Keratitis Presus

17
KERATITIS Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah keperawatan medical bedah 1 (KMB 1) yang di berikan oleh Dosen pengajar. penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalahini sangat penulis harapkan.penulis aturkan terimakasih kepada dosen pembimbing penulis yaitu” Ns.nova fridalni.s, kep, M.Biomed “ yang telah memberikan penjelas kepada penulis,kepada orangtua penulis yang telah member doa dan dorongan kepada penulis dan kepada teman-teman yang seperjuangan dengan penulis. Padang.10-oktober-2012 penulis

description

keratitis mata adalah

Transcript of Keratitis Presus

Page 1: Keratitis Presus

KERATITIS

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikanrahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah keperawatan medical bedah 1 (KMB

1) yang di berikan oleh Dosen pengajar. penulis menyadari adanya berbagai

kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat.

Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk

penyempurnaan makalahini sangat penulis harapkan.penulis aturkan terimakasih kepada

dosen pembimbing penulis yaitu” Ns.nova fridalni.s, kep, M.Biomed “ yang telah

memberikan penjelas kepada penulis,kepada orangtua penulis yang telah member doa dan

dorongan kepada penulis dan kepada teman-teman yang seperjuangan dengan penulis.

 

Padang.10-oktober-2012

 

penulis

 

 

 

 

Page 2: Keratitis Presus

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan

mengakibatkan kornea menjadi keruh.

Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi

sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjdi akibat trauma

atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal.

Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak

mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi

sekunder. Pemajanan kornea dapat diebabakan oleh karena keadaan eksoptalmus, paresis

saraf kranial VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi.

B. TUJUAN

1. Tujuan umun

Setelah dibuatnya makalah keratitis, Mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan keratitis

2. Tujuan khusus

 Dapat mengetahiu definisi dari keratitis

 Dapat mengetahui etiologi dari keratitis

 Dapat menegetahui manifestasi keratitis

 Dapat memahami patofisiologi dari keratitis

 Dapat mengetahui asuhan keperawatan keratitis

 

 

Page 3: Keratitis Presus

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Ø KONSEP DASAR DAN TEORITIS

1. A.    DEFENISI

        Keratitis adalah inflamasi pada kornea oleh bakteri, virus, hespes simplek, alergi,

kekurangan vit. A . Keratitis adalah peradangan pada kornea, keratitis disebabkan oleh

mikrobial dan pemajanan. Keratitis Mikrobial adalah infeksi pada kornea yang disebabkan

oleh berbagai organisme bakteri, virus, jamur/parasit. serta abrasi yang sangat bisa menjadi

pintu masuk bakteri. Keratitis Pemajanan adalah infeksi pada ornea yang terjadi akibat

kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak mata kekeringan

mata dapat terjadi dan kemudian diikuti ulserasi dan infeksi sekunder. (Brunner dan

Suddarth, 2001)

        Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti

bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun

dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun

beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma

pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat

menurunkan mekanisme pertahanan kornea. (Kaiser, 2005)

         Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrate sel radang pada kornea yang

akan mengakibatkan kornea menjadi keruh, biasanya diklasifikasikan dalam lapisan yang

terkena seperti keratitis superficial, intertitisial dan profunda.

(http://www.berbagimanfaat.blogspot.com)

 

1. B.     ETIOLOGI

1. Keratitis Mikrobial

Page 4: Keratitis Presus

Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi

sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjadi akibat

trauma atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal. keratitis bacterial

keratitis akibat dari infeksi stafilokokkus, berbentuk seperti

keratitis pungtata, terutama dibagian bawah kornea

keratitis viral dendritik herpetic keratitis dendritik yang disebabkan virus

herpes simpleks akan memberi gambaran spesifik berupa infiltrat pada

kornea dengan bentuk seperti ranting pohon yang bercabang – cabang

dengan memberikan uji fluoresin positif nyata pada tempat percabangan.

Keratitits herpes zoster Merupakan manifestasi klinis dari infeksi virus

herpes zooster pada cabang saraf trigeminus, termasuk puncak hidung dan

demikian pula kornea atau konjungtiva.

