmakope herbal Indonesia.
d. Mengembangkan penelitian dasar tanaman obat alam Indonesia.
e. Memperkokoh jaringan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait.
2. Tujuan
Tujuan dari fieldtrip praktikum Teknologi Produksi Tanaman Herbal, kelompok kamis
09.15 WIB tiba di Balai Materia Medica, Batu, Jawa Timur yaitu untuk mengetahui jenis-jenis
tanaman obat yang sudah dimanfaatkan dan berkhasiat bagi kesehatan. Selain itu diharapkan
mahasiswa juga mengetahui prospek dan peluang dari tanaman-tanaman obat
2.1 Kegiatan di UPT Materia Medica
Kegiatan Balai Materia Medica antara lain yaitu memberikan informasi tumbuhan obat,
penyuluhan, perpustakaan, penyediaan bibit, penyediaan simplisia, penyediaan produk olahan,
rujukan diklat pengelolaan tumbuhan obat, wisata ilmiah tumbuhan obat dan penelitian tanaman
obat.

3. Pembahasan
3.1 Fungsi dan prospek tanaman obat di Materia Medica
3.1.1 Fungsi
1. Remek Daging / Sambang Getih (Hemigraphis colorata)
Tanaman remek daging ini banyak ditanam orang di halaman rumah sebagai tanaman
penutup (Ground Cover). Namun kebanyakan orang pasti tak mengetahui bahwa tanaman ini
termasuk tanaman obat yang khasiatnya cukup beragam. Remek daging memiliki nama ilmiah
yaitu Hemigraphis colorata Hall F ini memiliki kandungan zat berupa natrium, kalsium,
flavonoid, dan polifenol. Bagian batang tanaman mengandung saponin dan tanin. Sementara
pada bagian daunnya memiliki kandungan zat berupa tanin, asam silikat, dan glikosida.
Sedangkan efek farmakologis remek daging berupa rasa kelat, astringen, antidiare, diuretik, dan
mengumpalkan darah pada luka Beberapa penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan oleh
remek daging :Diare dan Disentri, Batu ginjal, luka.
2. Cakar Ayam (Selaginella doederleinii Hieron)
Tanaman S. doederleinii Hieron mengandung alkaloid, saponin dan phytosterol Ekstrak
etanolik Selaginella doederleinii Hieron. Dan mengandung lima komponen lignans yaitu (-)-
lirioresinol A, (-)-lirioresinol B, (+)-wikstromol, (-)-nortracheloside, (+)- matairesinol. Selain
itu juga mengandung dua komponen fenilpropanon yaitu 3-hidroksi-1-(3-metoksi-4-
hidroksifenil)-propan-1-on, 3-hydroksi-1-(3,5-dimetoksi-4hidroksifenil)-propan-1-on dan empat
biflavonoid yaitu amentoflavone, 7,7”-di-O-metilamentoflavone,7,4′,7”,4”’-tetra
ometilamentoflavone, dan heveaflavone Tanaman ini berkhasiat untuk menghilangkan panas
dan lembab, melancarkan aliran darah, antitoksik, antineoplasma, penghenti pendarahan
(hemostatis) dan menghilangkan bengkak. Selain itu Selaginella doederleinii Hieron juga
berkhasiat untuk mengatasi batuk, infeksi saluran nafas, radang paru, hepatitis, diare, keputihan,
tulang patah, pendarahan dan kanker.
3. Daun Afrika
Daun afrika (Afsel) sebagai tanaman obat yg sangat mujarab sebagai obat untuk berbagai
penyakit. Khasiat daun afrika selatan (south Africa leaf) untk pengobatan di negara kita masih
belum bnyak yg mengetahui. Bentuk daun dan batangnya sja belum banyak yang tahu apalagi
khasiatnya. Tetapi di negeri cina daun yg disebut Nan Fei Shu ini sudah sangat popular, bnyak
ditanam dipekarangan rumah dan dimanfaatkan untuk pengobatan. Yg paling menonjol adalah

kemampuan daun ini untk menurunkan kadar gula darah (diabetes). Manfaat lain dari daun
afrika antara lain: hipertensi, radang tenggorokan, menurunkan kolesterol darah, asam urat,
demam dan sakit kepala, liver, rematik, insomnia, kesemutan, anti oksidan, batuk, dan lain
sebagainya.
4. Lidah buaya (Aloe Vera)
Lidah buaya memiliki daun yang bergerigi pada tepinya. Baik daging (isi) dan daunnya
dapat dimanfaatkan. Tanaman ini mengandung berbagai macam senyawa yang sangat
bermanfaat untuk perawatan kecantikan terutama bagi wanita. Beberapa di antaranya, yaitu :
• lignin, bermanfaat untuk menjaga kelembutan kulit dan menjadikan kulit lebih cantik.
