kdk dm

73
BAB I PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakitmetabolikdengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjad kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk d makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam jumlah terte dalam darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produk dan penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, !!" dalam #melt$er%&are, !!'). #ecara klinis terdapat dua tipe DM yaitu DM tipe dan DM tipe . DM tipe disebabkan karena kurangnya insulin secara absolut akibat proses au sedangkan DM tipe merupakan kasus terbanyak ( !* + dari seluruh kasus diabetes) yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan dia-ali resistensi insulin (American ouncil on /0ercise, !! 1 #melt$er%&are, !! DM tipe berlangsung lambat dan progresif, sehingga tidak terdeteksi kar gejala yang dialami pasien sering bersifat ringan seperti kelelahan, irit poliuria,polidipsi dan luka yang lama sembuh (#melt$er%&are, !!'). 2emampuan tubuh untuk bereaksi dengan insulin dapat menurun pasien DM, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi baik akut (seperti di ketoasidosis dan sindrom hiperosmolar nonketotik) maupun kronik. 2omplika kronikbiasanya terjadi dalam jangka-aktu +* ! tahun setelah diagnosa ditegakkan (#melt$er%&are, !!'). 2omplikasi kronik terjadi pada semua or tubuh dengan penyebab kematian +! akibat penyakit jantung koroner dan 3! akibat penyakit gagalginjal. #elain itu, sebanyak3! penderita diabetes mengalami kebutaan akibat retinopati dan ! menjalani amputasi tungkai k (Medicastore, !!4). DM sudah merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat manusia pada abad . 567 membuat perkiraan bah-a pada tahun !!! jumlah penderit diabetes di atas umur ! tahun berjumlah +! juta orang dan dalam kurun -a 1

description

kedokteran keluarga DM

Transcript of kdk dm

BAB IPENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, 2004 dalam Smeltzer&Bare, 2008). Secara klinis terdapat dua tipe DM yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 disebabkan karena kurangnya insulin secara absolut akibat proses autoimun sedangkan DM tipe 2 merupakan kasus terbanyak (90-95% dari seluruh kasus diabetes) yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan diawali dengan resistensi insulin (American Council on Exercise, 2001; Smeltzer&Bare, 2008). DM tipe 2 berlangsung lambat dan progresif, sehingga tidak terdeteksi karena gejala yang dialami pasien sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuria,polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer&Bare, 2008). Kemampuan tubuh untuk bereaksi dengan insulin dapat menurun pada pasien DM, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi baik akut (seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperosmolar nonketotik) maupun kronik. Komplikasi kronik biasanya terjadi dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah diagnosa ditegakkan (Smeltzer&Bare, 2008). Komplikasi kronik terjadi pada semua organ tubuh dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat penyakit gagal ginjal. Selain itu, sebanyak 30% penderita diabetes mengalami kebutaan akibat retinopati dan 10% menjalani amputasi tungkai kaki (Medicastore, 2007). DM sudah merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian jumlah tersebut akan meningkat menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan keempat terbesar dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap penyakit diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur (Medicastore, 2007). Penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok (Suyono, 2006) didapatkan prevalensi DM tipe 2 sebesar 14,7%, demikian juga di Makasar prevalensi terakhir pada tahun 2005 mancapai 12,5%, merupakan suatu angka yang sangat mengejutkan. Ini sesuai dengan perkiraan yang dikemukakan WHO bahwa jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, meningkat dua kali dibanding tahun 1995. Mengingat jumlah penderita DM yang terus meningkat dan besarnya biaya perawatan pasien diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka upaya yang paling baik adalah melakukan pencegahan. Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer merupakan semua aktivitas yang ditujukan untuk mencegah timbulnya hiperglikemia pada populasi umum misalnya dengan kampanye makanan sehat, penyuluhan bahaya diabetes. Pencegahan sekunder yaitu menemukan penderita DM sedini mungkin misalnya dengan tes penyaringan sedini mungkin terutama pada populasi resiko tinggi sehingga komplikasi tidak terjadi. Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan melalui penyuluhan, maka perlu kerjasama semua pihak untuk mensukseskannya ( Suyono, 2006). Menurut American Diabetes Association (2004), komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda dan diperlambat dengan mengendalikan kadar glukosa darah. Pengelolaan diabetes yang bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis. Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian berat badan, olah raga/latihan jasmani dan diet. Terapi farmakologis meliputi pemberian insulin dan/atau obat hiperglikemia oral (Medicastore, 2007; Smeltzer&Bare, 2008).

