Gangguan Mental Organik

34
GANGGUAN MENTAL ORGANIK DEFINISI Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk gangguan mental simtomatik, di mana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/gangguan sistemik di luar otak (ekstra cerebral). Yang termasuk dalam gangguan mental organik adalah : 1. Sindrom gangguan psikopatologik (misalnya demensia) 2. gangguan yang mendasari (misalnya penyakit Alzheimer) Gambaran utama dari gangguan mental organic? a. gangguan fungsi kognitif daya ingat, daya pikir, daya belajar b. gangguan sensorium gangguan kesadaran dan perhatian c. sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi, isi pikiran, suasana, perasaan,dan emosi d. onset sangat berpengaruh dalam penentuan diagnosis PPDGJ III Penggolongan dari gangguan mental organic! F00 –F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK` (TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK) F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER F01 DEMENSIA VASKULAR F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK F03 DEMENSIA YTT F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA F06 GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK dan PENYAKIT FISIK F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU AKIBAT PENYAKIT,KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK F08 GANGGUAN MENTAL ORGANIK ATAU SIMTOMATIK YTT PPDGJ III

Transcript of Gangguan Mental Organik

Page 1: Gangguan Mental Organik

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

DEFINISI

Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan

dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat

didiagnosis tersendiri. Termasuk gangguan mental simtomatik, di

mana pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari

penyakit/gangguan sistemik di luar otak (ekstra cerebral).

Yang termasuk dalam gangguan mental organik adalah :

1. Sindrom gangguan psikopatologik (misalnya demensia)

2. gangguan yang mendasari (misalnya penyakit Alzheimer)

Gambaran utama dari gangguan mental organic?

a. gangguan fungsi kognitif daya ingat, daya pikir, daya

belajar

b. gangguan sensorium gangguan kesadaran dan perhatian

c. sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang

persepsi, isi pikiran, suasana, perasaan,dan emosi

d. onset sangat berpengaruh dalam penentuan diagnosis

PPDGJ III

Penggolongan dari gangguan mental organic!

F00 –F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK`

(TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK)

F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER

F01 DEMENSIA VASKULAR

F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK

F03 DEMENSIA YTT

F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL

dan ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA

F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan ZAT PSIKOAKTIF

LAINNYA

F06 GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT KERUSAKAN dan

DISFUNGSI OTAK dan PENYAKIT FISIK

F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU AKIBAT

PENYAKIT,KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK

F08 GANGGUAN MENTAL ORGANIK ATAU SIMTOMATIK YTT

PPDGJ III

DEMENSIA

o Sindrom ggn fs kognitif tanpa ggn kesadaran (inteligensi

umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah,

orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan ).

o Kepribadian dpt terganggu, ggn fs sosial, pekerjaan.

o Tergantung penyebab ggn dpt progrersif, permanen, statis,

reversibel.

o Kemungkinan reversibilitas tgt: patologi dasar, pe- ngobatan

erfektif dan tepat waktu (15 %).

Page 2: Gangguan Mental Organik

o Demensia menyebabkan penderitanya kesulitan untuk

menjalani aktivitas sehari-hari dan berhubungan sosial.

1. EPIDEMIOLOGI

• Tergantung usia ( 65 th 15% ringan, 5% berat,

usia 80 th 20% berat )

• 50-60 % Demensia tipe alzheimer, faktor resiko: wanita, saudara tk I,

rwy cedera kepala, sindroma down.

• 15-30 % Demensia tipe vaskuler, berhubungan dg peny

kardiovaskuler, laki-laki, usia 60-70 th, hipertensi dll.

• 10-15 % Demensia campuran alzheimer-vaskuler

• 1-5 % demensia trauma kepala, alkohol, ggn gerak (huntington,

parkinson).

2. etiologi

a. Menurut Umur:

i. Demensia senilis (>65th)

ii. Demensia prasenilis (<65th)

b. Menurut perjalanan penyakit:

i. Reversibel

ii. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus,

subdural hematoma, vit B

Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.

c. Menurut kerusakan struktur otak

i. Tipe Alzheimer

diagnosis: neuropatologi otak (deposit amiloid molekuler tu

parietal, temporal); klinis penyebablain (-); 40 % riwayat

keluarga +, genetik monozigot > dizigot.

Neuropatologi:

makroskopis: atrofi difus, pendataran sulkus kortikal, pembesaran ventrikel

serebral.

mikroskopis: plak senilis, kekusutan neurofibriler, kurangnya neuronal

kortek, degenerasi granulovarkular neuron. Kekusutan neurofibriler=

sindroma down, demensia pugilistik, D parkinson, lanjut usia normal. Plak

senilis/plak amiloid td: beta/alele 4 dan astrosit, distrofik prosesus neuronal,

mikroglia juga tdp pd sindroma down dan penuaan noprmal

• Kelainan neurotransmiter:

- ( asetil kolin, nor epinefrin, somatostatin, kortikotropin ) menurun

hipoaktif.

- Penyebab lain: kelainan metabolisme membran fosfolipid,

kadar aluminium otak menimngkat-toksik, gen E 4 + tinggi

Page 3: Gangguan Mental Organik

Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga

melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini tampaknya

ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau

dipengaruhi oleh beberapa kelainan gen tertentu.

Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami

kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya

respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam

otak.

Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan

serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa

terlihat pada otopsi.

Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah

penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada

otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di

transmisikan sebagaimana mestinya (Grayton, C. 2004). Penderita

Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat

keputusan dan juga penurunan proses berpikir.

ii. Tipe non-Alzheimer

iii. Demensia vaskular : demensia multi infark.

penyebab: penyakit vaskuler sereblal multipel ( hipertensi, infark,

lesi parenkim, arteriosklerosis, tromboemboli

Penyebab ke-2 tersering dari demensia adalah serangan stroke

yang berturut-turut.

Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan

yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan.

Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan

jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat

tersumbatnya aliran darah disebut infark.

Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut

demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya memiliki

tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya

menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak

iv. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)

Demensia Lewy body sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi

memiliki perbedaan dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di

dalam otak.

v. Demensia Lobus frontal-temporal

vi. Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)

- infeksi HIV (Human Immunodefisiensi Virus)

- Demensia ( 15 % )dan gejala psikiatri lain.

Page 4: Gangguan Mental Organik

vii. Morbus Parkinson

- spt huntington, ggn pd ganglia basalis

- Kemunduran kognitif, dpt tjd depresi

- Perlambatan pergerakan dan berfikir (bradifenia)

viii. Morbus Huntington

demensia tu tipe sub kortikal

kel motorik menonjol, bahasa minimal

kesulitan menyelesaikan tugas kompleks

fase awal-menengah: ingatan, bhs, tilikan baik

std lanjut demensia lengkap

ix. Morbus Pick

- Selain gejala-gejala demensia, disertai pula afasi motorik, dan sering

dijumpai secara familier.

- atrofi frontotemporal, penurunan neuronal

- Sindrom kluver-bucy: hiperseksualitas, plasiditas, hiperoralitas

x. Morbus Jakob-Creutzfeldt

Selain gejala-gejala demensia, disertai pula gejala-gejala gangguan

ekstra piramidal seperti hipokinesia, rigiditas, mioklonia serta gejala-

gejala kelainan piramidal.

degenerasi otak

- ditransmisi oleh agen inaktif “prion”(agen protein tdk mengandung

DNA/RNA) degenerasi spongiosa, < respon imun inflamasi.

penyakit lain yg berhub dg prion: scrapie, kuru, sind gesrtman-

strausster.

