Dermatitis Numularis

33
BAB I PENDAHULUAN Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap faktor eksogen, misalnya bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen); fisik (contoh: sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri, jamur), maupun faktor endogen (dari dalam) yang dapat menimbulkan kelainan klinis berupa effloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, usia, faktor konstitusi. (1, 2) Dermatitis numularis merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap dengan keluhan gatal yang ditandai dengan lesi menyerupai koin, sirkular atau lesi oval yang berbatas tegas umumnya ditemukan pada 1

description

kulit

Transcript of Dermatitis Numularis

Page 1: Dermatitis Numularis

BAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap

faktor eksogen, misalnya bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen);

fisik (contoh: sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri, jamur), maupun faktor

endogen (dari dalam) yang dapat menimbulkan kelainan klinis berupa effloresensi

yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan

keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin

hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.

Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab,

usia, faktor konstitusi. (1, 2)

Dermatitis numularis merupakan suatu peradangan dengan lesi yang

menetap dengan keluhan gatal yang ditandai dengan lesi menyerupai koin,

sirkular atau lesi oval yang berbatas tegas umumnya ditemukan pada daerah

ektremitas atas pada wanita dan ekstremitas bawah pada pria. Lesi awal berupa

papul dan papulovesikel disertai plak yang biasanya mudah pecah. Nama lain dari

dermatitis numularis adalah dermatitis diskoid, dermatitis numular, nummular

eczematous dermatitis. (1,2)

Prevalensi penyakit dermatitis numularis di dunia adalah 2 kasus per 1000

penduduk. Prevalensi yang sama didapatkan di negara Amerika Serikat.

Dermatitis numularis lebih terjadi sering pada pria daripada wanita.(3)

1

Page 2: Dermatitis Numularis

Pengobatan dermatitis numularis ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan

perbaikan barrier lipid epidermal, pengurangan peradangan dan pengobatan

infeksi apapun. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat

sembuh dengan pengobatan topikal dan sistemik. (3)

I. DEFINISI

Kata 'dermatitis' berasal dari bahasa Yunani yang artinya 'mendidih',

bentuknya berupa vesikel kecil (gelembung) yang sering terlihat pada tahap awal

gangguan, tetapi kurang sering pada tahap selanjutnya atau kronis. Namun secara

umum 'dermatitis' berarti peradangan pada kulit. (4)

Numularis secara bahasa berarti lesi seperti “koin”. Namun dari segi

gambaran lesi tidak ada perbedaan dari lesi diskoid, yang datar seperti cakram

ukuran bervariasi. Hal ini paling sering digunakan untuk menggambarkan tipe lesi

eczematous. (5,6)

Dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong,

berbatas tegas dengan effloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah

sehingga tampak basah (oozing). Istilah dermatitis numularis pertama kali

diperkenalkan oleh Devergie pada tahun 1857. (4,7)

2

Page 3: Dermatitis Numularis

Gambar 1 : Tampak lesi yang berbentuk seperti koin. (4)

Dengan gambaran makula eritema, sirkumskrip dan numular

II. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi penyakit dermatitis numularis di dunia adalah 2 kasus per 1000

penduduk. Prevalensi yang sama didapatkan di negara Amerika Serikat Dermatitis

numularis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria daripada wanita.

Dermatitis numularis paling sering terjadi pada kedua jenis kelamin dengan usia

antara 55 sampai 65 tahun; pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15

sampai 25 tahun. (4,8)

Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya

jarang pada usia di bawah 1 tahun dan usia puncak pada anak-anak di usia 5

tahun. Umumnya kejadian dermatitis numularis meningkat seiring dengan

meningkatnya usia. Di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr.

Soetomo tahun 2006 insiden 4,77%, terbanyak usia 25-44 tahun sebesar 33,89%

dengan wanita 60,74% dan anak-anak 19,46%. Tahun 2007 insiden 4,39%,

terbanyak usia 25-44 tahun sebesar 24,12%, dengan wanita 63,03% dan anak-

anak 20,62%. (3,8,9)

