UGD Tenggelam

44
TENGGELAM, LUKA BAKAR, KERACUNAN PADA BAYI DAN BALITA

Transcript of UGD Tenggelam

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 1/44

TENGGELAM, LUKA BAKAR, KERACUNAN PADA BAYI DAN BALITA

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 2/44

BAB I

PENDAHULUAN 

A.  LATAR BELAKANG

Kasus tenggelam merupakan kasus yang sering terjadi pada wilayah perairan

seperti di Indonesia, terutama daerah sungai atau pantai. Perlu diketahui adanya

perbedaan media air sebagai sumber persoalan; air asin atau air tawar. Tetapi pada

prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin mengangkat

korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Tenggelam merupakan penyebab

kematian yang masih dapat dicegah. Keberhasilan menolong korban yang tenggelam

tergantung dari lama dan beratnya derajat hipoksia. Kegawatan pada korban

tenggelam adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya

cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan

fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ ditolong korban tenggelam maka semakin

lebih baik dan mudah untuk penanganan selanjutnya.

Kematian pada anak   –  anak akibat keracunan relative tidak sering

dikebanyakan Negara berkembang. Di UK terdapat sekitar 30 kematian pertahun.

Sekitar 12.000 anak-anak dibawa ke RS setiap tahunnya karena menelan racun dan

40.000 datang ke A & E departemen. Yang tersering pada usia < 5 tahun. Produk 

kedokteran sebagai salah satu penyebab keracunan pada anak   –  anak seperti

antihistamain. Produk rumah tangga dapat juga menimbulkan keracunan pada anak-

anak. Luka yang serius disebabkan oleh zat-zat alkalis yang bersifat korosif.

Luka bakar merupakan bahaya yang potensial terjadi di setiap rumah tangga; banyak 

laporan menunjukkan, luka bakar oleh karena air panas/cairan panas adalah jenis

yang paling sering terjadi pada anak. Bayi dan anak kecil lebih rentan terkena sebab

rasa ingin tahu yang besar serta kulit mereka yang sangat sensitif. Luka bakar yang

kecil biasanya dapat ditangani dengan aman di rumah, tapi luka bakar yang cukup

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 3/44

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 4/44

C.  LUKA BAKAR

1.  PENGERTIAN

2.  ETIOLOGI

3.  PATOFISIOLOGI

4.  KLASIFIKASI

5.  PEMERIKSAAN LABORATORIUM

6.  PENCEGAHAN

7.  KOMPLIKASI

8.  PENATALAKSANAAN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 5/44

BAB II

KONSEP DASAR

A.  TENGGELAM

1.  PENGERTIAN

Di dalam pengertian tenggelam dikenal 3 istilah, yakni :

a.  “Drowning” : masuknya cairan yangg cukup banyak ke dalam saluran

pernapasan / paru.

b.  “Submersion” : kepala masuk ke dalam air.

c.  “Immersion” : seluruh tubuh masuk ke dalam air.

Titik berat pembicaraan ini adalah tenggelam dalam artian “drowning”,

mengingat bahwa kedua keadaan lainnya akan mengakibatkan “drowning” juga.

(Purnawan Junadi : 1982)

2.  ETIOLOGI

Penyebab tenggelam yang sering terjadi yaitu:

a.  Kurangnya pengawasan orang tua

b.  Kurangnya pengawasan dari petugas keamanan di kolam renang

3.  PATOFISIOLOGI

Di dalam prosees tenggelam ditemukan dua unsur :

a.  Tubuh kontak lama dengan air (terutama bagi immersionn), akan

mengakibatkan tanda-tanda : basah, kutis anserina, “women washer‟s hand”.

Tanpa adanya inhalasi air yang banyak, kematian dapat terjadi melalui asfiksi

akibat spasme laring dan kedinginan yang sangat, terutama di daerah

nontropis.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 6/44

b.  Inhalasi air (drowning) : menyebabkan asfiksia yang relatif karena air

merupakan sumbatan yang masih bisa bergerak keluar masuk (bila sedikit),

kecuali bila ada benda asing padat yang menyumbat total. Kematian dapat

terjadi melalui : asfiksia atau fibrilasi jantung (pada tenggelam di air tawar)

atau edema paru (pada tenggelam di air laut). Hipoksia merupakan masalah

utama yang sering diakibatkan oleh trauma saat tenggelam, tetapi dengan

adanya spasme glottis mampu menghambat terhirupnya air ke paru-paru. Hal

ini terjadi pada kurang lebih 10 % kematian akibat tenggelam. Dalam situasi

yang lain, terjadi peningkatan cepat tekanan alveoli-arterial, yang terjadi pada

saat air teraspirasi sehingga menyebabkan hipoksia progresif. Korban-korban

tenggelam kebanyakan mengalami hipervolemia. Adanya perbedaan

tenggelam di air tawar dan di air laut dalam hal upaya untuk bertahan hidup,

yang mana tidak begitu penting dibandingkan dengan temuan-temuan klinik.

ARF dan DIC telah dilaporkan terjadi pada kasus orang yang selamat pada

kasus tenggelam. Perubahan kadar elektrolit minimal dan kandungan klorin

yang ada di dalam air bukan suatu perbedaan yang signifikan.

4.  PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Perbedaan kadar elektrolit jantung kanan dan kiri dapat dideteksi dengan :

a.  Mengukur kadar Na dan Cl secara kimiawi pada masing-masing tempat.

b.  Tetes jatuh CuSO4

Darah diteteskan ke dalam larutan CuSO4 yang diketahui berat enisnya (BJ),

kemudian dicari ke dalam larutan mana tetesan tersebut melayang yang

menimbulkan BJ sama. Normal BJ darah 1,055. Perbedaan sebesar 0,0050 sudah

bermakna.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 7/44

5.  PENCEGAHAN

Cara terhindar dari ancaman tenggelam :

a.  Setiap anak yang sedang berenang harus selalu diawasi.

b.  Pintu masuk atau akses ke kolam renang harus selalu dalam pengawasan

c.  Peralatan penyelamat seperti pelampung atau ban penyelamat harus selalu

dekat dengan kolam renang atau area berenang

d.  Bila punya kolam renang di rumah, letakkan telepon dekat dengan kolam

renang. Agar anda bisa mengangkat telepon tanpa meninggalkan pengawasan

anak anda saat berenang

e.  Hindari meletakkan meja dan kursi dekat kolam renang agar anak anda tidak 

dapat memanjatnya

f.  Ikutkan salah seorang anggota keluarga anda di dalam pelatihan RJP agar bila

dibutuhkan suatu saat ia dapat menolong.

g.  Sering terjadi bayi yang sudah mulai berjalan sendiri atau anak kecil

tenggelam di kolam renang milik orang tuanya. Ini karena minimnya

pengawasan saat si bayi bemain-main di dekat kolam renang. Agar anak 

terhindar dari bahaya tenggelam, inilah yang perlu dilakukan orang tua

h.  Gunakan ember dan air yang ukurannya disesuaikan usia anak. Jangan pernah

meninggalkan bayi sendirian sedetik pun di dekat bak mandi.

i.  Selalu buang air di dalam bath-up setiap kali usai menggunakannya. Bila

sedang mengisi bath-up, tutuplah pintu kamar mandi. Bila perlu, kuncilah

untuk mencegah si kecil merangkak masuk.

 j.  Sekeliling kolam renang harus diberi pagar pengaman yang rapat dan pintu

pagar menuju kolam harus selalu terkunci.

k.  Selalu awasi si kecil bila ia berada di dekat air, meski di kolam yang khusus

untuknya sekalipun.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 8/44

l.  Jangan terlalu berambisi mengajari bayi berenang sejak dini di kolam renang

umum. Usia yang paling disarankan adalah tiga tahun karena daya tahan

tubuhnya sudah lebih kuat menghadapi parasit dan bakteri yang mungkin ada

di kolam renang umum. Lagi pula, kalau diajarkan terlalu dini, orang tua

 biasanya “menggampangkan”; begitu si kecil sudah bisa ngambang atau

berenang sedikit, dikiranya sudah aman padahal belum tentu. Kelak, bila ingin

memasukkan si kecil ke kursus renang, pilihlah guru yang bersertifikat dan

terlatih mengajar balita.

6. KOMPLIKASI

Komplikasi SSP jarang terjadi pada anak-anak yang selamat. Cerebral

irritability sering terjadi pada 18 jam pertama setelah kecelakaan, dengan

bentuk high pitched cerebral cry / menjerit.Kerusakan ini bisanya kembali

normal dan pada pemeriksaan psikometrik mengenai cara bertahan tidak 

signifikan berubah.Tetapi kerusakan korteks yang besar bisa terjadi pada

beberapa kasus, terjadi karena adanya interval waktu yang lama antara waktu

keluar dari air dengan waktu pertama kali menghirup nafas.

