Dermatitis Numularis
-
Upload
muhammad-rizal-ardiansyah -
Category
Documents
-
view
20 -
download
5
description
Transcript of Dermatitis Numularis
DERMATITIS NUMULARIS
(Rizky Amelia Barlian, Nelly Herfina Dahlan)
I. PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen, misalnya bahan kimia (contoh: detergen, asam,
basa, oli, semen); fisik (contoh: sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri, jamur),
maupun faktor endogen (dari dalam), menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul,vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa
(oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.1
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). 1
Dermatitis numularis lebih terjadi sering pada pria daripada wanita. Usia
puncak awitan terbagi menjadi dua distribusi usia, paling banyak terjadi pada dekade
ke enam dan ke tujuh dan banyak terjadi pada pria. Kebanyakan pada wanita dengan
angka kejadian lebih kecil, terjadi pada dengan dekade keduadan ketiga dan sering
berhubungan dengan dermatitis atopi.2
Penyebab dermatitis numularis tidak diketahui, banyak faktor secara sendiri
atau bersama-sama telah dikemukakan sebagai agen penyebabnya yaitu trauma lokal,
1
baik fisik maupun kimia, dapat pula disebabkan oleh xerosis atau kekeringan kulit, :
serta dapat pula disebabkan oleh bakteri Stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan.
Patogenesis dari dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas
pada epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit
ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fisura pada
permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan
mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Barrier pada kulit yang lemah pada
kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh
bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular terdapat
sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses
penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi
dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis
numularis.
Penderita dermatitis numularis umunya mengeluh sangat gatal. Lesi akut berupa
vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara
berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti uang
logam (coin), eritematosa, dan berbatas tegas. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat
pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi mulai
dari miliar sampai numular, bahkan plakat.
Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus,
kecuali dalam priode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada
tempat yang mengalami trauma. 1
2
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Sebagai
diagnosis banding antara lain ialah dermatitis kontak, dermatitis atopik,
neurodermatitis sirkumskripta,dan dermatomikosis.1
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai
interval sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk
beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam
pengobatan.1
Kami melaporkan satu kasus pasien dermatitis numularis di RSU Bahteramas
pada wanita usia 19 tahun yang diterapi dengan menggunakan kortikosteroid dan
terapi lokal berupa kompres NaCl selama 7 hari perawatan dan memberi perbaikan
yang bermakna.
II. LAPORAN KASUS
Seorang wanita Nn.H berumur 19 tahun datang ke poli klinik kulit dan
kelamin RSU Bahteramas dengan keluhan merah dan gatal pada ke dua betisnya.
Gatal dan kemerahan tersebut dialami sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Awalnya pasien merasa gatal pada betisnya dan mulai menggaruk
hingga merah, kemudian muncul seperti bintik-bintik berisi air dan mudah pecah
jika ditekan. Semakin hari pasien merasa bahwa luka tersebut semakin membesar
dan membentuk seperti lingkaran dan mulai muncul ditempat yang lain. Awalnya
kemerahan muncul hanya pada betis sebelah kanan, dan kemudian muncul pada
3
betis sebelah kiri. Gatal yang dirasakan pasien tidak menentu, namun pasien
mengatakan jika luka tersebut terkena air maka rasa gatalnya meningkat.
Pasien juga mengaku telah mengobati luka tersebut dengan menggunakan
obat cap 19 yang dibeli di pasar 2 hari sebelum datang ke poli, namun luka
tersebut semakin gatal dan memerah. Penyakit ini pernah di alami oleh pasien
sekitar 7 bulan yang lalu yaitu ketika rumah pasien terkena bencana banjir dan
rumah pasien tergenang air setinggi lutut orang dewasa, dan mengalami
penyembuhan yang bermakna setelah mendapat obat dari puskesmas terdekat.
Riwayat alergi makanan tidak ada, riwayat penyakit lain tidak ada, dan riwayat
alergi obat tidak diketahui.