Berdasarkan usia didapatkan dua puncak dalam insiden timbulnya

dermatitis numularis adalah dewasa muda dan usia tua. Selain itu dermatitis

numularis sering terjadi pada musim gugur dan musim dingin. Hal ini disebabkan

karena pada musim dingin dan gugur kulit cenderung untuk menjadi kering

(xerosis) akibat pengaruh lingkungan. Kulit kering ditandai dengan kurangnya

kelembaban dalam stratum korneum. Dan air merupakan bahan utama dalam

kelenturan kulit, dan jika kadarnya rendah, akan terjadi pecahan dan fisura pada

3

Page 4: Dermatitis Numularis

kulit. Hal tersebut akan menyebabkan timbulnya dermatitis numularis lebih

sering. Dermatitis numularis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria

dibandingkan dengan wanita. (5,9)

III. ETIOLOGI

Tidak ada penyebab pasti yang mendasari terjadinya dermatitis numularis

tetapi diduga faktor predisposisi terjadinya dermatitis numularis adalah stres yang

kronik. Selain itu, adanya sebuah reaksi terhadap antigen bakteri, diduga

menyebabkan timbulnya suatu lesi yang sering dihasilkan oleh staphylococcus

dan obat-obat seperti steroid, antiseptik dan antibiotik.(4,8)

Dermatitis numularis sering terjadi pada orang yang mempunyai kulit

kering atau orang yang tinggal pada daerah yang sering mengalami musim dingin

yang lama. (10)

Banyak faktor penyebab terjadinya dermatitis numularis diantaranya adalah

kulit kering pada usia lanjut dan kelembaban kulit yang rendah. Peranan infeksi

pada gigi dan saluran pernafasan atas maupun bawah dalam timbulnya dermatitis

numularis sebesar 18%. Diduga stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan,

mengingat jumlah koloninya meningkat walaupun tanda infeksi secara klinis tidak

tampak. Dermatitis kontak ikut memegang peranan pada berbagai kasus dermatitis

numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi

dengan wol dan sabun. Trauma fisik dan kimiawi juga berperan, terutama bila

terjadi di tangan; dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada

sejumlah kasus, stress emosional dapat menyebabkan eksaserbasi (kekambuhan).

4

Page 5: Dermatitis Numularis

Dan lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan dari

dermatitis numularis. (5,11)

IV. PATOFISIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti diduga banyak faktor yang ikut

berperan dalam terjadinya dermatitis numularis. Salah satunya karena infeksi

stafilokokus dan mikrokokus. Hal ini disebabkan karena jumlah koloninya

meningkat walaupun tanda infeksi secara klinis tidak tampak mungkin juga lewat

mekanisme hipersensitivitas eksaserbasi yang terjadi bila koloni bakteri

meningkat di atas 10 juta kuman/cm2. (5)

Dermatitis numularis merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis

dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi

sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada

permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan

mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan

dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama

yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang

lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis

kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis

numularis terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast

cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell

pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang

menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya

peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numularis dan

5

Page 6: Dermatitis Numularis

dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris

dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari

pasien dengan dermatitis numularis. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa

pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian

berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga

mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada

daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numularis. Substansi P dan

kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada

non lesi pada penderita dermatitis numularis. Neuropeptida ini dapat menstimulasi

pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. (3)

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari

pasien dermatitis numularis menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan

menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini

dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses

inflamasi. (3)

Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus

dermatitis numalaris misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula

iritasi dengan wol dan sabun. Trauma fisik dan kimiawi diduga juga berperan

terutama bila terjadi di tangan, dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan

parut pada sejumlah kasus stres emosional dan minuman yang mengandung

alkohol dapat menyebabkan timbulnya eksaserbasi lingkungan dengan

kelembaban rendah dapat pula memicu terjadinya kekambuhan dermatitis

numularis. (5)

6

Page 7: Dermatitis Numularis

Kulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, hidrasi stratum

korneun rendah, jumlah substansi P (SP), Vasoactive Intestinal Poly Peptid (VIP),

dan Calcitonin Genrelated Peptide (CGRP) yang meningkat di dalam serabut

dermal saraf sensoris kulit sedangkan pada serabut epidermal yang meningkat SP

dan CGRP. Hal ini menunjukkan bahwa neuropeptida dapat berpotensi pada

mekanisme proses degranulasi sel mast. (5)

V. DIAGNOSIS

1 . Anamnesis

Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut

berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm) yang kemudian membesar dengan

cara berkonfluensi atau meluas kesamping membentuk satu lesi karakteristik

seperti uang logam (koin), eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas. Lesi

dermatitis bentuk koin sering simetris dan dapat terasa gatal. (5,7)