- transmisi iatrogenik: transplantasi kornea, instrumen bedah

terinfeksi

- onset dimulai: perkembangan tremor, ataksia berjalan, mioklonus,

demensia progresif berat

xi. Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker

xii. Prion disease

xiii. Palsi Supranuklear progresif

Page 5: Gangguan Mental Organik

xiv. Multiple sklerosis

xv. Neurosifilis

xvi. Tipe campuran

d. Menurut sifat klinis:

i. Demensia proprius

ii. Pseudo-demensia

Dari segi etiologi dibedakan antara demensia reversibel dan

irreversibel. Untuk demensia reversible penyebabnya adalah :1

1. Drugs

Antidepresi, antiansietas, sedatif, antiaritmia, antihipertensi,

antikonvulsan, obat-obat jantung termasuk digitalis, obat-obat

antikolmergik.

2. Emosi/depresi

Depresi, shizofrenta, mania, psikosis.

3. Metabolik / endokrin

Penyakit tiroid, hipoglikemi, hipernatremi dan hiponatremi,

hiperklasemi, gagal ginjal, gagal hati, penyakit Cushing, penyakit

wilson.

4. Eye/ear nutrisi

Difensiasi tiamin, difensiasi vitamin B12 (anemia pernisiosa),

Difensiasi asam fosfat, difensiasi vitamin B6 (pellagra).

5. Trauma

Trauma kranioserebal, hematon subdural akut dan kronis.

6. Tumor

Glioma, meningioma, tumor metastatis.

7. Infeksi

Meningitis dan ensefalitis bakterialis, meningitis dan ensefalitis

Akibat jamur, meningitis akibat kriptokokus, meningitis dan

Ensefalitis viral, abses otak, neurosifilis, AIDS.

8. Autoimun

Lupus eritematosus diseminata, multiple sklerosis. Dan di samping

itu ada juga arterioseklerosis dan alkohol.

Untuk dementia yang irreversibel penyebabnya adalah:1

1. Penyakit degeneratif

Penyakit Alzaimer, dementia Frontotemporal, penyakit Huntington,

penyakit Parkinson, penyakit Lewy bodies, atrofi olivopontoserebelar,

amiotropik lateral sklerosis/ dementia parkinsonism kompleks.

2. Penyakit vaskular

Infrak multipel, emboli serebral, arteritis, anoksia skunder akibat

henti jantung, gagal jantung atau keracunan karbon monoksida.

3. Trauma

Trauma kranioserebral berat

4. Infeksi

Page 6: Gangguan Mental Organik

Sub akut spongiform ensefalopati (creutzfeldt-jacob disease), post

ensefalitis, Leukoensefalopati multifokal progresif.

3. tanda dan gejala

Seluruh jajaran fungsi kognitif rusak.

Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.

Gangguan kepribadian dan perilaku, mood swings

Defisit neurologik motor & fokal

Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang

Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham & paranoia

Agnosia, apraxia, afasia

ADL (Activities of Daily Living)susah

Kesulitan mengatur penggunaan keuangan

Tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian

Lupa meletakkan barang penting

Sulit mandi, makan, berpakaian, toileting

Pasien bisa berjalan jauh dari rumah dan tak bisa pulang

Mudah terjatuh, keseimbangan buruk

Akhirnya lumpuh, inkontinensia urine & alvi

Tak dapat makan dan menelan

Koma dan kematian

http://www.idijakbar.com/prosiding/delirium.htm

Gambaran utama dementia adalah munculnya deficit kognitif multipleks,

termasuk gangguan memori, setidak-tidaknya satu diantara gangguan

kognitif berikut ini, yaitu afasia, apraksia, agnosia, atau gangguan dalam hal

fungsi eksekutif. Definisi kognitif harus sedemikian rupa, sehingga

mengganggu fungsi sosial atau okupasional serta harus menggambarkan

menurunnya fungsi luhur sebelumnya. Penderita dementia memiliki beberapa

gambaran klinis. Rincian gambaran klinis dementia adalah sebagai berikut:

1. Gangguan Memori

Dalam bentuk ketidakmampuan untuk belajar tentang hal-hal baru, atau

lupa akan hal-hal yang baru saja dikenal, dikerjakan, atau dipelajari. Pada

dementia tingkat lanjut, gangguan memori menjadi sedemikian berat

sehingga penderita lupa akan identitasnya sendiri

2. Afasia

Dalam bentuk kesulitan menyebutkan nama orang atau benda. Berbicara

samar-samar atau terkesan hampa, dengan ungkapan kata-kata yang

panjang, dan menggunakan istilah-istilah yang tidak menentu. Bahasa lisan

dan tulisan pun terganggu, pada dementia tahap lanjut, penderita dapat

menjadi bisu atau mengalami gangguan pola bicara yang dicirikan oleh

ekolalia (menirukan apa yang dia dengar)

3. Apraksia

Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan meskipun gerakan motorik,

fungsi sensorik, dan pengertian yang diperlukan tetap baik. Penderita dapat

Page 7: Gangguan Mental Organik

mengalami kesulitan dalam menggunakan benda tertentu atau melakukan

gerakan yang telah dikenali

4. Agnosia

Ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda

meskipun fungsi sensoriknya utuh. Meskipun sensasi taktilnya utuh,

penderita tidak mampu mengenali benda yang diletakkan diatas tangannya

atau yang disentuhnya

5. Gangguan Fungsi Eksekutif

Gejala yang sering dijumpai pada dementia. Gangguan ini mempunyai

kaitan dengan gangguan di lobus frontalis atau jaras-jaras subkortikal yang

berhubungan dengan lobus frontalis. Fungsi eksekutif melibatkan

kemampuan berpikir abstrak, merencanakan, mengambil inisiatif, membuat

urutan, memantau, dan menghentikan kegiatan yang kompleks.

4. PATOLOGI

Pada dementia yang reversibel, daya kognitif global dan fungsi luhur

lainnya terganggu oleh karena metabolisme oleh karena neuron-

neuron kedua belah hemisferium tertekan atau dilumpuhkan oleh

berbagai sebab. Apabila sebab ini dapat dihilangkan, maka

metabolisme kortikal akan berjalan sempurna kembali. Dengan

demikian fungsi luhur dalam keseluruhannya akan pulih kembali.

Apabila sebab ini sudah menimbulkan kerusakan infrastruktur

neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih

kembali, dan dementia akan menetap.

Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua belah

hemisferium, yang mencakup daerah persepsi primer, korteks

motorik, dan semua daerah asosiatif menimbulkan dementia. Sebab-

sebab yang disebutkan diatas sebagai penyebab subacute amnestic-

confusional syndrome merupakan penyebab juga bagi dementia

reversibel dan tak reversibel. Karena daerah motorik, piramidal dan

ekstrapiramidal ikut terlibat secara difus, maka hemiparesis atau

monoparesis dan diplegia juga dapat melengkapkan sindrom

dementia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan

ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik masih dapat

ditimbulkan. Pada umumnya, tanda-tanda tersebut mencerminkan

gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal. Tanda tersebut

diungkapkan dengan jalan membangkitkan refleks-refleks.

5. DIAGNOSIS

Diagnosis

Diagnosis difokuskan pada 3 hal:

Pembedaan antara delirium dan demensia

Bagian otak yang terkena

Penyebab yang potensial reversibel

Page 8: Gangguan Mental Organik

Perlu pembedaan dan depresi (ini bisa diobati relatif mudah)

Pemeriksaan untuk mengingat 3 benda yg disebut

Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payah

Pemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EEC

Pencitraan otak amat penting CT atau MRI

• Demensia alzheimer (10.3-3);

• DemensiaVaskuler (10.3-4)

• Demensia krn kondisi medis umum (10.3-5)

• Demensia menetap akibat zat (10.3-6)

• Demensia sbb multipel dan tdk ditentukan (10.3-8)

PPDGJ III: F00. D Alzheimer, F01 D. Vaskuler, F02 D Penyakit lain, F03

Demensia YTT.

