e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

32
1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000 RABU www.koranmadura.com 0328-6770024 “Saya sedang mempersiapkan Perppu sebagai pengganti undang-un- dang. Akan saya ajukan ke DPR,” kata Presiden Yudhoyono yang juga meru- pakan Ketua Umum Partai Demokrat, seusai memimpin rapat konsolidasi Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa. Menurut SBY, saat ini pemer- intah berpandangan sama dengan Partai Demokrat yang mendukung pilkada langsung dengan sejum- lah perbaikan. Dia mengakui bahwa pilkada langsung dengan perbaikan, yang diperjuangkan Partai Demokrat di Rapat Paripurna pekan lalu tidak berhasil. Oleh karena itu, kata SBY, dirinya mengambil keputu- san untuk mengeluarkan Perppu yang di dalamnya mengatur pilkada langsung dengan perbaikan. “Setelah hari ini atau esok saya terima RUU hasil sidang paripurna kema- rin, maka aturan mainnya harus saya tandatangani. Dan setelah saya tan- datangani, karena saya sungguh mendengar kehendak rakyat, maka saya akan mengeluarkan Perppu yang di dalamnya terkandung sistem pemilu langsung dengan perbaikan,” tegas dia. SBY mengatakan keputusan mengeluar- kan Perppu merupakan risiko politik yang harus ditempuh. Na- mun keputusan Perppu itu akan diterima atau tidak, sepe- nuhnya menjadi kewenangan DPR RI. “Kalau DPR mendengar aspirasi rakyat yang menghendaki pilkada langsung dengan perbaikan maka ini yang harus kita ambil,” jelas SBY. SBY menekankan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dirinya juga menekankan bahwa Demokrat akan memperjuangkan opsi pilkada langsung dengan perbaikan, sampai kapan pun. Sebelumnya, Rapat Paripurna DPR RI mengesahkan UU Pilkada yang di dalamnya mengatur bahwa pemilihan kepala daerah dikembalikan kepada DPRD. Keputusan ini sesuai dengan keinginan partai Koalisi Merah Putih. Partai pendukung Jokowi-JK yang menginginkan pemilihan kepala daerah langsung oleh rakyat, tidak mampu ber- buat apa-apa karena kalah suara dalam Rapat Paripurna. Sementara itu Partai Demokrat sendiri merasa opsinya tidak diakomodasi dalam Rapat Paripurna, sehingga partai itu memutuskan “walk- out”. =ANT/RANGGA JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan akan segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Undang-Undang Pilkada, yang didalamnya mengakomodasi pemilihan kepala daerah lang- sung oleh rakyat, namun dengan sejumlah perbaikan. SBY JANJI KELUARKAN PERPPU PILKADA Karena saya sungguh mendengar kehendak rakyat, maka saya akan mengeluarkan Perppu yang di dalamnya terkandung sistem pemilu langsung dengan perbaikan. SB Yudhoyono Presiden RI BERITA TERKAIT Hal 3

description

Satu Hati untuk Bangsa

Transcript of e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

Page 1: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 11 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III

ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000RABU www.koranmadura.com0328-6770024

“Saya sedang mempersiapkan Perppu sebagai pengganti undang-un-dang. Akan saya ajukan ke DPR,” kata Presiden Yudhoyono yang juga meru-pakan Ketua Umum Partai Demokrat, seusai memimpin rapat konsolidasi Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa.

Menurut SBY, saat ini pemer-intah berpandangan sama dengan Partai Demokrat yang mendukung pilkada langsung dengan sejum-lah perbaikan.

Dia mengakui bahwa pilkada langsung dengan perbaikan, yang diperjuangkan Partai Demokrat di Rapat Paripurna pekan lalu tidak berhasil.

Oleh karena itu, kata SBY, dirinya mengambil keputu-san untuk mengeluarkan Perppu yang di dalamnya mengatur pilkada langsung dengan perbaikan.

“Setelah hari ini atau esok saya terima RUU hasil sidang paripurna kema-rin, maka aturan mainnya harus saya tandatangani. Dan setelah saya tan-datangani, karena saya sungguh mendengar kehendak rakyat, maka saya akan mengeluarkan Perppu yang di dalamnya terkandung sistem pemilu langsung dengan perbaikan,” tegas dia.

SBY mengatakan keputusan mengeluar-kan Perppu merupakan risiko politik yang harus ditempuh. Na-mun keputusan Perppu

itu akan diterima atau tidak, sepe-nuhnya menjadi kewenangan DPR RI. “Kalau DPR mendengar aspirasi rakyat yang menghendaki pilkada langsung dengan perbaikan maka ini yang harus kita ambil,” jelas SBY.

SBY menekankan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dirinya juga menekankan bahwa Demokrat akan memperjuangkan opsi pilkada langsung dengan perbaikan, sampai kapan pun.

Sebelumnya, Rapat Paripurna DPR RI mengesahkan UU Pilkada yang di dalamnya mengatur bahwa pemilihan

kepala daerah dikembalikan kepada DPRD. Keputusan ini sesuai dengan keinginan partai Koalisi Merah Putih.

Partai pendukung Jokowi-JK yang menginginkan pemilihan kepala daerah langsung oleh rakyat, tidak mampu ber-buat apa-apa karena kalah suara dalam Rapat Paripurna. Sementara itu Partai Demokrat sendiri merasa opsinya tidak diakomodasi dalam Rapat Paripurna, sehingga partai itu memutuskan “walk-out”.

=ANT/RANGGA

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan akan segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang (Perppu) Undang-Undang Pilkada, yang didalamnya mengakomodasi pemilihan kepala daerah lang-

sung oleh rakyat, namun dengan sejumlah perbaikan.

SBY JANJI KELUARKAN PERPPU PILKADA

Karena saya sungguh mendengar kehendak

rakyat, maka saya akan mengeluarkan Perppu yang

di dalamnya terkandung sistem pemilu langsung

dengan perbaikan.

SB YudhoyonoPresiden RI

BERITA TERKAIT

Hal 3

Page 2: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 2 Berita Utama

Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar mem-benarkan dokumen kontrak politik yang beredar di media sosial. Salah satu poin kontrak tersebut berbunyi kursi MPR menjadi miliki Partai Demokrat. “Surat perjanjian ada. Itu masih berlaku,” kata Hasrul di gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/9).

Hasrul menuturkan, dokumen per-janjian tersebut dibuat pada Juli 2014. Menurutnya, hingga kini isi perjanjian tersebut belum mengalami peruba-han dan tetap seperti yang tercantum. “Masih (sama isinya),” tuturnya.

Dokumen tersebut tersebar luas dan menjadi perbincangan di media sosial. Dalam dokumen tersebut disebutkan pula jatah Golkar adalah Ketua DPR, 5 Ketua dan 15 Wakil Ketua Alat Kelengka-pan DPR.

Sementara untuk Partai Gerindra disebutkan dalam dokumen tersebut mendapat jatah Wakil Ketua DPR, 4 Ketua dan 12 Wakil Ketua Alat Kelengka-pan DPR.

Sementara jatah Partai Amanat Na-sional dalam dokumen tersebut disebut-

kan mendapat Wakil Ketua DPR, 3 Ketua dan 8 Wakil Ketua Alat Kelengkapan DPR.Untuk jatah PKS disebutkan Wakil Ketua DPR, 2 Ketua dan 7 Wakil Ketua Alat Kelengkapan DPR dan jatah PPP masih dalam dokumen yang sama adalah Wakil Ketua DPR, 2 Ketua dan 6 Wakil

Ketua Alat Kelengkapan DPR.Dokumen tersebut ditandatangani

oleh beberapa Ketua Fraksi partai politik yang tergabung di koalisi merah putih yaitu Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto,

Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani, Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid.

Namun Juru Bicara KMP Tantowi Yahya mengaku belum mengetahui adanya surat kontrak yang beredar di dunia maya. Dokumen itu berisi Gol-kar sebagai Ketua DPR dan Demokrat sebagai Ketua MPR. “Saya tidak tahu itu. Saya belum melihat surat itu apakah asli atau tidak bentuknya,” kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/9).

Mengenai paket pimpinan DPR atau alat kelengkapan dewan, Tantowi men-gatakan bila bagi-bagi kursi merupakan konsekuensi dari musyawarah mufakat. “Unsur pimpinan tidak mungkin dibagi ke satu fraksi semuanya. Harus dibagi-bagi diantara KMP,” ujarnya.

Tantowi juga menegaskan belum adanya kesepakatan final dari Demokrat maupun Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai adanya tawaran tersebut. “Jadi kita tunggu hari ini dan besok keputusan dari PD,” kata Politisi Golkar itu.

=GAM/ABD

Skenario Bagi-bagi Kursi TerungkapPPP Benarkan Isi Dokumen Kontrak Politik KMP

JAKARTA-Jagat politik tanah air kembali dihebohkan den-

gan beredarnya dokumen kon-trak politik partai yang ter-

gabung dalam Koalisi Merah Putih (KPM). Dalam dokumen

tersebut tertulis soal bagi-bagi kursi antara partai pendukung Prabowo-Hatta dan satu dian-taranya kursi Ketua MPR un-

tuk Demokrat. Dokumen terse-but tersebar luas dan menjadi perbincangan di media sosial.

Unsur pimpinan tidak mung-kin dibagi ke satu fraksi

semuanya. Harus dibagi-bagi diantara KMP.

Tantowi YahyaJuru Bicara KMP

ant/rosa panggabean PERSIAPAN PERINGATAN KESAKTIAN PANCASILA. Seorang tentara memeriksa kondisi Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (30/9). Setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang peristiwa pemberontakan PKI pada 30 September 1965.

Page 3: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 3

“Walk out, itu dari ketua fraksi. Kalau memang nanti ada (sanksi) ya itu sebuah tanggung jawab dari pemimpin. Sebagai pemimpin adalah sebuah pribadi yang siap dikorbankan, itulah filosofi pemimpin. Tidak bisa melepaskan tanggung jawab,” ujar Max di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/9).

Max enggan membeberkan bentuk sanksi yang bakal dijatuhkan DPP terhadap Nurhayati atas perintahnya tersebut. Sejauh

ini pihaknya masih menyelidiki kasus terse-but. “Itu internal tidak bisa disampaikan ke publik karena belum terverifikasi, toh nanti akhirnya orang juga akan tahu,” tandasnya.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susi-lo Bambang Yudhoyono (SBY) konon marah besar karena Ketua Fraksi Partai Demokrat ini salah menterjemahkan printah. Dalam SMSnya, SBY meminta Fraksi Demokrat all out memperjuangkan pilkada langsung. Na-mun, titah SBY ini tidak dihiraukan.

Namun Nurhayati sendiri membantah ditegur SBY gara-gara memerintahkan un-tuk walk out. SBY justru memahami sikap fraksi yang memutuskan netral dalam voting yang berlangsung dalam Paripurna.

“Beliau pahami dan mengerti sikap Frak-si Demokrat. Yang saya sampaikan kemarin itu (saat konferensi pers) yang saya sampai-kan ke SBY,” kata Nurhayati usai menghad-iri pembekalan anggota DPR terpilih Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/9).

Dalam keterangannya di depan SBY, Nurhayati mengaku ada perbedaan ta-jam soal 10 opsi perbaikan yang diajukan Demokrat. Kondisi itu yang dipahami SBY berdasarkan pengalamannya sebagai man-

tan anggota parlemen. “Perbedaan tajam dan kami harus mengambil keputusan, beli-au kan juga pernah di MPR/DPR,” tandasnya.

Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mendesak Nurhayati untuk ber-tanggung jawab atas aksi walk out saat rapat paripurna pembahasan RUU Pilkada di DPR beberapa waktu lalu. Menurut Ruhut, minta maaf saja tak cukup bagi Nurhayati untuk membayar kesalahan instruksi tersebut.

Padahal SBY telah menginstruksikan untuk all out mendukung pilkada langsung dengan 10 perbaikan. Bukannya malah walk out dari paripurna yang berujung pada dis-ahkannya UU Pilkada tak langsung. “Kalau memang Nurhayati mengakui kesalahan dengan minta maaf, itu tak cukup. Dia harus mundur dari pimpinan fraksi, walaupun tinggal beberapa jam lagi,” kecam pria yang karib disapa Poltak itu.

Tak cuma Nurhayati, Ruhut juga mem-inta Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua untuk bertanggung jawab. “Dua-duanya (Nurhayati dan Max) ini bermain di 2 kaki. Bermain bersama kami juga Koalisi Merah Putih. Partai Demokrat kan netral,” tutur dia.

=GAM/ABD

Ruhut: Nurhayati Assegaf Harus MundurWalk Out Demokrat Tanggung Jawab Ketua Fraksi

JAKARTA-Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopac-ua menyatakan Ketua Fraksi Nurhayati Assegaf bertang-gung jawab atas perintahnya untuk walk out dari sidang paripurna RUU Pilkada, Kamis (25/9). Sebagai pem-impin, Nurhayati sudah tahu risiko yang dihadapinya ke-tika mengeluarkan perintah tersebut.

EFFENDI SIMBOLON:

Prihatin dengan Gaya Politik KMPJAKARTA-Manuver politik Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen membuat geram politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon. Effendi merasa prihatin dengan kelakuan yang ditunjukkan oleh KMP dengan aturan yang dibuat dalam UU MD3, pimpinan DPR dipilih dengan sistem paket.

“Malu melihat gaya berpoli-tik gaya gerombolan gitu, saya prihatin buat kok paket-paketan. Sudah tahu peserta pemilu 10, kenapa kita dalam kompetisi, paling fair itu kan pemilu, pemilu sudah selesai ya sudah, kita masuk dalam ruang beretika. Jangan dibawa ke alam yang bebas tanpa aturan,” kata Effendi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (29/9).

Namun demikian, Effendi mer-asa yakin umur koalisi pendukung Prabowo-Hatta tidak akan panjang. “Saya terus terang memprihatin-kan, di sisi lain beberapa anggota dan partai menyadari itu mereka tidak mungkin selamanya begitu,” imbuhnya.

Terkait dengan paket pimpi-nan DPR sesuai dengan UU MD3, Effendi yakin, Demokrat atau PPP akan merapat. Dengan begitu, PDI Perjuangan merasa masih bisa ber-peluang mendapatkan jatah ketua DPR. “Saya kira berpeluang seperti PPP dan Demokrat juga berpeluang mengamankan posisi, pimpinan DPR, MPR sampai dengan komisi dan alat kelengkapan,” tegas dia

Sementara itu, Presiden ter-pilih, Joko Widodo mengaku tidak khawatir pelantikannya sebagai presiden terjegal dengan tata tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang disahkan, Senin (29/9).

Sosok yang akrab disapa Jokowi tersebut melihat sudah tidak ada celah yang bisa menjegalnya dilantik sebagai Presiden periode 2014-2019. “Sudah terpilih KPU sudah, dikuatkan lagi di MK sudah, masak, masak, masak. Ya sudah lah, kedewasaan masyarakat kita itu sudah sangat tinggi, masak elitenya malah mencontohkan yang nggak bener, yang benar saja,” tutur Jokowi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/9).

=GAM/ABD

NASIONALPROBOLINGGO RABU 1 OKTOBER 2014 No. 0453 | TAHUN III 3NasionalKORAN

MADURA

ant/yudhi mahatma PERSIAPAN PELANTIKAN MPR-DPR-DPD. Anggota MPR-DPR-DPD RI terpilih periode 2014-2019 mengikuti prosesi pengucapan sumpah jabatan dalam gladi bersih pelantikan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/9). Pelantikan serta pengucapan sumpah jabatan diikuti oleh 560 anggota DPR dan 132 anggota DPD akan dilaksanakan pada Rabu (1/10), dengan total anggaran sekitar Rp 16 miliar.

Page 4: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 4 Nasional

“Sudah menjadi rahasia umum, me-mang kebiasaan dia (Annas) begitu. Siapa yang ingin menang proyek, mesti bayar dulu 10 persen di muka,” kata Syakirman di Pekanbaru, Selasa.

Syakirman mengaku cukup paham seluk-beluk Annas Maamun karena sudah menjadi rekanan dalam proyek Pemprov Riau selama 25 tahun terakhir.

Kebiasaan melawan hukum sang guber-nur itu, diakuinya kerap dikeluhkan oleh kontraktor. Gulat Medali Emas Manurung adalah orang kepercayaan Annas untuk menjadi makelar pengumpul komisi untuk gubernur. “Tapi saya tidak mau mem-berikan fee tersebut, makanya saya tidak pernah dimenangkan,” katanya.

Syakirman menduga uang suap yang disita KPK dalam operasi tangkap tangan Annas Maamun bukan hanya terkait alih fungsi kawasan hutan, melainkan juga untuk pembayaran di muka alias ijon proyek-proyek infrastruktur di Dinas Bina Marga Riau. “Saya yakin 90 persen bahwa uang tersebut merupakan ijon proyek di Bina Marga,” katanya.

Syakirman menduga proyek-proyek yang terkait kasus “ijon” Annas Maamun adalah 67 paket proyek infrastruktur yang berada pada anggaran Dinas Bidang Bina Marga Riau tahun 2014.

Menurut dia, ada 20 perusahaan pemenang tender untuk 67 paket proyek tersebut, yang artinya satu perusahaan mendapatkan lebih dari satu paket proyek, bahkan ada satu perusahaan mendapatkan enam paket pekerjaan sekaligus.

“Padahal dalam aturannya, perusahaan

tidak boleh menerima enam paket peker-jaan dalam satu instansi. Saya menduga pemenang tender hanya perusahaan yang menyanggupi permintaan uang. Proses lelang hanya formalitas saja, padahal pemenangnya sudah diatur,” katanya.

Ia mengatakan, cara Annas Maamun untuk mengamankan proyek-proyek tersebut jelas terlihat dari kebijakannya yang meletakkan anak maupun kerabat dekatnya pada posisi strategis di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Hal itu menjadi sorotan media massa saat Annas menempatkan putra kand-ungnya, Charis Noor Putra, sebagai Kepala Seksi Jalan dan Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum. Dinas Pekerjaan Umum Riau, pada masa pemerintahan Annas juga dipecah menjadi Dinas Bina Marga dan Dinas Cipta Karya.

Selain itu, saudara iparnya bernama Syaifuddin ditempatkan sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha Bagian Kas Daerah Biro Keuangan Setdaprov Riau.

Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman ketika dimintai pendapatnya terkait dugaan “ijon” proyek yang disang-kakan kepada Annas Maamun, memilih bungkam.

“Saya tidak mau membahas masalah hukum (Annas),” kata Wagub Riau saat ditemui usai rapat tertutup di kantor Gu-bernur Riau, Selasa.

Kepala Dinas Bina Marga Syfril Bukhari juga enggan berkomentar mengenai dugaan ijon proyek di instansinya. “Saya tidak tahu, saya baru menjabat di Dinas Bina Marga,” ujarnya singkat.

KPK kini telah menetapkan Gubernur Riau Annas Maamun sebagai tersangka setelah orang nomor satu di Provinsi Riau itu tertangkap tangan menerima suap pada Kamis (25/9). Annas disangkakan sebagai pihak penerima uang.

Annas disangkakan melanggar Pasal 12 a atau Pasal 12 b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Annas diduga menerima uang dari pengusaha terkait dengan izin alih fungsi hutan tanaman industri dan “ijon” proyek-proyek di Riau.

Selain itu, KPK juga menetapkan Gulat Medali Emas Manurung yang disebut sebagai seorang pengusaha sawit sebagai tersangka pemberi uang kepada Annas.

Gulat disangkakan sebagai pihak pem-beri uang suap dengan sangkaan melang-gar Pasal 5 Ayat 1 a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Gulat diduga menginginkan lahan sa-wit 140 hektare miliknya dialihkan fungsi dari kawasan kehutanan ke APL (area peruntukan lain).

Dalam penangkapan tersebut, KPK mengamankan barang bukti uang dalam pecahan rupiah dan dolar Singapura yang menurut Abraham nilainya mencapai Rp2 miliar, terdiri dari 156.00 dollar Singapura dan Rp 500 juta.

Selain itu, KPK juga menyita uang tu-nai dalam bentuk dolar AS senilai Rp3 mil-iar yang diduga uang dari “ijon” proyek-proyek yang akan dilaksanakan di Riau.

=ANT/ANGGARA

Annas Terbiasa Minta “Ijon” Proyek

PEKANBARU- Seorang pen-gusaha Riau, Syakirman

mengaku tidak heran ketika KPK menjerat Gubernur

Riau Annas Maamun dengan dugaan suap “ijon” proyek

karena Annas lama dikenal di kalangan pengusaha kon-traktor kerap meminta bagi-an dalam pengerjaan proyek

pemerintahan.

ANNAS DIPERIKSA KPK. Tersangka kasus dugaan suap alih fungsi hutan industri di Kepulauan Riau yang juga Gubernur Riau non aktif Annas Maamun keluar dari mobil tahanan seti-banya di Gedung KPK Jakarta, Selasa (30/9). Annas menjalani pemeriksaan perdana sebagai saksi dalam kasus yang sama untuk tersangka Gulat Manurung.

ant/wahyu putro a

Page 5: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 5PROBOLINGGO RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN IIIEkonomiKORAN MADURA 5

JAKARTA-Kebijakan pemerin-tah memberikan subsidi Public Service Obligation (PSO) untuk kereta api (KA) ekonomi ja-rak jauh akan segera dihapus. Pemerintah berencana menga-lokasikan dana subsidi ini untuk kereta api local dan commuter. Kebijakan tersebut mulai ber-laku pada 1 Januari 2015.

Hal ini seperti disampaikan oleh Di-rektur Komersial PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, Bambang Eko Martono, di Gedung Jakarta Railway Center Djuanda, Jakarta, Selasa (30/9)

Bambang menyebutkan jika pembe-rian subsidi dinilai lebih tepat dan efektif bila disalurkan kepada pengguna KA lokal maupun commuter. Lantaran pengguna KA commuter merupakan pekerja atau pelaju dengan jumlah frekuensi yang masif.

“PSO akan diprioritaskan untuk KA lokal dan commuter karena frekue-nsi masyarakat dalam menggunakan KA ekonomi jarak jauh lebih sedikit dibanding pengguna KA lokal dan commuter untuk

beraktivitas sehari-hari” ucapnya.Meski subsidi dihapus, Bambang me-

negaskan tidak akan ada pengurangan kualitas layanan. Justru KAI berjanji akan melakukan peningkatan layanan pada pe-numpang kereta api ekonomi. Dengan de-mikian, terhitung mulai 1 Januari menda-tang, KA ekonomi jarak jauh dan menengah diberlakukan tarif keekonomian. Meski de-mikian, untuk penumpang yang bepergian untuk tujuan tertentu berlaku juga tariff parsial, dimana penumpang hanya mem-bayar tarif sesuai jarak yang tempuhnya. Pemberlakukan tarif baru untuk KA non PSO ini dimulai pada 2 Oktober 2014 untuk pemberangkatan KA per 1 Januari 2015.

Bambang juga menjelaskan, jika pen-galihan subsidi ke kereta local nantin-ya, tidak hanya berupa penurunan tariff saja. Melainkan dapat juga dalam bentuk penambahan frekuensi perjalanan KA, jumlah tempat duduk, dan penambahan fasilitas.

“Dirjen kereta api terus mengevaluasi pemberian subsidi untuk KA ekonomi ja-rak jauh dan jarak sedang. Tujuannya, agar subsidi dari pemerintah tepat sasaran bagi pengguna jasa kereta api,” tandas dia.

Bambang menyebut, pihaknya membu-

tuhkan subsidi sebesar Rp 1,2 triliun untuk membatalkan penaikan harga tiket kereta. Sayang itu belum didapat, sehingga harga tiket lebih mahal bakal dialami pengguna kereta ekonomi dengan keberangkatan 1 Januari 2015.

Sebagai gambaran, tarif KA Matarmaja rute Malang-Pasar Senen untuk keberang-katan awal Januari ditetapkan Rp 150 ribu per penumpang, naik dari saat ini Rp 65 ribu per penumpang.

Kemudian, KA Progo Lempuyangan-Pasar Senen dari Rp 50 ribu per penump-ang menjadi 105 ribu per penumpang. To-tal, terdapat 22 kereta jarak jauh dan 24 kereta jarak menengah yang tak mendapat anggaran PSO tahun depan.

