Dermatitis Numularis

19
STATUS RESPONSI LAKI-LAKI 44 TAHUN DENGAN DERMATITIS NUMULARIS Disusun oleh: Sadewa Yudha Sukawati G0007151 Pembimbing: dr. Muh. Eko Irawanto Sp.KK KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI 0

Transcript of Dermatitis Numularis

Page 1: Dermatitis Numularis

STATUS RESPONSI

LAKI-LAKI 44 TAHUN DENGAN

DERMATITIS NUMULARIS

Disusun oleh:

Sadewa Yudha Sukawati

G0007151

Pembimbing:

dr. Muh. Eko Irawanto Sp.KK

KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2011

0

Page 2: Dermatitis Numularis

RESPONSI

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Penguji : dr. Muh. Eko Irawanto, Sp.KK

Nama Mahasiswa : Sadewa Yudha Sukawati

NIM : G0007151

I. Sinonim

Ekzem numular, ekzem diskoid, neurodermatitis numular.1

II. Definisi

Dermatitis bersifat diskret, berbentuk koin, eritematosa, edematosa,

vesikel dan berkrusta.2

III. Epidemiologi

Dermatitis numularis merupakan penyakit orang dewasa. Laki-laki lebih

sering terserang daripada perempuan. Puncak insidensi laki-laki dan perempuan

sekitar usia 50-65 tahun. Pada perempuan usia puncak juga terjadi pada usia 15-

25 tahun. Dermatitis numularis jarang terjadi pada anak-anak. Puncak onset pada

anak-anak yakni usia 5 tahun.3

IV. Etiologi dan Patogenesis

Etiologi dan patogenesis dermatitis numularis belum diketahui.1,3-6 Namun,

ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena dermatitis numularis yakni

tinggal di daerah yang dingin, iklim yang kering atau mempunyai:

a. Xerosis (kulit kering).

b. Dermatitis tipe lain, terutama dermatitis atopi atau dermatitis statis.

c. Aliran darah yang buruk dan/atau bengkak di kaki.

d. Luka (sengatan serangga, kontak dengan bahan kimia atau abrasi)

e. Infeksi kulit karena bakteri.

f. Penggunaan obat-obatan seperti isotretinoin dan interferon.5

1

Page 3: Dermatitis Numularis

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa adanya kulit kering dan reaksi

hipersensitivitas tipe IV mempengaruhi perkembangan dermatitis numularis pada

individu dewasa. Dengan kata lain, kulit kering memfasilitasi kulit menjadi retak

(crack) dan bercelah (fisura) pada musim kering dan dingin, maka terjadi

kerusakan pada stratum korneum, sering juga diperburuk dengan garukan karena

rasa gatal, sehingga kulit lebih rentan terserang alergen lingkungan.7

Selain yang disebutkan di atas, banyak faktor yang ikut berperan.

Beberapa penulis menemukan insidensi atopi yang tinggi pada pasien, tetapi

penulis lain tidak sependapat, bahkan ada yang menyebutkan didapatkan level Ig

E dalam batas normal.6 Dermatitis pada orang dewasa tidak berhubungan dengan

gangguan atopi.1 Pada pasien dermatitis numularis juga tidak terdapat riwayat

atopi pada keluarganya.3 Pada anak, lesi numularis terjadi pada dermatitis atopi.1

Diduga stafilokokus ikut berperan, mengingat jumlah koloninya meningkat

walaupun tanda infeksi secara klinis tidak tampak; mungkin juga lewat

mekanisme hipersensitivitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat di

atas 10 juta kuman/cm2.1

Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus

dermatitis numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula

iritasi dengan wol dan sabun.1 Seorang juga bisa sensitif terhadap formaldehid dan

obat-obatan seperti neomisin (antibiotik topikal).5

Trauma fisis dan kimiwi mungkin juga berperan, terutama bila terjadi pada

tangan; dapat pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah

kasus, stres emosional dan minuman yang mengandung alkohol dapat

menyebabkan timbulnya eksaserbasi. Lingkungan dengan kelembaban rendah

dapat pula memicu kekambuhan.1

Alergen lingkungan seperti tengu rumah dan Candida albicans pernah

dilaporkan menyebabkan dermatitis numularis. Selain itu juga ada laporan

dermatitis numularis terjadi selama penggunaan isotreotinin dan emas.3

Penggunaan emas jarang terjadi. Selain emas, pasien yang sensitif terhadap lidah

2

Page 4: Dermatitis Numularis

buaya, krim, merkuri dan pemakai metildopa bisa terjadi dermatitis numularis

tetapi jarang.6

V. Gejala Klinis

Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut

berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara

berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti

uang logam (coin), eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas. Lambat

laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta

kekuningan. Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm.

Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai lesi

dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.1 Seperti yang terlihat

pada gambar 1 dan gambar 2.8

Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, biateral atau

simetris, dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliar sampai numular bahkan

plakat. Tempat predileksi di tungkai bawah, badan, lengan termasuk punggung

tangan.

Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus

menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umunya

timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami

trauma (fenomena Kobner).1

3

Page 5: Dermatitis Numularis

Gambar 1. Lesi dermatitis numular multipel di lengan tangan.8

Gambar 2. Lesi dermatitis numular generalisata.8

4

Page 6: Dermatitis Numularis

VI. Histopatologi

Pada lesi akut ditemukan spongiosis vesikel intraepidermal, sebukan sel

radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan

akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratoisis, mungkin juga spongiosis

ringan. Dermis bagian atas fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag di sekitar

pembuluh darah. Limfosit di epidermis mayoritas terdiri dari sel T CD8,

sedangkan yang di dermis sel T CD4. Sebagian besar sel mas di dermis tipe MCTC

(Mast Cell Tryptase), berisi triptase.1

Dari penelitian lain disebutkan bahwa, terdapat peningkatan jumlah kontak

sel mas-saraf pada kulit lesi dan dermis nonlesi pada dermatitis atopi dan

deramtitis numular ketika dibandingkan dengan kulit normal. Serabut saraf

Substance P (SP) dan Calcitonin Gene-Related Peptide (CGRP) lebih sering

positif pada epidermis dan lesi lapisan papilaris dermis daripada kulit nonlesi atau

sehat pada dermatitis atopi dan dermatitis numularis. Serabut Vasoactive

Intestinal Polypetide (VIP) tidak meningkat pada lesi dermis dan tidak ada pada

epidermis dermatitis atopi dan dermatitis numularis.9

Gambar 2. Histopatologi Dermatitis Numular3

5

Page 7: Dermatitis Numularis

VII. Diagnosis

Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Sebagai

diagnosis banding antara lain ialah dermatitis kontak, dermatitis atopi,

neurodermatitis sirkumskripta, dan dermatomikosis.1

VIII. Pengobatan

Penatalaksanaan dermatitis numularis sebagai berikut:

a. Antihistamin sebagai sedatif dan mengurangi gatal.

b. Kortikosteroid sistemik maupun topikal.

c. Antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin 20-40 mg/kg BB selama 7-14 hari

atau amoksisilin 4x500 mg/hari selama 7-10 hari.

d. Jika sangat berat diobati dengan suntikan kortikosteroid intralesi seperti

triamsinolon asetonida 0,1 mg/ml (0,1 ml/suntikan).4

Bila kulit kering, diberi pelembab. Secara topikal lesi dapat diobati degan

obat antiinflamasi seperti preparat ter, glukokotikoid, takrolimus atau

pimekrolimus. Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu dengan

larutan permanganas kalikus 1:10.000. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan

pada kasus yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek.

IX. Prognosis

Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai

interval sampai dua tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh

untuk beberapa minggu sampa tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali

masih dalam pengobatan.1

6

Page 8: Dermatitis Numularis

DAFTAR PUSTAKA

1. Sularsito SA and Djuanda S. Dermatitis; in: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,

editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2009, pp 148-150.

2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews Disease of Skin Clinical

Dermatology, 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2006, p 82.

3. Burgin S. Nummular Eczema and Lichen Simplex Chronicus/Prurigo

Nodularis; in: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,

Leffel DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed.

New York: McGraw-Hill, 2008, pp 158-160;.

4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, ed 2. Jakarta: EGC,

2002, p 128.

5. American Academy of Dermatology. Nummular dermatitis: Who gets and

causes. New York: AAD. 2011. Available at http://www.aad.org/skin-

conditions/dermatology-a-to-z/nummular-dermatitis/who-gets-causes/

nummular-dermatitis-who-gets-and-causes.