KLINIS

• Std awal: gagal dlm tugas baru/kompleks

• Std lanjut:tdk mampu mlk tugas ringan-berat

defek utama: orientasi, ingatan, persepsi, fs

intelektual terganggu progresif berkelanjutan.

- tjd perubahan afek, perilaku dan kepribadian.

- tjd psikosis: halusinasi, waham, agresi fisik.

- ggn neurologi: afasia, apraksia, agnosia, defeks primitif

Reaksi Katastropik

- kemampuan perilaku abstrak menurun

- Kesulitan perbedaan-persamaan

- Alasan logis, memecahkan masalah, pertimbangan tergg

- Agitasi skunder: mengubah subyek, membuat lelucon, mengalihkan

pembicaraan

Pemeriksaan Klinis

Seyogyanya pemeriksaan penderita dementia tidak meninggalkan

aturan baku tentang pemeriksaan klinis. Hal ini dimaksudkan agar

diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dan benar, dengan

demikian terapi dapat diberikan secara tepat. Setelah melakukan

pemeriksaan rutin secara lengkap, maka akan ada beberapa hal

spesifik yang berkaitan dengan dementia, hal ini memerlukan

perhatian yang lebih khusus.

a. Pemeriksaan Memori

Page 9: Gangguan Mental Organik

Secara formal, pemeriksaan memori dapat dilakukan

dengan minta penderita untuk mencatat, menyimpan,

mengingat, dan mengenal informasi. Kemampuan untuk

mempelajari informasi baru dapat diperiksa dengan minta

penderita untuk mempelajari suatu daftar kata-kata.

Penderita diminta untuk mengulang kata-kata (registration),

mengingat kembali informasi tadi setelah istirahat selama

beberapa menit (retention, recall), dan mengenal kata-kata

dari banyak daftar (recognition). Memori lama dapat

diperiksa dengan meminta penderita untuk mengingat

bahan-bahan lama yang dulu pernah diminati.

b. Pemeriksaan Kemampuan Berbahasa

Penderita diminta untuk menyebut nama benda di dalam

ruangan, bagian dari tubuh, mengikuti perintah atau aba-

aba, atau mengulang ungkapan.

c. Pemeriksaan Apraksia

Ketrampilan motorik dapat diperiksa dengan cara meminta

penderita untuk melakukan gerakan tertentu

d. Pemeriksaan Daya Abstraksi

Daya abstraksi dapat diperiksa dengan berbagai cara,

misalnya menyuruh penderita untuk menghitung sampai

sepuluh, menyebut seluruh alfabet, menulis huruf m dan n

secara bergantian

e. Mini Mental State Examination

Pemeriksaan ini ditemukan oleh Folstein et al. pada tahun

1975 yang kemudian digunakan secara luas di klinik psikiatri

maupun geriatric. MMSE meliputi 30 pertanyaan sederhana

untuk memperkirakan kognisi utama pada orang-orang tua.

MMSE tidak sensitif untuk awal dementia.

Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

Pemeriksaan laboratorium didasarkan atas hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Yang perlu diperhatikan adalah cost-benefit serta

cost-effectiveness, semuanya didasarkan pada kepentingan

penderita. Pemeriksaan Radiologi dapat digunakan sebagai

diagnosis pembanding. CT Scan atau MRI akan memperlihatkan

atrofi otak, lesi otak fokal, hidrosefalus, atau iskemi periventrikular.

Pemeriksaan fungsional, misalnya PET (Positron-Emission

Tomography) tidak dikerjakan rutin, namun dapat meberikan

Page 10: Gangguan Mental Organik

informasi untuk diagnosis banding pada kasus yang tidak

memperlihatkan adanya kelainan pada CT Scan maupun MRI

6. DIAGNOSIS BANDING

D. Alzheimer D. Vaskuler

- stabil - memburuk

- < gejala neurofokal - + >, < 24 jam.

- < faktor resiko - + >, DM, hipertensi

- terapi: ekselon - koreksi penyakit dasar

1 DELIRIUM

Gangguan memori terjadi baik pada delirium maupun pada

dementia. Delirium juga dicirikan oleh menurunnya kemampuan

untuk mempertahankan dan memindahkan perhatian secara wajar.

Gejala delirium bersifat fluktuatif, sementara dementia

menununjukkan gejala yang relatif lebih stabil. Gangguan kognitif

yang bertahan tanpa perubahan selama beberapa bulan lebih

mengarah kepada dementia. Delirium dapat menutupi gejala

dementia. Dalam keadaan sulit untuk membedakan apakah terjadi

delirium atau dementia, maka dianjurkan untuk memilih dementia

sebagai diagnosis sementara, dan mengamati penderita lebih lanjut

secara cermat untuk menemukan gangguan yang sebenarnya

• Delirium, beda dg demensia dalam hal:

- onset > cepat, durasi singkat

- ggn kognitif berfluktuatif

- ggn perhatian dan persepsi menonjol

- ggn jelas pd siklus bangun tidur

2. Amnesia

Amnesia dicirikan oleh gangguan memori yang berat tanpa

gangguan fungsi kognitif lainnya (afasia, apraksia, agnosia, dan

gangguan fungsi eksekutif)

3. Retardasi Mental

Retardasi mental dicirikan oleh fungsi intelektual di bawah rata-rata,

yang diiringi oleh gangguan dalam penyesuaian diri, yang awitannya di

bawah 18 tahun. Apabila dementia tampak pada usia di bawah 18

tahun, diagnosis dementia dan retardasi mental dapat ditegakkan

bersama jika kriterianya terpenuhi

Page 11: Gangguan Mental Organik

4. Skizofrenia

Pada skizofrenia, mungkin terjadi gangguan kognitif multipleks,

tetapi skizofrenia muncul pada usia lebih muda, di samping itu,

dicirikan oleh gejala yang khas tanpa disertai etiologi yang spesifik.

Yang khas, gangguan kognitif pada skizofrenia jauh lebih berat

daripada gangguan kognitif pada dementia

• Skizofrenia: kdg tdpt ggn intelektual < demensia.

5. Depresi

Depresi yang berat dapat disertai keluhan tentang gangguan

memori, sulit berpikir dan berkonsentrasi, dan menurunnya

kemampuan intelektual secara menyeluruh. Terkadang penderita

menunjukkan penampilan yang buruk pada pemeriksaan status

mental dan neuropsikologi. Terutama pada lanjut usia, seringkali

sulit untuk menentukan apakah gejal kognitif merupakan gejala

dementia atau depresi. Kesulitan ini dapat dipecahkan melalui

pemeriksaan medik yang menyeluruh dan evaluasi awitan gangguan

yang ada, urutan munculnya gejala depresi dan gangguan kognitif,

perjalanan penyakit, riwayat keluarga, serta hasil pengobatan.

Apabila dapat dipastikan bahwa terdapat perbedaan antara

dementia dengan depresi, dengan etiologi yang berbeda, kedua

diagnosis dapat ditegakkan bersama

• Depresi: ggn kognitif dsbt:”pseudo demensia”

- gejala depresi menonjol (tabel:10.3-10)

- tilikan >baik drpd demensia

- tdpt riwayat episode depresi masa lalu

6. Ggn buatan: aneh tdk konsisten, ada tujuan ttt

7. Penuaan normal: bila ada ggn kognitif ringan, tdk mengganggu bermakna

fs sosial-pekerjaan.