• glikoprotein, berperan dalam menghasilkan rambut yang lembut dan indah.
• antrakuinon dan asam amino yang bermanfaat dalam regenerasi sel kulit.
Pemanfaatan lidah buaya dapat dalam bentuk minuman, seperti minuman anti jerawat dan
masker wajah. Llidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan
membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan
penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita
HIV/AIDS.
Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa
organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap
insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen
dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta,[1] sehingga sangat berguna untuk
mengurangi rasio gula darah.
5. Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm.F)
Bunga ekor kucing (Acalypha hispida Burm. f.) adalah tanaman yang berasal dari Hindia
Barat. Ekor kucing biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan rumah atau sebagai
tanaman pembatas pagar. Disebut ekor kucing karena bentuk bunganya yang mirip dengan ekor
kucing. Selain dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bunga ekor kucing ternyata juga biasa
digunakan sebagai tanaman obat. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan adalah
bunga dan daun. Bunga ekor kucing bisa digunakan untuk mengobati disentri, radang usus,
perdarahan, seperti berak darah, muntah darah, mimisan, cacingan, luka bakar, dan tukak
(ulkus) di kaki. Sementara daunnya digunakan untuk mengobati bercak putih di kulit karena

kehilangan pigmen (vitiligo), disentri, batuk darah (hemoptisis), luka berdarah, dan sariawan.
Manfaat Bunga Ekor Kucing Sebagai Obat Tradisional. Berikut ini beberapa contoh
pemanfaatan bunga ekor kucing untuk pengobatan tradisional: muntah darah, vitiligo, luka
berdarah, mengobati disentri, mengobati radang usus.
6. Kumis Kucing (Orthosiphon spp.)
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang
tegak.Spesies kumis kucing yang terdapat di Pulau Jawa adalah O. aristatus, O.thymiflorus, O.
petiolaris dan O. tementosus var. glabratus. Klon kumis kucing yang ditanam di Indonesia
adalah Klon berbunga putih dan ungu. Daun kumis kucing basah maupun kering bermanfaat
digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia)
sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk
mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai
upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini
juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan
penyakit syphilis.
7. Kedondong Laut / Daun Berlangkas (Polyscias fruticosum)
Kandungan Kimia dari kedondong laut pada daun, kulit batang dan akar kedondong laut
mengandung saponin, di samping itu daun dan kulit batangnya mengandung flavonoida,
sedangkan kulit batang dan akarnya mengandung polifenol, serta daunnya mengandung tanin.
Khasiat daun dan akar kedondong laut berkhasiat untuk peluruh air seni, reumatik, Sariawan.
8. Patikim / Semanggi Gunung (Hydrocotyle sibthorpioides Lam.)
Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis: Rasa manis sedikit pedas, sejuk. Menghilangkan
bengkak (anti swelling), anti radang (anti-inflammasi), peluruh air seni, anti biotika, penurun
panas, menetralisir racun (detoxificans), peluruh dahak (ekspektoran). Kandungan Kimia:
Mengandung minyak menguap, coumarin,hyperin. Penyakit Yang Dapat Diobati : Sakit kuning
(Hepatitis), Batu empedu, Batu dan infeksi saluran kencing; Batuk dan sesak nafas, Sariawan,
Radang tenggorokan; Amandel, Infeksi telinga tengah; Bagian Yang Dipakai: Seluruh tanaman,
segar atau kering
9. Iris (Iris tectorum Max)
Bunga Iris (Iris tectorum Max) merupakan tumbuhan yang berasal dari Jepang. Biasa
ditanam sebagai tumbuhan hias karena bunganya yang indah. Tumbuh baik terutama di daerah

pegunungan. Herba dengan akar rimpang pendek. Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
Rasanya pahit pedas, netral, sedikit beracun. Berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi),
peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembekuan darah, dan meningkatkan fungsi
pencernaan. Kandungan Kimia Iridin, tanin, resin, amilum, asam miristat, dan iron. Bagian
yang dipakai Akar rimpang, daun, dan seluruh bagian tumbuhan (herba). Kegunaan mengobati
radang tenggorokan (pharyngitis), gusi bengkak, hepatitis, gangguan pencernaan (dispepsia),
mual dan perut kembung (meteorismus), radang ginjal (nephritis), sembelit/susah buang air
besar (konstipasi), rematik, luka terpukul, luka, radang kulit bernanah (pioderma), bisul
(furunculus), dan lain-lain.