Keratitis pungtata epithelial dengan infiltrat halus pada kornea, selain

disebabkan oleh virus keratitits pungtata juga disebabakan oleh obat

seperti neomicin dan gentamisin.

Keratitits disiformis merupakan keratitits dengan bentuk seperti cakram

didalam stroma permukaan kornea, keratitis ini disebabkan oleh infeksi

atau sesudah infeksi virus herpes simpleks

1. Keratitis Peremajaan

Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak

mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi

sekunder. Pemajanan kornea dapat disebabkan oleh karena keadaan eksoptalmus, paresis

saraf kranial VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi.

Keratitis lagoftalmos Terjadi akibat mata tidak menutup sempurna yang

dapat terjadi pada ektropion palpebra, protrusio bola mata atau pada

penderita koma dimana mata tidak terdapat reflek mengedip.

Keratitis neuroparalitik Terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminus

yang mengakibatkan gangguan sensibilitas dan metabolisme kornea

Kerato konjungtivitis sika Terjadi akibat kekeringan pada bagian

permukaan kornea.

 

1. C.    MANIFESTASI KLINIS

Page 5: Keratitis Presus

1. Inflamasi bola mata yang jelas

2. Terasa benda asing di mata

3. Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling melekat saat bangun

4. Ulserasi epitel

5. Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera anterior)

6. Dapat terjadi perforasi kornea

7. Ekstrusi iris dan endoftalmitis

8. Fotofobia

9. Mata berair

10. Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol

(Brunner dan Suddarth, 2001)

      TANDA DAN GEJALA

Tanda patognomik dari keratitis ialah terdapatnya infiltrat di kornea. Infiltrat dapat ada di

seluruh lapisan kornea, dan menetapkan diagnosis dan pengobatan keratitis. Pada

peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut

(sikatrik), yang dapat berupa nebula, makula, dan leukoma. Adapun gejala umum adalah :

Keluar air mata yang berlebihan

Nyeri

Penurunan tajam penglihatan

Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)

Mata merah

Sensitif terhadap cahaya (Mansjoer, 2001).

 

1. D.    PATOFISIOLOGI

Sebagian besar inflamasi mata disebabkan oleh makroorganisme, irigasi mekanis, atau

sensitivitas terhadap suatu zat. untungnya inflamasi tersebut tidak meningalkan bekas yang

permanen. inflamasi kornea yang berat atau ulkus kornea dapat menyebabkan kerusakan

kornea yang meyebabkan ganguan penglihatan. komplikasi dari uveitis dapat menimbulkan

perekatan, glaukoma sekunder dan hilang penglihatan.

Sebaian besar inflamasi mata adalah tembel dan konjungstivitis. Tembel adalah infeksi

folikel bulu mata atau kelenjar pinggir kelopak mata yang relatif ringan. Organisme orang

Page 6: Keratitis Presus

yang sering menginfeksi adalah stafilokokus. Infeksi ini cenderung berkumpul karena

organisma infeksi menyebar dari folikel rambut yang satu ke yang lainnya. Kebersihan yang

kurang dan gangguan kosmetik yang berlebihan dapat merugikan faktor pendukung.

Orang–orang seharusnya diajarkan untuk tidak memencet tembel karena infeksi dapat

menyebar dan menyebabkan selulitis pada kelopak mata.

Konjungtivitis merupakan bagian besar dari penyakit mata dan ada yang akut dan ada yang

kronik. Konjungstivitis bakteri akut biasanya ditularkan oleh kontak langsung. Orang yang

menyentuh matanya dengan jari akan mengkontaminasi benda–benda seperti : handuk

atau lap. Organisme penyebabnya biasanya stafilokokus dan adenovirus. Konjungstivitis

sederhana biasanya tidak lama.

Infeksi oleh Chlamydia trachomatis menyebabkan trachoma, suatu bentuk konjungstivitis

yang jarang di Amerika Serikat. tetapi bisa menyebabkan kebutaan terutama bagi orang-

orang yang hidup didaerah kering dan pendapatannya rendah, negara-negara di

mediterranean yang panas dan timur jauh. Trachoma timbul mengikuti konjungstivitis akut,

kelopak mata menjadi berparut dan terbentuk granulasi-granulasi di permukaan dalam

kelopak dan menyebar ke kornea yang pada akhirnya menimbulkan hilangnya penglihatan.