7. TERAPI

Terapi

Pertama perlu diperhatikan keselamatan pasien, lingkungan dibuat senyaman

mungkin, dan bantuan pengasuh perlu.

Koridor tempat jalan, tangga, meja kursi tempat barang

keperkuannya

Tidak diperbolehkan memindahkan mobil dsb.

Diberi keperluan yang mudah dilihat, penerangan lampu terang, jam

dinding besar, tanggalan yang angkanya besar

Page 12: Gangguan Mental Organik

Obat:

Nootropika:

o Pyritinol (Encephabol) 1 x 100 - 3 x 200 mg

o Piracetam (Nootropil) 1 x 400 - 3 x 1200 mg

o Sabeluzole (Reminyl)

o Ca-antagonist:

o Nimodipine(Nimotop 1- 3 x 30 mg)

o Citicholine (Nicholin) 1 - 2 x 100 - 300 mg i.v./i.m.

o Cinnanzine (Stugeron) 1 - 3 x 25 mg

o Pentoxifylline (Trental) 2 - 3 x 400 mg (oral), 200 - 300 mg

infuse

o Pantoyl-GABA

Acetylcholinesterase inhibitors

o Tacnne 10 mg dinaikkan lambatlaun hingga 80 mg.

Hepatotoxik

o Donepezil (Aricept) centrally active reversible cholinesterase

inhibitor, 5 mg 1x /hari

o Galantamine (Riminil) 1 - 3 x 5 mg

o Rivastigmin (Exelon) 1,5, 3, 4, 5, 6 mg

o Memantine 2 x 5 mg 10 mg

Membantu penderita demensia dan keluarganya:

1. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu

penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar,

cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang

besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap

memiliki orientasi.

2. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada

pintu bisa membantu mencegah terjadinya kecelekaan pada

penderita yang senang berjalan-jalan.

3. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas

lainnya secara rutin, bisa memberikan rasa keteraturan

kepada penderita.

4. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan

membantu, bahkan akan memperburuk keadaan.

5. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan

sosial dan perawatan, akan sangat membantu.

Obat Untuk Dementia

a. Cholinergic-enhancing agents

Untuk terapi dementia jenis Alzheimer, telah banyak

dilakukan penelitian. Pemberian cholinergic-enhancing

agents menunjukkan hasil yang cukup memuaskan pada

beberapa penderita, namun demikian secara keseluruhan

Page 13: Gangguan Mental Organik

tidak menunjukkan keberhasilan sama sekali. Hal ini

disebabkan oleh kenyataan, bahwa dementia Alzheimer

tidak semata-mata disebabkan oleh defisiensi kolinergik.

Dementia ini disebabkan juga oleh defisiensi

neurotransmitter lainnya. Sementara itu, kombinasi

kolinergik dan noradregenik ternyata bersifat kompleks,

pemberian obat kombinasi ini harus hati-hati karena dapat

terjadi interaksi yang mengganggu system kardiovaskuler

b. Choline dan lecithin

Defisit asetilkolin di korteks dan hipokampus pada dementia

Alzheimer dan hipotesis tentang sebab hubungannya

dengan memori mendorong para peneliti untuk

mengarahkan perhatiannya pada neurotransmitter.

Pemberian precursor, choline dan lecithin merupakan salah

satu pilihan dan memberi hasil cukup memuaskan, namun

demikian tidak memperlihatkan hal yang istimewa. Dengan

choline ada sedikit perbaikan terutama dalam fungsi verbal

dan visual. Dengan lecithin hasilnya cenderung negative,

walaupun dengan dosis yang berlebih sehingga kadar dalam

serum mencapai 120% dan dalam cairan serebrospinal naik

sampai 58%.

c. Neuropeptida, Vasopresin, dan ACTH

Pemberian neuropeptida, vasopresin, dan ACTH perlu

memperoleh perhatian. Neuropeptida dapat memperbaiki

daya ingat semantic yang berkaitan dengan informasi dan

kata-kata. Pada lansia tanpa gangguan psiko-organik,

pemberian ACTH dapat memperbaiki daya konsentrasi dan

memperbaiki keadaan umum.

d. Nootropic Agents

Dari golongan nootropic substances, ada dua jenis obat

yang sering dipergunakan dalam terapi dementia, ialah

nicerogoline dan co-dergocrine mesylate. Co-dergocrine

mesylate memperbaiki perfusi serebral dengan cara

mengurangi tahanan vascular dan meningkatkan konsumsi

oksigen otak. Obat ini memperbaiki perilaku, aktivitas, dan

mengurangi bingung, serta memperbaiki kognisi. Dalam

suatu penelitian multisenter, diperoleh suatu kesimpulan,

bahwa antara nicergoline dan co-dercogrine mesylate,

apabila diberikan kepada penderita dementia, akan

mempunyai khasiat yang mirip, terutama terhadap

perbaikan fungsi kognitifnya. Di sisi lain, nicergoline tampak

bermanfaat untuk memperbaiki perasaan hati dan perilaku.

Page 14: Gangguan Mental Organik

e. Dihydropyrdine

Pada lansia dengan perubahan mikrovaskuler dan neuronal,

L-type calcium channels menunjukkan pengaruh yang kuat.

Lipophilic dihydropyridine bermanfaat untuk mengatasi

kerusakan susunan saraf pusat pada lansia. Nimodipin

bermanfaat untuk mengembalikan fungsi kognitif yang

menurun pada lansia dan dementia jenis Alzheimer.

Nimodipin memelihara sel-sel endothelial atau kondisi

mikrovaskuler tanpa dampak hipotensif, dengan demikian

sangat dianjurkan sebagai terapi alternatif untuk lansia

terutama yang mengidap hipertensi esensial

8. PROGNOSIS

Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda.

Demensia karena AIDS biasanya dimulai secara samar tetapi

berkembang terus selama beberapa bulan atau tahun.

Sedangkan demensia karena penyakit Ceutzfeldt-Jakob biasanya

menyebabkan demensia hebat dan seringkali terjadi kematian dalam

waktu 1 tahun.

Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan

fungsi otak yang hampir menyeluruh.

Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu

mengendalikan perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah

dan senang berjalan-jalan (berkelana).

Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan

dan bisa kehilangan kemampuan berbicara.

9. PENCEGAHAN

Dementia perlu dikenali dan dipahami cara pencegahannya melalui

pola hidup sehat seperti makan dengan gizi seimbang, cukup

istirahat dan olah raga, tidak merokok dan lain-lain agar pada

saatnya nanti para usia lanjut tidak segera mengalami kepikunan

dan masih dapat mandiri bahkan produktif. Selain itu, kemungkinan

dementia dapat dicegah dengan menjaga ketajaman daya ingat dan

senantiasa mengoptimalkan fungsi otak.

ALZHEIMER

ETIOLOGI

o faktor genetik

Pada orang yang terkena Alzheimer karena faktor genetik

(bawaan orang tua), mereka mengidap Alzheimer di bawah

usia 65 tahun atau usia muda.

o faktor non genetik.

Pada orang yang terkena Alzheimer akibat faktor non

genetik, terutama yang paling banyak berpengaruh adalah

faktor usia, maka semakin tua usia seseorang (khususnya di

Page 15: Gangguan Mental Organik

atas 65 tahun) akan semakin rentan orang tersebut

mengidap Alzheimer.