10. Andong merah (Cordyline fructicosa (L.) A. Chev)
Beragam penyakit dan gangguan kesehatan seperti tuberculosis (TBC) dan batuk
berdarah, disentri, nyeri lambung, diare, nyeri ulu hati, air kemih berdarah, luka karena gigitan
binatang berbisa, luka terbuka, menstruasi terlalu banyak, demam, wasir, radang gusi, memar,
asma, kanker dan tumor serta merelaksasi otot dan saraf dapat diatasi dengan herbal ini. Bagian
tumbuhan untuk dimanfaatkan daun, bunga, akar, kering atau segar.
Di Hawaii, oleh penduduk asli, daun andong dipercaya mampu mengusir mahkluk halus
yang bersifat jahat dari rumah. Di Polinesia, akarnya yang telah tua seperti membentuk rimpang
dan mengandung pati, biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau bahan obat-obatan. Di
Papua New Guinea, andong dimanfaatkan akarnya dengan merebus, lalu air rebusan diminum
agar ibu menyusui dapat lancar mengeluarkan air susu (laktasi) dan mencegah infeksi pada
kelenjar susu.
11. Daruju (Acanthus ilicifolius L.)
Tanaman yang berasal dari tanah Melayu dan tanah Jawa ini memang sangat bermanfaat
dan banyak dijumpai dipinggiran sungai -sungai, sangat berguna sekali dari semua bagiannya.
Khasiat dalam bidang kesehatan untuk mengobati sakit : Akar digunakan untuk pengobatan :
radang hati (hepatitis) akut dan kronis, pembesaran hati dan limpa, pembesaran kelenjar limpa,
termasuk pembesaran kelenjar limpa pada tuberkulosis (TBC) kulit, gondongan, sesak napas,
cacingan, nyeri lambung, sakit perut, kanker, terutama kanker hati. Biji digunakan untuk
pengobatan : Bisul dan cacingan. Komposisi : Akar mengandung flavone dan asam amino.
12. Daun Ungu / Daun Wungu (Graptophyllum pictum)

Daun tumbuahan ini mengandung alkaloid yang tidak beracun, glikosida, steroid,
saponin, tanin, klorofil, dan lendir. Batang daun wungu mengandung kalsium oksalat, asam
formik dan lemak. Bagian yang digunakan antara lain daun, kulit batang dan bunganya.
Indikasi Daun Ungu yaitu berkhasiat untuk mengatasi wasir (hemoroid) dan sembelit
(konstipasi), bunganya untuk mengatasi datang haid tidak lancar. Tanaman daun ungu
mengandung kandungan kimia antara lain. Alkaloid non toksik, flavonoid, glikosid, steroid,
saponin, tanin, calsium oksalat, asam format dan lemak. Dengan berbagai kandungan
kimiawinya daun ungu mempunyai sifat sebagai antiinflamasi, antiplak gigi, dan mencegah
sakit ketika menopause. peluruh kencing (diuretik), mempercepat pemasakan bisul, pencahar
ringan (laksatif), dan pelembut kulit (emoliens).
Wasir atau hemorrhoid merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya pembengkakan
atau pembesaran pembuluh vena di bagian terbawah poros usus, baik di sisi dalam maupun di
sisi luar anus. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan seperti bisul berwarna merah
kebiru-biruan atau kehitaman. Ada dua tipe wasir yang lazim dikenal, wasir dalam (internal
hemorrhoid) dan wasir luar (external hemorrhoid). Wasir bisa disebabkan karena kurang
mengkonsumsi serat. Ini mengakibatkan susah buang air besar (konstipasi), hingga penderita
kerap mengejan. Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid.
13. Kecubung hutan (Brugmansia suaveolens)
Kecubung merupakan tanaman berbunga layaknya terompet. Kecubung, terutama jenis
Datura metel, mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak,
atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kandungan ini membuat Kecubung dapat dimanfaatkan
sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit seperti asma, reumatik, sakit pinggang, pegel
linu, bisul maupun eksim, sakit gigi, ketombe, hingga nyeri haid. Bagian yang paling sering
dipakai sebagai obat herbal adalah daun kecubung. Namun kecubung juga mengandung racun
berupa zat alkaloid yang mempunyai efek halusinogen terutama pada bagian bijinya. Dalam
beberapa kasus ditemukan penggunaan racun biji Kecubung untuk melakukan bunuh diri.