Mayoritas kereta melayani rute-rute di Jawa. Hanya 12 kereta melayani rute menengah di luar Jawa, semisal Medan-Siantar (Sumatera Utara) dan Kertapati (Sumsel)-Tanjung Karang (Lampung). “Kita berlakukan batas bawah dan batas atas un-tuk KA ekonomi non-PSO, mungkin di kisa-ran Rp 95.000-Rp 150.000 per penumpang, akan kita umumkan,” kata Bambang.

Juru Bicara KAI Makmur Syaheran mene-gaskan, normalisasi tarif mendahului pemba-hasan APBN Perubahan 2015 tak menyalahi

aturan. Sebab, KAI tidak bisa menghentikan operasi hingga pemerintah dan DPR sepakat memberikan anggaran PSO.

“Di luar sana ada proses dari pemerin-tah dan DPR untuk membantu atau tidak membantu PSO KA ekonomi. Kita tinggal menyesuaikan saja. Jadi kami tidak men-unggu, kami kan punya mekanisme harus melayani 90 hari sebelumnya,” katanya.

=GAM

Tiket KA Ekonomi Naik 1 Januari Subsidi untuk KA Jarak Jauh Dialihkan ke KA Lokal

•KALogawa•KAKertajaya•KABrantas•KAKahuripan•KAKutojayaUtara•KABengawan•KAProgo•KAPasundan•KASriTanjung•KAGayaBaruMalamSelatan•KAMataramaja•KATawangjaya•KASerayu•KAKutojayaSelatan•KATegalArum•KATawangAlun•KARajabasa•KABuser/Serelo•KAPutriDeli•KASiantarEkspress

KA Ekonomi yang Tarifnya akan Naik

ant/fannyoctavianusKAREN AGUSTIAWAN UNDUR DIRI.DirekturUtama(Dirut)PTPertamina(Persero)KarenAgustiawan(tengah)meninggalkankantorusaiacaraperpisahandisaksikanratusankaryawannyadilobikantorPertaminaPusat,Jakarta,Selasa(30/9).KarenresmimengundurkandiridarijabatannyapadaRabu(1/10/2014)setelahmenjabatselamaenamsetengahtahun.

Page 6: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 6 Ekonomi

Menurutnya, ketimpangan kesejahteraan antarpenduduk di Tanah Air termasuk terbesar di dunia. Hanya tiga kota di du-nia yang memiliki gap terbesar yakni Indonesia, Manila, dan Bombay. Bahkan, gap pendapa-tan di Indonesia 150 kali lebih besar ketimbang di Amerika Serikat.

“Di Jakarta tempatnya kota komplek, dimana banyak orang terkaya, namun ada termiskin juga,” ujarnya saat peluncuran buku “Bridging The Gap: Men-gurangi ketimpangan, melurus-kan esensi pembangunan dan No Easy Way”, Jakarta, Selasa (30/9).

Dia menegaskan ketimpan-

gan tersebut tergambar dalam perbandingan gaji atau pen-dapatan yang diterima oleh masyarakat. Di Jakarta, terdapat orang yang memiliki gaji 100 kali lipat lebih besar diband-ing dengan gaji orang lain. “Di Amerika hanya 10 kali, di Jakar-ta sampai 100 kali. Untuk negara maju, batasan ketimpangan itu hanya 10 kali,” lanjutnya.

Ketimpangan yang terjadi di Jakarta lebih parah jika diband-ing dengan Naypyidaw, Myan-mar dan Kuala Lumpur, Ma-laysia. Oleh karena itu, untuk memangkas ketimpangan terse-but mesti ada keadilan dalam hal kepemilikan, pekerjaan dan juga gaji atau pendapatan.

Guna memuluskan langkah tersebut, pemerintah harus mel-akukan perbaikan pada angga-ran, kebijakan anggaran, serta pendidikan di masyarakat. “Cara melaksanakan alokasi budget dan kebijakannya. Tentu dina-mika masyakat pendidikan dan semangatnya,” pungkas dia

Dia menegaskan, pemer-intah sejatinya memiliki dua kekuatan untuk mengatasi ketimpangan kesejahteraan tersebut. “Dua kekuatan negara pertama anggaran dan kedua kebijakan yang menyebabkan rakyat bekerja dan investasi ja-lan.”

Menurutnya, diperlukan sejumlah langkah nyata untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, terdiri dari petani, ne-layan, buruh, dan pengang-gur. Diantaranya, identifikasi masalah penyebab kemiskinan. “Pendapatan dinaikkan mela-lui peningkatan produktivi-tas. Peningkatan produktivitas membutuhkan penyediaan in-

frastruktur dan dukungan riset yang ditunjang oleh negara,” jelas dia.

Kemudian, menekan biaya hidup. Untuk itu, pemerintah harus menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan gratis serta transportasi murah.

Selain itu, menyediakan ban-tuan keuangan bagi penduduk miskin. Caranya, mengalihkan anggaran subsidi bahan bakar ke sektor produktif.

Negara punya uang, teta-pi kerap salah peruntukkan. Keuangan pemerintah harus diperbaiki dan pembiayaan dil-etakkan di tempat yang baik. Salah satu upaya meningkatkan ruang fiskal adalah pengalihan subsidi bahan bakar minyak ke subsidi produktif untuk mene-kan kemiskinan.

“Negara punya uang, tetapi kerap salah peruntukan. Keuan-gan pemerintah harus diperbai-ki dan pembiayaan diletakkan di tempat yang baik,” ungkap JK.

=GAM

PR Berat Menanti Indonesia, Negara dengan Ketimpangan Terbesar di Dunia

JAKARTA-Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla mengatakan penanggulangan kemiskinan men-jadi salah satu tantangan terbesar pemerintah mendatang. Hal ini mengingat Indonesia masuk ke dalam salah satu negara yang memiliki ketim-pangan terbesar.

ant/noveradika KEBUTUHAN SAPI IDUL ADHA. Pedagang sapi menarik sapi dagangannya untuk dimasukkan ke dalam truk di Pasar Hewan Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Selasa (30/9). Sapi yang dijual seharga Rp 15 juta hingga Rp 20 juta tergantung usia dan ukuran tersebut dipasarkan ke sejumlah daerah di luar Yogyakarta khususnya daerah Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha mendatang.

ERA DUNIA MAYA

Desa Melek Internet Akan DibantuJAKARTA- Desa melek inter-net segera didata dan diberi bantuan infrastruktur agar masyarakat di dalamnya bisa lebih optimal terkoneksi den-gan informasi.

“Kami terus akan mendata dan memantau desa-desa yang ung-gul di bidang TIK dan kami akan memberi mereka infrastruktur akses yang lebih cepat dan mobile melalui program m-CAP atau m-PLIK,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kemen-terian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Bambang Heru Tjahyono di Jakarta, Selasa.

M-PLIK (Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan) merupakan penyedia mobil layanan internet kecamatan yang bersifat bergerak untuk akses internet yang sehat, aman, cepat, dan murah.

Fungsi dan tujuannya adalah melayani masyarakat umum yang berada di daerah-daerah kecamatan yang belum terjangkau oleh fasilitas internet.

MPLIK ini bersinergi dengan Program KPU/ISO dengan M-Com-munity Access Point (CAP), yang ditargetkan oleh Penyedia sebanyak 1.907 MPLIK tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Kominfo sangat concern dengan kebijakan pemberdayaan TIK bagi masyarakat tidak terkec-uali masyarakat perdesaan,” kata Bambang.

Oleh karena itu, ia berpenda-pat, dengan membekali literacy TIK bagi mereka maka hal itu akan bisa membantu mereka agar dapat memanfaatkan TIK untuk keperluan masyarakat di desa sehingga mereka lebih giat untuk berkontribusi bagi desanya.

“Dengan mereka mengenal internet maka hasil-hasil potensial desa bisa lebih dikenal,” katanya.

Pihaknya menyatakan akan selalu mengadakan festival desa TIK berikut memberikan penghargaan bagi desa yang sukses menerapkan TIK sebagai stimulasi bagi desa-desa lainnya.

Beberapa desa yang dianggap telah sukses menjadi desa informa-tika di antaranya Desa Melung di Ke-camatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan Desa Tanjungsari di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

=ANT/HANNI

Page 7: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 7PROBOLINGGO RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III OpiniKORAN MADURA

KORAN MADURA PEMIMPIN REDAKSI: Abrari Alzael WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Zeinul Ubbadi REDAKTUR AHLI: M. Husein, G. Mujtaba REDAKTUR PELAKSANA: Abdur Rahem, M. Kamil Akhyari SEKRETARIS REDAKSI: Benazir Nafilah ADMIN: Indriani Y Mariska PENATA LETAK/DESAIN GRAFIS: Ach. Sunandar, Didik Fatlur-rahman, Novemri Habib Hamisi, Khoiril Anwar, FOTOGRAFER: Mahardika Surya Abriyanto (Non Aktif) WEBSITE: Hairil Anwar BIRO SUMENEP: Zeinul Ubbadi

(Plt. Kepala), Syamsuni, Junaidi BIRO PAMEKASAN: A. Fauzi M (Kepala), Ali Syahroni, Sukma Firdaus BIRO SAMPANG: Miftahul Ulum (Kepala), Ryan H, Mohammad Muhlis BIRO BANGKALAN: Moh. Ridwan (Kepala), Doni Heriyanto BIRO SURABAYA: Joeli Hidayati BIRO PROBOLINGGO: M. Hisbullah H (Kepala), Sugianto, Mahfud Hidayatullah BIRO JAKARTA: Gatti (Kepala), Satya, Cahyono, Willy KONTRIBUTOR: FL. Wati (Bali) Anwar Anggasoeta (Yogyakarta) Ahmad Sahidah (Malaysia) PENERBIT: PT. Koran Madura KOMISARIS: Rasul Djunaidi DIREKTUR UTAMA: Abrari DIREKTUR KEUANGAN: Fety Fathiyah MANAJER PEMASARAN: Abd. Rahman (Plt) ACCOUNTING EKSEKUTIF: Husnan (Sume-nep), Mohammad Muslim (Pamekasan) ALAMAT REDAKSI: Jl. Adirasa 07 Kolor Sumenep, e-mail: [email protected], [email protected], [email protected], http://www.koranmadura.com/ REKENING: BRI 009501000029560, NPWP: 316503077608000 CALL CENTER: Telepon/Fax (0328) 6770024, HARGA ECERAN RP 3.500, LANGGANAN RP 70.000.

WARTAWAN KORAN MADURA DIBEKALI ID CARD (KARTU PENGENAL) DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA IMBALAN BERUPA APAPUN DARI NARASUMBER

UU MD3

Salam Songkem

K telah menolak gugatan judicial review Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2014 tentang MPR, DPD, DPR dan DPRD (UU MD3) yang diajukan oleh PDI Perjuangan. Putusan MK tersebut agak lucu, karena di antara kesembi-lan hakim MK tidak bisa kompak. Dari Sembilan hakim MK, masing-masing Hamdan Zoelva, Arief Hidayat, Ahmad Fadlil Sumadi, Wahiduddin Adams, Maria Farida Indrati, Anwar Usman, Pa-trialis Akbar, Aswanto, dan Muhammad Alim, dua di antaranya, yaitu Maria Farida Indrati dan Arief Hidayat men-gajukan Dissenting Opinion (berbeda pendapat) dengan putusan MK.

Dinamika dissenting opinion di tu-buh MK sejatinya merupakan fenom-ena yang muncul dari perbedaan persepsi dalam suatu permasalahan hukum. Bukan mustahil juga ada tendensi lain yang menyebabkan per-bedaan pendapat di internal hakim MK itu. Bukan menuduh, tetapi latar belakang para hakim itu dan juga proses pengangkatannya berpotensi mempengaruhi putusan itu. Meski-pun masih butuh dibuktikan, seper-tinya ikatan kepartaian dengan pen-dukung salah satu calon presiden dan wakil presiden cukup rentan mengurangi indenpensi hakim MK, sekali lagi bukan mustahiil.

Bila MK menilai UU MD3 tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan uji materi UU MD3 pemohon tidak be-ralasan menurut hukum, justru Maria Farida dan Arief Hidayat menyatakan lain. Menurut keduanya, seharusnya pengujian formil UU MD3 itu dikabul-kan dan dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Gugatan atas UU MD3 sangat berkaitan dengan kepentingan poli-tis, terkait perebutan pimpinan DPRD dan posisi perempuan untuk mengisi jabatan strategis di DPR, di antaranya di Badan Legislasi, Badan Anggaran, BKSAP, Mahkamah Kehormatan De-wan, dan BURT. Putusan hakim MK tidak terkesan larut dalam nuansa perseteruan politis itu, tetapi karena adanya beberapa hakim MK dekat dengan nuansa politik di masa lalu, cukup bisa diterima apabila ada pihak yang menengarai ikatan emo-sional mereka telah ikut mempen-garuhi proses hukum yang dilakukan, sehingga putusan MK tidak bulat. (*)

Menerima tulisan dalam bentuk opini (5500 karakter), Cerpen (5500 karakter), Resensi Buku (4000 karakter), dan Puisi (1500 karakter). Tu-lisan disertai pas foto dan data diri dikirim ke email [email protected]. Apabila terhitung dua minggu dari tanggal pengiriman tulisan belum dimuat, maka penulis berhak untuk menarik kembali tulisannya.

Ketika Pancasila Tak Sakti Lagi

Hal di atas seharusnya dijadikan refleksi oleh masing-masing pribadi

Indonesia. Karena Pancasila merupakan ideologi negara ser-ingkali mengalami pasang su-rut. Pasalnya, Pancasila hanya dijadikan sebagai momentum ritual belaka oleh sebagian be-sar masyarakat Indonesia se-bagai Hari Kesaktian Pancasila. Mereka dengan gegap gempita merayakan hari tersebut, tanpa memahami makna yang ter-kandung di dalamnya.

Apabila memahami Pan-casila secara tekstual, tak dapat dinafikan semua orang mampu melakukannya. Bahwasanya, Pancasila berasal dari dua kata: panca berarti lima dan sila be-rarti asas atau prinsip. Pancasila tersusun dari lima unsur yang luar biasa sarat akan makna

yaitu ketuhanan (religiusitas), kemanusiaan (moralitas), per-satuan (kebangsaan) Indonesia, permusyawaratan dan perwaki-lan, dan keadilan sosial. Pan-casila sebagai dasar negara In-donesia dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dari beberapa sila yang dipa-parkan, merupakan isi keseluru-han dari Pancasila sebagi dasar negara. Akan tetapi, apabila di-aktualisasikan dengan kondisi Negara Indonesia sangatlah kontradiksi. Sebab, implemen-tasi nilai-nilai yang terjandung dalam Pancasila sudah tidak memberikan pengaruh bagi kondisi bangsa Indonesia.

Kondisi tersebut, dapat kita lihat secara faktual. Ketika ter-jadi polemik terkait masalah Pilkada. Apakah nantinya sis-tem pemilihan tersebut akan dilakukan secara langsung atau-kah tidak langsung. Permasala-han tersebut mendatangkan pro-kontra oleh berbagai pihak. Muncul berbagai argumentasi dengan mengatasnamakan Pan-casila sebagai dasar negara, ter-utama sila keempat “Permusya-waratan Perwakilan”.

Paradigma yang mengata-kan bahwa, sistem pemilihan dilakukan secara langsung. Dengan dalil bahwa pemaknaan “Permusyawaratan Perwakilan” merupakan ketentuan yang se-cara keseluruhan pemilihan berada di tangan rakyat. Se-dangkan pandangan lainnya mengatakan, tak perlu seluruh rakyat yang memilih akan tetapi cukup diwakilkan oleh DPR seb-agi bentuk perwakilan dari raky-at. Dari kondisi tersebut terjadi karena ketidak pahaman oleh kaum elit_politik dalam mema-hami makna Pancasila.

Di lain sisi, ketika meli-hat kondisi hukum di Indone-sia sungguh sangat tidak adil. Sebab, hukum hanya dijadi-kan permainan oleh berbagai golongan yang memiki modal besar. Sehingga, praktik KKN pun tak dapat dihindarkan. Ini menunjukkan bahwa, moralitas bangsa Indonesia sudah men-

galami kerusakan yang sangat signifikan. Selain itu, sikap tidak saling menghargai terhadap sesama, menjadi hal biasa dalam masyarakat sekarang. Lunturn-ya budaya saling tenggang rasa mengakibatkan hilangnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ini menunjukkan bahwa Pancasila tidak lagi men-jadi kepribadian bangsa ini.

Flashback SejarahKetika kita mempertanya-

kan, Apakah Pancasila sudah tak sakti lagi? Maka, perlu kita flash-back terhadap sejarah terce-tusnya Hari Kesaktian Pancasila. Perjuangan pahlawan dalam membangun Bangsa Indonesia merupakan salah satu bukti ke-gigihannya. Bermula dari Peris-tiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Menjadi hari kematian bagi 6 jenderal dan 1 kapten serta beberapa orang lain yang membela negara kesatuan Re-publik Indonesia (NKRI).

Demi mempertahankan un-sur Pancasila dari ideologi ko-munis. Tanggal 1 Oktober men-jadi momen tercetusnya “Hari Kesaktian Pancasila” hingga sekarang. Namun, Pancasila tidak memiliki kesaktian lagi dalam penegakan hukum yang ada di negeri ini. Karena, Pan-casila hanya sekadar menjadi lukisan yang terdapat di sudut tembok sekolah maupun di sudut kantor-kantor pemerinta-han. Kini Pancasila benar-benar sudah dilupakan. Makna dan nilainya kini tidak lagi dihayati dan diresapi.

Pemerintah perlu mere-konstruksi dan menggalakkan

nilai-nilai agung dan mulia dari Pancasila. Mengaplikasikannya di hampir semua sektor kehidu-pan. Baik dari sektor pendidi-kan maupun sektor lainnya yang memberikan kontribusi positif bagi Bangsa Indonesia. Sehing-ga, mampu mengembalikan pemahaman terhadap makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kemudian ak-tualisasi tersebut akan memiliki implikasi yang besar bagi Indo-nesia ke depannya.

Dengan terbentuknya mo-ralitas tinggi oleh masyakat dari dasar negara tersebut. maka akan mampu menciptakan gen-erasi yang memiliki jiwa aske-tis. Sehingga, praktik KKN akan mampu diminimalisir.

Tidak hanya di dunia pen-didikan, perlu juga di adakan so-sialisasi di kalangan masyarakat. terkadang masih ada di antara mereka yang belum hafal teks Pancasila. Ada juga di antara mereka yang telah hafal, na-mun belum tahu maksud dan tujuan dibentuknya Pancasila. Sehingga dengan diadakan-nya sosialisasi mereka mengerti dan menerapkan ajaran-ajaran yang termaktub dalam Pancasila sekaligus menerapkannya di ke-hidupan sehari-hari.

Bila Pancasila sudah da-pat diterima seutuhnya oleh masyarakat indonesia. Maka tidaklah lagi bangsa ini terus mengalami keterpurukan. Bah-kan bisa menjadi macan Asia yang ditakuti negara lain. Hara-pan dari nila-nilai luhur Pan-casila melahirkan seseorang yang berjiwa Pancasilais. Wal-lahu A’lam Bishawab=

7

Tanggal 1 Oktober merupakan hari ber-sejarah bagi Bangsa

Indonesia. Sebab, tanggal tersebut se-

bagai manifestasi Hari Kesaktian Pancasila. Namun, apakah Pan-casila sebagai dasar

negara hanya sebuah gambaran tekstual

belaka yang tidak memilki power dalam memberikan progresi-fitas terhadap bangsa, ketika kondisi Bangsa

Indonesia yang se-makin carut-marut sis-tem pemerintahannya

dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

(KKN) selalu menye-limuti segala bentuk kinerja pemerintah.

Page 8: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 8PROBOLINGGO RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III 8Lintas JatimKORAN MADURA

Seniman Keluhkan Pudarnya Tradisi Lokal

"Semakin sedikit yang mencintai tradisi lokal, khususn-ya musik kentrung," keluh Gimah dalam bahasa Jawa, saat ditemui di rumahnya di Tulungagung, Se-lasa (30/9).

Sebagai satu-satunya seniman kentrung perempuan yang masih tersisa di Kabupaten Tulunga-gung, Gimah mengaku saat ini sepi tanggapan.

Dalam sebulan, ia mengaku beruntung jika mendapat satu

atau dua kali permintaan pentas untuk memainkan musik ken-trung bersama Bibit (50), penabuh kendang yang dulu menjadi penggemarnya.

"Kadang bahkan tidak ada tanggapan sama sekali. Kalau-pun ada, upahnya kecil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutu-han sehari-hari," ujarnya.

Gimah yang kini tinggal di sebuah gubuk kecil berdinding anyaman bambu di Dusun Patik,

Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, Tulungagung, mengaku saat ini hanya bisa pasrah.

Ia berharap kesenian kentrung yang masuk aliran seni musik tra-disional perpaduan budaya Jawa dan Timur Tengah, tidak punah tergerus modernisasi budaya yang kian pesat.

"Menurut saya, harusnya ada peran aktif pemerintah (daerah) guna melestarikan budaya ken-trung ini. Jika tidak, suatu saat pasti punah," ujarnya.

Pemerhati budaya tradisional asal Tulungagung, Cahyo Kurnia-di mengatakan, sosok Gimah me-rupakan seniman kentrung yang langka di Jawa Timur.

Menurut dia, Gimah adalah

wanita yang menjadi pelaku seni tradisional kentrung yang masih bertahan memainkan musik ken-trung bersama rekannya Bibit.

"Semasa jayanya beliau sudah beberapa kali menorehkan pres-tasi dan mendapat penghargaan. Dia dinobatkan sebagai satu-sa-tunya seniman kentrung wanita, dan pernah mewakili Jatim pentas nasional di Taman Mini Indonesia Indah," ungkap Cahyo.

Kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah, kata Cahyo, menjadi penyebab pelaku seni tradisional seperti halnya Gi-mah (Mbah Gimah) tidak berkem-bang dan bahkan terancam pu-nah.= ANT/DESTYAN HANDRI SUJARWOKO/DIK

TULUNGAGUNG - Satu-satunya seniman kentrung wanita asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Gimah (62), mengeluhkan pudarnya kecintaan sebagian besar masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap tradisi kedaerahan akibat derasnya aneka budaya modern.

ant/ari bowo sucipto

TEATERIKAL SAMBUT IDUL ADHASejumlah seniman melakukan aksi teaterikal dengan mengenakan kostum spiderman dan sapi kurban di depan Stasiun Kotabaru, Malang, Jawa Timur, Selasa

(30/9). Teaterikal menyambut Hari Raya Idul Adha yang diadakan sebuah lembaga zakat tersebut merupakan kampanye untuk mengajak umat Muslim untuk berkurban.

HADAPI MEA 2015

Perajin Batik Gandeng UKM

SURABAYA - Sejumlah perajin batik melalui Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur/APBJ menggandeng kalangan usaha kecil menengah (UKM) guna menghadapi diberlakukan-nya pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015.

"Upaya itu kami lakukan untuk mendorong UKM mem-produksi batik. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan sertifikat Batik Mark," kata Ketua APBJ, Putu Sulistiani, di Surabaya, Selasa (30/9).

Menurut dia, dengan di-berinya label Batik Mark maka UKM diyakini dapat bersaing di pasar bebas. Hal tersebut dikarenakan salah satu syarat untuk mengekspor batik, produsen harus mempunyai sertifikat Batik Mark.

"Oleh sebab itu, kami ingin merangkul UKM yang masih kecil mengingat mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan sertifikat Batik Mark," ujarnya.

Namun, jelas dia, upaya UKM mendapatkan sertifikasi batik itu terkendala dari sisi biaya yang mahal. Estimasi biaya sertifikasi tersebut membutuhkan dana hingga Rp1,7 juta per sertifikat.

"Kini terdapat 180 UKM yang tergabung dalam APBJ. Sementara, fokus kami saat ini adalah mengkaji selera pasar internasional terhadap jenis batik yang diminati," katanya.

Kondisi itu, tambah dia, juga dikarenakan pasar batik masih didominasi oleh permintaan konsumen lokal. Apalagi dengan adanya unsur nasionalis yang terkandung di kain batik tersebut.

"Kalau konsumen luar negeri justru mempunyai tipe tertentu dan tentu saja menyesuaikan dengan kondisi negaranya. Masyarakat Swiss lebih menyukai batik dengan motif flora dan fauna, 'full col-our', dan 'over coat'," katanya.

