korosi penyebab kapal tenggelam

11
Pendahuluan Kecelakaan kapal masih sangat sering terjadi meski aturan-aturan tentang keselamatan kapal selalu diperbaharui. Penyebab-penyebab kecelakaan kapal pun umumnya disebabkan oleh hal-hal yang sama dari waktu ke waktu. Dari sebagian besar kecelakaan, kebakaran dan tabrakan kapal merupakan salah satu kecelakaan yang sangat sering terjadi dan umumnya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu terjadi tabrakan antara kapal KMP. Bahuga Jaya dengan kapal tanker Northgas Cathinka di perairan Selat Sunda yang menimbulkan korban jiwa. Setelah tabrakan terjadi, struktur badan kapal KMP. Bahuga Jaya pada bagian bawah anjungan hancur, sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran yang menyebabkan tenggelamnya kapal. Sedangkan kapal tanker Northgas Cathinka mengalami robek pada bagian sisi haluan. Kejadian ini Korosi Korosi yaitu peristiwa perusakan atau degradasi material logam akibat berekasi secara kimia dengan lingkungan. Pada dasarnya korosi tidak bisa dicegah secara menyeluruh, tapi masih memungkinkan untuk mengurangi laju korosi dan akibat yang bisa ditimbulkan oleh korosi. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan

description

korosi

Transcript of korosi penyebab kapal tenggelam

Page 1: korosi penyebab kapal tenggelam

Pendahuluan

Kecelakaan kapal masih sangat sering terjadi meski aturan-aturan tentang

keselamatan kapal selalu diperbaharui. Penyebab-penyebab kecelakaan kapal pun

umumnya disebabkan oleh hal-hal yang sama dari waktu ke waktu. Dari sebagian besar

kecelakaan, kebakaran dan tabrakan kapal merupakan salah satu kecelakaan yang sangat

sering terjadi dan umumnya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu terjadi tabrakan antara kapal KMP. Bahuga

Jaya dengan kapal tanker Northgas Cathinka di perairan Selat Sunda yang menimbulkan

korban jiwa. Setelah tabrakan terjadi, struktur badan kapal KMP. Bahuga Jaya pada bagian

bawah anjungan hancur, sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran yang menyebabkan

tenggelamnya kapal. Sedangkan kapal tanker Northgas Cathinka mengalami robek pada

bagian sisi haluan.

Kejadian ini

Korosi

Korosi yaitu peristiwa perusakan atau degradasi material logam akibat berekasi

secara kimia dengan lingkungan. Pada dasarnya korosi tidak bisa dicegah secara

menyeluruh, tapi masih memungkinkan untuk mengurangi laju korosi dan akibat yang bisa

ditimbulkan oleh korosi. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi

merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada

peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh

serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama

kelamaan besi akan habis menjadi karat.

Page 2: korosi penyebab kapal tenggelam

Gambar 2. Korosi pada Material Besi

Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan /

reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku

sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub

positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga

terjadilah peristiwa korosi.

Pencegahan Korosi

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah korosi pada besi,

diantaranya adalah (Wikipedia):

Pengecatan. Cara pencegahan korosi dengan di cat biasa digunakan, contohnya untuk

pengecatan jembatan, pagar, dan railing. Cat dapat menghindarkan besi kontak dengan

udara dan air. Untuk pengecatan lebih baik menggunakan cat yang mengandung timbel

dan zink (seng), karena timbel dan zink (seng) melindungi besi terhadap korosi.

Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Untuk berbagai perkakas dan mesin bisa

dilindungi dengan menggunakan oli atau gemuk, karena oli atau gemuk dapat

mencegah kontak dengan air.

Pembalutan dengan Plastik. Plastik juga bisa mencegah korosi, karena plastik

mencegah kontak dengan udara dan air. Contoh barang yang menggunakan plastik

sebagai perlindungan dari korosi, misalnya rak piring dan keranjang sepeda, dll.

Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang

dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.

Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi

besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak,

misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu

terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi

yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi

sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini

justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.

Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain

dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi

sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut

Page 3: korosi penyebab kapal tenggelam

perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink,

maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi

sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi

(berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan

karat.

Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi

dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk

bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,

kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.

Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih

aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan

dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan

untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara

periodik, batang magnesium harus diganti.