14. Ceraka Merah / Akar Binasa (Plumbago indica)Tumbuhan ini mengandung suatu zat yang menyebabkan lepuh, yaitu plumbagin dan
plumbagon. Tumbuhan ini dijamin melepuhkan kulit, sekalipun untuk pemakaian luar, dan untuk
abrotivum dan berbahaya. Plumbagin dapat ditemui pada akarnya. Adapun, zat lain yang
diisolasi dari tumbuhan ini adalah 6-hidroksiplumbagin, plumbaginol, leukodelfinidin, dan

steroid. Plumbagin memiliki aktivitas farmakologi, seperti antimikroba, antikanker yang rendah,
kardiotonik, dan antifertilitas. Zat antifertilitas ini ditemukan di daun akar binasa setelah
menggunakan ekstrak aseton, dan etanol. Di Indonesia, tumbuhan ini dijadikan antelmintik
untuk kuda. Tapal tumbuhan ini yang dicampur dengan minyak kelapa, dapat digunakan sebagai
obat luar untuk mengobati rematik dan sakit kepala. Ada kemungkinan tumbuhan ini sedikit
lebih aman ketimbang daun encok. Namun, oleh Suku Santal di Bengal Barat, akar binasa
dipersiapkan untuk menginduksi aborsi untuk kehamilan selama 3 bulan. Kemampuan diuretik
ini digunakan untuk mengobati asites dan kaki gajah.
15. Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Dari berbagai penelitian diketahui tanaman keji beling mengandung zat-zat kimia antara
lain : kalium, natrium, kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi.
Kalium berfungsi melancarkan air seni serta menghancurkan batu dalam empedu, ginjal dan
kandung kemih. Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan
peningkatan volume darah. Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan darah, juga sebagai
katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh dan mempertahankan fungsi membran sel.
Sedangkan asam silikat berfungsi mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa non-polar
lainnya.
Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure
mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kalium pekat
yang terkandung dalam keji beling bisa meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur
yang terkandung dalam daun keji beling yang bersifat diuretic dapat memperlancar sekresi gula
dalam darah, menghancurkan gumpalan kholesterol dalam darah, membantu memperlancar
proses pembuangan tinja yang keras sehingga bisa berfungsi sebagai pencahar. Disamping itu
kandungan anti racun yang disinyalir terdapat dalam daun keji beling dapat menyembuhkan sakit
akibat gigitan ular berbisa atau semut hitam.
3.1.2 Prospek
Di tengah meningkatnya biaya hidup, kesehatan benar-benar terasa mahal harganya. Obat-
obat yang ada di pasaran maupun yang harus ditebus untuk me-nyembuhkan suatu penyakit
harganya semakin meningkat. Wajar saja bila saat ini pengobatan lebih banyak dialihkan pada
pengobatan alternatif. Salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada sebagai pengganti obat yang memiliki khasiat yang sama. Berbagai tanaman obat
mempunyai prospek tersendiri bergantung pada khasiat dan manfaatnya masing-masing.
Berikut ini adalah prospek dan peluang beberapa tanaman obat, yaitu sebagai berikut:
1. Remek Daging / Sambang Getih (Hemigraphis colorata)Umumnya, remek daging di tanam di pekarangan halaman rumah sebagai tanaman
penutup (Ground Cover). Namun kebanyakan orang pasti tidak mengetahui bahwa tanaman ini
termasuk tanaman obat yang khasiatnya cukup beragam. sebagai tanaman penutup atau tanaman
obat, di taman-taman sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di hutan dan di ladang pada tempat
yang terbuka atau sedikit terlindung. Tanaman ini mengandung banyak khasiat yang dapat
menyembuhakan beberapa penyakit. Sehingga prospek untuk permintaan obat tradisional dari
remek daging ini mulai di lirik masyarakat. karena semakin maraknya berbagai jenis penyakit
dan permasalahan akibat penggunaan bahan kimia menjadikan masyarakat mulai beralih
menggunakan obat tradisional dan back to nature. Hal ini mendorong budidaya tanaman remek
daging sebagai tanaman obat memiliki prospek usaha yang cerah untuk dikembangkan.
2. Cakar Ayam (Selaginella doederleinii Hieron)Tanaman Cakar Ayam memiliki nama latin Selaginella doederleinii Hieron dan termasuk
dalam famili Selaginellaceae. Tanaman ini biasanya tumbuh di tepi-tepi jurang atau di tempat-
tempat teduh berhawa dingin. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai
kepercabangannya, yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya. Tidak banyak yang
tahu bahwa tanaman yang satu ini bisa digunakan sebagai obat tradisional. Oleh karena
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kegunaan cakar ayam ini, pengembangan budidaya
masih jarang. Namun dari potensi cakar ayam yang sangat tinggi menjadikan prospek cakar
ayam ini perlu di kembangkan lebih lanjut lagi untuk di manfaatkan sebagai tanaman obat atau
herbal.