7. PENATALAKSANAAN

Kasus tenggelam merupakan kasus yang sering terjadi pada wilayah perairan

seperti di Indonesia, terutama daerah sungai atau pantai. Perlu diketahui

adanya perbedaan media air sebagai sumber persoalan; air asin atau air tawar.

Tetapi pada prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin

mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Hal ini tentu

akan dilakukan oleh orang yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga

penolongpun tidak menjadi korban berikutnya. Setelah korban tenggelam ini

dapat di keluarkan dari air maka mengusahakan untuk membebaskan fungsi

pernapasan; dan mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 9/44

merangsang terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi

korban tak sadar/ koma kita harus menghindari terjadinya aspirasi( masuknya

air dalam saluran napas) serta sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan

yang memadai. Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya

kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/ asin) ke dalam

 jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin

cepat diketahui/ ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan

mudah untuk penanganan selanjutnya.

Setiap anak yang nyaris tenggelam sebaiknya diperiksa secara medis dengan

lengkap, meskipun dia kelihatan baik-baik saja. Jika dia berhenti bernafas,

menghirup air, atau kehilangan kesadaran, anak sebaiknya tetap berada dalam

pengawasan medis selama paling sedikit 24 jam untuk memastikan tidak 

terjadi kerusakan pada system pernafasan atau system syarafnya.

Sembuhnya anak dari nyaris tenggelam tergantung dari seberapa lama dia

kekurangan oksigen. Jika dia berada di dalam air hanya sebentar, anak 

mungkin sembuh dengan sempurna. Waktu tanpa oksigen yang lama dapat

menyebabkan kerusakan paru, jantung dan otak. Seorang anka yang tidak 

berespon dengan cepat saat dilakukan RJP mungkin mengalami masalah yang

serius, tetap penting untuk terus mencoba karena RJP yang terus dilakukan

dapat menyadarkan anak yang kelihatannya sudah sekarat atau yang

tenggelam dalam air yang sangat dingin untuk waktu yang lama.

RJP mungkin diperlukan jika :

a. Tidak berespons, tanpa adanya bukti pernafasan yang efektif 

b. Kesulitan berat dalaam bernafas (seperti dengan nnyeri dada atau sumbatan

karena menghisap benda asing).

c. Bibir atau kulit biru yang berhubungan dengan kesulitan bernafas

d. Pernafasan yang cepat atau dipaksakan (pernafasan berat dan berbunyi).

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 10/44

e. Mengi yang hebat

f. Mengeluarkan liur atauu sulit menelan

g. Sangat pucat

Jika korban menunjukkan tanda-tanda tersebut dan orang tua bersama orang

lain, mintalah orang lain menelepon instalasi gawat darurat sementara orang

tua mulai melakukan RJP. Jika oorang tua sendirian, lakukan dan ikuti

langkah RJP dengan segera setelah berteriak atau mencari pertolongan.

Langkah-langkah RJP:

Langkah 1. periksa dengan cepat keadaan korban.

Apakah ia sadar? Goyangkan dengan kuat, pukul, atau teriak untuk mrncoba

membangunkanya. Anggap ia tidak sadar jika ia tidak berespon setelah anda

melakukan hal itu tiga kali. Apakah ia bernafas?

Tempatkan telinga anda secara langsung di sekitar mulutnya dan dengarkan

pernafasannya. Jika dia sulit bernafas, aturlah untuk membawanya segera ke

IGD. Jika anda tidak mendengar suara nafasnya, lihatlah dadanya bergerak ke

atas dan ke bawah atau tidak.

Langkah 2. Jika korban tidak bernafas, baringkan dia telentang pada

permukaan datar yang keras.

Jika anda mencurigai bahwa anak mengalami cedera pada leher atau tulang

punggung pindahkan dia dengan hati-hati sehingga lehernya tidak tertekuk.

Jika anda menemukan korban dengan wajah menghadap ke bawah, topang

kepalanya agar lehernya tidak terpelintir saat anda memutar anak telentang.

Langkah 3. Buka jalan udara akorban dengan mengangkat kepalanya ke

belakang sehingga hidungnya berada di udara.

Hati-hati jangan sampai mendorong kepalanya terlalu jauh ke belakang karen

dapat menghambat saluran pernafasan bayi atau anak kecil. Untuk 

membebaskan lidah dari terjatuh ke belakang tenggorok, angkat dagu ke atas

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 11/44

dengan lembut menggunakan satu tangan sementara mendorong ke bawah

pada dahi dengan tangan yang lainnya. Jika tidak berhasil, lihat ke dalam

tenggorok untuk melihat apakah terhalang oleh benda asing atau makanan.

Langkah 4. jka korban masih tidak dapat bernafas dan ia tidak tampak 

tersedak, berikan resusitasi dari mulut ke mulut.

1. Ambil nafas panjang

2. Jika anak masih bayi, tempatkan mulut anda di sekitar hidung dan

mulutnya. Buatlah seketat mungkin. Jika anak sudah lebih besar, jepit cuping

hidungnya dan tempatkan mulut anda di sekitarnya.

3. Berikan dua bantuan nafas, tiupkan cukup udara pada korban sehingga anda

dapat melihat dadanya bergerak naik dengan pelan. Kemudian berhenti,

angkat mulut anda darinya sehingga udara dapat keluar, dan ambil nafas

panjang lagi. Pada bayi, berhati-hatilah untuk tidak mengeluarkan nafas

dengan terlalu keras karena ini akan berbahaya. Jika udara tidak tampak 

masuk ke dalam dada, saluran udara mungkin masih terhambat dan anda perlu

mengulang langkah 3.

4. Jika dada anak anda jelas mengembang setelah anda meniupkan udara ke

mulutnya, teruskan meniupkan denga rerata satu nafas per tiga detik (20 per

menit), sampai ia bernafas sendiri.

Langkah 5. periksa denyut korban sete;ah dua bantuan nafas.

Untuk bayi di baawah satu tahun, cari arteri pada bagian depan siku. Untuk 

anak yang lebih besar, raba arteri pada leher di bawah telinga dan tepat di

baewah tulalng rahang. Jika jantung berdenyut, anda akan merasakan

denyutan ketika jari tangan anda dengan lembut menyentuh titik-titik ini.

Jangan menekan dengan kuat.

Langkah 6. jika anda tidak dapat meraba denyutnya, asumsikan jantungnya

berhenti dan mulai lakukan kompresi dada (RJP) untuk menjaga sirkulasi

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 12/44

darah pada organ vital. Lakukan sebagai berikut:

1. pada bayi, tempatkan dua atau tiga jari tangan pada tulang dada, satu jari

lebarnya di bawah garis puting payudara. Tekan ke bawah 1,25 hingga 2,5 cm,

denag kecepatan 100x per menit. Berhati-hatilah untuk tidak melakukan

tekanan yang terlalu banyak. Pada anak yang lebih besar, tempatkan salah satu

tumit tangan anda di atas tulang rusuk ke tiga. Tekan ke bawah 1,25-2,5 cm

denga kecepatan 80-100 kali per menit.

2. Setelah lima tekanan, berikan anak satu pernafasan, seperti dijelaskan pada

langkah 4. teruskan 5 tekanan satu nafas, 5 tekanan satu nafas sampai anda

merasakan denyut pada arteri yang menunjukkan bahwa jantung memompa

lagi.

Langkah 7. Minta bantuan gawat darurat.

JiKa anda sendirian hubungi segera IGD setelah anak mulai bernafas. Pastikan

untuk menyebut lokasi dan nomor telepon yang anda pakai. Paramedis yang

tiba di tempat kejadian akan menentkan kondisinya dan memberi penanganan

yang sesuai.

B. KERACUNAN

1. TANDA DAN GEJALA

Kebanyakan anak yang menelan racun tidak terancam bahaya permanen,

khususnya jika mereka mendapat penanganan yang segera. Waspadalah

terhadap tanda-tanda berikut ini:

a. noda yang tidak dapat dijelaskan di pakaiannnya

b. luka bakar pada bibir atau mulutnya

c. leleran air liur yang tidak biasa atau bau yang aneh dari nafasnya

d. mual atau muntah yang tidak jelas sebabnya

e. kram perut dan demam

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 13/44

f. kesulitan bernafas

g. perubahan tingakah laku yang tiba-tiba, seperti misalnya mengantuk yang

tidak biasa, peka rangsang, kaget-kagetan.

h. kejang-kejang atau tidak sadarkan diri (hanya bila dalam kasus yang sangat

serius).