1. Status Pasien Secara Umum
Keadaan Umum : Composmentis. Sakit Ringan
Tanda Vital : TD : 110/80mmHg S: Afebris
Nadi : 82kali/menit P: 19kali/menit
Kepala : tidak ada kelainan
Jantung/Paru : tidak ada kelainan
Ekstremitas : ditemukan eritem disertai papulovesikel
2. Status Lokalis : Bilateral pada ekstremitas ekstensor
3. Status dermatology-venereology
Lokasi : Pada daerah tibia distalis sinistra dan dextra
Ukuran : Numular
Effloresensi : Eritem, papulovesikel,
4
4. Laboratorium : (-)
5. Gambar
Gambar 1. Foto diambil pada tanggal 4 januari 2014 (perawatan hari pertama)
6. Diagnosa Banding
Dermatitis atopic
Tinea Corporis
7. Diagnosis : Dermatitis Numularis
8. Terapi
Kortikosteroid : Hexilon® 3x4mg
Aerius 0-0-1
Kompres NaCl 0,9 %
5
9. Follow Up
Tanggal 4 Januari 2014
Instruksi dokter:
Kortikosteroid : Hexilon® tablet 4 mg (3xsehari)
Aerius 0-0-1
Kompres menggunakan kasa dibasahi dengan larutan NaCl 0,9 %
Tanggal 11 Januari 2014
Gambar 2: Foto pada tanggal 11 januari 2014 (perawatan hari ketujuh)
6
Perkembangan Penyakit: eritema terlihat sudah mulai mengering. Papul dan
vesikel sudah terkelupas dan mengering. Pasien merasa sudah membaik dan
rasa gatal mulai berkurang.
Intruksi Dokter : Disprosalic® 5 mg (2 kali sehari)
Glisodin (1-0-0)
10. Prognosis : Bonam
III. PEMBAHASAN
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). Pada pasien ini setelah dilakukan
pemeriksaan dermatologi dan ditemukan lesi yang berbentuk menyerupai bentuk
mata uang dan berbatas jelas dan memiliki effloresensi yang berupa eritema dan
papulovesikel dan mudah pecah.
Pada dermatitis numularis kebanyakan terjadi pada wanita dengan angka
kejadian lebih kecil dan terjadi pada dekade kedua dan ketiga dan sering berhubungan
dengan dermatitis atopi, namun pada pasien ini terkena pada awal memasuki dekade
kedua yaitu pada usia 19 tahun.
Penyebab dari dermatitis numularis tidak diketahui, banyak faktor secara
sendiri atau bersama-sama telah dikemukakan sebagai agen penyebab. Pada pasien ini
kemungkinan penyebab terkenanya dermatitis numularis disebabkan karena faktor
7
trauma lokal baik fisik maupun kimia. Patogenesisnya belum diketahui secara pasti.
Dermatitis numularis yang disebabkan trauma lokal terutama terjadi pada tangan dan
kaki, misalnya gigitan serangga atau terkena bahan kimia yang menyebabkan iritasi.
Penyebab kedua kemungkinan bisa disebabkan karena bakteri Stafilokokus dan
mikrokokus ikut berperan ,mengingat jumlah koloninya meningkat walaupun tanda
infeksi secara klinis tak tampak; mungkin juga lewat mekanisme hipersensitivitas.
Kedua penyebab ini dicurigai karena awal pasien terkena penyakit ini sekitar 7 bulan
yang lalu, dimana rumah pasien terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
Penyakit dermatitis numularis biasanya menunjukkan gambaran klinis berupa
Lesi berbatas tegas. Plak (biasanya berukuran 1-3 cm) berbentuk coin yang
merupakan penggabungan dari papul dan papulovesikel yang eritematosa dan sedikit
edematosa, dikelilingi kulitnormal atau terkadang xerotic. Basah (oozing) dan krusta
biasanya menutupi seluruh permukaan lesi. Cenderung kambuh-kambuhan, bila
terjadi kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula dan dapat pula terjadi pada
tempat yang mengalami trauma (fenomenakobner).1 Pada pasien ini setelah dilakukan
pemeriksaan dermatologi ditemukan bahwa lesi yang didapatkan berbatas tegas dan
berdiameter 3-5 cm berbentuk bulat seperti koin uang logam dan terdapat effloresensi
papulovesikel dan ertima. Pasien ini juga mengalami kekambuhan penyakit pada
lokasi yang sama setelah terkena 7 bulan yang lalu.
