korosi penyebab kapal tenggelam
-
Upload
lakibbal-nicky-nikmatullah -
Category
Documents
-
view
494 -
download
17
description
Transcript of korosi penyebab kapal tenggelam
Pendahuluan
Kecelakaan kapal masih sangat sering terjadi meski aturan-aturan tentang
keselamatan kapal selalu diperbaharui. Penyebab-penyebab kecelakaan kapal pun
umumnya disebabkan oleh hal-hal yang sama dari waktu ke waktu. Dari sebagian besar
kecelakaan, kebakaran dan tabrakan kapal merupakan salah satu kecelakaan yang sangat
sering terjadi dan umumnya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu terjadi tabrakan antara kapal KMP. Bahuga
Jaya dengan kapal tanker Northgas Cathinka di perairan Selat Sunda yang menimbulkan
korban jiwa. Setelah tabrakan terjadi, struktur badan kapal KMP. Bahuga Jaya pada bagian
bawah anjungan hancur, sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran yang menyebabkan
tenggelamnya kapal. Sedangkan kapal tanker Northgas Cathinka mengalami robek pada
bagian sisi haluan.
Kejadian ini
Korosi
Korosi yaitu peristiwa perusakan atau degradasi material logam akibat berekasi
secara kimia dengan lingkungan. Pada dasarnya korosi tidak bisa dicegah secara
menyeluruh, tapi masih memungkinkan untuk mengurangi laju korosi dan akibat yang bisa
ditimbulkan oleh korosi. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi
merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada
peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh
serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Gambar 2. Korosi pada Material Besi
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan /
reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku
sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub
positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga
terjadilah peristiwa korosi.
Pencegahan Korosi
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah korosi pada besi,
diantaranya adalah (Wikipedia):
Pengecatan. Cara pencegahan korosi dengan di cat biasa digunakan, contohnya untuk
pengecatan jembatan, pagar, dan railing. Cat dapat menghindarkan besi kontak dengan
udara dan air. Untuk pengecatan lebih baik menggunakan cat yang mengandung timbel
dan zink (seng), karena timbel dan zink (seng) melindungi besi terhadap korosi.
Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Untuk berbagai perkakas dan mesin bisa
dilindungi dengan menggunakan oli atau gemuk, karena oli atau gemuk dapat
mencegah kontak dengan air.
Pembalutan dengan Plastik. Plastik juga bisa mencegah korosi, karena plastik
mencegah kontak dengan udara dan air. Contoh barang yang menggunakan plastik
sebagai perlindungan dari korosi, misalnya rak piring dan keranjang sepeda, dll.
Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi
besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak,
misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu
terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi
yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink,
maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi
sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan
karat.
Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan
untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.
Korosi pada Lambung Kapal
Korosi kapal baja mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai kapal,
sehingga dapat mengurangi jaminan keselamatan muatan barang dan penumpang kapal.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat korosi air laut maka diperlukan suatu
perlindungan korosi pada plat kapal. korosi kapal dapat di tanggulangi dengan berbagai
cara antara lain dengan menggunakan anoda korban kapal dan cat kapal. Kapal baja
merupakan kapal dengan seluruh bangunan terbuat dari baja paduan dengan komposisi
kimia sesuai standar untuk konstruksi kapal yang dikeluarkan oleh biro klasifikasi kapal
(Standards:ABS, BKI, DNV, RINA, GL, LR, BV, , NK, KR, CCS and etc) dengan klas
baja : A, B, C, D dan E (Pelayaran.net).
Gambar 3. Korosi yang terjadi pada Lambung Kapal
(Grade: A, B, D, E, AH32-AH40, DH32-DH40 ,A32 ,A36 ,D32, D36 and etc)
dengan tebal: 8 mm s/d 100 mm, lebar : 1500 mm s/d 2700 mm, panjang : 6 m s/d 13 m.
Baja untuk konstruksi kapal pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu baja
konstruksi kapal biasa, baja konstruksi kapal dengan tegangan tinggi, dan baja tempa. Baja
untuk konstruksi kapal mempunyai sifat mekanis yang sudah mendapat persetujuan dari
BKI.
Brikut adalah sifat mekanis plat baja kapal menurut BKI tahun 2006,
No Jenis Baja
Kekuatan
Tarik
(Kg/mm2)
Tegangan
Luluh
(Kg/mm2)
Regangan
Patah
(%)
Keterangan
1 Baja Kapal biasa 41 - 50 ≥ 24 ≥ 22Bagian Kapal yang
mendapat tekanan kecil
2 Baja Tegangan
Tinggi
1. 48-60
2. 50 – 63
≥ 32
Min. ≥ 36
≥ 22 Bagian kapal yang
mendapat tekanan
tinggi
3 Baja Tempa Min. 41 - -Poros, kopling engkol,
linggi
Pemakaian pelat baja untuk bangunan kapal memiliki resiko kerusakan yang
tinggi, terutama terjadinya korosi pada pelat baja yang merupakan proses elektrokimia,
akibat lingkungan air laut yang memiliki resistivitas sangat rendah + 25 Ohm-cm,jika
dibandingkan dengan air tawar + 4.000 Ohm-cm, (Caridis, 1995) dan sesuai dengan posisi
pelat pada lambung kapal.
Posisi pelat baja lambung kapal terbagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Selalu tercelup air yaitu pelat lajur alas, pelat lajur bilga, dan pelat lajur sisi sampai
sarat minimal.
2. Keluar masuk air yaitu pelat lajur sisi kapal dari sarat air minimal sampai sarat air
maksimal
3. Tidak tercelup air yaitu pelat lajur sisi mulai dari sarat maksimal sampai dek utama
kapal
Korosi kapal baja dapat dibedakan menjadi menjadi 5 jenis yaitu korosi merata,
pelobangan, korosi tegangan, korosi erosi dan korosi celah.