14

BAB IILAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Identitas Pasien dan KeluargaIdentitas Pasien Nama : Ny. Marinah Jenis kelamin: Perempuan Usia: 68 tahun Status Pernikahan: Menikah Alamat: Dusun Krumpakan II RT 08 / RW 02 Desa Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Agama: Islam Suku Bangsa: Jawa Pendidikan: SD Pekerjaan: Buruh tani

Identitas Kepala Keluarga Nama: Tn. Rusmadi Jenis Kelamin: Laki laki Umur: 88 tahun Status Pernikahan: Menikah Alamat: Dusun Krumpakan II RT 08 / RW02 Desa Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Agama: Islam Suku Bangsa: Jawa Pendidikan: SD Pekerjaan: Buruh tani

Tabel 1. Profil Keluarga yang Tinggal Satu RumahNoNamaKedudukan dalam KeluargaJKUmur (tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan

1.Tn. RusmadiKKL88SDBuruh taniSehat

2.Ny. Marinah

Istri KKP68SDBuruh taniSakit

3.ArifinAnak KKL45SMABengkelSehat

4.JumirahAnak KKP42SMAPetaniSehat

5.RubingahAnak KKL40SMAPedagangSehat

6.SulasmiAnak KKP34SMAPedagangSehat

7.MasirohAnak KKP27SMABaby SisterSehat

Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal SerumahNoNamaKedudukan dalam KeluargaJKUmur (tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan

1.Tn. RusmadiKKL88SDBuruh taniSehat

2.Ny. Marinah

Istri KKP68SDBuruh taniSakit

3.ArifinAnak KKL45SMABengkelSehat

Keterangan :L: laki-lakiP: perempuanGambar 1. Pohon Keluarga

Laki-laki Perempuan Penderita

Resume Penyakit Dan Penatalaksanaan Yang Sudah DilakukanAnamnesisAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.00 WIB dan dilanjutkan pada tanggal 17 Oktober 2014 pada pukul 13.00 di rumah pasien di Dusun Krumpakan II, desa Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Keluhan Utama :Luka di telapak kaki yang lama sembuhnya Riwayat Penyakit Sekarang2 bulan SMRS pasien mengeluh berat badan menurun, berat badan semakin lama semakin menurun. Penurunan berat badan tidak disebabkan karena pembatasan makan dan pasien mengaku tidak sedang banyak pikiran. Pasien juga mengeluhkan lebih sering BAK, terutama pada malam hari, 3-4x semalam. Nafsu makan meningkat (+) dan pasien merasa cepat haus (+).1 bulan SMRS pasien tersandung batu dan ada luka di telapak kakinya. Luka tersebut tidak kunjung sembuh, malah semakin parah. Pasien juga merasa kakinya sering kesemutan. Badan juga terasa lemas (+), berat badan makin turun (+). Kemudian oleh anaknya, pasien dibawa berobat ke puskesmas, di puskesmas diperiksa gula darah dan hasilnya 530 mg/dl, keluhan jantung berdebar-debar disangkal dan tidak ada keluhan leher membesar atau bola mata menonjol. Pasien dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Di rumah sakit, pasien disarankan untuk rawat inap dan dilakukan pemeriksaan gula darah puasa, namun hasilnya pasien lupa. Pasien dikatakan menderita diabetes mellitus dan dirawat selama 30 hari di rumah sakit.Keluhan Tambahan :Lemas, sering haus, sering BAK pada malam hari

Riwayat Penyakit DahuluPasien mengaku tidak pernah merasakan keluhan ini sebelumnya, riwayat sakit jantung (-), darah tinggi (-), ginjal (-).

Riwayat Penyakit KeluargaPasien mengaku tidak memiliki keluarga yang menderita penyakit diabetes mellitus,darah tinggi, penyakit ginjal penyakit paru dan jantung.. Riwayat KebiasaanPasien sering mengkonsumsi makanan manis.Makan nasi dalam porsi besar.

