Makalah Gastrointestinal System

39
DAFTAR ISI 1) Pendahuluan……………………………………………………………..2 2) Nama/tema blok…………………………………………………………3 3) Fasilitator………………………………………………………………..3 4) Data Pelaksanaan ……………………………………………………….3 5) Pemicu………………………………………………………………..…4 6) More Info…………………………………………………………..……4 7) Tujuan……………………………………………………………...……4 8) Learning Issue …………………………………………………………..4 9) Pembahasan Learning Issue……………………………………………..5 10) Kesimpulan………………………………………………………………25 11) Ulasan……………………………………………………………………26 12) Daftar Pustaka…………………………………………………………...26 1

Transcript of Makalah Gastrointestinal System

Page 1: Makalah Gastrointestinal System

DAFTAR ISI

1) Pendahuluan……………………………………………………………..22) Nama/tema blok…………………………………………………………33) Fasilitator………………………………………………………………..34) Data Pelaksanaan ……………………………………………………….35) Pemicu………………………………………………………………..…46) More Info…………………………………………………………..……47) Tujuan……………………………………………………………...……48) Learning Issue …………………………………………………………..49) Pembahasan Learning Issue……………………………………………..510) Kesimpulan………………………………………………………………2511) Ulasan……………………………………………………………………2612) Daftar Pustaka…………………………………………………………...26

1

Page 2: Makalah Gastrointestinal System

PENDAHULUAN

Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.Di dalam kasus kali ini, diare mungkin adalah satu kasus yang biasa terjadi, namun sebagai pemberi layanan kesehatan, kita hendaklah tahu bagaimana mahu merawat dehidrasi dan mencegahnya daripada berlaku semula, supaya diare ini tidak menjadi penyabab kematian kepada kebanyakan balita.

2

Page 3: Makalah Gastrointestinal System

NAMA / TEMA BLOKBlok Gastrointestinal System

FASILITATORDr Zulkarnain Rangkuti

DATA PELAKSANAANTempat : Ruang Diskusi Fisika 8Tarikh : 28 September 2009

1 Oktober 2009Masa : 1030 – 1300 WIB

3

Page 4: Makalah Gastrointestinal System

PEMICUD, seorang bayi perempuan umur 8 bulan, datang ke Puskesmas dengan keluhan mencret selama 5 hari. Frekwensi lebih dari 7 kali/hari. Riwayat demam tidak begitu tinggi, selama 2 hari, disertai muntah-muntah 2-3 kali sehari. Bayi tersebut kelihatan lemah dan gelisah. Dari pemeriksaan fisik, temperatur 37,5 °C, mata terlihat cekung. Berat badan sekarang 8 kg.

Dua hari sebelumnya pasien sudah berobat ke bidan dan diberi obat penurun panas, obat puyer tetapi pasien tidak tahu isi obat itu. Setelah makan obat, mencret makin berat.

Apakah yang terjadi pada D?

MORE INFOPemeriksaan fisik juga ditemui turgor kembali lambat, berat badan sebelum sakit adalah 8,5 kg.

TUJUANMencari tahu apa yang berlaku kepada D dan memberikan penatalaksanaan yang sesuai dengannya.

LEARNING ISSUEAnatomi, vaskularisasi, persarafan, histologi, biokimia di usus halus dan usus besarFisiologi saluran pencernaanDiare anakDiare dewasaDehidrasiMempertahankan rehidrasi – anak dan dewasaPrognosis anak dan dewasa

PEMBAHASAN LEARNING ISSUE

4

Page 5: Makalah Gastrointestinal System

ANATOMI USUS HALUS DAN USUS BESAR

Usus halusUsus halus dibagikan kepada tiga bagian. Duodenum adalah regio yang paling pendek dan berada pada retroperitonium. Ia bermula pada sfinkter pilorik lambung dan memanjang sehingga 25 cm sehingga menyatu dengan jejunum. Duodenum bermaksud ‘12 jari’; dinamakan begitu karena panjangnya kurang lebih dengan panjangnya 12 jari disusun. Duodenum terbagi kepada 4 bagian; pars superior, pars descenden, pars horizontal, dan pars ascenden. Jejunum memiliki panjang kurang lebih 1 meter dan memanjang sehingga ke ileum. Jejunum bermaksud ‘kosong’, sebagaimana ia dijumpai di dalam kadaver. Jejunum terdapat di bawah kolon transversum dan ditutupi omentum majus mesenterium lengkap. Pada mukosa didapati plicae circularis (Kerking) yang di proksimal lebih tinggi (5 mm) dibandingkan dengan di kaudal (2 mm) dan rapat. Nodus limfanya soliter dan warna lebih merah karena lebih banyak vaskularisasi. Regio yang paling panjang dan akhir adalah ileum. Ileum berukuran sebanyak 2 meter dan menyertai usus besar pada sfinkter ileocecal. Ileum terdapat di daerah hipogastrika, pada mukosa terdapat plica semicircularis (2 mm) dan rapat. Agregat nodus limfa disebut Peyer Patches.

Dinding usus halus terdiri daripada empat lapisan yang sama yang membentuk kebanyakan dinding saluran pencernaan : mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Mukosanya terdiri daripada lapisan epitelium, lamina propria, dan mukosa muskularis. Epitelium mukosa saluran usus halus terbentuk daripada simple columnar epithelium yang mengandungi banyak tipe sel. Sel absorptif epitelium mencerna dan mengabsorb nutrien di dalam chyme usus halus. Juga terdapat di dalam epitelium adalah sel goblet, di mana ia bertanggungjawab mensekresi mukus. Mukosa usus halus mengandungi banyak celah dalam terlapisi sekali dengan epitel glandular. Sel yang melapisi retakan-retakan ini membentuk kelenjar usus (crypts of Lieberkühn) dan mensekresi getah usus. Selain daripada sel absorptif dan sel goblet, kelenjar usus juga mengandungi sel paneth dan sel enteroendokrin. Sel paneth mensekresi lisozim, satu enzim bakterisidal, dan mampu memfagositosit. Sel paneth mungkin juga bertanggungjawab dalam meregulasi jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam usus halus. Terdapat tiga tipe sel enteroendokrin di dalam usus halus yaitu : sel S, sel CCK, dan sel K, masing-masing mensekresi hormon sekretin, kolesistokinin(CCK), dan peptida insulinotropik dependen glukosa (GIP). Lamina propria mukosa usus halus mengandungi jaringan ikat areolar dan banyaknya mucosa-associated lymphoid tissue(MALT). Nodul limfatik soliter adalah yang paling banyak di bagian distal ileum. Kumpulan nodul limfatik dirujuk sebagai folikel limfatik beragregasi (Peyer’s patches) juga ada di dalam ileum. Mukosa muskularis usus halus terdiri daripada otot polos. Submukosa duodenum terdiri daripada kelenjar duodenum (Brunner’s), di mana ia mensekresi sejenis mukus basa yang membantu menetralkan asam lambung chyme. Kadang-kadang jaringan limfatik lamina propria memanjang melalui mukosa muskularis ke dalam submukosa.