FAKTOR RESIKO

Faktor resiko utama seseorang mengidap Alzheimer adalah

o Usia semakin tua usia seseorang (khususnya setelah usia

65 tahun) maka semakin rentan orang tersebut mengidap

Alzheimer.

Menurut National Alzheimer's Association (2003), penyakit

Alzheimer menyerang hingga 10 % dari orang berusia 65

tahun atau lebih, dan secara berangsur proporsi ini berlipat

ganda setiap 10 tahun setelah usia 65 tahun. Dan sebanyak

separuh dari populasi yang berusia 85 tahun atau lebih

dapat dipastikan mengidap Alzheimer.

o Genetic

pada orang yang memiliki faktor genetik turunan / bawaan

dari orang tua, penyakit ini akan menyerang di bawah usia

65 tahun. Kasus seperti ini cukup jarang ditemukan.

GEJALA

Berdasarkan National Alzheimer's Association (2003), gejala

Alzheimer dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

A. Gejala ringan

Lebih sering bingung dan melupakan informasi yang baru

dipelajari

Disorientasi: tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya

dengan baik

Bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin

Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian

B. Gejala menengah

Kesulitan dalam mengerjakan aktivitas hidup sehari-hari,

seperti makan dan mandi

Cemas, curiga, dan agitasi

Mengalami gangguan tidur

Keluyuran

Kesulitan mengenali keluarga dan teman.

Pertama-tama yang akan sulit untuk dikenali adalah orang-

orang yang paling jarang ditemuinya, mulai dari nama,

hingga tidak mengenali wajah sama sekali. Kemudian

bertahap kepada orang-orang yang cukup jarang ditemui.

C. Gejala akut

Sulit / kehilangan kemampuan berbicara

Kehilangan nafsu makan, menurunnya berat badan

Tidak mampu mengontrol buang air kecil dan buang air

besar

Sangat tergantung pada caregiver/pengasuh

Page 16: Gangguan Mental Organik

Alzheimer's Disease and Related Disorders Association (2001), juga

membuat 10 gejala penyakit Alzheimer Demensia yang sering

muncul, sebagai berikut:

1. Hilang ingatan.

Salah satu gejala awal dari demensia adalah melupakan

informasi yang baru dipelajari. Pada orang normal, wajar bila

melupakan janji, nama atau nomor telepon. Pada mereka yang

mengidap demensia, mereka akan melupakan berbagai hal

seperti itu lebih sering dan kemudian tidak ingat akan hal

tersebut.

2. Sulit untuk mengerjakan tugas yang familiar.

Orang yang terkena demensia seringkali kesulitan untuk

menyelesaikan tugas sehari-hari yang sangat mereka ketahui

yang tidak perlu berpikir untuk melakukannya. Orang yang

terkena demensia tidak akan mengetahui langkah-langkah

untuk menyiapkan makanan, menggunakan perabot rumah

tangga atau berpartisipasi dalam melakukan kegemarannya

selama ini.

3. Bermasalah dengan bahasa.

Sesekali, setiap orang dapat memiliki masalah dalam

menemukan kata yang tepat, namun pada orang yang

mengidap Alzheimer, mereka seringkali lupa akan kata-kata

sederhana ataupun substitusi dari kata yang tidak biasa

digunakan, membuat ucapan atau tulisannya sulit untuk

dimengerti. Contohnya: jika orang yang mengidap Alzheimer

kesulitan untuk menemukan sikat giginya, maka ia akan

bertanya "sesuatu untuk mulut saya".

4. Disorientasi waktu dan tempat.

Normal jika lupa hari dari minggu itu atau dimana kamu pergi.

Tapi orang yang mengidap Alzheimer dapat tersesat di jalan

dekat rumahnya sendiri, lupa dimana dia berada dan bagaimana

ia dapat sampai ke tempat tersebut, dan tidak tahu bagaimana

caranya dia bisa kembali ke rumah.

5. Lemah atau kurang baik dalam mengambil keputusan.

Tidak ada seorang pun yang memiliki keputusan sempurna di

sepanjang waktu. Namun demikian, pada orang yang mengidap

Alzheimer, mereka mengenakan baju tanpa mempertimbangkan

cuaca, memakai beberapa kaos di hari yang panas atau

memakai pakaian yang sangat minim ketika cuaca dingin. Orang

dengan demensia seringkali menunjukkan keputusan yang

lemah / kurang baik mengenai uang, mereka memberikan

sejumlah besar uang kepada para telemarket atau membayar

perbaikan rumah ataupun membeli barang yang tidak mereka

butuhkan.

6. Bermasalah dengan pemikiran abstrak.

Page 17: Gangguan Mental Organik

Menyeimbangkan buku cek mungkin menjadi begitu sulit ketika

tugas tersebut lebih rumit dari biasanya. Namun demikian, pada

orang yang mengidap Alzheimer, mereka akan benar-benar lupa

berapa jumlah/angkanya, dan apa yang harus mereka lakukan

terhadap angka-angka tersebut.

7. Salah menempatkan segala sesuatu.

Setiap orang dapat secara tidak disengaja salah

menempatkan/menaruh dompet atau kunci. Orang yang

mengidap Alzheimer akan meletakkan segala sesuatu pada

tempat yang tidak sewajarnya, contoh: meletakkan gosokan di

dalam freezer atau meletakkan jam tangan di dalam mangkuk

gula.

8. Perubahan mood atau tingkah laku.

Setiap orang dapat menjadi sedih atau moody dari waktu ke

waktu. Seorang yang mengidap Alzheimer menampilkan mood

yang tidak tentu/berubah-ubah dari tenang menjadi ketakutan

kemudian menjadi marah tanpa ada alasan yang jelas.

9. Perubahan kepribadian.

Kepribadian seseorang wajar mengalami perubahan seiring

dengan usia. Namun seorang yang mengidap Alzheimer dapat

sangat berubah , menjadi benar-benar kacau, penuh kecurigaan,

ketakutan atau menjadi bergantung pada anggota keluarga.

10. Kehilangan inisiatif.

Lelah akibat pekerjaan rumah, aktivitas bisnis, atau kewajiban

sosial sesekali waktu adalah wajar. Namun demikian, orang

yang mengidap Alzheimer dapat menjadi pasif, duduk di depan

televisi selama berjam-jam, tidur lebih dari biasanya atau tidak

ingin melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. Apabila

seseorang mengidap beberapa dari gejala di atas, maka

sebaiknya ia segera menemui dokter untuk melakukan

pemeriksaan menyeluruh.

PENANGANAN ALZHEIMER

Penanganan terhadap penyakit Alzheimer dapat dilakukan melalui 2

pendekatan:

o pharmacological

Berdasarkan pendekatan pharmacological, penanganan

yang dilakukan terhadap Alzheimer dilakukan dengan

menggunakan obat-obatan, satu-satunya obat yang dapat

digunakan adalah obat-obat yang mengandung

acetylcholinestrase (AchE) inhibitor seperti: tacrine,

donepezil HCL, rivastigmine, dan galantamine. Pemakaian

obat-obatan ini harus merujuk pada anjuran yang

dikemukan oleh dokter / psikiater. Karena pemakaian obat-

obatan ini ditentukan oleh dosis, dan waktu pemberian,

Page 18: Gangguan Mental Organik

serta memiliki efek samping. Pengobatan lain yang dapat

digunakan namun masih dipertanyakan mengenai

keefektifannya nya adalah ginkgo biloba, vitamin E, C, dan

B.

o nonpharmacological.

tujuan primer untuk mengatur/me-manage tingkah laku

dan gejala kognitif pasien.