Kemudian lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi kemudian mengering

menjadi krusta kekuningan ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm jarang

sampai 10 cm penyembuhan di mulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai

lesi dermatomikosis, lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. (12,13)

7

Page 8: Dermatitis Numularis

Gambar 2 : Dermatitis numular. Plak bentuk koin dengan erosi dan eksoriasi. (13)

Dermatitis numularis dirasakan sangat gatal dan lesi dengan eritema,

edema, pengerasan kulit daripada skuama, vesikel mungkin tampak, ruam tetap

tidak berubah. Jumlah lesi dapat hanya satu tapi dapat pula banyak dan tersebar,

bilateral atau simetris dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliaria sampai

numular bahkan bisa sampai bentuk plakat. Tempat predileksi di tungkai bawah,

badan, lengan termasuk punggung tangan. (2,6)

\

Gambar 3 : Dermatitis numular dengan bentuk plak krusta. (13)

Dermatitis numularis cenderung hilang timbul tapi ada pula yang terus

menerus kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya

timbul pada tempat yang mengalami trauma (fenomena kobner).(7,8) Gambaran

diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numularis yaitu :

1. Dermatitis numularis pada tangan dan lengan.

Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau

punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada

sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. (11,14)

8

Page 9: Dermatitis Numularis

Gambar 4 : Dermatitis numularis pada tangan. (11)

2. Dermatitis numularis pada tungkai dan badan.

Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian

kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga.

Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam

perkembangannya, kelainan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan

vesikel yang tersebar. (11)

Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian

tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini

bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan

biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan

dan sering mengenai tubuh. (15)

Gambar 5 : Dermatitis numularis pada tungkai bawah. (11)

9

Page 10: Dermatitis Numularis

3. Dermatitis numular bentuk kering.

Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya

karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai

atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas

dasar eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang

berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-

tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati. (15)

2. Pemeriksaan fisis

Dermatitis numularis dapat dikelompokkan dalam bentuk vesikel berukuran

kecil dan papul yang bergabung menjadi plak. Seringkali berukuran lebih dari 4

sampai 5 cm dengan dasar eritematosa dengan batas yang berbeda. Plak dapat

menjadi eksudatif dan kerak. Eksoriasi sekunder akibat menggaruk. Plak kering

bersisik adalah likenifikasi. Bentuk bulat atau berbentuk koin sehingga disebut

numular. Pinggiranya sering lebih menonjol dari bagian tengahnya. Cluster

daerah lesi (misalnya pada kaki atau tubuh) sering tersebar. Lesi pada tungkai

bagian bawah (sering terjadi pada pria yang lebih tua) sedangkan lesi pada badan,

tangan dan jari (sering terjadi pada perempuan muda). (9)

3. Pemeriksaan penunjang

Tes tempel (Patch test) dapat digunakan pada kasus yang kronik untuk

menyingkirkan diagnosis banding dermatitis kontak. Pada suatu penelitian satu

sampai 50 pasien mempunyai hasil tes tempel yang positif pada obat

10

Page 11: Dermatitis Numularis

nitrofurazone, neomisin sulfat dan nikel sulfat. Serum imunoglobulin E adalah

normal. (13)

Gambar 6 : Tes tempel (Patch test) yang dilakukan dengan menggunakan allergen

patch yang ditempelkan pada daerah punggung.6

Dermatitis numularis dapat didiagnosis dengan kultur bakteri untuk

mengetahui bahwa apakah dermatitis numularis ini disebabkan oleh infeksi

Streptococcus aureus atau tidak. (9)

Jika diagnosis meragukan kita dapat melakukan pemeriksaan KOH untuk

mendiagnosis sebuah tinea atau bukan. Pemeriksaan biopsi dapat dilakukan untuk

menyingkirkan penyebab lain. Pada lesi akut ditemukan adanya spongiosis,

vesikel intraepidermal, sebukan sel radang limfosit dan makrofag disekitar

pembuluh darah. (5,13)

Pada lesi yang kronis dapat ditemukan akantosis teratur, hiperkeratosis,

mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas fibrosis, sebukan limfosit dan

makrofag di sekitar pembuluh darah. Limfosit di epidermis mayoritas terdiri atas

sel T-CD8+ sedangkan yang ada di dermis sel T-CD+. Sebagian besar sel mast di

dermis tipe Mast Cell Tryptase (MCTC) yang berisi triptase. (10)

11

Page 12: Dermatitis Numularis

Gambar 7 : Histopatologi dermatitis numularis. Tampak parakeratosis, neutrofil

dan hiperplasia epidermal psoriasiform dengan spongiosis dengan infiltrat limfosit

perivaskuler dermis superfisial, makrofag dan eosinofil. (13)

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Liken simpleks (neurodermatitis).

Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dan fissura

dengan distribusi tertentu. (2)

Gambar 8 : Bentuk lesi dari neurodermatitis. (2)

2. Tinea korporis

12

Page 13: Dermatitis Numularis

Gambaran klinis pitriasis rosea dengan tinea korporis memang mirip karena

terdapatnya eritema dan skuama dipinggir dan bentuknya anular. Perbedaannya

pada pitriasis rosea gatalnya tidak begitu berat seperti pada tinea corporis,

skuamanya halus sedangkan tinea corporis skuamanya kasar. Pada tinea corporis

pada sediaan KOH akan positif.(7,14)

Gambar 9 : Lesi tinea korporis pada

punggung. (2)

3. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah

dermatitis karena kontaktan eksternal yang menimbulkan fenomena sensitisasi

(alergik) atau toksik (iritan). Dermatitis kontak dapat disebabkan oleh gigitan

serangga, bahan kimia dan benda. Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe

IV adalah hipersensitivitas tipe lambat. (7,15)

Gambaran dermatitis mulai pada tempat terjadinya kontak dengan kulit

dapat menjadi generalisata. Pengobatan dapat diberikan antihistamin sistemik

pada stadium permulaan. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan bila

penyakitnya berat. (16)

13

Page 14: Dermatitis Numularis

Gambar 10 : Dermatitis kontak alergi. (16)

4. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik juga dapat disebut eksim konstitusional, eksim fleksural,

neurodermatitis diseminata, prurigo besnier. Dermatitis atopik penyebabnya

belum diketahui. Histamin dianggap memegang peranan penting dalam terjadinya

gatal. (13, 14)

Gambar 11 : Papul prurigo pada pasien dengan dermatitis atopik. (13)

5. Neurodermatitis sirkumskripta

Penyebabnya belum diketahui tapi faktor predisposisi apabila pasien

kelelahan karena kurang istirahat dan gangguan emosi. Gejala klinis pasien

merasa sangat gatal sehinggga pasien menggaruk sehingga timbul ekskoriasi.

Pada area sirkumskripta dengan hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul-papul

14

Page 15: Dermatitis Numularis

serta biasanya banyak bekas garukan. Lokasi tersering adalah bagian belakang dan

lateral tengkuk, daerah ante-kubital, ante-popliteal serta pergelangan kaku bagian

anterior. (13,14)

Gambar 12 : Neurodermatitis sirkumskripta. (13)

6. Psoriasis

Psoriasis ialah penyakit yang bersifat kronis dan residif yang di tandai

dengan adanya bercak eritema terbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis

lapis dan transparan disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Keadaan

umumnya tidak dipengaruhi kecuali pada psoriasis yang menjadikan eritroderma.

Sebagian pasien mengeluhkan gatal ringan. Tempat predileksi pada kulit kepala,

perbatasan daerah dahi dan rambut, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku

serta lutut, dan daerah lumbosakral. (13,15)

Kelainan kulit terdiri atas bercak eritema yang meninggi dengan skuama di

atasnya. Eritema terbatas tegas dan merata tetapi pada stadiun penyembuhan

sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama

berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta transparan. Besar

kelainan bervariasi mulai dari lentikular, numular sampai plakat dan dapat

berkonfluensi. (15)

15

Page 16: Dermatitis Numularis

Gambar 13 : Psoriasis vulgaris. (13)

Gambar 14 : Psoriasis gutata. (13)

VII. PENATALAKSANAAN

Pengobatan ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan perbaikan barrier

lipid epidermal, pengurangan peradangan dan pengobatan infeksi apapun.