2. KLASIFIKASI

a. Racun yang Ditelan

pertama-tama jauhkan bahan beracun dari anak-anak. Jika masih terdapat sisa

di dalam mulutnya, buatlah agar dia meludahkannya atau korek dengan jari

Anda. Biarkan bahan tersebut bersama dengan bukti lainnya yang akan

membantu menentukan apa yang ditelan oleh anak kenudian periksa tanda-

tanda berikut :

1.) nyeri tenggorok berat

2.) banyak keluar air liur

3.) sulit bernafas

4.) kejang-kejang

5.) mengantuk berat

Macam-macam racun yang ditelan :

1.) Keracunan Bongkrek 

a. Etiologi

Bisa dari tempe bungkil atau ampasnya (bahan sisa minyak kelapa), umumnya

dari jamur golongan rhizopus (kurang beracun), namun kemudian mengalami

super kontaminasi jamur: “pseudomonas cocofenans” yang membentuk racun

toksoflafin (dari gliserin) dan asam bongkrek (dari asam lemak) yang tahan

terhadap pemanasan.

b. Gambaran klinik 

Inkubasi 1-4 jam, sakit kepala, mual, muntah, depresi nafas, anoreksia, merasa

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 14/44

lemah,sukar menelan atau berbicara dan koma. Kematian bisa timbul dalam 1-

8 hari.

c. Therapi

Atasi gejala yang ada. Sulfas atrofin mungkin berguna karena antidotum

spesifik belum ada. Lafase lambung, katarsis, dapat pula diberikan antitoksin

yang disertai dengan pemberian glukosa intravena. Pemberian glukosa IV ini

sebaiknya disertai dengan laritan garam fisiologik dan plasmo. Cairan ini

harus diberikan secepatnya bila ada persangkaan.

2.) Keracunan Jengkol

a. Etiologi

Biji jengkol di berapa daerah di Indonesia biasa dimakan. Yang menyebabkan

keracunan jengkol ialah asam jengkol, yaitu suatu asam amino yang

mengaandung belerang yang dapat diisolasi dari biji jengkol ( Pithecolobium

lobatum ) oleh Van Veen dan Hyman pada tahun 1933.

b. Gejala

Gejala yang timbul disebabkan oleh Hablur ( kristal ) asam jengkol yang

menyumbat traktus urinarius. Keluhan pada umumnya timbul dalam waktu 5-

12 jam setelah makan jengkol. Keluhan yang tercepat 2 jam dan yangn

terlambat 36 jam setelah makan biji jengkol. Umumnya penderita

menceritakan bahwa setelah memakan beberapa biji jengkol, ia akan merasa

nyeri perut, kadang-kadang disertai muntah, adanya serangan kolik dan

perasaan nyeri pada waktu berkemih. Volume air kemih juga berkurang

bahkan sampai terjadi anuria. Kadang-kadang terdapat hematuria. Nafas dan

urine berbau jengkol. Pada anak gejala yang sering didapat ialah infiltrat urine

pada penis, skrotum, yang dapat meluas sampai didaerah suprapubik dan regio

inguinal.

c. Pemeriksaan Laboratorium

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 15/44

Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop dapat ditemukan Hablur asam

 jengkol berubah jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi

ikatan atau berupa roset. Hablur ini tidak selalu ditenukan pada urine anak 

dengan keracunan jengkol sebab Hablur ini cepat menghilang apabila urine

disimpan. Menurut Djaini ( 1967 ) hablur tersebut terbentuk pada peralihan

alkali ke asam atau sebaliknya. Ureum pada keracunan jengkol dapat normal

atau sedikit meninggi kecuali pada anak dengan anuria kadar uerum meninggi.

Diagnosis keracunan jengkol tidak sukar ditegakan. Umumnya orang tua

penderita sendiri menceritakan bahwa setelah beberapa jam makan biji

 jengkol timbul gejala dan keluhan .

d. Therapi

Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut atau pinggang saja) penderita

tidak perlu dirawat, cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan

natrium bikarbonat saja. Bila gejala penyakit berat (oliguria, hematuria, anuria

dan tidak dapat minum) penderita perlu dirawat dan diberi infus Natrium

Bikarbonat dalam larutan glukosa 5%. Dosis untuk dewasa dan anak 2-5

mEq/kg BB Natrium Bikarbonat diberikan secara infus selama 4-8 jam.

Antibiotika diberikan apabila ada infeksi sekunder.

e. Prognosis

Pada umumnya prognosis baik, walaupun ada juga penderita yang meninggal

dunia sebagai akibat gagal ginjal akut.

f. Pencegahan

Jangan makan biji jengkol.

3.) Keracunan Zat Korosif 

Zat Korosif ialah zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan kulit atau

mukosa. Kerusakan ini bisa ringan ( tidak menyebabkan kerusakan yang

berarti) atau berat (sampai timbul ulkus atau perforasi usus). Derajat

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 16/44

kerusakan ini bergantung pada macam, jumlah dan konsentrasi zat korosif,

serta lamanya kontak zat tersebut dengan mukosa atau kulit.

Kematian yang terjadi akibat zat korosif disebabkan oleh komplikasi berupa

renjatan, asfiksia karena edema glotis dan laring, perforasi lambung dan

„intercurent infections‟ kerusakan esofaggus akibat asam lebih kecil daripada

asam, sebaliknya dalam lambung zat yang bersifat asam menyebabkan

kerusakan lebih hebat daripada oleh basa.

Kerusakan oleh basa lebih bersifat nekrosis likuefaksi sehingga

mengakibatkan kerusakan lebih hebat pada esofagus daripada oleh asam.

Akan tetapi dalam kenyataannya sifat korosif akibat asam atau basa umumnya

tidak dapat dibedakan.

a. Gejala

gejala keracunan zat korosif yang diminum ialah sebagai berikut :

a) disfagia, dapat terjadi langsung atau beberapa saat setelah menelan zat

korosif. Mula-mula sukar menelan makanan padat, makanan cair, akhirnya air

atau ludah.

b) terjadi korosif pada mukosa mulut, tenggorokan dan esofagus. Daerah

nekrotik biasanya berwarna abu-abu putih tapi segera berubah menjadi hitam.

Asam nitrat biasanya menyebabkan warna kuning.

c) faktor jumlah insektisida yang beredar. Dinyatakan adanya hubungan

pestisida yang beredar setipa tahun dengan keracunan yang terjadi.

d) kolaps vaskular, nadi cepat dan lemah, nafas sesak dan produksi urin

sedikit.

e) edema glotis yang menyebabkan asfiksia dengan segala akibatnya.

f) ulserasi semua membran jaringan yang terkena.

i) striktur dan stenosis esofagus, lambung dan pilorus yang kadang-kadang

memerlukan tindakan operatif.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 17/44

g) aspirasi pneumonia, hemoptisis dapat terjadi bila misalnya menghisap uap

asam klorida.

b. Pengobatan

a) bila terdapat renjatan, perbaikilah dengan memberikan cairan Ringer laktat,

albumin atau darah. Usahakan supaya penderita menjadi hangat.

b) minum air sebanyak mungkin. Pada keracunan akut teruttama dengan zat

yang bersifat asam penerita merasa sangat nyeri.

c) berikan demulsan seperti susu, putih telur atau kanji. Jangan memberikan

zat untuk menetralkan zat racun oleh karena dapat menyebabkan reaksi

eksotermik.

d) bila nyeri hebat dapat diberikan morfin.

e) segera dilakukan operasi bila terjadi obstruksi pernafasan, perforasi dan

striktur. Pemberian antibiotik diperlukan bila ada gejala infeksi.

Kortikosteroid diberikan pada renjatan persisten atau digunakan untuk 

mencegah atau mengurangi timbulnya striktur. Antibiotik dan kortikosteroid

bermanfaat mencegah striktur bila kerusakan belum mencapai lapisan otot.

Pemberian triamsinolon intra lesi telah dicobba di Bagian THT FKUI/RSCM

Jakarta dengan hasil bervariasi, tetappi penderita yang diobati masih terbatas.

Tindakan diilatasi esofagus dikerjakan bila keadaan sudah tenang ( tidak ada

tanda-tanda infeksi, peradangan, perdarahan atau suhu badan meninggi).

