Mati Tenggelam

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenggelam merupakan bentuk kematian akibat asfiksia karena terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernafasan disebabkan tersumbat oleh cairan. Terhalangnya udara masuk ke paru- paru tidak perlu orang harus terbenam ke air, tetapi tertutup saluran nafas atas oleh cairan cukup untuk membuatnya mati tenggelam. 1 Dalam pengertian tenggelam dikenal drowning dan immersion. drowning adalah masuknya cairan yang cukup banyak dalam saluran nafas / paru. Pengertian tenggelam dalam arti kata drowning inilah yang kita pakai,yaitu tenggelam sebagai sebab kematian.Immersion adalah seluruh tubuh masuk kedalam air. Dalam hal ini sebab kematiannya tidak selalu tenggelam , tetapi bisa juga melalui refleks vagal dan spasme laring yang memberikan gambaran dry drowning . Korban mati tenggelam hampir selalu didapati dari waktu ke waktu. Ini tidak mengherankan karena di sekeliling kita ada selokan, sumur, kolam, sungai ,danau atau laut, bahkan ember yang berisi air atau bak kamar mandi. Banjir bukan hal yang jarang terjadi. Baru saja kita menghadapi korban mati Mati Tenggelam Page 1

description

g

Transcript of Mati Tenggelam

Page 1: Mati Tenggelam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenggelam merupakan bentuk kematian akibat asfiksia karena

terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernafasan disebabkan tersumbat oleh

cairan. Terhalangnya udara masuk ke paru- paru tidak perlu orang harus terbenam

ke air, tetapi tertutup saluran nafas atas oleh cairan cukup untuk membuatnya mati

tenggelam.1

Dalam pengertian tenggelam dikenal drowning dan immersion. drowning

adalah masuknya cairan yang cukup banyak dalam saluran nafas / paru.

Pengertian tenggelam dalam arti kata drowning inilah yang kita pakai,yaitu

tenggelam sebagai sebab kematian.Immersion adalah seluruh tubuh masuk

kedalam air. Dalam hal ini sebab kematiannya tidak selalu tenggelam , tetapi bisa

juga melalui refleks vagal dan spasme laring yang memberikan gambaran dry

drowning .

Korban mati tenggelam hampir selalu didapati dari waktu ke waktu. Ini

tidak mengherankan karena di sekeliling kita ada selokan, sumur, kolam,

sungai ,danau atau laut, bahkan ember yang berisi air atau bak kamar mandi.

Banjir bukan hal yang jarang terjadi. Baru saja kita menghadapi korban mati

tenggelam dalam jumlah ratusan ribu orang akibat gelombang Tsunami. Bila itu

berkaitan dengan kecelakaan tidaklah peristiwa yang kriminil yang memerlukan

bantuan dokter umtuk menentukan sebab dan cara kematian. Pemeriksaan korban

yang diangkat dari air di luar musim banjir atau bencana, adalah kematian yang di

ragukan sebagai peristiwa pembunuhan. Penting sekali penentuan apakah korban

masih hidup waktu masuk ke air atau sudah mati baru di tenggelamkan. 1

Pada mayat yang terendam dalam air, ditemukan dua unsur yaitu kontak

dengan air dan masuknya air kedalam nafas. Kontak lama tubuh dengan air

mengakibatkan tanda-tanda basah, kutis anserina ( kulit berbintik-bintik menonjol

seperti kulit angsa), dan ujung jari berkeriput ( washer womens’s hand).

Mati Tenggelam Page 1

Page 2: Mati Tenggelam

Inhalasi air ( drowning ) menyebabkan asfiksia bila jumlah airnya sedikit,

atau menyebabkan hemodilusi atau hemokosentrasi bila jumlah banyak

terinhalasi. Sumbatan tadi mengakibatkan pernafasan yang dipaksakan dan

sekresi bronkus yang berlebihan sehingga terjadinya busa halus berwarna putih

atau kemerahan. Kematian dapat terjadi melaui asfiksia, gagal jantung akut atau

fibrilasi jantung ( pada tenggelam di air tawar ) atau edema paru ( pada tenggelam

di air laut/ air asin). 1

BAB II

Mati Tenggelam Page 2

Page 3: Mati Tenggelam

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drowning

2.1.1 Defenisi

Drowning atau tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat

mati lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran

pernafasan.3Dalam pengertian tenggelam dikenal drowning dan immersion.

drowning adalah masuknya cairan yang cukup banyak dalam saluran nafas / paru.