Tujuan sekunder untuk mengurangi beban caregiver

(pengasuh atau perawat, biasanya dari pihak keluarga

pasien). Pendekatan nonpharmacological dilakukan dengan

menggunakan terapi, seperti: terapi behavioral

management techniques, the pleasant event schedule (PES),

music therapy, strategi/ modifikasi lingkungan, animal

assisted therapy, morning bright light therapy, ECT. Melalui

pendekatan nonpharmacological ini, penderita Alzheimer

menjadi lebih mengenal, dan lebih siap menghadapi

penyakitnya, serta lebih dapat me-manage dirinya sendiri.

DELIRIUM VS DEMENSIA

Pada kasus delirium akan terjadi gangguan pada proses pikir,

sedangkan pada demensia akan mengalami respon kognitif yang

maladaptip

Karakteristik Delirium dan demensia

Delirium Demensia

Onset - Biasanya tiba-tiba - Biasanya perlahan

Lama - Biasanya singkat/ < 1 bulan -biasanya lama dan

progressif

- Paling banyak

dijumpai

pada usia > 65 th

Stressor - Racun,

infeksi,

trauma,

hipertermia

- Hipertensi, hipotensi,

anemia. Racun, defisit

vitamin, tumor

atropi

jaringan otak

Perilaku - Fluktuasi tingkat kesadaran

- Disorientasi

- Gelisah

- Agitasi

- Ilusi

- Halusinasi

- Pikiran tidak teratur

-Gangguan penilaian dan pengambilan

keputusan

- Afek labil

- Hilang daya ingat

- Kerusakan penilaian

- Perhatian menurun

- Perilaku sosial tidak

sesuai

- Afek labil

- Gelisah

- Agitasi

Page 19: Gangguan Mental Organik

Membedakan Delirium Dengan Demensia

Delirium Demensia

Terjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahan

Berlangsung selama beberapa minggu Bisa menetap

Berhubungan dengan pemakaian obat

atau gejala putus obat, penyakit berat,

kelainan metabolisme

Bisa tanpa penyakit

Hampir selalu memburuk di malam

hari

Sering bertambah buruk di

malam hari

Tidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya 'mengembara'

Kesiagaan berfluktuasi dari letargi

menjadi agitasi

Kesiagaan seringkali

berkurang

Orientasi terhadap lingkungan

bervariasi

Orientasi terhadap

lingkungan terganggu

Bahasanya lambat, seringkali tidak

dapat dimengerti & tidak tepat

Kadang mengalami kesulitan

dalam menemukan kata-kata

yg tepat

Ingatannya bercampur baur, linglung Ingatannya hilang, terutama

untuk peristiwa yang baru

saja terjadi

Tabel I. Perbedaan klinis delirium dan Demensia

Gambaran Delirium Demensia

Riwayat Penyakit akut Penyakit kronik

Awal Cepat Lambat laun

Sebab Terdapat penyakit lain

(infeksi,

dehidrasi, guna/putus obat

Biasanya penyakit otak kronik

(spt Alzheimer, demensia

vaskular)

Lamanya Ber-hari/-minggu Ber-bulan/-tahun

Perjalanan sakit Naik turun Kronik progresif

Taraf kesadaran Naik turun Normal

Orientasi Terganggu, periodik Intak pada awalnya

Afek Cemas dan iritabel Labil tapi tak cemas

Alam pikiran Sering terganggu Turun jumlahnya

Bahasa Lamban, inkoheren,

inadekuat

Sulit menemukan istilah tepat

Daya ingat Jangka pendek terganggu Jangka pendek & panjang

Page 20: Gangguan Mental Organik

nyata terganggu

Persepsi Halusinasi (visual) Halusinasi jarang kecuali

sundowning

Psikomotor Retardasi, agitasi, campuran Normal

Tidur Terganggu siklusnya Sedikit terganggu siklus

tidurnya

Atensi &

kesadaran

Amat terganggu Sedikit terganggu

Reversibilitas Sering reversibel Umumnya tak reversibel

Penanganan Segera Perlu tapi tak segera

Catatan: pasien dengan demensia amat rentan terhadap delirium, dan

delirium yang bertumpang tindih dengan demensia adalah umum

ALZHEIMER, DELIRIUM,AMNESIA

Alzheimer Demensia Amnesia Delirium

Fisiologis (saraf otak) Psikologis Psikologis

Gangguan memori /

ingatan

Gangguan memori /

ingatan

Gangguan kesadaran

dan gangguan kognitif

Berlangsung bertahap

dan bersifat progresif

Tidak bertahap,

berlangsung secara

Berlangsung secara

drastis short time

Permanen Semi permanen Fluktuatif

Belum dapat

disembuhkan

Dapat disembuhkan Dapat disembuhkan

SINDROM AMNESTIK

Sindroma amnestdc dan sindroma amnestik-konfabdatoar

Gejala utama pada sindroma ini ialah :

a. gangguan daya ingat, terutama mengenai hal-hal yang barn

terjadi/recent.

b. gangguan orientasi, terutama orientasi terhadap waktu.

c. sulit dalam mengungkapkan kesan-kesan terhadap peristiwa

tertentu.

d. tidak didapati kelainan-kelainan di bidang emosional; ka-

rena sistem limbik pada penderita ini masih baik.

e. Pada sindroma amnestik-konfabulatoar, didapati konfabulasi.

Kelainan ini dapat menyertai suatu :

a.permulaan proses degenerasi dari otak.

b.gangguan serebrovaskular.

c.gangguan dari fungsi alat-alat vital seperti : jantung, ginjal

akibat kelainan vaskular ekstra serebral.

d.penyakit-penyakit infeksi tubuh.

e.gangguan metabolisme.

Page 21: Gangguan Mental Organik

f.intoksikasi.

g.kelainan-kelainan di bidang hemodinamika.

h.trauma kapitis.

i. lain-lain (ensefalopati).

j. Permulaan dari penyakit korsakow, tapi di

sin :penyakit yang diakibatkan alkoholisme kronik ini disertai dengan

polineuritis

DELIRIUM

1. DEFINISI

a. Delirum adalah : Suatu keadaan proses pikir yang

terganggu, ditandai dengan: Gangguan perhatian, memori,

pikiran dan orientasi

b. Delirium adalah keadaan yang yang bersifat sementara dan

biasanya terjadi secara mendadak, dimana penderita

mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan

perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi

dan tidak mampu berfikir secara jernih.

2. EPIDEMIOLOGI

Delirium bisa timbul pada segala umur, tetapi sering pada usia

lanjut. Sedikitnya 10% dari pasien lanjut usia yang dirawat inap

menderita delirium; 15-50% mengalami delirium sesaat pada masa

perawatan rumah sakit. Delirium juga sering dijumpai pada panti

asuhan. Bila delirium terjadi pada orang muda biasanya karena

penggunaan obat atau penyakit yang berbahaya mengancam

jiwanya.

3. ETIOLOGI

Penyebab delirium:

Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun

Efek toksik dari pengobatan

Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium

atau magnesium) yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi

atau penyakit tertentu

Infeksi akut disertai demam

Hidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana

cairan yang membantali otak tidak diserap sebagaimana mestinya

dan menekan otak

Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah

tengkorak yang dapat menekan otak.

Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang

otak)

Kekurangan tiamin dan vitamin B12

Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme

Tumor otak (beberapa diantaranya kadang menyebabkan linglung

dan gangguan ingatan)

Page 22: Gangguan Mental Organik

Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang

Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan

rendahnya kadar oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di

dalam darah

Stroke.