5

Page 6: Makalah Gastrointestinal System

Muskularis usus halus terdiri daripada dua lapis otot polos. Bagian paling luar dan paling nipis adalah serat longitudinal; bagian dalam dan yang lebih tebal terdiri daripada serat sirkuler. Kecuali pada bagian major duodenum, serosa menyeliputi semua bagian usus halus. Ada beberapa fitur spesial yang ada di usus halus yang membantu proses pencernaan dan absorbsi. Fitur structural ini termasuklah lipatan sirkuler, vili dan mikrovilus. Lipatan sirkuler (circular folds) atau plicae circulares adalah lipatan mukosa dan submukosa. Bubungan tetap ini, sepanjang 10 mm panjang, bermula berdekatan dengan bagian proksimal duodenum dan berakhir pada bagian tengah ileum. Ada sesetengah memanjang mengelilingi sirkumferens usus; sesetengah hanya menyeliputi sebagian usus. Lipatan sirkuler ini menambahkan absorbsi dengan meningkatkan luas permukaan dan menyebabkan chyme itu berputar, daripada hanya bergerak dalam satu gerakan lurus, sepanjang ia melalui usus halus. Vili adalah satu projeksi mukosa berbentuk jari-jari yang panjangnya 0,5-1 mm. Banyaknya bilangan vili ini menambahkan luas permukaan epitelium yang bertanggungjawab untuk absorbsi dan pencernaan dan memberikan usus halus gambaran seperti baldu. Setiap vilus ditutupi epitelium dan memberikan teras kepada epitelium; tertanam di dalam jaringan ikat lamina propria adalah arteriol, venul, jaringan kapiler darah dan lakteal, yaitu sejenis kapiler limfatik. Nutrien diabsorbsi oleh sel epitel yang menyelaputi vilus melalui dinding kapiler atau lakteal untuk memasuki darah atau limfa. Mikrovili adalah projeksi membran apikal sel absorbtif. Setiap mikrovilus adalah projeksi yang dilitupi membran dan silindrikal, mengandungi berkas 20-30 filamen aktin. Apabila dilihat melalui mikroskop cahaya, mikrovili sangat kecil untuk dilihat secara individual; ia kelihatan seperti garisan-garisan yang tidak jelas disebut sebagai brush border, memanjang sehingga ke lumen usus halus. Terdapat kurang lebih 200 juta mikrovili per mm2 usus halus. Disebabkan mikrovili meningkatkan luas permukaan membran plasma, lebih banyak nutrien dapat diserap ke dalam sel absorbtif setelah beberapa lama. Brush border juga mengandungi beberapa enzim brush border yang berfungsi untuk pencernaan.

Usus besarUsus besar, di mana panjangnya ialah 1,5 meter dan 6,5 cm dalam diameter, memanjang sehingga ileum sehingga ke anus. Ia bersambungan dengan dinding abdomen posterior oleh mesokolon, yaitu satu peritoneum dua lapis. Apabila dibagikan mengikut struktur : cecum, kolon, rektum dan kanal anal. Bukaan daripada ileum ke usus besar diawasi oleh lipatan membran mukosa dipanggil sfinkter ileocecal, di mana ia membenarkan material dari usus halus ke usus besar. Tergantung inferior dari sfinkter ileocecal ialah cecum, satu kantong kira-kira 6 cm panjang. Melekat dengan cecum ialah tuba melingkar dan berpusing; panjangnya kira-kira 8 cm, dipanggil apendiks atau apendiks vermiform. Mesenteri apendiks, dipanggil mesoapendiks, melekat pada apendiks pada bagian inferior mesenteri ileum. Bagian cecum yang terbuka bersambungan dengan satu tuba panjang dipanggil kolon, di mana ia terbagi kepada ascending, transverse, descending, dan sigmoid. Kedua-dua kolon ascending dan descending adalah retroperitoneal; sementara transverse dan sigmoid bukan. Kolon ascending menaik ke bagian kanan abdomen, mencapai permukaan inferior hati, dan berpusing ke kiri untuk membentuk fleksur kolik (hepatik) kanan. Kolon berterusan melalui abdomen ke bagian kiri sebagai kolon transverse. Ia meliku ke di

6

Page 7: Makalah Gastrointestinal System

belakang bagian penghujung inferior lien di bagian kiri sebagai fleksur kolik (splenik) kiri dan memanjang ke inferior ke puncak ileum sebagai kolon descending. Kolon sigmoid bermula dekat dengan puncak ileum kiri , di mana ia berprojeksi ke tengah, dan berakhir di di rektum di mana ia sama tinggi dengan vertebra sakrum ketiga. Rektum, bagian 20 cm terakhir traktus GI, berada pada anterior sakrum dan koksik. Bagian terminal rektum yang panjangnya 2-3 cm dipanggil kanal anal. Membran mukus kanal anal disusun di dalam lipatan longitudinal dipanggil kolum anal yang mengandungi jaringan arteri dan vena. Bukaan kanal anal ke bagian eksterior, dipanggil anus, di mana ia diawasi oleh sfinkter anal internal yang terdiri daripada otot polos(involunter) dan juga sfinkter anal eksternal yang terdiri daripada otot skeletal(volunter). Normalnya, sfinkter ini akan menutup anus kecuali ketika proses defekasi berlangsung.

Dinding usus besar mengandungi empat lapisan tipikal : mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Mukosa terdiri daripada simple columnar epithelium, lamina propria (jaringan ikat areolar), dan mukosa muskularis (otot polos). Epitelium kebanyakannya mengandungi sel absorbtif dan sel goblet. Sel absorbtif berfungsi secara primernya untuk menyerap air; sel goblet akan mensekresi mukus yang akan melubrikasi laluan kandungan kolon. Kedua-dua sel absorbtif dan sel goblet terletak di kelenjar usus yang tubular, panjang dan lurus (crypts of Lieberkühn) yang memanjang ke mukosa. Nodul limfatik soliter dijumpai pada lamina propria mukosa dan akan memanjang melalui muskularis mukosa sehinggalah ke submukosa. Dibandingkan dengan usus halus, mukosa usus besar tidak banyak adaptasi permukaan untuk meningkatkan luas permukaan. Tidak ada lipatan sirkuler atau vili; tetapi mikrovili pada sel absorbtif masih ada. Sebagai akibat, absorbsi berlaku lebih banyak di usus halus berbanding usus besar. Submukosa usus besar terdiri daripada jaringan ikat areolar. Muskularis terdiri daripada otot polos longitudinal di bagian luar dan di bagian dalamnya adalah otot polos sirkuler. Tidak sama dengan bagian lain di dalam traktus GI, bagian otot longitudinal ini lebih tebal, membentuk tiga pita longitudinal yang ketara dipanggil taenia coli, yang menyelaputi hampir kesemua usus besar. Taenia coli dipisahkan oleh beberapa bagian dinding dengan atau tanpa otot longitudinal. Kontraksi tonik pita mengumpulkan kolon ke dalam beberapa kantong dipanggil haustra, di mana ia akan memberikan penampilan usus besar yang mengkerut. Satu lapisan otot polos sirkuler berada di antara taenia coli. Serosa usus besar adalah sebagian daripada peritoneum visceral. Kantong-kantong kecil peritoneum visceral diisi dengan lemak melekat pada taenia coli dan dipanggil epiploic appendages.

