Karsinoma Nasofaring

24
REFERAT KARSINOMA NASOFARING Oleh : Nudiya Azimah (2010730081) Pembimbing : Dr. Hj. Fitriah Shebubakar, Sp. THT KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT RSIJ PONDOK KOPI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

description

KNF

Transcript of Karsinoma Nasofaring

Page 1: Karsinoma Nasofaring

REFERATKARSINOMA NASOFARING

Oleh : Nudiya Azimah (2010730081)Pembimbing : Dr. Hj. Fitriah Shebubakar, Sp. THT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THTRSIJ PONDOK KOPI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015

Page 2: Karsinoma Nasofaring

PENDAHULUAN

• KNF tumor ganas daerah kepala leher terbanyak di Indonesia (60%)

• Diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16 %), dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring % rendah

• Termasuk 5 besar dari seluruh tumor ganas ; serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit.

Page 3: Karsinoma Nasofaring

Anatomi nasofaring

Page 4: Karsinoma Nasofaring
Page 5: Karsinoma Nasofaring

Kelenjar limfe kepala dan leher

Page 6: Karsinoma Nasofaring

• Pembuhun darah : percabangan arteri Karotis eksterna (1) arteri faringeal asendens, cabang terkecil arteri karotis eksterna; (2) arteri palatine asendens; (3) arteri faringea, salah satu cabang terminal dari arteri maksilaris interna; (4) arteri pterigoideus, juga adalah cabang akhir arteri maksilaris interna.

Page 7: Karsinoma Nasofaring

• Persarafan :saraf sensorik berasal dari nervUS glosofaringeal dan vagus. Saraf motorik nervus vagus, mempersarafi sebagian otot laring dan palatum mole.

Page 8: Karsinoma Nasofaring

Epidemiologi

• Cina selatan tertinggi 2500 kasus baru/tahun atau prevalensi penduduk 39,84/100.000 penduduk

• Ras mongoloid > dominan untuk timbul KNF, cukup tinggi pada penduduk Cina bagian Selatan, Hongkong, Vietnam , dan Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia

• Ditemukan pula di Yunani, Afrika bagian Utara seperti Aljazair dan Tunisia, pada orang Eskimo di Alaska dan Tanah Hijau makanan diawetkan

Page 9: Karsinoma Nasofaring

• Di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta >100 kasus/tahun,

• RS. Hasan Sadikin Bandung rata-rata 60 kasus, Ujung Pandang 25 kasus, Palembang 25 kasus, 15 kasus setahun di Denpasar dan 11 kasus di Padang dan Bukittinggi.

• Demikian pula angka-angka yang didapatkan di Medan, Semarang, Surabaya, dan lain-lain menunjukkan bahwa tumor ganas ini terdapat merata di Indonesia.

Page 10: Karsinoma Nasofaring

Etiologi

• Virus EB• Faktor lingkungan• Kerentanan genetik

Page 11: Karsinoma Nasofaring

GEJALA KLINIK

Gejala telinga 1.Rasa penuh pada telinga2.Tinitus3.Gangguan pendengaran

Gejala hidung 1.Epistaksis2.Hidung tersumbat

Gejala mata dan saraf 1.Diplopia2.Gerakan bola mata terbatas3.Sefalgia

Gejala lanjut 1.Limfadenopati servikal2.Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar3.Gejala akibat metastase jauh.

Page 12: Karsinoma Nasofaring
Page 13: Karsinoma Nasofaring

Pem. KGB dan gangguan nervus kranialis

Page 14: Karsinoma Nasofaring

Diagnosis

• CT-Scan• Pemeriksaan IgA anti EA dan IgA anti

VCA• Diagnosis pasti Biopsi

Page 15: Karsinoma Nasofaring

Diagnosis banding

• Kelainan hiperplastik nasofaring.• TB nasofaring• Angiofibroma nasofaring• Limfadenitis koli• TB kelenjar limfe leher• Kanker lain yang metastasis ke

kelenjar leher

Page 16: Karsinoma Nasofaring

Histopatologi

menurut WHO bahwa hanya ada 3 bentuk karsinoma (epidermoid) pada nasofaring yaitu :1. karsinoma sel skuamosa (berkeratinisasi), 2. karsinoma tidak berkeratinisasi dan3. karsinoma tidak berdiferensiasi.