Pemeliharaan kebersihan penting untuk mencegah dan mengatasi trachoma. Kornea yang

parut memerlukan transplantasi kornea mata. Konjungstivitis alergi biasanya disertai

demam, kronis dan berulang-ulang.

 

1. E.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

-          Uji fluoresein

Untuk mengetahui adanya kerusakan pada epitelkornea akibat erosi, keratitis epitelial, bila

terjadi defek epitel kornea akan terlihat warna hijau pada defek tersebut

-          Uji sensibilitas kornea

Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan penyakit mata akibat

kelainan saraf trigeminus oleh herpes zooster ataupun akibat gangguan ujung saraf

sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks

-          Uji fistel

Untuk melihat kebocorankornea atau fistel akibat adanya perforasi kornea

Page 7: Keratitis Presus

-          Uji biakan dan sensitivitas

Mengidentifikasi patogen penyebab

-          Uji plasido

Untuk mengetahui kelainan pada permukaan kornea

 

1. F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemulasan fluorescein

Kerokan kornea yang kemudian dipulas dengan pulasan gram maupun giemsa

Kultur untuk bakteri dan fungi

Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea

Tes schirmer.bila resapan air mata pada kertas schirmer kurang dari 10 mm dalam 5 menit

dianggap abnormal

 

 

1. G.    TERAPI

Pemberian antibiotik, air mata buatan.

Pada keratitis bakterial diberikan gentacimin 15 mg/ml, tobramisin 15 mg/ml, seturoksim 50

mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap 30 menit kemudian diturunkan menjadi 1

jam dan selanjutnya 2 jam bila keadaan mulai membaik. Ganti obatnya bila resisten atau

keadaan tidak membaik.

Perlu diberikan sikloplegik untuk menghindari terbentuknya sinekia posterior dan

mengurangi nyeri akibat spasme siliar

Page 8: Keratitis Presus

Pada terapi jamur sebaikna diberikan ekanazol 1 % yang berspektum luas.

(Brunne dan Suddarth, 2001)

1. Keratitis Mikrobial

Pasien dengan infeksi kornea berat dirawat untuk pemberian berseri (kadang sampai tiap

30 menit sekali) tetes anti mikroba dan pemeriksaan berkala oleh ahli optalmologi.Cuci

tangan secara seksama. Harus memakai sarung tangan setiap intervensi keperawatan

yang melibatkan mata. Kelopak mata harus dijaga kebersihannya dan perlu diberi kompres

dingin. Diperlukan aseaminofen untuk mengontrol nyeri. Dan diresepkan sikloplegik dan

midriatik untuk mengurangi nyeri dan inflamasi

1. Keratitis Pemajanan

Memplester kelopak mata atau membalut dengan ringan mata yang telah diberi pelumas.

Pada yang mengalami penurunan perlindungan sensori terhadap kornea. Dapat dipasang

lensa kontak lunak tipe-balutan. Lensa kontak lunak tipe-balutan dipasang sesuai ukuran.

Hal ini untuk mempertahankan permukaan kornea, mempercepat penyembuhan efek epitel

dan memberikan rasa nyaman. Perisai kolagen bisa dipergunakan untuk perlindungan

kornea jangka pendek.

Antivirus,anti inflamasi dan analgesik

 

1. H.    KOMPLIKASI

Komplikasi keratitis

1)Hipopion

2)Perforasi kornea

3)Prognosis

 

 

 

Page 9: Keratitis Presus

 VI.            KLASIFIKASI

Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea yang terkena : yaitu keratitis

superfisialis apabila mengenai lapisan epitel dan bowman dan keratitis profunda apabila

mengenai lapisan stroma.

Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah (Ilyas, 2006):

1. Keratitis punctata superfisialis

Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh sindrom dry

eye, blefaritis, keratopati logaftalmus, keracunan obat topical, sinar ultraviolet, trauma kimia

ringan dan pemakaian lensa kontak.

1. Keratitis flikten

Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk

menyerang kornea.

1. Keratitis sika

Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimale atau sel

goblet yang berada di konjungtiva.