Pengertian tenggelam dalam arti kata drowning inilah yang kita pakai,yaitu

tenggelam sebagai sebab kematian.Immersion adalah seluruh tubuh masuk

kedalam air. Dalam hal ini sebab kematiannya tidak selalu tenggelam , tetapi bisa

juga melalui refleks vagal dan spasme laring yang memberikan gambaran dry

drowning.2

2.1.2 Proses Drowning

Tenggelam dapat terjadi pada orang yang tidak bisa berenang maupun

pandai berenang (bila ia sampai ketingkat kehabisan tenaga atau keadaan lain).

Proses tenggelam dimulai pada waktu orang masuk ke air karena panik atau

kelelahan, maka sebagian air masuk ke mulut dan saluran pernafasan . ini akan

menimbulkan reflek batuk yang menyebabkan korban perlu menghirup udara lagi

dengan berusaha menggapai ke permukaan, namun akibatnya lebih banyak lagi air

yang masuk menggantikan udara, ini terjadi berulang kali, akhirnya korban

tenggelam.

Setelah terjadi proses pembusukan, beberapa hari kemudian korban

terapung kembali karena gas pembusukan yang berkumpul dalam rongga perut

dan dada, maka korban akan muncul ke permukaan air, kecuali korban tersangkut

di dalam air atau dimakan binatang. Bila gas pembusukan ini akhirnya keluar dari

tubuh, maka korban kembali tenggelam. Proses ini perlu diketahui dalam

pencarian korban tenggelam.

Mati Tenggelam Page 3

Page 4: Mati Tenggelam

2.1.3 Jenis-Jenis Drowning

Kematian akibat tenggelam dapat disebabkan berbagai proses. Atas dasar

ini tenggelam dibedakan atas beberapa tipe, yaitu:1

1. Dry drowning

Dry drowning adalah mati tenggelam tanpa ada air di saluran pernafasan.

Kemungkinan disebabkan oleh spasme laring. Pada spasme laring tidak

ditemukan aspirasi cairan dan ditemukan tanda-tanda asfiksia pada wajah dan

ptechie. Mekanismenya diperkirakan rasa menggigil yang tiba-tiba pada leher dan

dada disertai inhalasi air menyebabkan spasme laring, ketidaksadaran diri dan

asfiksia. Tipe ini dikenal juga sebagai drowning type1.1

2. Wet drowning

Istilah ini merujuk pada tenggelam dalam pengertian sehari-hari.

Dibedakan lagi menjadi tenggelam di air tawar (drowning tipe 2a) dan tenggelam

pada air asin (drowning tipe 2b).1

Air Tawar

Mati Tenggelam Page 4

Page 5: Mati Tenggelam

Air dalam jumlah besar akan masuk kedalam alvoli dan diabsorbsi ke dalam

sirkulasi. Jumlah ini dapat sangat besar dalam waktu yang relatif singkat.

Percobaan menunjukkan bahwa dalam waktu dua menit volume sirkulasi

bertambah hingga 50%. Keadaan ini mengakibatkan hipervolemia dan

hemodilusi. Kadar elektrolit darah akan menurun, kecuali ion kalium yang

diperoleh dari hemolisis dan keluarnya ionn kalium dari sel otot jantung.