6. Holden CA dan Jones JB. Eczema, Lichenification, Prurigo and

Erytrhroderma; in: Burns T, Breathnach S, Griffiths C, editors. Rook’s

Textbook of Dermatology, 7th ed, vol 1-4. Massachusetts: Blackwell Science,

2004, pp 17.18-17.20.

7. Aoyama H, Tanaka M, Hara M, Tabata N, Tagami H. Nummular eczema: an

addition of senile xerosis and unique cutaneous reactivities to environmental

aeroallergens. Dermatology. 1999: 199: 135-139.

8. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis

of Clinical Dermatology, 5th ed. New York: McGraw-Hill, 2007.

9. Jarvikallio A, Harvima IK, Naukkarinen A. Mast cells, nerves and

neuropeptides in atopic dermatitis and nummular eczema. Arch Dermatol

Res. 2003: 295: 2-7.

7

Page 9: Dermatitis Numularis

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Usia : 44 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan :PNS

Alamat : Senden 5/5 Tohudan Colomadu Karanganyar

Tanggal periksa : 20 Agustus 2011

No. RM : 858341

II. Anamnesis

A. Keluhan utama : Pasien mengeluhkan gatal pada pergelangan tangan

kanan dan pergelangan kaki kanan.

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih satu bulan lalu, pasien mengeluhkan bentol pada

pergelangan tangan kanan dan pergelangan kaki kanan. Pasien

merasakan gatal dan nyeri, tetapi tidak panas pada bentol tersebut.

Jika bentol tersebut digaruk akan mengeluarkan cairan. Bentol

tersebut semakin membesar dan mengitam. Keluhan ini diperberat

ketika pasien banyak pikiran. Pasien belum pernah berobat.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat asma : disangkal

Riwayat DM : disangkal

8

Page 10: Dermatitis Numularis

Riwayat hipertensi : disangkal

D. Riwayat Keluarga

Riwayat sakit serupa : (+) adik kandung

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat asma : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

E. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan pegawai negeri sipil.

F. Riwayat Kebiasaan

Pasien biasa mandi 2x sehari dengan sumber air PDAM. Ganti

pakaian 2x sehari, ganti kaos kaki sehari sekali. Pasien menggunakan

handuk pribadi, dicuci 2 minggu sekali.

Sehari-hari pasien makan 3x sehari dengan nasi sayur dan lauk

tempe,tahu, kadang ayam.

III. Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis

Keadaan umum : baik, compos mentis

Vital sign : dalam batas normal

Kepala : dalam batas normal

Mata : dalam batas normal

Mulut : dalam batas normal

Leher : dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas atas : lihat status dermatologis

9

Page 11: Dermatitis Numularis

Ekstremitas bawah : lihat status dermatologis

B. Status Dermatologis

Regio antebrachii dextra: plakat hiperpigmentasi dengan skuama

kasar, soliter, batas tegas dan ukuran sebesar koin.

Regio cruris distal dextra: plakat hiperpigmentasi dengan skuama

kasar, soliter, batas tegas dan ukuran sebesar koin.

Gambar 3. UKK Pasien Regio Antebrachii Dextra

Gambar 4. UKK Pasien Regio Cruris Distal Dextra

10

Page 12: Dermatitis Numularis

IV. Pemeriksaan Penunjang

Hasil : tidak ditemukan hifa jamur.

Gambar 5. Hasil Pemeriksaan Mikroskopis

V. Diagnosis Banding

Dermatitis numularis

Neurodermatitis

Tinea Corporis

VI. Diagnosis Kerja

Dermatitis Numularis

VII. Terapi

A. Nonmedikamentosa

Edukasi terhadap pasien :

1. Menghindari perlukaan terhadap kulit, termasuk garukan.

2. Menjaga kelembapan kult.

3. Menghindari stres.

11

Page 13: Dermatitis Numularis

B. Medikamentosa

1. Inerson® 0,25% (Desoximetason 0,25%) ointment, oleskan tipis-tipis,

sehari 2-3 kali pada tempat yang gatal, lalu gosok hingga merata.

2. Cetrizine tab salut selaput 10 mg, diminum 1 kali sehari.

VIII. Prognosis

Ad vitam : bonam

Ad sanam : bonam

Ad fungsionam : bonam

Ad kosmetikam : bonam

12