Dermatitis numularis paling banyak ditemukan pada punggung kaki,
punggung tangan, bagian ekstensor ekstremitas, bokong serta bahu. Pada sebagian
8
kasus, kelainan sering didahului oleh trauma local ataupun gigitan serangga.
Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam perkembangannya,
kelainan dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan
vesikel yang tersebar. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas
relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian
menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.2 Lambat laun vesikel pecah
terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta kekuningan. Ukuran garis
tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. penyembuhan dimulai dari
tengah sehingga terkesan meyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa
likenifikasi dan skuama. Pada pasien ini lesi yang terkena berada pada ekstremitas
inferior yaitu pada tibia distalis sinistra dan dextra. Lesi awal muncul pada tungkai
dextra, kemudian makin banyak dan timbul pada bagian sinistra.
Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intra epidermal, sebukan sel radang
limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan akantosis
teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis, mungkin juga spongiosis ringan. Dermis
bagian atas fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah.
Limfosit di epidermis mayoritas terdiri atassel T-CD8+, sedangkan yang di dermis sel
T-CD4+. Sebagian besar sel mast di dermis tipe MCtc (mast cell tryptase), berisi
triptase.1 Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium karena dermatitis
numularis dapat didiagnosis berdasarkan gambaran klinis yang khas berupa lesi yang
berbentuk mata uang atau agak lonjong dengan efloresensi berupa papulovesikel.
9
Gejala maupun gambaran efloresensi dermatitis numularis memliki kemiripan
dengan beberapa penyakit. Pada pasien ini dapat didiagnosis dengan tinea corporis
yang merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous skin).
Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas
terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah
tengahnya biasanya lebih tenang. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat
garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan
yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang
polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. Selain itu dapat pula
didiagnosis dengan dermatitis atopik. Lesi kulit dapat berupa plak popular-
eritematosa dan berskuama, atau plak likenifikasi yang gatal. Lesi dangat gatal,
terutama pada malam hari waktu beristirahat. Namun pada dermatitis atopik lokalisasi
lesi di lipat siku, lipat lutut, sering mengenai pergelangan tangan.
Pengobatan dermatitis numularis sebelum diberikan farmakoterapi biasanya
diberikan edukasi terlebih dahulu. Pasien bisa diminta untuk merendam air hangat
atau dingin atau mandi untuk mengurangi gatal dan membantu rehidrasi kulit. Pasien
harus diinstruksikan untuk mandi setidaknya 1-2 kali sehari, diikuti oleh aplikasi
pelembab atau preparat obat topical untuk menahan air di kulit.
Selama proses perawatan kurang lebih 7 hari perawatan, pasien diberikan
pengobatan kortikosteroid (Hexilon) dengan dosis 3 kali 4 mg dalam sehari, yang
mana kegunaan dari kortikosteroid ini adalah untuk mengurangi eritematosa.
Kortikosteroid digunakan dalam bidang dermatologi karena sangat menolong
10
penderita dengan efek imunosupresan dan anti-inflamasi yang terkandung dalam
obat. Pasien juga diberi terapi lokal yaitu lesi yang basah terlebih dahulu harus
dikompres dengan menggunakan larutan NaCl 0,9 %, karena pada dermatitis
numularis bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompress dahulu dengan larutan
permanganas. Terbukti selama proses perawatan eritem pada kulit pasien berkurang,
papulovesikel sudah tidak tumbuh lebih banyak lagi, dan gatal yang dirasakan pasien
mulai berkurang.