Dengan adanya kajian tersebut, sebut dia, pihaknya berharap lebih mudah dalam menembus pasar internasion-al. Hambatan lain bagi UKM adalah masalah permodalan dan promosi.

= ANT/DIK

Page 9: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 9Lintas Jatim

Dispenda Rekrut Wanita Cantik Demi Mendulang PAD

"Mereka yang lolos dalam seleksi nanti akan kami nobat-kan sebagai putra-putri pajak daerah 2014, sekaligus men-jadi Duta Pajak yang tugasnya menarik masyarakat agar taat membayar pajak. Mereka inilah yang nantinya berada di garis depan untuk memaksimalkan PAD dari sektor pajak,” kata Kepala Dinas Pendapatan Da-erah (Dispenda) Kota Malang, Ade Herawanto di sela-sela pe-

laksanaan tes putra-putri pajak daerah di Balai Kota Malang, Selasa (30/9).

Ia mengakui rekrutmen pu-tra putri pajak daerah yang seka-ligus sebagai Duta Pajak tersebut memang untuk memaksimalkan seluruh potensi pajak yang ada, di antaranya pajak parkir, pajak penerangan jalan umum (PPJU), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak hotel dan restoran, pa-jak reklame, pajak hiburan, dan

BPHTB.Ade menegaskan untuk bisa

lolos menjadi Duta Pajak atau putra putri pajak daerah 2014, tidak hanya sekadar cantik atau tampan, tapi harus cerdas, berkarakter serta wajib fasih dalam semua hal yang berkaitan dengan perpajakan karena tu-gasnya tidak hanya menarik warga untuk membayar pajak saja.

Mereka juga bertugas mela-kukan sosialisasi terkait pemba-yaran pajak daerah.

Dispenda, tegasnya, tidak hanya akan menjadikan Duta Pajak atau putra putri pajak da-erah 2014 tersebut sebagai ikon

saja, tapi mereka harus berkon-tribusi dan bekerja membantu Dispenda untuk menggali po-tensi pajak daerah sebesar-be-sarnya.

Untuk mendapatkan Duta Pajak sesuai kriteria, Dispenda menggelar audisi dan seleksi dengan peserta dari kaangan pelajar maupun mahasiswa. Ada 44 peserta yang mengikuti se-leksi, yakni tes tulis dan wawan-cara.

Menurut Ade, bagi putra putri pajak terpilih akan diang-kat sebagai pegawai honorer Dispenda. Namun, sebelum menggeluti dunia perpaja-kan lebih dalam dan menjadi

pegawai di Dispenda, mereka akan mendapatkan pembeka-lan materi perpajakan terlebih dahulu.

Tahun ini target PAD dari sektor pajak sebesar Rp 260 mil-iar, bahkan target tersebut akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

"Tahun depan kami perkira-kan targetnya akan bertambah menjadi Rp 270 miliar, sedang-kan target tahun ini baru tere-alisasi 69 persen, namun kami yakin pasti akan terwujud, meski tidak akan terlampaui seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar-nya.

= ANT/ENDANG SUKARELAWATI/DIK

MALANG - Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang, Jawa Timur, merekrut sejumlah wanita cantik dan paham akan seluk-beluk perpajakan demi mendulang pendapa-tan asli daerah (PAD).

PERTANIAN

Petani Alami Kesulitan Jual Tembakau BOJONEGORO - Sejumlah

petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengalami kesulitan menjual tembakaunya, terutama tembakau rajangan Virginia Voor Oogst (VO), sebab tidak banyak pabrikan melakukan pembelian tembakau pada musim panen tembakau tahun ini.

Seorang petani Desa Brangkal, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro Choirul Anam mengatakan banyak petani di desanya yang kesuli-tan menjual tembakau rajangan Virginia VO, karena di daerahnya hanya ada satu gudang yang mem-buka pembelian tembakau.

"Sepengetahuan saya di desa kami hanya ada satu gudang yang membuka pembelian tembakau.

Itupun untuk bisa sulit terbeli," jelas dia.

Padahal, menurut dia, di tahun-tahun lalu di desanya selalu banyak gudang yang mem-buka pembelian tembakau ketika musim panen, bahkan pedagang luar kota, dari Madura, juga da-erah Jawa Tengah, banyak yang datang untuk melakukan pembel-ian tembakau.

"Saat ini sama sekali tidak ada pedagang luar daerah yang datang untuk melakukan pembel-ian," ujarnya.

Ia menyebutkan harga tembakau rajangan Virginia VO petikan ketiga dan keempat yang merupakan tembakau dengan kualitas terbaik dibeli pedagang

lokal tertinggi sekitar Rp14.000/kilogram, sedangkan di gudang pembelian Rp 20.000/kilogram.

"Banyak petani yang kesulitan menjual tembakaunya, sehingga rata-rata tembakau rajangan yang tidak terjual cukup banyak, seperti saya ini masih memiliki tembakau rajangan yang belum bisa terjual sekitar 2 kuintal," jelasnya.

Dimintai konfirmasi, Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Khoirul Insan, menjelaskan sejumlah gudang sudah mulai membuka pembelian tembakau, di antaran-ya, di Kecamatan Kepohbaru dan Kapas, sejak beberapa waktu lalu.

= ANT/SLAMET AGUS SUDARMOJO/DIK

JEMUR TEMBAKAU. Petani men-jemur daun tembakau di Desa Bawan-gan, Ploso, Jombang, Jawa Timur, Selasa yang lalu.

ant/syaiful arif

KENANG KORBAN PKI

Warga Madiun Gelar Doa Bersama

MADIUN - Sejumlah warga Kabupaten Madiun dan perwak-ilan pemerintah daerah setem-pat menggelar doa bersama di Monumen Kresek, Desa Kresek, Kabupaten Madiun, Jatim, untuk mengenang korban pemberon-takan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mengancam NKRI.

"Doa bersama tersebut untuk mendoakan arwah para korban pemberontakan PKI yang pernah berkuasa di wilayah Madiun pada tahun 1948. Para korban tersebut dikubur di dalam sumur di Desa Kresek, Kecamatan Wungu," ujar Tokoh masyarakat desa setempat, Arjo Tohir, kepada wartawan, Se-lasa (30/9).

Doa bersama tersebut juga sebagai bentuk ucapan syukur karena ideologi Pancasila masih bertahan dan dianut oleh Bang-sa Indonesia hingga saat ini.

Selain menggelar doa bersama, para warga Kabupaten Madiun juga mengibarkan bendera merah-putih setengah tiang, sebagai simbol berkabung atas peristiwa tersebut.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Madiun, Agus Budi Wahyono yang mewakili Pemkab Madiun mengatakan, doa bersama tersebut merupa-kan bagian dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diper-ingati setiap tanggal 1 Oktober.

"Untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila, telah di-

lakukan sejumlah kegiatan. Di antaranya doa bersama untuk mengenang para korban PKI dan upacara bendera di Monu-men Kresek tepat pada hari Ke-satian Pancasila," ujar Agus Budi Wahyono.

Menurut dia, dengan doa bersama dan upacara peringa-tan Hari Kesaktian Pancasila tersebut, akan mengingatkan kepada seluruh warga negara akan pentingnya Negara Kes-atuan Republik Indonesia.

"Diharapkan, masyarakat In-donesia terutama generasi muda tetap mewaspadai paham komu-nis yang dapat mengancam keu-tuhan NKRI," tambah Agus.

Sementara, upacara peringa-tan Kesaktian Pancasila untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang memperta-hankan NKRI dari idelogi komu-nis akan digelar di monumen se-tempat pada Rabu (1/10). Setiap tahun, Monumen Kresek selalu dipilih oleh pemerintah kabu-paten setempat sebagai tempat untuk memperingatinya karena nilai sejarahnya.

Di lokasi tersebut terdapat peninggalan sejarah, yakni be-kas sumur yang digunakan untuk membuang jasad para korban keganasan PKI Madiun. Di sumur tersebut saat ini telah dibangun monumen sebagai peringatan.

= ANT/SLAMET AGUS SUDARMOJO/DIK

Page 10: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 10 Lintas Jatim

3.250 Warga Kota Malang Menganggur

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Malang Kusnadi mengakui PHK terhadap karyawan PT Ben-toel yang mencapai hampir seribu orang pada awal bulan ini men-jadi salah satu pemicu bertam-bahnya angka pengangguran di daerah itu.

"Meski angka pengangguran tahun ini bertambah, jumlahnya masih lebih tinggi tahun lalu, bahkan angka pengangguran yang saat ini mencapai 3.250 itu mengalami penurunan sekitar lima persen dari tahun sebelumn-ya. Warga yang masih mengang-gur ini dari semua jenjang lulu-san, mulai SD hingga perguruan tinggi," ujarnya.

Ia mengatakan untuk menga-tasi jumlah pengangguran terse-but, Disnaker sudah melakukan banyak upaya, termasuk mem-berikan bekal pada mereka berupa pelatihan berbagai keterampilan. Dengan adanya pelatihan keter-ampilan tersebut, mereka yang masih belum bekerja di sektor formal diharapkan bisa membuka usaha dan memberikan peluang bagi warga lain untuk mendapat-

kan pekerjaan.Hanya saja, lanjutnya, pelati-

han yang digelar Disnakertrans tersebut masih belum bisa mak-simal karena terbentur anggaran. Dana dari APBD 2014 yang difokus-kan untuk pelatihan bagi warga yang belum bekerja masih terbatas, yakni sebesar Rp 1,5 miliar.

"Kami berharap tahun depan anggaran yang diplot untuk ber-bagai pelatihan dan kegiatan lain yang bersentuhan dengan peningkatan kapasitas dan ket-erampilan warga bertambah, pal-ing tidak bisa mencapai lebih dari Rp 4 sampai Rp 5 miliar, sehingga warga yang mendapatkan kesem-patan pelatihan lebih banyak dan keterampilan yang diajarkan be-ragam," katanya.

Selain melalui pelatihan yang diharapkan mampu membuka peluang usaha baru, Disnaker-trans juga berharap banyaknya pembangunan pertokoan dan mal di daerah itu mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, sehing-ga mampu menekan laju angka pengangguran di kota pendidikan tersebut.

= ANT/ENDANG SUKARELAWATI/DIK

MALANG - Sedikitnya 3.250 warga Kota Malang, Jawa Timur, hingga saat ini masih menganggur, bahkan jum-lahnya bertambah setelah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan PT Bentoel Internasional Inves-tama Tbk belum lama ini.

JELANG IDUL ADHA

Polres Belum Tetapkan Tersangka Penggelonggong Sapi NGAWI - Kepolisian Re-

sor (Polres) Ngawi, Jawa Timur, belum menetapkan tersangka dalam kasus penggelonggongan sapi yang digerebek oleh petugas gabungan Pemkab dan polisi setempat pada Kami (25/9).

"Kami belum menentukan tersangka. Polisi masih menye-lidiki kasus tersebut lebih lanjut," ujar Kapolres Ngawi AKBP Valentino Alfa Tatareda, kepada wartawan, Selasa (30/9).

Menurut dia, belum adanya tersangka dalam kasus tersebut karena pihaknya masih menung-

gu hasil uji laboratorium tentang kondisi daging sapi yang diaman-kan sebagai barang bukti.

Meski demikian, pihaknya mengaku telah memeriksa pe-milik rumah pemotongan hewan (RPH) ilegal yang diduga mela-kukan praktik penggelonggongan sapi sebelum disembelih. Adapun saksi yang diperiksa adalah Sukamto.

"Setelah mendapatkan hasil dari laboratorium dan keterangan saksi, baru polisi akan mengem-bangkan kasus tersebut dengan menetapkan tersangka," kata dia.

Nantinya, lanjut AKBP Val-entino, tersangka dalam kasus tersebut akan dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Kesehatan.

Seperti diketahui, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Dinas Peternakan, dan polisi setempat telah menggerebek rumah pemo-tongan hewan ilegal di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, karena diduga melakukan praktik sapi gelonggongan. Rumah pemo-tongan tersebut telah beroperasi lebih dari dua tahun lalu.

Dari kegiatan tersebut, petugas berhasil mengamankan enam ekor sapi. Dua ekor sapi di antaranya telah mati akibat digelonggong, dua ekor sapi dalam keadaan sekarat setelah digelonggong yang akhirnya juga mati, dan dua ekor lainnya masih sehat.

Sesuai informasi, sapi-sapi tersebut sore hari digelong-gong dengan air hingga sekarat. Setelah mati, sapi-sapi tersebut baru disembelih pada malam harinya.

Setelah diperiksa oleh petu-

gas Dinas Peternakan setempat, bangkai sapi-sapi tersebut dinya-takan positif telah digelonggong. Sebab, dari hidung dan mulut sapi terus mengeluarkan air. Bangkai sapi-sapi tersebut akhir-nya dikubur agar dagingnya tidak dijual di pasaran.

Polisi dan pemkab setempat masih menyelidiki kasus itu guna mencari pihak-pihak bertang-gung jawab dari praktik ilegal tersebut. Adapun, penggerebekan RPH ilegal tersebut berdasarkan informasi dari warga sekitar.

= ANT/SLAMET AGUS SUDARMOJO/DIK

ANTISIPASI KEPUNAHAN TUMBUHAN

Indonesia Harus Punya Bank Gen-Spesies

MALANG - Peneliti Univer-sitas Ma Chung Malang, Jawa Timur, Leenawaty Limantara menyatakan Indonesia harus segera memiliki data base atau bank gen dan spesies untuk tum-buh-tumbuhan agar suatu saat bisa dikembangkan kembali dan tidak sampai punah.

"Setahu saya, sampai seka-rang Indonesia belum memi-liki bank gen maupun spesies tumbuhan yang banyak hidup di seluruh wilayah Nusantara, sehingga banyak spesies langka yang tidak terproteksi dan akhir-nya mati dengan sendirinya dan punah," katanya di Malang, Se-lasa (30/9).

Ia mengemukakan spesies yang terancam kehidupannya itu kaya akan manfaat untuk dunia kesehatan maupun sebagai buah yang bisa dimakan langsung, bahkan bisa dikembangkan dan dibudidayakan untuk menjadi bahan baku obat-obatan, jamu, makanan hingga dimakan seba-gai buah-buahan.

Namun, tanaman langka ini tidak diproteksi oleh pemerin-tah dan akhirnya hilang dengan sendirinya, bahkan punah. Se-mentara pemerintah maupun institusi lainnya tidak memiliki data base khusus gen dan sp-esies, sehingga tidak bisa dikem-bangkan lagi.

"Seharusnya, pemerintah yang mengamankan dan mem-proteksi berbagai spesies terse-but agar tidak sampai punah. Paling tidak ada bank spesies dan gen agar pada saat dibu-tuhkan pengembangannya bisa langsung dilakukan," kata Rektor Universitas Ma Chung Malang itu.

Bahkan, bila perlu kerja sama dengan luar negeri atau antarpemerintah dan ini harus diupayakan, bahkan menjadi diprioritaskan. Hanya saja, ka-tanya, kalaupun dikerjasamakan antarpemerintah, harus ada ket-erbukaan.

= ANT/ENDANG SUKARELAWATI/DIK

ant/sahrul manda tikupadangPEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN KURBAN. Petugas Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Peternakan Kota Makassar memasang label kesehatan pada sapi kurban di Makassar, Sulsel, Senin (29/9). Pemeriksaan tersebut untuk mengantisipasi munculnya gangguan kesehatan warga akibat mengkonsumsi daging hewan kurban.

Page 11: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 11Lintas Jatim

BPLS Belum Bisa Lakukan Perbaikan Tanggul Lumpur

Humas BPLS Dwinanto P saat dikonfirmasi mengatakan saat ini pihaknya memang belum bisa melakukan pengerjaan perbaikan tanggul karena ada larangan dari warga.

"Dalam pertemuan antara warga dengan Bupati Sidoarjo beberapa waktu lalu, warga me-ngaku masih belum memperbo-lehkan kami melakukan aktivitas di tanggul jika pembayaran ganti rugi belum dilakukan," katanya, Selasa (30/9).

Dwinanto mengatakan pihak-nya tidak bisa berbuat banyak karena adanya larangan warga

untuk melakukan aktivitas pen-anggulan dan juga mengalirkan semburan lumpur Lapindo ke Kali Porong.

"Kami tetap menghormati apa yang menjadi keinginan warga. Kami berharap segala permasala-han terkait dengan pembayaran ganti rugi bisa segera selesai agar kami bisa kembali bekerja," tam-bahnya.

Pihaknya juga siap menjalan-kan keputusan apapun tentang penanganan korban Lumpur Lap-indo, termasuk kebijakan dari pe-merintah pusat yang saat ini pada tahap penyusunan proses penye-

lesaian."Sekarang prosesnya sedang

penyusunan kebijakan. BPLS akan melaksanakan apapun hasil kebi-jakan tersebut," ujar Dwinanto.

Menurut ia, BPLS masih me-nunggu hasil rapat lanjutan terkait dengan teknis pemba-yaran ganti rugi kepada warga korban lumpur yang ada di dalam peta area terdampak.

"Intinya kami siap untuk melakukan instruksi dari pusat. Bagaimanapun bentuknya kami siap untuk melakukan penye-lesaian ganti rugi sesuai yang diinstruksikan dari pusat," kata-nya.

Sesuai hasil keputusan rapat kerja BPLS dengan pihak terkait di Kementerian Pekerjaan Umum pada 24 September lalu, Menteri PU Djoko Kirmanto selaku Ketua Dewan Pengarah BPLS akan mem-

bawa dan melaporkan masalah itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam rapat kerja tersebut disampaikan tentang kepastian penanganan masalah lumpur Lapindo, yakni pemerintah akan mengambil alih sisa pembayaran korban Lapindo yang masih men-capai 20 persen atau sekitar Rp 781 miliar.

Pada kesempatan tersebut juga disepakati dua opsi, yakni pertama, pemerintah akan mem-bayar dana talangan kepada war-ga terdampak, kemudian Lapindo yang akan membayar kepada pe-merintah.

Opsi kedua, penyelesaian pembayaran akan diambil alih oleh pemerintah dan sebagian aset dalam PAT 22 Maret 2007 akan menjadi milik pemerintah.

= ANT/INDRA SETIAWAN/DIK

SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo hingga kini belum bisa melakukan perbaikan tang-gul penahan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, karena belum selesainya proses pembayaran ganti rugi kepada warga.

ant/hendra sonieTANGGUL LAPINDO JEBOL. Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) memeriksa tanggul Lumpur Lapindo yang jebol di titik 68, Gem-polsari, Porong, Sidoarjo, Jatim, beberapa hari yang lalu. Jebolnya tanggul di titik 68 dikarenakan BPLS tidak dapat melakukan pemeliharaan tanggul selama 4 bulan ini, akibat blokade warga dengan menutup akses masuk ke Lumpur Lapindo, terkait permasalahan antara warga dan PT Lapindo Brantas yang belum

KASUS PEMERASAN

56 Lurah Diawasi

MALANG - Inspektorat Kota Malang, Jawa Timur, akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap kinerja 56 lurah yang ada di daerah itu, setelah terkuak adanya seorang lurah yang memeras warganya.

"Kasus dugaan pemer-asan yang dilakukan Lurah Purwantoro ini bisa menjadi acuan kami untuk melaku-kan pemeriksaan terhadap 56 lurah lainnya. Kami juga akan memaksimalkan pengawasan agar ketika ada penyimpangan kinerja bisa diungkap sece-patnya," tegas Kepala Inspek-torat Kota Malang, Subari di Malang, Selasa (30/9).

Ia mengakui selama ini sa-ngat sulit menemukan penyim-pangan. Terungkapnya kasus pemerasan yang dilakukan Lurah Purwantoro, beberapa waktu lalu karena adanya cam-pur tangan alias laporan dari warga, jika tidak ada warga yang melapor, akan sulit mengung-kap penyimpangan.

Sebab, katanya, anggaran untuk operasional kelurahan sudah dianggarkan dari APBD Pemkot Malang, namun kalau ada sumber lain yang lebih besar dan digunakan untuk biaya operasional kelurahan yang tidak semestinya, pasti Inspektorat akan melakukan penelusuran lebih dalam lagi.

Lurah Purwantoro, Suhar-noto diduga telah memeras warganya yang bernama Su-parno (51). Suparno mengurus surat keterangan peningkatan status tanahnya dari sertifikat hak guna bangunan (HGB) menjadi sertifikat hak milik (SHM) yang dikenakan biaya sebesar satu persen dari harga nilai jual objek pajak (NJOP) yang mencapai Rp 8,4 juta, namun ditawar oleh Suharno-to, sehingga disepakati hanya sebesar Rp 7,4 juta.

Suharnoto tertangkap tan-gan ketika korban menyerah-kan biaya pengurusan sebesar Rp7,4 juta di kantor kelurahan setempat. Namun, belum lama memegang uang tersebut, polisi menangkap Suharnoto dan dijebloskan ke penjara sejak Rabu (17/9).

Lebih lanjut, Subari menga-takan sebenarnya bukan hanya 56 lurah saja yang menjadi bidikan pengawasan secara ketat, tapi semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga menjadi bidikan Inspektorat.

= ANT/ENDANG SUKARELAWATI/DIK

Page 12: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 12PROBOLINGGO RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III ProbolinggoKORA N MADURA12

“Bedak-bedak itu bukan tidak dipakai, tetapi memang tidak ada pedagang yang menyewa,” ujar seorang PKL di kawasan termi-nal Bayuangga Kota Probolingo, Khosin, kepada wartawan, Selasa (30/9).

Enggannya para pedagang menyewa bangunan tersebut, karena memang kondisinya sepi pembeli. Sehingga mereka tidak mau menyewa tempat itu. “Ham-pir setiap hari di kawasan itu sepi pembeli,” terang dia.

Sepinya para pembeli, karena

kebanyakan penumpang bis tidak masuk ke areal sub terminal an-gkot itu. Mereka lebih memilih turun di areal bis. “Jarang sekali penumpang yang masuk kesana,” katanya.

Bahkan, penumpang yang hendak naik angkot kebanyakan menunggunya di luar. Sehingga kondisi sub terminal itu sepi dan berpengaruh terhadap nasib PKL. “Siapa yang mau menem-pati bedak yang sepi pembelinya,” tandas PKL lainnya, Munir.

Karena bedak-bedak itu tidak

ada yang menyewa, kondisinya terlihat kotor. Bahkan, sejumlah bangunannya banyak yang rusak. Seperti banyak genteng yang pec-ah dan lantai retak.

Sementara itu, pantauan di lapangan, kondisi bangunan bedak itu terlihat kotor. Dimana-mana banyak debu dan sampah. Bahkan, sebagian bangunannya banyak yang rusak. Berdasarkan data, bedak-bedak itu dibangun agar PKL terlihat tertib.

Namun, upaya itu bukan memperindah pemandangan ka-wasan terminal, malah kawasan itu semakin kumuh. Sehingga pembangunan bedak-bedak PKL itu terkesan sia-sia, karena sudah bertahun-tahun bangunan terse-but tidak ditempati.

=MUHAMMAd SUgIANTO

Kondisi Bedak PKL MemprihatinkanLama Tak Dipakai, Tak Ada Pedagang Menyewa PROBOLINGGO – Kondisi bangunan bedak Pedagang Kak Lima (PKL) di kawasan terminal Bayuangga Kota Probolinggo kian memprihatinkan. Bahkan, kondisi ban-gunannya sudah banyak yang terlihat rusak, karena lama tidak dipakai.

MEMPRIHATINKAN. Kondisi bangunan bedak PKL di Terminal Bayuangga sudah banyak yang terlihat rusak, karena lamanya bedak tersebut tidak dipakai.

KESEHATAN

Dinkes Minta Warga Waspada Panca RobaPROBOLINGGO - Memasuki

musim panca roba atau peralihan musim dari kemarau menuju musim penghujan, Dinas Kes-ehatan Kabupaten Probolinggo mengharapkan kepada warga masyarakat untuk bersikap waspada dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Kepala Dinas Kesahatan Kabupaten Probolinggo, Shodiq Tjahjono melalui Kepala Bidang

Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan, dr. Dyah Kuncarawati mengatakan bulan ini sudah memasuki musim panca roba, dari kemarau ke musim hu-jan. Menghadapi peralihan musim ini warga untuk lebih meningkat-kan daya tahan tubuhnya.“Musim panca roba rentan tubuhini ter-jangkit penyakit,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (30/9).

