EBM KASUS TENGGELAM

9
EBM KASUS TENGGELAM NO FOTO DESKRIPSI TEORI KESIMPULAN 1 Pada gambar 1 tampak mulut berbusa pada korban, berwarna putih. Keracunan, dalam kasus keracunan terutama yang diakibatkan oleh zat kimia yang diminum (masuk ke dalam lambung) salah satu bentuk proteksi tubuh yaitu dengan refleks muntah yang terjadi. Muntah ini bertujuan untuk mengeluarkan zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Selain muntah dapat pula timbul busa pada sekitar mulut. Kocokan paru-paru, ketika korban masuk ke dalam air, sejumlah kecil air akan terinhalasi dan Dengan melakukan tes diatome, dapat membantu kita untuk memastikan apakah korban masi hidup sewaktu tenggelam atau tidak. Dimana pengertian diatom itu sendiri merupakan sejenis ganggang yang mempunyai dinding dari silikat. Silikat ini

description

Tugas Kasus Korban Tenggelam

Transcript of EBM KASUS TENGGELAM

EBM KASUS TENGGELAM

NO FOTO DESKRIPSI TEORI KESIMPULAN

1 Pada gambar 1 tampak mulut berbusa pada korban, berwarna putih.

Keracunan, dalam kasus keracunan terutama yang diakibatkan oleh zat kimia yang diminum (masuk ke dalam lambung) salah satu bentuk proteksi tubuh yaitu dengan refleks muntah yang terjadi. Muntah ini bertujuan untuk mengeluarkan zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Selain muntah dapat pula timbul busa pada sekitar mulut.

Kocokan paru-paru, ketika korban masuk ke dalam air, sejumlah kecil air akan terinhalasi dan teraspirasi ke dalam laring atau trakea dan menyebabkan terpicunya refleks laring yang segera menutup jalan napas. Sejumlah kecil air yang lolos teraspirasi akan mengiritasi dinding bronkus lebih lanjut yang akan menyebabkan mukosa bronkus mensekresi mukus tebal sebagai langkah proteksi. Ketika kadar karbondioksida sudah

Dengan melakukan tes diatome, dapat membantu kita untuk memastikan apakah korban masi hidup sewaktu tenggelam atau tidak. Dimana pengertian diatom itu sendiri merupakan sejenis ganggang yang mempunyai dinding dari silikat. Silikat ini tahan terhadapa pemanasan dan asam keras. Diatome dijumpai di air tawar, air laut, sungai, sumur dan lain-lain. Bial tes diatom (+) maka dapat dipastiakn bahwa korban masi hidup sewaktu tenggelam. Pada korban mati tenggelam diatome akan masuk ke dalam saluran pernafasan

sangat tinggi dan korban sangat hipoksia, akan memicu korban untuk menarik napas. Diafragma akan turun dan otot-otot pernapasan mengembang, menyebabkan meningkatnya volume paru dan menurunnya tekanan dalam paru. Masalahnya adalah trakea dalam keadaan tersumbat sehingga udara tidak dapat masuk untuk menyeimbangkan tekanan negative yang timbul. Akibatnya darah dari kapiler pulmonary tertarik masuk ke dalam alveoli akibat tekanan negative tersebut. Hal ini akan menyebabkan rusaknya surfactant dan alveoli. Ditemukan adanya cairan berbuih dari mulut bahkan biasa dari hidung, dihasilkan dari campuran udara, mucus, dan cairan aspirasi yang terkocok-kocok saat adanya upaya pernapasan yang hebat.

dan saluran pencernaan, karena ukurannya yang sangat kecil, ia di absorpsi dan mengikuti aliran darah. Diatome ini dapat sampai ke hati, paru, otak, ginjal, dan sumsum tulang. Selanjutnya setelah melaui pengambilan dan pengelolaan sampel diatome dapat dilihat di bawah microscope.

2 Pada gambar 2 tampak Perdarahan berbintik pada kedua kelopak mata, terutama kelopak mata bagian bawah.

Pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi dan palpebra muncul sebagai bukti terdapatnya bendungan pada mata. Kapiler yang mudah pecah juga akan timbul pada daerah konjungtiva bulbi, palpebra dan subserosa lain..