BIOKIMIA

Getah lambung mengandungi asam hidroklorik 0,2-0,5%, air 97-99%, mucin, garam-garam anorganik, enzim-enzim (pepsin, renin dan lipase), faktor intrinsik (vitamin B12) dan hormon gastrin. Getah empedu diproduksi di antara waktu makan dan disekresi ke duodenum melalui saluran koleidokus. Berlaku emulsifikasi oleh getah empedu yaitu pengemulsian lemak dan pelarutan asam lemak yang hidrofobik. Ia akan membentuk misel dan liposom.

7

Page 8: Makalah Gastrointestinal System

Getah pankreas mengandungi enzim untuk semua bahan makanan utama, protein tertentu, senyawa organik dan senyawa anorganik. Enzim yang disekresi adalah zimogen yaitu tripsin, kimotripsin, dan elastase. Ada juga amilase, lipase, deoksiribonuklease dan ribonuklease (endonuklease dan eksonuklease). Getah usus mengakhiri proses cerna. Ia disekresi kelenjar Brunner dan kelenjar Lieberkühn dan mengandungi enzim aminopeptidase(eksopeptidase), dipeptidase, disakaridase, oligosakaridase, fosfatase, polinukletidase, nukleosidase, dan fosfolipase. Disakaridase dan oligosakaridase mempunyai bagian yang terikat pada brush border sedangkan catalytic site berada bebas ke arah lumen. Fosfatase membebaskan fosfat dari senyawa organofosfat (heksofosfat, gliserofosfat, dan nukleotida). Polinukleatidase memecah asam nukleat menjadi nukleotida. Nukleosida membebaskan nitrogen dan pentosa fosfat. Fosfolipase menghidrolisa fosfolipid menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan basanya.

FISIOLOGI

Usus halus memiliki dua cara pergerakan. Pergerakan-pergerakan itu adalah segmentasi dan tipe peristalsis – kompleks motilitas bermigrasi ditadbir oleh pleksus mienterik. Segmentasi adalah kontraksi bercampur dan terlokalisasi yang terjadi di usus yang teregang karena chyme yang banyak. Segmentasi mencampurkan chyme dengan getah pencernaan dan membawa partikel makanan bertemu dengan mukosa untuk absorbsi; ia tidak menolak kandungan usus sepanjang traktus. Segmentasi bermula dengan kontraksi serat otot sirkuler di dalam bagian usus halus, satu aksi yang akan mengkonstriksi usus ke dalam beberapa segmen. Kemudian, serat otot akan mengelilingi bagian tengah segmen dan akan berkontraksi, membagikan setiap segmen sekali lagi. Akhirnya, serat yang awalnya kontraksi akan merelaksasi, dan setiap segmen kecil akan bergabung dengan segmen kecil lainnya supaya segmen yang lebih besar akan terbentuk lagi. Sebagai akibat daripada bentuk gerakan ini, chyme akan diadukkan ke depan dan ke belakang. Segmentasi akan berlaku dengan cepat di duodenum, yaitu sebanyak 12 kali per menit, dan akan beransur-ansur perlahan di ileum yaitu sehingga 8 kali per menit. Kompleks motilitas bermigrasi ialah pergerakan peristalsis yang perlahan dan lemah, bermula daripada lambung sehinggalah ke usus kecil. Satu pergerakan lamanya 100-150 menit. Setiap kontraksi akan menyapu setiap lebihan makanan disertai dengan debris mukosa dan bakteria. Pergerakan ini diregulasi oleh hormon motilin (disekresi oleh sel endokrin di mukosa usus halus). Pergerakan ini bertindak sebagai benteng karena susunan anatomiknya yang menyerupai katup, dan juga otot polos yang menebal pada bagian ujung ileum.

Sel kelenjar eksokrin yang ada di mukosa usus halus mensekresi garam dan mukus. Mukus itu berfungsi untuk perlindungan dan lubrikasi, menyediakan air untuk hidrolisis dan tiada enzim disekresi. Enzim pencernaan bertindak dari dalam brush border sel epitelium daripada disekresi langsung ke dalam lumen. Enterokinase akan mengaktivasi tripsin, disakarida dihasilkan daripada tindakan maltase, sukrase dan laktase, sedangkan aminopeptidase bertanggungjawab menukarkan peptide ke asam amino.

8

Page 9: Makalah Gastrointestinal System

Crypts of Lieberkühn akan mensekresi air dan elektrolit, mengandungi sel stem yang akan menggantikan sel permukaan sekali dalam tiga hari, disebabkan kerusakan yang dilakukan ketika proses pencernaan berlaku. Sel paneth mengandungi lisosim yang memiliki tanggungjawab untuk mematikan bakteria.

Pada usus besar, pergerakan dilakukan oleh kontraksi haustra. Pergerakan ini kurang lebih serupa dengan segmentasi kecuali setiap pergerakannya adalah lebih lambat dan panjang yaitu kurang lebih 30 menit/ kontraksi. Lokasi setiap pundi haustra beransur-ansur berubah ketika segmen yang sedang relaks membentuk pundi perlahan-lahan berkontraksi manakala area yang terkontraksi sebelum ini akan merelaksasi pada masa yang sama untuk membentuk pundi yang baru. Pergerakan ini dikawal oleh refleks yang terlokalisir melibatkan pleksus intrinsik. Peristalsis massa, satu gelombang peristalsis yang bermula di tengah kolon transverse dan dengan cepatnya akan membawa makanan itu ke dalam rektum. Karena makanan di dalam lambung akan menginisiasi refleks gastrocolic di dalam kolon, peristalsis massa akan berlangsung sebanyak tiga hingga empat kali sehari, bergantung, ketika atau selepas makan. Laluan chyme dari ileum ke dalam cecum diregulasi oleh aksi sfinkter ileocecal. Secara normalnya, katup itu akan tertutup separa supaya laluan chyme ke dalam cecum terjadi perlahan-lahan. Terus selepas makan, refleks gastroileal meningkatkan peristalsis di dalam ileum dan memaksa chyme ke dalam cecum. Hormon gastrin akan merelaksasi sfinkter. Kapan saja cecum itu meregang, derajat kontraksi sfinkter ileocecal akan meningkat. Pergerakan kolon bermula apabila substansi melalui sfinkter ileocecal. Karena chyme bergerak melalui usus halus pada laju yang hampir sama panjang setiap kali, masa untuk satu makanan untuk masuk ke dalam kolon bergantung kepada masa pengosongan lambung. Ketika makanan melalui sfinkter ileocecal, ia akan mengisi cecum dan berkumpul di kolon ascending.

Sekresi yang berlaku melibatkan alkalin (NaHCO3) yang fungsinya termasuklah memproteksi mukosa daripada kecederaan mekanikal dan kimiawi, menyediakan lubrikasi untuk memfasilitasi pergerakan feses, dan juga menetralisasi asam yang diproduksi ketika fermentasi bakteria lokal. Sekresi akan bertambah sebagai respons kepada stimulasi mekanikal dan kimiawi dan juga inervasi parasimpatetik. Tiada proses pencernaan di sini karena tiada enzim disekresi kecuali oleh bakteria yang mencerna selulosa.