Hipervolemia yang akan mendadak ini dapat mengakibatkan gagal jantung akut

(Knight,1987). Hiponatremia yang juga terjadi dianggap sebagai penyebab

terjadinya fibrilasi ventrikel. Penelitian lain mengatakan bahwa keadaan

menurunnya ion kalium dalam otot jantunglah yang mengakibatkan fibrilasi

jantung. Fibrilasi ventrikel tidak dapat terjadi bila hemodilusi tidak disertai

hipoksia. 2

Air Asin

Air yang masuk ke dalam alveoli berkadar garam pekat sehingga melalui osmosa

air dari dalam sirkulasi keluar ke dalam alveoli. Hal ini mengakibatkan edema

paru fulminan dan hemokosentrasi. Gejala hipotansi, hipovolemia disertai

bradikardi dapat terjadi. Percobaan menunjukkan bahwa dibutuhkan air 20

ml/kgBB untuk dapat mengakibatkan kematian.2

3. Secondary drowning

Tidak sesungguhnya mati tenggelam, tetapi mati sesudah dirawat

akibat tenggelam. Tetap ada hubungannya dengan kelainan paru akibat

tenggelam ( infeksi atau oedem).1

4. Immersion syndrome

Mati tenggelam karena masuk ke air dingin yang menyebabkan

inhibisi vagal

2.1.4 Penyebab kematian

Mati Tenggelam Page 5

Page 6: Mati Tenggelam

Penyebab kematian pada orang yang tenggelam antara lain:

a. Asfiksia

Ada 4 fase kematian pada korban asfiksia, yaitu :

Fase dispnea : terjadi karena penurunan kadar CO2 yang akan

menyebabkan peningkatan amplitude dan frekuensi napas,

peningkatan tekanandarah, muncul sianosis pada muka dan tangan.

Fase konvulsi : peningkatan kadar CO2 akan menyebabkan kejang

yang diawali dengan kejang klonik, tonik kemudian spasme

otistotonik. Dilatasi pupil, penurunan denyut jantung, dan

penurunan tekanan darah dapat terjadi.

Fase apnea : adanya depresi pada pusat pernapasan akan

menyebabkan pernapasan menjadi lemah dan terhenti.

Fase akhir : paralisis pada pusat pernapasan lengkap akan

menyebabkan pernapasan berhenti total, namun jantung masih

berdenyut beberapa saat setelah pernapasan terhenti.

Secara umum, kematian akibat asfiksia akan mulai timbul stelah 4-5

menit, dimana fase 1 dan 2 terjadi kurang lebih 3-4 menit tergantung dari

keparahan halangan oksigen yang ada.Umumnya dijumpai pada tipe dry

drowning.

Pada keadaan tenggelam, Reaksi awal: usaha bernafas, yang berlangsung

hingga batas kemampuan dicapai, dimana seseorang harus bernafas, batas

kemampuan ditentukan oleh kombinasi antara kadar CO2 yang tinggi dan

konsentrasi O2 yang rendah. Menurut Pearn, batas kemampuan terjadi pada

tingkat PCO2 dibawah 55 mmHg saat terdapat hypoxia dan tingkat PAO2

dibawah 100 mmHg saat PCO2 tinggi. Melewati batas kemampuan, seseorang

menarik nafas secara involuntary, pada saat ini air mencapai laring & trakea,

menyebabkan spasme laring yang diakibatkan tenggelam (pada air tawar),

terdapat penghirupan sejumlah besar air, tertelan dan akan dijumpai dalam perut.

Selama bernafas di air, penderita mungkin muntah dan terjadi aspirasi isi

lambung. Usaha pernafasan involuntar di bawah air akan berlangsung selama

Mati Tenggelam Page 6

Page 7: Mati Tenggelam

beberapa menit, hingga pernafasan terhenti. Hipoksia serebralakan berlanjut

hingga irreversible dan terjadi kematian.1

b. Inhibisi vagus

Vagal Inhibisi karena perangsangan vagus pada drowning dapat terjadi

dalam beberapa cara :

1. Masuknya air secara tiba-tiba kedalam nasofaring / laring

2. Hantaman/ pukul pada abdomen missal pada saat berenang dimana

abdomen jatuh terlebih dahulu daripada kepala.