3. Daun Afrika
Umumnya, daun afrika di tanam di pekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, di
taman-taman sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di hutan dan di ladang pada tempat yang
terbuka atau sedikit terlindung. Tanaman yang berasal dari cina ini ternyata sudah sejak dulu
dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman obat yang sangat mujarab. Mereka menyebutnya Nan
Fei Shu. Ada beberapa catatan yang harus diketahui, bahwa sampai sekarang belum ditemukan
laporan dari penelitian akademis tentang Daun Afrika selatan ini. Semua keterangan tentang
khasiat Daun Afrika Selatan tersebut hanya berdasarkan kesaksian dan pengalaman. Selain itu

beberapa tulisan mengatakan, bahwa konsumsi Daun Afrika Selatan tidak dianjurkan untuk
wanita yang sedang hamil dan selama mengalami menstruasi. Apa alasannya sangat kurang
jelas. Walau demikian, kehadiran Daun Afrika Selatan di Indonesia ditanggapi sangat positiv
oleh banyak pecinca herbal. Bahkan beberapa ahli herbal berpendapat, tanaman ini bisa
membuka lembaran baru untuk kemajuan dunia herbal kita. Informasi dari pengguna yang
masuk mungkin bisa membenarkan harapan/pendapat tadi. Yang jelas, terutama untuk pederita
diabetes, banyak sekali yang cocok dengan herbal ini. Seperti kita ketahui, sampai saat ini
sangat banyak tanaman obat yang biasa dikonsumsi penderita diabetes untuk menurunkan kadar
glukosa darah. Kita sebut saja mulai dari sambiloto, brotowali, biji gambas, kunyit putih,
mahoni, biji lamtoro, mahkota dewa, sarang semut, daun sukun dan seterusnya.
Namun penderita diabetes juga mengetahui, bahwa efektifitas herbal-herbal tersebut juga
sangat bervariasi. Setidaknya kecocokan terhadap penderita/pemakai sangat berbeda-beda, yang
secara umum cukup rendah. Artinya ada yang betul-betuk cocok dengan biji buah apokat
sehingga kadar glukosanya bisa terkontrol dengan baik. Tetapi untuk penderita lainnya,”herbal
yang sama” kurang bermanfaat atau bahkan dirasanan tidak membantu sama sekali. Itulah
mungkin apa yang diharapkan oleh ahli herbal, bahwa tanaman ini bisa membuka lembaran
baru. Karena tingkat kecocokan Daun Afrika Selatan “khususnya untuk diabetes” sangat tinggi.
4. Lidah Buaya (Aloe Vera)
Komoditas lidah buaya adalah salah satu peluang investasi di sektor pertanian, khususnya
tanaman pangan hortikultura yang sangat prospek untuk dikembangkan karena permintaan pasar
terhadap komoditas tersebut semakin meningkat. Lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb.) merupakan
tanaman yang telah lama dikenal di Indonesia karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk
aneka penyakit. Belakangan tanaman ini menjadi semakin populer karena manfaatnya yang
semakin luas diketahui yakni sebagai sumber penghasil bahan baku untuk aneka produk dari
industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Pada saat ini, berbagai produk lidah buaya dapat kita
jumpai di kedai, toko, apotek, restoran, pasar swalayan, dan internet yang kesemuanya
mengisyaratkan terbukanya peluang ekonomi dari komoditi tersebut bagi perbaikan ekonomi
nasional yang terpuruk dewasa ini.
5. Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm.F)
Tanaman ekor kucing merupakan tanaman hias yang biasa tumbuh disekitar kita, selain
tanaman hias ekor kucing juga termasuk tanaman obat, bagian yang digunakan sebagai obat

merupakan buanga yang berwarna merah dan berbentuk seperti ekor kucing. Dengan warna yang
menarik akan membuat masyakat menanam tanaman tersebut disekitar rumah sebagai hiasan.
Dengan itu akan meningkatkan pengembangan tanaman tersebut sehingga memiliki prospek
yang baik kedepannya.
6. Kumis kucing ( Orthosiphon spp. )
Kumis kucing ( Orthosiphon spp. ) atau yang dikenal dengan istilah remujung (Jawa), se-
salaseyan, songkot koceng (Madura) kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah
(Sumatera) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Jenis
tanaman yang satu ini sudah banyak dikenal mengandung kasiat obat. Dewasa ini dengan
semakin maraknya berbagai jenis penyakit dan permasalahan akibat penggunaan bahan kimia,
timbul kecenderungan dalam masyarakat untuk kembali menggunakan bahan-bahan tradisional
dari alam untuk pengobatan berbagai macam jenis penyakit. Permintaan obat tradisional ini
cenderung meningkat. Hal ini mengakibatkan budidaya tanaman kumis kucing sebagai tanaman
obat memiliki prospek usaha yang cerah untuk dikembangkan.