Korosi pada Lambung Kapal

Korosi kapal baja mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai kapal,

sehingga dapat mengurangi jaminan keselamatan muatan barang dan penumpang kapal.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat korosi air laut maka diperlukan suatu

perlindungan korosi pada plat kapal. korosi kapal dapat di tanggulangi dengan berbagai

cara antara lain dengan menggunakan anoda korban kapal dan cat kapal. Kapal baja

merupakan kapal dengan seluruh bangunan terbuat dari baja paduan dengan komposisi

kimia sesuai standar untuk konstruksi kapal yang dikeluarkan oleh biro klasifikasi kapal

(Standards:ABS, BKI, DNV, RINA, GL, LR, BV, , NK, KR, CCS and etc) dengan klas

baja : A, B, C, D dan E (Pelayaran.net).

Page 4: korosi penyebab kapal tenggelam

Gambar 3. Korosi yang terjadi pada Lambung Kapal

(Grade: A, B, D, E, AH32-AH40, DH32-DH40 ,A32 ,A36 ,D32, D36 and etc)

dengan tebal: 8 mm s/d 100 mm, lebar : 1500 mm s/d 2700 mm, panjang : 6 m s/d 13 m.

Baja untuk konstruksi kapal pada umumnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu baja

konstruksi kapal biasa, baja konstruksi kapal dengan tegangan tinggi, dan baja tempa. Baja

untuk konstruksi kapal mempunyai sifat mekanis yang sudah mendapat persetujuan dari

BKI.

Brikut adalah sifat mekanis plat baja kapal menurut BKI tahun 2006,

No Jenis Baja

Kekuatan

Tarik

(Kg/mm2)

Tegangan

Luluh

(Kg/mm2)

Regangan

Patah

(%)

Keterangan

1 Baja Kapal biasa 41 - 50 ≥ 24 ≥ 22Bagian Kapal yang

mendapat tekanan kecil

2 Baja Tegangan

Tinggi

1. 48-60

2. 50 – 63

≥ 32

Min. ≥ 36

≥ 22 Bagian kapal yang

mendapat tekanan

Page 5: korosi penyebab kapal tenggelam

tinggi

3 Baja Tempa Min. 41 - -Poros, kopling engkol,

linggi

Pemakaian pelat baja untuk bangunan kapal memiliki resiko kerusakan yang

tinggi, terutama terjadinya korosi pada pelat baja yang merupakan proses elektrokimia,

akibat lingkungan air laut yang memiliki resistivitas sangat rendah + 25 Ohm-cm,jika

dibandingkan dengan air tawar + 4.000 Ohm-cm, (Caridis, 1995) dan sesuai dengan posisi

pelat pada lambung kapal.

Posisi pelat baja lambung kapal terbagi dalam tiga bagian yaitu:

1. Selalu tercelup air yaitu pelat lajur alas, pelat lajur bilga, dan pelat lajur sisi sampai

sarat minimal.

2. Keluar masuk air yaitu pelat lajur sisi kapal dari sarat air minimal sampai sarat air

maksimal

3. Tidak tercelup air yaitu pelat lajur sisi mulai dari sarat maksimal sampai dek utama

kapal

Korosi kapal baja dapat dibedakan menjadi menjadi 5 jenis yaitu korosi merata,

pelobangan, korosi tegangan, korosi erosi dan korosi celah.

Korosi Merata atau uniform corrosion adalah seluruh permukaan pelat terserang

korosi biasanya pada bagian pelat yang berada diatas garis air.

Korosi Pelobangan (pitting corrosion), pada permukaan pelat terjadi lobang yang

semakin lama akan bertambah dalam dan akhirnya dapat menembus pelat kapal.

Korosi Tegangan (stress corrosion), korosi pada bagian pelat yang memikul beban

besar.

Korosi Erosi (erosion corrosion), korosi yang terjadi pada material yang menerima

tumbukan partikel cairan yang mengalir dengan kecepatan tinggi.

Korosi Celah (crevice corrosion), korosi yang terjadi pada celah, daerah jepitan,

sambungan dan daerah yang ditutupi binatang dan tumbuhan kecil.

Page 6: korosi penyebab kapal tenggelam

Korosi kapal baja ini dapat dikurangi seminimum mungkin sehingga nilai laju

korosi kapal baja semakin kecil, korosi tidak dapat di hentikan 100% karena kapal baja

sama halnya dengan manusia walau kita sangat jago menjaga kesehatan ujung-ujung is

dead juga. begitu juga dengan korosi kapal baja kita hanya dapat menekan nilai laju korosi

seminimum mungkin sehingga umur kapal dapat sesuai dengan rencana awal agar dapat

menekan nilai kerugian yang diakibatkan oleh korosi kapal baja.