1. Keratitis lepra

Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga keratitis

neuroparalitik.

1. Keratitis nummularis

Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan banyak

didapatkan pada petani.

 

Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain adalah :

1. Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital

2. Keratiti sklerotikans.

Page 10: Keratitis Presus

 

 

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: Keratitis Presus

 

 

 

BAB III

ASKEP TEORITIS

1. A.    PENGKAJIAN

a.Pengkajian ketajaman mata 

b.Pengkajian rasa nyeri

c.Kesimetrisan kelopak mata 

d.Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata 

e.Warna mata 

f.Kemampuan membuka dan menutup mata 

g.Pengkajian lapang pandang

h.Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui

adanya pembengkakan 4 inflamasi

( Brunner dan Suddarth, 2001)

2. Analisa Data

a. Data fokus 

1)Gatal-gatal

2)Nyeri (ringan sampai berat)

3)Lakrimasi (mata selalu berair)

4)Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang

kelopak mata)

b. Diagnosa Kemungkinan Penyebab 

– Nyeri : pada mata – Edema mata, sekresi, fotofobia, peningkatan TIO

atau inflamasi

– Potensial infeksi, – Kurang pengetahuan 

penyebaran ke mata 

yang tidak sakit

2. B.   DIAGNOSA

Page 12: Keratitis Presus

v Nyeri berhubungan dengan iritasi atau infeksi pada mata

v  Risiko terhadap cedera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan

v Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan

penglihatan

v Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses

penyakit

 

1. INTERVENSI

v  Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pasca operasi sampai stabil 

o Orientasikan pasien pada ruangan

o Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kaca mata bila diperlukan

o Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma

o Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata

v  o Beri instruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala, komplikasi

yang harus segera dilaporkan pada dokter

o Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berarti mengenai teknik

yang benar dalam memberikan obat

v  o Beritahu pasien tentang penyakitnya

o Ajarkan perawatan diri selama sakit

o Ajarkan prosedur penetesan obat tetes mata dan penggantian balutan pada pasien dan

keluarga

o Diskusikan gejala-gejala terjadinya kenaikan TIO dan gangguan penglihatan

 

1. IMPLEMENTASI

v Membatu klien ketika mampu melakukan ambulasi pasca operasi sampai stabil

Page 13: Keratitis Presus

v Member intruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala

v Mamberikan informasi dengan klien tentang penyakit nya

 

v EVALUASI

 

S : klien  msih mengatakannyeri pada mata

O: TTV : S : 37cN:100x/menitTD:120/90 mmHgR: 30X/ menit

A: MASALAH BELUMTERATASI

P: LANJUTKAN INTERVENSI

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: Keratitis Presus

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi mata/radang mata

yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun sensitivitas

terhadap suatu zat. seperti halnya keratitis (peradangan pada kornea). tanda dan gejala

pada infeksi mata biasanya gatal-gatal, nyeri (ringan–berat) , lakrimasi dan fotofobia. Bila

infeksi mata ini tidak segera diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata dan

menimbulkan beberapa komplikasi, komplikasi keratitis dapat berupa hipopion, perforasi

kornea, therapi medik untuk infeksi mata dapat diberikan antibiotik topikal, obat tetes

steroid, sulfat atropin, douridin dan kompres basah kortikosteroid.

            B. SARAN

1. Untuk klien yang terkena penyakit infeksi mata, penulis berharap klien segera berobat

atau infeksi tersebut segera diobati agar tidak terjadi kerusakan pada mata atau komplikasi-

komplikasi yang lain

2. Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan, karena

kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya infeksi mata.

3. Untuk klien yang terkena infeksi mata, disarankan untuk tidak menggosok mata yang

sakit lalu menyentuh mata yang sehat atau menggunakan sapu tangan. hal ini untuk

menghindari kontaminasi mata yang sehat dengan yang sakit.

Page 15: Keratitis Presus

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Sidarta, Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Cet. 5. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI ; 1998.

2. Darling, Vera H & Thorpe Margaret R. Perawatan Mata. Yogyakarta :

Penerbit Andi; 1995.

3. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made

Kariasa. Ed. 3. Jakarta, 2000