Tiada absorbsi nutrien karena permukaan lumen kolon adalah licin dan tidak sesuai untuk penyerapan dan tidak dilengkapi dengan mekanisme transport makanan yang khusus. Jadi, jika adanya motilitas eksesif usus halus ke dalam kolon, nutrien itu tidak akan diabsorb dan akan hilang melalui diare. Jika absorbsi berlaku, natrium paling banyak diserap, diikuti dengan klorin yang hilang menurut kecerunan kepekatan. Air juga hilang melalui tekanan osmotik dan begitu juga dengan elektrolit dan vitamin K yang diproduksi bakteria kolon.

9

Page 10: Makalah Gastrointestinal System

Pergerakan peristalsis masif menolak materi feses dari kolon sigmoid ke rektum. Distensi yang dihasilkan ini menyebabkan dinding rektum menstimulasi reseptor regangan, yang akan menginisiasi refleks defekasi untuk mengosongkan rektum. Refleks defekasi ini berlaku sebegini : sebagai respons kepada distensi dinding rektum, reseptor akan menghantar impuls saraf sensorik ke korda spinal sakrum. Impuls motorik dari korda itu akan melalui saraf parasimpatetik kembali ke kolon descenden, kolon sigmoid, rektum dan anus. Kontraksi yang dihasilkan di otot rektum longitudinal akan memendekkan rektum, dengan demikian akan meningkatkan tekanan di dalamnya. Tekanan ini, bersama-sama dengan kontraksi volunter diafragma dan otot abdomen, ditambahkan lagi dengan stimulasi parasimpatetik, akan membuka sfinkter anus internal.

Sfinkter anal eksternal dikawal secara volunter. Jika direlaksasi secara volunter, defekasi akan berlaku dan feses akan dikeluarkan melalui anus; jika dikonstriksi secara volunter, defekasi dapat ditangguh. Kontraksi volunter diafragma dan otot abdomen membantu defekasi degan meningkatkan tekanan di dalam abdomen, yang akan menolak dinding kolon sigmoid dan rektum ke dalam. Jika defekasi tidak berlaku, feses itu akan kembali ke kolon sigmoid sehingga gelombang peristalsis masif seterusnya akan menstimulasi reseptor regang, sekali lagi mencipta keinginan untuk defekasi. Pada bayi, refleks defekasi menyebabkan pengosongan automatik rektum karena kontrol volunter sfinkter anal eksternal masih belum berkembang.

Frekwensi buang air besar yang dimiliki seseorang dalam satu jangkamasa bergantung kepada beberapa faktor, contohnya, diet, kesehatan, dan stres. Bilangan orang membuang air besar dalam masa sehari biasanya dua hingga tiga kali sehari sehingga tiga atau empat kali perminggu.

DIARE ANAK

Definisi Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekwensi defekasi lebih dari tiga kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah, dengan atau tanpa lendir.

Etiologi Infeksi

o Bakteri : campylobacter, salmonella, yersinia, plesiomonas, aeromonas, clostridium difficile, e. coli

o Parasit : giardia lamblia, cryptosporidium, berastocytis huminis, strongyloides stercolaris, entamoeba hystolitica, balantidinum coli, isospora beli

o Virus : sitomegaloviruso Jamur : candida

Radang mukosa usus halus bukan infeksio Alergi protein susu sapi, alergi protein kedelai, SLE, enteritis radiasi,

penyakit Crohn, purpura Henoch-Schönlein

10

Page 11: Makalah Gastrointestinal System

Obat-obatan o Laksatif, antasid yang mengandung magnesium, antibiotik, agen sitotoksik

StresMalabsorbsi makananKekurangan kalori protein

o Hiperperistaltik usus halus (makan berlebihan, makanan yang pedas, keracunan, hawa dingin, gangguan saraf, alergi)

Maldigestio Insufisiensi pankreas, inaktivasi enzim pankreas, insufisiensi konsentrasi

asam empedu dalam lumenDefisiensi imun terutama sekretori IgA

Gejala klinis Pada mulanya, bayi/anak cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan boleh kurang atau tidakFrekuensi BAB lebih dari tiga kali sehariKonsistensi BAB cairMengandung darah dan/atau lendir (bisa juga tidak)Warna tinja berubah kehijauanAnus dan sekitarnya lecet

o Tinja makin lama makin asam akibat banyaknya asam laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus

Tinja berbau sperma (agak khusus untuk E.coli)MuntahDehidrasi

o Berat badan berkurango Pada bayi, ubun-ubun besar cekungo Tonus dan turgor kulit berkurango Selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering

11

Page 12: Makalah Gastrointestinal System

Patogenesis dan patofisiologi

Klasifikasi diare

Menurut WHO 2005o Diare akut – kurang daripada 14 hario Diare persisten – lebih daripada 14 hario Diare disertai dengan darah – disenterio Diare disertai dengan darah malnutrisi berat

Tingkat keparahan (WHO 1984)o Diare sedang : kurang atau sama dengan sekali setiap 2 jam atau kurang

atau sama dengan 5 ml/kg BB/jamo Diare berat : lebih dari sekali setiap 12 jam atau lebih 5 ml/kg BB/jam

Umur o Diare neonatuso Diare bayi o Diare anak

Onset o Diare akut : kurang daripada 7 hari (90-95%)o Diare berterusan : 7-14 hario Diare kronik : lebih daripada 14 hari

Etiologi o Inflamasi

Daripada infeksi – kolera, disenteri Daripada non infeksi – diare diet, diare simptomatik)

o Non inflamasi – hormonal anatomi

Infeksi

Sistem imun

Reaksi inflamasi

Rusak mukosa usus

Absorbsi berkurang

Diare osmotik

Maldigesti, hiperperistaltik

alergi

toksin

cAMP

Hipersekresi mukus

Diare sekretorik

12

Page 13: Makalah Gastrointestinal System

Patogenesis o Diare osmotik : melebihi 500 ml feces dalam sehari (berkurang apabila

puasa)o Diare sekretorik : lebih daripada 500 ml feces dalam sehari (persisten pada

puasa)o Diare eksudatif : volume feses banyak atau sedikit; disertai dengan darah,

pus (persisten pada puasa)

Diagnosis

AnamnesisPemeriksaan fisik

o Nyeri sendi, nyeri punggung, masalah penglihatan, ulserasi di mulut merupakan gejala Inflammatory Bowel Disease(IBD)

o Demam merupakan gejala infeksi seperti salmonella, shigella, campylobacter jejuni dan ulcerative colitis

Kultur feses o Mukus – ulcerative colitis, penyakit Chron, Inflammatory Bowel

Syndrome(IBS)o Darah

Akut – salmonella, shigella, campylobacter jejuni, ulcerative colitis, amebic dys

Kronik – ulcerative colitis, kanker usus, divertikulitis, amoeblasis o Warna pucat, bau kuat, terapung – steatorrhea – disebabkan malabsorbsi

seperti pada penyakit celiac, pankreatitis kronik, gastriktomio Volume

Banyak – infeksi, sindrom karsinoid, polip usus, antasid magnesia, intoleransi laktosa