Berendam air hangat atau dingin atau mandi untuk mengurangi gatal dan

membantu rehidrasi kulit. Pasien harus diinstruksikan untuk mandi setidaknya 1-2

kali sehari, diikuti oleh aplikasi pelembab atau preparat obat topikal untuk

menahan air di kulit. (3)

Selain itu pengobatan dermatitis numularis bertujuan untuk mengurangi

iritasi dari bahan iritan akibat kulit kering dengan cara merendam memakai air

sabun yang mempunyai PH netral dan dengan memakai pelembab. (8)

Obat-obat yang bisa digunakan antara lain :

1. Emolien

16

Page 17: Dermatitis Numularis

Emolien ditambahkan pada pengobatan dermatitis numular yang disertai

dengan xerosis. Emolien adalah lemak dan minyak yang digunakan lokal pada

kuli dan mukosa. Emolien digunakan sebagai protektifdan penghalus kulit, karena

membentuk lapisan minyak pada stratum korneum sehingga mencegah penguapan

air. (17)

2. Steroid

Steroid terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi

peradangan. Steroid topikal (misalnya pemberian triamcinolone 0,25-0,1%)

efektif untuk mengurangi eritematosa. Gatal dapat diobati dengan steroid potensi

rendah (kelas III-VI). Lesi yang sangat meradang dengan eritema intens, vesikel,

dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi (kelas I-II). Steroid oral,

intramuskular, atau parenteral mungkin diperlukan dalam kasus-kasus yang parah,

erupsi menyeluruh. Jika sangat berat diobati dengan suntikan kortikosteroid

intralesi seperti triamsinolon asetonida 0,1 mg/mg (0,1 ml/suntikan). (3,13,14)

Kortikosteroid (glukokortikoid) digunakan sebagai obat tunggal atau

dalam kombinasi dengan imunosupresan lain untuk mengatasi penyakit autoimun.

Kortikosteroid dapat menurunkan jumlah limfosit, menghambat proliferasi sel

limfosit T, imunitas seluler, dan ekspresi gen yang menyandi berbagai sitokin

(IL-1, IL-2, IL-6, IFN- α dan TNF-α). Terdapat bukti bahwa berbagai gen sitokin

memiliki glucocorticoid response element yang bila berikatan dengan

kortikosteroid akan menyebabkan hambatan transkripsi gen IL-2. (16)

3. Antibiotik

17

Page 18: Dermatitis Numularis

Jika ditemukan infeksi bakterial maka dapat diberikan antibiotik secara

sistemik. Steroid topikal potensi sedang, sering dikombinasikan dengan

antimikrobial atau antibiotik. (12)

Antibiotik oral, seperti eritromicyn , dapat digunakan dalam kasus-kasus

infeksi sekunder. Kultur swab dapat menjadi panduan dalam pemilihan antibiotik.

(3,13)

4. Antihistamin

Antihistamin merupakan obat yang paling banyak digunakan pada kasus-

kasus dermatologi yang dapat membantu mengurangi gatal. Namun pada

penggunaan H-1 antihistamin selama masa kehamilan sangat dihindari karena

dapat menyebabkan efek teratogenik. Hingga kini tidak ada obat antihistamin

yang dapat dengan aman digunakan selama masa kehamilan.(17)

Nama Obat KategoriChlorpheniramine BCyproheptadine BDexchlorpheniramine B

Hydroxyzine CPromethazine CTripelennamine B

Ket: Kelompok faktor resiko antihistamin generasi 1berdasarkan FDA(17)

(A) Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin pada trimester 1.

(B) Studi terhadap system reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin

tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.

(C) Studi terhadap binatang percobaan memperlihatkan adanya efek-efek samping pada janin (teratogenik

atau embriosidal).

Nama Obat KategoriCetirizine BFexofenadine CLoratidine BLevocetrizine B

18

Page 19: Dermatitis Numularis

Desloratadine CKet: Kelompok faktor resiko antihistamin generasi 2 berdasarkan FDA.(17)

(A) Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin pada trimester 1.

(B) Studi terhadap system reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin

tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.

(C) Studi terhadap binatang percobaan memperlihatkan adanya efek-efek samping pada janin (teratogenik

atau embriosidal).

Pada keadaan dermatitis nummular pada anak yang dimediasi oleh reaksi

alergi diberikan penatalaksanaan profilaksis dengan antihistamin H1. Generasi

kedua dari antihistamin H1, diberikan secara oral dapat mencegah reaksi alergi

pada pasien yang mendapatkan pengobatan imunoterapi. (18)

Nama GenerikJenis Dosis

Rekomendasi Pada AnakTablet Sirup

Cetirizine 10 mg 5mg/5ml

2.5-5 mg od (6 bulan – 5 tahun)5-10 mg od (6

bulan – 11 tahun)

Loratadine 10 mg 5 mg / 5 ml

5 mg od (2-9 tahun) atau

10 mg od (6-11 tahun)

Desloratadine 5 mg NA 5 mg od (≥12 tahun)