ASSESMENT GERIATRIA. MASALAH PSIKOLOGI DAN FUNGSI Fungsi Depresi : Skor = 1/15, keadaan baik/tidak depresi Mini Mental Score Examination: skor 30/30 , Normal Skor Norton : skor 20/20 (kecil sekali/ tak terjadi) AKS : Katz A (Mandiri untuk 6 fungsi INDEKS KATZ (Menilai AKS) No.AktivitasMandiriTergantung19-09-2014

1.BathingMemerlukan bantuan hanya pada 1 bagian tubuh (bagian belakang / anggota tubuh yang terganggu) atau dapat melakukan sendiriMemerlukan bantuan dalam mandi lebih dari 1 bagian tubuh dan saat masuk serta keluar dari bak mandi / tidak dapat mandi sendiriMandiri

2.DressingMenaruh pakaian & mengambil pakaian, memakai pakaian, brace, & menalikan sepatu dilakukan sendiriTidak dapat memakai pakaian sendiri atau tidak berpakaian sebagianMandiri

3.ToiletingPergi ke toilet, duduk berdiri dari kloset, memakai pakaian dalam, membersihklan kotoran (memakai bedpan pada malam hari saja & tidak memakai penyangga mekanik)

Memakai bedpan atau comode atau mendapat bantuan pergi ke toilet atau memakai toiletMandiri

4.TransferingBerpindah dari dan ke tempat tidur & berpindah dari dan ke tempat duduk (memakai atau tidak memakai alat bantu)Tidak dapat melakukan / dengan bantuan untuk berpindah dari & ke tempat tidur / tempat dudukMandiri

5.ContinenceBAK & BAB baikTidak dapat mengontrol sebagian / seluruhnya dalam BAB & BAK, dengan bantuan manual / kateterMandiri

6.FeedingMengambil makanan dari piring / yang lainnya & memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan untuk memotong daging & menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega di roti)Memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan semuanya atau makan per-parenteral)Mandiri

Klasifikasi menurut Indeks Katz :A: Mandiri, untuk 6 fungsiB: Mandiri, untuk 5 fungsiC : Mandiri, kecuali bathing & 1 fungsi lainD : Mandiri, kecuali bathing, dressing, & 1 fungsi lainE : Mandiri, kecuali bathing, dressing, toiletting & 1 fungsi lainF :Mandiri,kecuali bathing,dressing, toiletting, transfering & 1 fungsi lainG : Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atasKesan : Katz A (Mandiri untuk 6 fungsi)

SKOR NORTON (Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)PenilaianSkor15-10-2014

Kondisi fisik umum :1. Baik1. Lumayan1. Buruk1. Sangat buruk43214

Kesadaran :1. Komposmentis1. Apatis1. Konfus/soporus1. Stupor/koma43214

Aktivitas :1. Ambulan1. Ambulan denganbantuan1. Hanya bisa duduk1. Tiduran43

214

Mobilitas :1. Bergerak bebas1. Sedikit terbatas1. Sangat terbatas1. Tak bisa bergerak43214

Inkontinensia :1. Tidak ada1. Kadang-kadang1. Sering inkontinensia urin1. Inkontinensia alvi & urin432

14

Skor total20

Kategori : Skor 16-20 : kecil sekali/tak terjadi12-15 : kemungkinan kecil terjadi< 12 : kemungkinan besar terjadiSkor : 20Kesan : kecil sekali/tak terjadi

SKALA DEPRESI GERIATRIPilihan jawaban yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu minggu terakhir:Apakah...........NoApakah..10

1.Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? TidakYa

2.

Anda telah meninggalkan banyak kegiatan / minat / kesenangan anda?YaTidak

3.Anda merasa kehidupan anda kosong?YaTidak

4.Anda merasa sering bosan?YaTidak

5.Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?TidakYa

6.

Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri anda?YaTidak

7.Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?TidakYa

8.Anda sering merasa tidak berdaya?YaTidak

9.

Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?YaTidak

10.Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda dibanding kebanyakan orang?YaTidak

11.

Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan?TidakYa

12.

Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini?YaTidak

13.Anda merasa anda penuh semangat?TidakYa

14.

Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?YaTidak

15.Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya daripada anda?YaTidak

Keterangan : Jawaban pasien yang bergaris bawahSkor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1 Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baik/tidak depresi Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi Skor 10 atau lebih menunjukkan depresiSkor = 1Kesan : keadaan baik/tidak depresi

MINI MENTAL STATE EXAMINATIONMaxNilai

55( 5)( 5 )ORIENTASISekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?Sekarang kita berada dimana? (Nama rumah sakit, jalan, nomor rumah, kota kabupaten, provinsi)

3( 3 )REGISTRASIPewawancara menyebutkan nama 3 buah benda,misalnya : satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah respon mengulang ketiga nama benda tersebut. Ulangi hingga benar menyebutkan.Hitung jumlah percobaan dan catat : 2 kali.

5( 5 )ATENSI DAN KALKULASIKurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan.

3( 3 )RECALLTanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas. Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar.

9( 9 )BAHASA1. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil atau arloji (2 nilai)1. Ulangi kalimat berikut : JIKA TIDAK, DAN ATAU TAPI (1 nilai)1. Laksanakanlah 3 buah perintah ini: Peganglah selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas tersebut pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )1. Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut: PEJAMKAN MATA ANDA (1 nilai)1. Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)1. Tirulah gambar ini (1 nilai )

Jumlah skor : 17

Kategori : Skor 24-30: normal 17-23: Probable gangguan kognitif 0-16: definite gangguan kognitifSkor: 30Kesan: Normal

Pemeriksaan FisikTanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.45 WIB di kediaman pasienKeadaan umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTanda vital: Tekanan darah: 130/90 mmHgTB : 155 cm Nadi: 100 x/menitBB : 42 kg Suhu: 36,80 CBMI : 17,5 Pernapasan: 18x/menit

Status GeneralisKepala: Normosefali Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Telinga: Normotia, benjolan (-), oedem (-), nyeri tekan (-) Hidung: Normosepti, sekret (-), deviasi septum (-) Bibir: pucat (-), sianosis (-) Tenggorok: T1-T1, faring hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-) Leher: Trakea di tengah, pembesaran KGB (-/-) Thoraks:Paru - paru Inspeksi: Bentuk dada normal, simetris, gerak thoraks pada pernafasan simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang tertinggal, retraksi (-/-) Palpasi : Gerak nafas simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang tertinggal, vokal fremitus simetris, sama kuat Perkusi :Kedua hemitoraks berbunyi sonor, peranjakan paru tidak dapat dinilai Auskultasi :Suara napas vesikuler, rhonchi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, iktus kordis terlihat pada ICS V 2 cm lateral dari garis mid klavikularis kiri Palpasi :Iktus cordis teraba di ICS V 2 cm lateral dari garis mid klavikularis kiri Perkusi : Tidak ada nyeri ketuk, batas jantung kanan pada garis sternalis kiri setinggi ics IV, batas paru lambung sekitar ics VI, batas jantung kiri setinggi ics V 2 cm garis midklavikularis kiri, batas atas jantung kiri setinggi ics III pada garis sternalis kiri Auskultasi :Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi : Datar, Caput Medusae (-), Smilling umbilikus (-) Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), Hepatomegali (-), Splenomegali (-) Perkusi : Timpani, nyeri ketuk (-) Auskultasi : Bising usus normal EkstremitasEkstremitas Superior Inspeksi : simetris, sianosis (-/-), tidak tampak luka Palpasi : akral hangat (+/+),edema (-/-)Ekstremitas Inferior Inspeksi : simetris, sianosis (-/-), tidak tampak luka Palpasi : akral hangat (+/+),edema (-/-)Hasil Laboratorium di Puskesmas Kajoran IITanggal 15 Juli 2014 GDS: 530 mg/dlTanggal 16 Juli 2014 GDP: pasien lupa

Diagnosis KerjaDiabetes Mellitus Tipe 2

Rencana Penatalaksanaan Medikamentosa : Metformin 1 x 500 mg (p.o) Glibenklamid 1 x tablet (p.o)

Nonmedikamentosa : Diet ( jumlah, jenis, jadwal ) Gaya hidup

Hasil Penatalaksanaan MedisKeluhan pasien berkurang. Faktor pendukung :Pasien rutin minum obat dan kontrol ke dokterFaktor penghambat:Terkadang masih susah untuk mengatur pola makan Indikator keberhasilanPerbaikan keadaan umum

Tabel Permasalahan Pada PasienTabel 2. Tabel Permasalahan Pada PasienNo.Risiko & masalah kesehatanRencana pembinaanSasaran