7. Kedondong Laut / Daun Berlangkas (Polyscias fruticosum)
Daun berlangkas, daun kedondong, maupun kedondong laut (Polyscias fruticosum)
adalah tumbuhan sayur-sayuran yang dimanfaatkan sebagai lalapan. Ia berbentuk perdu,
dan daunnya menyerupai kedondong. Diperjual belikan terutama di pasar-pasar di Jawa Barat.
Penduduk mengambil daunnya dari hasil menanam di sekitar rumah mereka, dan di pergunakan
sebagai tanaman pagar. Karena daunnya indah berwarna-warni, spesies ini sering dijadikan
sebagai hiasan. Selain itu, daun, pucuk muda, dan akar dikonsumsi mentah-mentah atau dimasak
terlebih dahulu. Dahulu, di Ternate, masyarakat memasak daun berlangkas dengan ikan dan
daging sebagai campuran sayur. Tanaman daun kedondong ini termasuk jenis tanaman obat yang
memiliki banyak khasiat. Tumbuhan ini juga bernilai ekonomi, dimana sejak tahun 1970 petani
di daerah Kabupaten Sukabumi menanam daun kedondong sebagai tanaman hias yang dijual
ke Korea dan Jepang dengan harga sebatang pohon harganya 10 ribu Rupiah untuk tanaman
berumur 18 bulan. Sehingga prospek daun kedondong cukup cerah. Permintaan pasar luar negeri
terhadap daun kedondong cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun.
8. Patikim / Semanggi gunung (Hydrocotyle sibthorpioides)
Semanggi gunung adalah tumbuhan berkhasiat obat terna merayap dengan batang lunak
yang tumbuh subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh, di pinggir jalan, selokan,

lapangan rumput hingga pada 2.500 mdpl. Untuk prospek dari khasiat yang terdapat pada
tanaman patikim ini sangat menjanjikan jadi untuk produksi herbal perlu di kembangkan.
9. Iris (Iris tectorum Max)
Selain dibudidayakan sebagai tanaman obat, kandungan senyawa kimia yang dimiliki
tumbuhan yang berasal dari Jepang ini berhasil dikembangkan menjadi salah satu produk
komoditas yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Dari khasiatnya yang dapat mengobati
berbagai jenis penyakit dimanfaatkan masyarakat menjadi beragam jenis produk herbal yang
banyak dicari pasar. Kecenderungan masyarakat yang kembali memanfaatkan obat herbal
sebagai pengganti obat modern, merupakan peluang yang sangat bagus bagi masyarakat untuk
meraup untung besar dari tanaman obat tradisional.
10. Andong merah (Cordyline fructicosa (L.) A. Chev)
Andong merah merupakan produk komoditas yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Daunnya laku dijual dalam keadaan segar, dan khasiatnya yang dapat mengobati berbagai jenis
penyakit dimanfaatkan masyarakat menjadi beragam jenis produk herbal yang banyak dicari
pasar di antaranya menyejukkan darah, menghentikan pendarahan, dan menghilangkan bengkak
karena memar (antiswelling) serta sebagai tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat.
Kecenderungan masyarakat yang kembali memanfaatkan obat herbal sebagai pengganti obat
modern, merupakan peluang yang sangat bagus bagi masyarakat untuk meraup untung besar dari
tanaman obat tradisional. Karena itu bagi para pembaca yang daerahnya memiliki potensi
tanaman obat herbal cukup banyak seperti tanaman andong merah tidak ada salahnya bila Anda
mencoba membudidayakan dan mengolahnya sebagai produk baru yang cukup dibutuhkan pasar.
11. Daruju (Acanthus ilicifolius L.)
Tanaman dengan nama latin (Acanthus ilicifolius Linn), tanaman daruju terutama
akarnya memiliki kandungan kimia antara lain Flavone dan asam amino. Secara farmakologi
Cina dan pengobatan tradisional tanaman ini memiliki sifat rasa pahit, dingin, dan berfungsi
sebagai expectorant, serta anti radang (antiphlogistik) ternasuk radang hati (hepatitis). Kasus
nyata tentang kesembuhan radang hati, terutama hepatitis B dialami oleh Ibu Kuntum Zahro
Wardati (51th). Beliau awalnya mengalami mengalami perut buncit, badan lemas, dan kaki
sering kram, setelah diperiksa dokter ternyata terkena Hipatitis B. Tapi setelah mengkonsumsi 4
botol kapsul akar daruju dapat sembuh total. Dari contoh kasus yang di alami pasien dalam
menkonsumsi obat herbal dari tanaman daruju ini. Mengembalikan persepsi masyarakat atas

kecenderungan masyarakat yang kembali memanfaatkan obat herbal sebagai pengganti obat
modern, merupakan peluang yang sangat bagus bagi masyarakat untuk meraup untung besar dari
tanaman obat tradisional. Karena itu untuk daerah yang memiliki potensi tanaman obat herbal
cukup banyak seperti tanaman andong merah tidak ada salahnya ingin mencoba
membudidayakan dan mengolah daruju sebagai produk baru yang cukup dibutuhkan pasar.