Sedikit – inflammatory bowel disease (IBD) atau kanker kolonPemeriksaan darahPemeriksaan elektrolitX-Ray

o Melihat lesi di saluran cerna, status fungsi motorikSigmoidoskopiKolonoskopi

Penatalaksanaan

Dasar pengobatan :Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)Dietetic (pemberian makanan)Obat-obatan

Pemberian cairan o Jenis cairano Jalan pemberian cairan

13

Page 14: Makalah Gastrointestinal System

o Jumlah cairano Jadual (kecepatan) pemberian cairan

Pemberian cairan pada diare dehidrasi murniJenis cairan

o Cairan rehidrasi oral (oral rehydration salts)Formula lengkap mengandung natrium klorida, natrium bikarbonat, kalium klorida dan glukosa. Kadar natrium 90 mEq/L untuk kolera dan diare akut pada anak di atas 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi (untuk pencegahan dehidrasi)Kadar natrium 50-60 mEq/L untuk diare akut non-kolera pada anak di bawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi. Formula lengkap dikenali dengan nama oralit. Formula sederhana (tidak lengkap) hanya mengandungi natrium klorida dan sukrosa atau karbohidrat lain; contohnya seperti larutan gula garam, larutan air tajin garam, larutan tepung beras garam dan lain-lain untuk pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan diare akut baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan

o Cairan parenteralDG aa (1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%)RL g (1 bagian Ringer Lactate + 1 bagian glukosa 5 %)RL (Ringer Lactate)3 atau 1 bagian Natrium klorida 0,9% + 1 bagian glukosa 5% + 1 bagian natrium laktat 1/6 mol/LDG 1:2 ( 1 bagiaan larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5%)RLg 1:3 (1 bagian Ringer Lactate + 3 bagian glukosa 5-10%)Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO3 1 ½% atau 4 bagian glukosa 5-10%, 1 bagian NaCl 0,9%)

Jalan pemberian cairan o Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi dan bila

anak mau minum serta kesadaran baiko Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi

anak tetap tidak mau minum, atau kesadaran menuruno Intravcna untuk dehidrasi berat

Jumlah cairano Tabel 1 : jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak

di bawah 2 tahun

Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah Ringan 50 100 25 175Sedang 75 100 25 200Berat 125 100 25 250

14

Page 15: Makalah Gastrointestinal System

Jadual kecepatan pemberian cairano Belum ada dehidrasi

Oral sebanyak mana anak itu mahu minum(ad libitum) atau 1 gelas setiap kali BAB

Parenteral dibagi rata dalam 24 jamo Dehidrasi ringan

1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB per oral atau intragastrik Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari atau ad libitum

o Dehidrasi sedang 1 jam pertama : 50-100 ml/kg BB per oral atau intragastrik Selanjutnya : 125 ml/kg BB/ hari atau ad libitum

o Dehidrasi berat Untuk anak 1 bulan-2 tahun dengan BB 3-10 kg

1 jam pertama : 40 ml/kg BB/ jam 7 jam kemudian : 12 ml/ kg BB/ jam 16 jam berikutnya : 125 ml/kg oralit per oral atau

intragastrik. Apabila anak tidak mahu minum, teruskan DG aa IV 2 titik/kg BB/menit atau 3 titik/1 kg BB/menit

Pengobatan dieto Untuk anak (1 tahun dan anak > 1 tahun dengan BB < 7kg)

Susu ( ASI dan/atau susu formula yang ada laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh)

Makanan setengah padat(bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mahu minum susu karena di rumah sudah biasa diberi makanan padat

Susu khusus yaitu susu yang tidak ada laktosa atau susu dengan asam lemak berantai sedang/tidak jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan

Caranya : Hari pertama – setelah rehidrasi segera diberikan

makanan per oral. Apabila diberi ASI atau susu formula, diare masih sering, hendaknya diberikan tambahan oralit atau air tawar selang seli dengan ASI.

Hari kedua hingga keempat – ASI atau susu formula rendah laktosa, penuh

Hari kelima – dipulangkan dengan ASI atau susu formula sesuai dengan kelainan yang ditemukan. Apabila tidak ada kelainan, dapat diberikan susu biasa – dengan diberikan menu makanan yang sesuai dengan umur dan BB bayi

15

Page 16: Makalah Gastrointestinal System

Obat-obatano Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui

tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain( gula, air tajin, tepung beras dll)

o Obat anti sekresi Asetosal – 25 mg/ tahun dengan dosis minimum 30 mg Klorpromazin – 0,5-1 mg/kg BB/hari

o Obat anti spasmolitik Pada umumnya obat ini seperti papaverine, ekstrak beladona, opium, loperamid dsb tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut

o Obat pengeras tinja Seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal dsb tidak ada manfaatnya

o Antibiotik : pada umumnya tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali jika ada penyebab yang jelas seperti:

Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kg BB/hari

DIARE DEWASA

Definisi Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/ 24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekwensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir atau darah.

Etiologi Diare akut diebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan dan lain-lain.

Infeksi o Enteral

Bakteri : Shigella sp., E. Coli pathogen, Salmonella sp., Vibrio Cholera, Yersinia entero colytica, Campylobacter jejuni, V. parahaemoliticus, V. NAG, Staphylococcus aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus, dll

Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus (CMV), echovirus, virus HIV

Parasit Protozoa : Entamoeba hystolytica, Giardia Lamblia,

Cryptosporidium parvum, Balantidium coli Worm : A. lumbricoides, cacing tambang, trichuris

trichiura, S. Stercoralis, cestodiasis, dll. Fungus : kandida/moniliasis

o Parenteral Otitis media akut (OMA), pneumonia

16

Page 17: Makalah Gastrointestinal System

Traveller’s diarrhea : E. Coli, Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica dll.

Makanan Intoksikasi makanan : makanan beracun atau mengandung

logam berat, makanan mengandung bakteri/ toksin : Clostridium perfringens, B.cereus, S. aureus, Streptococcus anhaemolyticus, dll.

Alergi : susu sapi, makanan tertentu Malabsorbsi, maldigesti

Karbohidrat : monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa), disakarida (sakarosa, laktosa)

Lemak : rantai panjang trigliserida Protein : asam amino tertentu, celiacspure gluten

malabsorbtion, intoleransi protein, susu sapi, vitamin dan mineral

Imunodefisiensi : hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulin(Bruton), penyakit granulomatase kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA, heavy combinationTerapi obat : antibiotik, kemoterapi, antasida dll. Tindakan tertentu seperti gastroktomi, gastroenterostomi, dos tinggi terapi radiasiLain-lain : sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropati diabetik)

Patofisiologi Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)Bakteri yang tidak merusak mukosa misal V.cholerae Eltor, Enterotoxigenic E. Coli (ETEC) dan C. perfringens. V. cholerae eltor mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleotid pada dinding sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3’, 5’-siklik monofosfat (siklik AMP) dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion karbonat, kation natrium dan kalium. Diare karena bakteri/parasit invasif (enteroinvasif)Bakteri yang merusak (invasif) antara lain Enteroinvasive E.Coli (EIEC), salmonella, Shigella, Yersinia, C. perfringens, tipe C. Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenyan sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah. Walau demikian infeksi dari kuman-kuman ini dapat juga bermanifestasi sebagai diare koliformis. Kuman Salmonella yang sering menyebabkan diare yaitu S.paratyphi B, Styphimurium, S.Entererriditis, S.choleraesius. Penyebab parasit yang sering yaitu E. histolytica dan glamblia.