Menghadapi panca roba ini,

kata dia, kesehatan tubuh ini perlu diperhatikan dengan meng-konsumsi makanan dan minu-man yang sehat. Sehingga tubuh kita akan terpelihara. “Makanan yang sehat tidak harus mahal. Namun kandungan makanan itu harus memenuhi unsur yang dibutuhkan tubuh, termasuk protein dan karbohidrat,” terang dr. Diah Kuncarawati.

dr. Dyah Kuncarawati me-

nambahkan, penyakit yang rent-an menyerang manusia di musim panca roba ini, seperti penyakit diare, pernafasan. Penyakit terse-but tidak hanya menyerang orang dewasa, namun anak kecil pun juga bisa terjangkit.“Apalagi saat ini musim mulai panas dan angin yang kecang, Sehingga tubuh ini terkadang mengalami demam,” ucapnya.

Dikatakan, agar tubuh ini

tetap sehat selain mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi dan vitamin. Pihaknya men-yarankan untuk berolahraga, karena dengan berolahraga lemak dalam tubuh kita akan kelura melalui keringat.“Sebelum terjatuh sakit, lebih baik mencegahnya terlebih dahulu dengan menyehatkan tubuh,” tegas dr. Dyah Kuncarawati.

=MAHfUd HIdAyATUllAH

PROBOLINGGO – Diduga la-lai mengoperasikan alat berat, sebuah eskavator terperosok ke dasar sungai di simpang lima Geladak Serang Kelurahan Kani-garan Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, Senin (29/9) kemarin.

Peristiwa itu terjadi, saat es-kavator yang di operatori Yusuf melakukan pekerjaan pengeru-kan sungai simpang lima Ge-ladak Serang yang selama ini kerap menjadi langganan ban-jir. Karena terlalu dekat dengan bibir sungai, akhirnya tanah menjadi longsor. Dan membuat eskavator terperosok ke dasar sungai hingga menenggelamkan operatornya.

Yusuf (35) warga Alas Tlogo Kecamatan Grati Kabupaten Pas-uruan, nyaris meregang nyawa setelah tubuhnya terjebak di dalam eskavator yang dikemudi-kan selama kurang lebih tiga pu-luh menit.

Beruntung pekerja lain ber-sama warga sekitar berhasil

mengevakuasi korban dari dalam kemudi eskavator. Hanya saja, kondisi tubuh korban dalam keadaan lemas. Selanjutnya, menggunakan mobil unit Laka Lantas Polres Probolinggo Kota langsung membawa korban ke RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo.

Polisi yang datang ketempat kejadian perkara langsung me-minta keterangan dari beberapa saksi, terutama rekan kerja kor-ban. Salah satu rekan korban Udin (30) menjelaskan sewaktu kejadian kondisi korban masih berada dalam eskavator yang di-operatorinya.

”Kondisi korban terjepit di dalam eskavator. Peker-jaan sudah finishing, cuma untuk meratakan tanah pengerukan,”ucapnya.

Hingga kini, kasus tersebut dalam penyelidikan Satuan Re-serse Kriminal (Satreskrim) Pol-res Probolinggo Kota, apakah ada unsur kelalaian atau tidak.

=M. HISBUllAH HUdA

KECELAKAAN KERJA

Operator Eskavator Nyaris Meregang Nyawa

TERJUN BEBAS. Eskavator terperosok ke dasar sungai simpang lima Ge-ladak Serang saat melakukan pekerjaan pengerukan.

Page 13: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 13Probolinggo

Kepala Badan Penanggu-langan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Dwi-joko Nurjayadi mengatakan wilayah Kabupaten Probolinggo setidaknya terdapat dua belas sungai yang mengaliri 24 ke-

camatan. Berdasarkan tahun lalu, sun-

gai-sungai tersebut hanya ada satu sungai yang menyebabkan dampak banjir. Yakni sungai Ka-lianan Desa Kalianan Kecamatan Pakuniran. Meski menyebab-

kan banjir, penyebabnya bukan karena dangkal tetapi karena kiriman air dari Kecamatan Pai-ton, Tiris, Krucil yang berakibat debet air menjadi meningkat. “Karena meningkat, maka ke-dalaman sungai tidak mampu menerima air," jelas Dwi Joko Nurjayadi, kepada wartawan, Se-lasa (30/9).

Dwi Joko Nurjayadi me-nambahkan, karena alasan itulah maka Pemkab mengang-gap belum perlu melakukan normalisasi. Prinsip normal-

isasi adalah mengeruk tanah di dalam sungai agar sungai tam-bah dalam.

“Saat musim kemarau, nor-malisasi sungai akan dilakukan untuk mencegah banjir atau air sungai meluap. Jika sudah de-mikian, perlu dilakukan normal-isasi," terangnya.

Untuk melakukan normal-isasi, lanjutnya, anggaran yang dibutuhkan relatif besar. Untuk sungai-sungai di wilayah Kabu-paten Probolinggo setidaknya membutuhkan dana sebesar Rp

200 juta dengan panjang sun-gai mencapai dua kilometer. "Makanya saat ini, kami anggap tidak perlu," tandas Dwi Joko Nurjayadi.

Sungai yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo, menu-rut Dwi Joko Nurjayadi, dinilai masih stabil kondisinya dan tidak perlu untuk dilakukan pengerukan sungai.”Yang jelas, pemkab tidak ada upaya untuk melakukan normalisasi,” im-buhnya.

=MAHfUd HIdAyATUllAH

Tidak Ada Alokasi Anggaran Normalisasi SungaiKepala BPBD: Anggaran yang Dibutuhkan Relatif BesarPROBOLINGGO - Pemkab Probolinggo tidak men-galokasikan anggaran untuk normalisasi sungai di wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai-sungai yang ada saat ini tidak mengalami pendangkalan. Sehingga pemkab beralasan belum perlu mengalokasikan nor-malisasi.

PROBOLINGGO – Isu penculikan anak di Kota Probolinggo, belakangan semakin meresahkan masyarakat. Bahkan, hampir setiap hari isu tersebut jadi perbincangan. Tak heran, jika beberapa insiden penculikan yang terjadi di wilayah Kota Probolinggo itu kemudian menjadi perhatian para akademisi.

Salah satunya seorang dosen Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo, Eko Wahyono. Menurut dia, peristiwa tersebut tidak hanya menjadi tanggung-jawab pihak kepolisian, tetapi itu juga menjadi peran serta orangtua untuk melakukan pengawasan terhadap anaknya.

“Kejadian ini tidak harus menjadi beban pihak ke-polisian, tetapi ini juga menjadi tanggungjawab pihak orangtua,” tandasnya kepada wartawan, Selasa (30/9).

Eko sendiri mengaku tidak seratus persen percaya dengan adanya kejadian tersebut. Walaupun sejumlah media telah mempublikasikannya. Alasannya, setiap kejadian, selalu saja pihak yang berwajib kehilangan jejak. “Secara politis bisa saja isu itu hanya sebuah pen-galihan saja,” katanya.

Namun, kata dia, isu tersebut perlu adanya antisipa-si. Sehingga masyarakat, terutama kalangan orangtua tidak semakin resah. “Antisipasinya masyarakat harus melakukan pengawasan terhadap anaknya,” imbuhnya.

Pengawasan itu dilakukan tidak hanya pada saat anak pergi sekolah. Tetapi juga terhadap pergaulan anak dalam menghadapi jaman modernisasi yang bisa mempengaruhi terhadap mental. Salah satu contoh, anak sekolah yang membawa handphone.“Alat perangkat komunikasi itu bu-kan hal aneh sekarang,” terang dia.

Bahkan, membawa handphone itu tidak hanya dibawa oleh siswa SMA, tetapi siswa SD kini sudah ban-yak yang membawanya ke sekolah. “Memang itu ada dampak positif dan negatifnya,” timpalnya.

Orangtua yang membekalinya alat komunikasi pada anak SD, karena ingin tahu tentang keberadaan anakn-ya. Dengan alat tersebut, pihak orangtua dengan mu-dah melakukan komunikasi. =MUHAMMAd SUgIANTO

Penculikan anak

Jadi Perhatian Akademisi

PROBOLINGGO - Perbai-kan jalan raya Dringu Kabupaten Probolinggo,membuat pengusaha toko, warung dan bengkel yang ada di lokasi terpaksa harus menutup usahanya. Mereka terhalang dengan adanya pengerjaan proyek tersebut.

Maki (40) salah satu pengusaha toko peracangan mengatakan, untuk sementara waktu dalam pengerjaan jalan yang ada di depannya sengaja menutup usahanya. Sebab ruas jalan dilakukan pengerukan. “Mau lewat dimana pembelinya, kalau jalannya digali dengan kedalaman sampai lima

puluh centimer,” terangnya kepada wartawan, Selasa (30/9).

Menurutnya, memilih menutup usahanya lantaran pembeli merasa terganggu dengan perbaikan jalan tersebut, dan terpaksa harus libur bekerja selama tiga hari. “Pengerjaam pengerukan untuk jalan rampung, saya akan membuka kembali,” ucap Maki.

Sementara itu, Benol (38) pemilik bengkel sepeda motor yang juga ikut menutup usahanya mengaku, jika pengerukan dan perbaikan jalan dilakukan dengan sendirinya akan menutup bengkelnya. “Kalau bisa

pengerjaannya tidak berlangsung lama, dan segera selesai. Sehingga kegiatan ekononomi masyarakat tidak terhambat,”tandasnya.

Menanggapi hal itu, salah satu pekerja proyek Usman, mengaku kalau pengerjaan proyek di ruas jalan Dringu ini akan berakhir di Dusun Parsean Desa Tamansari Kecamatan Dringu. Terlebih dahulu, harus dilakukan pengerukan dan pemadatan di sebelah sisi utara. “Selesai dikerjakan, akan beralih kesisi selatan, Selanjutnya akan dilakukan pengaspalan,” jelasnya.

=MAHfUd HIdAyATUllAH

PeRBaikan Jalan

Pengusaha Pilih Tutup Usaha

MENGGANGGU. Pengerjaan ruas jalan Dringu Kabupaten Probolinggo berdampak pada pengusaha yang menutup usahanya.

Page 14: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 14 Probolinggo

Karena pihak pemilik stan yang terbakar diduga memonop-oli dan menguasai stan hingga akhirnya pihak pasar yang dban-tu aparat Satpol PP Kabupaten Probolinggo menyegel empat stan yang ada, Selasa (30/9).

Petugas gabungan mulai dari UPTD Pasar Leces, Satpol PP, Kepolisian, dan unsur TNI men-datangi empat stan yang selama ini menjadi sengketa. Empat stan tersebut, selama beberapa tahun menjadi sengketa. Karena hanya dikuasai satu orang, yakni H. Misyadi (48) yang dikuasakan kepada Misyono (45).

Seharusnya empat stan terse-but, diatas namakan Zainul Haq Juhairiyah (35) yang merupakan korban pemilik stan koperasi dan perpustakaan pasar yang ikut ter-bakar beberapa tahun yang lalu. Dalam penjagaan ketat aparat, penyegelan nyaris tak ada perla-wanan dari pihak yang selama ini

menguasai empat stan tersebut.Menurut Husni, Kabid Di-

nas Pendapatan Kabupaten Probolinggo, mengatakan usai terbakarnya pasar Leces Ka-bupaten Probolinggo, banyak dugaan calo-calo stan pasar yang menjanjikan akan menda-pat tempat berjualan.

”Pihak kami memfokuskan stan-stan tersebut untuk para pedagang lama yang menjadi korban kebakaran,”tandasnya.

Sementara itu, Kepala Sat-

pol PP Kabupaten Probolinggo, Ahmad Aruman, mengungka-pkan kepemilikan empat stan tersebut, sudah jelas melanggar paraturan daerah (perda) hingga pihaknya harus menyegel.

“Aparat meminta agar orang yang menguasai stan, segera membongkar rolling door yang sudah terlanjur dibangun. Jika tidak, maka dalam tiga hari kedepan akan di bongkar petugas,”tegasnya.

=M. HIsBUllAH HUdA

Empat Stan Pasar Leces DisegelDiduga Pemilik Lakukan MonopoliPROBOLINGGO – Pasca kebakaran pasar Leces Kabupaten Probolinggo beberapa tahun yang lalu, usai dibangun kini malah terjadi sengketa antara pemilik stan yang terbakar dengan pihak pasar.

DISEGEL. Empat stan yang menjadi sengketa pasca kebakaran yang mel-anda pasar Leces Kabupaten Probolinggo beberapa tahun lalu.

PROBOLINGGO – Aksi trek-trekan di wilayah hukum Polres Probolinggo Kota semakin marak. Maraknya para komunitas motor itulah menjadi salah satu peluang terjadinya aksi balapan liar atau trek-trekan.

“Kami akan berusaha meng-hentikan seluruh aktivitas-aktiv-itas aksi balapan liar atau trek-trekan di jalanan umum,” tandas AKP.Mellysa Amalia, kepada se-jumlah wartawan, Selasa (30/9).

Perempuan yang baru dua pe-kan memimpin Satlantas Polres Probolinggo Kota ini menegas-kan, pemilik bisa mengambil ken-daraannya, asalkan melengkapi onderdil kendaraan serta mem-buat surat peryataan, untuk tidak mengulangi aksi balap liar.

“Usia rata-rata dari pengen-dara ini masih remaja, sekitar yakin usia 18-20 tahun. Mereka melakukan ini, karena ingin men-unjukkan jiwa mudanya yang me-nyukai tantangan,” ujarnya.

Apalagi saat tengah malam dan malam minggu, trek-trekan sangat mengganggu warga. Keg-iatan mereka sering membahaya-kan masyarakat. Bahkan suara knalpot mereka brong sehingga mengganggu masyarakat di malam hari. Sikap mereka di jalan raya sangat mengganggu peng-guna jalan raya.

Untuk mengantisipasi makin maraknya aksi trek-trekan yang mengganggu ini, pihaknya gencar melakukan penertiban. Operasi dilaksanakan guna menertibkan kendaraan yang digunakan untuk balapan liar dan yang mengguna-kan knalpot brong.

“Kami kadang kewalahan karena para pelaku sering kali melakukan aksinya berpindah-pindah dan kucing-kucingan, se-hingga kami kesulitan mengaman-kan mereka,” jelas AKP. Mellysa Amalia.

Selain itu, untuk mencegah maraknya balap liar, pihak ke-polisian meningkatkan razia di titik-titik rawan. Terbukti dalam dua minggu operasi yang dilaku-kan anggota Satlantas Polres Probolinggo Kota beserta unit ke-satuan yang lain, mampu menga-mankan puluhan kendaraan yang akan melakukan balap liar.

Puluhan kendaraan yang terjar-ing dalam operasi, tidak dilengkapi dengan surat-surat kendaraan, dan mayoritas berknalpot brong. pu-luhan motor tersebut, diamankan hingga proses persidangan.

Sementara untuk mengambil kendaraan tersebut, pemilik harus menunggu hingga proses sidang, dan melengkapi onderdil kend-araan sesuai dengan standart.

=M. HIsBUllAH HUdA

BALAPAN LIAR

Puluhan Motor Diamankan Petugas

PROBOLINGGO – Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo melakukan evaluasi terhadap kampung hijau, bersih, dan indah (KAHBI). Evaluasi itu dilakukan terkait penilaian lomba di tiap RW dan Kelurahan di Kota Probolinggo.

Kepala BLH Kota Probolinggo, Budi Krisyanto saat dikonfirmasi wartawan melalui Kabid P3KLH, Dwi Agustin Rahayu menjelas-kan, evaluasi itu dilakuan guna meninjau langsung kondisi ling-kungan kampung yang menjadi peserta lomba KAHBI. “Kita lihat kondisinya secara langsung di lapangan,” tandasnya, kemarin.

Menurut dia, ada beberapa aspek yang dinilai. Yakni tentang pengelolaan sampah, sumber daya alam (SDA) dan peman-faatan lingkungan yang ada serta lembaganya. “Lembaga itu seperti kader lingkungan, seperti structural RW yang ada di ling-kungan itu,” katanya.

Dengan adanya kader ling-kungan tersebut, mereka bisa melakukan pengalian potensi lingkungan yang ada. Untuk melakukan penggalian potensi lingkungan itu, membutuhkan kesadaran dari masing-masing masyarakat. “Seperti pengalo-han sampah. Setiap RT dan RW setempat bisa memanfaatkan pekarangannya untuk dijadikan rumah kompos,” katanya.

Dengan adanya rumah kompos atau bank sampah, kata Dwi Agustin,akan menggugah masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap lingkungannya.

Sementara itu, berdasarkan data, lomba KAHBI itu terdiri dari 29 pesera yang dari kelurahan yang ada di Kota Probolinggo. Namun dari jumlah Kelurahan tersebut, hanya dua kelurahan yang tidak bisa mengkuti KAHBI karena factor potensi lingkungannya yang tidak bisa dikelola dengan baik.

=MUHAMMAd sUgIANTO

PENILAIAN RW DAN KELURAHAN

BLH Evaluasi KAHBI

DISITA. Puluhan motor yang berhasil diamankan dari hasil operasi aksi trek-trekan selama dua pekan.

Page 15: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III 15 lahragaKORAN

MADURARABU 1 OKTOBER 2014 No. 0453 | TAHUN III 15

LONDON - Gelandang Arse-nal Aaron Ramsey harus absen selama satu bulan setelah men-galami cedera hamstring yang didapatnya saat bermain im-bang 1-1 melawan Tottenham Hotspur pada akhir pekan lalu. Sedangkan di Chelsea, pemain senior Didier Drogba juga harus absen beberapa pekan karena mengalami cedera engkel. In-formasi itu disampaikan pelatih Arsenal Arsene Wenger dan pelatih Chelsea Jose Mourinho secara terpisah Senin (29/9).

Akibat cedera tersebut, Arsene Wenger tidak akan memasang Ramsey pada laga Liga Champions melawan Galatasaray pada Rabu (1/10) malam waktu setempat atau Kamis (2/10) dini hari WIB serta pertandingan melawan Chelsea di ajang Liga Utama Inggris Minggu (5/10) men-datang. Selain itu, pemain ini juga bakal absen pada pertandingan-pertandingan melawan Hull City dan Sun-derland di Liga Utama Inggris serta melawan Anderlecht di ajang Liga Champions selama bulan Oktober ini.

Cederanya Ramsey mem-perpanjang daftar pemain cedera Arsenal. Mereka sudah

kehilangan Jack Wilsehere dan Mikel Arteta yang juga men-galami cedera saat melawan Tottenham. Kedua pemain ini diragukan bisa tampil pada laga melawan Galatasaray dan juga laga “big match” melawan Chelsea akhir pekan ini.

Sebelumnya, mereka sudah kehilangan dua bek Mathieu Debucy dan Nacho Monreal serta Laurent Koscielny yang masih dirawat karena ber-masalah pada achilesnya.

Sementara dari Chelsea dilaporkan, pemain veteran klub asal London Barat itu, Didier Drogba mengalami cedera engkel saat menjalani sesi latihan bersama “The Blues”. Akibatnya, pemain internasional Pantai Gading ini harus absen pada pertandingan melawan Sporting Lisbon di ajang Liga Champions, Selasa (30/9) malam atau Rabu (1/10) dini hari WIB nanti.

Dengan absennya Drogba, maka pelatih Jose Mourinho hanya memiliki Loic Remi untuk melapis Diego Costa yang dipastikan akan tampil pada laga dini hari nanti, meski kebugaran pemain internasion-al Spanyol ini masih diragu-kan. Pasalnya, cedera pemain kelahiran Brasil ini belum pulih benar.

“Drogba harus absen be-berapa pekan. Dia mengalami masalah engkel pada sesi latihan. Cedera ini membuatnya tidak mungkin pergi ke Lisbon dan saya kira belum akan pulih pada Minggu (saat Chelsea menantang sesama tim asal

London, Arsenal),” kata Jose Mourinho.

=SKY SPORTS/CAROL AJI

Pemain Cedera

Aaron Ramsey dan Drogba Cedera

Sekelompok pendukung Manches-ter United (MU) menerbangkan sebuah spanduk yang isinya meminta Ronaldo untuk pulang ke kandang di atas Stadion El Madrigal saat Real Madrid menang 2-0 atas Villarreal akhir pekan lalu. Ronaldo pernah berseragam MU pada periode 2003-2009 sebelum akhirnya pindah ke Santiago Bernabeu.

Kabar tentang hengkangnya Ronaldo ke Old Trafford mencuat setelah dia mengaku tidak bahagia dengan kebija-kan Madrid yang menjual Angel Di Maria dan Xabi Alonso pada jendela musim panas 2014 serta Mesut Oezil tahun lalu. Tetapi kondisi Ronaldo saat ini sudah berbeda dari beberapa bulan lalu.

“Sangat jelas bahwa Manchester United terus membiarkan isu ini bergulir karena mereka memang sangat tertarik pada Cristiano Ronaldo. Ronaldo ber-mimpi dan ingin kembali ke Manchester United. Ini hanya masalah waktu, tetapi menurut saya, orang-orang bisa salah,” ujar Balague.

Dia melanjutkan, “Banyak orang ingin perpindahan Ronaldo ke MU bisa terjadi pada jendela transfer musim dingin Januari mendatang, kalau mung-kin. Tetapi ini tidak akan terjadi. Kalau musim panas nanti? Saya juga berpikir itu tidak akan terjadi. Madrid tidak memiliki niat apapun untuk menjual Cristiano Ronaldo musim panas tahun depan.”

Menurut dia, peluang Ronaldo kem-bali ke Old Trafford baru bisa terjadi dua tahun mendatang ketika usianya sudah menginjak 31 tahun. “Ketika itu baru Real Madrid akan berkata, oke, bila kami bisa mendapatkan uang dari dia akan sangat brilian. Dia sudah berbuat banyak untuk kami dan sudah saatnya untuk melangkah maju. Sekali lagi, menurut saya, ini belum akan terjadi musim pa-nas tahun depan. Semua pendukung MU harus bersabar sedikit,” imbuhnya.

=SKY SPORTS/CAROL AJI

Ronaldo Impikan Pulang ke Old Trafford

MADRID - Gosip kembalinya Cristiano Ronaldo ke Old Trafford kembali mencuat. Tetapi, menurut pengamat sepakbola Spanyol Guillem Balague, hal itu tidak mungkin terjadi dalam dua tahun ke depan. Pasalnya, Real Madrid tidak akan melepas pemain terbaiknya tersebut.

Page 16: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III16

WAYNE ROONEY

KORAN MADURA

16RABU 1 OKTOBER 2014 No. 0453 | TAHUN III

Aaron Ramsey dan Drogba Didera CederaOlahraga | 15

BACA JUGA

Publik St James Park pun mendesak manajemen klub un-tuk memecat Pardew dari kursi kepelatihan klub itu. Pasalnya, hasil buruk dalam enam laga per-tama musim ini membuat mereka terpuruk di posisi ke-19 klasemen sementara alias zona degradasi dengan hanya tiga poin. Mereka bergabung bersama dua tim pro-mosi lainnya yang juga terjerat di zona merah yakni Queens Park Rangers dan Burnley FC.

Meski sadar akan posisinya terjepit, Pardew tetap berharap dirinya bisa tetap melatih New-

castle. “Kami harus berjuang. Saya harus berjuang. Begitu juga dengan tim. Saya di sini untuk memimpinn tim dan itulah yang saya lakukan,” ujar Pardew.

Kekalahan itu juga disaksikan langsung oleh pemilik Newcas-tle, Mike Ashley yang dikabarkan sudah memberikan peringatan kepada Pardew. Mike dikabarkan akan langsung memecat manajer berusia 53 tahun itu jika masih tetap tidak memberikan keme-nangan pada laga melawan Stoke.

Namun, Pardew mencoba memaknai positif apa yang dika-

takan Ashley di media. “Menu-rut saya, Mike mencoba untuk mendukung saya dengan caranya sendiri,” tandasnya.

Pada laga itu, Newcastle se-benarnya tampil lebih dominan. Itu bisa terlihat dari data statistik yang menunjukan penguasaan bola mereka yakni 56:44 persen.

“The Toon’s Army” juga mampu melepaskan 16 tembakan dengan hanya satu yang tepat sasaran. Sementara, Stoke melesakan 12 tendangan dan tiga diantaranya mengarah ke gawang.