Trakeostomi dikerjakan bila terjadi asfiksia karena edema laring atau glotis.

f) aliimentasi parenteral (pemberian makanan per IV ) dibarikan biiasanya 1

minggu sampai diperkirakan mukosa sudah sembuh, kemudian dicoba dengan

diet cair, makanan lunak dan akhirnya makanan biasa.

g) hindarkan tindakan bilas lambung atau tindakan yang menyebabkan

penderita muntah.

h) Bila zat korosif mengenai kulit tindakan kita ialah mencuci dengan air atau

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 18/44

sabun, sedangkan bila mengenai mata cucilah dengan air bersih selam 5-10

menit bila zat bersifat asm, atau selama 10-15 menit untuk zat yang bersifat

basa. S

4.) Keracunan insektisida

Pestisida atau insektisida yang banyak digunakan di Indonesia termasuk 

golongan organoklorin dan organofosfat. Kedua golongan bahan organk 

tersebut merupakan penyebab terpenting keracunan. Pada umumnya

keracunan dapat timbul sebagai akibat kesalahan dalam rumah tangga ataupun

akibat penyemprotan di daerah pertanian.

a. etiologi

Hayes (1970) mengemukakan beberapa faktor yang berpengaruh dalam

terjadinya keracunan pestisida yaitu:

a) Faktor umur. Anak dan orang tua pada umumnya lebih mudah terkena.

b) faktor alkohol. Peminum alkohol dan penderita penyakit jiwa lebih mudah

terkena.

c) faktor jumlah insektisida yang beredar. Dinyatakan adanya hubungan

pestisida yang beredar setiap tahun dengan keracunan yang terjadi.

d) faktor keceerobohan. Penyimpanan yang kurang sempurna sehingga mudah

dicapai anak, menyebabkan keracunan pada anak. Sering terjadi kesalahan

yang menimbulkan keracunan akibat tidak diberikannya etiket atau tanda pada

tempat penyimpanan.

e) faktor musim. Di Amerika Serikat keracunan lebih banyak terjadi pada

musim panas daripada musim dingin. Hal ini disebabkan penggunaan

insektisida lebih banyak di musim panas. Dan penyerapan melalui kulit lebih

mudah pada suhu yang lebih tinggi.

f) Faktor toksisitas. Perbedaan toksisitas pada masing-masing insektisida

berpengaruh terhadap timbulnya keracunan.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 19/44

g) Faktor cara masuknya insektisida ke dalam tubuh. Umumnya timbulnya

keracunan yang menyebabkan kematian sebagai akibat masuknya insektisida

ke dalam tubuh melalui mulut.

h) faktor jenis kelamin. Laki-laki, anak, maupun dewasa lebih banyak terkena

daripada perempuan.

b. Klasifikasi

Keracunan insektisida dapat dibagi menjadi dua golongan.

1.) keracunan insektisida golongan organo klorin

Dalam golongan ini termasuk DDT, Dieldrin, Endrin, Chlordane, Aldin, dll.

DDT ialah pestisida dari golongan ini dengan adanya toksisitas paling rendah,

tetapi pemakaiannya sangat luas baik di lapangan maupun di dalam rumah

tangga.

a.) Efek farmakologis

Insektisida golongan ini terutama bekerja pada SSP, yaitu terutama di batang

otak, serebelum dan korteks serebri. Mekanisme kerjanya maih belum

diketahui. Pada binatang percobaan tikus, DDT menghambat kerja enzim

adenosin trifasfatase daripada ujung saraf.

b.) Toksikologi

Insektisida golongan ini pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam kerosen, minyak tumbuh-tumbuhan, alkohol dan benzen. Pada keracuan

akut pada insektisida golongan ini, tanda pertamanya ialah bertambahnya

aktifitas iritasi dan peninggian sensitivitas. Kelemahan dan kelumpuhan otot

menyusul kemudiandan dapat timbul kejang. Hal ini semua jelas terlihat pada

binatang percobaan. Pada manusia tanda keracunan akut ialah muntah, nyeri

perut disertai diare setelah terjadi sesudah 1-2 jam. Dapat pula timbul

parastesia dari bibir, lidah dan muka; malaise, nyeri kepala dan sakit

tenggorok; tremor ataksia dan pada keadaan yang berat terjadi kkejang tonik 

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 20/44

dan klonik yang dapat disertai koma dan parasis. Pada keadaan yang sangat

berat, DDT menyebabkan sensitisasi jantung terhadap epinefrin androgen,

dapat terjadi fibrilasi ventrikel dan kematian mendadak. Kematian biasanya

disebabkaan oleh terhentinya pernafasan akibat kelumpuhan medula

oblongata. Kejang sebagai gejala intosikasi SSP merupakan gejala utama

keracunan insektisida golongan organoklorin ini. Pemeriksaan EEG

menunjukan kelainan yang dapat menetap sampai 6 bulan ( Holengram, 1972

). Gejala sisa belum dapat dijetahui karena memerlukan pengamatan jangka

waktu yang lama. Intoksikasi kronis banyak dijumpai pada pekerjaan yang

bekerja dengan organokorin, biasanya berupa Neuropatia perifer, parastesia,

hipotonia dan kelemahan otot serta anemia aplastik ( Sanches dan Medal,

1967 ). Kematian biasanya terjadi akibat nekrosis hati.

c.) Diagnosis

umumnya diagnosis dapat ditegakan setelah anamnesis. Diagnosis pasti

ditegakan dengan ditemukan 2,2 bis ( Paraklorofenil ) asam asetat didalam

urine atau didapatkanya DDT didalam darah.

d.) Pengobatan

Tindakan cuci lambung dengan NaCl fisiologis atau membuat penderita

muntah, bila pelarut organoklorin bukan minyyak tanah tetapi air.

Bebaskan jalan nafas terhadap sekret, mukus saluran nafas atau air ludah. 

Untuk mengatasi kejang dapat diberikan Diazepam. 

Pengobatan simptomatik dan suportif, misalnya dengan memberikan

makanan yang kaya akan karbohidrat dan vitamin B kompleks. 

2.) keracuan insektisida golongan organofosfat

Yang termasuk dalam golongan ini iallah TEPP, Paraoxon, Dimefox,

Schradan, Parathion, Systox, Potosan, EPN, Malathion, Sumithion, Diazinon.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 21/44

a.) efek farmakologis

golongan organofosfat menurut cara kerja farmakologisnya dapat dibagi

dalam 2 golongan, yaitu : ( 1) golongan yang menghambat enzim

kolinesterase „ invitro‟ (misal TEPP). 

(2) golongan yang berpengaruh sedikit sekali atau tiidak berpengaruh sama

sekali terhadap enzim kolinesterase tetapi bila masuk ke dalam tubuh akan

berubah menjadi suatu ingibitor terhadap senyawwa kimia yang tidak jelas di

dalam tubuh. (misal Parathion, Potosan, dann Schradan).

b.) gejala

Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan golongan organofosfat pada

umumnya sama yaitu racun ini menyebabkan keracunan biokimiawi sebagai

akibat inhibisi dari pada kolinesterase yang di dalam saraf berfungdi

menghentikan aksi asetilkolin dengan jalan hidrolisis.

c.) toksikologi

organofosfat dapat menyebabkan keraacunan akut ammupun mrnahun. Gejala

keracunan akuta dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

(1) Gejala muskarinik 

Misalnya hiperpireksia kelenjar keringat, air mata, air liur, saluran pernafasan

dan saluran pencernaan. Dapat ditemukan juga gejala nausea, muntah, nyeri

perut, diare, inkkontinensia alvi dan urin, bronkokontrinksi, miosis,

bradikardi, dan hipotensi. Dalam hal keracunan menahun gejalanya ringan

atau tidak tampak sama sekali. Sebsb kematian biasanya kegagalan pernafasan

dan atau kegagalan kardiovaskuler yaiaatu henti jantung.. .

(2) gejala nikotinik 

d.) diagnosis

diagnosis keracunan organofosfat dapat dipastikan dengan pemeriksaan

aktivitas kolinesterase dalam darah kurang dari 50%, keracunan dianggap

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 22/44

pasti.

e.) pengobatan

(1) bila perlarut golongan organofosfat yang diminum atau terminum ialah

minyak tanah kira-kira 98% tindakan untuk memuntahkan atau cuci lambung

sebaiknya dihindari untuk mencegah timbulnya pneumonia aspirasi. Bila

pelarut golongan fosfat ialah air seperti halnya digunakan di pertanian,

tindakan cuci lambung atau membuat penderita muntah dapat dibenarkan.

(2) dilakukan pernafsan buatan bila terjadi depresi pernafasan dan bebaskan

 jalan nafas dari sumbatan-sumbatan.

(3) bila racun mengenai kulit atau mukosa mata, bersihkan dengan air.

(4) atropin dapat diberikan dengan dosis 0,015-0,05 mg/kgbb secara IV dan

dapat diulang5-10 menit sampai timbul gejala antropiniasi seperti muka

merah, mulut kering, takikardia dan madriasis. Kemudian diberikan dosis

rumat untuk mempertahankan atropiniasi ringan selama 24 jam. Protopan

dapat diberikan pada anak dengan dosis 0,25 gram secara IV secara perlahan-

lahan atau melaui ivfd.

(5) pengobatan simtomatik dan suportif.

5.) Keracunan Singkong

singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang tumbuh di seluruh

Indonesia. Di beberapa daerah di pulau Jawa, Singkong bahkan merupakan

makanan utama penduduk.

a. Toksikologi

Penyebab keracunan singkong adalah asam sianida yang terkandung di

dalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar asam sianida berbeda-beda.

Namun tidak semua orang yang makan singkong akan menderita keracunan.

Hal ini disebabkan selain kadar asam sianida yang terdapat di dalam singkong

itu sendiri, juga dipengaruhi oleh cara pengolahan sampai dimakan. Diketahui

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 23/44

bahwa dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam air dalam jangka

waktu tertentu, kadar asam sianida akan berkurang oleh karena HCN akan

larut dalam air.

HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam ini akan

mengganggu oksidasi (pengangkutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat

enzim sitokrom oksidase. Akibatnya oksigen tidak dapat digunakan oleh

 jaringan dan tetap tinggal dalam pembuluh darah vena yang berwarna merah

cokelat dengan adanya oksihemoglobin. Ikatan antara sitokrom oksidase

dengan HCN bersifat reversibel.

Oleh karena adanya ikatan ini, O2 tidak dapat digunakan oleh jaringan

sehingga organ yang sensitif terhadap kekurangan O2 akan sangat menderita

terutama jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada permulaan suatu tingkat

stimulasi daripada susunan saraf pusat yang disusun oleh tingkat depresi dan

akhirnya dapat timbul kejang oleh hipoksia dan kematian olah kegagalan

pernafasan (Ward dan Wheatley, 1947). Kadang-kadang dapat pula timbul

detak jantung yang irreguler (Wexler dkk, 1947)

HCN ialah suatu racun yang bekerja sangat cepat, kematian dapat ditimbulkan

dalam beberapa menit. Apabila HCN murni ditelan dalam keadaan lambung

kosong dalam kadar asam yang tinggi, maka kerja racun ini sangat cepat

sekali. HCN dalam bentuk cair dapat diserap oleh kulit dan mukosa, tetapi

garam sianida hanya berbahaya bila termakan. Dosis letal daripada HCN ialah

60-90 mg. Sebenarnya tubuh sendiri mempunyai daya proteksi terhadap HCN

ini dengan cara detoksitasi HCN menjadi ion iosianat yang relatif kurang

toksik.

Detoksitasi ini berlangsung dengan perantaraan enzim rodanase

(transulfurase). Enzim ini terdapat di dalam jaringan, terutama di hati. Tubuh

sebenarnya mempunyai kemampuan mendetoksikasi HCN tetapi sistem enzim

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 24/44

rodanase ini bekerja sangat lambat sehingga keracunan masih dapat timbul.

Kerja enzim ini dapat dipercepat dengan memasukkan sulfur ke dalam tubuh.

Secara klinis hal inilah yang dipakai sebagai dasar menyuntikkan natrium

tiosulfat pada pengobatan keracunan oleh singkong, HCN pada umumnya.

b. Gejala

Biasanya gejala akan timbul beberapa jam setelah anak makann singkong.

1.) gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, dan diare

2.) sesak nafas dan sianosis

3.) perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai koma

4.) renjatan

c. diagnosis

Diagnosis keracunan singkong umumnya mudah ditegakkan. Biasanya orang

tua anak menceritakan tibulnya gejala seperti telah disebut diatas. Setelah

anak makan singkong.

d. Pengobatan

Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Bila makanan diperkirakan masih ada

si lambung (kurang dari 4 jam setelah makan singkong), dilakukan pencucian

lambbung atau membuat penderita muntah.

Diberikan natrium tiosulfat 30% (antidotum) sebanyak 10-30 ml secara IV

perlahan. Bila sukar menemukan pembuluh darah vena dapat dilakukan

venoklisis atau pemberian dapat dilakukan secara IM. Sebelum pemberian

natrium tiosulfat (selama mempersiapkan obat tersebut), paada penderita dapat

diberikan amil nitrit secara inhalasi. Cara pemberian natrium tiosulfat ialah

mula-mula denagn menyuntikkan obat tersebut sebnyak 10 ml IV, kemudian

anak dicubit untuk mengetahui apakah kesadaran sudah pulih. Bila penderita

belum sadar dapat diberikan lagi 10 ml natrium tiosulfat. Bila timbul sianosis,

dapat diberikan O2.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 25/44

e. Prognosis

Bila pengobatan cepat dilakukan, anak akan sembuh.

f. Pencegahan

Jangan memakan singkong beracun atau rendamlah singkong terlebih dahulu

dalam waktu lama (1 malam sebelum dimasak)

6.) Minyak Tanah

Minyak tanah yang banyak dipergunakan sebagai bahan bakar dapat

menimbulkan keracunan apabila diminum manusia. Secara kimiawi minyak 

tanah terdiri dari rangkaian hidrokarbon yang terletak antara nonan dan

heksadekan.

a. Toksikologi

Berat ringannya gejala yang ditimbulkan oleh keracunan minyak tanah,

bergantung pada apakah minyak tanah selain tertelan, juga sebagian teraspirasi

ke dalam paru atau tidak. Bila minyak tanah ini diaspirasi ke dalam paru,

dapat timbul keracunan akut, perdarahan dan bronkopneumonia yang dapat

menyebabkan kematian. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit sampai

beberapa jam. Brunner (1964) mengatakan bahwa kelainan paru yang kadang-

kadang sangat luas dapat terjadi tanpa didapatkannya gejala klinis lain.

Kematian yang dapat timbul ialah sebagai akibat asfiksia karena edema dan

konsolidasi paru. Sebagai akibat keracunan sistemik keracunan minyak tanah

ini, terjadi depresi SSP.

Minyak tanah yang diinhalasi menyebabkan efek sistemik yang lebih kuat

daripada minyak tanah yang diminum. Hal ini disebabkan penyerapan minyak 

tanah dari usus lambat. Kadang-kadang minyak tanah yang terminum dapat

menyebabkan kelainan pada paru. Hal ini disebabkan oleh minyak tanah yang

sampai ke paru melalui aliran darah. Kadang-kadang dengan dosis minum

yang lebih besar, kelainanparu tidak terjadi. Menurut Gerrard, 1963 hal ini

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 26/44

disebkan karena sebagian besar minyak tanah diekskresi melalui paru.

Di samping kelainan iritasi lokal dan depresi SSP, keracunan minyak tanah

dapt pula menyebabkan kerusakan pada alat tubuh lain berupa kelainan

degeneratif dan perdarahan kecil-kecil di hati, ginjal, limpa dan susunan

tulang yang bersifat refersibel.

b. Gejala

Gejala keracunan minyak tanah dapat dibagi dalam gejala inhalasi dan gejala

akibat minyak tanah yang terminum. Gejala inhalasi dapat menimbulkan

euforia.

1.) gejala iritatif terhadap faring,esofagus, lambung dan usus halus dapat

menyebabkan perasaan terbakar pada mulut, tenggorok, esofagus, dan ulkus

pada mukosa.

2.) gejala fibrilasi ventrikel, jarang terjadi. Ini disebabkan karena minyak 

tanah menyebabkan sensitisasi jantung terhadap katekolamin eksogen dan

endogen (epinefrin, norepinefrin).

3.) gejala pada susunan saraf pusat berupa mengantuk atau koma yang terjadi

segera setelah terminum minyak tanah.

4.) gejala pada paru berupa bronkopneumonia. Bronkopneumonia ini bukan

disebabkan oleh minyak yang diabsorbsi melalui oral atau ekskresi minyak 

tanah melalui paru, tetapi akibat aspirasi terakeobronkial.

Pada keracunan minyak tanah yang berat dapat dilihat kelainan urin berupa

albuminuria.

c. Pengobatan

Obat yang dapat menimbulkan muntah ialah kontraindikasi mutlak keracunan

minyk tanah ini. Juga sebaiknya dihindarkan mengingat bahaya inhalasi yang

dapat ditimbulkan. Pemakaian adrenalin sebaiknya dihindarkan mengingat

miokardium yang sudah sensitif terhadap keracunan minyak tanah. Alkohol

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 27/44

dan minyak mineral jangan diberikan sebab mempermudah absorbsi minyak 

tanah. Terapi yang sebaiknya digunakan ialah:

1.) Terapi supportif 

2.) pemberian O2

3.) kalau perlu lakukan IVFD

4.) antibiotika sebagai profilaksis

5.) bila gejala depresi SSP jelas terlihat, dapat diberikan kafein.

7.) Keracunan Aflatoksin

Aflatoksin ialah sejenis racun yang dihasilkan oleh jamur jenis aspergilus

flavus dan penicilium. Aflatoksin tidak menyebabkan keracunan secara akut

tetapi secara kronik dapat menimbulkan kelainan hati pada binatang dan

manusia. Sifat khas aflatoksin ialah menunjukkan fluoresensi jika terkena

sinar UV dan sifat khas ini dipakai dalam penentuan kadar kualitatif maupun

kuantitatif. Menurut sifat fluoresensi, aflatoksin dapat dipakai dalam jenis B1,

B2, G1, G2, M1, dan M2. aflatoksin jenis b2 yang paling toksik. Jenis

aflatoksik M1 dan M2 banyak ditemukan pada susu dan kacang yang

berjamur.

a. Toksikologi

Aflatoksin banyak ditemukan dalam bahan makanan seperti susu, kacang

tanah, oncom, tembakau, minyak kacang dan juga jamu-jamuan. Selain itu

 juga dibeberapa negeri aflatoksin ditemukan dalam beras, jagung, ubi kayu,

kopi, kedelai, kopra dan gandum. Penyimpanan lama dapat menyebabkan

kerusakan pada bahan makanan tersebut oleh mikroorganisme dan jamur yang

dapat menghasilkan aflatoksin. Bahaya aflatoksin terhadap manusia ialah

menyebabkan kelainan pada hati, yang dapat berupa :

1.) Sirosis hepatis

Robinson, 1967 melaporkan bahwa urin anak yang menderita sirosis hepatis

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 28/44

menunjukkan adanya aflatoksin yang diduga jenis B1. keracunan aflatoksin ini

dapat pula terjadi atas bayi yang sedang menyusu, ini disebabkan kerena

aflatoksin di dapat oleh bayi melalui ASI.