17

Page 18: Makalah Gastrointestinal System

PatofisiologiDiare osmotikTekanan osmotik intraluminal usus halus meningkat, karena zat kimia/obat yang hiperosmotik, malabsorbsi umum, dan defek dalam absorbsi mukosa usus (defisiensi disakaridase, malabsorbsi glukosa/galaktosa)Diare sekretorik Sekresi cairan dan elektrolit yang meninggi dari usus, menurunnya absorbsi, volume tinja banyak sekali, tetap berlangsung walaupun pasien puasa makan dan minum. Penyebabnya adalah enterotoksin pada infeksi v.cholerae, E.coli, reseksi ileum (gangguan absorbsi garam empedu), dan efek obat laksatif. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemakGangguan pembentukan/produksi misel empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dalam hatiDefek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterositAdanya hambatan mekanisme transport aktif kation Natrium, kation Kalium ATPase di enterosit dan absorbsi kation Natrium dan air yang abnormal. Motilitas dan waktu transit usus abnormalHipermotilitas dan iregularitas motilitas usus hingga menyebabkan absorbsi abnormal di usus halus(gangguan motilitas dapat disebabkan oleh diabetes mellitus, pasca vagotomi, dan hipertiroid). Gangguan permeabilitas ususPermeabilitas usus abnormal karena adanya kelainan morfologi membran epitel spesisfik pada usus halusInflamasi pada dinding usus (diare inflamatorik)Kerusakan mukosa usus karena inflamasi hingga terjadi produksi mukus berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen(inflamasi akibat disenteri Shigella atau non infeksi seperti kolitis ulseratif dan penyakit Chron), dan gangguan absorbsi air-elektrolit. Infeksi pada dinding usus (diare infeksi)Diare bakteri terbagi kepada dua :

o Invasif – merusak mukosao Non invasif – tidak merusak mukosa; disebabkan oleh toksin yang

disekresi oleh bakteri tersebut (diare toksigenik) dan enterotoksin kuman vibrio cholerae menempel pada epitelium usus membentuk AMF silolik di dinding usus. Seterusnya sekresi aktif anion Cl dan air, Natrium, Kalium dan karbonat berlaku. Namun, pompa natrium tidak terganggu maka terjadilah kompensasi. Ia akan meningkatkan absorbsi kation Na, K, karbonat dan anion Cl.

Gejala klinisDemam

o Apabila dehidrasi, demam itu tidak begitu pentingo Demam sering terjadi akibat shigella disenteri, rotavirus

Berat badan berkurangKeluhan abdomen yaitu nyeri abdomen

o Gangguan usus halus : nyeri kuadran kanan bawah dan umbilikus

18

Page 19: Makalah Gastrointestinal System

o Gangguan usus besar : nyeri kuadran kiri bawahMuntah

o Boleh diakibatkan oleh dehidrasi o Invasi usus karena infeksio Pemberian cairan oral yang terlalu cepat

Dehidrasio Karena air banyak hilang melalui tinja

Tinja cair, dengan atau tanpa lendir atau darah, frekwensi buang air besar lebih daripada biasaMetabolik asidosis

o Natrium bikarbonat hilang bersama tinjao Badan keton menumpuk karena metabolisme lemak tidak sempurnao Hipodermik disebabkan anoksia jaringan disebabkan penumpukan asam

laktato Akibat gagal ginjal yaitu satu komplikasi diare karena disebabkan

hipokalemiaKejang

o Hiponatremia o Hipernatremia

KlasifikasiBerdasarkan waktu

o Diare akut : awalnya mendadak dan berlangsung singkat, lamanya beberapa jam sehingga ke 14 hari. Penyebab utama ialah infeksi namun boleh juga terjadi karena toksin, obat kemoterapi dan lain-lain

o Diare kronis : lebih daripada 3 minggu pada dewasa, anak-anak lebih daripada dua minggu. Penyebab adalah bervariasi dan dapat disebabkan infeksi masa diare akut yang tidak ditangani dengan baik, gangguan (malabsorbsi), intoleransi laktosa atau tidak lebih daripada 100 mg/kg BB.

Mekanisme patofisiologio Diare osmotik : disebabkan osmolaritas intraluminal meningkato Diare sekretorik : disebabkan sekresi cairan dan elektrolit meningkat

Manifestasi klinis diareo Diare akut

Disenteri : setiap diare yang disertai darah dengan lendir (biasanya Shigellosis)

Kolera : diarenya itu seperti protein (cairan seperti cucian air beras dan berbau khas booklin/serosa)

Selain daripada disenteri dan kolerao Diare kronik

Diare persisten : lebih ditujukan kepada diare akut yang melanjut dan berlebihan 14 hari umumnya disebabkan agen infeksi

Diare kronik : lebih ditegakkan kepada diare yang manifestasi kliniknya yang hilang timbul, sering berulang-ulang dan bisa juga

19

Page 20: Makalah Gastrointestinal System

karena diare akut yang melebihi 14 hari yang tidak disebabkan non infeksi

Dehidrasi o Ringan : tidak ada keluhan (gejalanya tidak mencolok), tanda-tanda anak

kelihatan gelisah, anak lesu, haus dan agak rewelo Sedang : tanda-tanda ini ditemukan 2 atau lebih

Gelisah/cengeng Kehausan Mata cekung Kulit keriput, mualnya bertambah

o Berat : BAB cairnya berkurang, muntahnya berkurang, kesadarannya berkurang, lemah dan mengantuk, tidak bisa minum dan tidak mahu makan, mata cekung, bibir kering atau biru, tidak kencing lebih daripada 6 jam, frekuensi BAKnya berkurang, kurang daripada 6 hari, kadang-kadang kencing dengan panas tinggi

Infeksi atau non infeksio Infeksi

Parasit : amebiasis, balantidiasis Bakteria : salmonelasis, TBC Enteroviral : virus gastroenteritis

o Non infeksi Keracunan makanan Obat-obatan Diare psikogenik

Diagnosis Anamnesis

o Onset, waktu diare (makan, tidur), o bentuk tinja (ulseratif, warna merah; psikogenik, tiada warna

merah;malabsorbsi, pucat)o bagian nyeri (umbilikal/kuadran kanan bawah, kelainan pada usus halus;

bawah abdomen; terus-menerus sampai bertahun-tahun, riwayat)pemeriksaan fisik

o suhu badan : teraba panas (inflamasi, neoplasma)o berat badan turun : disertai edema – mungkin defisiensi vitamin, anemiao tekanan darah dan nadi o pemeriksaan abdomen : adanya bunyi usus, adanya distensi abdomen,

nyeri tekan – kalau untuk etiologipemeriksaan penunjang

o permeriksaan laboratorium pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit,

hitung jenis leukosit) kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin, pemeriksaan tinja,

pemeriksaan ELISA, tes serologik amebiasis

20

Page 21: Makalah Gastrointestinal System

o jika pasien diare karena virus – jumlah hitung jenis leukosit normal sedangkan dia mungkin limfositosit

o pada pasien infeksi, mungkin ada leukositosito pemeriksaan tinja – leukosit dalam tinja bermakna infeksi bakteria dan

adanya telur cacing pada tinja dewasao endoskopio X-Ray

Penatalaksanaan Rehidrasi Pasien keadaan umum baik, tidak didehidrasi diberikan asupan cairan per oral seperti sari buah, sup dan lain-lainPasien yang kehilangan cairan banyak disertai dengan dehidrasi diberikan cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik yang mengandung elektrolit dan gula atau kanjiTentukan derajat dehidrasi terlebih dahulu :

o Ringan : kekurangan cairan 2-5% dr BBo Sedang : kekurangan cairan 5-8% dr BBo Berat : kekurangan cairan 8-10% dari BB