12. Daun Ungu / Daun Wungu (Graptophyllum pictum)
Daun ungu merupakan tanaman yang biasa di tanam sebagai tumbuhan pagar dan
tumbuhan hias, dan memiliki variasi warna dauan berwarna merah. Dengan warna yang menarik
itu banyak orang menanam disekitar lingkungan kita karena selain tanaman hias dapat pula
digunakan sebagai tanaman obat. Dengan meningkatnya kesadaran masayarakat untuk kembali
menggunkan bahan bahan yang bersal dari alam terutama obat yang tidak memiliki efek samping
seperti obat dari bahan kimia sehingga membuat kebutuhan tanaman akan meningkat dengan ini
akan meningkatkan budidya tanaman tersebut.
13. Kecubung hutan (Brugmansia suaveolens)
Kecubung hutan merupakan tanaman yang memiliki bunga seperti terompet. Dan
merupakan tanaman yang memiliki adaptasi tinggi karena merupakan satu satunya jenis
kecubung yang dapat hidup pada dataran rendah dengan iklim yang panas. Dengan kemampuan
ini tanaman menarik untuk dikembangkan karena memiliki manfaat sebagai tanman obat.
Dimana tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati asma, memar, batuk, dan pilek Kulit
pohonnya dapat diolah untuk mengobati patah tulang dan keseleo pada pergelangan kaki. Dan
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan obat herbal maka secara
langsung membutuhkan bahan baku herbal, sehingga tanaman ini perlu dikembangkan untuk
mendukung bahan baku obat herbal.
14. Ceraka Merah / Akar Binasa (Plumbago indica)Caraka merah merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sebab akar
tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang memiliki banyak manfaat. Itu
terbukti banyak dijual bibit tanaman caraka merah dengan harga yang cukup mahal. Tanaman ini
memiliki bungan berwarna merah yang menaraik. Akar tanaman ini akan diolah menjadi obat
herbal yang dapat mengobati pencegahan kelumpuhan, sakit gigi, sakit kepala, dan encok.
Sehingga tanaman ini banyak dikembangkan.

15. Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
Tanaman keji beling merupakan salah satu komoditi binaan Direktorat Tanaman Rempah
dan Penyegar, yang skala pengusahaannya masih terbatas pada lahan sempit dan sebagai
tanaman sampingan. Menurut data statistik dari BPS tahun 2010 (Statistik Biofarmaka
Indonesia 2010), tanaman Keji Beling hingga saat ini telah mencapai luas 361.214 m2, dengan
produksi mencapai 1.139.223 kg, dengan laju pertumbuhan tiap tahunnya rata – rata mencapai
6.24 %. Potensi Keji Beling sangat besar, walaupun belum optimal pertumbuhannya maupun
pengusahaannya. Keji Beling umumnya hanya diusahakan sebagai tanaman sampingan,
sehingga produksi yang dihasilkan pun belum maksimal.
Keji beling bisa tumbuh optimal pada iklim tropis bersuhu 20 – 25 0C dengan lahan yang
subur. Budidaya dapat dilakukan di lahan maupun pot. Untuk skala besar atau bisnis, sebaiknya
di tanam di lahan produksi. Namun hingga saat ini skala penanaman hanya dilakukan di lingkup
lahan kecil saja, karena dianggap sebagai tanaman yang kurang menguntungkan. Padahal
industri tanaman obat dan jamu sebagai industri terbesar di Indonesia, sangat membutuhkan
pasokan bahan baku Keji Beling. Salah satu cara untuk memenuhi pasokan Keji Beling adalah
dengan meningkatkan frekuensi panen dan perbaikan sistem budidayanya dengan perbanyakan
benih yang tepat. Perbanyakan benih yang tepat serta proses penanaman yang benar akan
membuat tanaman Keji Beling tumbuh baik dan berproduksi optimal. Dengan penggunaan
teknik perbanyakan benih secara vegetatif tentunya akan memperbesar produksi Keji Beling,
sehingga mampu mendongkrak potensi tanaman Keji Beling untuk bersaing dalam industri obat
dan jamu Indonesia.