Aturan (Rules) tentang Korosi pada Kapal

a. SOLAS

Pada Part A-1 Regulation 3-3, Solas memberikan sedikit aturan tentang

pencegahan korosi pada tangki ballast, yang berbunyi: semua tangki ballast air laut harus

dilengkapi dengan sistem pencegahan korosi yang efisien, seperti protective coating atau

sejenisnya.

b. MenHub

Melalui KepMen No. 66 Tahun 2005, pemerintah Republik Indonesia

memberikan aturan tentang pengoperasian kapal tangki minyak lambung tunggal (single

hull) pada pasal 3 ayat (2); Kapal tangki minyak lambung tunggal (single Hull) berbendera

Indonesia yang berlayar di dalam negeri yang berumur 20 (dua puluh) tahun atau lebih,

masih boleh beroperasi dan tidak diberlakukan ketentuan 13F, 13G dan 13H Annex I dari

Konvensi Internasional MARPOL 73/78, namun wajib memenuhi program Penilaian

Kondisi Kapal (Condition Assessment Scheme/CAS).

Pasal 4 ayat (2), Kapal tangki minyak lambung tunggal (single hull) berbendera

asing yang akan diganti berbendera Indonesia atau disewabeli atau dicharter dan

dioperasikan di dalam negeri, umur kapal tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun sejak

penyerahan kapal.

Aturan-aturan ini diberlakukan dengan harapan dapat mengurangi resiko kapal

tenggelam akibat faktor usia/korosi pada kapal.

c. BKI

Page 7: korosi penyebab kapal tenggelam

Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) selaku organisasi yang diberi mandat untuk

memeriksa dan mensertifikasi kapal-kapal berbendera Indonesia atau yang berlayar di

perairan Indonesia membuat satu aturan khusus tentang tindak pencegahan korosi pada

kapal. Melalui Regulations for the Corrosion Protection and Coating Systems Edisi 2004,

membahas tentang desain struktur, material, coatings, metallic coating on steel,

antifouling, sertifikasi coating work, cathodic corrosion protection serta standar.

Pembahasan

Korosi pada dasarnya bersifat alamiah, korosi menyerang material-material yang

terbuat dari besi. Pada kapal yang beroperasi di air laut, kemungkinan terjadinya korosi

pada material kapal sangat besar, seperti diketahui bahwa air laut dapat mempercepat

proses korosi.

Dari segi keselamatan kapal dan muatannya dalam pelayaran, memang korosi

bukanlah penyebab awal terjadinya musibah pada kapal, tetapi dengan besarnya tingkat

korosi pada suatu kapal maka akan semakin menambah kemungkinan tidak selamatnya

kapal tersebut jika mengalami gangguan-gangguan dalam pelayaran, seperti tabrakan,

kandas, fatigue dan lain-lain.

Berbagai langkah dan metode telah dilakukan untuk mengurangi laju korosi pada

kapal, salah satunya dengan perkembangan teknologi cat sebagai pelindung material kapal.

Tetapi penggunaan cat yang tidak mengikuti aturan-aturan yang berlaku justru akan

berdampak buruk terhadap lingkungan. Pada tahun 1980an IMO menegaskan bahwa

penggunaan cat berbahan dasar TBT (Trybutylin) memberikan efek cacat pada tiram

sehingga sehingga dimulailah pelarangan penggunaan anti-fouling berbahan TBT pada

tahun 1990an untuk kapal kecil dan larangan penggunaan TBT secara keseluruhan pada

tahun 2008.

Kesimpulan

Page 8: korosi penyebab kapal tenggelam

- Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa di Indonesia, masih ada kapal

yang beroperasi meski telah melewati usia kerja dari kapal tersebut.

- Jika kapal-kapal di Indonesia berpedoman pada aturan-aturan yang dikeluarkan

oleh IMO, MenHub, serta BKI, resiko kegagalan konstruksi yang bisa

menyebabkan tenggelamnya kapal dapat diminimalisir.

Daftar Pustaka

Biro Klasifikasi Indonesia, 2004, Regulation for the Corrosion Protection and Coating Systems, Jakarta.

International Maritime Organization (IMO), 2002, Focus on IMO – Anti-Fouling Systems, London, United Kingdom.

http://lampung.tribunnews.com/m/index.php/2012/09/26/usia-kapal-bahuga-40-tahun

http://id.wikipedia.org/wiki/Besi

http://pelayaran.net/tag/korosi-pada-kapal