2.) Karsinoma hepatis primer

Pada kasus ini telah diselidiki bahwa penderita dalam jangka waktu tertentu

telah memakan makanana yang diduga sangat mungkin terkontaminasi jamur

yang menghasilkan aflatoksin.

3.) Sindrom reye

Reye dkk, 1963 pertama-tama melaporkan suatu kasus edema otak,

perlemakan visera yang terjadi akut dan fatal dalam suatu sindrom patologi

klinis. Mula-mula penyakit ini disangka disebabkan oleh infeksi virus, tetapi

kemudian dugaan ini dapat disingkirkan. Dugaan yang kuat ialah aflatoksin

merupakan penyebab sindrom reye. Hubungan langsung antara aflatoksin

dengan sindrom reye belum dapat dibuktikan.

b. Pencegahan

Menghindarkan kontaminasi jamur atas bahan makanan dengan memperbaiki

cara penyimpanan yang lebih sempurna.

8.) Keracunan Antihistamin

Banyak macam antihistamin yang telah diketahui, tetapi selama ini hanya efek 

mengantuknya saja yang palling dikenali sedangkan efek toksiknya yang lain

belum banyak diperhatikan orang. Pada anak dapat timbul gejala

perangsangan susunan saraf pusat berupa gejala kejang dan demam dengan

kematian karena kolaps vaskular. Dalam masa laten kira-kira setengah sampai

dua jam sesudah menelan obat, akan terlihat depresi ringan SSP yang disusunl

dengan kejang. Gejala seperti keracunan atropin timbul pada intoksikasi

denagn difenhidramin dan feniramin maleat.

Pada orang dewasa telah dilaporkan adanya kasus yang dapat bertahan hidup

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 29/44

setelah menelan derivat fenotiazin sebanyak 2,5-5 gram sekali makan. Anak 

lebih peka keadaannya sehingga dengan dosis 30-60 mg per kg BB derivat

fenotiazin telah dapat menimbulkan keracunan yang berat dan kematian.

a. gejala

1.) Depresi SSP. Biasanya merupakan reaksi yang dominan pada orang

dewasa. Gejala yang tampak ialah mengantuk, lemah, lelah, tidur, koma,

vertigo, atoksia, tinitus, dan pandangan kabur.

2.) Perangsangan SSP seperti gelisah, gemetar, cemas, insomnia, delirium dan

kejang.

3.) hiperpireksia

4.) Gangguan saluran pencernaan seperti mulut kering, mual, nausea, muntah,

nyeri perut, konstipasi, dan diare.

5.) Tahap akhir berupa depresi SSP yang berat sampai terjadi kematian karena

depresi pernafasan dan olaps kardiovaskuler.

9.) Keracunan Timah

Pada usia 2 atau 3 tahun, anak akan masuk dalam fase memasukkan benda-

benda lain selain makanan ke dalam mulutnya. Dia akan mengunyah

mainannya, menjilat pasir di kotak bermain, dan bahkan ingin mencicipi

makanan kucing jika diberikan kesempatan. Timah adalah salah satu bahan

berbahaya yang dapat dikonsumsi anak tanpa sepengetahuan Anda. Keracunan

timah lebih sering disebabkan karena makan timah yang terkandung dalam cat

yang lama atau debu yang terkontaminasi oleh timah atau menghirup timah di

udara, atau dengan meminum air dari pipa yang dindingnya atau

sambungannya terbuat dari timah.

Bila anak tersebut terus menerus mengkonsumsi timah maka akan terjadi

penumpukan di dalam tubuhnya. Meskipun hal tersebut tidak kelihatan untuk 

sementara waktu pada akhirnya akan mempengaruhi organ-organ dalam

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 30/44

tubuhnya termasuk otak. Keracunan timah yang ringan dapat menyebabkan

ketidakmampuan belajar yang rinngan. Keracunan yang lebih parah dapat

menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik yang mennetap. Timah juga

dapat mengakibatkan gangguan perut dan lambung, anemia, kehilangan

pendengaran dan juga tinggi badan yang pendek.

a. Pencegahan

Anda dapat memastikan bahwa anak Anda tidak memakan timah dengan

menghilangkan cat yang mengandung timah. Pastikan untuk memperbaiki

seluruh dinding dan langit-langit yang retak dan mengupas habis cat yang

lama sebelum melakukan pengecatan dengan yang baru. Jika karena suatu

alasan Anda tidakk bisa mengecat ulang, usahakan rumah Anda sebersih

mungkin dan coba untuk mengontrol jumlah debu di udara dengan mengepel

seluruh lantai terbuka dan permukaan dengan detergent yang berisi kadar

fosfat yang tinggi. Ana juga dapat membuat anak Anda kurang rentan

terhadap keracunan timmah dengan memastikan bahwa dia mengkonsumsi

diet yang seimbang dan rendah lemak. Kalsium dan besi khususnya, akan

mengurangi jumlah penyerapan dan penumpukan timah dari usus.

b. Pengobatan

Anak-anak yang keracunan timah seriing tidak menunjukan gejala sampai dia

mencapai usia sekolah, pada saat mereka mulai mengalami kesulitan

mengikuti pelajaran di kelas. Beberapa bahkan terlihat sangat aktif, karena

efek fisik dari timah tersebut. Anak-anak yang mengalami keracunan timah

memerlukan pengobatan dengan obat yang mengikat timah tersebut dalam

darah dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghancurkannya.

Pengobatn biasanya meliputi perawatan dirumah sakit dan serangkaian

suntikan. Beberapa anak yang keracunan timah memerlukan lebih dari satu

putaran pengobatan, dan semuanya memerlukan pengamatan lanjutan yang

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 31/44

ketat selama berbulan-bulan. Jika kerusakannya berat, anak tersebut

memerlukan pendidikan dan terapi khusus.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Uji pemeriksaan yang paling sering untuk keracunan timah adalah

menggunakan setetes darah dari tusukan jari. Jika hasil uji ini menunjukkan

bahwa anak tersebut terpajan timah yang berat, uji kedua akan dilakukan

menggunakan sampel darah lebih banyak, yang diambil dari vena lengan. Uji

ini lebih akurat dan dapat mengukur tepat jumlah timah dalam darah.

b. Racun pada Kulit

Jika anak-anak menumpahkan bahan kimia berbahaya di tubuhnya, buka

bajunya dan bilas tubuhnya dengan air hangat. Jika daerahh tersebut

menunjukkan tanda-tanda terbakar, lanjutkan membilas paling sedikit 15

menit. Kemudian hubungi pusat pengawasan racun atau dokter anak untuk 

mendapat anjuran selanjutnya. Jangan gunakan salep atau minyak.

c. Racun pada Mata

cuci mata anak dengan menahan kelopak matanya terbuka dan mengalirkan air

hangat kuku ke dalam mata tersebut dari sudut mata bagian dalam. Lakukan

selama 15 menit.Kemudian hubungi pusat pengawasan racun atau dokter anak 

untuk mendapat anjuran selanjutnya. Jangan gunakan tetes mata atau salep.

Jika nyeri pada mata berlanjut atau cedera yang berat, carilah bantuan gawat

darurat dengan segera.

d. Racun asap

di lingkungan rumah asap beracun paling sering berasal dari mobil yang

dibiarkan hidup dalam garasi tertutup, gas yang bocor, tungku kayu dan arang,

atau kompor kerosin yang tidak benar pemakaiannya dan perawatannnya. Jika

anak Anda terpajan oleh asap dan gas dari sumber ini atau yang lainnya, bawa

dia ke udara segar dengan segera. Jika dia bernafas hubungi pemantau racun

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 32/44

untuk instruksi berikutnya. Jika pernafasannya berhenti, mulai berikan RJP

dan jangan berhenti sampai anak bernafas dengan sendirinya atau orang lain

dapat menggantikan Anda.

C. LUKA BAKAR

1. PENGERTIAN

Luka bakar ialah cedera jaringan krn kontak dgn api, kimiawi, elektrik, friksi,

elektromagnetik,radiasi.

Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak 

langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik 

(electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation) . (Hidayat;2009)

2. ETIOLOGI

a. terkena air panas, minyak panas dan uap panas

b. kontak dengan benda panas (setrika, kompor)

c. terkena bahan kimia (asam sulfat, bahan pemutih)

d. sengatan listrik 

e. terpapar lama dengan sinar matahari

3. PATOFISIOLOGI

Akibat hal yang terlihat pada individu yang mmengalami luka bakar,

merupakan hasil dari tiga penyebab : efek panas itu sendiri terhadap kulit, efek 

dari panas terhadap elemen darah/pembuluh darah, serta kelainan metabolik 

yang terjadi secara umum.

Efek terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit sehingga mudah terjadi

infeksi, dan menyebabkan panas dan cairan tubuh yang hilanng bertambah

banyak.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 33/44

Efek terhadap pembuluh / elemen darah berupa permeabilitas kapiler yang

meningkat sehingga cairan dan protein merembes menyebabkan hipovolemi

dan syok. Fase syok sering terjadi dalam 24 jam pertama. Harus diperhatikan

pula bahwa penyakityang diperoleh bersama luka bakar misalnya Commotio

cerebri atau patah tulang, lebih memperberat prognosa.

Efek Sistem Renal dan Gastrointestinal yaitu respon tubuh pada mulanya

adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya GFR (glomerular

filtration rate), yang menyebabkan oliguri. Aliran darah menuju usus juga

berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan disfungsi

gastrointestia pada klien dengan luka bakar yang lebih dari 25 %.

Efek terhadap sistem imun yaitu fungsi sistem immune mengalami depresi.

Depresi pada aktivitas lymphocyte, suatu penurunan dalam produksi

immunoglobulin, supresi aktivitas complement dan perubahan/gangguan pada

fungsi neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien yang mengalami

luka bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko

terjadinya infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien.

Efek terhadap sistem respiratori yaitu dapat mengalami hipertensi arteri

 pulmoner, mengakibatkan penurunan kadar oksigen arteri dan “lung

compliance”. 

1. Smoke Inhalation.

Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner yang seringkali

berhubungan dengan injuri akibat jilatan api. Kejadian injuri inhalasi ini

diperkirakan lebih dari 30 % untuk injuri yang diakibatkan oleh api.

Manifestasi klinik yang dapat diduga dari injuri inhalasi meliputi adanya LB

yang mengenai wajah, kemerahan dan pembengkakan pada oropharynx atau

nasopharynx, rambut hidung yang gosong, agitasi atau kecemasan, tachipnoe,

kemerahan pada selaput hidung, stridor, wheezing, dyspnea, suara serak,

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 34/44

terdapat carbon dalam sputum, dan batuk. Bronchoscopy dan Scaning paru

dapat mengkonfirmasikan diagnosis.

4. KLASIFIKASI

Luka bakar dibagi menjadi 3 derajat tergantung seberapa hebat kerusakan

pada kulit. Semua penyebab tersebut diatas, dapat menyebabkan ketiga derajat

luka bakar.

Akan tetapi yang menentukan bagaimana luka bakar diobati adalah jenis dan

penyebabnya. Semua luka bakar harus segera ditangani untuk mengurangi

suhu disekitar lokasi luka bakar serta mengurangi kerusakan kulit maupun

 jaringan sekitar bila luka bakar luas.

Derajat Luka Bakar:

a. Luka bakar derajat satu : paling ringan, hanya mengenai lapisan kulit terluar

(epidermis). Kulit yang terkena terlihat kemerahan, nyeri, sedikit bengkak tapi

tidak ada lepuh. Kulit menjadi berwarna putih jika ditekan. Luka bakar jenis

ini sembuh dalam waktu 3  – 6 hari; lapisan kulit superfisial pada daerah yang

terkena akan mengelupas dalam waktu 1  –  2 hari.

b. Luka bakar derajat dua : lebih berat, mengenai sampai lapisan kulit yang

berikutnya. Terbentuk lepuh, nyeri lebih hebat dan kulit kemerahan serta, bisa

nampak berwarna putih sampai merah ceri. Waktu sembuh bervariasi, sangat

bergantung pada luasnya luka bakar.

1.) “Superficial second degree burn”, mengenai seluruh lapisan epidermis

kecuali stratum germinativum. Penyembuhan kira-kira 2 minggu jika tanpa

infeksi.

2.) Deep dermal burn, mengenai seluruh lapisan epidermis dengan stratum

germinativumnya dan di beberapa tempat dapat pula mengenai korium.

Epitelisasi dapat terjadi dari epitel kelenjar peluh dan folikel rambut, terjadi

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 35/44

kira-kira 25-35 hari tanpa gangguan trauma mekanik atau infeksi. Jika terkena

infeksi, deep dermal burn berubah menjadi “full thickness skin loss” hingga

perlu skin graft. Ditemukan banyak bulla berisi zat cair yang komposisinya

sama dengan plasma. Terasa sangat nyeri.

c. Luka bakar derajat tiga merupakan jenis yang paling berat dan mengenai

seluruh lapisan kulit serta jaringan sekitarnya. Seluruh lapisan kulit mati,

permukaan kulit bisa terlihat berlemak, keras dan kasar ataupun hangus,

banyak eritrosit hancur, banyak edema di bawah kulit. Karena terjadi

kerusakan saraf maka pada awal biasanya tidak terasa nyeri atau sedikit nyeri.

“Pin prick test” dapat digunakan untuk menentukan luka baker tingkat tiga,

dengan cara menusukkan dengan jarum diberbagai tempat, anestesi

menunjukkan luka baker derajat tiga. Waktu untuk penyembuhan sangat

tergantung pada luasnya luka. Pada luka bakar derajat dua yang dalam dan

derajat tiga (disebut full-thickness) biasanya memerlukanpenanganan dokter

spesialis bedah plastik untuk tranplantasi kulit dan dikenal sebagai skin

grafts“. 

Penentuan luka bakar

Yang terutama penting untuk menentukan prognosis ialah luka bakar.

Ada cara untuk menentukan luas luka baker :

“Rule of Nines” 

Permukaan badan terdiri atas beberapa daerah yang luasnya 99% atau

kelipatannya yaitu :

- kepala dan leher 9%

- dada dan perut 18%

- punggung hingga pantat 18%

- anggota gerak atas masing-masing 9%

- anggota gerak bbawah masing-masing 18%

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 36/44

- perineum 1%

“ Rule of Nines” ini sebenarnya kurang teliti, akan tetapi praktis. Harus

diingat bahwa ddengan cara ini luas luka baker mudah tertaksir lebih besar

atau lebih keciil daripada sesungguhnya. Juga untuk anak kecil kurang tepat.

Cara yang lebih tepat adalah seperti yang dianjurkan oleh Lund dan Browder.

Klasifikasi luka bakar berdasarkan penyebab :

a. Luka Bakar Termal. Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena

terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

b. Luka Bakar Kimia. Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh

kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia,

lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya

injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena

kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 37/44

rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri,

pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat

menyebabkan luka bakar kimia.

c. Luka Bakar Elektrik. Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas

yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat

ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara

gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

d. Luka Bakar Radiasi. Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan

sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan

radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik 

pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang

terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Sel darah merah (RBC): dapat terjadi penurunan sel darah merah (Red

Blood Cell) karena kerusakan sel darah merah pada saat injuri dan juga

disebabkan oleh menurunnya produksi sel darah merah karena depresi

sumsum tulang.

b. Sel darah putih (WBC): dapat terjadi leukositosis (peningkatan sel darah

putih/White Blood Cell) sebagai respon inflamasi terhadap injuri.

c. Gas darah arteri (ABG): hal yang penting pula diketahui adalah nilai gas

darah arteri terutama jika terjadi injuri inhalasi. Penurunan PaO2 atau

peningkatan PaCO2.

d. Karboksihemoglobin (COHbg) :kadar COHbg (karboksihemoglobin) dapat

meningkat lebih dari 15 % yang mengindikasikan keracunan karbon

monoksida.

e. Serum elektrolit :

a) Potasium pada permulaan akan meningkat karena injuri jaringan atau

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 38/44

kerusakan sel darah merah dan menurunnya fungsi renal; hipokalemiadapat

terjadi ketika diuresis dimulai; magnesium mungkin mengalami penurunan.

b) Sodium pada tahap permulaan menurun seiring dengan kehilangan air dari

tubuh; selanjutnya dapat terjadi hipernatremia.

f. Sodium urine :jika lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan

resusitasi cairan, sedangkan jika kurang dari 10 mEq/L menunjukan tidak 

adekuatnya resusitasi cairan.

g. Alkaline pospatase : meningkat akibat berpindahnya cairan

interstitial/kerusakan pompa sodium.

h. Glukosa serum : meningkat sebagai refleksi respon terhadap stres.

i. BUN/Creatinin : meningkat yang merefleksikan menurunnya perfusi/fungsi

renal, namun demikian creatinin mungkin meningkat karena injuri jaringan.

 j. Urin : adanya albumin, Hb, dan mioglobin dalam urin mengindikasikan

kerusakan jaringan yang dalam dan kehilangan/pengeluaran protein. Warna

urine merah kehitaman menunjukan adanya mioglobin

k. Rontgen dada: Untuk mengetahui gambaran paru terutama pada injuri

inhalasi.

l. Bronhoskopi: untuk mendiagnosa luasnya injuri inhalasi. Mungkin dapat

ditemukan adanya edema, perdarahan dan atau ulserasi pada saluran nafas

bagian atas

m. ECG: untuk mengetahui adanya gangguan irama jantung pada luka bakar

karena elektrik.

n. Foto Luka: sebagai dokumentasi untuk membandingkan perkembangan

penyembuhan luka bakar.