Korosi Merata atau uniform corrosion adalah seluruh permukaan pelat terserang
korosi biasanya pada bagian pelat yang berada diatas garis air.
Korosi Pelobangan (pitting corrosion), pada permukaan pelat terjadi lobang yang
semakin lama akan bertambah dalam dan akhirnya dapat menembus pelat kapal.
Korosi Tegangan (stress corrosion), korosi pada bagian pelat yang memikul beban
besar.
Korosi Erosi (erosion corrosion), korosi yang terjadi pada material yang menerima
tumbukan partikel cairan yang mengalir dengan kecepatan tinggi.
Korosi Celah (crevice corrosion), korosi yang terjadi pada celah, daerah jepitan,
sambungan dan daerah yang ditutupi binatang dan tumbuhan kecil.
Korosi kapal baja ini dapat dikurangi seminimum mungkin sehingga nilai laju
korosi kapal baja semakin kecil, korosi tidak dapat di hentikan 100% karena kapal baja
sama halnya dengan manusia walau kita sangat jago menjaga kesehatan ujung-ujung is
dead juga. begitu juga dengan korosi kapal baja kita hanya dapat menekan nilai laju korosi
seminimum mungkin sehingga umur kapal dapat sesuai dengan rencana awal agar dapat
menekan nilai kerugian yang diakibatkan oleh korosi kapal baja.
Aturan (Rules) tentang Korosi pada Kapal
a. SOLAS
Pada Part A-1 Regulation 3-3, Solas memberikan sedikit aturan tentang
pencegahan korosi pada tangki ballast, yang berbunyi: semua tangki ballast air laut harus
dilengkapi dengan sistem pencegahan korosi yang efisien, seperti protective coating atau
sejenisnya.
b. MenHub
Melalui KepMen No. 66 Tahun 2005, pemerintah Republik Indonesia
memberikan aturan tentang pengoperasian kapal tangki minyak lambung tunggal (single
hull) pada pasal 3 ayat (2); Kapal tangki minyak lambung tunggal (single Hull) berbendera
Indonesia yang berlayar di dalam negeri yang berumur 20 (dua puluh) tahun atau lebih,
masih boleh beroperasi dan tidak diberlakukan ketentuan 13F, 13G dan 13H Annex I dari
Konvensi Internasional MARPOL 73/78, namun wajib memenuhi program Penilaian
Kondisi Kapal (Condition Assessment Scheme/CAS).
Pasal 4 ayat (2), Kapal tangki minyak lambung tunggal (single hull) berbendera
asing yang akan diganti berbendera Indonesia atau disewabeli atau dicharter dan
dioperasikan di dalam negeri, umur kapal tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun sejak
penyerahan kapal.
Aturan-aturan ini diberlakukan dengan harapan dapat mengurangi resiko kapal
tenggelam akibat faktor usia/korosi pada kapal.
c. BKI
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) selaku organisasi yang diberi mandat untuk
memeriksa dan mensertifikasi kapal-kapal berbendera Indonesia atau yang berlayar di
perairan Indonesia membuat satu aturan khusus tentang tindak pencegahan korosi pada
kapal. Melalui Regulations for the Corrosion Protection and Coating Systems Edisi 2004,
membahas tentang desain struktur, material, coatings, metallic coating on steel,
antifouling, sertifikasi coating work, cathodic corrosion protection serta standar.
Pembahasan
Korosi pada dasarnya bersifat alamiah, korosi menyerang material-material yang
terbuat dari besi. Pada kapal yang beroperasi di air laut, kemungkinan terjadinya korosi
pada material kapal sangat besar, seperti diketahui bahwa air laut dapat mempercepat
proses korosi.
Dari segi keselamatan kapal dan muatannya dalam pelayaran, memang korosi
bukanlah penyebab awal terjadinya musibah pada kapal, tetapi dengan besarnya tingkat
korosi pada suatu kapal maka akan semakin menambah kemungkinan tidak selamatnya
kapal tersebut jika mengalami gangguan-gangguan dalam pelayaran, seperti tabrakan,
kandas, fatigue dan lain-lain.
Berbagai langkah dan metode telah dilakukan untuk mengurangi laju korosi pada
kapal, salah satunya dengan perkembangan teknologi cat sebagai pelindung material kapal.
Tetapi penggunaan cat yang tidak mengikuti aturan-aturan yang berlaku justru akan
berdampak buruk terhadap lingkungan. Pada tahun 1980an IMO menegaskan bahwa
penggunaan cat berbahan dasar TBT (Trybutylin) memberikan efek cacat pada tiram
sehingga sehingga dimulailah pelarangan penggunaan anti-fouling berbahan TBT pada
tahun 1990an untuk kapal kecil dan larangan penggunaan TBT secara keseluruhan pada
tahun 2008.
Kesimpulan
- Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa di Indonesia, masih ada kapal
yang beroperasi meski telah melewati usia kerja dari kapal tersebut.
- Jika kapal-kapal di Indonesia berpedoman pada aturan-aturan yang dikeluarkan
oleh IMO, MenHub, serta BKI, resiko kegagalan konstruksi yang bisa
menyebabkan tenggelamnya kapal dapat diminimalisir.
Daftar Pustaka
Biro Klasifikasi Indonesia, 2004, Regulation for the Corrosion Protection and Coating Systems, Jakarta.
International Maritime Organization (IMO), 2002, Focus on IMO – Anti-Fouling Systems, London, United Kingdom.
http://lampung.tribunnews.com/m/index.php/2012/09/26/usia-kapal-bahuga-40-tahun
http://id.wikipedia.org/wiki/Besi
http://pelayaran.net/tag/korosi-pada-kapal