Namun, statistik hanya ber-laku di atas kertas bagi Stoke. Mereka berani mengambil inisi-

atif serangan sejak menit awal. Steven Nzonzi dan Emmanuel Riviere menebar ancaman tetapi usahanya belum membuahkan hasil setelah sepakannya melebar.

Gencarnya serangan Stoke berbuah manis ketika sundulan Crouch mampu merobek jalan Newcastle pada menit ke-15. Be-rawal dari akselerasi Victor Moses dari sisi sayap, pemain pinjaman dari Chelsea itu melepaskan ump-an silang akurat yang disambut Crouch dengan tandukannya.

Newcastle mencoba mening-katkan agresivitas serangan be-gitu memasuki babak kedua. Pada menit ke-84, Newcastle bahkan berkesempatan untuk membuat keadaan seimbang. Adalah Jack Colback yang memiliki peluang ketika menerima bola tepat di muka gawang Stoke. Sayangnya, tembakan sang gelandang masih membentur mistar gawang. Hing-ga akhir laga, Newcastle pun ga-gal menjaringkan gol penyama kedudukan. =ESPN/CAROL AJI

STOKE - Pelatih Newcastle United Alan Pardew dalam keadaan tertekan setelah anak-anak asuhn-ya kembali menelan kekalahan 0-1 dalam lanju-tan Liga Utama Inggris melawan Stoke City pada Selasa (30/9) dini hari WIB di Britannia Stadium. Kegagalan ini memperpanjang “rekor” belum per-nah menang “The Magpies” musim ini.

Newcastle Kalah Lagi, Pardew Tertekan

ALAN

PAR

DEW

Page 17: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III A

1 OKTOBER 2014 No. 0453 | TAHUN III

RABU DEWAN USULKANENAM HARI KERJA

PAMEKASAN | N

15 WAKIL RAKYATTERGADAI

SAMPANG | F

uad menilai gaji ang-gota dewan yang diterima selama ini masih tergolong min-im. Gaji anggota de-wan hanya berkisar Rp

11 juta dengan seluruh tunjangan yang ada. Hal itu tidak sebanding dengan kinerja wakil rakyat yang menumpuk. Kondisi yang demiki-an perlu mendapatkan perhatian, agar anggota dewan bisa bekerja dengan maksimal. Salah satu cara bisa dilakukan dengan menaikkan gaji mereka.

“Gaji anggota dewan nanti akan naik. Kenaikannya bisa sam-pai 100 persen. Karena gaji yang diterima sekarang masih kurang,” kata Fuad.

Dia menilai kekuatan APBD Bangkalan sangat mampu men-galokasikan anggaran untuk ke-naikan gaji anggota dewan. Sebab perhitungan anggaran mencapai Rp1,7 triliun, sehingga tidak mus-tahil kalau gaji dewan akan dinai-kkan pada anggaran mendatang.

“Saya sudah pengalaman ka-rena pernah menjadi Bupati sela-ma 10 tahun. Saya rasa APBD san-gat mampu untuk menaikkan gaji anggota dewan. Saya tahu pasti lika-likunya, karena sudah pernah bekerja di eksekutif,” jelasnya.

Mengenai hal itu, salah satu anggota dewan kader Hanura,

Mahmudi menilai kenaikan gaji anggota dewan sulit terealisasi. Apalagi naiknya sampai menyen-tuh angka 100 persen. Sebab gaji anggota dewan sudah ditetapkan melalui mekanisme dengan ber-bagai aturan yang ada. Sehingga tak mungkin kalau dinaikkan ber-dasarkan keinginan dewan.

“Saya rasa untuk menaikkan gaji anggota dewan sulit tereal-isasi. Bisa jadi tidak mungkin ka-rena soal gaji anggota dewan ada aturannya, tidak asal menaikkan,” terangnya, kemarin (30/9).

Menurutnya, ada rumusan aturan terkait kenaikan gaji de-wan, tetapi peluang untuk di-naikkan bisa melalui bentuk tunjangan, seperti tunjangan komunikasi intensif dan peru-mahan. Itupun dengan catatan belanja langsungnya tidak ter-lalu besar, kemudian diimbangi dengan pendapatan daerah yang tinggi. Namun untuk gaji pokok memang sulit terealisasi.

“Sangat sulit dinaikkan tun-jangannya, kalau belanja lang-sung daerah cukup tinggi dan pendapatan daerah kecil. Oleh karenanya, perlu peningkatan pendapatan daerah dari berbagai sektor,” ujarnya.

Meski APBD Bangkalan 2014 cukup besar, tetapi belum tentu sesuai dengan aturan untuk me-

naikan gaji. Sebab aturan gaji dewan dan gaji Bupati, itu semua sudah ada aturannya dan tidak boleh melenceng dari aturan yang ada. Meskipun secara finansial kenaikan gaji tersebut tidak ada penolakan anggota, asal semua sudah sesuai aturan yang berlaku.

Sementara itu, Direktur LSM Center for Islam and Democracy Studies (CIDe), Mathur Husairi menyatakan pihaknya sangat mendukung adanya wacana ke-naikan gaji anggota dewan yang menyentuh sampai 100 persen. Seperti diketahui, gaji beserta seluruh tunjangan anggota de-wan berkisar antara Rp 11 juta sampai Rp12 juta setiap bulan. Gaji tersebut dinilai terlalu ke-cil sehingga rencananya akan dinaikkan. Selain itu, kenaikan gaji yang diwacanakan harus disesuaikan dengan kinerja. Sehingga ada bentuk keseim-bangan antara kinerja dengan kenaikan gaji.

“Seharusnya memang begitu, kasihan mereka dengan tang-gung jawab dan kinerjan-ya ke depan, m e m a n g harus di-h a r g a i d e n g a n gaji yang s e i m -b a n g , ” paparnya. =MOH RID-WAN/RAH

Gaji DPRD Dijanjikan Naik BerlipatCIDe Mendukung Program Fuad Amin

BANGKALAN - Senyum lebar tampaknya akan mengembang di bibir para anggota DPRD Kabu-paten Bangkalan. Sebab Ketua DPRD definitif, RKH Fuad Amin berencana menaikkan gaji wakil rakyat. Tak tanggung-tanggung, kenaikan dewan dijanji-kan mencapai 100 persen. Hal tersebut mendapat-kan tanggapan dari berbagai kalangan.

FUAD

AM

IN

Taneyan LanjangKORAN MADURA

Zamzam AhlaljannahBERKATA JUJUR ITUMENYENANGKANNETER KOLENANG | P

Page 18: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III BPROBOLINGGO RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III KORA N MADURAB Sumenep

Bayi yang dilahirkan Mani pada Jumat (26/9) sekitar pukul 21.30, mengalami cacat fisik di bagian duburnya, bayi tersebut lahir dengan kondisi anus tidak berlubang. Akibatnya, bayi yang masih berusia lima hari itu sering menangis dan muntah-mun-tah karena perutnya kembung dan tidak bisa buang air besar.

"Sejak kemarin anak kami selalu menangis menjerit-jer-it, setelah kami lihat ternyata perutnya kembung. Anak kami baru bisa diam bila ia muntah-muntah,” kata Mani (40), ibu bayi tanpa anus yang masih belum diberi nama.

Mani mengaku tidak tega bila mendengar tangis anakn-ya yang selalu menjerit-jerit, bahkan terkadang ia ikut me-nangis mengiringi tangis anak kelimanya. Sementara kondisi tubuh anaknya semakin hari semakin lemah.

"Saya ikut menan-gis meronta-ronta, tangis saya semakin menjadi bila melihat perut anak saya

kembung,”sambungnya.Sementara Muksan,

ayah bayi tanpa anus itu, hanya bisa menatap kondisi anaknya. Ia mengaku sama sekali tidak punya biaya untuk menjalani operasi pembuatan anus. Muksan memaparkan, jangankan untuk mengope-rasi anus anak kelimanya, untuk makan sehari-hari saja kekurangan, karena ia seorang buruh tani.

"Saya pasrah aja sama Yang Maha Kuasa. Kalau dia memang ditakdirkan hidup maka ia akan hidup, habis mau gimana lagi kalau kondisi ekonomi keluarga kami seperti ini,” timpal Muksan memelas.

Disinggung mengenai pengobatan anaknya yang membutuhkan biaya banyak, Muksan hanya menggeleng. Namun ia tidak mau buah hatinya meninggal karena tidak memiliki anus. Jika ada dermawan yang siap mem-bantu biaya operasi anaknya, pihaknya tidak akan menolak,

bahkan pihaknya akan bersy-ukur dan berterima kasih.

"Bila ada dermawan yang mau bantu biaya operasi anak saya, sungguh itu merupakan mukjizat bagi keluarga kami. Meskipun anak kami sudah em-pat dan lima dengan yang ini, kami tetap tidak mau kehilan-gan anak ini,” pungkasnya.

Informasi yang berhasil dihimpun Koran Madura, bayi cacat tersebut lahir normal pada hari Jumat (26/9) sekitar pukul 21.30 di rumahnya. Namun karena duburnya tidak berlubang, bayi tersebut dibawa ke rumah sakit daerah (RSD) untuk mendapat per-awatan medis. Namun karena tidak ada biaya, bayi tersebut dibawa pulang paksa oleh keluarganya, Senin (29/9), karena sudah tidak memiliki biaya untuk beli obat.

Pihak keluarga mengaku bayinya sempat ditolak pihak rumah sakit, lantaran perala-tan yang ada di rumah sakit tidak memadai. Rumah sakit menyuruh bayi tersebut dirujuk ke Surabaya untuk dioperasi, tapi karena pihak keluarga tak memiliki biaya, kini bayi itu dirawat di rumahnya.

Sementara Kasi Informasi RSD dr Moh Anwar Sumenep, Laos Susantina, mengaku baru mendengar informasi

ada bayi tanpa anus masuk rumah sakit. “Kami baru tahu informasi itu dari sampeyan sekarang, sebelumnya kami tidak mendapat laporan ada bayi tanpa anus masuk rumah sakit,” katanya.

Disinggung soal penolakan perawatan bayi tersebut oleh pihak rumah sakit, pihaknya membantah hal itu. Menu-rutnya, kemungkinan petugas rumah meminta persetujuan keluarganya untuk dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, karena peralatan medis di rumah sakit Sumenep tidak memadai untuk pasien cacat tubuh tanpa anus tersebut.

"Tidak mungkin petugas di sini menolak pasien yang mau berobat, bisa saja petugas menyarankan pihak kelu-arga agar dibawa ke Surabaya untuk dioperasi, namun oleh pihak keluarga ditafsiri ditolak,”imbuhnya.

Menurutnya, banyak pertimbangan yang dilakukan para dokter dalam mengobati pasien, apalagi pasiennya yang masuk kemarin terbi-lang langka dan baru kali ini. Sehingga dokter menyarankan pihak keluarga membawa bayi tersebut ke Surabaya, atau ke rumah sakit lain yang perala-tan medisnya lebih lengkap.

=JUNAEDI/MK

KESEHATAN ANAK

Bayi Tanpa Anus Lahir dari Keluarga Miskin

INFRASTRUKTUR

Lokasi Lapter Perintis di Kangean Dipindah

SUMENEP - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sumenep me-mastikan akan memindahkan lokasi pembangunan lapangan terbang (lapter) perintis di Pulau Kangean dari Desa Kalianyar ke Desa Paseraman.

"Rencana pemindahan pembangu-nan lapter perintis di Pulau Kangean, sudah positif. Lapter perintis di Pulau Kangean akan dibangun pada lahan di Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa," kata Kepala Dishub Sumenep, Moh Fadillah, di Sumenep, Selasa (30/9).

Sebelumnya, Kementerian Per-hubungan (Kemenhub) menyetujui pembukaan penerbangan perin-tis yang menghubungkan sejumlah kepulauan di Jawa Timur pada 2015, salah satunya adalah jalur Sumenep-Kangean.

Untuk merealisasikan program penerbangan perintis tersebut, Pemk-ab Sumenep harus menyiapkan lapter di Pulau Kangean dan bisa diselesai-kan pada tahun ini juga.

"Kami sudah survei ke lahan yang akan menjadi lokasi lapter perintis di Desa Paseraman. Lahan tersebut milik warga setempat dan ada kemauan dari warga untuk mempermudah proses pelepasan asetnya demi pembangunan lapter perintis," ujarnya, menerangkan.

Fadillah optimistis penyiapan lapter perintis di Pulau Kangean be-serta fasilitas pendukungnya, di anta-ranya jalan akses, bisa diselesaikan secepatnya dan selanjutnya pada awal 2015 sudah bisa digunakan.

"Pembangunan lapter perintis di Kangean ditargetkan selesai pal-ing lambat pada Desember 2014. Ka-lau pembangunan lapter perintis di Kangean sudah selesai berarti pen-erbangan perintis di jalur Sumenep-Kangean bisa direalisasikan. Untuk Bandara Trunojoyo (Sumenep) sudah siap," katanya.

Pulau Kangean adalah salah satu dari puluhan pulau berpenghuni pa-dat di Kabupaten Sumenep.

Dalam kondisi cuaca baik, per-jalanan laut dari Pelabuhan Kalianget (Sumenep daratan) ke Pelabuhan Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean dan sebaliknya, membu-tuhkan waktu sekitar 4,5 jam dengan menggunakan kapal cepat yang ber-bahan dasar fiberglass dan sembilan jam dengan kapal besi/baja.

=ABD AZIZ/ANT

SUMENEP – Sungguh berat cobaan yang menimpa pasangan Mani (40) dan Muksan (50), warga Dusun Bates Timur, Desa Ellak Daya, Kecamatan Lenteng. Pasangan keluarga miskin (gakin) yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani melahirkan anak kelimanya dengan kondisi tubuh cacat.

MENIMANG. Mani (40) menimang buah hatinya yang memiliki cacat fisik, Selasa (30/9).

Page 19: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III CSumenep

SUMENEP - MAN Sumenep pada tahun 2014 me-raih 8 prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik. Juara akademik yang diraih di antaranya; Juara 2 Lomba Kompetisi Sains tingkat Jatim, Juara 3 Lomba Fisika, Juara 3 Ilmu Fisika, dan menyabet Juara Umum dari 4 lomba (Kimia, B. Arab, Biologi, dan B. Inggris).

Sedangkan untuk non akademik, salah satu siswanya kembali membanggakan almamater, yaitu dinobatkan sebagai Juara 2 Lomba Kacong Ceb-bing 2014. "Prestasi ini akan terus kami perjuang-kan hingga tingkat nasional dan internasional," kata Ketua Komite MAN Sumenep, K. Ach. Muzakki, Senin (30/9).

Kepala MAN, Drs HM Abdullah, MH, M. Pd.I, ber-harap kepada para siswa agar tidak cepat puas. “Ka-rena perjalanan itu masih panjang. Untuk itulah, kami semua merasa bangga dengan hasil yang penuh jerih payah ini,” tambahnya.

=SYAMSUNI

SUMENEP - Kelom-pok Kerja Kepala Ma-drasah (K3MI) di bawah naungan Kantor Kemen-terian Agama (Kemenag) Sumenep bekerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya menggelar Pelatihan Tematik Inte-gratif, Selasa-Kamis (30/9-2/10). Pelatihan diikuti 50 guru madra-sah ibdidaiyah.

Acara pembukaan dihelat di Aula Kankeme-nag Sumenep dengan dibuka Kepala Kanke-menag Sumenep Moh. Shodiq yang diwakili oleh Kasubag TU Kankeme-nag Sumenep Jono Hadi. Acara itu juga dihadiri

oleh Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kankemenag, Sumenep Moh. Rifa’i Hasyim, Ket-ua Pokjawas Ibnu Hajar, dan Ketua Pengawas MI tingkat kabupaten.

Kasi Pendma Ke-manag Sumenep Moh. Rifa’i Hasyim menjela-sakan, acara tersebut merupakan serangka-ian agenda Kankeme-nag untuk menyosial-isasikan penerapan Kurikulum 2013 (K13). Kegitan kali ini masih difokuskan terhadap sejumlah guru yang be-rada di daerah daratan Sumenep, termasuk Ke-camatan Talango dan Kecamatan Giligenting.

”Kegiatan ini masih ta-hap pertama, sementar tahap kedua akan di-gelar bulan depan den-gan materi penilaian dan scientific dengan kuota dan peserta yang sama,” katanya.

Ketua panitia Pela-tiah Pelatihan Tematik Integratif Syamsuri ber-harap agar kegitan ini tidak hanya dijadikan kegiatan seremonial belaka, melainkan bisa diterapkan saat berada di lembaga masing-masing. ”Jadi, tidak ada alasan lagi bagi guru untuk menerapkan kuri-kulum yang baru ini,” tukasnya.

=*/JUNAEDI

SUMENEP - Pemerintah Kabupaten Sumenep melaksanakan sosialisasi dan launching pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Sumenep tahun 2014 di kantor Korpri Sumenep, Selasa (30/9).

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ka-bupaten Sumenep, A. Fatoni mengatakan, sosialisasi pelayanan kesehatan gratis yang dilaksanakan agar masyarakat dan petu-gas pelayanan kesehatan bisa memahami prosedur pelayanan gratis di puskesmas dan rumah sakit.

“Kita lakukan launching dan sosial-isasi pelayanan kesehatan gratis secara besar-besaran ini dengan melibatkan selu-ruh camat dan kepala desa se-Kabupaten Sumenep, agar nantinya tidak ada ada lagi masyarakat yang tidak mengerti haknya di bidang kesehatan,” tandasnya.

=ADV/FATHOL ALIF

Pemerintah Launching Pelayanan Kesehatan Gratis

KILAS AKTIVITAS

MAN Raih Delapan Prestasi KILAS AKTIVITAS

K3MI-YDSF Gelar Pelatihan Tematik Integratif

SEREMONIAL

Kapal perintis milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu, berangkat dari Pelabuhan Kalianget men-uju Pelabuhan Batu Guluk Kepulauan Kangean sekitar pukul 08.00 dengan jum-lah penumpang sebanyak kurang lebih 300 orang.

Hanya saja, setelah sampai dikejauhan seki-tar satu mil, kapal perin-tis tersebut berubah po-sisi, yang awalnya tegak menjadi miring. Sehingga, sejumlah penumpang ke-

takutan dan mengancam kapten kapal jika perla-yaran diteruskan. Kapal perintis tersebut tiba di Pelabuhan Kalianget seki-tar pukul 09.00.

”Setelah kapal balik, kami langsung mengham-piri kaptennya, katanya diancam jika tidak balik,” kata Petugas Lalu Lin-tas Laut Administrator Pelabuhan Kalianget, Moh. Taufik kemarin.

Taufik mengatakan, setelah dirinya mengham-

piri kapten, penyebab mir-inganya kapal tersebut di-karenakan terkena balot air. Sebab, sebelum kapal per-intis itu berangkat, keadaan kapal dalam keadaan tegak. ”Kondisi cuaca saat ini nor-mal-normal saja. Itu cuma kekhawatiran para penump-ang saja,” terangnya.

Sementara itu, setelah sampai di Pelabuhan Ka-lianget, sejumlah penump-ang banyak yang turun dari kapal perintis Amukti Palapa, dan dialihkan terh-adap kapal perintis Sume-kar Line. ”Itu baru dib-erangkatkan sekitar pukul 10.30,” lanjut Taufik

Sementara kapal Amukti Palapa, pada hari yang sama juga diberang-katkan dengan jumlah penumpang yang lebih sedikit.

=JUNAEDI/MK

Kapten DiancamKapal Amukti Palapa Balik ArahSUMENEP – Kapal Perintis Amukti Palapa yang akan berlayar dari Pelabuhan Kalianget menuju Pelabuhan Batu Guluk Kangean, Se-lasa (30/9) terpaksa balik arah setelah berlayar dengan kejauhan sekitar 1 mil dari Pelabuhan Kalianget. Itu karena Kapten Kapal Perintas Amukti Palapa mendapat ancaman keras dari sejumlah penumpang.

Selamat Menempuh Hidup BaruKurrotul Aini

(Staf PT WUS)

Syaiful Ahyak&

Mengucapkan

Sitrul ArSyDirektur PT WUS

SEMOGA MENJADI KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH

PT WIRA USAHA SUMEKAR

Gedung Madrasah Aliyah Negeri Sumenep, Selasa (30/9). Beberapa siswa sekolah tersebut merauh juara

SAMBUTAN. Kasubag TU Kantor Kemente-rian Agama Sumenep Jono Hadi memberi-kan sambutan dalam acara Pelatihan Tematik Integratif, Selasa (30/9) di Aula Kankemang Sumenep.

Bupati A. Busyro Karim menabuh gong seba-gai pertanda launching pelayanan kesehatan gratis, Selasa (30/9).

Page 20: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III D Sumenep

Sarwini, Jl. Pujangga No 480 RT/RW: 006/002 Kel. Kepanjen Kec. Kota Sumenep, kehilangan STNK sepeda motor Honda REVO nopol M 5335 VF a/n. Evi Mariana d/a. Jl. Widuri IIB RT/RW: 01/01 Kel. Bangselok Kec. Kota Sumenep.

KEHILANGAN

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ru-ang (PU Cikatarung) Kabupaten Sumenep, Bambang Iriyanto mengatakan penerapan Perda tentang Bangunan Gedung ta-hun ini tidak memungkinkan. Pasalnya, perda itu masih dalam proses perundangan. “Kalau rencana itu (gedung berkarakter bangunan khas Madura, Red.)

oke," ujarnya.Yang jelas, lanjut Bambang,

jika nantinya Perda Bangunan Gedung itu sudah disepakati, maka secara otomatis setiap bangunan gedung yang baru paling tidak ada nuansa budaya yang harus ditonjolkan dalam bangunan fisiknya. Karena di dalam perda itu, imbuhnya, me-nyebutkan bahwa unsur budaya

Madura harus masuk.Namun, Bambang men-

gaku masih belum menera-pkan perda tersebut untuk bangunan baru yang sedang didirikan tahun ini. Tapi yang jelas, sambungnya, Dinas PU Cipta Karya sudah menerap-kan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

"Rencana detail tata ruang, ini sudah jalan. Sehingga pada proses perizinan selanjutnya, yang terkait perizinan pendi-rian bangunan itu harus men-gacu pada perda itu," urainya, Selasa (30/9).

Selain itu, Bambang men-jelaskan, meskipun Perda Bangunan Gedung nantinya diterapkan, gambaran bangu-nanannya tidak harus kaku. "Artinya bangunan gedung

itu tidak harus begini dan be-gitu. Tapi bangunan gedung itu memberikan penerapan tertentu. Yang penting mem-punyai nilai-nilai lestari. Itu yang menjadi pedoman dalam penerapan Perda Bangunan Gedung nanti," tuturnya.

Paling tidak, lanjut Bam-bang, kalau masalah pelestar-ian nilai-nilai budaya itu mer-upakan hal berbeda. Pasalnya sudah ada undang-undang Cagar Budaya. “Cagar budaya itu ada hitungannya lagi, yang masuk bangunan cagar budaya adalah bangunan yang dibuat tahun 1970-an ke bawah. Se-dangkan kalau Perda Bangu-nan Gedung, hanya mengarah pada penataannya saja," tutup mantan Kadisbudparpora itu.

=FATHOL ALIF

PERUNDANG-UNDANGAN

Perda Bangunan GedungBelum Bisa Diterapkan

SUMENEP – Koordinator Lembaga Kri-tis Sumenep (LKKS) Junaidi Pelor menilai Dinas Sosial (Dinsos) setempat gagal mel-akukan pembinaan terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng) yang masih ser-ing beroperasi di lingkungan Kabupaten Sumenep. Buktinya, mereka masih tetap beroperasi walaupun sering dilakukan ra-zia oleh pihak Satpol PP bekerja sama den-gan Dinsos.

”Kami tidak mau buruk sangka dulu, hanya saja kenyataan di lapangan, walau-pun sering diciduk Satpol PP, pengemis masih tetap beroperasi sebagaimana bi-asanya,” katanya kepada Koran Madura, Selasa (30/9).

Dikatakan, saat ini sejumlah gepeng sering beroperasi diberbagai pertokoan atau mini market dan di setiap sudut jan-tung Kota Sumekar, salah satunya di areal Taman Bunga. Biasannya, para gepeng ber-operasi sore hari sekitar pukul 17.30 sam-pai pukul 21.00.

