Komplikasi Gastrointestinal
Click here to load reader
-
Upload
mirokii-az-zakii-new -
Category
Documents
-
view
68 -
download
0
description
Transcript of Komplikasi Gastrointestinal
Komplikasi Gastrointestinal.
Ileus.
Disfungsi gastroimtestinal pascaoperasi merupakan masalah yang biasa terjadi sehingga sulit
dibedakan antara ileus dan obstruksi pascaoperasi.
Ileus adalah penurunan atau hilangnya fungsi usus akibat paralisis atau obstruksi
mekanis. Jika ada ileus, usus menjadi distensi da nisi usus terpisah-pisah, diikuti kehilangan
cairan, elektrolit dan albumin. Hal ini menyebabkan hipovolemia, elevasi diafragma, insufisiensi
respirasi, dan syok.
Outcome pasien dengan ileus tergantung pada lama pasien menderita ileus. Penting untuk
melakukan diagnose dini dan terapi. Setelah operasi, 2-3 minggu, ileus dapat dibedakan menjadi
ileus onset awal dan lambat. Berdasarkan penyebab dan gejalanya, ileus dapat dibedakan
menjadi (a) ileus mekanis (obstruksi usus), (b) ileus dinamis, fungsional atau paralisis, dan (c)
ileus campuran.
DESKRIPSI dan GEJALA
Antara ileus pascaoperasi dan atonia usus pascaoperasi fisiologis sering kali sulit di
bedakan. Dalam keadaan normal, bising usus setelah laparotomy akan muncul pada hari ketiga
pascaoperasi. Dengan peristaltic normal, flatus muncul pada hari kelima dan pasien mengalami
gerakan usus pada hari ketujuh pascaoperasi. Keterlambatan proses tersebut bias menjadi gejala
ileus. Keterlambatan kembalinya fungsi normal usus dapat disebabkan pula oleh operasi yang
lama, reseksi usus, dan pada pasien dengan penyakit lain, seperti diabetes atau kemoterapi
sebelumnya.
Gejala klinis dari ileus fungsional, yaitu nyeri abdomen bagian atas, mual, dan muntah.
Bising usus menghilang. Keadaa umum pasien penting diperhatikan, khususnya jika pasien tidak
segera membaik dan keadaanya malah memburuk.
Jeratan dan obstruksi usus oleh perlekatan intraperitoneal biasanya muncul pada hari ke
5-7 setelah operasi. Gambaran klinisnya dapat berupa obstruksi usus parsial atau total (ileus
mekanis). Gejalanya meliputi nyeri keram pada abdomen, muntah-muntah, dan peningkatan
peristaltic dengan bising usus metalik (peristaltic dari obstruksi usus).
Presentasi klinis ileus sangat menyerupai presentasi klinis obstruksi.
1. Mual, muntah, dan distensi (peregangan) terjadi pada keduanya.
2. Nyeri abdominal karena obstruksi ditandai kejang perut yang semakin parah.
3. Suara usus hipoaktif dan usus tidak bersuara mungkin terjadi bersamaan dengan ileus;
sedangkan borborgmi, gerakan cepat dan tidak teratur, bunyi gemerincing yang keras
lebih mungkin dijumpai pada obstruksi.
4. Nekrolisis dinding usus, yang dapat menyebabkan perpindahan kea rah kiri dan
leukositosis progresif merupakan tanda utama obstruksi usus.
5. Sinar-x abdominal akan menunjukan putaran usus besar dan kecil yang menggelembung,
dengan gas yang di tunjukan pada usus besar saat ileus terjadi. Putaran tunggal atau
ganda perut menggelembung, dengan gas yang ditunjukan pada usus perut besar saat
ileus terjadi. Putaran tunggal atau ganda perut menggelembung (yang sering kali
dijumpai pada usus kecil) dengan tingkat cairan udara tertentu dijumpai pada obstruksi
pascaoperasi.
ETIOLOGI
Penyebab ileus pascaoperasi onset dini yang paling bahaya adalah peritonitis yang
di timbulkan oleh abses, cedera usus, cedera ureter, atau kebocoran anastomosis usus.
Pada pasien usia lanjut dan pasien yang mendapat antibiotika, gejala peritonitis dapat
menjadi kabur dan dapat juga silent. Penyebab lain ileus pascaoperasi meliputi gangguan
cairan dan elektrolit berat dengan kalium yang rendah, perdarahan intraperitoneal dan
retroperitoneal, serta obstruksi mekanis.
1. Penyebab hambatan dan disorganisasi gerakan gastro intestinal yang menyebabkan
ileus pascaoperasi belum diketahui. Infeksi, peritonitis, obstruksi elektrolit,
manipulasi berlebihan pada saluran GI, dan prosedur (operasi) yang lama
meningkatkan risiko ileus.
2. Obstruksi pada usus kecil setelah pembedahan ginekologi terjadi pada 1% sampai 2%
kasus, penyebab paling sering adalah adhesi pada bagian yang dioperasi.
3. Factor risiko, baik ileus maupun obstruksi adalah infeksi, keparahan, dan riwayat
terapi radiasi.
a. Pelvic inflammatory disease merupakan penyakit ginekologi yang paling sering
dikaitkan dengan ileus dan obstruksi usus.
b. Keberadaan ileus dan obstruksi pascaoperasi dapat mempersulit pembedahan
dalam mengatasu kelainan pelvis
http://books.google.co.id/books?
id=RlvMA8wX9oMC&pg=PA101&dq=ileus+merupakan&hl=en&sa=X&ei=32dXUrGiN4HTrQe
owoFY&redir_esc=y#v=onepage&q=ileus%20merupakan&f=false