3. Menyelam dengan kaki terlebihdahulu masuk kedalam air (duck diving).

Kematian timbul setelah 30 detik. Hal ini terjadi karena jatuh ke air secara

tiba-tiba atau karena ketika jatuh dinding perut terhempas sehingga timbul inhibisi

vagus. Penyebab kematian ini terjadi pada immersion syndrome (Korban tiba-tiba

meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal (vagal

inhibisi), alcohol dan makanan terlalu banyak merupakan fakto rpencetus). 1

c. Fibrilasi ventrikel

Hal ini akibat tenggelam di air tawar. Pada keadaan ini terjadi

absorbsi/aspirasi cairan masif hingga terjadi hemodilusi oleh karena konsentrasi

elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah. Air akan

masuk kedalam aliran darah sekitar alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah

merah (hemolisis).

Akibat pengenceran darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan

dengan melepaskan ion kalium dari serabut oto tjantung hingga kadar ion kalium

dan plasma meningkat, terjadi perubahan keseimbangan ion K+ dan Ca++ dalam

serabut otot jantung dapat mendorong terjadinya febrilasi ventrikel dan penurunan

tekanan darah, yang kemudian menyebabkan timbulnya kematian akibat anoksia

otak. Kematian dapat terjadi dalam waktu 5 menit. 1

d. Oedem paru

Hal ini akibat tenggelam di air laut. Konsentrasi elektrolit cairan

asin lebih tinggi daripada dalam darah, sehingga air akan ditarik dari

Mati Tenggelam Page 7

Page 8: Mati Tenggelam

sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru yang akan

menimbulkan edema pulmoner, hemokonsentrasi, hipovolemi dan

kenaikan kadar magnesium dalam darah. Hemokonsentrasi akan

mengakibatkan sirkulasi menjadi lambat dan menyebabkan terjadinya

payah jantung. Kematian terjadi kira-kira dalam waktu 8-9 menit setelah

tenggelam. 1

e. Apopleksia

Apopleksia atau biasa disebut stroke, biasanya pada penderita arterio-

sklerosis yang menimbulkan pendarahan otak sehingga menyebabkan

kematian. 1

f. Cedera

Disebabkan pada waktu jatuh, kepalanya terbentur benda keras, seperti

menyebabkan fraktur kranium.1

2.1.5.Pemeriksaan Mayat

Pada pemeriksaan mayat pada korban tenggelam, pemeriksaan harus

seteliti mungkin agar mekanisme kematian dapat ditentukan, karena seringkali

mayat ditemukan sudah dalam keadaan membusuk.1

Hal yang penting diketahui pada pemeriksaan adalah :

1. Menentukan identitas korban

Identitas korban ditentukan dengan memeriksa antara lain :

a. Pakaian dan benda-benda milik korban

b. Warna dan distribusi rambut dan identitas lain

c. Kelainan atau deformitas dan jaringan parut

d. Sidik jari

e. Pemeriksaan gigi

f. Teknik identifikasi lain.1

2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam

Mati Tenggelam Page 8

Page 9: Mati Tenggelam

Pada mayat yang masih segar, untuk menentukan apakah korban masih

hidup atau sudah meninggal pada saat tenggelam atau adakah penyebab

kematian lain, dapat diketahui dari hasil pemeriksaan :

a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang masih

hidup waktu tenggelam ialah pemeriksaan diatom. Pemeriksaan

diatom akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.

b. Teknik lain yang dapat membantu menegakkan diagnosis adalah

membandingkan kadar chloride darah pada jantung kiri dan kanan.

Pemeriksaan ini sekarang dianggap bermakna dibanding

pemeriksaan kadar magnesium

c. Benda asing dalam paru dan saluran pernafasan mempunyai nilai

yang menentukan pada mayat yang terbenam selama beberaoa

waktu dan mulai membusuk. Demikian pula dengan isi lambung

dan usus.

d. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli

yang secara fisik dan kimia sifatnya sama dengan air tempat

korban tempat korban tenggelam mempunyai nilai yang bermakna.

e. Pada beberapa kasus ditemukan kadar alkohol tinggi dapat

menjelaskan bahwa korban sedang dalam keracunan alkohol pada

saat masuk ke dalam air.1

3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning

Pada mayat yang segar, gambaran pasca mati dapat menunjukkan tipe

drowning dan juga penyebab kematian lain seperti penyakit, keracunan

atau kekerasan lain.