Berat jenis plasma dengan rumus :

Kebutuhan cairan = BJ plasma – 1,025 x BB x 4 ml0,001

Metode Pierre berdasarkan klinis : Ringan : 5% BB Sedang : 8 % BB kebutuhan cairan Berat : 10 % BB

Metode Pierce berdasarkan klinis :

Kebutuhan cairan = skor x 10% x kg BB x 4 ml 15

Klinis SkorRasa haus/muntah 1

TD sistolik 60-90 mmHg 1TD sistolik <60 mmHg 2

Frekwensi nadi > 120 kali/menit 1Kesadaran apati 1

Kesadaran somnolen, sopor atau koma 2Frekwensi nafas >30 kali/menit 1

Tugor kulit berkurang 1Washer Woman’s hand 1

21

Page 22: Makalah Gastrointestinal System

Facies cholerica 2Vox cholerica 2

Ekstremitas dingin 1Sianosis 2

Umur 50-60 tahun 1Umur melebihi 60 tahun 2

Skor jika melebihi 3 dan tiada syok : hanya berikan cairan per oral – larutan oralit yang hipotonik dengan komposisi glukosa 29 gram, 3,5 gram natrium karbonat dan 1,5 g Kalium Klorida /L. Jika skor melebihi 3 disertai syok, berikan cairan intravena.

Pemberian cairan dehidrasi : 2 jam pertama (tahap rehidrasi inisial)1 jam berikutnya (jam yang ketiga), apabila tiada syok atau skor Daldiyono berkurang daripada 3, ganti aliran per oralJam berikutnya pemberian cairan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss (IWL)

Diet o Tidak dianjurkan puasa kecuali muntah-muntah hebat. o Dianjurkan minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, serta

makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, kerepek dan supo Hindari susu sapi sebab adanya defisiensi laktase transien yang

disebabkan infeksi bakteria dan viruso Minuman berkafein dan beralkohol harus dihindarkan karena dapat

meningkatkan motilitas dan sekresi ususObat anti diare - dapat mengurangi gejala

o Paling efektif (derivatif opiod) Loperamide : paling disukai karena tidak adiktif dan efek

sampingnya yang paling kecil Difenoksilat-atropin Tinktur opium

Bismuth subsalisilat (kontraindikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan enfelopati Bismuth)Obat anti motilitas harus hati-hati pada pasien disenteri yang panas (infeksi Shigella) karena dapat memperlama penyembuhan penyakit

o Obat yang mengeraskan tinja Atapulgite – 4x2 tab sehari Smectite – 3x1 saset diberikan tiap BAB encer sehingga diare

berhenti o Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase

Hidrasec – 3x1 tab sehari Obat anti mikroba

22

Page 23: Makalah Gastrointestinal System

Pengobatan empirik hanya dianjurkan pada pasien yang diduga terkena infeksi bakteria invasif diare turis( traveller’s diarrhea) atau immunosupresif

Kuinolon (siprofloksasin 500 mg 2 kali/hari selama 5-7 hari )Kotrimoksazol (tripmetoprin/sulfometoksazol 160/800 mg 2 kali/hari atau eritromisin 250-500 mg 4 kali/hari)Metronidazol 250 mg 3 kali/hari selama 7 hari – giardiasis Vankomisin – lebih mahal dan harus dimakan per oral sebab tidak efektif secara parenteral

DEHIDRASI

Kondisi di mana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit tubuh melebihi intake berdasarkan WHO – dibagi dengan tiga patokan :

Sensorium (restless atau letargik)Mata cekung – tanya pada pengasuh anak atau ibuPola minum (eagerly atau poorly)Skin pinch ( immediate, slow, very slow)

Pembagiannya : No dehydration / early stage of dehydration

o Sensorium baik, mata normal, minum normal; tidak yang harus berlebihan, dan apabila dilakukan skin pinch balik dengan segera, kekurangan cairan <5% BB atau <50 ml/kg.

o Biasanya tatalaksana adalah plan ASome dehydration

o Sensorium (restless, irritable), mata cekung, sering merasa haus dan banyak minum apabila dilakukan skin pinch maka akan balik lambat kurang dari dua saat. Kekurangan cairan 5-10%BB atau 50-100 ml/kg. dikatakan ada some dehydration apabila ada lebih daripada dua tanda itu.

o Tatalaksananya melibatkan plan B dan ukur BB. Severe dehydration

o Sensorium letargik, atau tidak sedar, mata cekung, minum jelek atau tidak mahu minum, skin pinch balik sangat lambat yaitu melebihi 2 saa. Kekurangan cairan lebih daripada 10% BB atau lebih 100 ml/kg. dikatakan severe apabila terdapat lebih atau 2 tanda.

o Tatalaksana melibatkan plan C dan ukur BB.

Penatalaksanaannya : Plan A

o Dilakukan di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi. Edukasi mengenai cara pemberian cairan yaitu :

Pemberian cairan yang lebih banyak daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi. Diberikan ORS solution yaitu 3g/L garam + 18g/L sukrosaPemberian makanan untuk mencegah malnutrisi. Diberikan seperti biasa dan jangan diencerkan. Pada bayi, lanjutkan pemberian ASI

23

Page 24: Makalah Gastrointestinal System

dan susu formula setiap 3 jam. Untuk bayi yang kurang daripada 6 bulan, pemberian ASI ditingkatkan. Jika muncul tanda dehidrasi, segera bawa ke petugas kesehatanZink diberikan untuk suplementasi setiap pagi sebanyak 20 mg/hari selama 14 hari

Plan Bo Bertujuan untuk mengatasi dehidrasio Pemberian ORT (oral rehydration therapy) berupa ORS

ORS berisi NaCl, glukosa, potassium chloride/KCl, trisodium citrate dehydrate

o ORT diberikan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkanApabila timbulnya tanda over hydration, seperti bengkaknya kelopak mata, hentikan pemberian ORS, lanjutkan dengan pemberian cairan, makanan dan ASI kepada bayi

o Lakukan monitoring perkembangan tatalaksana rehidrasi, apabila kondisi memburuk kita lanjutkan dengan tatalaksana plan C

o Apabila kondisi membaik, lakukan pemberian cairan dan makanan dan juga zink

Plan Co Bertujuan untuk mengatasi dehdirasi berat dan bersifat urgent/ mendesako Pemberian ORS lewat mulut sampai IV dipasang

Apabila pasien sudah bisa minum; untuk bayi selama 34 jam dan dewasa 12 jam

o Solusi IV Yang direkomendasikan ialah Ringer Laktate untuk koreksi asidosis.Ringer lactate solution dengan dekstrosa 5% untuk lebih baik, cegah hipoglikemia. Bisa juga dengan normal saline.

o Pemberian IV solution Bayi : 30 ml/kg dalam jam pertama, lanjutkan 70 ml/kg 5 jam berikutnyaUntuk dewasa : 30 ml/kg dalam 30 menit pertama, dan lanjutkan dengan 70 ml/kg 2 ½ jam berikutnya

o Monitor perkembangan rehidrasi IVPasien harus dimonitor 15-30 menit dengan pulsasi terasa kuat. Pantau setiap jam.