6. PENCEGAHAN

Cara mencegah agar anak-anak terhindar dari benda-benda penyebab luka

bakar :

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 39/44

a. Pasanglah pendeteksi asap pada semua kamar tidur, jalan keluar, di luar

kamar tidur, dapur, dan kamar tamu, dengan paling sedikit satu buah tiap

lantai. Periksa secara teratur.

b. Praktikan latihan kebakaran di rumah. Pastikan semua anggota keluarga

mengetahui bagaimana keluar dengan selamat dari rumah pada saat

kebakaran.

c. Memiliki beberapa pemadam kebakaran yang berfungsi dan siap sedia.

d. Ajari anak untuk merangkak ke pintu jika ada asap dalam ruangan (mereka

akan terhindar dari menghirup asap tersebut karena posisinya berada di bawah

asap tersebut).

e. Beli tangga pengaman jika rumah bertingkat. Jika tinggal di apartement,

ajari anak tentang lokasi seluruh pintu keluar dan pastikan mereka mengerti

bahwa lift sebaiknya tidak digunakan saat kebakaran karena dapat macet

antartingkat atau terbuka pada lantai di mana api tersebut bberkobar. Juga,

tentukan daerah pertemuan di luar rumah atau apartement sehingga dapat

memastikan setiap orang telah keluar dari daerah yang terbakar.

f. Ajari anak untuk berhenti, menjatuhkan diri,dan berguling di tanah atau

lanta jika bajju mereka terkena api.

g. Kunci rapat cairan yang mudah terbakar.

h. Turunkan suhu dari pemanas air di bawwah 48,8° C.

i. Jangan gunakan kabel tidak kuat, yang sudah lama dan bekas, perlengkapan

listrik yang tidak aman dan meragukan.

 j. Jauhkan korek api dan pemantik dari anak-anak.

k. Hindari kembang api.

l. Selalu mengetes terlebih dulu panasnya air yang akan digunakan untuk 

menyeduh susu atau memandikan bayi.

m. Jika Anda sedang menikmati kopi atau teh, hindari sambil memegang bayi.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 40/44

n. Jangan sambil menggendong bayi bila sedang memasak. Si kecil bisa

menarik gagang panci atau meronta-ronta yang membuat konsentrasi Anda

terpecah.

o. Arahkan mulut teko ke dalam, untuk menghindari tertumpah ke bawah bila

tersenggol.

p. Jangan sambil menggendong bayi bila sedang menyetrika.

7. KOMPLIKASI

Di samping syok dan infeksi umum maka dikenal komplikasi lain yaitu

sebagai berikut;

NO KOMPLIKASI WAKTU PENGOBATAN

1 Tr. respiratorius Hari pertama Trakhostomi, ventilasi, steroid, antibiotik 

2. Penekanan pembuluh darah ekstremitas Hari pertama atau kedua

Escharotomy

3. Tukak curling (curling ulcer) Hari kelima sampai sepuluh Transfusi, lavage

garam faal atau operasi

4. pneumonia Minggu ke dua Antibiotic ventilasi, suction

8. PENATALAKSANAAN

Penanganan segera terhadap luka bakar sebaiknya meliputi hal berikut ini :

a. Secepat mungkin, tuangi luka bakar tersebut dengan air dingin. Jangan

sungkan untuk menyiramkan air dingin sepanjang daerah luka bakar untuk 

mendinginkan serta meredakan nyerinya segera setelah terjadi cedera. Jangan

gunakan es.

b. Angkat pakaian dari daerah yang terkena luka bakar tersebut kecuali jika

melekat erat dengan kulit. Dalam hal ini, potong dan buang sebanyak 

mungkin.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 41/44

c. Jika daerah yang terluka ttersebut tidak mengeluarkan rembesan air, tutup

luka bakar dengan gulungan kain kasa steril.

d. Jika luka bakar berair, tutupi secara longgar dengan kasa steril jika tersedia

(jika tidak biarkan terbuka) dan segeralah mencari abntuan medis.

e. Jangan meletakkan mentega, minyak atau bedak pada luka bakar. Semua

bahan yang disebut ramuan rumahan ini secara nyata dapat membuat cedera

lebih buruk.

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada waktu penderita datang :

a. Bebaskan jalan nafas, beri oksigen. Bila ada stridor dan sianosis, maka

trakeotomi tak dapat ditangguhkan lagi.

b. Atasi keadaaan syok, bila keadaan penderita tidak dalam keadaan gawat,

sadar, maka tindakan-tindakan berikut dapat dilakukans secara berurutan :

a) Timbang berat badan penderita

b) Tanyakan bila dan bagaimana terjadinya luka bakar, apa yang

mmenyebabkan, sewaktu terbakar memakai baju apa, berapa lama kontak 

dengan penyebab luka bakar

c) Hitung luas luka bakar, periksa dengan teliti, apakah ada perlukaan-

perlukaan atau patah tulang dan lain-lain. Sementara itu bila penderita

kesakitan dan tidak ada gangguan, bisa diberikan morfin 10 mg, secara IV

(diencerkan dalam larutan isotonic hingga 5 cc). bagi anak-anak bisa dipakai

barbiturat. Bila perlu diulang 4 jam.

d) Pasang kateter dan tinggalkan sebagai “indewelling cathether”  

e) Berikan antibiotika dan serum anti tetanus/toksoid. Berikan ATS 3000 unit

pada orang dewasa dan separuhnya pada anak-anak.

f) Sementara itu rencanakan terapi cairan berdasarkan berat badan dan luasnya

luka bakar.

g) Barulah kita berikan perawatan luka bakar. Bila ada syok, perawatan local

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 42/44

bisa ditangguhkan dulu sehingga syoknya teratasi, sementara itu luka bakar

cukup ditutup dengan kasa steril.

Terapi cairan

Kebutuhan cairan diberikan menurut rumus Evans Broke

Untuk 24 jam pertama :

a. BB x % luka bakar x 1 ml (cairan elektrolit)

b. BB x % luka bakar x 1 ml (koloid; plasma, darah)

c. “insensible water loss” = 2000 cc (Dekstrosa5%) 

Jumlah total kebutuhan cairan untuk 24 jam pertama tersebut dibagi dua.

Dalam 24 jam pertama diberikan separuh kebutuhan dan 16 jam berikutnya

sisanya. Untuk anak-anak “insensible water loss” diperkirakan antara 1000-

1500 cc.

Untuk 24 jam kedua kebutuhan cairan kira-kira ½ kebutuhan 24 jam pertama.

Untuk penderita dengan luas luka bakar lebih dari 50%, perubahan kecepatan

dan jenis cairan yang diberikan dibuat atas dasar pengukuran output uri setiap

 jam tekanan vena sentral (CVP), denyut nadi dan nilai hematokrit.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Masalah yang mungkin terjadi pada neonatus, bayi, dan balita yaitu

tenggelam, keracunan, dan luka bakar.

2. Pertolongan pertama pada kasus tenggelam adalah sesegera mungkin

mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Sedangkan

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 43/44

pada korban keracunan adalah dengan mengeluarkan zat yang mengandung

racun dari tubuh korban. Pada kasus luka bakar adalah segera membebaskan

korban dari sumber luka bakar kemudian mengatasi nyeri.

B. SARAN

1. Bagi orang tua sebaiknya mengawasi anak-anaknya kapanpun dan

dimanapun.

2. Bagi orang tua seharusnya menjauhkan anak-anak dari benda-benda yang

berbahaya.

8/1/2019 UGD Tenggelam

http://slidepdf.com/reader/full/ugd-tenggelam 44/44

 

DAFTAR PUSTAKA

Junadi, Purnawan,dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi kedua. Jakarta:

Media Aesculapius

Rusepno, Hassan, dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta: Bagian

IKA FKUI

Setyanegara, Surya, dkk. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi dan

Balita. Jakarta: Arcan

http://yppassalaam.net/component/option,com_fireboard/Itemid,39/id,386/cati

d,52/func,fb_pdf/ 

http://keluargasehat.wordpress.com/category/kecelakaan-pada-anak/ 

http://www.freewebs.com/accidental_child/ 

Diposkan oleh SwaDheSi... di 19:29