Pada kecelakaan di kolam renang, benturan ante mortem (ante mortem

impact) pada tubuh bagian atas misalnya memar pada muka, perlukaan

pada vertebra cervikalis dan medula spinalis dapat ditemukan.

4. Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian.

Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian misalnya kekerasan,

alkohol atau obat-obatan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau

melalui bedah jenazah.

5. Tempat korban pertama kali tenggelam

Mati Tenggelam Page 9

Page 10: Mati Tenggelam

Bila kematian korban berhubungan dengan masuknya cairan ke dalam

saluran pernafasan, maka pemeriksaan diatom dari air tempat korban

ditemukan dapat membantu menentukan apakah korban tenggelam di

tempat itu atau di tempat lain.1

6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematian

a. Bila sudah ditemukan bahwa korban masih hidup pada waktu

masuk ke dalam air, maka perlu ditentukan apakah kematian

disebabkan karena air masuk ke dalam saluran pernafasan

(tenggelam). Pada immersion, kematian terjadi dengan cepat. Hal

ini mungkin disebabkan oleh sudden cardiac arrest yang terjadi

pada waktu cairan masuk ke saluran pernafasan bagian atas.

Beberapa korban yang terjun dengan kaki terlebih dahulu

mengakibatkan cairan dengan mudah masuk ke dalam hidung.

Faktor lain adalah keadaan hipersensitifitas dan kadang-kadang

keracunan alkohol.

b. Bila tidak ditemukan air di dalam paru-paru dan lambung, berarti

kematian terjadi seketika akibat spasme glotis, yang menyebabkan

cairan dengan mudah masuk.

Waktu yang diperlukan untuk terbenam sangat bervariasi tergantung dari

keadaan di sekeliling korban, keadaan masing-masing korban, reaksi perorangan

yang bersangkutan, keadaan kesehatan, dan jumlah serta sifat cairan yang dihisap

masuk ke dalam saluran pernafasan.

Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah yang makin lama makin

banyak, kemudian menjadi tidak sadar dalam waktu 2 sampai 12 menit (fatal

period). Dalam episode ini bila korban dikeluarkan dari air, ada kemungkinan

masih dapat hidup bila upaya resusitasi berhasil.

Mati Tenggelam Page 10

Page 11: Mati Tenggelam

2.1.6 Pemeriksaan pada korban Drowning

a. Pemeriksaan luar

Mayat dalam keadaan basah , busa halus yang sukar pecah pada hidung dan

mulut kadang berdarah, mata setengah terbuka atau tertutup, ktis anserine, washer

women hand, cadaveric spasme, luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki.3

Lebam mayat lebih banyak dibagian kepala, muka, dan leher (karena posisi

kepala diair lebih rendah ). Bila didapati kejang mayat( cadeveric spasme)

tangan menggenggam rumput/ kayu merupakanbukti kuat korban masih hidup

waktu masuk ke air. Bila korban lama di dalam air bisa didapati telapak tangan

dan kaki putih mengkerut seperti tukang cuci ( washer women hand). Kadang

didapati kulit kasar seperti kulit bebek, tapi tidak patognomonis karena itu

terbentuk akibat konraksi m. Errector pilli karena dingin atau proses kaku

mayat.adanya lumpur dibadan, tangan korban, di bawah kuku atau pakaian

penting di perhatikan. Pastikan juga adanya luka- luka post mortem apa lagi bila

korban terseret arus di sungai atau gigitan ikan dan binatang lainnya. Luka post

mortem oleh batu- batuan disungai didapati ditubuh bagian luar.1

Gambar 1. Buih halus dan sukar pecah

Mati Tenggelam Page 11

Page 12: Mati Tenggelam

Gambar 2. Washer women hand

Gambar 3. Korban tenggelam yang mengalami proses pembusukan (kulit

kehijuan, bibir membesar, buih besar dan mudah pecah, mata menonjol).