4. MANIFESTASI KLINIS

Delirium ditandai oleh kesulitan dalam:

Konsentrasi dan memfokus

Mempertahankan dan mengalihkan daya perhatian

Kesadaran naik-turun

Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang

Halusinasi biasanya visual, kemudian yang lain

Bingung menghadapi tugas se-hari-hari

Perubahan kepribadian dan afek

Pikiran menjadi kacau

Bicara ngawur

Disartria dan bicara cepat

Neologisma

Inkoheren

Gejala termasuk:

Perilaku yang inadekuat

Rasa takut

Curiga

Mudah tersinggung

Agitatif

Hiperaktif

Siaga tinggi (Hyperalert)

Atau sebaliknya bisa menjadi:

Pendiam

Menarik diri

Mengantuk

Banyak pasien yang berfluktuasi antara diam dan gelisah

Pola tidur dan makan terganggu

Gangguan kognitif, jadi daya mempertimbangkan dan tilik-diri

terganggu

Membedakan Delirium Dengan Psikosa

Gejala Umum Delirium

(penyakit fisik)

GEjala Umum Psikosa

(kelainan mental)

Bingung tentang waktu, tanggal,

tempat atau identitas

Biasanya sadar akan waktu,

tempat & identitas

Page 23: Gangguan Mental Organik

Sulit memusatkan perhatian Mampu memusatkan

perhatian

Lupa akan peristiwa yg baru saja

terjadi

Berfikir tidak logis tetapi ingat

akan peristisa yg baru saja

terjadi

Tidak mampu berfikir secara logis

atau melakukan perhitungan

sederhana

Mampu melakukan

perhitungan sederhana

Demam atau pertanda infeksi

lainnya

Riwayat kelainan psikis

sebelumnya

Halusinasi (lihat) Halusinasi (dengar)

Terdapat bukti pemakaian obat -

Tremor -

5. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan sesegera

mungkin ditentukan penyebabnya.

Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan dititikberatkan pada respon

neurologis penderita.

Pemeriksan lainnya yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan darah,

rontgen dan pungsi lumbal.

6. TERAPI

Terapi diawali dengan memperbaiki kondisi penyakitnya dan menghilangkan

faktor yang memberatkan seperti:

Menghentikan penggunaan obat

Obati infeksi

Suport pada pasien dan keluanga

Mengurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan pasien

Cukupi cairan dan nutrisi

Vitamin yang dibutuhkan

Segala alat pengekang boleh digunakan tapi harus segera dilepas bila

sudah membaik, alat infuse sesederhana mungkin, lingkungan diatur

agar nyaman.

Obat:

o Haloperidoi dosis rendah dulu 0,5 1 mg per os, IV atau IV

o Risperidone0,5 3mg perostiap l2jam

o Olanzapine 2,5 15 mg per os 1 x sehari

o Lorazepam 0,5 1mg per Os atau parenteral (tak tersedia di

Indonesia), Perlu diingat obat benzodiazepine mi bisa

memperburuk delirium karena efek sedasinya.

7. PROGNOSIS

Morbiditas dan mortalitas lebih tinggi pada pasien yang masuk

sudah dengan delirium dibandingkan dengan pasien yang menjadi

delirium setelah di Rumah Sakit.

Page 24: Gangguan Mental Organik

Beberapa penyebab delirium seperti hipoglikemia, intoxikasi, infeksi,

faktor iatrogenik, toxisitas obat, gangguan keseimbangan elektrolit.

Biasanya cepat membaik dengan pengobatan.

Beberapa pada lanjut usia susah untuk diobati dan bisa melanjut jadi

kronik

DELIRIUM

1. etiologi

Banyak kondisi sistemik dan obat bisa menyebabkan delirium,

contoh antikolinergika, psikotropika, dan opioida. Mekanisma tidak

jelas, tetapi mungkin terkait dengan gangguan reversibilitas dan

metabolisma oxidatif otak, abnormalitas neurotransmiter multipel,

dan pembentukan sitokines (cytokines). Stress dari penyebab apapun

bisa meningkatkan kerja saraf simpatikus sehingga mengganggu

fungsi kolinergik dan menyebabkan delirium. Usia lanjut memang

dasarnya rentan terhadap penurunan transmisi kolinergik sehingga

lebih mudah terjadi delirium. Apapun sebabnya, yang jelas hemisfer

otak dan mekanisma siaga (arousal mechanism)dari talamus dan

sistem aktivasi retikular batang otak jadi terganggu.

Terdapat faktor predisposisi gangguan otak organik: seperti

demensia, stroke. Penyakit parkinson, umur lanjut, gangguan

sensorik, dan gangguan multipel. Faktor presipitasi termasuk

penggunaan obat baru lebih dan 3 macam, infeksi, dehidrasi,

imobilisasi, malagizi, dan pemakaian kateter buli-buli. Penggunaan

anestesia juga meningkatkan resiko delirium, terutama pada

pembedahan yang lama. Demikian pula pasien lanjut usia yang

dirawatdi bagian ICU beresiko lebih tinggi.

Penyebab intracranial : epilepsy/keadaan pasca kejang, trauma

otak, infeksi (meningitis,ensefalitis), neoplasma, gangguan vascular

o Penyebab ekstrakranial : obat-obatan (obat antikolinergik,

o antikonvulsan, obat antihipertensi, antiparkinson,antipsikotik,

glikosida jantung,cimetidine, clonidine, disulfiram,

insulin,opiate,phencyclidine,phenytoin,ranitidine,salisilat,sed

ative,steroid), racun (karbon monoksida, logam berat&racun

industry lain), disfungsi endokrin(hipofisis,

pancreas,adrenal,paratiroid,tiroid),penyakit non

endokrin(hatiàensefalopati hepatic, ginjal dan saluran

kemih, ensefalopati uremik, paru-paruà narcosis karbon

dioksida&hipoksia)

Page 25: Gangguan Mental Organik

2. tanda dan gejala

Delirium dapat diawali dengan berbagai gejala, dan kasus

yang ringan mungkin sulit untuk dikenali.

Tingkah laku seseorang yang mengalami delirium bervariasi,

tetapi kira-kira sama seperti orang yang sedang mengalami

mabuk berat.

Ciri utama dari delirium adalah tidak mampu memusatkan

perhatian.

Penderita tidak dapat berkonsentrasi, sehingga mereka

memiliki kesulitan dalam mengolah informasi yang baru dan

tidak dapat mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

Hampir semua penderita mengalami disorientasi waktu dan

bingung dengan tempat dimana mereka berada.

Fikiran mereka kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia.

Pada kasus yang berat, penderita tidak mengetahui diri

mereka sendiri.

Beberapa penderita mengalami paranoia dan delusi

(percaya bahwa sedang terjadi hal-hal yang aneh).

Respon penderita terhadap kesulitan yang dihadapinya

berbeda-beda; ada yang sangat tenang dan menarik diri,

sedangkan yang lainnya menjadi hiperaktif dan mencoba

melawan halusinasi maupun delusi yang dialaminya.

Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka sering terjadi

perubahan perilaku.

Keracunan obat tidur menyebabkan penderita sangat

pendiam dan menarik diri, sedangkan keracunan amfetamin

menyebabkan penderita menjadi agresif dan hiperaktif.

Delirium bisa berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari

atau bahkan lebih lama lagi, tergantung kepada beratnya

gejala dan lingkungan medis penderita.

Delirium sering bertambah parah pada malam hari (suatu

fenomena yang dikenal sebagai matahari terbenam).