3.2 Pembuatan Instan
a. Cara Pembuatan Temu lawak Instan
Peralatan :
Panci stainlees
Blender
Pisau dan talenan/tatakan
Gelas Ukur
Ayakan / saringan
Pengaduk kayu
Kompor

Bahan
½ KG temulawak
1lbr daun pandan wangi
1kg gula pasir
800cc air
b. Cara Membuat Sari Temulawak:
1. Temu lawak dirajang lebih kecil
2. Temu lawak diblender ditambah sedikit air
3. Lalu diperas, maka jadi sari temu lawak lalu diambil 1 liter
c. Cara Membuat Temulawak Instan
Sari temulawak di panasi (hangat-hangat kuku) kemudian ditambahkan gula pasir, aduk
sampai larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan
yang telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus
sampai menjadi kristal/granul dengan api sedang. Proses ini membutuhkan waktu ± 30 menit.
Hal yang perlu di perhatikan yaitu temulawak memiliki pati, jadi sari temulawak yang sudah
dibuat untuk diendapkan terlebih dahulu dan patinya dibuang.
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Banyak tanaman obat yang ada di sekitar kita yang ternyata sering kita jumpai namun
kita tidak mengetahui akan manfaatnya bahkan menganggapnya hanya sebagai tanaman liar
saja. adapun beberapa tanaman obat yaitu andong merah, sirih merah, kumis kucing, gembor
batu, kelengkeng, jati belanda dan lain-lain. Disamping untuk tanaman obat, ada beberapa
tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena keindahan warna dan daunnya,
misalnya saja andong merah dan kumisn kucing.Tanaman obat sudah banyak di konsumsi oleh
masyarakat karena manfaatnya untuk kesehatan dan tidak mempunyai efek samping, disamping
itu naiknya obat bahan kimia.
4.2 Saran
Perlu diadakan perkenalan terhadap tanaman obat baru, sehingga masyarakat luas dapat
mengetahui manfaatnya dan tidak menganggap sebagai tanaman liar yang tidak ada gunanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Prospek Budidaya Kumis Kucing. http://binaukm.com/. Diakses pada tanggal
26 April 2015
Anonymous. 2012. http://www.plantamor.com/index.php?plant=645. Diakses pada tanggal 26
April 2015
Anonymous. 2012. Khasiat Jitu Tanaman Remek Daging.http://www.jitunews/. Diakses pada
tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2011 https://posdaya34umsida.wordpress.com/artikel/. Diakses pada tanggal 26
April 2015
Anonymous. 2014. Manfaat Daun Afrika Selatan. http://laptopez12.blogspot.com/. Diakses pada
tanggal 26 April 2015
Anonymous, 2014. Manfaat Bunga Ekor Kucing. http://manfaatbuahdaun.blogspot.com/.Diakses
pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2013. Obat Tradisional Peluruh Air Seni. http://obat-net.blogspot.com/. Diakses
pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2012. Khasiat Tanaman Semanggi Gunung. http://www.smallcrab.com/. Diakses
pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2014. Manfaat Tanaman Iris. http://www.khasiattumbuhan.com/. Diakses pada
tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2012.Tanaman Obat Daruju Acanthus. http://tanamanherbalobat.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2013. Manfaat Handeuleum Dan Semua Khasiat. http://herbal-obat.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2011. http://alamendah.org/2011/03/19/kecubung-punya-khasiat-obat-bisa-jadi-
racun/ . Diakses pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2014. http://manfaatbuahdaun.blogspot.com/2014/02/manfaat-bunga-ekor-
kucing.html /. Diakses pada tanggal 26 April 2015
Anonymous. 2012. http://www.plantamor.com/index.php?plant=12/. Diakses pada tanggal 26
April 2015

Anonymous. 2015. http://novehasanah.blogspot.com/2015/03/khasiat-dan-manfaat-tanaman-
andong-merah.html /. Diakses pada tanggal 26 April 2015
Anonymous, 2012. Daun Afrika Selatan untuk Diabetes. http://www.naturindonesia.com/.
Diakses pada tanggal 26 April 2015
Budi., SRYAM., pasupati. 2013. Manfaat Keji Beling dan Segala Khasiat Daun Keji Beling.
Diakses pada tanggal 26 April 2015
Dalimartha, S, 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya, Jakarta.
Furnawathi, Irni. 2001. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Depok; Agromedia Pustaka.
Lin., Skaltsounis., Seguin., Tillequin., & Koch, 1994, Phenolic Constituents of Selaginella
doederleinii, Planta Medica, 60(2), 168-170.
Sulkani, 2013. Mendongkrak Potensi Keji Beling dengan Perbanyakan Vegetatif. Diakses pada
tanggal 26 April 2015