Mati Tenggelam Page 12

Page 13: Mati Tenggelam

Gambar 4. Korban tenggelam sesudah 7 hari

b. Pemeriksaan dalam

Penting memeriksa adanya lumpur, pasir halus dan benda asing

lainnya dalam mulut dan saluran nafas, lumen laring, trachea dan

bronchus sampai kecabang- cabangnya. Pada rongga mulut dan

saluran pernafasan berisi buih halus yang mungkin bercampur dengan

lumpur.1

Demikian pula dilambung didapati hal yang sama. Tergantung

tempat tenggelam, bila di air asin maka paru- paru tampak jelas

membesar ( voluminous) kadang – kadang tampak bekas iga di

permukaan paru . pemeriksaan di atome dapat dilakukan,diambil

jaringan paru bagian distal untuk pemeriksaan test diatome melalui

destruksi Jaringan dengan larutan asam (H2SO4 dan HNO3 ), atau test

bilas paru dengan memicit cairan dari jaringan paru. Dan diperiksa

dibawah misroskop.4

c. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan Diatom.

Alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat

(SiO2) yang tahan panas dan asam kuat . diatom ini dapat

dijumpai dalam air tawar, air laut, air sungai, air sumur, dan udara.

Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan parut myat segar.

Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari

jaringan ginjal, otot sklete, atau sumsum tulang paha.

Mati Tenggelam Page 13

Page 14: Mati Tenggelam

b. Pemeriksaan Destruksi

Digesti asam pada paru. Ambil jaringan perifer paru sebanyak 100

gr, masukkan ke dalam labu Kjeldahi dan tambahkan asam sulfat

pekat sampau jaringan paru terendam, diamkan kurang lebih

stengah hari agar jaringan hancur. Panaskan dalam lemari asam

sanil diteteskan asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan yang

jernih, dinginkan dan cairan dip using dalam centrifuge. Sedimen

yang terjadi ditambah akuadest, putar kembali dan akhirnya dilihat

dengan mikroskop. Pemeriksaaan diatom positif bila pada jaringan

paru ditemukan diatom cukup banyak , 4-5/LPB atau 10-20

persatu sediaan. Atau pada sumsum tulang cukup ditemukan

hanya satu.

c. Pemeriksaan Getah Paru

Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer,

ambil sedikit cairan person dari jaringan perifer paru, taruh pada

gelas objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat di mikroskop.

Selain diatom dpat juga terlihat ganggang atau lainnya.

Pemeriksaan berat jenis dari kadar elektrolit pada darah yang berasal dari

bilik jantung kiri dan kanan. Bila tengggelam di air tawar , berat jenis dan kadar

elektrolit dalam darah jantung kiri lebih rendah dari jantung kanan, sedangkan

pada air asin sebaliknya.

2.1.7 Diagnosis Drowning

Mati Tenggelam Page 14

Page 15: Mati Tenggelam

Bila mayat masih segar (belum dapt pembusukan), maka diagnosis

kematian akibat tenggelam dapat dengan mudah ditegakan melalui pemeriksaan

yang teliti dari :

1. Pemeriksaan luar

2. Pemeriksaan dalam

3. Pemeriksaan laboratorium (histology jaringan, destruksi jaringandan

berat jenis serta kadar elektrolit darah)

Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akbat tenggelam

dibuat bedasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru

yang bila disokong oleh penemuan diatom pada ginjal,otot skelet atau

diatom sumsum tulang.

2.1.8 Medikolegal

Secara medikolegal kematian karena tenggelam umumnya karena

kecelakaan apalagi di musim hujan dan banjir.Bunuh diri dengan tenggelam

bukan hal yang jarang terjadi.Biasanya korban memilih tempat yang tinggi untuk

meloncat dan biasanya di tempat yang sering dilewati orang.Penting sekali

memnentukan apakah korban mati karena tenggelam atau sudah mati baru

ditenggelamkan.Pemeriksaan menjadi sulit bila korban telah mengalami

pembusukan atau pembusukan lanjut.Perlu diperhatikan bahwa korban yang

diangkat dari air, mengalami pembusukan lebih cepat dari biasa. Oleh karena itu

penundaan pemeriksaan akan mempersulit pemeriksaan, selain bau yang dihadapi

pemeriksa.