Pada kasus tenggelam, korban mengalami kekurangan oksigen, sehingg tubuh melakukan beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan okigen itu salah satunya dengan

melebarkan pembuluh darah dengan tujuan aliran darah kesana banyak dan darah yang banyak itu membawa pula oksigen yang banyak. Terkadang hal ini menyebabkan pecahnya pembuluh darah, terutama di mata dimana pembuluh darah di mata cenderung lebih kecil dan tipis.

3 Pada gambar 3 ditemukan adanya sianosis ujung-ujung jari dan kuku, berwarna merah-kebiruan gelap.

Bendungan sistemik, pulmoner, dan dilatasi jantung merupakan trias klasik yang muncul pada korban asfiksia. Biasanya memberikan warna merah-kebiruan gelap pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku dan terbentuk lebih cepat akibat tingginya kadar CO2

dan fibrinolisin. Tingginya kadar fibrinolisin berhubungan dengan cepatnya kematian terjadi.

Pada kasus korban tenggelam biasanya ditemukan ujung jari berwarna biru yang menandakan adanya gangguan sirkulasi darah yang membawa oksigen.

4 Pada gambar 4 ditemukan telapak tagan yang keriput, berwarna putih pucat.

Washer woman’s hand, dikarenakan adanya imbisi cairan ke dalam kutis

Penenggelaman yang lama dapat menyebabkan pemutihan dan kulit yang keriput pada kulit. Biasanya ditemukan pada telapak tangan dan kaki (tampak 1 jam setelah terbenam dalam air). Namun keadaan ini tidak mengindikasikan bahwa mayat ditenggelamkan, karena mayat lamapun bila dibuang kedalam air akan keriput juga.

5 Pada gambar 5 ditemukan adanya kaku mayat, seprti sedang menggenggam seusatu.

Cadaveric spasme, biasanya jarang dijumpai, dan dapat diartikan bahwa berusaha untuk tidak tenggelam, sebagaimana sering didapatkannya dahan, batu atau rumput yang tergenggam, adanya cadaveric spasme menunjukkan bahwa korban masih dalam keadaan hidup pada saat terbenam. Dimana hal ini menandakan korban berusaha menyelamatkan diri. kekakuan yang timbul pada saat kematian dan menetap sesudahkematian akibat hilangnya ATP lokal

Pada kasus korban tenggelam Cadaveric spasme terjadi menandakan bahwa korban berusaha untuk menyelamatkan diri seperti berpegang pada dahan, rumput, atau benda apa saja yang menurut korban dapat membantunya untuk naik ke permukaan air dan

saat mati karena kelelahan atau emosi yanghebat sesat sebelum mati.

menghirup udara.

6 Tampak paru-paru lebih besar dan mengembang dari biasanya, paru tampak menutupi seluruh permukaan jantung.

Paru-paru pada korban tenggelam biasanya tampak sangat mengembang seperti ballon (Bulky and Ballooned). Paru dalam keadaan ini tampak menutupi jantung dan menonjol keluar bila dinding dada dibuka hingga gambaran indentasi tulang dada tampak jelas di permukaan luar paru. Edema dan kongesti paru dapat sangat hebat sehingga beratnya mencapai 700-1000 gram, dimana beerat paru normal adalah sekitar 250-300 gram. Tardieu’s spot (bercak oleh karena penekanan pembuluh darah di septum interalveolaris oleh udara dan air yang terperangkap) seringkali absen namun bercak perdarahan paltauff dikatakan ditemukan dalam 50% kasus. Bercak paltauf merupakan bercak perdarahan yang besar terjadi akibat peningkatan tekanan yang menyebabkan ruptirnya alveolar. Emfisema Aquosum merupakan tanda pada pemeriksaan dalam dimana korban berusaha paksa untuk bernafas dan ditemukan pada korban yang tenggelam dalam keadaan sadar.

Pada pemeriksaan dibawah microscope rongga alveolar sangat luas dan septanya rupture atau sangat luas. Keseluruhan keadaan ini diakibakan kematian karena tenggelam.