Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

9
KARSINOMA NASOFARING (KANKER TENGGOROK) Delfitri Munir 2009

Transcript of Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

Page 1: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

KARSINOMA NASOFARING

(KANKER TENGGOROK)

Delfitri Munir

2009

Page 2: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

USU Press Art Design, Publishing & Printing Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU Jl. Universitas No. 9 Medan 20155, Indonesia

Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737

usupress.usu.ac.id

© USU Press 2009

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN 979 458 427 4

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Karsinoma nasofaring (kanker tenggorok) / Delfitri Munir – Medan: USU Press, 2009.

xiv, 119 p. ; ilus.: 18 cm

Bibliografi ISBN: 979-458-427-4

1. Karsinoma - kanker 2. Nasopharynx - Cancer 616.21994 – ddc22

Dicetak di Medan, Indonesia

Page 3: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

Science is forever

rewriting its self

Page 4: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal
Page 5: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

v

Kata Pengantar

Sejak penulis mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis THT tahun 1989 di RS. Pirngadi Medan, supervisor selalu menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan nasofaring. Banyak penyakit THT yang dapat dideteksi dengan memeriksa rongga yang terletak di belakang rongga hidung ini. Melakukan pemeriksaan nasofaring dibutuhkan latihan, kesabaran, dan keuletan, karena sangat dipengaruhi oleh keterampilan dokter dan sensitivitas serta kesediaan pasien untuk diperiksa. Untunglah pada tahun 90an diperkenalkan di Indonesia alat endoskop sehingga nasofaring dapat diperiksa dengan nyaman dan detail.

Penderita karsinoma nasofaring (KNF) cukup banyak ditemukan di tengah masarakat dan jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Yang memprihatinkan adalah hampir semua penderita KNF datang pada stadium lanjut. Dan yang menarik lagi, penyakit ini lebih sering mengenai laki-laki usia 40-60 tahun dimana pada usia tersebut seorang kepala keluarga memasuki masa puncak karier dan dituntut lebih secara finansial oleh keluarga. Banyak faktor yang menyebabkan penderita KNF datang pada stadium lanjut. Gejala yang tidak khas menyebabkan penderita terlambat menyadari dan mendatangi dokter. Ketidakmampuan dokter mengenal KNF apalagi memeriksa nasofaring dan kesalahan interpretasi pada pemeriksaan histopatologi, berperan besar menyebabkan penderita didiagnosis pada

Page 6: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

vi

stadium lanjut sehingga angka kematian penyakit ini cukup tinggi

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk menjadikan KNF sebagai bahan penelitian pada disertasi program Doktor yang pemeriksaan laboratoriumnya dilaksanakan di Department of Immunohematology and Blood Transfusion, Leiden University Medical Center Leiden tahun 2007. Pada penelitian tersebut penulis menemukan gen HLA-DRB1*08 berperan pada penyebab KNF suku Batak yang dipicu oleh mengkonsumsi ikan asin ketika berusia sebelum 10 tahun. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pencegahan dan mendeteksi KNF secara dini. Namun hasil penelitian ini belum dapat diaplikasikan secara penuh di klinik berhubung biaya pemeriksaannya yang masih mahal.

Penulis bersama Dept. THT-KL FK USU, PERHATI SUMUT, YLKI SUMUT, dan POI SUMUT telah menggagas upaya deteksi dini dan pencegahan KNF di Sumatera Utara. Salah satu programnya adalah menyelenggarakan seminar yang diadakan di seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara (SUMUT). Peserta seminar adalah seluruh dokter baik spesialis maupun dokter umum, petugas kesehatan seperti perawat dan bidan desa serta tokoh masakat yang ada di Kabupaten/Kota. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan KNF, khususnya pencegahan dan deteksi dini terhadap masarakat, telah dilakukan publikasi melalui media cetak dan elektronik di SUMUT. Untuk para mahasiswa kedokteran di Indonesia khususnya di SUMUT yang juga akan bertugas melayani dan

Page 7: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

vii

mendeteksi keberadaan KNF secara dini, tentu sangat memerlukan buku panduan tentang KNF. Penulis sangat mengharapkan buku ini dapat dipakai untuk pedoman dalam mendiagnosis secara dini dan penanggulanan KNF. Diharapkan di masa datang, jumlah penderita KNF dapat berkurang, dan didiagnosis secara dini agar angka kematian dapat ditekan serendah mungkin.

Medan, 25 Agustus 2009

Dr. dr. Delfitri Munir, SpTHT-KL(K)

Page 8: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

viii

Sambutan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saya menyambut dengan gembira atas terbitnya

buku dengan judul “Karsinoma Nasofaring” yang ditulis oleh Dr. dr. Delfitri Munir, Sp.THT-KL(K), yang tentunya akan memperkaya khasanah kepustakaan ilmu kedokteran dan kesehatan di Indonesia.

Penghargaan yang setinggi-tingginya diucapkan kepada penulis yang meluangkan waktu serta membagi pengetahuan dan pengalaman melalui tulisannya di buku ini. Dengan diterbitkannya buku ini, tentunya akan menambah sumber pengetahuan dan keilmuan tentang Karsinoma Nasofaring.

Buku ini diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca, baik mahasiswa kedokteran, dokter muda, dokter umum atau siapa saja yang ingin mengetahui dan memahami tentang Karsinoma Nasofaring.

Saya ucapkan selamat atas diterbitkannya buku ini dan kepada penulis jangan berhenti berkarya, demi kemajuan ilmu kedokteran.

Terima kasih Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, September 2009

Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH

Page 9: Karsinoma Nasofaring Kanker Tenggorok Normal Awal

Buku ini disumbangkan kepada:

Nusa, Bangsa, dan Almamater

serta seluruh penderita

karsinoma nasofaring di Tanah air

Dipersembahkan kepada yang tercinta

Bapak dan Ibunda Abd. Munir dan Rakiah Ahmad

Istriku Elfizar Zen

Anak-anakku Lia Restimulia, Ana Fresia,

Felanda Ahsanu Nadia, Moh. Ridho

Menantu dan Cucuku

Ade Indra dan Alya Aziza Muthi