Pada akhirnya, penderita akan tidur gelisah dan bisa

berkembang menjadi koma (tergantung kepada

penyebabnya).

Delirium ditandai oleh kesulitan dalam:

Konsentrasi dan memfokus

Mempertahankan dan mengalihkan daya perhatian

Kesadaran naik-turun

Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang

Halusinasi biasanya visual, kemudian yang lain

Bingung menghadapi tugas se-hari-hari

Page 26: Gangguan Mental Organik

Perubahan kepribadian dan afek

Pikiran menjadi kacau

Bicara ngawur

Disartria dan bicara cepat

Neologisma

Inkoheren

Gejala termasuk:

Perilaku yang inadekuat

Rasa takut

Curiga

Mudah tersinggung

Agitatif

Hiperaktif

Siaga tinggi (Hyperalert)

Atau sebaliknya bisa menjadi:

Pendiam

Menarik diri

Mengantuk

Banyak pasien yang berfluktuasi antara diam dan gelisah

Pola tidur dan makan terganggu

Gangguan kognitif, jadi daya mempertimbangkan dan tilik-diri terganggu

3. pedoman diagnostic

gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk

memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan

perhatian

o perubahan kognisi atau perkembangan gangguan persepsi

yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada

sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang

timbul.

o Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat

(biasanya beberapa jam sampai hari) dan cenderung

berfluktuasi selama perjalanan hari

o Teradpat bukti-bukti dari riwayat penyakit, PF, atau temuan

laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh

akibat fisiologis langsung dari kondisi medis umum.

o PF : denyut jantung, temperature, tekanan darah,

pernafasan, pembuluh darah karotis, kulit kepala& wajah,

leher,mata, mulut, tiroid, jantung, paru-paru, pernafasan,

hati, system saraf

o Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan standar (kimia

darah),hitung darah lengkap dengan diferensial sel darah

putih, tes fungsi tiroid, tes serologis untuk sifilis, tes antibody

Page 27: Gangguan Mental Organik

HIV, urinalisis,EKG,EEG,sinar-x dada,skrining obat dalam

darah dan urin.

kaplan

4. DD

Delirium harus dibedakan dengan kelainan kognitif global.

Tabel 1. Kriteria DSM-IV untuk delirium

Gangguan kesadaran

Penurunan derajat kewaspadaan

Tidak bisa memusatkan perhatian

Tidak bisa menggeser perhatian

Gangguan kognitif

Defisit memori

Disorientasi

Gangguan bahasa

Berkembang dalam waktu pendek

Jam dan hari

Fluktuatif, sundowning

Hal-hal tersebut di atas berubah berdasar kondisi medik, intoksikasi, dan

atau pengobatan

a. Demensia

Demensia berbeda karena onsetnya adalah gradual (biasanya tahun),

dan persisten. Demensia tidak menyebabkan penurunan kewaspadaan

sampai late stages (dapat diketahui dari anamnesa). Pasien dengan

dengan demensia mudah menjadi delirium, walaupun demikian, kondisi

akut pada pasien demensia bisa delirium atau kondisi akut lainnya.

Demensia lewy bodies bisa disertai dengan halusinasi dan psikosis.

b. Depresi

Depresi bisa terjadi mimic hypoactive deliriumdengan penolakan yang

jelas, retardasi psikomotor, melambatnya pembicaraan, apatis, dan

pseudodemensia. Depresi tidak mempengaruhi derajat kesadaran.

c. Psikosis

Psikosis bisa terjadi mimic hyperactive delirium. Psikosis fungsoinal

berbeda karena halusinasi suara. Lebih banyak khayalan, dan lebih

sedikit fluktuatif.

d. CVA

CVA jarang disertai dengan delitium, atau salah dianggap sebagai

delirium. Contohnya, aphasia mungkin salah dianggap sebagai

kebingungan. Juga kelainan difus pada atensi karena stroke pada daerah

temporooccipital, parietal, prefrontal, atau region sub kortikal pada

hemisfer kanan. Keadaan akut mungkin memperburuk tanda neurologis

fokal karena CVA lama.

http://medical-free.blogspot.com/2008/06/delirium.html

5. terapi

Terapi diawali dengan memperbaiki kondisi penyakitnya & menghilangkan faktor yang

memberatkan seperti:

Page 28: Gangguan Mental Organik

Menghentikan penggunaan obat

Obati infeksi

Suport pada pasien dan keluanga

Mengurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan pasien

Cukupi cairan dan nutrisi

Vitamin yang dibutuhkan

Segala alat pengekang boleh digunakan tapi harus segera dilepas bila sudah

membaik, alat infuse sesederhana mungkin, lingkungan diatur agar nyaman.

Obat:

o Haloperidoi dosis rendah dulu 0,5 1 mg per os, IV atau IV

o Risperidone0,5 3mg perostiap l2jam

o Olanzapine 2,5 15 mg per os 1 x sehari

o Lorazepam 0,5 1mg per Os atau parenteral (tak tersedia di Indonesia),

Perlu diingat obat benzodiazepine mi bisa memperburuk delirium

karena efek sedasinya.

http://www.idijakbar.com/prosiding/delirium.htm

6. pencegahan

o menghindari penyalahgunaan obat

7. prognosis

lebih buruk dari pada demensia karena onsetnya lebih akut

AMNESTIC ORGANIK

1. etiologi

- struktur anatomi utama yang terlibat dalam daya ingat dan

perkembangan gangguan amnestik adalah terutama struktur

diensefalik dan struktur lobus midtemporalis. Walaupun amnesia

biasanya disebabkan oleh kerusakan bilateral pada struktur2 tsb,

beberapa kasus kerusakan unilateral menyebabkan suatu gangguan

amnestik, dan bukti2 menunjukkan bahwa hemisfer kiri mungkin

lebih kritikal dibandingkan hemisfer kanan dalam perkembangan

gangguan daya ingat. Selain itu juga defisiensi

thiamin,hipoglikemi,hipoksia dan ensefalitis herpes simpleks

semuanya mempunyai predileksi merusak lobus temporalis,

khususnya hipokampus. Penggunaan obat yang tidak diresepkan,

tumor, serebrovaskuler,prosedur bedah, dll.

- benzodiazepin

2. tanda dan gejala

Perkembangan gangguan daya ingat yang ditandai oleh gangguan

pada kemampuan untuk mempelajari informasi baru (amnesia

anterograd) dan ketidakmampuan untuk mengingat pengetahuan

yang sebelumnya diingat (amnesia retrograd) gejala harus

bermakna bagi pasien dalam hal social & pekerjaannya.

3. pedoman diagnostic

- gangguan daya ingat jangka pendek

- tidak ada gangguan kesadaran, intelektual dan perhatian

- adanya cidera/ penyakit pada otak

Page 29: Gangguan Mental Organik

Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan

oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau

ketidakmampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari

sebelumnya.

o Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam

fungsi social atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna

dari tingkat fungsi sebelumnya

o Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama

perjalanan suatu delirium atau suatu demensia

o Terdapat bukti dari riwayat penyakit, PF,atau temuan

laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari

kondisi umum.

4. DD

a) Demensia dan delirium

b) Penuaan normal

c) Gangguan disosiatif kehilangan orientasi pada dirinya

sendiri disertai dengan peristiwa kehidupan yang secara

emosional menyebabkan stress yang melibatkan

uang,system hukum, atau hubungan yang terganggu

misalnya: perceraian suami-istri.

d) Gangguan buatan (factitious disorders)

e) Berpura-pura hilangnya daya ingat

f) Sindrom amnestik akibat alcohol (korsakov)