1. Gula darah tinggiMenurunkan gula darah dengan obat dan perbaikan pola makanPasien

2.Pola makan nasi berlebih dan konsumsi teh setelah makanPenyusunan jadwal, jenis dan jumlah diet, serta pembatasan konsumsi minuman manisPasien

3.Jarang melakukan aktifitas fisikPenyusunan jadwal untuk olahraga, minimal jalan 30 menit sehariPasien

Identifikasi Fungsi Keluarga Fungsi BiologisDari wawancara dengan penderita diperoleh keterangan bahwa penderita belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya Fungsi PsikologisPenderita memiliki lima orang anak, anak pertama, kedua, ketiga, dan keempat sudah berkeluarga. Penderita tinggal serumah dengan anaknya yang terakhir yang belum menikah, namun sejak 1 tahun yang lalu anak terakhirnya bekerja di kota dan hanya pulang 1 bulan atau 2 bulan sekali. Rumah penderita berdekatan dengan anaknya yang keempat yang sudah menikah. Hubungan antara penderita dengan anaknya baik. Penderita bekerja sebagai buruh tani. Penderitamempunyai kepribadian yang terbuka dan ramah terhadap orang lain. Fungsi EkonomiBiaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi dariupahnya sebagai buruh tani dengan penghasilan per bulan yang tidak tentu. Rata-rata pendapatan perbulan sekitar Rp. 500.000 600.000. Uang tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah tangga seperti listrik dan makan. Pasien tidak mempunyai ASKES untuk kesehatan. Fungsi PendidikanPenderita bersekolah sampai SD Fungsi ReligiusPenderita seorang Muslim dan keluarga yang lain memeluk agama Islam, menjalankan ibadah agama secara rutin (sholat dan pengajian). Penerapan nilai agama dalam keluarga baik. Fungsi Sosial dan BudayaPenderita dan keluarga tinggal di desa Krumpakan di kawasan pemukiman yang cukup padat penduduk. Penderita dan keluarga dapat diterima dengan baik di lingkungan rumahnya. Komunikasi dengan tetangga baik. Keluarga penderita aktif dalam kegiatan di lingkungan seperti arisan dan pertemuan warga yang rutin dilakukan sebulan sekali. Pola Konsumsi PenderitaFrekuensi makan besar 3x sehari, diselingi dengan makanan ringan. Penderita biasanya makan di rumah. Jenis makanan dalam keluarga ini bervariasi. Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tahu, tempe, telur), sayur (kangkung, bayam, dll), air minum (air putih, teh, kopi). Pasien jarang mengkonsumsi ayam, daging. Air minum berasal dari air sumber mata air gunung.

Identifikasi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Faktor PerilakuPenderita bekerja sebagai buruh tani. Faktor LingkunganTinggal dalam lingkungan yang cukup padat penduduk, dimana kebersihan di dalam rumah cukup baik. Pencahayaan di dalam rumah kurang dan sirkulasi udaranya pun juga kurang. Sumber air minum berasal dari sumber mata airgunung dan dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Buang air besar menggunakan jamban cemplung di wc sendiri di luar rumah yang langsung dibuang ke septitank. Untuk pembuangan limbah, dibuang ke got dan mengalir ke saluran limbah, dan tersedianya tempat pembuangan sampah di luar rumah. Faktor Sarana pelayanan kesehatanTerdapat Puskesmas Kajoran II yang berjarak 45 tahun 2. Usia lebih muda, terutama dengan IMT > 23 kg/m2 yang disertai dengan faktor risiko: kebiasaan tidak aktif turunan pertama dan orang tua dengan DM riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau riwayat DM-gestasional hipertensi (140/90 mmHg) kolesterol HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida 250 mg/dL menderita polycyctic ovarial syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin adanya riwayat toleransi glukosa yang terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes tolerasi glukosa oral (TTGO) standar. Pemeriksaan penyaring untuk tujuan (skrining masal) tidak dianjurkan mengingat biaya yang mahal, serta pada umumnya tidak dengan rencana tindak lanjut bagi mereka yang diketemukan ada kelaianan. Pemeriksaan penyaring juga dianjurkan dikerjakan pada saat pemeriksaan untuk penyakit Lain atau general check up. Kadar glukosa darah sewaktu dan glukosa darah puasa sebagai patokan penyaring dapat dilihat pada table 3.

Tabel 6. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dL)Bukan DMBelum pasti DMDM

KadarPlasma vena