Untuk menjawab pertanyaan yang sering diajukan dalam persidangan

seperti “Apakah kematian adalah akibat tenggelam?”, dokter yang memeriksa

korbann harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Ditemukannya cairan berbusa halus pada rongga mulut dan lubang

hidung.

b. Ditemukannya benda-benda seperti pasir, lumpur, atau rumput-rumput

yang berada dalam genggaman tangan korban.

Mati Tenggelam Page 15

Page 16: Mati Tenggelam

c. Ditemukannya cairan berbusa halus yang bercampur darah pada

saluran pernapasan.

d. Paru-paru penuh dengan cairan yang mengandung darah dan

mengeluarkan busa halus jika dibuat sayatan melintang.

e. Dalam lambung, usus halus dan rongga telinga tengah ditemukan air

yang bercampur dengan benda asing berupa rumput-rumput dan pasir.

Mati Tenggelam Page 16

Page 17: Mati Tenggelam

BAB III

KESIMPULAN

Drowning atau tenggelam dalam pengertian sehari-hari merupakan salah

satu dari 4 jenis tenggelam yaitu wet drowning. Oleh karena itu tenggelam

didefinisikan sebagai bentuk kematian akibat asfiksia karena terhalangnya udara

masuk ke dalam saluran pernafasan disebabkan tersumbat oleh cairan.

Dry drowning adalah mati tenggelam tanpa ada air di saluran pernafasan.

Kemungkinan disebabkan oleh spasme laring. Secondary drowning, menunjukkan

kematian yang timbul setelah korban dirawat akibat tenggelam, misalnya akibat

infeksi atau oedem paru. Immersion syndrome menunjukkan kematian akibat

refleks vagal setelah tenggelam di air dingin, dimana pada autopsi tidak

ditemukan tanda-tanda yang lazim ditemukan pada korban tenggelam.

Asfiksia merupakan penyebab utama kematian pada tenggelam. Selain itu

kematian dapat juga disebabkan oleh vagal inhibisi, fibrilasi ventrikel, oedem

paru, apopleksia, dan cedera.

Tanda-tanda post mortem yang mungkin ditemukan pada kematian akibat

tenggelam, adalah tanda-tanda asfiksia disertai beberapa tanda khas lainnya.

Tanda-tanda khas yang sering dijumpai pada pemeriksaan luar antara lain

kulit ari yang mengelupas dan rambut mudah dicabut atau gugur, kulit telapak

tangan dan kaki menjadi keriput dan putih seperti tangan orang yang lama

mencuci (Washer women hand), serta lebam mayat yang jelas terlihat pada kepala,

leher,dan dada.

Sedangkan pada pemeriksaan dalam, pada laring, trakea, dan cabang

bronkus dapat dijumpai buih dan darah, dalam saluran pernafasan sering dijumpai

cairan yang sama dengan cairan tempat dia tenggelam, paru-paru akan membesar

(ballon like appearance).

Mati Tenggelam Page 17

Page 18: Mati Tenggelam

Adapun pemeriksaan post-mortem tambahan yang digunakan pada kasus

tenggelam, antara lain pemeriksaan bilas paru, pemeriksaan diatome, serta

pemeriksaan kadar klorida darah.

Mati Tenggelam Page 18

Page 19: Mati Tenggelam

DAFTAR PUSTAKA

1. Amir, Amri. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Penerbit Bagian Ilmu

Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU edisi ke

2. Hal 137. Medan. 2014

2. Singh, S. Ilmu Kedokteran Forensik. Hal 101-106. Medan. 2014

3. Amir, A. Autopsi Medikolegal. Edisi pertama cetakan kesebelas hal 44.

Penerbit percetakan Ramadhan. Medan. 2014

4. Wilianto, Warih. 2012. Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia. Volume 14

No.3.Juli-September : Pemeriksaan Diatome Pada Korban Diduga

Tenggelam. Available: www.Journal.unair.ac.id.

Mati Tenggelam Page 19