Dermatitis Numularis
-
Upload
alkahfi-harifudin -
Category
Documents
-
view
248 -
download
1
description
Transcript of Dermatitis Numularis
Dermatitis peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Dermatitis numularis suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing).
Dermatitis numularis memiliki nama lain yakni, ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis.
DERMATITIS NUMULARIS
Dermatitis numularis banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. (Kulkel UI)
Sering pada wanita (Saripati) Sering ditemukan pada usia dewasa dengan
angka kejadian tertinggi pada usia antara 50 hingga 65 tahun.
Penyakit ini jarang terjadi pada bayi dan anak-anak, frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.
EPIDEMIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebab dermatitis numularis belum diketahui.
Faktor Predisposisi: Infeksi (Staphylokokkus dan mikrokokus) Tekanan emosional Trauma lokal seperti gigitan serangga Alkohol Iklim panas Kulit kering
ETIOLOGI
Timbul rasa sangat gatal Lesi kulit yang antara lain papul, vesikel, atau
plak: Bentuk numular (seperti koin). Terutama pada tangan dan kaki. Umumnya melebar dan menyebar. Lembab dengan permukaan yang keras.
Kulit bersisik atau ekskoriasi. Kulit yang kemerahan atau inflamasi. Lesi cenderung hilang timbul atau menetap
GEJALA KLINIS
HISTOPATOLOGI
Lesi akut : ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serbukan sel radang, limfosit dan makrofag di sekitar PD
Lesi kronis : akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis
Dermis bagian atas fibrosis, serbukan limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah.
Limfosit di epidermis mayoritas sel T CD8+ kalau dermis CD 4+
Pemerikaan mikroskopis preparat dari kerokan lesi dengan KOH.
Biopsi kulit patchtest
dan prick test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Distribusi : bilateral, simetris Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
DERMATITIS ATOPI
Merupakan peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal, umumnya terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita.
Patch test dan prick test dapat positif
PSORIASIS
Psoriasis adalah penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama yang kasar, berlapis, dan transparan.
Disertai fenomena tetesan lilin, auspitz, dan koebner.
TINEA KORPORIS
Merupakan penyakit jamur yang menyerang kulit, yakni, pada jaringan yang mengandung zat tanduk, yang disebabkan oleh dermatofita. Dapat terlihat lesi pinggir aktif dan terdapat central healing.
Pada dermatitis numularis bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas dibandingkan tinea.
Dapat dicari hifa dari sediaan langsung untuk menegakkan diagnosis.
Dermatitis Atopi
Tidak Sesuaix Tidak ditemukan lesi pada daerah lipatan
kulit, ataupun tempat lain yang merupakan predileksi
x Pasien tidak memiliki riwayat asma ataupun sering batuk pilek (rinitis alergi). Pada keluarga inti tidak ada atopi
Sesuai Keluhan gatal meningkat saat malam hari
atau tidak ada aktivitas, serta saat mengalami stres
Kulit pasien tampak kering
Psoriasis Ditandai bercak-bercak
eritema, berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan.
Pada pasien, tidak ditemukan skuama tidak sesuai
Tinea Korporis Lesi bulat, lonjong, berbatas
tegas, eritema, dengan bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan).
Tidak sesuai dengan lesi pasien
James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan.
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari dermatitis numular yang cenderung sering berulang.
Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor predisposisi
22% sembuh, 25% pernah sembuh beberapa minggu hingga tahun, dan 53% tidak bebas lesi tanpa pengobatan.
PROGNOSIS
Menemukan penyebab atau faktor yang memprovokasi terjadinya dermatitis. Melindungi kulit dari trauma.
Pengobatan topikal: Obat Antiinflamasi (glukokortikoid) Kompres
Pengobatan Sistemik: Antibiotik Antihistamin oral Steroid sistemik
PENATALAKSANAAN
TERAPI
Nonmedikamentosa : Edukasi pasien mengenai penyakit pasien yang
memang berjalan kronis dan sering kambuh. Melindungi kulit dari trauma, misalnya tidak
menggaruk daerah lesi ataupun daerah sekitarnya yang masih sehat.
Menggunakan pelembab untuk mengurangi kekeringan pada kulit.
Menggunakan sabun yang mengandung pelembab.
TERAPI
Medikamentosa berupa: Topikal: Kompres dengan permanganas kalikus 1 : 10.000. Triamsinolon krim 0,1 % pada lesi, 2 kali sehari
sebagai antiinflamasi.
Sistemik: Eritromisin 2 x 500 mg/hari. Antibiotik sistemik
diberikan berdasarkan pemeriksaan pewarnaan gram tampak bakteri kokus gram positif sehingga menunjang adanya infeksi bakterial sekunder.
Loratadin 1 x 10 mg/hari digunakan sebagai antipruritus.
REFERENSI Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 5th ed. San Fransisco: McGraw Hill; 2007.