Page 17: Karsinoma Nasofaring

STADIUM TUMOR

T : Tumor pada nasofaringT0 : tidak tampak tumorT1 : Tumor terbatas pada 1 tempat/sisi atau tumor tak tampak

(hanya dengan biopsi)T2 : Tumor meluas ke jaringan lunakT2a : perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa tanpa perluasan ke parafaringT2b : disertai peluasan ke parafaringT3 : tumor menginvasi struktur tulang dan atau sinus paranasalis T4 : Tumor invasi dasar tengkorak dan nervi cranialis

17

Page 18: Karsinoma Nasofaring

N – Pembesaran kelenjar getah bening regional.N0 – Tidak terdapat pembesaran

N1 – Terdapat pembesaran tetapi homolateral, ukuran < 6cm

diatas fosa supraklavikulaN2 – Terdapat pembesaran kontralateral / bilateral dan masih

dapat digerakkan, ukuran < 6cm diatas fosa supraklavikula

N3 – Terdapat pembesaran, baik homolateral, kontralateral

maupun bilateral > 6cm, didalam fosa supraklavikulaM = Metastasis jauhM0 – Tidak ada metastasis jauh.

M1 – terdapat metastasis jauh.

Page 19: Karsinoma Nasofaring

Stadium I : T1 N0 M0

II : T2 N0 M0

III : T3 N0 M0 T1-3 N1 M0

IV : T4 N0 M0 T4 N1 M0

T4 N2 M0 T1-4 N2-3 M0 T1-4 N2-3 M1

19

Page 20: Karsinoma Nasofaring

- Radioterapi dan tambahan (berupa diseksi leher, pemberian tetrasiklin, factor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti virus).-Kemotherapi-Operasi

Terapi

Page 21: Karsinoma Nasofaring

PROGNOSIS

• Dengan radioterapi kemampuan hidup keseluruhan  (overall survival) pasien KNF berkisar 50%.

• Angka kemampuan hidup 5 tahun (5-years survival rate) :- pada stadium awal berkisar antara 50-90%, - sedangkan untuk stadium lanjut (stadium III dan IV) 17-60%.

21

Page 22: Karsinoma Nasofaring

Pencegahan

• Vaksin• Migrasi• Merubah cara memasak• Penyuluhan • Mencari tes serologic IgA-anti VCA

dan IgA anti EA secara massal deteksi dini

Page 23: Karsinoma Nasofaring

REFERENSI

• Adams L George, Boies L, dkk. Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta 1997

• Fujin, C, dkk. Tumor Kepala dan Leher Dalam: Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008.

• Lu Jiade J, Cooper Jay S, M Lee Anne WM. The epidemiologi of Nasopharigeal Carcinoma In : Nasopharyngeal Cancer. Berlin : Springer,2010. p. 1-9.

• Roezin, A. Sistem Aliran Limfa Leher Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006.

• Syafril, A. Karsinoma Nasofaring Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006.

• Zachreni I., Delyuzar. Tesis. Hubungan Virus Epstein Barr dengan Karsinoma Nasofaring secara Immunohistokimia, Medan : FK USU, 1999

•  

Page 24: Karsinoma Nasofaring

Dengan radioterapi kemampuan hidup keseluruhan (overall survival) pasien KNF berkisar 50%. Angka kemampuan hidup 5 tahun (5-years survival rate) pada stadium awal berkisar antara 50-90%, sedangkan untuk stadium lanjut (stadium III dan IV) angka kemampuan hidup 5 tahun berkisar 17-60%.