Pada dewasa muda gambaran lesi cenderung simetris.lesi yang berbatas tegas
asien datang ke poli dengan keluhan merah pada daerah tungkai (betis) sejak 2
minggu yang lalu. Awalnya kemerahan muncul hanya pada betis sebelah kanan, dan
kemudian muncul pada betis sebelah kiri. Keadaan kulit makin memberat karena
pasien memberikan obat cap 19 sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga merasa luka
tersebut gatal, gatal yang dialami terus menerus, dan menurut pasien gatal memberat
jika luka tersebut terkena air. Riwayat penyakit yang sama sekitar 7 bulan yang lalu,
sempat sembuh dengan obat yang diberikan dari puskesmas terdekat.
Effloresensi pasda pasien ini yaitu eritema dan papulovesikel pada ekstensor
elstremitas sinistra dan dextra. Dari hasil pemeriksaan dermatology ini, effloresensi
mengarah pada dermatitis numularis karena bentuk lesi dari efloresensi berbentuk
bulat seperti uang koin.
Pengobatan ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan perbaikan barrier lipid
epidermal, pengurangan peradangan dan pengobatan infeksi apapun. Berendam air
hangat atau dingin atau mandi untuk mengurangi gatal dan membantu rehidrasi kulit.
11
Pasien harus diinstruksikan untuk mandi setidaknya 1-2 kali sehari, diikuti oleh
aplikasi pelembab atau preparat obat topikal untuk menahan air di kulit.2
1. Steroid
Steroid terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi
peradangan. Steroidt opikal (misalnya pemberian triamcinolone 0,25-0,1%)
efektif untuk mengurangi eritematosa. Gatal dapat diobati dengan steroid
potensi rendah (kelas III-VI). Lesi yang sangat meradang dengan eritema intens,
vesikel, dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi (kelas I-II).
2. Ointment dan Emolien
Aplikasi obat pada kulit yang lembab memungkinkan penetrasi yang lebih
efektif dan penyembuhan lebih cepat. Ointment biasanya lebih efektif daripada
krim karena mereka lebihoklusif, membentuk penghalang antara kulit dan
lingkungan, dan lebih efektif menahan air kedalam kulit. Emolien dan steroid
topikal kelas I-III dapat digunakan jangka pendek. Contoh emollients yang
sering digunakan antara lain; aqueous cream, gliserine dan cetomacrogol cream,
wool fat lotions.
3. Anti inflamasi topikal lainnya
Penggunaan tar sangat membantu untuk mengurangi peradangan, terutama pada
orang tua, lesi tebal, plak berskuama.2
4. Immunomodulator
Immunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) juga mengurangi
peradangan. penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah steroid topikal
12
untuk mengurangi risiko sensasi terbakar yang mungkin terjadi bila diterapkan
ke kulit yang sangat teriritasi.2
5. Antihistamin
Antihistamin oral atau sedatif dapat membantu mengurangi gatal dan membantu
tidur. Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan dosis oral 25-100
mg 4 kali per hari.7
6. Antibiotik
Antibiotik oral, seperti dicloxacillin, cephalexin, atau erythromycin , dapat
digunakan dalam kasus-kasus infeksi sekunder. Kultur swab dapat menjadi
panduan dalam pemilihan antibiotik. Biasa digunakan dicloxacillin dosis oral
125-500 mg 4 kali per hari selama 7-10 hari. 2,3
7. Pelembab lainnya
Setelah erupsi hilang, hidrasi agresif berkelanjutan dapat mengurangi eritem,
terutamadi iklim kering. Pelembab yang berat (lebih) atau petroleum jelly yang
diaplikasikan pada kulitsetelah mandi dapat membantu.
Pada perawatan hari ke 7 pasien datang ke poli. Keadaan kulit pasien semakin
membaik, terlihat dari eritema yang sudah tidak muncul lagi/berkurang. Papul dan
vesikel sudah tidak ada, sehingga untuk perawatan lebih lanjut dokter memberikan
salep kulit yaitu Disprosalic 5 mg dan anti oksidan yaitu Glisodin.
13