Karena pada waktu itu, areal taman bunga dipadati pengunjung, baik yang datang dari dalam Kota Sumenep sendiri maupun dari luar Kota Sumenep. ”Kalau tidak percaya silakan cek sendiri ke lapan-gan,” ujar Junaidi.

Mokongnya sejumlah gepeng itu, dis-ebabkan karena Dinsos tidak melakukan improvisasi dan trobosan baru bagi pada gepeng saat ini. Sehingga, razia yang di-lakukan Dinsos terkesan sia-sia, sebab setelah dilakukan razia tidak ada tindak lanjut yang jelas.

Pihaknya yakin jika pemerintah mem-berikan keterampilan yang bisa menunjang perekonomian sehari-hari, sejumlah ge-peng tidak akan beroperasi kembali. ”Kalau selesai diciduk langsung dikeluarkan be-gitu saja tanpa harus ada pembekalan, jelas para gepeng akan tetap beroperasi. Karena mereka sudah tidak punya pilihan lain,” terangnya.

Sementara Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Sumenep, Zainurul Qamari enggan memberikan komentar terkait keberadaan gepeng yang sering mokong di setiap sudut kota tersebut. ”Sudah jangan selalu gepeng yang dibicarakan, peristiwa itu sudah lama. Cari peristiwa yang baru saja,” kata Nurul kepada Koran Madura di tempat kerjanya, kemarin.

=JUNAEDI/MK

KESENJANGAN SOSIAL

Dinsos Dinilai Gagal Tangani Gepeng

SUMENEP - Peraturan Daerah (Perda) ten-tang Bangunan Gedung yang sudah ditetap-kan oleh DPRD Sumenep tahun 2014, khu-susnya terkait poin yang menyebutkan bahwa bangunan gedung baru harus memiliki corak dan karakter budaya Madura, dimungkinkan tidak dapat diterapkan tahun ini.

DIGELANDANG. Satuan Polisi Pamong Praja menggelandang pengemis ke atas pikap untuk dibawa ke Kantor Satpol PP guna dilakukan pendataan.

Page 21: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III ESumenep

Menurut koordinator hear-ing, Busaki, saat ini sudah banyak pasar tradisional

yang kehilangan eksistensinya. Padahal, dulunya pasar tradis-ional merupakan tempat pereko-nomian yang paling diminati oleh masyarakat. Namun belakangan, katanya, pasar tradisional sudah dijauhi. Pasalnya, banyak pasar tradisional, baik daerah mau-pun desa fasilitasnya kumuh dan terkesan kurang dirawat.

Berdasakan hasil pengama-

KMS Menemui BupatiBanyak Pasar Tradisional Tidak Terawat

SUMENEP - Seban-yak delapan maha-

siswa yang terga-bung dalam Kaukus

Mahasiswa Sumekar (KMS) mendatangi

kantor Bupati Sume-nep, Selasa (30/9), sekitar pukul 10.40

WIB untuk mel-akukan hearing.

Mereka menuntut pemerintah agar

memperhatikan kondisi pasar tradi-

sional yang sudah mulai ditinggalkan.

tannya selama ini, menurut Busa-ki, ada beberapa pasar yang tidak direnovasi sehingga “mati suri”. Ia mencontohkan Pasar Batang-Batang di Kecamatan Batang-Batang. Menurutnya, pasar terse-but saat ini sudah ditinggalkan oleh masyarakat Batang-Batang. Jika ingin belanja, sambungnya, masyarakat Batang-Batang lebih memilih Pasar Candi, Kecamatan Dungkek.

“Kami berharap, pemerintah merenovasi beberapa pasar tradi-sional yang sudah mulai diting-galkan oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak lebih memilih pasar modern daripada pasar tradisional. Paling tidak ada pav-ingisasi agar ketika hujan, kondisi pasar tidak becek dan membuat masyarakat tidak mau pergi ke pasar,” harapnya.

Kalaupun ada yang telah direnovasi oleh Pemerintah, ka-tanya, penataannya tidak tepat. Sehingga banyak penjual di pasar tidak menempati los yang telah

disediakan karena dianggap tidak strategis.

“Oleh karena itu, banyak pen-jual di pasar memilih tinggal di tan-ah daripada menempati los yang tidak strategis itu. Sehingga terka-dang timbul kemacetan di depan-depan pasar tradisional,” katanya.

Selain itu, menurut Busaki, menjamurnya pasar modern di Sumenep juga mempengaruhi pola pikir masyarakat. Dengan keberadaan pasar modern yang hampir di setiap kecamatan, membuat masyarakat lebih me-milih pasar modern daripada pasar tradisional. Untuk itu, tam-bahnya, perlu ada proteksi terha-dap pasar tradisional dari pemer-intah agar tidak kalah dengan pasar modern.

Menanggapi semua tuntutan mahasiswa, pemerintah Kabu-paten Sumenep, A. Busyro Karim, melalui Sekretaris Daerah (Sek-da) Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto menjelaskan, secara umum pasar yang ada di ling-

kungan Kabupaten Sumenep ber-macam-macam. Menurutnya, ada pasar daerah, pasar desa, dan ada pasar yang tumbuh karena adanya aktivitas ekonomi.

“Oleh karena itu, maka perlu diperjelas, yang tidak direnovasi itu apakah pasar daerah atau pasar desa. Kalau pasar dae-rah, itu memang tanggung jawab

kami, sebagai pemerintah daerah. Tapi kalau itu ternyata pasar yang tumbuh karena adanya aktivitas ekonomi, ya bukan berarti kami tidak berpihak ke sana, tapi kami akan evaluasi dulu. Kalau me-mang itu merupakan pusat aktivi-tas ekonomi yang sangat poten-sial, bisa jadi, kita jadikan pasar desa, bahkan daerah,” tandasnya.

Terkait dengan pasar modern yang dianggap sudah menjamur dan mempengaruhi pola pikir masyarakat, Hadi mengatakan hal itu merupakan tuntutan sua-tu daerah bila dikaitkan dengan kemajuan suatu daerah. Menu-rutnya, saat ini jika ada daerah yang tidak memiliki pasar mod-ern, itu termasuk daerah tradis-ional. “Yang penting setiap daer-ah itu memiliki strategi. Saya kira (keberadaan pasar modern, Red.) dampaknya tidak ada terhadap pasar lokal. Karena pasar lokal itu merupakan pusat transaksi yang sangat potensial,” tutupnya.

=FATHOL ALIF

Yang penting setiap daerah itu memiliki strategi. Saya

kira (keberadaan pasar modern, Red.) dampaknya tidak ada terhadap pasar

lokal. Karena pasar lokal itu merupakan pusat transaksi

yang sangat potensial,”

Hadi SoetartoSekretaris Daerah

BERDIALOG. Kaukus Mahasiswa Sumekar (KMS) berdialog dengan Bupati A. Busyro Karim, Selasa (30/9). Mereka mengadukan banyaknya pasar tradisional yang tidak terawat.

Page 22: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN IIIFSampangSumenep RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III FSampangKORAN MADURA

Alasan pengajuan SK ang-gota wakil rakyat periode 2014-2019 itu berbeda-beda. Sebagian besar diduga untuk melunasi biaya kampanye pada pemilu legislatif (pileg) beberapa wak-tu lalu. Nominal yang dipinjam antara Rp 100 juta hingga Rp 150 juta.

Sekretaris Dewan (Sekwan) Sudarmanto membenarkan, bi-lamana terdapat 15 orang meng-gadaikan SK. “Saat ini sudah me-nerima pengajuan dari lima belas

anggota DPRD yang akan meng-gadaikan SK kepada pihak bank, mungkin bulan Oktober ini mulai kita kirim pengajuannya ke bank,” ucapnya.

Pengajuan SK sebagai agunan masih dalam proses, karena harus mendapat persetujuan dari ketua partai dan Ketua DPRD Kabupat-en Sampang. “Setelah mendapat rekomendasi dari ketua partai dan Ketua DPRD, pengajuan ke bank akan kita lakukan awal bu-lan depan,” jelasnya.

Sudarmanto menuturkan, anggota DPRD yang menggadai-kan SK terjadi hampir di seluruh daerah-daerah lainnya. Bahkan, diketahui ada tujuh fraksi di DPRD Sampang yang mengaju-kan SK sebagai agunan. “Hal ini sudah menjadi biasa penggada-ian SK, semua daerah kayaknya,” katanya.

Dirinya menambahkan, pihaknya dalam penggadaian SK dewan hanya sebagai adminis-trasi untuk proses pembayaran kepada pihak bank. “Nanti secara langsung bendahara yang akan memotong gaji dewan untuk di-berikan ke bank, tergantung dari nominal yang dihutangkan,” im-buhnya.

Sayangnya, dirinya tidak membeberkan kebutuhan ang-gota dewan dalam penggadaian SK. Alasannya, untuk mengeta-

hui pemicu penggadaian SK agar berkoordinasi kepada pihak bank terkait.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sampang Imam Ubai-dilah menerangkan, bilamana

dirinya telah memberikan reko-mendasi penggadaian SK sesuai dengan persyaratan. “Sudah ada memang permintaan rekomen-dasi masalah penggadian SK, dari kelima belas anggota dewan ini nominalnya berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 150 juta,” terangnya.

Imam juga sependapat den-gan Sudarmanto soal pemicu penggadaian SK. Kendati demiki-an, politisi dari Partai Kebang-kitan Bangsa (PKB) ini mengaku meski sudah menjadi wakil rakyat selama dua periode tidak pernah menggadaikan SK.

“Saya tidak tahu buat apa, ka-rena sudah masuk secara internal dewan kan, apalagi pihak sek-wan sudah diajukan ke bank apa belum, dan saya sampai saat ini belum pernah gadaikan SK itu,” tegasnya. =RYAN HARIYANTO/MK

15 Wakil Rakyat TergadaiSampang - Sebanyak 15 orang dari 45 anggota Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DpRD) Kabu-paten Sampang menggadaikan surat keputusan (SK) pengangkatan dirinya sebagai agunan ke Bank Jatim.

SAMPANG - Pengerjaan proyek yang diprogramkan oleh Dinas Pertanian (Dispertan) Sam-pang diduga tidak sesuai dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB). Proyek yang terletak di tengah-tengah sawah Desa Ta-man Kecamatan Jrengik terlihat amburadul.

Berdasarkan pantuan Koran Madura di lokasi, Selasa (30/9), proyek dengan panjang 475 me-ter dan lebar 40 sentimeter yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 130 juta hanya tampak seperti tumpukan batu saja meski sudah dilakukan penyemenan.

Hal itu tampak ketika semen dan batu yang dipakai dalam pengerjaan proyek itu dalam kondisi protol yang dimungkinkan penggunaan pasir hitam dicampur dengan tepung batu dengan kuali-tas rendah dan campuran semen dengan pasir tidak standar.

Sementara Kasi Teknis Kan-tor Disperta Sampang Suyono saat dikonfirmasi menuturkan, proyek irigasi pertanian masih dalam proses tahap pengerjaan. Sehingga menurutnya, kondis-inya saat ini terlihat kurang maksimal. Yang mengerjakan proyek irigasi pertanian itu merupakan dari kelompok tani (poktan). Sedangkan untuk yang menyediakan materialnya adalah rekanan.

“Proyek itu masih baru mulai yaitu sekitar 30 persen. Dan dikerjakan oleh poktan yang berjumlah sekitar kurang lebih 30 orang. Sedangkan materialnya kami CV-kan, kalau tidak salah

CV-nya itu Putra Tunggal dan direncanakan selesai selama 45 hari,” kelitnya kepada Koran Madura, Selasa (30/9).

Ketika ditanya apakah ada pengecekan dari pihak Disper-

tan. Suyono menuturkan jika pihaknya telah turun ke lapan-gan. Bahkan setelah ada laporan pengerjaan yang tidak benar pihaknya langsung ke lokasi.

“Kemarin kami dan teman-

teman sudah mengecek ke lokasi. Dan kami telah sampaikan ke PPTK-nya untuk segera disele-saikan. Sedangkan untuk papan nama kami belum sempat untuk memasangnya, nanti kami akan pasang papan nama pengerjaan proyek itu. Dan apabila itu benar tidak sesuai pengerjaan, kami akan layangkan surat dan peman-ggilan untuk mempertanyakan itu,” tuturnya.

Sementara Ketua Komisi II DPRD Sampang Mohammad Nasir mengatakan, pihaknya akan menindak lanjuti terkait persoalan pengerjaan proyek yang diduga asal-asalan. Bila perlu nanti kami akan lakukan pemanggilan ke-pada dinas-dinas terkait maupun penanggung jawab pengerjaan itu. “Nanti jika memang benar tidak sesuai dengan RAB, maka kami akan panggil Dinas Pertanian se-laku pengucur dana,” ucapnya.

Bahkan Nasir dengan tegas menuturkan jika semua penger-jaan proyek memang perlu adanya pengawasan dan kontrol dari dewan supaya pengerjaaan sejumlah proyek sesuai dengan sasaran dan apa yang diharapkan.

“Saya dengan anggota komisi akan mengagendakan pemba-hasan terkait pengerjaan irigasi yang diduga tidak sesuai RAB ini. Karena Dinas Pertanian merupakan mitra dari Komisi II,” janjinya. =MOHAMMAD MUHLIS

PERTANIAN

Pengerjaan Proyek Irigasi Diduga Asal-Asalan

DIDUGA. Proyek pembangunan irigasi pertanian yang dinilai tidak sesuai rancangan anggaran belanja, Selasa (30/9).

Saat ini sudah me-nerima pengajuan

dari lima belas ang-gota DPRD yang akan menggadaikan SK ke-

pada pihak bank.

SudarmantoSekretaris Dewan

Page 23: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III GSampang

Pada 26 September kema-rin, Bupati A Fannan Hasib me-mutasi 121 Pegawai Negeri Sipil (PNS). Yang terkena mutasi, dari eselon II-B terdapat tiga orang, eselon III-A sebanyak tiga orang, eselon III-B diketahui ada 18 orang, eselon IV-A ada 70 orang, dan eselon IV-B sebanyak 26 orang.

Tiga pejabat yang sudah se-tahun lebih menyandang status pelaksana tugas di tiga SKPD, akhirnya resmi didefinitifkan. Ketiga pejabat meliputi, Heri Purnomo sebagai Kepala Dinas Pendidikan (disdik), Sri Andoyo Sudono sebagai Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peter-

nakan (DKPP), dan Aji Waluyo sebagai Kepala Badan Pember-dayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Sampang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Ka-bupaten Sampang, Puthut Budi Santoso saat dikonfirmasi terkait isu itu menjawab diplomatis. “Tidak tahu juga kapan akan di-gelar mutasi lagi, dan kapan pun bisa dilakukan mutasi,” ucapnya ditemui di ruang kerjanya.

Puthut menjelaskan, mutasi jabatan sepenuhnya akan di-lakukan dan menjadi wewenang kepala daerah dalam hal ini Bu-pati Sampang A Fannan Hasiib. “Terserah beliau kapan saja, meski saya yang menjadi ketua

tim Baperjakat,” jelasnya.Terpisah, Kasubag Pember-

itaan dan Penyebaran Informasi bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Sampang, Sy-amsul Mutamam mengaku tidak tahu menahu tentang beredar-nya kabar mutasi lagi itu.

Akan tetapi, menurutnya, berdasarkan informasi yang beredar pada bulan Desember mendatang akan kembali di-lakukan mutasi pejabat. “Saya tidak tahu tentang mutasi, tapi informasinya memang seperti itu,” katanya.

Sejurus kemudian, dirinya mempersilakan untuk secara langsung menanyakan kepada pihak Badan Kepegawaian Dae-rah (BKD). Kepala BKD Sampang Slamet Terbang melalui Kabid Mutasi, Edi Subinto justru tidak banyak berkomentar. “Maaf be-lum tahu,”singkatnya saat men-jawab pesan singkat.

=RYAN HARIYANTO/MK

Berembus Informasi Mutasi LagiSAMPANg- Pendistribusian

bantuan sepeda roda tiga oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) terkesan lamban. Pasalnya, ban-tuan dari Kementerian Pemban-gunan Daerah Tertinggal (PDT) pada tahun 2014 dengan angga-ran sebesar Rp 1.3 miliar seba-gian masih tersimpan di gudang penyimpanan di Kantor Dishub-kominfo Sampang.

Kepala Dishubkominfo Sampang Ali Wafa melalui Kabid Perhubungan Laut Moh Chotibul Umam saat dikonfirmasi men-gatakan, pendistribsuian motor roda tiga sebagian sudah diser-ahkan. Jadi tidaklah tepat apabila pihaknya dikatakan lamban dalam pendistribusian bantuan tersebut.

Menurutnya, pendistribusian sepeda roda tiga ditargetkan selesai pada akhir bulan Septem-ber ini. Hal itu dilakukan sebagai cara untuk memaksimalkan biaya sewa yang akan diterapkan pada bulan Oktober.

”Pendistribusiannya ditar-

getkan selesai bulan ini, memang sebagian ada yang belum diantar-kan, tapi kita pastikan bantuan ini secepatnya akan diserahkan kepada penerima yang sudah terdaftar sehingga bulan Oktober bisa di terapkan tarif sewanya,” ucapnya kepada Koran Madura, Selasa (30/9).

Selain itu, Umam sapaan akrabnya, menuturkan, untuk tahun ini pihaknya mendapat bantuan 71 unit motor dengan anggaran Rp 1.3 miliar. Pihaknya meminta agar penerima bantuan sepeda roda tiga yang sudah ditetapkan bisa merawat aset negara tersebut dengan baik. Se-lain itu, pihaknya juga berharap kepada penerima bantuan itu untuk tidak menunggak cicilan sewa setiap bulannya.

”Perlu diperhatikan jika ban-tuan motor roda tiga ini bukan untuk main-main, jika nanti ada yang tidak membayar, maka dengan tegas kita akan menarik bantuan tersebut,” tegasnya.

=MOHAMMAD MUHLIS

DISHUBKOMINFO

Distribusi Bantuan Terkesan Lamban

Sampang - Beredar informasi bahwa Bupati Sampang a Fannan Hasib pada bulan De-sember mendatang akan kembali melakukan mutasi pejabat di lingkungan pemerintahan Kabupaten Sampang.

LAMBAN. Awak media ketika melihat tempat penyimpanan bantuan sepeda roda tiga di kantor Dishub kemarin.

Page 24: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN IIIH Sampang

mohammad muhlis/ koran madura

Sampang - Kepala Dinas pertanian (Dispertan) Kabupaten Sampang, agus Santoso tidak terkena mutasi jabatan yang dilakukan oleh Bupati Sampang a Fannan Hasib pada Jumat (26/9) di pendopo.

agus Santoso menyandang status sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan bibit bantul dan ubi kayu serta pupuk organik dan urganik Tahun ang-garan (Ta) 2013 senilai Rp 800 juta di Dinas pertanian (Disper-tan) Sampang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sampang puthut Budi Santoso mengatakan, agus San-toso tidak dimutasi karena masih menunggu proses hukum yang ditangani oleh Kejaksaan negeri Sampang.

“Belum ditahan kan, ya pasti pemkab belum melakukan pemberian sanksi, makanya tidak ada dampak kepada pemutasian pejabat kemarin itu, apalagi masih tersangka dan belum dita-han,” ucapnya.

apabila nantinya agus Santoso ditahan oleh Kejari, menurutnya, tidak menutup ke-mungkinan pemerintah di bawah kepemimpinan al Falah akan menonjobkan posisinya selaku Kadispertan.

“Kita tidak gegabah dalam mengambil kebijalan, mas, asas hukum di negara kita kan praduga tak bersalah. Jadi kita tunggu dulu apakah ada penahanan apa tidak kalau sudah ditahan kita non job kan dari jabatannya, itu sesuai pp 53 Tahun 2010, yakni tentang kedisiplinan pegawai,” tegasnya.

Dirinya menambahkan, pem-kan tidak pernah tebang pilih dalam memberikan sanksi kepada pnS yang terseret kasus hukum. namun, selama kasus itu belum bersifat inkrah maka pihaknya belum bisa berbuat banyak.

Berdasarkan data yang di-himpun Koran Madura, tercatat pnS yang tersandung sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan bibit tani senilai Rp 800 juta di Dispertan Sampang. meliputi, agus Santoso, Kadis-pertan dan Kasi pasca panen pengelolaan dan pemasaran Tanaman Hortikultura, Rosuli muklis. mereka hingga kini belum dilakukan penahanan.

Sedangkan tersangka ab-durrahman (aB) Kasi produksi Tanaman pangan, dan abd Wahed Kabid Tanaman pangan. mereka sudah mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) kelas IIB Sampang.

Kendati demikian, untuk ter-sangka achmadi, Kabid Sumber Daya penanian Dispertan terlibat kasus dugaan korupsi dana kontingensi dan demfarm. Hal itu disebabkan, achmadi diduga melakukan pemotongan ang-garan kontingensi dan demfarm milik 40 poktan.

Untuk dana program kontin-gensi, masing-masing poktan seharusnya menerima suntikan dana senilai Rp 57.400.000. Sementara program denfarm poktan seharusnya mendapat dana sebesar Rp 51.246.250. Dari dua bantuan itu achmadi diduga melakukan pemotongan sebesar 12,5 persen. =RYAN HARIYANTO

Kepala Dinas BpBD Kabu-paten Sampang Wisnu Hartono mengatakan, pihaknya saat ini telah menganggarkan Rp 250 juta itu, pihaknya hanya mem-bagikan 14 tangki untuk satu desa yang setiap minggunya hanya dua kali didistribusikan. Saat ini tercatat 58 desa masuk zona kekeringan.

“anggaran dana Rp 250 juta itu dibagi rata ke 58 desa yang sudah tercatat dalam zona kekeringan. namun dana itu masih kurang, se-hingga BpBD akan melakukan pengusulan dana tambahan untuk mengatasi bencana

kekeringan saat ini,” tuturnya kepada awak media, Selasa (30/9).

Selain itu, Wisnu menutur-kan, minimnya droping air ber-sih ke sejumlah daerah yang masuk zona kekeringan yaitu akibat minimnya dana penang-gulangan kekeringan. Selama ini dana untuk kekeringan sebesar Rp 250 juta dari apBD dianggap tidak cukup untuk memaksimalkan bantuan kek-eringan bagi masyarakat.

“BpBD sudah mendistri-busikan air bersih ke sejumlah daerah, tapi memang droping air bersih itu juga tidak cukup,

karena daerah yang kita petakan di zona kekeringan sangat ban-yak,” ujarnya.

Wisnu juga mengaku bahwa yang menjadi persoa-lan pendistribusian air bersih tersebut adalah persoalan jarak tempuh desa yang ber-beda antara satu desa dengan desa yang lainnya. Sehingga menurutnya, hal tersebut akan menggunakan biaya transport yang berbeda.

“Kan jarak desa yang termasuk zona kekeringan berbeda jadi otomatis biaya operasional pendistribusian-nya pun berbeda yaitu menca-pai sebesar Rp 350 ribu seperti ke Kecamatan Banyuates,” terangnya.

Sekadar untuk diketahui, berdasarkan data dari kantor BpBD Sampang, setidaknya ada 12 dari 14 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sampang masuk dalam zona kekeringan dan krisis air bersih. Sedangkan 2 kecamatan yang aman dari zona kekeringan dan krisis air bersih yaitu Kecamatan Omben dan Kecamatan Camplong. =MO-HAMMAD MUHLIS

14 TANGKI UNTUK SATU DESA

BPBD Berdalih Minim Anggaran

KADIS BPBD. Wisnu Hartono ketika di wawancarai oleh awak media mengenai persoalan kekeringan yang ada di sampang, Selasa (30/9).

SAMPANG- Sejak beberapa bulan terakhir, Ka-bupaten Sampang terus digeluti oleh bencana kekeringan dan krisis air bersih. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, sekitar 58 desa di 12 kecamatan ten-gah mengalami kekeringan dengan tingkat yang berbeda-beda. BPBD Sampang mengklaim telah maksimal dalam menangani persoalan kekeringan dan krisis air bersih.