PENCEGAHAN DIARE DAN PERTAHANKAN REHIDRASI

Pencegahan diareo Penyerapan makanan yang higieniso Penyediaan air minuman yang bersiho Kebersihan perorangano Cuci tangan sebelum makan

24

Page 25: Makalah Gastrointestinal System

o Pemberian ASI eksklusifo BAB pada tempatnya (toilet)o Tempat buang sampah yang tidak memadai o Berantas lalat tidak menghinggapi makanano Lingkungan hidup yang sehato Vaksin (eg Rotavirus)

Nasehat untuk pulang (mempertahankan rehidrasi)o Jaga kebersihan terutama alat makano Pembuatan susu sesuai dengan ukuran, jangan terlalu kental atau encero Pembuatan diet sesuai dengan usia anak (usia anak 2 tahun diberi bubur

tempe)o Jika diberi makanan dewasa, jangan terlalu keras, jangan terlalu asam,

jangan terlalu pedaso Konsumsi makanan yang selalu baru, dan jangan sampai basio Lakukan kontrol 1 minggu setelah pulang sewaktu dan jika ada keluhano Lakukan kontrol rutin 1 bulan sekali ke pelayanan kesehatan untuk

monitor tumbango Gunakan air bersih dan terlindung dari kontaminano Cuci tangan sebelum makan, sesudah BAB dengan sabuno Pakai jamban ( syarat kesehatan : jarak 8 meter dari sumber air)o Membuang tinja yang benar, buang di jamban/ dikubur karena tinja bayi

bisa menularkan penyakit

PROGNOSIS Pada anak :

Di Amerika Syarikat, 75-150 kematian disebabkan oleh diare pada anak yang kurang dari 1 tahun. Kematian disebabkan oleh gangguan hemostasis dari cairan dan elektrolit tubuh.

o Dehidrasio Ketidakseimbangan elektrolito Ketidakstabilan vaskularo Syok

Severe diarrhea selama 1 hingga 2 hari dapat mengakibatkan dehidrasi. Anak-anak bisa mati karena dehidrasi selama beberapa hari dan tidak dirawat. Prognosis baik jika direhidrasi.

Pada dewasa : Diare akut adalah ringan dan bisa sembuh sendiri. Baik jika diberikan pengobatan yang sesuai yaitu tatalaksana berdasarkan penyebabnya. Jika tidak diobati, antara komplikasinya adalah :

o Hipokalemiao Syok hipovolemiko Kation Natrium di dalam urin menuruno Hipernatremia

25

Page 26: Makalah Gastrointestinal System

o Hipofosfatemiao Hipomagnesemiao Dehidrasio Fecal incontinence

KESIMPULAN D mengalami diare akut dan some dehydration.

ULASAN Untuk kasus diare, seseorang yang hendak dirawat itu dilihat dahulu dari segi derajat dehidrasinya untuk mengobati diarenya. Pada anak-anak, BB dilihat juga untuk menyesuaikan rawatan yang akan diberikan dan juga penatalaksanaan yang diberikan setelah dehidrasi ditangani. Dehidrasi yang ditangani dahulu sebelum diarenya, karena pada bayi, dehidrasi dapat mendatangkan bahaya pada bayi, sedangkan diarenya masih bisa dicari penyebabnya selepas terjadi rehidrasi. Pada D, dia mengalami dehidrasi sedang, dan sepatutnya diberikan tatalaksana yang sesuai dengannya, seperti jumlah oralit yang didapatinya adalah 75 mg/kg BB selama 3-4 jam. Kemudian, dia bisa diberikan ASI dan makanan tambahan setelah direhidrasi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR; Biochemistry 4 th Edition, copyrighted ©

2008 by Lippincott Williams and Wilkins, printed in China; Chapter 7 : Introduction of Carbohidrate; Digestion of Carbohydrate; 86-87

2. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR; Biochemistry 4 th Edition, copyrighted © 2008 by Lippincott Williams and Wilkins, printed in China; Chapter 15 : Metabolisme of Dietary Lipids; Digestion, Absorbtion, Secretion and Utilisation of Dietary Lipids; 173-178

3. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR; Biochemistry 4 th Edition, copyrighted © 2008 by Lippincott Williams and Wilkins, printed in China; Chapter 18 : Cholesterol and Steroid Metabolisme; Bile Acids and Bile Salts; 224-227

4. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR; Biochemistry 4 th Edition, copyrighted © 2008 by Lippincott Williams and Wilkins, printed in China; Chapter 19 : Amino Acids : Disposal of Nitrogen; Digestion of Dietary Proteins; 248

5. Hassan R, Alatas H et al; Buku Kuliah IKA 1, Edisi ke-4, dicetak di Jakarta; Bab 16 : Gastroenterologi; Diare pada Bayi dan Anak; 283-294

6. Junquiera LC, Carneiro J; Basic Histology Text and Atlas, 11th Edition, copyrighted © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc., printed in USA; Chapter 15 : Digestive Tract; Small Intestine; 298-311

7. Junquiera LC, Carneiro J; Basic Histology Text and Atlas, 11th Edition, copyrighted © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc., printed in USA; Chapter 15 : Digestive Tract; Large Intestine; 311-315

26

Page 27: Makalah Gastrointestinal System

8. Katzung BG, Basic and Clinical Pharmacology, 10th Edition, copyrighted by The McGraw-Hill Companies, Inc., printed in Singapore; Chapter 63 : Drugs Used in the Treatment of Gastrointestinal Diseases; Antidiarrheal Agents; 1023-1024

9. Robbins and Cotran, Pathologic Basis of Disease International Edition, 7 th

Edition, copyrighted by Elsevier Inc., printed in China; Chapter 17 : The Gastrointestinal Tract; Enterocolitis : Diarrhea and Dysentery; 831-832

10. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; Anatomy of Small Intestine; 922

11. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; Histology of Small Intestine; 922-924

12. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; Anatomy of Large Intestine; 931-933

13. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; Histology of Large Intestine; 933-935

14. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; Mechanical Digestion in Small Intestine; 925

15. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; Mechanical Digestion in Large Intestine; 935

16. Tortora GJ, Bryan D, Principles of Anatomy and Physiology, 11 th Edition, copyrighted by Biological Sciences Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson, printed in USA; Chapter 24 : Digestive System; The Defecation Reflex; 936

17. wrongdiagnosis.com18. Nota kuliah blok gastrointestinal system

27

Page 28: Makalah Gastrointestinal System

28