Fexofenadine 60, 120, 180 mg NA

60 mg bd atau 120-180 mg od

(≥12 tahun)

Levocetirizine 5 mg NA 5 mg od (≥6 tahun)

Od: Once daily, NA: Not Avaliable. Adapted from Motala 2009

5. Immunomodulator

19

Page 20: Dermatitis Numularis

Immunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) juga mengurangi

peradangan. penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah steroid topikal

untuk mengurangi risiko sensasi terbakar yang mungkin terjadi bila diterapkan ke

kulit yang sangat teriritasi.(3)

Tracrolimus juga digunakan sebagai obat alternatif linea pertama, terutama

pada dermatitis pada pasien-pasien pediatri dan dermatitis pada wajah. Digunakan

untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan prednisolon

(metilprednisolon) dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang

diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu,

dermatitis yang belum sembuh sempurna, dapat ditangani dengan pemberian krim

steroid dan emolilients.(3)

Penyakit bisa bertambah berat dan tidak responsif dengan perawatan di

atas. Obat immunosupresif seperti metotreksat telah dijelaskan aman dan efektif

pada pasien dengan lesi yang lebih berat.(3)

Dalam penelitian oleh Austrasian College of Dermatologists menunjukkan

dari 25 pasien pediatric dengan dermatitis nummular yang diobati dengan

metrotrexat, dengan penggunaan 5 mg atau 10 mg metrotrexat selama 1 minggu

menunjukkan, 64% pasien membaik dengan sempurna dalam kurun waktu sekitar

10 bulan. Dan 12% sisanya membaik lebih lama dari waktu tersebut di atas.

Sejauh ini metrotrexat tidak memiliki efek samping yang buruk bagi pasien

pediatri. Metrotrexat dipakai bagi pasien pediatri dengan dermatitis numular yang

parah yang tidak memberikan respon pada pengobatan konvensional.(19)

6. Fototerapi

20

Page 21: Dermatitis Numularis

Ketika erupsi menyeluruh dan berkepanjangan, fototerapi (umumnya

UVB) dapat membantu. UVB spektrum luas dan sempit paling sering digunakan,

meskipun PUVA (Psoralen + UVA) dapat digunakan pada kasus yang berat. (3)

VIII. PENCEGAHAN

Cara mencegah dermatitis numularis yaitu dengan menggunakan

Pelembab setidaknya setiap hari dan setelah mandi dapat membantu terutama

dalam iklim kering. Pelembab membantu air terperangkap di kulit. Seorang dokter

kulit merekomendasikan produk yang cocok yang tidak akan mengiritasi kulit,

menghindari kegiatan tertentu yaitu apapun yang dapat menyebabkan kulit

mengering, memanaskan, atau mengiritasi kulit seperti mandi air hangat, sering

mandi, atau duduk di samping api dapat menyebabkan iritasi, melakukan

perawatan kulit yaitu menggunakan alat pengeringan setelah mandi dapat

membantu mengurangi terjadinya dermatitis numular dan juga melakukan

perawatan kulit menggunakan alat pelembab udara yaitu ketika pemanas atau AC

dipakai maka dapat kita gunakan alat pelembab udara untuk menambah

kelembaban udara pada kulit, dan pakaian yaitu dengan memakai pakaian yang

longgar dan menghindari memakai kain yang kasar seperti wol yang dapat

mengiritasi kulit. (11)

IX. PROGNOSIS

Dermatitis numularis ini bersifat kronis dan sering timbul kembali. Dari

suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval

sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk

21

Page 22: Dermatitis Numularis

beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih

dalam pengobatan. (5)

X. KOMPLIKASI

Dermatitis numularis dapat berkomplikasi menjadi infeksi bakteri sekunder,

eksoriasi atau infeksi yang meninggalkan jaringan parut yang permanen. (7)

Oleh karena itu antibiotik oral digunakan jika telah terjadi infeksi sekunder.

Kultur swab dapat menjadi panduan dalam pemilihan antibiotik. Biasa digunakan

dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4 kali per hari selama 7-10 hari. (3,13)

Dan untuk penyakit yang bertambah berat dan tidak responsif dengan

perawatan di atas. Obat immunosupresif seperti metotreksat telah dijelaskan aman

dan efektif pada pasien dengan lesi yang lebih berat. Dapat juga diberikan

prednilson (metilprednisolon) dengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan

dosis yang diturunkan secara perlahan-lahan.(3)

22