PEGAWAI NEGERI

Tersangka Kadispertan Tidak Kena Mutasi

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sampang Puthut Budi Santoso saat memberikan keterangan pers kepada media, Selasa (30/9).

ryan hariyanto/koran madura

Page 25: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III L

Pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal

langsung ke Surabaya sebab kami belum punya

alat secanggih itu,”

Nunuk KistianiWakil Direktur

RSUD Syamrabu Bangkalan

BangkalanBangkalan RABU 1 OKTOBER 2014 No. 0453 | TAHUN III IBangkalanKORAN

MADURA

Pasien Cuci Darah Tak TerlayaniPelayanan RSUD Syamrabu Terus Dikeluhkan

“Pasien yang mengalami pen-yakit gagal ginjal langsung ke Surabaya, sebab kami belum pun-ya alat secanggih itu,” kata Direk-tur RSUD Syamrabu Bangkalan, drg Yusro melalui Wakil Direktur (Wadir), Nunuk Kistiani.

Minimnya alkes di rumah sakit yang terletak di jalan Pe-

muda Kaffa itu berdampak pada belum maksimalnya pelayanan terhadap pasien. Pastinya, ke-terbatasan alat yang dimiliki menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk segera dipenuhi. Tidak dapat dipungkiri, selama ini pelayanan yang diberikan ke-pada pasien selalu dikeluhkan. Masyarakat sangat berharap banyak terhadap peningkat-an kualitas pelayanan rumah sakit.

"Masih ada dua alat yang

belum dimiliki, seperti alat CT Scan yaitu Komputerized Tomo-grafi Scan, dan alat MRI yaitu Magnetic Resonance Imagne. Alat-alat Radiolog ini berfungsi untuk pencitraan yang ada ditu-buh manusia. Seperti tumor, patah tulang, dan kelainan di kepala," jelasnya.

Menurutnya, sejauh ini pihak rumah sakit hanya menggunakan foto konfensional. Fungsinya ha-nya bisa melihat tulang dan jar-ingan saja. Besar kemungkinan, tahun depan sudah dianggarkan untuk memenuhi kebutuhan alat yang belum ada demi menun-jang pelayanan maksimal kepada pasien.

"Kami akan anggarkan agar se-mua alat yang dibutuhkan terse-dia di rumah sakit. Sekarang kami sudah memiliki Obgyne, Bedah Umum, Ortopedi, Mata, Urologi atau THT, BWH Ruang Operasi Bedah Minor. Dan alat Artharos-copy yaitu bedah ortopedi tulang, dan Laparascopy yaitu untuk Me-tode Operasional Wanita (MOW)," tandasnya.

=DONI HERIYANTO/RAH

BANGKALAN – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu (RSUD Syamrabu) Bangka-lan hingga saat ini masih tidak memuaskan. Rumah sakit terbesar di wilayah setempat itu tidak mampu melayani pasien yang ingin cuci darah, karena minimn-ya alat kesehatan (alkes) berupa alat Hemodialisa (cuci darah). Sehingga bagi pasien yang menderita penyakit gagal ginjal harus dirujuk ke RSUD Dr. Soeto-mo Surabaya.

doni heriyanto/koran maduraMINIM. Pelayanan RSUD Syamrabu Bangkalan sangat memprihatinkan karena keterbatasan alat kesehatan.

LAKALANTAS

Penabrak itu Seharusnya Bertanggungjawab

BANGKALAN - Nasib tragis menimpa M Nufal, (26), warga Desa Lenteng Timur Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Pemuda lajang ini menjadi korban tabrak lari di jalan raya Desa Lombang Dajah Kecama-tan Blega, Kabupaten Bangka-lan, Senin (29/9) sekitar pukul 20.30 WIB, malam hari. Akibat peristiwa tersebut, korban tewas mengenaskan karena menderita luka parah di bagian kepala.

Kronologis kejadian memi-lukan ini berawal dari Yamaha Vixion dengan nomor polisi M 2229 XX yang dikendarai korban bersama Khairul Anam (25), warga Desa yang sama, melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Bangkalan menuju Sumenep. Pada saat tiba di tempat kejadian perkara (TKP), korban tidak menguasai kemudi dan membentur kendaraan roda empat yang jenis dan nopol tidak diketahui yang tiba-tiba mengurangi kecepatan secara mendadak.

Akibat membentur kenda-raan warna putih yang ada di depannya, korban langsung terpelanting dan jatuh ke sisi kanan jalan. Nahas, di waktu bersamaan dari arah berlawa-nan muncul kendaraan truk yang tidak diketahui jenis dan nopolnya. Praktis kenda-raan yang melarikan diri itu menghantam korban. Kerasnya benturan membuat korban

mengalami pecah tulang dahi di kepala, patah tangan kanan dan kiri, serta luka robek kaki kanan, kemudian patah jari tengah kanan. Sehingga,nyawa korban tidak bisa diselamatkan.

"Teman korban hanya men-derita luka ringan. Berdasar-kan keterangannya memang melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga tidak bisa mengendalikan kendaraan-nya," terang Kanit Laka Lantas Polres Bangkalan, Ipda Puji Purnomo, SH.

Menurut Puji, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Sebab kendara-an truk yang diduga menjadi penyebab tewasnya korban itu melarikan diri. Sehingga perlu mengumpulkan bukti-bukti lain termasuk meminta keterangan teman korban dan sejumlah saksi lainnya yang mengetahui insiden kecalakaan tersebut. Apalagi kejadian ini malam hari dan lokasi jauh dari pemuki-man.

"Situasinya malam hari, sekalipun ada saksi tapi minim karena TKP jauh dari pemuki-man warga. Hasil dari olah TKP, penyebab kecelakaan itu memang murni kesalahan korban. Sebab dilihat dari kronologisnya motor korban mendahului dalam jarak tidak aman sehingga membentur kendaraan di depannya," tan-dasnya.

=DONI HERIYANTO/RAH

doni heriyanto/koran maduraRUSAK. Motor Yamaha Vixion milik korban saat diamankan di halaman Satlantas Polres Bangkalan.

Page 26: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III J

Kinerja Polres Dinilai LambanLaporan Kasus Jual Beli Tanah Belum Ditindaklanjuti

Kronologis kasus pelaporan ini, berawal pada hari Jumat 14 Maret 2014 sekitar 15.00 WIB. Pelapor Habib Sholeh Alatas membeli sebi-dang tanah Kohir No.721 persil 38 Blok II seluas 505 M2, a.n terlapor Malik Amrullah yang terletak di Desa Tobadung Kecamatan Klamp-is. Kemudian terjadi kesepakatan harga oleh kedua belah pihak sebe-sar Rp 170.000,000 dengan rincian telah dibayar dimuka Rp 3.000.000 sebagai tanda jadi. Selanjutnya dibayar lagi sebesar 147.000,000, sedangkan sisanya sebesar Rp 20.000,000, akan dibayar apabila proses konversi/persertifikatan telah selesai.

Akan tetapi, pada Minggu akhir bulan Juni 2014, Habib Sholeh Ala-tas mandapat informasi dari saksi 1 bahwa objek tanah tersebut telah dijual lagi kepada orang bernama Fathur Rozi warga Kecamatan setempat. Hal itu membuat Habib Sholeh Alatas merasa dirugikan. Sebelum membawa kasus itu ke aparat kepolisian, ia sudah melayangkan surat somasi kepada terlapor, untuk diselesaikan secera baik-baik. Namun, terlapor tidak pernah menanggapi maksud baik tersebut.

"Ya sebelum melapor ke pihak kepolisian, kami sering

memberikan somasi, namun terlapor tetap saja tidak menang-gapinya," ujar Habib Sholeh.

Dengan membuat laporan ke Polres Bangkalan, pihaknya ber-harap proses hukum segera bisa dilakukan. Namun, sayangnya kasus ini belum juga tertangani dan ditindak lanjuti secara serius. Sehingga, dirinya merasa sangat kecewa. Bahkan, Habib Sholeh menduga telah terjadi permainan dalam kasus itu yang berdampak pada molornya dan terkesan diperlambat oleh kepolisian.

"Saya sangat kecewa terhadap aparat kepolisian, yang tidak te-gas, dan tidak serius menangani kasus ini, padahal ini kasus kecil, bagaimana dengan kasus-kasus besar lainnya. Seharus tujuh hari pasca pelporan itu sudah diproses," sesalnya.

Terpisah, Kapolres Bangkalan, AKBP Sulistiyono melalui Kasat Reskrim AKP Andy Purnomo me-ngaku tidak benar jika pihaknya dikatakan tidak serius dalam me-nangani kasus tersebut. Pihaknya telah memanggil pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta beberapa saksi. Akan tetapi, untuk Notaris akan dilakukan pe-manggilan hari, Rabu (1/10).

=DONI HERIYANTO/RAH

BANGKALAN - Habib Sholeh Alatas (37), warga Dusun Lok-Pelok Desa Trogan Kecamatan Klampis, menilai kinerja Polres Bangkalan sangat lamban dalam menangani suatu perkara. Sebab laporan kasus penipuan jual beli tanah atas nama terlapor Malik Amirullah (30), warga Desa Tobad-dung, Kecamatan Klampis, hingga saat ini belum ada keje-lasan. Padahal laporan tersebut sudah lengkap disertai alat bukti dan telah masuk sejak 26 Juli waktu lalu.

doni heriyanto/koran maduraKECEWA. Habib Sholeh Alatas menunjukkan bukti-bukti jual beli. Dirinya mer-asa sangat kecewa terhadap Polres Bangkalan yang tidak serius memproses kasus penipuan jual beli tanah.

INFRASTRUKTUR

Eksekutif Dukung Pembangunan Gedung DPRD Baru

BANGKALAN - Rencana DPRD Bangkalan untuk mem-bangun kantor dewan yang baru mendapat dukungan pemerintah kabupaten (Pemkab) Bangkalan. Saat ini gedung dewan yang ada dinilai kurang layak. Apalagi saat ini jumlah anggota dewan ber-tambah menjadi 50 orang, se-hingga diperlukan penambahan ruang fraksi dan ruang komisi yang lebih memadai.

Melalui Bupati Bangkalan, pihak eksekutif rupanya men-dukung penuh terkait rencana pembangunan gedung dewan baru. Hal tersebut dilakukan un-tuk menunjang kinerja legislatif kedepan.

"Kami sangat mendukung adanya rencana pembangunan gedung dewan baru," terang Bupati Bangkalan, RK Makmun Ibnu Fuad, saat dikonfirmasi wartawan Koran Madura, kema-rin (30/9).

Menurutnya, pembangunan gedung DPRD merupakan lang-kah strategis guna menunjang kinerja wakil rakyat, sehingga tempat mereka bisa terlihat lebih representatif. Para anggota dewan dalam bertugas bisa lebih giat lagi.

"Ini kan untuk mendorong kinerja mereka (anggota dewan) supaya lebih optimal lagi. Saya rasa tidak ada masalah bangun gedung baru, oke saja. Dan seka-rang masih tahap rencana," ung-kap Ra Momon, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bangkalan, Fatkurrahman, menyatakan, rencana pemban-gunan gedung dewan yang baru memang timbul dari internal anggota dewan. Sebagian besar para anggota dewan setuju atas rencana tersebut. Sebab, gedung yang lama sudah tak lagi repre-sentatif untuk menampung ang-gota dewan.

"Gedung dewan yang baru rencananya akan dibangun di lokasi lain, tepatnya di kawasan Jalan Halim Perdana Kusuma (Ringroad). Terus gedung dewan yang ini bisa ditempati kantor lain. Rencananya gedung dewan baru ini dibangun pada tahun 2015 nanti," tandas Fathurrah-man.

Dia menambahkan, sudah ada komunikasi diinternal de-wan. Bukan hanya ide ketua de-wan saja yang dilontarkan perta-ma kali kepada khalayak, karena sudah melalui rencana anggota.

Apalagi, gedung lama komposisi ruangnya sudah terasa sesak.

"Gedung dewan dari dulu memang belum pernah dilaku-kan renovasi. Namun, dinilai masih layak sehingga rencana pembongkarannya dialihkan membuat kantor yang baru. Untuk gedung yang lama, bisa ditempati kantor yang lain," te-rangnya.

Adapun letak gedung DPRD baru yang direncanakan akan dibangun, berlokasi di kawasan Jalan Halim Perdana Kusuma, tepatnya di samping Bangkalan Plaza (Banplaz). Gedung terse-but akan dibangun empat lan-tai, mesipun sebelumnya sem-pat mencuat pernyataan Ketua DPRD yang akan membangun gedung 9 lantai. Bahkan, dalam gedung tersebut direncanakan akan disiapkan ruangan khusus untuk masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi.

"Untuk membangun gedung dewan baru yang ada liftnya paling membutuhkan anggaran antara sebesar Rp 35 miliar sam-pai Rp45 miliar," terang Ketua DPRD Bangkalan, RKH Fuad Amin, beberapa waktu lalu.

=MOH RIDWAN/RAH

moh ridwan/koran maduraLANTAI DUA. Gedung DPRD yang masih ditempati para anggota DPRD yang terletak di Jalan Soekarno Hatta.

Bangkalan

Page 27: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III OBangkalanBangkalan RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III KIndustri LokalKORAN MADURA

Melirik Peluang Bisnis Kerajinan Sandal Spons

risis global yang me-nimpa dunia me-nyebabkan Indonesia juga terkena dampak

yang cukup signifikan. Dengan semakin sempitnya lapangan pekerjaan dan banyaknya kasus PHK yang terjadi di perusahaan-perusahaan lokal maupun yang berbasis ekspor, menyebabkan banyak orang mulai berpikir un-tuk mencari alternatif lain berupa wirausaha dan mulai melirik ber-bagai potensi home industry yang masuk dalam skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tidak da-pat dipungkiri, dengan sekian ba-nyak bisnis capital market yang bertebaran, justru sektor usaha kecil seperti home industry meru-pakan kekuatan dan menjadi pon-dasi ekonomi di banyak negara.

Guna memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat, banyak orang menciptakan ber-bagai inovasi dengan membuat kreasi unik hasil home industry seperti sandal yang cukup marak saat ini. Home industry ini sudah mulai mendapat tanggapan pasar dan peluang yang cukup menjan-jikan.

Dunia kreatif selalu mem-berikan keuntungan, bagi mereka yang mau memulai. Salah satunya adalah home industry sendal ber-bahan spon yang dilakoni sejum-lah warga di Desa Pesanggar, Ke-camatan Pegantenan, Pamekasan.

Salah seorang pengrajin sendal spon setempat, abdi, 39, mengatakan dirinya memulai usaha pembuatan sandal itu be-modal nekad dan faktor kebera-

nian saja. Demi meningkatkan taraf ekonominya,kendati hingga saat ini tetap bekerja berdasarkan kemampuannya yang sangat ter-batas.

Dijelaskan Abdi, pembuatan sendal dari spon eva itu cukup se-derhan, bahan dan peralatan cuka tidak banyak, untuk bahan terdiri dari Spon Eva,Tali Jepit. Kemu-dian untuk peratannya yang digu-nakan, yaitu Pisau cutter, gunting, pensil, alat press spon dan Lem.

“Setiap harinya, saya mampu memproduksinya sekitar 200 pa-sang. Harga sepasang sandal lima ribu. Sementara ini hasilnya di-jual kepada masyrakat sekitar sini (pesanggar) yang membutuhkah.Terkadang juga dijual ketoko-toko atau pasar yang siap menjual atau masih sekitar wilayah pame-

kasn saja,” katanya.Abdi menjelaskan proses demi

proses pembuatan sendal spon tersebut. Terlebih dahulu tiru pola sendal jepit pabrik yang telah ada, jiplaklah pola tersebut. Jika akan membuat sandal jepit dengan bentuk bervariasi, buatlah pola sesuai ukuran kaki yang diingin-kan. Setelah itu, Spon digambari pola dengan pensil.

Kemudian, setelah diketahui polanya, Potong spon menggu-nakan cutter sesuai pola sudah dibentuk. Setelah dipotong, sete-lah spon dengan ketebalan ber-beda telah dicetak sesuai ukuran dan motifnya, kemudian satukan hasil potongan kedua spon terse-but dengan lem.

Proses berikutnya, pres spon yang telah dilem tadi dengan alat

pres agar hasil rekat lem lebih maksimal. Baru lubangi sendal tersebut dengan jarak atas 3 jari dan jarak bawah 5 jari, bisa

menggunakan paku besar un-tuk melubanginya. Terakhir, pa-sang jepit sendalnya, yang perlu diperhatikan adalah jangan sam-pai tertukar antara yang kiri dan yang kanannya,(yang kiri koden-ya L dan yang kanan kodenya R). Setelah proses selesai, sandal siap dipasarkan.

“Meskipun alatnya masih sa-ngat sederhana, saya sudah mem-punyai tiga pekerja. Jika usaha ini dibina dengan baik oleh peme-rintah, maka dipastikan usaha ini bisa mempekerjakan masyarakat lainnya lebih banyak,” ungkap-nya.

= ALI SYAHRONI/RAH

PAMEKASAN – Jumlah pengangguran masyarakat Indonesia yang sangat besar merupa-kan tantangan yang cukup serius bagi Pemerintah yang harus dicarikan solusinya pada

periode mendatang. Lulusan sekolah tingkat menengah, atas, dan perguruan tinggi saat ini seolah menjadi calon pengangguran. Masalah ini harus dipikirkan oleh Pemerintah

dengan membuka lahan pekerjaan baru untuk mereka.

ali syahroni/koran maduraTELATEN. Abdi (39), warga di Desa Pesanggar, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, saat membuat sandal dari spons eva. Dirinya memulai usahanya bemodal nekat dan faktor keberanian saja.

Page 28: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III F BangkalanBangkalan RABU 1 OKTOBER 2014

No. 0453 | TAHUN III LPamekasanKORAN MADURA

Ribuan Perahu Belum Kantongi Pas KecilSurat Pelayaran Tak Ubahnya STNK

Berdasar data di Bagian Perhubungan Laut dan Udara, Dishubkominfo Pamekasan, ada 1.618 perahu milik nelayan Ka-bupaten Pamekasan yang terse-bar di 6 Kecamatan di Pame-kasan belum memiliki Pas kecil. Diantaranya, 566 perahu yang bersandar di pesisir Kecama-tan Tlanakan, 279 perahu yang bersandar di pesisir Kecamatan Pademawu, 148 perahu yang ber-sandar di pesisir Kecamatan Lar-angan, 96 perahu yang bersandar di pesisir Kecamatan Galis, 284 perahu yang bersandar di pesi-

sir Kecamatan Pasean, dan 245 perahu yang bersandar di pesisir Batumarmar, Pamekasan.

Apabila saat pelayaran, perahu-perahu tersebut tidak mengantongi Pas kecil, maka Polisi Air Polda Jawa Timur, da-pat memberikan sanksi kepada pemilik perahu ataupun awak kapal. Dan apabila terjadi ke-celakaan di laut, maka pemilik kapal terancam pidana.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika (Disshubkominfo) Pamekasan, Moh Zakir melalui Kepala Bidang

Perhubungan Laut dan Udara, Sanusi mengaku tidak bisa ber-buat apa-apa dengan banyaknya perahu milik nelayan yang belum mengantongi surat pelayaran. Pihaknya, hanya berkewajiban memberikan pembinaan dan arahan kepada pemilik perahu untuk segera mengurus Pas kecil, demi keamanan pelayaran saat menangkap ikan.

Sanusi mengambil pelajaran dari kejadian tertangkapnya 6 nelayan yang harus berurusan dengan Pol Irud Polda Jatim, karena perahu yang digunakan tidak dilengkapi Pas kecil. Se-hingga, Pemerintah Kabupaten Pamekasan sendiri kata Sanusi sudah mengajukan anggaran me-lalui APBD 2014. Dalam rangka memberikan pelayanan berupa pengadaan surat pelayaran dan rencananya akan diberikan se-cara gratis kepada nelayan.

Langkah itu dilakukan, dalam rangka memberikan dorongan kepada nelayan untuk mem-

proses surat pelayaran ke Kantor Dishubkominfo Pamekasan.

Dalam kesemPatan itu, Sa-nusi juga mendesak DPRD Pame-kasan untuk segera mengesah-kan raperda tentang trasportasi laut yang hingga kini belum di-sahkan menjadi perda. Padahal, raperda tersebut sudah diajukan sejak tahun 2012 lalu. Raperda itu sangat penting, sebagai pa-yung hukum memungut retribusi terhadap pengguna transportasi laut.

Dalam kesempatan terpisah, Bambang Sujatmiko Kepala Bi-dang Perhubungan Laut Dishub dan LLAJ Provinsi Jawa Timur saat berkunjung ke Pamekasan, Selasa, (30/09) mengakui bahwa di Jawa Timur banyak nelayan dan pemilik kapal belum men-gantongi surat pelayaran Pas ke-cil ataupun pas besar. Sehingga, pihaknya akan berusaha membu-juk nelayan untuk segera mem-buat surat pelayaran Pas kecil.

= FAKIH AMYAL/UZI/RAH

PAMEKASAN - Ribuan perahu berukuran di bawah GT-7 milik nelayan Pamekasan yang biasa digunakan untuk menangkap ikan belum mengantongi surat pelayaran yang disebut pas kecil. Padahal, surat pelayaran meru-pakan dokumen pelayaran yang harus dipegang oleh pemilik perahu saat melakukan aktivitas menangkap ikan, layaknya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang harus dikantongi oleh pengendara roda dua mau-pun roda empat.

fakih amyal/koran maduraPEMERIKSAAN PERAHU. Sejumlah perahu nelayan Dusun Jumiang, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu dipajang di tepi pantai.

KESENIAN

Seniman Kecewa Kinerja DPRD-Dinas

PAMEKASAN - Penggiat seni Kabupaten Pamekasan kecewa terhadap kinerja Dewan Per-wakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan. Sebab hingga saat ini Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penyeleng-garaan Hiburan, Pentas Seni, dan Budaya Pamekasan tak kunjung disahkan. Padahal raperda terse-but pembahasannya memakan waktu lama.

Lontaran kekecewaan juga dialamatkan Kepada Dinas Pe-muda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Pem-kab Pamekasan yang dianggap tidak serius menangani kesenian di Kabupaten Pamekasan. Sebab instansi itu tidak pernah men-gundang penggiat seni Pame-kasan untuk berdikusi tentang nasib seni di Kabupaten Gerbang Salam.

Koordinator Kolom Teater Pamekasan (KTP), Elman Duro menuding kinerja DPRD lemah syahwat dalam mengawal kepentingan masyarakat pecinta seni. Buktinya, DPRD belum bisa mengesahkan Raperda tersebut menjadi perda.

Menurut Elman, jenis kelamin kesenian Kabupaten Pamekasan tidak jelas, karena belum ada payung hukum yang menga-tur tentang penyelenggaraan Hiburan, Pentas Seni, dan Budaya yang diperbolehkan maupun yang dilarang.

KTP berencana akan men-girim surat yang ditujukan kepada ketua DPRD Pame-kasan Halili Yasin, yang isinya mendesak agar raperda terse-but segera disahkan menjadi perda. Termasuk akan melay-angkan surat terbuka kepada masyarakat, agar sama-sama mendesak disahkanya raperda tersebut.

KTP yang beranggotakan 13 komunitas seni mulai seni lukis, teater, puisi, seni rupa dan artistik panggung ini menilai Disporabudpar Pamekasan kurang peduli terhadap kemajuan kesenian di Kabupaten Pame-kasan. Buktinya, di Pamekasan hingga saat ini belum ada Dewan Kesenian Pamekasan. Seharusnya dewan kesenian tersebut kem-bali dibentuk, agar pegiat seni memiliki roh dan kiblat kesenian daerah.

= FAKIH AMYAL/UZI/RAH

Page 29: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III M

Peminta-minta itu Berasal dari Wilayah Sumenep

Keberadaan mereka akhirnya kian meresahkan masyarakat. Selain itu, karena kegiatan mem-inta-minta dengan berharap pada belas kasihan orang lain itu sudah menjadi ladang pekerjaan untuk mata pencaharian.

Apalagi semakin lama jum-lah pengemis yang beroperasi di Pamekasan semakin bertambah. Bahkan pengemis yang berkeliar-an itu tidak hanya dari kalangan lanjut usia saja, namun banyak yang dari mereka yang usianya masih kategori produktif. Tinda-kan tegas dari Pemerintah kabu-paten Pamekasan sudah sering dilakukan namun hal itu tidak membuat mereka jera.

Kepala Dinsosnakertrans Pamekasan, Al Walid mengatakan banyak pengemis yang meminta-minta di wilayah Pamekasan sudah berulangkali ditertibkan Satpol PP setempat, kemudian diserahkan ke Dinsosnakertrans

untuk mendapat pembinaan.Namun, pembinaan yang di-

lakukan tidak mendapatkan hasil. Terbukti setelah dibina, didata, dan dilepaskan, para pengemis yang kebanyakan berasal dari Ka-bupaten Sumenep itu, pada saat penertiban berikutnya masih

menemukan orang yang sama.“Penertiban, pembinaan, bah-

kan sampai dipulangkan sudah berulangkali kami lakukan untuk mengatasi pengemis yang sudah meresahkan masyarakat itu, tapi waktu ada penertiban lagi orang yang sama yang tertangkap lagi,”

katanya.Tidak hanya itu, lanjut Al

Walid, Dinsosnakertrans sering mendapati pengemis yang masih berusia produktif. Dengan temuan tersebut, pihaknya mengambil kesimpulan bahwa mereka sen-gaja menjadikan meminta-minta

itu sebagai pekerjaan.“Waktu dipulangkan, rumahn-

ya bagus-bagus, ada yang punya banyak sapi, termasuk pengemis lansia itu, jadi mereka sudah jadi-kan pekerjaan ini ladang usaha. Inilah yang membuat kami kesu-litan untuk melakukan tindakan,” imbuhnya

Alasan lainnya, terang Al Walid, belum ada aturan hukum yang bisa menjerat mereka juga menjadi salah satu kendala utama. Pihaknya masih kebingungan cara menin-dak tegas mereka agar berhenti meminta-minta di Pamekasan. Se-lain itu, pihaknya hanya bertugas melakukan pembinaan, mengenai penertiban, adalah tugas Satpol PP Pamekasan.

Para pengemis yang beroper-asi di Pamekasan tidak hanya dari luar Pamekasan, sebagian berasal dari beberapa desa di Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Melihat kondisi rumah mereka tidak ter-lihat miskin karena isi dalam ru-mah serta harta kekayaannya jauh lebih besar, seolah tidak meng-gambarkan ketidakberdayaan un-tuk bekerja.

“Masyarakat juga harusnya berperan memberantasnya, dengan tidak memberikan uang kecil kepada mereka, sehingga mereka tidak merasa nyaman dengan pekerjaan mengemis, karena tidak mendapatkan has-il,” katanya.

= ALI SYAHRONI/UZI/RAH

PAMEKASAN - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmi-grasi (Dinsosnakertrans) Pamekasan akhirnya angkat tangan dalam me-nangani pengemis. Sebab walaupun sudah ditangkap dan diberikan pembinaan berulang kali, masih dite-mukan orang yang sama kembali mengemis.

PANTAI WISATA

Mengapa Talang Siring Tak Memikat Investor?PAMEKASAN - Investor ru-

panya belum tertarik mengelola objek wisata Pantai Talang Siring yang berada di Desa Montok, Kecamatan Larangan, Pamekasan. Belum jelas alasan mengapa investor tidak tertarik mengelola wisata tersebut. Apa-kah lokasi wisata yang dinilai kurang strategis, ataupun fasili-tas yang dinilai masih sangat minim, sehingga berdampak terhadap rendahnya kunjun-gan wisatawan ke lokasi wisata tersebut, atau justru ada alasan lain investor enggan mengelola tempat wisata itu.

Pemerintah Kabupaten (Pem-kab) Pamekasan sudah beru-saha untuk membujuk sejumlah

investor lokal maupun regional untuk bersedia mengelola tempat wisata itu. Namun hasilnya masih nihil.

Jika ada investor yang tertarik mengelola wisata itu, diharapkan dapat membenahi dan mengem-bangkan fasilitas wisata itu. Dan meringankan Pemerintah Kabu-paten Pamekasan, dalam hal mel-anjutkan pembangunan tempat wisata tersebut. Sementara ini, dinas terkait yang bertanggung jawab mengelola wisata tersebut yakni Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata (Dis-porabudpar) masih kebingungan untuk melanjutkan pengemban-gan wisata tersebut. Sebab, tahun ini APBD tidak menganggarkan

kelanjutan pembangunan wisata tersebut.

Kepala Disporabud Pame-kasan, John Yulianto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Kepa-riwisataan Halifatur Rahman mengakui kesulitanya mencari investor yang siap mengelola tempat wisata tersebut. Apalagi untuk dana pembangunan, yang membutuhkan dana besar.

Menurut Halifatur Rahman, tidak hanya terhadap Wisata Talang Siring yang kini gencar dipromosikan untuk menggaet investor, melainkan wisata Pantai Jumiang juga ditawarkan untuk dikelola investor. Tetapi, lagi-lagi belum ada investor yang bersedia dengan tangan terbuka untuk

mengelolanya.Dari beberapa tempat wisata

di Kabupaten Pamekasan, hanya dua lokasi yang dinilai layak untuk dipromisikan yakni Wisata Talang Siring dan Wisata Pantai Jumiang. Sementara wisata lainya yakni Pesarean Batuampar masih terbatas ke-pada wisata religi, bukan untuk hiburan. Untuk Wisata Api Tak Kunjung Padam, lahannya bukan milik pemerintah melain-kan miik pribadi.

Khusus Wisata Talang Siring, keperluan yang sangat mendesak yakni pavingisasi. Sebab, lokas-inya sangat berdebu termasuk pemenuhan sarana dan prasarana seperti arena permainan anak

yang lengkap, dan tempat parkir yang layak.

Adapun langkah yang sudah dilakukan kata Halifaturrahman, dirinya intens melakukan koordi-nasi dengan Badan Pengemban-gan Wilayah Suramadu (BPWS), dengan harapan lembaga itu bisa membantu mengembangkan tempat wisata tersebut. Sebab jika menggunakan Anggaran Pen-dapatan Belanja Daerah (APBD) sangat tidak mungkin.

”Kalau dalam perencanaan kami yang sesuai dengan lay out master plant, biaya pengemba-gan Wisata Talang Siring masih membutuhkan Rp 6 hingga Rp 8 miliar,” ungkapnya.

= FAKIH AMYAL/UZI/RAH

ali syahroni/koran maduraDUDUK. Salah satu pengemis yang meminta-minta di toko modern, Jalan Jokotole, Pamekasan.

Dinsosnakertrans Menyerah di Tangan Pengemis

Pamekasan

Page 30: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN IIIN Pamekasan

Usulan ini muncul, karena banyak ke-luhan dari masyarakat jika mereka sulit mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi di jajaran Pemkab di jam kedua (pukul 13.00-16.30). Sebab kantor-kan-tor itu menjadi sepi, karena banyak PNS tak kembali ke kantor setelah jam istira-hat. Jam istirahat sendiri adalah pukul 12.00-13.00 WIB.

Usulan ini disampaikan Ketua Fraksi PPP, Moh. Sahur kemarin (30/9). Menurutnya jika memang para PNS tidak mau bekerja sampai sore, tidak masalah. Tinggal Pemkab membuat aturan saja jika jam kerja PNS tidak sampai sore, mungkin hanya sampai pukul 14.00, namun hari kerja menjadi enam hari. Meski demikian, karena ini berangkat dari keluhan masyarakat, pihaknya masih akan mengeceknya ke lapangan. Betul tidak fenomena semacam itu, PNS banyak yang tidak kembali pasca istirahat, terjadi di jaja-ran perkantoran Pemkab.

“Perlu kami mengadakan sidak sewaktu-waktu, ke kantor-kantor ek-sekutif, di jam kedua. Untuk melihat secara langsung kinerja para PNS itu,” kata Sahur.

Politisi PPP ini menambahkan, dalam hal ini yang perlu disoroti adalah tingkat kedisiplinan para PNS itu sendiri. Karena itu para kepala-kepala dinas/kantor hen-daknya menjadi contoh terlebih dahulu terhadap anak buahnya. Karena dia tidak menutup kemungkinan, anak buah ber-buat semacam itu karena meniru atasan-nya yang jarang terlihat di kantornya, terutama jam kedua. Ia meminta Sekda, Inspektorat, dan Satpol PP segera me-nyikapi ini.

“Perlu ada sanksi tegas bagi para PNS yang kurang disiplin. Jika memang tidak bisa diatur, ya kembalikan saja pada enam hari kerja,” katanya.

Usulan serupa juga disampaikan Anggota Fraksi Demokrat Ismail. Dia sepakat jika memang keadaannya sep-erti itu, PNS malas kembali bekerja pada jam kedua atau sesudah istirahat, untuk dikembalikan lagi pada ketentu-an enam hari kerja. Menurutnya, den-gan enam hari kerja, PNS tidak perlu bekerja sampai sore. Pukul 14.00 mere-ka sudah bisa pulang. Jika pada hari Jumat, pukul 11.00 sudah bisa pulang,

dan tidak perlu kembali lagi ke kan-tor usai Salat Jumat. Dan dengan enam hari kerja ini, tidak ada jam istirahat seperti sekarang. Sehingga tidak ada alasan bagi PNS untuk meninggalkan kantor, sebelum jam pulang.

“Ini menyangkut pelayanan kepada masyarakat. Siap menjadi PNS itu be-rarti siap menjadi pelayan masyarakat. Masyarakat tahunya jam kerja PNS itu dari pukul 07.00-15.30. Kasihan mere-ka yang datang jauh-jauh untuk men-dapatkan pelayanan, namun ketika sampai di kantor bersangkutan tidak mendapatkan pelayanan tersebut. Ter-utama yang datang pada jam kedua,” papar Ismail.

Menyikapi ini, Sekdakab Pame-kasan Alwi Beiq menyatakan terlalu jauh jika harus berpikir untuk kembali memberlakukan enam hari kerja bagi PNS. Menurutnya, lebih baik mem-benahi saja yang kurang, dan tidak perlu feedback ke belakang (kembali ke aturan lama). Terkait adanya PNS yang tidak kembali ke kantor setelah istirahat, itu menjadi tugas para kepala kantor bersangkutan untuk melaku-kan pembinaan terhadap bawahannya. Setelah dibina masih tetap, bisa dite-gur langsung, jika masih tetap juga bisa diberikan peringatan.

Pihaknya juga akan terus mengin-gatkan para kepala-kepala kantor, untuk melakukan pembinaan secara berkala kepada para PNS yang di kantornya. Agar mereka sadar akan tugas dan tang-gung jawab PNS itu. Pihaknya juga akan mengecek nanti, presentasi dari para PNS yang tidak kembali ngantor di jam kedua itu. Dia juga mengatakan, tidak selamanya PNS yang tidak kembali ngantor di jam kedua karena malas. Bisa jadi mereka tidak kembali ke kantornya di jam kedua, karena mereka kembali ke kantor lain untuk rapat, atau urusan kedinasan lainnya. Serta banyak faktor dan alasan lainnya.

“Jika memang ditemukan, tidak kembali ke kantornya di jam kedua ka-rena enggan atau malas untuk bekerja. Ini yang perlu disikapi. Terutama men-jadi kewajiban kepala kantornya, untuk membina, menegur, dan memperingat-kan,” tukas Alwi.

=SUKMA FIRDAUS/UZI/RAH

Dewan Usulkan Enam Hari KerjaSekdakab: Benahi Saja, Tidak Perlu Kembali ke Aturan Lama

PAMEKASAN - DPRD Pamekasan secara mengejutkan men-gusulkan agar hari kerja PNS di lingkungan Pemkab Pame-kasan dikembalikan seperti sediakala, yaitu enam hari kerja.

MENGUCAPKAN

Selamat dan SuksesKEPADA BUPATI DAN WAKIL BUPATI PAMEKASAN

ATAS PERESMIAN KABUPATEN PAMEKASAN SEBAGAI DAERAH TERTINGGAL YANG TERENTASKAN DAN MERAIH DUA PENGHARGAAN KINERJA TERBAIK

MASING-MASING UNTUK KOMITMEN DAN KERJA KERAS DALAM PENINGKATAN IPM DAN PENINGKATAN ANGKA MELEK HURUF

Iklan ini Dipersembahkan oleh Humas dan Protokol Setdakab Pamekasan

SEKRETARIS DAERAH BESERTA PARA ASISTEN, STAF AHLI, DAN SELURUH PIMPINAN SKPD

SE-KABUPATEN PAMEKASAN

Drs. H. Achmad Syafii, M.SiBupati Pamekasan

Drs. Khalil Asy’ariWakil Bupati

Dr. Alwi, M. HumSekdakab Pamekasan

Drs. H. Ach. FaisolAsisten Pemerintahan

dan Kesejahteraan Rakyat

Fadilatul Jannah, SH, MMAsisten Perekonomian

dan Pembangunan

Drs. Yudistinah, MMAsisten Administrasi Umum

Page 31: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III OPamekasan

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Pamekasan, Taufikur-rahman mengatakan walaupun undang-undang tersebut sudah ada turunannya berupa Peraturan Pemerintah (PP) nomor 43 tahun 2014, namun di dalamnya masih belum mengatur secara detail.

“Alokasi anggaran desa yang diam-anatkan undang-undang sebesar Rp 1,4 miliar per desa belum bisa dipastikan be-rapa dan bagaimana, karena masih akan diatur lagi di Permendagri (Peraturan Menteri Dalam Negeri),” katanya.

Tidak hanya itu, Taufik juga memban-tah ketentuan pasal 72 huruf e dalam un-dang-undang itu, yang menyatakan bahwa dana alokasi untuk desa juga berasal dari APBD. Di pasal tersebut diatur bahwa desa harus dikucurkan dana 10 persen dari APBD setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN.

Kemudian, di undang-undang tersebut juga mengatur kabupaten diperintahkan memberikan dana sebesar 10 persen dari hasil retribusi daerah. Di tahun 2013 lalu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pamekasan, sekitar Rp 83,8 miliar, ditambah Dana Pe-rimbangan sebesar Rp 937 miliar yang be-rasal dari DAK , Dana Alokasi Umum dan Bagi hasil Pajak/bukan pajak.

Setelah dikurangi dana DAK sekitar Rp 101,5 miliar, desa akan mendapat 10 persen dari PAD 83,8 miliar, DAU Rp 788,6 miliar dan retribusi daerah sebe-

sar Rp 18, 2 miliar. Setelah semuanya dijumlahkan ditemukan angka sebesar Rp 89,06 miliar yang semestinya dibagi pada 189 Desa/kelurahan di Pamekasan, sehingga masing-masing desa/kelurahan akan mendapat Rp 500 juta ditambah dana dari APBN.

“Sekarang itu rapat dan sosialisasinya saja belum, termasuk bagaimana rincian-nya. Jadi menurut saya dana Rp 1, 4 mil-iar untuk setiap desa itu murni dari dana cadangan yang bersumber dari APBN, saya tidak akan mengutak-atik APBD,” ungka-pnya.

Dijelaskan Taufik, dana yang disiapkan dari APBD hanyalah alokasi dana desa (ADD) dan dana lain seperti biaya Pilkades dan alokasi lain-lain. Menurutnya, dana desa sebesar Rp 1,4 miliar masih sama seperti dulu, yaitu dana ADD yang ditam-bah dengan dana cadangan negara yang memang alokasinya untuk desa.

“Kemungkinan di Permendagri bisa saja seperti dulu, masuk dulu ke APBD, ke-mudian desa mengajukan pelaksanaannya saja,” katanya.

=ALI SYAHRONI/UZI/RAH

Dana Perimbangan Desa Belum Jelas Desa Dapat Rp 500 Juta Ditambah Dana dari APBN

PAMEKASAN – Berdasarkan Undang-Undang (UU) no-mor 6 tahun 2014 tentang Desa yang baru disahkan, pemerintah kabupaten/kota harus menyediakan dana perimbangan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun Kabupaten Pame-kasan masih belum meny-iapkan alokasi anggaran untuk desa setempat.

PROSTITUSI

HMI Minta Pol PP Tak Tebang PilihPAMEKASAN - Himpunan Ma-hasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan mengapresiasi tinda-kan Satuan Polisi Pamong Praja (Sapol PP) Pemkab Pamekasan yang telah melakukan penyegelan terhadap rumah milik Sahrawi di Desa Larangan Dalam, Kecama-tan Larangan, Kabupaten Pame-kasan.

Hal itu mereka lakukan setelah se-belumnya Pol PP sering memergoki ru-mah tersebut kerap dipakai pekerja seks komersial (PSK) melayani pria hidung belang. HMI meminta agar penyegelan tersebut juga dilakukan di tempat lain yang diduga dijadikan tempat prostitusi terselebung.

Ketua Umum (Ketum) HMI Cabang Pamekasan, Moh. Hofifi mengata-kan masih banyak tempat prostitusi yang tetap beroperasi di Kota Gerbang Salam. Ia meminta Pol PP tidak tebang pilih, seta mendesak segera melakukan penyegelan terhadap semua tempat prositusi di wilayah itu.

Hofifi menyebutkan salah satu-nya di beberapa Warung di Pasar 17 Agustus, Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan. Sejumlah warung di Pasar tersebut ditengara dijadikan tempat mangkalnya Pekerja Seks Komersil (PSK) dan dijadikan tempat transaksi PSK.

“Selama ini kami menilai, Pol PP terkesan menunggu waktu melakukan penerrtiban terhadap tempat prosti-tusi, dan masih ragu-ragu melakukan penyegelan, sebelum terjadi berkali-kali baru melakukan tindakan tegas,” ungkap Hofifi.

Sebelumnya, Pol PP melakukan pe-nyegelan terhadap rumah milik Sahrawi di Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. Penyegelan dan penutupan rumah tersebut karena rumah milik Sahrawi itu sudah menjadi rumah prostitusi. Hal itu bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Pemkab Pamekasan Nomor 18 tahun 2004 tentang larangan terhadap pelacuran.

Selain Pol PP, anggota Polsek Lar-angan juga sudah empat kali memidana ringan para PSK dan pelanggannya. Karena menganggap tak mengindah-kan peringatan itu, aparat Kecamatan Larangan bersama Pol PP kemudian ber-inisiatif untuk menyegel dan menutup rumah Sahrawi.

Di rumah tersebut, ada 4 kamar yang dijadikan tempat untuk praktik prostitu-si. Selain empat kamar tersebut, masih ada dua kamar di belakang yang sering dijadikan tempat persembunyian PSK saat dirazia Pol PP.

=FAKIH AMYAL/UZI/RAH

ali syahroni/koranmaduraDISEGEL. Rumah milik Sahrawi, yang dijadikan tempat pelacuran, di Dusun Kemasan, Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan Pamekasan, Disegel oleh penegak Perda, Senin (29/9) kemarin.

Page 32: e Paper Koran Madura 01 Oktober 2014

KORAN MADURARABU 1 OKTOBER 2014 | No. 0453 | TAHUN III PHPamekasanPROBOLINGGO JUMAT 15 AGUSTUS 2014

No. 0420 | TAHUN III LapsusKORAN MADURA OPROBOLINGGOKORAN

MADURARABU 1 OKTOBER 2014 No. 0453 | TAHUN III

ZAMZAM AHLALJANNAH

Berkata Jujur itu MenyenangkanKalimat itu telah men-

jadi prinsip dalam hidup Zamzam Ahlaljannah. Se-

mestinya juga tertanam dalam setiap hati manusia, baik le-laki maupun perempuan, mu-lai anak-anak sampai orang

telah lanjut usia. Sebab ke-

jujuran i t u

membawa ketenangan dalam hidup ini. Lain halnya ketika seseorang telah berbohong, bi-asanya akan mendatangkan keresahan, ketakutan, bahkan ketidaktenangan, sehingga ke-bohongan itu akan membuatnya melakukan kebohongan yang se-lanjutnya untuk menutupi kebo-hongan yang sebelumnya. Lama-lama kenikmatan hidupnya di dunia akan hilang. Nauzubillah.

Memang, adakalanya keju-juran itu dapat mendatangkan musibah. Sehingga dusta dalam

keadaan tertentu dapat dibe-narkan. Misalnya dalam situ-

asi genting, ada tetangga yang dicari-cari musuhnya

untuk dibunuh, maka seseorang diperbole-

hkan mengaku tidak tahu keadaannya,

meskipun sebe-narnya meng-

etahui di mana tetangganya

itu be-

rada. Jika kondisinya gaswat bin darurat semacam itu, janganlah berkata jujur, bisa membahaya-kan nyawa orang lain, bro. Itulah Islam, ujarnya.

Bila ada yang mengaku be-ragama Islam, tapi kerjanya nge-bom sana-ngebom sini, bikin onar dengan alasan apa pun, itu sih bukan ajaran Islam. Malah justru layak dicurigai, jangan-jangan itu bagian dari aksi mi-sionaris, yang mengaku Islam, belajar Islam, tapi sebetulnya pingin menghancurkan Islam. Waduh gaswat, gerakan aliran keras ini telah banyak menjebak sesama warga Indonesia, sehing-ga tidak bisa melepaskan diri lagi dari lingkaran kelompoknya yang penuh ancaman itu. Itu sih kata di koran-koran, tivi juga, hehe, kelakarnya. “Ikhwan, ikh-wati, sahabat-sahabati, sesama muslim and muslimah, wajib waspada. Jangan pernah terper-osok masuk ke dalam perangka-pnya,” lanjutnya.

=ABDUR RAHEM

Berkata jujur itu mudah. Tapi tidak setiap orang bisa

melakukannya. Hanya orang yang dapat menikmat-

inya saja yang bisa mempraktikkan ke-jujuran itu selama

hidupnya. Menurut Zamzam Ahlaljan-nah, ‘Ketika kamu berkata jujur, tak

ada yang harus kamu ingat. Akan

tetapi, ketika kamu berkata dusta,

kamu harus meng-ingat setiap dusta

yang terucap’.

Nama : ZamZam ahlaljannah

Tetala : Situbondo, 17 Maret 1985 Alamat : Curah Kalak

Jangkar, Situbondo, Jawa Timur

Hobi : Menulis Prestasi : Juara 1 Kreasi

Jilbab Tingkat Kecamatan (2013) yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI

Aktivitas :=Pengelola dan pendidik

di lembaga PAUD =Ngajar di lembaga MD =Tutor Keaksaraan

Fungsional=Kordinator bidang

Dakwah di lembaga Fatayat NU Tingkat Ranting

=Bendahara di Yayasan Pon-Pes Al FATTAH

=Bendahara di lembaga MD Sulthan Fatah

intangan selalu menimpa siapa pun. Akan tetapi, segalanya dapat diatasi den-

gan keyakinan. Orang sukses selalu mendapatkan apa yang diinginkan dengan melangkah tanpa rasa ragu. Keraguan merupakan antonym keyakinan, yang hanya menjadikan langkah menjadi tertatih-tatih.

"Fokus jangan pernah takut ga-gal. Hilangkan rasa ragu yang ser-ingkali menghantui. Semua akan berjalan dengan baik jika sudah tidak berpikir akan ketakutan meng-hadapi halangan dan rintangan," ucap Indah Kamala Maya Sofa.

Menurut mahasiswi bidang kes-ehatan ini, tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan dalam hidup ini. Berjalanlah penuh keyakinan. Halangan serupa rintangan itu pasti ada. Semua sudah menjadi keten-tuan Yang Maha Kuasa. Tinggal bagaiman manusia menyikapi hal itu. Banyak pilihan yang dapat di-lalui. Kerisauan hanya menjadikan manusia semakin tenggelam dalam ketidakpercayaan diri dalam hidup.

"Impian yang besar itulah yang akan menjadi dasar dalam men-jalani kehidupan yang lebih berarti. Bermimpilah setinggi mungkin, agar lebih giat dalam mewujudkan-nya," terangnya.

Bagi gadis kelahran 13 Juli 1993 ini, butuh perjuangan un-tuk mewujudkan sebuah impian. Semua halangan yang ditemui ternyata memberi pelajaran hidup yang bisa dipetik. Ternyata dalam meraih apa yang di impikan, selain terus berusaha, pun tak cukup den-gan sujud-sujud panjang di setiap malam.

“Untaian doa dan tangis mengi-ba untuk diberi kekuatan dan jalan-Nya. Masih banyak hal yang diper-lukan agar kaki ini tetap berdiri dan dapat meneruskan langkah dengan rangkaian kesabaran yang tiada batas,” ujarnya.

=DONI HERIyANTO/RAH

INDAH KAMALA MAYA SOFA

Atasi Rintangan dengan Keyakinan